Você está na página 1de 20

LAPORAN PENDAHULUAN

INTRA NATAL CARE



A. KONSEP DASAR PENYAKIT
1. Pengertian
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun ke
dalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar
melalui jalan lahir. (Saifuddin, 2002)
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan ari) yang telah
cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan
lain dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Manuaba membagi
persalinan menjadi 3 yaitu : persalinan spontan bila perssalinan berlangsung dengan
tenaga sendiri, persalinan buatan bila persalinan dengan rangsangan sehingga
terdapat kekuatan untuk persalinan dan persalinan anjuran. (Manuaba, 1998)
Persalinan normal adalah persalinan yang terjadi pada kelahiran aterm ( bukan
premature atau post matur), mempunyai onset yyang spontan (tidak diinduksi),
selesai setelah 4 jam dan sebelum 24 jam sejak awitannya, mempunyai janin tunggal
dengan presentasi verteks dan oksiput pada bagian anterior pelvis, terlaksana tanpa
bantuan artifisial (seperti forsep), tidak mencakup komplikasi dan mencakup
pelahiran plasenta yang normal. (Farrer, 1999)
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi
pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu
maupun janin.

2. Tujuan Pengawasan Persalinan
1) Mengetahui tahap persalinan sebagai acuan penilaian kemajuan persalinan dan
sebagai dasar untuk menentukan rencana perawatan selanjutnya.
2) Mengetahui kelainan kelainan yang mungkin dapat mengganggu kelancaran
persalinan atau segera mengetahui persalinan beresiko.
3) Memberikan asuhan yang memadai selama persalianan dalam upaya mencapai
pertolongan persalinan yang bersih dan aman dengan memperhatikan
aspek sayang ibu dan sayang bayi.
3. Jenis Persalinan
1) Persalinan spontan
Bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri
2) Persalinan Buatan
Bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar
3) Persalinan anjuran
Bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan
rangsangan

4. Tahap Persalinan
Menurut Saifuddin (2002), persalinan dibagi dalam empat kala :
a. Kala I
Dimulai dari saat persalinan sampai pembukaan lengkap (10 cm). Proses ini
terbagi dalam 2 fase, yaitu :
Fase laten (8 jam) serviks membuka sampai 3 cm.
Fase aktif (7 jam) serviks membuka dari 3 sampai 10 cm, kontraksi lebih kuat
dan sering selama fase aktif.
Menurut Helen durasi rata-rata kala satu persalinan adalah 10 sampai 12 jam
pada primigravida dan sekitar 4-6 jam pada multipara.
b. Kala II
Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini
biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi.
c. Kala III
Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta yang berlangsung
tidak lebih dari 30 menit
d. Kala IV
Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam postpartum

5. Etiologi
Sebab terjadinya partus sampai kini merupakan teori yang kompleks. Faktor-
faktor humoral, pengaruh prostaglandin, struktur uterus, sirkulasi uterus, pengaruh
syaraf dan nutrisi mengakibatkan partus mulai. Perubahan dalam biokimia dan
biofisika seperti penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron mengungkapkan
mulai dan berlangsungnya partus. Keadaan uterus yang terus membesar dan menjadi
tegang mengakibatkan ischemic otot uterus. Hal ini mungkin merupakan faktor yang
dapat mengganggu sirkulasi uteroplacenter sehingga plasenta mengalami degenerasi.
Bila nutrisi pada janin berkurang maka konsepsi akan segera dikeluarkan. Tekanan
pada ganglion servikale dari fleksus frankenhauser yang terletak dibelakang serviks
dapat membangkitkan kontraksi uterus. (Wiknjosastro, 2005)
Adapun teori yang menerangkan proses persalinan :
1) Teori kadar progesteron
Progesteron yang mempunyai tugas mempertahankan kehamilan semakin
menurun dengan makin tuanya kehamilan sehingga otot rahim mudah dirangsang.
2) Teori oksitosin
Menjelang kelahiran oksitosin makin meningkat, sehingga cukup kuat untuk
merangsang persalinan.
3) Teori regangan otot rahim
Dengan merengangnya otot rahim dalam batas tertentu menimbulkan
kontraksi persalinan dengan sendirinya.
4) Teori prostaglandin
Prostaglandin banyak dihasilkan oleh lapisan dalam rahim diduga dapat
menyebabkan kontraksi otot rahim dan terjadi persalinan atau gugur kandung.
5) Teori hipotalamus pituitari dan glandula suprarenalis
Teori ini diterangkan oleh Linggin menunjukkan pada kehamilan dengan
anensefalus sering terjadi kelambatan persalinan karena tidak terbentuk
hipotalamus. Pemberian kortikosteroid yang menyebabkan maturitas janin
merupakan induksi persalinan. Glandula suprarenalis merupakan pemicu
terjadinya persalinan. (Manuaba. 1998)

