Você está na página 1de 19

MAKALAH BIOTEKNOLOGI

PRODUK BIOTEKNOLOGI VAKSIN


OLEH KELOMPOK 1 : INGRIANI TAN DJINDADI PUSPHITA SARI TEPPA HETY MAAREBIA MARSELINO TANDAJU

Dosen Pengajar : Olvie S Datu, S.Farm., Apt

YAYASAN GMIM Ds. A.Z.R. WENAS UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA TOMOHON FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN FARMASI 2014
1

KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang teramat dalam, patut di panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah berkenan memelihara dan memberikan Rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Dan dalam makalah ini akan menyajikan tentang apa yang menjadi pembahasannya yaitu: Produk-produk bioteknologi. yang mana makalah ini disususn bertujuan untuk memenuhi tugas mata BIOTEKNOLOGI dalam menempuh pendidikan diperguruan tinggi Khususnya Jurusan Farmasi Di Tomohon. Untuk itu dalam penyajiannya akan didefinisikan secara rinci meliputi pembahasan tersebut. Tak lupa juga kami mengucapkan terimah kasih kepada: enci OLVIE S. DATU .S,Farm.,Apt Sebagai dosen pengajar dalam membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyelesaian makalah ini, dan kepada seluruh pihak yang telah membantu serta memberikan dukungan baik moril maupun materil sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi kami sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan keterbatasan dalam penyajian data dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini berguna dan dapat menambah pengetahuan pembaca. Demikian makalah ini kami susun, apabila ada kata- kata yang kurang berkenan dan banyak terdapat kekurangan, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.. Syallom,,, Tomohon, 26 maret 2013

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. 1 DAFTAR ISI ............................................................................................................... 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ....................................................................................................... 3 1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 3 1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................... 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bioteknologi ........................................................................................................... 4 2.2 Perkembangan bioteknologi dalam berbagai bidang ............................................. 5 1. Bioteknologi dalam produksi pangan .............................................................. 5 2. Bioteknologi dalam perbanyakan tanaman...................................................... 6 3. Bioteknologi dalam industri ............................................................................ 6 4. Bioteknologi dalam rekayasa genitik ............................................................. 7 5. Bioteknologi kedokteran dan produksi obat ................................................... 9 6. Bioteknologi penambangan ........................................................................... 10 7. Bioteknologi dalampenyelesaian masalah pencemaran .................................. 11 8. Bioteknologi dalam pemberantas hama ........................................................... 11 2.3 Rekayasa genetika .................................................................................................. 12 2.4 Produk vaksin ......................................................................................................... 12 2.5 Virus Hepatitis B .................................................................................................... 13 1. Tahapan pembuatan vaksin ............................................................................ 14 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 17 3.2 Saran . Daftar Pustaka ... 17 18

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan bioteknologi secara umum sejalan dengan perrkembangan di bidang biologi molecular, peran bioteknologi ke depan akan tetap memberikan dampak yang sangat besar pada bidang pertanian, kesehatan, lingkungan dan ekonomi pada umumnya. Innovasi dibidang pangan dan farmasi telah menunjukan potensi yang besar bioteknologi untuk mengembangkan berbagai macam produk, rekayasa tanaman tahan penyakit dan tahan perubahan iklim, pestisida alami, teknologi bioremediasi untuk lingkungan, bahan- bahan farmasi terapitik, bahan kimia lain dan enzyme yang dapat meningkatkan efisiensi produksi. Indonesia mempunyai posisi strategis dalam memanfaatkan kekayaan alam, namun hingga kini peran bioteknologi masih jauh dari harapan. Oleh karena itu diperlukan suatu kesamaan presepsi dalam mengembangkan bioteknologi di Indonesia.

1.2 RUMUSAN MASALAH 1) Apakah yang dimaksud dengan bioteknologi ? 2) Apa perkembangan bioteknologi dalam berbagai bidang? 3) Apa rekayasa genetika? 4) Apa virus hepatitis B?

