Você está na página 1de 18

ANATOMI FISIOLOGI DARAH

1. PENGERTIAN

Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo- atau hemato- yang berasal dari bahasa Yunani haima yang berarti darah. Darah memiliki warna merah yang berasal dari kandungan oksigen dan karbon dioksida di dalamnya. Adanya oksigen dalam darah diambil dengan jalan bernafas, dan zat ini sangat berguna pada peristiwa pembakaran/metabolisme di dalam tubuh.

2. KARAKTERISTIK DARAH

Darah adalah sejenis jaringan ikat yang sel-selnya (elemen pembentuknya) tertahan dan berada dalam matriks cairan (plasma). Darah lebih berat dan lebih kental dari pada air yaitu memiliki berat jenis 1,041-1,067 dengan temperatur 380C dan PH 7,37-7,45. Warna darah bervariasi dari merah terang sampai merah tua kebiruan, tergantung pada kadar oksigen yang di bawa sel darah merah. Darah pada tubuh manusia mengandung 55% plasma darah (cairan darah) dan 45% sel-sel darah (darah padat). Jumlah darah pada tubuh orang dewasa sebanyak kira-kira 1/13 dari berat badan atau sekitar 4-5 liter. Jumlah darah tersebut pada setiap orang berbeda-beda. Tergantung kepada umur, ukuran tubuh, dan berbanding terbalik dengan jumlah jaringan adiposa pada tubuh.

3. KOMPONEN DARAH Plasma 55 % dari volume darah Sel darah 45 % dari volume darah

PLASMA DARAH Air (90-92 %) : sebagai pelarut, absorbsi dan pelepasan panas Protein ( 3%) :

Albumin : dihasilkan di hati berfungsi mempertahankan tekanan osmotik agar normal (25 mmHg) Globulin : berfungsi untuk respon imun. Berisi serum darah (Cairan yang tidak mengandung unsur fibrinogen). Protein dalam serum inilah yang bertindak sebagai Antibodi terhadap adanya benda asing (Antigen). Zat antibodi adalah senyawa Gama Globulin. Tiap antibodi bersifat spesifik terhadap antigen dan reaksinya bermacam-macam. - Antibodi yang dapat menggumpalkan antigen Presipitin. - Antibodi yang dapat menguraikan antigen Lisin. - Antibodi yang dapat menawarkan racun Antitoksin.

Fibrinogen ; berfungsi untuk pembekuan darah. 0,9% (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam fosfat,

Mineral

magnesium, kalsium dan zat besi) Bahan Organik 0,1% (glukosa, lemak, asam urat, kreatinin, kolesterol,

gliserin dan asam amino) Zat hasil produksi sel, meliputi : o o o hormon enzim antibodi

Zat hasil sisa metabolisme, meliputi : o o urea asam ureat

Gas-gas pelepasan, meliputi : o o o O2 CO2 N2

SEL DARAH
Leukosit

Eritrosit Tromboasist

Gambar : Sel Darah Manusia

Eritrosit

Merupakan bagian utama dari sel darah. Berupa cakram kecil bikonkaf, cekung pada kedua sisinya, sehingga dilihat dari samping nampak seperti dua buah bulan sabit yang saling bertolak belakang. Berdiameter 8 mikron, dan mempunyai ukuran ketebalan sebagai berikut: pada bagian yang paling tebal, tebalnya 2 mikron, sedangkan pada bagian tengah tebalnya 1 mikron atau kurang. Volume rata-rata sel darah merah adalah sebesar 83 mikron kubik. Dalam setiap millimeter kubik darah terdapat 5.000.000 sel darah. Strukturnya terdiri atas pembungkus luar atau stroma, berisi massa hemoglobin. Hemoglobin merupakan protein kompleks terdiri atas protein, globin dan pigmen hem (mengandung besi). Jadi besi penting untuk Hb. Kebutuhan besi pria dan wanita berbeda karena pria hanya kehilangan 1 mg besi/hari sedangkan wanita kehilangan sampai 20 mg besi selama menstruasi normal. Hemoglobin dirombak kemudian dijadikan pigmen Bilirubin (pigmen empedu). Konsentrasi sel-sel darah merah di dalam darah pada pria normal jumlah rata-rata sel-sel darah merah per millimeter kubik adalah 5.200.000 dan pada wanita normal jumlahnya 4.700.000 . Jumlah sel-sel darah merah