6. Tanda dan Gejala
1) Tanda-tanda dini akan dimulainya persalinan
a. Lightening
Menjelang minggu yang ke-36, pada primigravida terjadi penurunan
fundus uteri karena kepala bayi sudah masuk PAP yang disebabkan oleh :
Kontraksi braxton hicks
Ketegangan dinding perut
Ketegangan ligamentum rontumdum
Gaya berat janin dimana kepala kearah bawah
Masuknya kepala bayi ke PAP dirasakan ibu hamil :
Terasa ringan di bagian atas, terasa sesaknya berkurang
Dibagian bawah terasa sesak
Terjadi kesulitan berjalan
Sering miksi
Gambaran ligtening pada primigravida menunjukkan hubungan normal
antara ketiga P yaitu : power, passage dan pasenger.
b. Terjadi his permulaan
Pada saat hamil muda sering terjadi kontraksi braxton hicks. Kontraksi ini
terjadi karena perubahan keseimbangan estrogen, progesteron dan memberikan
kesempatan rangsangan oksitosin. Dengan semakin tua kehamilan, pengeluaran
progesteron berkurang sehingga oksitosin menimbulkan kontraksi lebih sering
sebagai his palsu. Sifat his palsu atau permulaan :
Rasa nyeri ringan dibagian bawah
Datangnya tidak teratur
Tidak ada perubahan pada serviks
Durasinya pendek
Tidak bertambah bila beraktivitas
2) Tanda persalinan
a. Terjadi his persalinan
His persalinan mempunyai sifat :
Pinggang terasa sakit yang menjalar ke depan
Sifatnya teratur, interval makin pendek dan kekuatanya semakin besar
Mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks
Makin beraktivitas kekuatan makin bertambah
b. Pengeluaran lendir dan darah (pembawa tanda)
Dengan his persalinan terjadi perubahan pada serviks yang menimbulkan :
Pendataran dan pembukaan
Pembukaan menyebabkan lendir yang terdapat pada kanalis serviks lepas
Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah
c. Pengeluaran cairan
Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan
pengeluaran cairan. Sebagian besar ketuban baru pecah menjelang pembukaan
lengkap dengan pecahnya ketuban diharapkan persalinan berlangsung dalam
waktu 24 jam. (Manuaba, Ida Bagus, 1998)