1.3 TUJUAN PENULISAN Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain adalah sebagai berikut : 1) Untuk mengetahui produk produk bioteknologi. 2) Untuk mengetahui perkembangan bioteknologi dalam berbagai bidang. 3) Untuk mengetahui rekayasa genetika. 4) Untuk mengetahui virus hepatitis B.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 BIOTEKNOLOGI Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Saat ini, perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari pada biologi semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni lain, seperti biokimia, komputer, biologi molekular, mikrobiologi, genetika, kimia, matematika, dan lain sebagainya. Dengan kata lain, bioteknologi adalah ilmu terapan yang menggabungkan berbagai cabang ilmu dalam proses produksi barang dan jasa. Bioteknologi secara sederhana sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Sebagai contoh, di bidang teknologi pangan adalah pembuatan bir, roti, maupun keju yang sudah dikenal sejak abad ke-19, pemuliaan tanaman untuk menghasilkan varietas-varietas baru di bidang pertanian, serta pemuliaan dan reproduksi hewan. Di bidang medis, penerapan bioteknologi pada masa lalu dibuktikan antara lain dengan penemuan vaksin, antibiotik, dan insulin walaupun masih dalam jumlah yang terbatas akibat proses fermentasi yang tidak sempurna. Perubahan signifikan terjadi setelah penemuan bioreaktor oleh Louis Pasteur. Pada masa ini, bioteknologi berkembang sangat pesat, terutama di negara negara maju. Kemajuan ini ditandai dengan ditemukannya berbagai macam teknologi semisal rekayasa genetika, kultur jaringan, DNA rekombinan, pengembangbiakan sel induk, kloning, dan lain-lain. Penerapan bioteknologi pada masa ini juga dapat dijumpai pada pelestarian lingkungan hidup dari polusi. Sebagai contoh, pada penguraian minyak bumi yang tertumpah ke laut oleh bakteri, dan penguraian zat-zat yang bersifat toksik (racun) di sungai atau laut dengan menggunakan bakteri jenis baru. Kemajuan di bidang bioteknologi tak lepas dari berbagai kontroversi yang melingkupi perkembangan teknologinya. Sebagai contoh, teknologi kloning dan

rekayasa genetika terhadap tanaman pangan mendapat kecaman dari bermacam-macam golongan. Bioteknologi secara umum berarti meningkatkan kualitas suatu organisme melalui aplikasi teknologi. Aplikasi teknologi tersebut dapat memodifikasi fungsi biologis suatu organisme dengan menambahkan gen dari organisme lain atau merekayasa gen pada organisme tersebut.

2.2 PERKEMBANGAN BIOTEKNOLOGI DALAM BERBAGAI BIDANG 1. Bioteknologi dalam produksi pangan 1. Makanan Berbahan Susu Prinsipnya adalah memfermentasi susu menghasilkan asam laktat.

a. Keju Mikroba: Propiabacterium (bakteri asam laktat) yang juga berperan memberi rasa dan tekstur keju. b. Yoghurt Mikroba: 1. Lactobacillusbulgaris adalah pemberi rasa dan aroma 2. Streptococcus thermophilus adalah menambah keasaman c. Mentega Mikroba: Leuconostoc cremoris

Gbr. Tahap-tahap dasar pembuatan minuman anggur merah

2. Makanan Non Susu a. Roti, asinan, dan alkohol (bir, anggur "wine", rum), oleh ragi b. Kecap, oleh Aspergillus oryzae c. Nata de Coco, oleh Acetobacter xilinum Prinsipnya adalah pemecahan amilum oleh mikroba menghasilkan gula, yang kemudian difermentasi d. Cuka, oleh Acetobacter aseti Alkohol difermentasi dalam kondisi aerob

2. Bioteknologi dalam perbanyakan tanaman/ kultur jaringan Sifat totipotensial tanaman, dapat diterapkan untuk kultur jaringan. Kultur jaringan (sel) adalah mengkultur/membiakkan jaringan (sel) untuk memperoleh individu baru. Manfaat atau Keunggulannya : 1. Bibit (hasil) yang didapat berjumlah banyak dan dalam waktu yau~g singkat 2. Sifat identik dengan induk 3. Dapat diperoleh sifat-sifat yang dikehendaki 4. Metabolit sekunder tanaman segera didapat tanpa perlu menunggu tanaman dewasa 3. Bioteknologi dalam Industri a. Asam Sitrat mikroba : Aspergillus niger bahan : tetes gula dan sirup Fs. Asam Sitrat : pemberi citarasa, pengemulsi susu, dan antioksidan. Umumnya asam ini banyak terdapat pada jeruk.