ini bervariasi pada kedua jenis kelamin, perbedaan umur, ketinggian tempat seseorang. Fungsi sel darah merah antara lain : 1. Sel darah merah berfungsi mengedarkan O2 ke seluruh tubuh. Sel darah merah akan mengikat oksigen dari paruparu untuk diedarkan ke seluruh jaringan tubuh dan mengikat karbon dioksida dari jaringan tubuh untuk dikeluarkan melalui paruparu. Pengikatan oksigen dan karbon dioksida ini dikerjakan oleh hemoglobin yang telah bersenyawa dengan oksigen yang disebut oksihemoglobin (Hb + oksigen 4 Hb-oksigen) jadi oksigen diangkut dari seluruh tubuh sebagai oksihemoglobin yang nantinya setelah tiba di jaringan akan dilepaskan: Hb-oksigen Hb + oksigen, dan seterusnya. Hb tadi akan bersenyawa dengan karbon dioksida dan disebut karbon dioksida hemoglobin (Hb + karbon dioksida Hb-karbon dioksida) yang mana karbon dioksida tersebut akan dikeluarkan di paruparu. 2. Berfungsi dalam penentuan golongan darah. 3. Eritrosit juga berperan dalam sistem kekebalan tubuh. Ketika sel darah merah mengalami proses lisis oleh patogen atau bakteri, maka hemoglobin di dalam sel darah merah akan melepaskan radikal bebas yang akan menghancurkan dinding dan membran sel patogen, serta membunuhnya. 4. Eritrosit juga melepaskan senyawa S-nitrosothiol saat hemoglobin terdeoksigenasi, yang juga berfungsi untuk melebarkan pembuluh darah dan melancarkan arus darah supaya darah menuju ke daerah tubuh yang kekurangan oksigen.

Leukosit

Rupanya bening dan tidak berwarna, bentuknya lebih besar dari sel darah merah, tetapi jumlahnya lebih kecil. Jumlah sel pada orang dewasa berkisar antara 6000 9000 sel/cc darah. Jumlah sel tersebut bergantung dari bibit penyakit/benda asing yang masuk tubuh. Peningkatan jumlah leukosit merupakan petunjuk adanya infeksi. Lekopeni (berkurangnya jumlah leukosit sampai di bawah 6000 sel/cc darah), Lekositosis (Bertambahnya jumlah leukosit melebihi normal di atas 9000 sel/cc darah).

Fungsi sel darah putih antara lain : Mengepung daerah yang terkena infeksi atau cedera Menangkap organisme hidup dan menghancurkannya Menyingkirkan bahan lain seperti kotoran-kotoran, serpihan kayu, benang jahitan (catgut), dll dengan cara yang sama. Sebagai tambahan granulosit memiliki enzim yang dapat memecah protein, yang memungkinkan merusak jaringan tubuh, menghancurkan dan membuangnya. Dengan ini jaringan yang sakit atau terluka dapat dibuang dan dimungkinkan sembuh. Sebagai hasil kerja fagositik dari sel darah putih, peradangan dapat dihentikan sama sekali. Bila kegiatannya tidak dapat berhasil dengan sempurna, maka dapat terbentuk nanah. Nanah berisi jenazah dari kawan dan lawan. Fagosit yang terbunuh dalam perjuangannya melawan kuman yang menyerbu masuk disebut sel nanah.
5

Jenis Leukosit Granulosit Lekosit yang di dalam sitoplasmanya memiliki butir-butir kasar (granula). Berasal dari sel induk di sumsum tulang merah dari mieloblas menjadi mielosit sebelum berdiferensiasi menjadi salah satunya Jenisnya adalah eosinofil, basofil dan netrofil. Netrofil : (ada dua jenis sel yaitu netrofil batang dan netrofil segmen). Disebut juga sebagai sel-sel PMN (Poly Morpho Nuclear). Berfungsi sebagai fagosit. fungsi utamanya melindungi terhadap benda asing yang masuk tubuh khususnya kuman dan melenyapkan bahan limbah. Sel-sel ini tertarik ketempat infeksi ke tempat infeksi oleh substansi kimia yang dilepaskan oleh sel-sel cedera Eosinofil : mengandung granola berwama merah (warna eosin) disebut juga asidofil. Berfungsi pada reaksi alergi (terutama infeksi cacing). Banyak diantaranya bermigrasi keluar pembuluh darah menuju daerah tubuh yang terpapar misalnya jaringan ikat dibawah kulit, membran mukosa saluran nafas dan cerna, pelapis vagina dan rahim. Fungsi eosinofil melindungi tubuh terhadap bahan asing (parasit). Basofil : mengandung granula berwarna biru (warna basa). Berfungsi pada reaksi alergi. Sel ini menggetahkan histamin, yang menimbulkan vasodilatasi dan meningkatkan permeabilitas

