Você está na página 1de 5

Analisa Usaha Budidaya Lobster (Panulirus sp.

) untuk Skala Menengah

Analisa usaha merupakan perhitungan keuangan untuk mengetahui sampai dimana keberhasilan suatu usaha. Pada analisa usaha pembesaran lobster laut (Panulirus sp.) dimulai dengan menghitung biaya yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha dan keuntungan yang diperoleh dari usaha tersebut.

BIAYA INVESTASI DAN PENYUSUTAN Investasi awal merupakan modal yang harus disediakan sebelum melakukan kegiatan produksi atau usaha yaitu pada tahun ke-0 (tahun pendirian perusahaan) dengan asumsi dan persyaratan sebagai berikut: a. Dalam satu tahun dilakukan 2 kali siklus produksi, yaitu per siklus selama 6 bulan. b. Penebaran benih di keramba dengan berat 0.5 ons, asumsi harga benih Rp.30.000,- /kg. dengan tingkat kelangsungan hidup (SR) sampai panen sebesar 75%. c. Pemanenan dilakukan ketika waktu pemeliharaan sudah mencapai 6 bulan (1 siklus) dan rata-rata bobot lobster 2 ons dengan jumlah total panen 800 ekor (dalam 4 petak keramba) dengan harga jual (panen) Rp. 250.000,-/kg. d. Kelayakan usaha diperhitungkan berdasarkan Analisa Laba Rugi, B/C Ratio, Break Even Point (BEP) dan Pay Back Period (PBP).

Unsur-unsur yang termasuk dalam biaya investasi yaitu: kontruksi, peralatan yang berhubungan dengan produksi dan harus disediakan sebelum proses produksi. Biaya Penyusutan yaitu 4% dari biaya konstruksi.

Biaya Konstruksi No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Nama Balok Kayu Papan Kayu Pelampung Baut Paku Tali PE Jangkar Tali Jangkar Jaring Perahu Motor Freezer Mesin Semprot Kompresor Bak Fiber Selter (Pipa) Peralatan Kerja Biaya lain-lain TOTAL Keterangan: a. Balok kayu ukuran 7 x 14 x 400 cm. b. Papan kayu ukuran 3 x 25 x 400 cm. c. Pelampung volume 200 lt. d. Baut diameter 10 mm, panjang 250-260 mm. e. Paku 7 inchi. f. Tali PE untuk pelampung berukuran diameter 8 mm. g. Jangkar dengan berat 75 kg. h. Tali jangkar berdiameter 250 mm. i. Jaring berukuran 3 x 3 x 3 m, mesh size 0,75 imchi, D 12 dengan diameter tali ris 6 mm. j. Perahu motor temple 15 PK. k. Freezer berukuran volume 600 lt. l. Bak fiber ukuran 1 ton. Biaya Penyusutan Biaya Penyusutan = 4% biaya konstruksi = 4% x Rp. 40.075.000 = Rp. 1.603.000. Jumlah 34 24 15 90 5 10 4 20 6 1 1 1 1 1 1 1 Satuan batang lembar buah pasang kg kg buah kg buah unit unit unit unit unit unit unit Total Harga (Rp) 2.210.000 1.200.000 3.000.000 180.000 75.000 150.000 4.000.000 400.000 3.600.000 6.500.000 6.000.000 6.000.000 4.500.000 500.000 60.000 1.000.000 700.000 40.075.000

BIAYA OPERASIONAL Biaya operasional dibagi menjadi dua macam yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variabel cost). Biaya Tetap Per Tahun No. 1 2 3 4 Nama Biaya Penyusutan 4% Perawatan 5% Gaji Karyawan Listrik TOTAL Biaya Tidak Tetap Per Tahun No. Nama 1 Benih 2 Pakan Ikan Rucah 3 Bahan Bakar Solar TOTAL Biaya Operasional Biaya operasional = biaya tetap + biaya tidak tetap = Rp. 25.686.750 + Rp. 24.960.000 = Rp. 50.646.750. Jumlah 1400 900 72 Satuan ekor kg liter Total Harga (Rp) 8.400.000 9.000.000 7.560.000 24.960.000 Jumlah 2 12 Satuan orang bulan Total Harga (Rp) 1.603.000 2.003.750 21.600.000 480.000 25.686.750

Hasil produksi menghasilkan lobster (kepadatan rata-rata 200 ekor/lubang), jumlah total lubang sebanyak 4 lubang (jaring apung) sedangkan jumlah total panen per tahun sebanyak 1600 ekor (320 kg).

