Você está na página 1de 10

TUGAS II

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA



oleh Kelompok 4

1. Sri Wahyuningsih C34100011
2. Helma Yoga Utami F34120027
3. Manggala Putra F34120059
4. Kartika Elsahida F34120091
5. Azza Annisa F34120127










DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013
Modul 4 Laboratorium Pengawasan Mutu
1. Pada laboratorium tersebut, kemungkinan bahaya alami (natural hazard)
yang ada yaitu tersandung kursi yang terdapat di dalam laboratorium tersebut.
Di sana terlihat banyak sekali kursi disediakan.
Kemudian, adanya bahaya tersengat aliran listrik atau terkena setrum saat
instalasi. Kami dapat melihat adanya ketidakteraturan kabel di samping
bawah ruang asam. Di sana, sumber listrik berada di dekat ruang asam dan
terletak di lantai. Kemungkinan resiko akan terjadi apabila praktikan dalam
laboratorium tersebut membawa larutan ke ruang asam, larutan terjatuh ke
lantai dan mengenai sumber listrik ataupun kabel di bawahnya.
Adapun tiga jenis bahaya yang terdapat di lab tersebut sebagai berikut
a. Bahaya kimia
Adanya kontaminasi aerosol yang berbahaya pada praktikan.
Hal ini dapat terjadi jika praktikan mengalami sebuah kesalahan dalam
melakukan percobaan seperti menghirup asap hasil pencampuran bahan
berbahaya yang seharusnya dilakukan di ruang asam.
Resiko yang akan dihadapi ialah sakit kepala, sistem respirasi sedikit
terganggu.
b. Bahaya fisika
Paparan panas dari uap ataupun cairan pada saat mengambil suatu bahan
dari oven ataupun tanur (furnace). Resiko yang dihadapi seperti tangan
atau kulit yang terkana paparan panas akan memerah.
Tertimpa alat gelas yang berada di dekat tempat pencucian. Hal ini dapat
terjadi karena alat gelas tersebut tidak ditata dengan rapi dan terlalu barada
di ujung meja sehingga memiliki kemungkinan jatuh ke bawah dan
mengenai kaki praktikan. Resiko yang dihadapi yaitu kesakitan pada kaki
praktikan atau bahkan terkena pecahan dari alat gelas tersebut yang dapat
menimbulkan luka.
c. Bahaya psikologi
Serangkaian percobaan yang membutuhkan pengerjaan yang lama dan
kemungkinan percobaan tersebut tidak berhasil dapat mengakibatkan
praktikan tersebut mengalami stres terlebih lagi didukung dengan kondisi
udara dengan kelembaban yang cukup rendah dan udara di sekitar panas.
2. Sarana pengendalian K3 yang ada pada Laboratorium Pengawasan Mutu
a. Shower, shower dalam keadaan baik dan masih berfungsi secara
maksimum.
b. Petunjuk arah evakuasi serta dilengkapi dengan peta jalur evakuasi.
c. Kotak P3 yang dapat digunakan sebagai pertlongan pertama dalam
kecelakaan kerja. Kotak P3 dalam keadaan baik, walaupun isi yang
terdapat didalamnya tidak terlalu lengkap.
d. Fire extinguiser yang berada dekat dengan bahan-bahan yang mudah
terbakar, sehingga memberikan kemudahan pada labiran dalam
pengendalian bahaya.
3. Peralatan dan bahan yang ada di laboratorium sudah memadai dan cukup
lengkap, namun disayangkan ada beberapa hal yang mengakibatkan
ketidaknyamanan dan menimbulkan bahaya dari ketidaktepatan tersebut.,
yaitu
a. Berantakan, file file tidak tersusun rapi
b. Penempatan barang yang tidak sesuai, seperti penghargaan laboratorium
seperti sertifikat yang berada diantara zat zat kimia.
c. Terdapatnya bangku, sehingga ada kemungkinan untuk menghalangi
laboran dan praktikan untuk beraktivitas didalam laboratorium.
d. Kabel kabel listrik yang berantakan akan mengakibatkan korsleting dan
bahaya lainnya.

Modul 5
MATERI AL SAFETY DATA SHEET (MSDS)
ASAM SULFAT (H
2
SO
4
)

Identifikasi Bahaya
Penampilan Asam Sulfat:
Jelas, tidak berwarna sampai coklat tua, tidak berbau, padat, cairan berminyak.
Higroskopis. Tidak akan terbakar. Dapat terurai pada suhu tinggi membentuk gas
beracun, seperti sulfur oksida. Sangat reaktif. Kontak dengan bahan yang mudah
terbakar dapat menyebabkan kebakaran. Kontak dengan banyak organik dan bahan
kimia anorganik dapat menyebabkan kebakaran atau ledakan. Kontak dengan logam
akan melepaskan gas hidrogen yang mudah terbakar. Bereaksi hebat dengan air.
Sangat beracun. Dapat berakibat fatal bila terhirup atau tertelan. Bersifat korosif bagi
mata, kulit dan saluran pernapasan. Dapat menyebabkan kebutaan dan jaringan parut
permanen, serta luka pada paru-paru. Kuat kabut asam anorganik yang mengandung
asam sulfat bersifat karsinogenik. Target Organ: Paru-paru, gigi, mata, kulit,
membran mukosa.