b. Vitamin - B1 oleh Assbya gossipii - B12 oleh Propionibacterium dan Pseudomonas c. Enzim 1. Amilase digunakan dalam produksi sirup, kanji, glukosa. Glukosa isomerase : mengubah amilum menjadi fruktosa. Fruktosa digunakan sebagai pemanis makanan menggantikan sukrosa.

mikroba: Aspergillus niger,Aspergillus oryzae dan Bacillus subtilis 2. Protease - digunakan antara lain dalam produksi roti, bir - protease proteolitik berfungsi sebagai pelunak daging dan ..campuran deterjen menghilangkan noda protein mikroba: Aspergillus oryzae dan Bacillus subtilis 3. Lipase Antara lain dalam produksi susu dan keju untak meningkatkan cita rasa. mikroba: Aspergillus niger dan Rhizopus spp d. Asam Amino - asam glutamat bahan utama MSG (Monosodium Glutamat) - Lisin asam amino esensial, dibutuhkan dalam jumlah besar oleh ternak. Keduanya oleh Corynobacterium glutamicum untuk

4. Bioteknologi dalam rekayasa genetik Vektor, berupa plasmid bakteri atau viral ADN virus.

Gbr. Pembuatan plasmid dan mekanisme penyisipan gen

Bakteri, berperan dalam perbanyakan plasmid melalui perbanyakan bakteri.

Gbr. Pemisahan DNA oleh enzim restriksi

Enzim, terdiri dari enzim RESTRIKSI (pemotong plasmid/ADN) dan enzim LIGASE (penyambung ptongan-potongan ADN)

Gbr. Proses produksi insulin manusia dengan rekayasa genetika

5. Bioteknologi dalam kedokteran dan produksi obat

a. Antibodi Monoklonal adalah antibodi sejenis yang diproduksi oleh sel plasma klon sel-sel b sejenis. Antibodi ini dibuat oleh sel-sel hibridoma (hasil fusi 2 sel berbeda; penghasil sel b Limpa dan sel mieloma) yang dikultur. Bertindak sebagai antigen yang akan menghasilkan anti bodi adalah limpa. Fungsi antara lain diagnosis penyakit dan kehamilan b. Terapi Gen Adalah pengobatan penyakit atau kelainan genetik dengan menyisipkan gen normal

c. Antibiotik Dipelopori oleh Alexander Fleming dengan penemuan penisilin dari Penicillium notatum.

- Penicillium chrysogenum memperbaiki penisilin yang sudah ada. Dilakukan dengan mutasi secara iradiasi ultra violet dan sinar X. - Cephalospuriu.. penisilin N. - CephalosporiuN.. sefalospurin C. - Streptomyces . streptomisin, untuk pengobatan TBC

d. Interferon Adalah antibodi terhadap virus. Secara alami hanya dibuat oleh tubuh manusia. Proses pembentukan di dalam, tubuh memerlukan waktu cukup lama (dibanding kecepatan replikasi virus), karena itu dilakukan rekayasa genetika.

e. Vaksin Contoh: Vaksin Hepatitis B dan malaria. Secara konvensional pelemahan kuman dilakukan dengan pemanasan atau pemberian bahan kimia. Dengan bioteknologi dilakukan fusi atau transplantasi gen.