dinding kapiler. Hal ini mempermudah fagosit dan substansi protektif lain spt zat anti, tiba dicelah jaringan bersama sel mast mengumpul didaerah radang yang menyembuh.

Agranulosit Lekosit yang sitoplasmanya tidak memiliki granola. Jenisnya adalah limfosit dan monosit. Monosit : sel mononuklir besar asal sumsum tulang merah. Beredar di dalam darah, berfungsi terutama di jaringan sesudah berkembang menjadi makrofag. Keduanya menghasilkan

interleukin 1 yang bekerja pada hipotalamus, menaikkan suhu badan pada infeksi dengan kuman, merangsang pembentukan globulin oleh hati dan meningkatkan produksi limfosit T aktif.
6

Limposit : ada dua jenis limposit Limposit-T, diaktifkan o/ timosin dalam kel timus Limposit-B, diaktifkan dalam jaringan limpoid. Sebagian beredar dalam darah dan lainnya menetap di jaringan limpoid, bila limposit aktif bertemu anti gen maka masing2 dapat berkembang menjadi sel efektor yang menghadapi anti gen itu dan sel memori yang menetap dalam jaringan limpoid (apabila serangan kedua, sudah dikenali).

Trombosit

Trombosit merupakan keping darah, asalnya dari sel megakariosit dalam sumsum tulang merah. Jumlah normalnya berkisar antara 200.000 350.000 per mm3 darah. Fungsinya yaitu memegang peranan penting dalam pembekuan darah. Jika banyaknya kurang dari normal, maka apabila terdapat luka dan darah tidak segera membeku sehingga timbul pendarahan yang terus menerus. Trombosit lebih dari 300.000 disebut trombositosis. Trombosit yang kurang dari 200.000 disebut trombositopenia. Di dalam plasma darah terdapat suatu zat yang turut membantu terjadinya peristiwa pembekuan darah, yaitu Ca2+ dan fibrinogen. Fibrinogen mulai bekerja apabila tubuh mendapat luka. Di dalam trombosit terdapat banyak sekali faktor pembeku

(Hemostasis) antara lain adalah Faktor VIII (Anti Haemophilic Factor) Jika seseorang secara genetis trombositnya tidak mengandung faktor tersebut, maka orang tersebut menderita Hemofili. Pada penyakit demam berdarah, jumlahnya sangat menurun (dikatakan trombositopeni) dan pasien cenderung berdarah dibawah kulit (purpura) atau di selaput lendir.

4. PROSES PEMBENTUKAN SEL DARAH

Proses pembentukan sel darah terjadi awal masa embrional, sebagian besar

pada hati dan sebagian kecil pada limpa. Pada minggu ke 20 masa embrional mulai terjadi pada sumsum tulang. Semakin besar janin peranan pembentukan sel darah