Potensi efek terhadap kesehatan
Cara masuk ke dalam tubuh: pernafasan dan pencernaan, kontak dengan kulit dan
mata
Efek akut jika terkena paparan: Korosif, sangat fatal jika masuk melewati
pencernaan, pernafasan dan kontak kulit.
- Efek akut terhadap mata: menyebabkan luka bakar pada mata yang sangat parah,
kerusakan mata secara permanen termasuk diantaranya kebutaan dan asam sulfat
dapat menyebabkan iritasi.
- Efek akut terhadap kulit: menyebabkan luka bakar pada kulit yang sangat parah,
menyebabkan lepuh pada kulit, jerawat dan bekas luka permanen. Bakar yang
terjadi secara besar dapat menyebabkan kematian. Gas asam sulfat dengan
konsentrasi yang sangat tinggi dapat menyebabkan kemerahan, iritasi dan luka
bakar terhadap kulit jika mengalami kontak secara berkepanjangan.
- Efek akut terhadap pencernaan: Sangat fatal bila tertelan. Menyebabkan luka
bakar pada bibir, lidah, tenggorokan, esophagus dan perut. Gejala yang terjadi
dapat berupa sulit menelan, cepat letih, mual, diare, dan dalam keadaan yang
parah dapat menyebabkan collapse dan kematian. Menghirup senyawa ini dapat
menyebabkan luka serius pada paru-pau dan kematian.
- Efek akut terhadap pernafasan: Fatal bila terhirup dan dapat menyababkan sistem
pernafasan terbakar. Dapat menyebabkan pembekakan paru-paru dengan gejala
berupa batuk-batuk, sakit pada bagian dada, dan nafas yang pendek. Gejala dapat
muncul setelah 24-48 jam setelah adanya paparan.

Efek kronis jika terkena paparan: Asam sulfat sangat seing digunakan pada
umumnya, dan ada beberapa informasi mengenai efek akibat paparan yang terjadi
secara berkepanjangan. Paparan yang terjadi secara berulang dapat menyebabkan
dental erosion. Dan kontak dengan kulit yang terjadi secara berulang (konsentrasi
rendah) dapat menyebabkan kulit kering, merah dan dermatitis.
- Efek kronis terhadap mata: Segera basuh mata dengan jumlah air yang banyak
selama minimal 30 menit, pegang kelopak mata secara terpisah untuk memastikan
pembilasan terjadi pada seluruh permukaan. Tidak disarankan untuk mengecek
mata atau membiarkan matanya tertutup dan segera obati ke rumah sakit terdekat.
- Kulit: Dapatkan bantuan medis dengan segera. Segera basuh kulit dengan sabun
dan air dalam jumlah yang banyak selama minimal 30 menit saat mengeluarkan
pakaian dan sepatu yang telah terkontaminasi. Sangat disarankan untuk
melakukan penanganan secara cepat.
- Pencernaan: Jika korban telah sadar dan waspada, Berikan 2-4 gelas susu atau air.
Konsultasikan dengan dokter segera. Jangan pernah memberikan apapun melalui
mulut kepada orang yang belum sadar.
- Pernafasan: Bahan kimia ini sangat beracun. Dapatkan bantuan medis dengan
segera. Pindahkan pasien dari daerah yang terkena paparan ke tempat dengan
udara yang segar. Gejala pembengkakan paru-paru dapat ditunda hingga 48 jam
setelah paparan.

Penanganan

Bahan ini adalah cairan korosif dan sangat beracun. Hindari segala sesuatu yang
menghasilkan uap atau gas senyawa ini. Cegah pelepasan uap atau gas unsur ke
udara. Sangat reaktif. Cegah adanya kontak tidak disengaja dengan air. Jangan
gunakan bahan ini dengan bahan yang tidak kompatibel seperti larutan alkali,
karbida, klorat dan nitrat. Jangan pernah meletakkan kembali bahan yang telah
terkontaminasi ke wadah aslinya. Selalu tambahkan korosif ke dalam air dingin.
Ketika mencampurkan bahan ini dengan air, aduk secara perlahan-lahan.

Penyimpanan

Simpan di tempat sejuk, kering, berventilasi baik jauh dari bahan mudah terbakar.
Simpan wadah tetap tertutup rapat jika tidak sedang digunakan. Jangan pernah
menyimpan bahan ini dekat dengan larutan basa atau zat organik. Simpan di tempat
yang dingin jauh dari daerah yang mengandung adanya percikan dan nyala api.
Jangan menambahkan bahan lain ke dalam wadah. Jangan simpan dalam suasana
lembab. Jangan sampai terkena mata, kulit atau pakaian. Jangan biarkan merokok
dan makan sambil menggunakan. Penanganan dilakukan sesuai dengan aturan
penyimpanan dan penanganan yang baik. Jangan simpan di dekat bahan yang mudah
terbakar. Cuci sampai bersih setelah menangani.