10

Gbr. Tahapan sintesis vaksin yang direkayasa secara genetika

6. Bioteknologi penambangan (Biohidrometalurgi)

Thichacillus ferrooxidan berperan memisahkan logam dari bijihnya atau kotoran sehingga didapat logam berkualitas tinggi. Sebagai contoh pada tembaga (Cu).

aktivitas Reaksi: CuFeS2 + 2 Fe2(SO4)3 + 2 H2O + 3 O2 > CuSO4 + 5 FeSO4 + 2 H2SO4 + Energi aktivitas CuSO4 + 2 Fe+ + H2SO4 + Energi > 2 FeSO4 + Cu2+ + 2 H+

Thiobacillus ferrooxidan bersifat kemolitotrof

11

7. Bioteknologi dalam penyelesaian masalah pencemaran

a. Pencemaran oleh minyak. Strain-strain Pseudomorms mengkonsumsi hidrokarbon. Rekayasa genetik membentuk bakteri super yang mengandung empat jenis plasmid pembawa gen untuk konsumsi hidrokarbon. b.Limbah organik dapat diuraikan oleh bakteri aerob atau anaerob.

Gbr. Skema pengolahan air limbah

8. Bioteknologi dalam pemberantasan hama Dalam membatasi pemakaian pestisida, dilakukan upaya pemberantasan hama secara biologi antara lain penggunaan musuh alami dan menciptakan tanaman resisten hama.

a.Bacillus thuringiensis menghasilkan bioinsektisida yang toksin terhadap larva serangga. -Transplantasi gen penghasil toksin pada tanaman menghasilkan ..tanaman yang bersifat resisten hama serangga. - Kristal (racun Bt) diolah menjadi bentuk yang dapat disemprotkan ..ke tanaman. Racun akan merusak saluran pencernaan serangga.

b. Baculovirus sp. Virus disemprotkan ke tanaman. Bila termakan, serangga akan mati dengan sebelumnya, menyebarkan virus melalui perkawinan.

12

Skema teknik kultur jaringan sederhana yang dilakukan

2.3 REKAYASA GENETIKA Rekayasa genetika merupakan suatu cara memanipulasikan gen untuk menghasilkan mahluk hidup baru dengan sifat yang diinginkan. Rekombinasi DNA adalah proses penggabungan DNA DNA dari sumber yang berbeda. Tujuannya adalah untuk menyambungkan gen yang ada di dalamnya. Oleh karena itu, rekombinasi DNA disebut juga rekombinasi gen.

Teknologi DNA Rekombinan atau sering disebut juga rekayasa genetika adalah suatu ilmu yang mempelajari mengenai pembentukan kombinasi materi genetik yang baru dengan cara penyisipan molekul DNA ke dalam suatu vektor sehingga

memungkinkannya untuk terintegrasi dan mengalami perbanyakan dalam suatu sel organisme lain yang berperan sebagai sel inang. Manfaat rekayasa genetika ini adalah mengisolasi dan mempelajari masing-masing gen tentang fungsi dan mekanisme kontrolnya. Selain itu, rekayasa genetika juga memungkinkan diperolehnya suatu produk dengan sifat tertentu dalam waktu lebih cepat dan jumlah lebih besar daripada produksi secara konvensional

2.4 PRODUK VAKSIN Vaksin dihasilkan dari kuman (atau bagian dari tubuh kuman) yang menyebabkan penyakit. Sebagai contoh vaksin campak dihasilkan dari virus campak, vaksin polio dihasilkan dari virus polio, vaksin cacar dihasilkan dari virus cacar, dll. Perbedaanya terletak pada cara pembuatan vaksin tersebut.

13

Terdapat 2 jenis vaksin, hidup dan mati. Untuk membuat vaksin hidup, virus hidup dilemahkan dengan melepaskan virus kedalam tisu organ dan darah binatang (seperti ginjal monyet dan anjing, embrio anak ayam, protein telur ayam dan bebek, serum janin sapi, otak kelinci, darah babi atau kuda dan nanah cacar sapi) beberapa kali (dengan proses bertahap) hingga kurang lebih 50 kali untuk mengurangi potensinya. Sebagai contoh virus campak dilepaskan kedalam embrio anak ayam, virus polio menggunakan ginjal monyet, dan virus Rubela menggunakan sel-sel diploid manusia (bagian tubuh janin yang digugurkan). Sedangkan vaksin yang mati dilemahkan dengan pemanasan, radiasi atau reaksi kimia. Kuman yang lemah ini kemudian dikuatkan dengan Adjuvan (perangsang anti bodi) dan stabilisator (sebagai pengawet untuk mempertahankan khasiat vaksin selama disimpan). Hal ini dilakukan dengan menambah obat, antibiotik dan bahan kimia beracun kedalam campuran tersebut seperti: neomycin, streptomycin, natrium klorida, natrium hidroksida, alumunium hidroksida, alumunium fospat, sorbitol, gelatin hasil hidrolisis, formaldehid, formalin, monosodium glutamat, pewarna merah fenol, fenoksietanol (anti beku), kalium difospat, hidrolysate kasein pankreas babi, sorbitol dan thimerosal (raksa).