7. Mekanisme Persalinan
Mekanisme persalinan adalah cara penyesuaian diri dan lewatnya janin melalui
panggul ibu. Ada enam gerakan dengan overlapping yang jelas yaitu :
1) Penurunan
Penurunan Yang Meliputi Engagement Pada Diameter Obliqua Kanan
panggul, berlangsung terus selama persalinan normal pada waktu janin melalui
jalan lahir. Serakan-serakan lainnya menyertai penurunan ini. Pada primigravida
sebelum persalinan mulai sudah harus terjadi penurunan kepala yang jelas dalam
proses engagement. Penurunan disebabkan oleh tekanan kontraksi uterus ke
bawah dan pada kala II dibantu oleh daya mengejan dari pasien dan sedikit oleh
gaya berat.
2) Fleksi
Sebelum persalinan mulai sudah terjadi fleksi sebagian oleh karena ini
merupakan sikap alamiah janin dalam uterus. Tahanan terhadap penurunan kepala
menyebabkan bertambahnya fleksi. Occiput turun mendahului sinsiput, UUK
lebih rendah dari bregma dan dagu janin mendekati dadanya. Biasanya ini terjadi
di PAP, tetapi mungkin pula baru sempurna setelah bagian terendah mencapai
dasar panggul. Efek dari fleksi adalah untuk merubah diameter terendah dari
occipitofrontalis (11,0 cm) menjadi suboccipito bregamatika (9,5 cm) yang lebih
kecil dan lebih bulat, oleh karena persesuaian antara kepala janin dengan panggul
ibu mungkin ketat, pengurangan 1,5 cm dalam diameter terendah adalah penting.
3) Putar Paksi Dalam
Sebagian besar panggul mempunyai PAP berbentuk oval melintang,
diameter anteroposterior PTP sedikit lebih panjang dari pada diameter transversal.
PBP berbentuk oval anteroposterior seperti kepala janin. Sumbu panjang kepala
janin harus sesuai dengan sumbu panjang panggul ibu. Karenanya kepala janin
yang masuk PAP pada diameter transversal atau obliqua harus berputar
kediameter anteroposterior supaya dapat lahir. UUK masuk PTP tempat ia
berhubungan dengan dasar panggul (musculus dan fascia levator ani). Disini UUK
berputar 45
0
ke kanan (menuju garis tengah). Sutura sagitalis pindah dari diameter
obbliqua kanan ke diameter anterioposterior panggul : LOA ke OA. UUK
mendekati sympisis pubis dan cinciput mendekati sakrum. Kepala berputar dari
diameter obliqua kanan kediameter anteroposterior panggul. Tetapi bahu tetap
pada diameter obliqua kiri. Dengan demikian hubungan normal antara sumbu
panjang kepala dengan sumbu panjang bahu berubah, dan leher berputar 45
0
.
keadaan ini terus berlangsung selama kepala masih berada dalam panggul. Putar
paksi dalam yang awal sering terjadi pada multipara dan pada pasien dengan
kontraksi uterus yang efisien. Umumnya putar paksi dalam terjadi pada kala II.
4) Ekstensi
Ekstensi pada dasarnya disebabkan oleh kedua kekuatan yaitu : kontraksi
uterus yang menimbulkan tekanan ke bawah dan dasar panggul yang memberikan
tahanan. Dinding depan panggul (pubis) panjangnya hanya 4 sampai 5 cm,
sedangkan dinding belakang (sakrum) 10 sampai 15 cm. Dengan demikian
sinsiput harus menempuh jarak yang lebih panjang daripada ociput. Dengan
semakin turunnya kepala terjadilah penurunan perineum diikuti dengan kepala
membuka pintu (crowing). Ociput lewat melalui PAP perlahan-lahan dan tengkuk
menjadi titik putar di angulus subpubicus. Kemudian dengan proses ekstensi yang
cepat sinsiput menelurus sepanjang sakrum dan berturut-turut lahirlah bregma,
dahi, hidung, mulut dan dagu melalui perineum.
5) Restitusi
Pada waktu kepala mencapai dasar panggul, maka bahu memasuki panggul.
Oleh karena panggul tetap berada pada diameter obbliqua sedangkan kepala
berputar kedepan, maka leher ikut berputar kembali dan kepala mengadakan
restitusi kembali 45
0
(OA dan menjadi LOA) sehingga hubungannya dengan bahu
dan kedudukannya dalam panggul menjadi normal kembali.
6) Putar paksi luar
Putar paksi luar kepala sebenarnya merupakan manifestasi putar paksi dari
dalam dari pada bahu. Pada waktu bahu mencapai dasar panggul bahu depan yang
lebih rendah berputar ke depan di bawah simpisis dan diameter bisacromialis
berputar dari diameter obliqua kiri menjadi diameter anterioposterior panggul.
Dengan demikian maka diameter panjang bahu dapat sesuai dengan diameter
memanjang PBP. Kepala yang telah berputar kembali 45
0
untuk mengembalikan
hubungan normal dengan bahu, sekarang berputar 45
0
lagi untuk
memprtahankannya : LOA menjadi TOA. (Harry, Wiliam, 1986)

8. Pathway


Proses persalinan


Perubahan hormon (peningkatan estrogen dan Kurang Pengetahuan
oksitosin, penurunan progesteron), pembesaran uterus,
sirkulasi uterus, pengaruh syaraf dan nutrisi

Persalinan dimulai


Kala I

Pembukaan serviks 6 cm (fase aktif)

His semakin kuat

Kepala janin masuk PAP

Dilatasi maksimal

Kala II

Distensi PD berulang
Tanda-tanda persalinan


Vesika urinaria Rektum His Blood Show Dilatasi Serviks Engagement Tonjolan Ketuban