terjadi pada sumsum tulang. Setelah lahir semua sel darah dibuat disumsum tulang, kecuali limposit yang juga dibentuk di kelenjar limpe, thymus dan lien. Setelah usia 20 tahun sumsum tulang panjang tidak memproduksi lagi sel darah kecuali bagian proxial humerus dan tibia. Siklus Hidup Sel Darah Merah Pembentukan sel darah merah. Sel darah merah dibentuk di dalam sumsum tulang, terutama dari tulang pendek, pipih dan tak beraturan, dari jaringan kanselus pada ujung tulang pipa dan dari sumsum dalam batang iga-iga dan dari sternum. Di dalam sumsum tulang terdapat banyak sel pluripoten hemopoietik stem yang dapat membentuk berbagai jenis sel darah. Sel-sel ini akan terus menerus direproduksikan selama hidup manusia, walaupun jumlahnya akan semakin berkurang sesuai dengan bertambahnya usia. Sel pertama yang akan dapat diketahui termasuk ke dalam rangkaian sel-sel darah merah dapat disebut sebagai proeritroblas. Dengan rangsangan yang sesuai maka dari sel-sel stem ini dapat dibentuk banyak sekali sel-sel. Sekali proeritroblas ini terbentuk, maka ia akan membelah beberapa kali sampai akhirnya akan terbentuk 8 sampai 16 sel-sel darah merah yang matur. Sel-sel baru dari generasi pertama ini disebut sebagai basofil eritroblas sebab dapat dicat dengan zat warna basa, dan sel-sel ini pada saat ini akan mengumpulkan sedikit sekali hemoglobin. Tetapi pada generasi berikutnya yang disebut sebagai polikromatofil eritroblas akan mulai terbentuk cukup hemoglobin sehingga sel-sel ini mempunyai gambaran polikromatofil. Sesudah terjadi pembelahan lainnya atau selebihnya, maka akan terbentuk lebih banyak lagi hemoglobin dan sel-sel ini lalu disebut sebagai ortokromatik eritroblas
8

dimana warnanya sekarang dapat menjadi merah oleh karena adanya hemoglobin. Akhirnya, bila sitoplasma dari sel-sel ini sudah dipenuhi oleh hemoglobin sehingga mencapai konsentrasi 34%, maka nukleus akan memadat sampai ukurannya menjadi kecil dan terdorong dari sel. Pada saat yang sama retikulum endoplasma akan mereabsorbsi. Dimana pada tahap ini sel tersebut disebut sebagai retikulosit oleh karena masih mengandung sedikit bahan-bahan basofilik mengandung sisa-sisa Golgi, mitokondria dan sedikit organela sitoplamik yang lain. Pada tahap retikulosit ini sel-sel tersebut akan berjalan masuk ke dalam darah kapiler dengan cara diapedesis (terperas melalui pori-pori membran). Bahan-bahan basofilik yang tesisa di dalam retikulosit tada dalam keadaan normalnya akan menghilang dalam waktu satu sampai dua hari dan sel ini lalu disebut sebagai eritrosit matur. Oleh karena waktu hidup eritrosit ini pendek, maka pada umumnya konsentrasi seluruh sel-sel darah merah dalam darah itu pada keadaan normal jumlahnya kurang dari 1%. Rata-rata panjang hidup darah merah kira-kira 115 hari. Sel menjadi usang, dan dihancurkan dalam sistema retikulo-endotelia, terutama dalam limpa dan hati. Globin dari hemoglobin dipecah menjadi asam amino untuk digunakan sebagai protein dalm jaringanjaringan dan zat besi dalam hem dari hemoglobin dikeluarkan untuk digunakan dalam pembentukan sel darah merah lagi. Sisa hem dari hemoglobin diubah menjadi bilirubin (pigmen kuning) dan biliverdin yaitu yang berwarna kehijau-hijauan yang dapat dilihat pada perubahan warna hemoglobin yang rusak pada luka memar. Siklus Hidup Sel Darah Putih Pembetukan sel darah putih. Sel-sel darah putih dibentuk di dalam sumsum tulang, terutama granulosit akan disimpan di dalam sumsum sampai mereka diperlukan di dalam sistem sirkulasi. Kemudian bila kebutuhannya meningkat, maka bermacam-macam faktor yang akan meneyebabkan granulosit tersebut dilepaskan. Dalam keadaan normal granulosit yang bersikulasi di dalam seluruh aliran darah kira-kira tiga kali daripada jumlah granulosit yang disimpan dalam sumsum. Jumlah ini sesuai dengan persediaan granulosit selama 6 hari. Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk pembentukan sel-sel darah putih. Pada umumnya untuk pembentukan sel-sel darah putih itu juga sangat membutuhkan vitamin-vitamin dan asamasam amino seperti halnya kebanyakan sel-sel yang lain dalam tubuh. Terutama bila sampai kekurangan asam folat, suatu senyawa vitamin B kompleks, yang menghambat pembentukan sel-sel darah merah. Juga pada gangguan metabolisme yang parah, maka produksi sel-sel darah putih mungkin akan sangat berkurang walaupun sebenarnya sel-sel ini lebih dibutuhkan daripada keadaan-keadaan yang biasa.
9