2.5 VIRUS HEPATITIS B Virus hepatitis b (HVB), termasuk hepadnavirus, berukuran 42-nm double stranded DNA virus dengan terdiri dari nucleocapsid core (HBc Ag) berukuran 27 mm, dikelilingi oleh lapisan lipoprotein di bagian luarnya yang berisi antigen permukaan (HBsAg). HBsAg adalah antigen heterogen dengan suatu common antigen. Tersebat di seluruh dunia; endemis dengan variasi musiman. Bagian tubuh yang memungkinkan terjadinya penularan HBV antara lain darah dan produk darah, air ludah, cairan cerebrospinal, peritoneal, pleural, cairan pericardial dan synovial; cairan amniotik, semen, cairan vagina, cairan bagian tubuh lainnya yang berisi darah, organ dan jaringan tubuh yang terlepas. Ditemukannya antigen e atau DNA virus menunjukkan bahwa titer virus dalam tubuh orang tersebut tinggi dan tingkat penularan lebih tinggi pada cairan tersebut. Vaksin hepatitis B yang efektif sudah ada sejak tahun 1982. Ada dua jenis vaksin hepatitis B yan diberi lisensi untuk dipakai di Amerika Serikat dan Kanada. Kedua jenis vaksin tersebut aman dan mempunyai daya perlindungan tinggi terhadap semua jenis

14

subtipe HBV. Tipe pertama dibuat dari plasma seseorang dengan HBsAg positif, tidak lagi diproduksi di Amerika Serikat tetapi masih digunakan secara luas.

Tipe kedua dibuat dengan teknologi rekombinan DNA (rDNA); vaksin ini dibuat dengan menggunakan sintesa HBsAg dengan menggunakan Saccharomyces cerevisiae (ragi yang biasa dipakai untuk membuat kue), kedalam ragi ini di insersi plasmida yang berisi gen HBsAg. Kombinasi imunoprofilaksis pasif-aktif antara hepatitis B immunoglobulin (HBIG) dengan vaksin terbukti dapat merangsang terbentuknya antiHBs sebanding dengan vaksin yang diberikan sendiri.

Gambar Virus Hepatitis B

1.Tahapan pembuatan vaksin Virus yang dilemahkan (imunisasi). Untuk menghasilkan vaksin dibutuhkan HBsAg yang berasal dari virus Hepatitis B, virus diperbanyak dalam medium tertentu sehingga nantinya dihasilkan virus yang tidak menyebabkan penyakit namun mampu merangsang sistem imun. Strain ini selanjutnya dikultur pada kondisi yang sesuai dan virusnya diinaktifkan melalui pemanasan dan proses kimia. Tahapan berikutnya virus yang telah dilemahkan ini diinjeksikan ke dalam tubuh.

15

Vaksin DNA rekombinan Vaksin hepatitis B yang diproduksi sel ragi rekombinan telah menjalani pengujian keamanan, imunogenisitas dan evaluasi klinis. Hasil menunjukkan bahwa vaksin ini aman, antigenik dan relatif bebas efek samping yang merugikan, bahkan vaksin ini telah dilisensikan dan diproduksi diberbagai negara. Salah satu keuntungan vaksin dari sel ragi dibanding dari plasma yaitu siklus produksinya dapat dikurangi, dan konsistensi dari batch ke batch lebih mudah diperoleh.