Vulva membuka


Perineum kaku


Episiotomi



Pengeluaran bayi

Kala III

Kontraksi uterus

Lemah Kuat Pengeluaran plasenta

Perdarahan Vasokontriksi

Kala IV

Adaptasi psikologis Adaptasi fisiologis

Involusio uteri Perubahan payudara

Laktasi

Ansietas
Nyeri
Perubahan pola
eliminasi
Gg. rasa
nyaman nyeri
Kerusakan
integritas kulit
Resti infeksi
Resti kekurangan
volume cairan
Perubahan peran
Nyeri
9. Penatalaksanaan
1) Kala I
a. Diagnosis
Ibu sudah dalam persalinan kala I jika pembukaan serviks kurang dari
4 cm dan kontraksi terjadi tertur minimal 2 kali dalam 10 menit selama 40
detik.
b. Penanganan
Bantulah ibu dalam persalinan jika ia tampak gelisah, ketakutan dan
kesakitan
Jika ibu tsb tampak kesakitan dukungan/asuhan yang dapat diberikan,
lakukan perubahan posisi, sarankan ia untuk berjalan, dll.
Penolong tetap menjaga hak privasi ibu dalam persalinan
Menjelaskan kemajuan persalinan dan perugahan yang terjadi serta prosedur
yang akan dilaksanakan dan hasil-hasil pemeriksaan
Membolehkan ibu untuk mandi dan membasuh sekitar kemaluannya setelah
buang air besar/kecil.
Ibu bersalin biasanya merasa panas dan banyak keringat atasi dengan cara:
gunakan kipas angina/AC, Kipas biasa dan menganjurkan ibu mandi
sebelumnya.
Untuk memenuhi kebutuhan energi dan mencegah dehidrasi berikan cukup
minum
Sarankan ibu untuk berkemih sesering mungkin
c. Pemeriksaan dalam
Pemeriksaan dalam sebaiknya dilakukan setiap 4 jam selama kala I pada
persalinan dan setelah selaput ketuban pecah. Gambarkan temuan-temuan yang
ada pada partogram. Pada setiap pemeriksaan dalam catatlah hal-hal sebagai
berikut :
Warna cairan amnion
Dilatasi serviks
Penurunan kepala (yang dapat dicocokkan dengan pemeriksaan luar)
Jika serviks belum membuka pada pemeriksaan dalam pertama mungkin
diagnosis in partu belum dapat ditegakkan. Jika terdapat kontraksi yang
menetap periksa ulang wanita tsb setelah 4 jam untuk melihat perubahan pada
serviks. Pada tahap ini jika serviks terasa tipis dan terbuka maka wanita
tersebut dalam keadaan in partu jika tidak terdapat perubahan maka
diagnosanya adalah persalinan palsu.
d. Kemajuan Persalinan dalam Kala I
Temuan berikut menunjukkan kemajuan yang cukup baik pada persalinan
Kala I :
Kontraksi teratur yang progresif dengan peningkatan frekwensi dan durasi
Kecepatan pembukaan serviks paling sedikit 1 cm perjam selama persalinan
Serviks tampak dipenuhi oleh bagian bawah janin
Temuan berikut menunjukkan kemajuan yang kurang baik pada persalinan
kala I :
Kontraksi yang tidak teratur dan tidak sering setelah fase laten
Kecepatan pembukaan serviks lebih lambat dari 1 cm perjam selama
persalinan fase aktif
Serviks tidak dipenuhi oleh bagian bawah janin
e. Kemajuan pada kondisi janin
Jika didapati denyut jantung janin tidak normal ( kurang dari 100 atau lebih
dari 180 denyut permenit ) curigai adanya gawat janin
Posisi atau presentasi selain aksiput anterior dengan verteks fleksi sempurna
digolongkan kedalam malposisi atau malpresentasi
Jika didapat kemajuan yang kurang baik atau adanya persalinan lama
tangani penyebab tersebut.
f. Kemajuan pada kondisi Ibu
Lakukan penilaian tanda-tanda kegawatan pada Ibu :
Jika denyut ibu meningkat mungkin ia sedang dalam keadaan dehidrasi atau
kesakitan. Pastikan hidrasi yang cukup melalui oral atau I.V. dan berikan
anlgesia secukupnya.
Jika tekanan darah ibu menurun curigai adanya perdarahan
Jika terdapat aseton didalam urin ibu curigai masukan nutrisi yang kurang
segera berikan dektrose IV.
2) Kala II
a. Diagnosis
Persalinan kala II ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan dalam untuk
memastikan pembukaan sudah lengkap atau kepala janin sudah tampak di
vulva dengan diameter 5 6 cm.
b. Penanganan
Memberikan dukungan terus-menerus kepada ibu dengan : mendampingi
ibu agar merasa nyaman,menawarkan minum, mengipasi dan meijat ibu
Menjaga kebersihan diri
Mengipasi dan masase untuk menambah kenyamanan bagi ibu
Memberikan dukungan mental untuk mengurangi kecemasan atau ketakutan
ibu
Mengatur posisi ibu
Menjaga kandung kemih tetap kosong
Memberikan cukup minum
c. Posisi saat meneran
Bantu ibu untuk memperoleh posisi yang paling nyaman
Ibu dibimbing untuk mengedan selama his, anjurkan kepada ibu untuk
mengambil nafas
Periksa DJJ pada saat kontraksi dan setelah setiap kontraksi untuk
memastikan janin tidak mengalami bradikardi ( < 120 )
d. Kemajuan persalinan dalam Kala II
Temuan berikut menunjukkan kemajuan yang cukup baik pada persalinan
kala II :
Penurunan yang teratur dari janin di jalan lahir
Dimulainya fase pengeluaran
Temuan berikut menunjukkan yang kurang baik pada saat persalinan tahap
kedua
Tidak turunnya janin dijalan lahir