Siklus Hidup Trombosit (Trombopoesis) Proses pembentukan trombosit terjadi di sumsum tulang yang dimulai dari pluripotent stem cell yang berdiferensiasi menjadi colony forming granulocyte, erythroid, monocyte, megakaryocyte (CFU-GEMM) dengan bantuan thrombopoetin. CFU-GEMM berdiferensiasi lagi menjadi CFU-MEG yang dipengaruhi oleh IL-3, IL-6, IL-11, GCFS, dan thrombopoetin. Kemudian CFU-MEG berkembang menjadi megakarioblast dibantu oleh TPO, EPO, IL-3, IL-6, dan IL-11. Selanjutnya megakarioblast berkembang menjadi megakariosit, sitoplasma megakariosit terfragmentasi, dan terbentuklah trombosit. Sebuah sel megakariosit mampu menghasilkan 4000 trombosit. Interval waktu dari diferensiasi stem sel sampai dihasilkan trombosit sekitar 7-10 hari dan dalam keadaan normal angka trombosit menunjukkan 150.000-400.000/L. Volume trombosit berkurang saat matang dalam sirkulasi karena trombosit muda dapat memakan waktu 24-36 jam dalam limfa setelah dibebaskan dari sumsum tulang dan sampai sepertiga pengeluaran trombosit sumsum tulang dapat dijerat pada satu waktu dalam limfa normal.

5. PROSES PEMBEKUAN DARAH

Hemostasis

dan

koagulasi

merupakan

serangkaian

kompleks

reaksi

yang

menyebabkan pengendalian pendarahan melalui pembentukan trombosit dan bekuan fibrin pada tempat cedera. Hemostasis berasal dari kata haima (darah) dan stasis (berhenti), merupakan proses yang amat kompleks, berlangsung terus menerus dalam mencegah kehilangan darah secara spontan, serta menghentikan pendarahan akibat kerusakan sistem pembuluh darah. Proses ini mencakup pembekuan darah (koagulasi) dan melibatkan pembuluh darah, agregasi trombosit (platelet) serta protein plasma baik yang menyebabkan pembekuan maupun yang melarutkan bekuan. Trombosit berfungsi dalam hemostatis (penghentian perdarahan) dan perbagian pembuluh darah yang robek. Apabila terjadi luka dan darah keluar, trombosit akan bersentuhan dengan permukaan luka yang kasar, akan pecah dan mengeluarkan tromboplastin/trombokinase. Mekanisme homeostatis dan pembekuan darah melibatkan suatu rangkaian proses yang cepat yaitu Vasokonstriksi Jika pembuluh darah terpotong, trombosit pada sisi yang rusak melepas serotonin

10

dan tromboksan A (prostaglandin), yang menyebabkan otot polos dinding pembuluh darah berkonstriksi. Hal ini pada awalnya akan mengurangi darah yang hilang. Plug Trombosit Trombosit membengkak, menjadi lengket, dan menempel pada serabut kolagen dinding pembuluh darah yang rusak, membentuk plug trombosit. Trombosit melepas ADP untuk mengaktivasi trombosit lain, sehingga mengakibatkan agregasi trombosit untuk memperkuat plug. Jika kerusakan pembuluh darah sedikit, maka plug trombosit mampu menghentikan perdarahan. Jika kerusakannya besar, maka plug trombosit dapat mengurangi perdarahan, sampai proses pembekuan terbentuk.

Gambar : Proses Pembekuan Darah

Dari uraian tersebut, secara ringkas dapat disimpulkan bahwa untuk proses pembekuan darah diperlukan trombokinase, Ca++, vitamin K, protrombin. Jika salah satu komponen tidak ada, proses pembekuan darah akan terhambat. Hemofilia merupakan penyakit bawaan, yaitu seseorang tidak mampu menghasilkan zat antihemofili, sehingga darahnya sukar membeku jika terjadi luka. Penyakit itu merupakan warisan yang diturunkan dari kedua orang tua.