HBs Ag dilepaskan dari sel dengan homogeniser atau disruption menggunakan glass bead. Pemurnian melalui tahap klarifikasi, ultrafiltrasi, kromatografi dan ultrasentrifugasi serta diabsorbsi dengan alum hidroksida; sebagai pengawet ditambahkan thiomerosal. Karakterisisasi partikel dilakukan dengan membandingkan HBs Ag dari plasma antara lain meliputi berat molekul, komposisi asam amino, densitas dalam CsC12 dan sebagainya. Analisis imunologis menggunakan antibodi monoklonal memperlihatkan vaksin dari plasma dan ragi mengandung epitop yang berperan menginduksi antibodi setelah vaksinasi.

16

Vaksin Hepatitis B rekombinan ini berasal dari HepatitisB surface antigen (HBsAg) yang diproduksi dalam sel yeast. Bagian virus yang mengkode HBsAg dimasukkan kedalam yeast, dan selanjutnya dikultur. Antigen kemudian dipanen dan dipurifikasi dari kultur fermentasi yeast Saccharomyces cereviceae, antigen HBsAg mengandung gen adw subtype. Proses fermentasi meliputi pertumbuhan Saccharomyces cereviceae pada medium kompleks yang mengandung ekstrak Yeast, soy pepton, dextrose, asam amino, dan garam mineral. Protein dilepaskan dari sel yeast melalui pengrusakan sel kemudian dipurifikasi dengan metode fisika dan kimia. Selanjutnya potein dimasukkan ke larutan buffer posfat dan formaldehid, dipercepat dengan menggunakan alum (potassium aluminium sulfat). Vaksin rekombinan ini

memperlihatkan kesamaan dengan vaksin yang diperoleh dari plasma darah.

Vaksin Hepatitis B rekombinan (Engerix-B). Engerix-B merupakan DNA rekombinan yang dikembangkan dan dibuat oleh perusahaan Glaxo Smith Kline. Biological. Mengandung antigen permukaan virus Hepatitis B (HBsAg) yang telah dipurifikasi dan dikultur dalam sel Saccharomyces cereviceae.

17

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Vaksin dihasilkan dari kuman (atau bagian dari tubuh kuman) yang menyebabkan penyakit. Sebagai contoh vaksin campak dihasilkan dari virus campak, vaksin polio dihasilkan dari virus polio, vaksin cacar dihasilkan dari virus cacar. Terdapat 2 jenis vaksin, hidup dan mati. Untuk membuat vaksin hidup, virus hidup dilemahkan dengan melepaskan virus kedalam tisu organ dan darah binatang (seperti ginjal monyet dan anjing, embrio anak ayam, protein telur ayam dan bebek, serum janin sapi, otak kelinci, darah babi atau kuda dan nanah cacar sapi). Sedangkan vaksin yang mati dilemahkan dengan pemanasan, radiasi atau reaksi kimia. Kuman yang lemah ini kemudian dikuatkan dengan Adjuvan (perangsang anti bodi) dan stabilisator (sebagai pengawet untuk mempertahankan khasiat vaksin selama disimpan). Ada dua jenis vaksin hepatitis B yang diberi lisensi untuk dipakai di Amerika Serikat dan Kanada Tipe pertama dibuat dari plasma seseorang dengan HBsAg positif, tidak lagi diproduksi di Amerika Serikat tetapi masih digunakan secara luas. Tipe kedua dibuat dengan teknologi rekombinan DNA (rDNA

3.2 SARAN Semoga dapat lebih memahami produk-produk bioteknologi di sekitar kita. Dan untuk lebih memahami materi diatas dapat menambah referensi lainnya.

18

DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, Suriadi. 1991. Hepatitis B dan Pencegahannya melalui Imunisasi di Indonesia. Jakarta: Artikel: Kepala pusat penelitian penyakit menular badan penelitian dan pengembangan kesehatan, Departemen Kesehatan RI Retnoningrum, Debbie S. 2010. Prinsip Teknologi DNA Rekombinan. Sekaloah Farmasi ITB. Bioteknologi Farmasi-FA 4202 Suwandi, Usman. 2002. Perkembangan Vaksin Hepatitis B.Pusat Penelitian dan Pengembangan PT. Kalbe Farma: Jakarta

19

Você também pode gostar