Gagalnya pengeluaran pada fase akhir
e. Kelahiran kepala Bayi
Mintalah ibu mengedan atau memberikan sedikit dorongan saat kepala bayi
lahir
Letakkan satu tangan kekepala bayi agar defleksi tidak terlalu cepat
Menahan perineum dengan satu tangan lainnya jika diperlukan
Mengusap muka bayi untuk membersihkannya dari kotoran lendir/darah
Periksa tali pusat:
Jika tali pusat mengelilingi leher bayi dan terlihat longgar selipkan tali pusat
melalui kepala bayi
Jika lilitan pusat terlalu ketat tali pusat diklem pada dua tempat kemudian
digunting diantara kedua klem tersebut sambil melindungi leher bayi.
f. Kelahiran Bahu dan anggota seluruhnya
Biarkan kepala bayi berputar dengan sendirinya
Tempatkan kedua tangan pada sisi kepala dan leher bayi
Lakukan tarikan lembut ke bawah untuk melahirkan bahu depan
Lakukan tarikan lembut ke atas untuk melahirkan bahu belakang
Selipkan satu tangan anda ke bahu dan lengan bagian belakang bayi sambil
menyangga kepala dan selipkan satu tangan lainnya ke punggung bayi untuk
mengeluarkan tubuh bayi seluruhnya
Letakkan bayi tsb diatas perut ibunya
Secara menyeluruh, keringkan bayi, bersihkan matanya dan nilai pernafasan
bayi
Jika bayi menangis atau bernafas ( dada bayi terlihat naik turun paling
sedikit 30x/m ) tinggalkan bayi tsb bersama ibunya
Jika bayi tidak bernafas dalam waktu 30 detik mintalah bantuan dan segera
mulai resusitasi bayi
Klem dan pototng tali pusat
Pastikan bahwa bayi tetap hangat dan memiliki kontak kulit dengan kulit
dada siibu.
Bungkus dengan kain yang halus dan kering, tutup dengan selimut dan
pastikan kepala bayi terlindung dengan baik untuk menghindari hilangnya
panas tubuh.
3) Kala III
a. Manajemen Aktif Kala III
Pemberian oksitosin dengan segera
Pengendalian tarikan tali pusat
Pemijatan uterus segera setelah plasenta lahir
b. Penanganan
Memberikan oksitosin untuk merangsang uetrus berkontraksi yang juga
mempercepat pelepasan plasenta :
Oksitosin dapat diberikan dalam dua menit setelah kelahiran bayi
Jika oksitosin tidak tersedia rangsang puting payudara ibu atau susukan bayi
guna menghasilkan oksitosin alamiah atau memberikan ergometrin 0,2 mg.
IM.
Lakukan penegangan tali pusat terkendali dengan cara :
Satu tangan diletakkan pada korpus uteri tepat diatas simpisis pubis. Selama
kontraksi tangan mendorong korpus uteri dengan gerakan dorso kranial
kearah belakang dan kearah kepala ibu.
Tangan yang satu memegang tali pusat dengan klem 5-6 cm didepan vulva.
Jaga tahanan ringan pada tali pusat dan tunggu adanya kontraksi kuat ( 2-3
menit )
Selama kontraksi lakukan tarikan terkendali pada tali pusat yang terus-
menerus dalam tegangan yang sama dengan tangan ke uterus.
PTT hanya dilakukan selama uterus berkontraksi
Begitu plasenta terasa lepas, keluarkan dengan menggerakkan tangan atau
klem pada tali pusat mendekati plasenta lepas, keluarkan dengan gerakan ke
bawah dan ke atas sesuai dengan jalan lahir. Kedua tangan dapat memegang
plasenta dan perlahan memutar plasenta searah jarum jam untuk
mengeluarkan selaput ketuban.
Segera setelah plasenta dan selaput ketubannya dikeluarkan masase fundus
agar menimbulkan kontraksi.
Jika menggunkan manajemen aktif dan plasenta belum juga lahir dalam
waktu 15 menit berikan oksitosin 10 unit Im. Dosis kedua dalam jarak
waktu 15 menit dari pemberian oksitosin dosis pertama.
Periksa wanita tsb secara seksama dan jahit semua robekan pada serviks
atau vagina atau perbaiki episotomi.
4) Kala IV
a. Diagnosis
Dua jam pertama setelah persalinan merupakan waktu yang kritis bagi ibu
dan bayi. Keduanya baru saja mengalami perubahan fisik yang luar biasa sio
ibu melahirkan bayi dari perutnya dan bayi sedanmg menyesuaikan diri dari
dalam perut ibu ke dunia luar.
b. Penanganan
Periksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 20-30 menit
selama jam kedua. Jika kontraksi tidak kuat masase uterus sampai menjadi
keras. Apabila uterus berkontraksi otot uterus akan menjepit pembuluh
darah untuk menghentikan perdarahan.
Periksa tekanan darah,nadi,kantung kemih, dan perdarahan setiap 15 menit
pada jam I dan setiap 30 menit selama jam II
Anjurkan ibu untuk minum demi mencegah dehidrasi. Tawarkan ibu
makanan dan minuman yang disukainya.
Bersihkan perineum ibu dan kenakan pakaian ibu yang bersih dan kering
Biarkan ibu beristirahat
Biarkan bayi berada pada ibu untuk meningkatkan hubungan ibu dan bayi
Bayi sangat siap segera setelah kelahiran
Jika ibu perlu ke kamar mandi, ibu boleh bangun,pastikan ibu dibantu
karena masih dalam keadaan lemah atau pusing setelah persalinan.
Ajari ibu atau keluarga tentang :
Bagaimana memeriksa fundus dan menimbulkan kontraksi
Tanda-tanda bahaya bagi ibu dan bayi