6. SIRKULASI DARAH

Manusia memiliki sistem peredaran darah tertutup yang berarti darah mengalir dalam pembuluh darah dan disirkulasikan oleh jantung. Sistem kardiovaskuler mendistribusikan darah ke seluruh tubuh melalui sistem peredaran darah (sirkulasi darah). Sirkulasi darah terbagi menjadi 2 bagian yaitu

11

Sirkulasi pulmonal ( Sistem peredaran kecil). Darah yang kehabisan oksigen dan mengandung banyak karbondioksida dari seluruh

tubuh mengalir melalui 2 vena berbesar (vena kava) menuju ke dalam atrium kanan setelah atrium kanan terisi darah, dia akan mendorong darah ke dalam ventrikel kanan. Darah dari ventrikel kanan akan dipompa melalui katup pulmoner ke dalam arteri pulmonalis, menuju ke paru-paru. Darah akan mengalir melalui pembuluh yang sangat kecil (kapiler) yang mengelilingi kantong udara di paru-paru, menyerap oksigen dan melepaskan karbondioksida yang selanjutnya dihembuskan. Darah yang kaya akan oksigen mengalir di dalam vena pulmonalis menuju ke atrium kiri. Peredaran darah diantara bagian kanan jantung, paru-paru dan atrium kiri disebut sirkulasi pulmoner. Dari pemahaman itu maka : Arteri Pulmonalis adalah satu satunya aretri yang kaya Carbon dioksida

Sirkulasi sistemik (Sistem peredaran darah besar) Sirkulasi sistemik atau peredaran darah besar / Magna sirkulatoria adalah srikulasi

darah dari jantung (ventrikel kiri) ke seluruh tubuh (kecuali paru-paru).( Jantung - Tubuh Jantung ). Darah dari ventrikel kiri dipompakan ke seluruh tubuh melalui aorta, kemudian pembuluh darah Aorta bercabang-cabang menjadi arteri dan arteri bercabang lagii membentuk aeteriol / arteri yang lebih kecil yang tersebar dan bisa mengakses ke seluruh sel tubuh kita . Selanjutnya darah dikembalikan ke jantung bagian kanan tepatnya ke serambi kanan)/ ventrikel dexter melalui vena cava baik Vena cava superior ( tubuh sebelah atas jantung ) maupun Vena cava inferior. Sirkulasi darah antara jantung dan seluruh tubuh berjalan satu arah. Darah dari ventrikel kanan dialirkan ke paru-paru kemudian kembali ke jantung dan diedarkan ke seluruh tubuh dari ventrikel kiri melalui aorta. Aorta akan bercabang-cabang menjadi arteri, arteriola / pembuluh kapiler. Selanjutnya dikembalikan ke jantung melalui venula -vena - vena cava (pembuluh balik).

7. FUNGSI DARAH a. Termoregulasi (pengatur suhu tubuh) b. Homeostasis (mengatur keseimbangan zat, pH regulator) c. Fungsi transportasi

12

Mengangkut oksigen dari paru-paru untuk diedarkan keseluruh jaringan tubuh dan mengangkut karbon dioksida dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paru-paru.

Mengambil zat-zat makanan dari usus halus untuk diedarkan dan dibagikan ke seluruh jaringan atau alat tubuh. Mengangkut hormon dari kelenjar endokrin Mengangkat atau mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh untuk dikeluarkan melalui ginjal dan kulit.

d. Fungsi pertahanan tubuh (imuno) Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit dan racun dalam tubuh dengan perantaraan leukosit dan antibody atau zatzat anti racun. e. Menutup luka. Kulit merupakan penghalang masuknya beberapa macam bakteri kedalam tubuh yang dilengkapi dengan cairan berupa lendir dan zat-zat kimia. Jika kulit rusak,misalnya luka atau lecet, kemungkinan bakteri dapat masuk. Sel darah putih keluar dari kapiler untuk melawan bakteri yang masuk. Kalau sel darah putih tidak dapat bertahan maka sel darah putih akan mati bersama dengan jaringan yang berada di sekitarnya dan menimbulkan bengkak serta membentuk nanah.

8. KELAINAN PADA DARAH

Anemia /Penyakit Kurang Darah Anemia adalah suatu kondisi di mana tubuh kita kekurangan darah akibat kurangnya kandungan hemoglobin dalam darah. Akibatnya tubuh akan kekurangan oksigen dan berasa lemas karena hemoglobin bertugas mengikat oksigen untuk disebarkan ke seluruh badan.

Hemofilia / Penyakit Darah Sulit Beku Hemofilia adalah suatu penyakit atau kelainan pada darah yang sukar membeku jika terjadi luka. Hemofili merupakan penyakit turunan.