BIAYA PRODUKSI PER KG EKOR LOBSTER Biaya produksi per kg lobster = biaya tetap : jumlah lobster yang dipanen = Rp. 25.686.750 : 320 kg = Rp. 80.271.

PERHITUNGAN PENDAPATAN Pendapatan = 1600 ekor (320 kg) x Rp. 250.000 x 1 tahun = Rp. 80.000.000.

ANALISA LABA RUGI Analisa laba rugi = Pendapatan Biaya Total Operasional = Rp. 80.000.000 Rp. 50.646.750 = Rp. 29.353.250.

ANALISA BENEFIT COST RATIO (B/C RATIO) Analisi B/C ratio dapat digunakan untuk menilai layak tidaknya suatu usaha untuk dijalankan. Bila nilai B/C yang diperoleh sama dengan 1 (satu), berarti titik impas (cash in flows sama dengan cash out flows), sehingga perlu pembenahan. Jika nilai B/C ratio lebih besar dari 1 (satu) berarti gagasan usaha/proyek tersebut layak untuk dikerjakan dan jika lebih kecil dari 1 (satu) berarti tidak layak untuk dikerjakan. Rumus B/C ratio adalah sebagai berikut: B/C ratio = Total Pendapatan : Total Biaya Operasional B/C ratio = Rp. 80.000.000 : Rp. 50.646.750 = 1.58 (Feasible). Dari perhitungan B/C ratio dapat diketahui bahwa nilai B/C ratio pada usaha produksi pembesaran lobster tersebut menguntungkan atau feasible (go) untuk dijalankan yaitu pada angka 1.58. Bila B/C ratio < 1 usaha tidak layak untuk dijalankan, B/C ratio > 1 usaha tersebut menguntungkan sehingga usaha dapat dilanjutkan.

ANALISA BREAK EVEN POINT (BEP) Perhitungan BEP digunakan untuk menentukan batas minimum volume penjualan dimana pada titik tersebut proyek tidak untung dan tidak rugi (total revenue = total cost). Selama proyek/perusahaan masih berada di bawah titik BEP, selama itu juga perusahaan tersebut masih mengalami kerugian. Untuk menghitung BEP dapat digunakan rumus dibawah ini: Break Even Point (produksi) (BEP (Produksi)) = Total Biaya Operasional : Harga Penjualan BEP (Produksi) = Rp. 50.646.750 : Rp. 250.000 = 202 kg /tahun. Break Even Point (harga) (BEP (Harga)) = Total Biaya Operasional : Total Produksi BEP (Harga) = Rp. 50.646.750 : 320 kg = Rp.158.271/kg

Jadi usaha pembesaran lobster ini akan mengalami titik impas (BEP) pada saat menghasilkan lobster sebanyak 202 kg dengan harga per kg Rp.158.271.

ANALISA PAY BACK PERIOD (PBP) Analisa Pay Back Period adalah waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk mengembalikan investasi. Suatu indikator yang dinyatakan dalam ukuran waktu yaitu berapa lama waktu yang diperlukan untuk mengembalikan modal investasi yang dikeluarkan. Semakin cepat dalam pengembalian biaya investasi sebuah proyek, semakin baik proyek tersebut karena semakin lancar dalam perputaran modal. Analisa tersebut dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: PBP = Investasi : (Keuntungan + Penyusutan) x 1 tahun PBP = Rp. 40.075.000 : (Rp. 29.353.250 + Rp. 1.603.000) x 1 tahun PBP = 1.29 tahun. Jadi. modal investasi usaha diperkirakan akan kembali dalam jangka waktu 1 tahun 3 bulan.

KESIMPULAN Dari hasil analisis finansial diperoleh nilai keuntungan bersih Rp. 29.353.250, B/C ratio 1.58 (lebih besar dari 1), titik impas (BEP) produksi sebesar 202 Kg, titik impas (BEP) harga Rp. 158.271, Payback Period (PBP) 1.29 tahun (1 tahun, 3 bulan). Dari data analisis finansial di atas dapat disimpulkan bahwa usaha pembesaran lobster dapat dikatakan layak (feasible) untuk dilaksanakan.

Você também pode gostar