B. DAMPAK PENYAKIT TERHADAP KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
1. Kebutuhan Cairan dan Elektrolit
Adanya kontraksi uterus yang lemah setelah bayi dan plasenta keluar pada
kala III dapat mengakibatkan terjadinya perdarahan, merupakan faktor resiko tinggi
terjadinya syok hipovolemik.
2. Kebutuhan Rasa Aman
Adanya kontraksi kuat dan dilatasi maksimal pada PAP akibat dorongan
kepala janin merupakan faktor pencetus timbulnya rasa nyeri.
Kurang pengetahuan tentang proses persalinan dan respon adaptasi psikologis
terhadap penerimaan peran baru dalam keluarga mengakibatkan timbulnya
kecemasan.
Pemeriksaan dalam (PD) berulang dan adanya perlukaan pada jalan lahir
merupakan faktor resiko terjadinya infeksi.
3. Kebutuhan Aktifitas
Tingginya energi yang digunakan pada proses persalinan mengakibatkan
terjadinya kelemahan fisik dan keterbatasan aktifitas.

C. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas
Nama suami dan istri
Agar dalam melakukan komunikasi dengan pasien keluarga dapat terjalin
komunikasi dengan baik.
Usia
Penyulit dalam kehamilan remaja lebih tinggi dibanding umur 20 sampai 30
tahun.
Alamat
Ditanyakan untuk maksud mempermudah hubungan / informasi bila
diperlukan. Bila keadaan mendesak, dengan diketahuinya alamat tersebut
bidan dapat mengetahui tempat tinggal pasien/klien dan lingkungannya.
Pekerjaan
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh pekerjaan terhadap
permasalahan kesehatan pasien.
Agama
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap kebiasaan
kesehatan pasien/klien.
Pendidikan
Ditanyakan untuk mengetahui tingkat intelektualnya tingkat pendidikan
mempengaruhi sikap perilaku kesehatan seseorang.
Status perkawinan
Ditanyakan kepada ibu atau calon ibu, untuk mengetahui kemungkinan
pengaruh status perkawinan terhadap masalah kesehatan, bila diperlukan
ditanyakan tentang keberapa kalinya.
Lama Perkawinan
Kalau orang hamil suda lama kawin, nilai anak tentu besar sekali dan ini
harus diperhitungkan dalam pimpinan (anak mahal)
b. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama
Ditanyakan untuk mengetahui perihal yang mendorong pasien/klien datang
mencari pertolongan.