Hipertensi /Penyakit Darah Tinggi

13

Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang diakibatkan oleh adanya penyempitan pembuluh darah dengan sistolis sekitar 140-200 mmHg serta tekanan diastolisis kurang lebih antara 90-110 mmHg. Hipotensi /Penyakit Darah Rendah Hipotensi adalah tekanan darah rendah dengan tekanan sistolis di bawah 100 mmHg (millimeter Hydrargyrum / mili meter air

raksa)(Hydrargyrum = air raksa). Varises /Penyakit Otot Nimbul Varises adalah pelebaran pada pembuluh vena yang membuat pembuluh dasar membesar dan terlihat secara kasat mata yang umumnya terdapat pada bagian lipatan betis. Penyakit Kuning Bayi Penyakit kuning pada anak bayi adalah kelainan akibat adanya gangguan kerusakan sel-sel darah oleh aglutinin sang ibu. Sklerosis Sklerosis adalah penyakit kelainan pada pembuluh nadi sistem transportasi yang menjadi keras. Miokarditis Miokarditis adalah suatu kelainan akibat terjadinya radang pada otot jantung. Trombus /Embolus Trombus adalah kelainan yang terdapat pada jantung yang disebabkan oleh adanya gumpalan di dalam nadi tajuk. Leukimia / Penyakit Kanker Darah Leukimia adalah penyakit yang mengakibatkan produksi sel darah putih tidak terkontrol pada sistem transportasi.

9. PENGGOLONGAN DARAH

Golongan darah adalah pengklasifikasian darah dari suatu individu berdasarkan ada atau tidak adanya zat antigen warisan pada permukaan membran sel darah merah. Hal ini disebapkan karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah tersebut. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah
14

penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian.

a. Sistem ABO Golongan darah sistem ABO yang diperkenalkan oleh K.Landsteineir pada tahun 1900an. Sistem tersebut dibagi menjadi 4 golongan darah, yaitu golongan darah A, B, AB dan O. Dasar pembagian golongan darah sistem ini adalah ada tidaknya aglutinogen atau antigen pada sel darah merah seseorang. Sistem golongan darah ABO yaitu :

GOLONGAN A B AB O

AGLUTINOGEN/ ANTIGEN A B A dan B -

AGLUTININ /ANTIBODI Anti Anti dan

DONOR YANG SESUAI A dan O B dan O A, B, dan O O

Table : Sistem Golongan Darah ABO

Golongan darah sistem ABO ini termasuk jenis alel ganda dimana alel yaitu anggota dari sepasang gen yang menunjukan sifat sifat yang kontras. Alel alel yang menentukan jenis golongan darah seseorang terdiri atas alel IA, IB,dan IO. Alel IA dan IB masing masing dominan terhadap IO, sedangkan IA terhadap IB bersifat kodominan. Oleh sebab itu, kemungkinan genotipe dari setiap genotipe golongan darah adalah sebagai berikut :

FENOTIPE Golongan darah A Golongan darah B Golongan darah AB Golongan darah O

GENOTIPE IAIA,IAIO IBIB, IBIO IAIB IOIO

Table : Genotip dan Fenotip dari Golongan Darah

15

Ibu/Ayah O A B AB

O O O, A O, B A, B

A O, A O, A O, A, B, AB A, B, AB

B O, B O, A, B, AB O, B A, B, AB

AB A, B A, B, AB A, B, AB A, B, AB

Tabel 1: Tabel pewarisan golongan darah kepada anak

b. Sistem MN Golongan darah sistem MN diperkenalkan oleh K.Landsteiner dan P.Levine pada 1927. Golongan darah tersebut dibagi menjadi 3 yaitu, golongan darah M, N, dan MN. Golongan darah ini tidak begitu diperhitungkan dalam dunia medis karena tidak ada kasus aglutinasi seperti yang dapat terjadi pada sistem ABO. Oleh karena itu, meski terjadi ketidaksesuaian golongan darah antara resipien dan donor pada saat transfusi, tidak akan berakibat fatal bagi resipien. Penentuan jenis golongan darah pada sistem MN juga berdasarkan pada ada tidaknya aglutinogen pada sel darah merah, tetapi tidak dikenal adanya agglutinin. Jumlah alel yang menentukan golongan darah seseorang hanya ada 2, yaitu IM dan I N. Kedua alel tersebut bersifat kodominan.