Riwayat keluhan utama
P : Provokasi / palatif (penyebab)
Q : Quality / bagaimana gejala dirasakan
R : Region / dimana gejala dirasakan
S : Skala keadaan / seberapa parah yang dialami pasien
T : Time / sejak kapan keluhan terjadi dan sampai kapan
2. Riwayat kesehatan sekarang
Yang perlu dikaji : sejak kapan ibu merasakan pergerakan anak, umur
kehamilan, ANC berapa kali, dimana imunisasi TT didapatkan, teraphie yang
didapatkan, penyuluhan yang didapatkan, bila mulai didapatkan gerakan
anak,kalau kehamilan masih muda adalah mual, muntah, sakit kepala,
perdarahan.kalau kehamilan tua adalah bengkak di kaki/muka, sakit kepala,
perdarahan, sakit pinggang dan lain-lain.
3. Riwayat kesehatan dahulu
a) Riwayat kesehatan klien
Menarche pada usia berapa, haid teratur atau tidak, siklus haid berapa
hari, lama haid, warna darah haid, HPHT kapan, terdapat sakit waktu haid
atau tidak.
b) Riwayat kehamilan, persalinan dan nipas yang lalu
Hamil dan persalinan berapa kali, anak hidup atau mati, usia, sehat
atau tidak, penolong siapa, nifas normal atau tidak.
c) Riwayat pemakaian alat kontrasepsi
Perlu dicatat bagi ibu yang mengikuti atau pernah mengikuti KB. Hal
ini penting diketahui apakah kehamilan sekarang direncanakan atau tidak.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Penyakit keturunan dalam keluarga, anak kembar atau penyakit menular
yang dapat mempengaruhi persalinan.
c Pemeriksaan fisik
1. Penampilan atau keadaan umum
Tingkat kesadaran:umumnya sadar penuh
Tanda tanda vital (tensi, denyut nadi, pernafasan dan suhu)
2. Kepala : Warna rambut, kebersihan, keluhan nyeri atau tidak, lesi ada atau
tidak, oedema ada atau tidak
3. Mata : Fungsi penglihatan, Tanda-tanda anemis ada atau tidak, warna
kornea, sklera ikterik atau tidak
4. Hidung : Fungsi penciuman, adanya nyeri tekan ada atau tidak,
kesimetrisan, kebersihan
5. Telinga : Kesimetrisan kedua daun telinga, Fungsi pendengaran,
Kebersihan, Keluhan nyeri, keluaran cairan, adanya nyeri tekan atau tidak,
kesimetrisan, kebersihan
6. Mulut : Fungsi pengecapan, kondisi lidah kotor atau bersih, caries ada atau
tidak, mukosa bibir lembab atau tidak, fungsi mengunyah baik atau
terganggu.
7. Leher : fungsi pergerakan simetris simetris dextra-sinistra, pembesaran
kelenjar thyroid, fungsi menelan.
8. Dada : periksa keadaan puting susu menonjol atau tidak, kesimetrisan
payudara, pengeluaran ASI, palpasi adanya benjolan, periksa bunyi nafas
dan jantung klien.
9. Abdomen:periksa munculnya rasa mules, pada uterus, hitung TFU, periksa
letak janin dengan pemeriksaan leopold 1-4. Periksa DJJ secara teratur
untuk mengetahui kondisi janin, kaji frekuensi dan interval mules yang
timbul, kaji/auskultasi bising usus klien.
10. Genitalia
Kaji pengeluaran cairan dan lendir, periksa pembukaan serviks melalui
PD, kaji adanya cairan ketuban (bau dan warnanya), dan kaji mengenai
kebersihan vulva.
11. Urinaria
Kaji adanya distensi blass, frekuensi berkemih, terpasang DC/tidak, kaji
warna dan bau urine.
12. Kuku dan kulit
Kaji warna kulit, kebersihan, tekstur, kebersihan, turgor kulit, warna
kuku, CRT, kebersihan kuku.
13. Ekstremitas atas dan bawah
Kaji mengenai tonus otot, terdapat edema atau tidak, terdapat varises atau
tidak.


2. Diagnosa keperawatan yang sering muncul
1) Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan mengenai proses
persalinan, trauma persalinan.
2) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan proses PD yang berulang, adanya
trauma jalan lahir.
3) Resiko tinggi kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan
perdarahan yang banyak pada persalinan.
4) Nyeri berhubungan dengan peningkatan kontraksi uterus.
5) Fatique berhubungan dengan peningkatan kebutuhan energi pada persalinan.

3. Intervensi keperawatan
1) Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan mengenai proses
persalinan, trauma persalinan
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan perawatan selama ......, cemas berkurang atau
hilang.
Kriteria hasil :
Klien tampak rileks dengan situasi persalinan dan mengerti kronologis
persalinan
Intervensi :
Intervensi Rasional
1. Pantau TTV secara teratur 1. TTV dapat menunjukan proses fisiologis
klien
2. Berikan informasi mengenai tenteng
perubahan fisiologis dan psikologis yang
berhubungan dengan persalinan
2. Dengan di berikan pengetahuan/informasi
di harapkan klien dapat menurunkan
ansietas dan stress ,meningkatkan
kemajuan persalinan
3. Berikan perawatan dan bimbingan yang
baik selama proses persalinan
3. Kontinuitas pengkajian dan
perawatan,dapat membantu dalam masa
penyembuhan klien

2) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan proses PD yang berulang, adanya
trauma jalan lahir
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan perawatan selama.........., infeksi tidak terjadi.
Kriteria hasil :
Bebas dari tanda-tanda infeksi
Cairan amnion jernih, tidak berwarna dan berbau
Intervensi :
Intervensi Rasional
1. Gunakan tekhnik aseptik selama
perawatan vagina
1. Membantu mencegah pertumbuhan bakteri dan
mencegah infeksi siang
2. Membersihkan daerah vulva dan
menjaga kebersihannya
2. Daerah vulva yang kotor dapat memicu
perkembangan mikroorganisme bakteri
3. Berikan therapy antibiotik jika di
indikasikan
3. Antibiotik dapat menghambat indikasi bakteri

3) Resiko tinggi kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan perdarahan
yang banyak pada persalinan.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan perawatan selama ......., tidak terjadi hyvopolemi,
cairan tubuh seimbang.
Kriteria hasil :
Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
Tekanan darah dan nadi dalam batas normal
Intervensi :
Intervensi Rasional
1. Pantau TTV 1. TTV dapat di gunakan sebagai indikator
dehidrasi
2. Pantau tanda dan gejala kehilangan
cairan berlebih
2. Dapat membantu mengetahui sejauhmana
kehilangan cairan/dehidrasi yang di alami
3. Hindari menarik tali pusat secara
berlebihan/terlalu kuat
3. Penarikan yang terlalu kuat dapat menyebabkan
terputusnya tali pusat dan retensi fragmen
placenta yang dapat meyebabkan pendarahan
4. Berikan therapy IVFD sesuai advis 4. Dapat memenuhi cairan yang kurang sesuai
dosis


4) Nyeri berhubungan dengan peningkatan kontraksi uterus
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan perawatan selama ........., nyeri berkurang/hilang
Kriteria hasil :
Klien tampak lebih tenang, tidak meringis
Klien mengeluh tidak nyeri/mules
Skala nyeri (0)



Intervensi :
Intervensi Rasional
1. Atur posisi klien miring kiri 1. Dengan tidur miring kiri,di harapkan dapat
mempercepat penurunan kepala
janin,sehingga mempercepat pembukaan
lengkap dan persalinan
2. Anjurkan pada klien untuk menarik
nafas dalam (Relaksasi)
2. Dengan menarik nafas dalam,di harapkan
dapat mengurangi rasa mules

5) Fatique berhubungan dengan peningkatan kebutuhan energi pada persalinan
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan perawatan selama......., fatique dapat teratasi
Kriteria hasil :
Klien dapat menghemat energi
Klien tidak kelelahan saat proses persalinan
Intervensi :
Intervensi Rasional
1. Kaji derajat keletihan 1. Untuk mengetahui sejauh mana keletihan
yang di alami klien
2. Anjurkan klien untuk tidak
meneran sebelum pembukaan
lengkap
2. Pengeluaran energi pada waktu meneran
dapat menyebabkan kletihan pada saat
persalinan
3. Ciptakan lingkungan yang tenang
dan atur posisi klien senyaman
mungkin
3. Lingkungan yang tenang dapat meningkatkan
relaksasi klien,dan posisi yang nyaman dapat
mempercepat proses persalinan,sehingga
dapat meminimalisirkan pengeluaran energi
berlebih














DAFTAR PUSTAKA

Abdul bari saifuddin, 2001, Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan
neonatal, penerbit yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo, Jakarta.

Abdul bari saifuddin, 2002, Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan
neonatal, penerbit yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo, Jakarta.

Hacher/moore, 2001, Esensial obstetric dan ginekologi, hypokrates, jakarta.

Manuaba, Ida Bagus Gede, 2001, Ilmu kebidanan,penyakit kandungan dan keluarga
berencana, EGC, Jakarta.

Marlyn Doenges,dkk, 2001,Rencana perawatan Maternal/Bayi, EGC , Jakarta.

Sarwono, 1989, Ilmu Bedah kebidanan, Yayasan sarwono, Jakarta.

Você também pode gostar