FENOTIPE M N MN

AGLUTINOGEN M N NM

GENOTIP IMIM ININ IMIN

Table : Golongan darah sistem MN

c. Sistem Rhesus K.Landsteiner dan A.S.Wiener pada 1940 memperkenalkan golongan darah system rhesus (Rh) dan mengelompokan menjadi golongan dua golongan, yaitu golongan Rh positif dan Rh negatif. Seseorang bergolongan darah Rh positif jika dalam sel darahnya mengandung antigen Rh. Gen yang bertanggung jawab dalam pembentukan antigen Rh adalah gen dominan R sedangkann gen resesif r menyebabkan orang tidak mampu membentuk antigen Rh.Dengan demikian, kemungkinan genotipe golongan darah Rh positif adalah RR dan Rr, Sedangkan genotif golongan darah Rh negatif adalah rr.
16

Dalam keadaan normal, baik yang bergolongan darah Rh positif maupun Rh negatif dalam sel darah merah maupun plasma darah tidak dibentuk zat anti Rh. Tetapi jika seseorang bergolongan darah Rh negatif mendapat donor darah dari orang lain yang bergolongan darah Rh positif, tubuh orang tersebut akan dirangsang untuk membentuk zat anti Rh yang akan menghancurkan antigen Rh yang berasal darah donor. Keadaan ini juga akan berlaku terhadap seorang perempuan bergolongan darah Rh negatif yang mempunyai suami Rh positif homozigot. Jika wanita tersebut hamil, anak yang dikandungnya selalu darah Rh positif. Pada saat janin memperoleh nutrisi dari darah ibu, berarti antigen-Rh yang berasal dari darah bayi akan menuju darah ibu. Hal tersebut menyebabkan pembentukan zat anti Rh dalam darah ibu yang dirangsang oleh masuknya antigen Rh janin. Pada saat darah ibu yang sudah mengandung zat anti Rh masuk ke tubuh bayi, dalam tubuh bayi terjadi kerusakan pada sel darah merah dan banyak terbentuk eritroblast, yaitu sel darah muda yang berinti dan mempunyai kemampuan mengikat oksigen yang rendah. Pada saat kelahiran anak pertama, kemungkinan bayi masih bisa lahir dan hidup dengan baik.Hal tersebut disebabkan karena jumlah zat anti Rh yang berasal dari darah ibu masih sedikit sehingga sel darah merah bayi yang rusak juga tidak terlalu banyak. Akan tetapi, pada kelahiran kedua dan seterusnya biasanya janin mengalami kematian. Kejadian tersebut dikenal dengan eritroblastosis fetalis.

17

SUMBER PUSTAKA
http://www.codingwear.com/blog/bacaan-65-Fungsi-Sel-Darah-Merah.html http://garda-pengetahuan.blogspot.com/2012/07/pengertian-dan-fungsi-sel-darah-merah.html http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-ikamaryani-5251-2-bab2.pdf http://iiiiiiiiiiiiiwww.tromboplus.com/2011/02/blog-post_07.html http://tutorialbekas.blogspot.com/2012/01/skenario-3-blok-hematologi.html http://www.scribd.com/doc/55620042/22/Proses-Pembekuan-Darah http://cimobi.blogspot.com/2009/11/proses-pembekuan-darah.html http://ikmalinzancita.blogspot.com/2012/06/mekanisme-peredaran-darah-pada-manusia.html http://skp.unair.ac.id/repository/Guru-Indonesia/sistemsirkulasidar_ChaidarWarianto_43.pdf http://sierra1010.wordpress.com/2009/03/25/sistem-sirkulasi-darah-pada-hewan-danmanusia/ http://pelajaribiologi.blogspot.com/2012/04/sistem-peredaran-darah.html http://id.shvoong.com/medicine-and-health/1994840-fungsi-darah/ http://www.scribd.com/doc/55620042/2/Fungsi-Darah http://id.wikipedia.org/wiki/Golongan_darah http://www.scribd.com/doc/28624179/PENDAHULUAN
http://ettaabu.blogspot.com/2011/06/anatomi-and-fisiologi-darah.html http://www.scribd.com/doc/45741677/Anatomi-fisiologi-darah http://mhswkprwtn.blogspot.com/2012/06/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html http://anfis-mariapoppy.blogspot.com/2011/01/darah.html

18

Você também pode gostar