Pengendalian Paparan dan Personal Protection

Pengendalian paparan dilakukan dengan menggunakan aturan pemakaian yang sudah
ada dan terjamin kemanannya, adanya ventilasi untuk exhausting, atau adanya teknik
pengendalian yang mampu mengontrol tingkat paparannya.

Personal Protection Equpment
Mata: Gunakan kacamata pelindung yang sesuai atau kacamata keamanan bahan
kimia seperti yang dijelaskan oleh peraturan perlindungan mata dan wajah OSHA
pada 29 CFR 1910,133.
Kulit: Gunakan pelindung neoprene atau polyethylene sarung tangan yang tepat
untuk mencegah paparan kulit.
Pakaian: Kenakan pakaian pelindung yang tepat untuk mencegah paparan kulit.
Apron atau pakaian untuk melindungi kulit. Sepatu boot karet. Cukup untuk
melindungi kulit.
Perlindungan pernapasan: Ikuti peraturan respirator OSHA ditemukan di 29CFR
1.910,134. Selalu menggunakan respirator NIOSH disetujui bila diperlukan.
Ventilasi: Gunakan hanya di tudung asap kimia.
Alat Pelindung lain: Membuat bath mata dan shower darurat tersedia.

TOKSISITAS ASAM SULFAT

LD 50 atau LC 50 (CAS# 7664-93-9)
Pernafasan tikus: LC50 = 51 mg/m
3
/2H.
Oral, tikus: LD50 = 2140 mg/kg.
Karsinogenik: CAS # 7664-93-9: Pekerja terkena gas asam sulfat industri
menunjukkan peningkatan statistik dalam potensi kanker laring, hidung, sinus, dan
paru-paru. Data ini menunjukkan kemungkinan hubungan antara karsinogenesis
dengan menghirup kabut asam sulfat.
Epidemiologi: Tes Standard Draize: Eye, kelinci - 250 mg, reaksi parah.
Reproduksi: kelainan perkembangan spesifik: sistem muskuloskeletal, Inhalasi-
kelinci TCLo = 20 mg/m
3
/7H (perempuan pasca 6-18D).
Teratogenisitas: Tidak ada informasi manusia yang tersedia.
Sifat mutagenik: sitogenetik analisis: Ovarium, hamster - 4 mmol / L.
Neurotoksisitas: Tidak ada informasi tersedia.
Ekotoksisitas: Asam Sulfat berbahaya bagi kehidupan dalam air dengan konsentrasi
yang sangat rendah. Ini mungkin berbahaya jika bahan ini masuk ke dalam air.
Zebrafish: LC50 = 82mg/L/24H. Ikan nyamuk: LC50 = 42 mg/L/96H. Udang: LC50
= 42,5 ppm/48H (air asin).
Lingkungan: Tidak ada informasi tersedia. Fisik: Tidak ada informasi tersedia.
Lainnya: Tidak ada informasi tersedia.

Modul 6 - Analisis Protein

Ketika bekerja di laboratorium terutama laboratorium kimia, kontak dengan
bahan kimia adalah hal yang biasa dilakukan. Bahan kimia yang terdapat di
laboratorim sangatlah bervariasi mulai dari wujud sampai tingkat keamanannya.
Wujud dan tingkat keamanan bahan kimia ini sangat penting diperhatikan saat
penggunaannya. Pengetahuan wujud bahan kimia penting dalam penentuan alat apa
yang akan digunakan dan perlakuan seperti apa yang akan diberikan. Pengetahuan
tentang tingkat keamanan bahan kimia sangat penting dalam pemberian perlakuan
pada bahan kimia. Apakah bahan kimia tersebut aman jika dicampur dengan bahan
kimia tertentu atau kah bahan kimia tersebut tidak boleh kontak dengan bahan kimia
tertentu. Hal tersebut akan sangat berguna untuk menjaga diri dari bahaya. Salah satu
contohnya adalah ketika bekerja saat menganalisis protein.
Analisis protein dilakukan untuk mengetahui kadar protein bahan atau produk
hasil pertanian. Secara umum, analisis yang sering dilakukan untuk menganalisis
protein adalah analisis protein kasar (metode kjeldahl), metode biuret, metode lowry,
metode pengikatan zat warna, dan metode titrasi formal. Metode yang digunakan
bergantung pada bahan apa yang digunakan. Dari keseluruhan metode yang
digunakan terdapat beberapa metode yang menggunakan bahan kimia berbahaya.
Beberapa bahan kimia berbahaya digunakan dalam analisis protein diantaranya asam
sulfat, asam klorida, alkohol. Karakteristik bhana kimia berbahaya tersebut berbeda
dan memiliki penanganan tersendiri. Sifat asam sulfat dan asam klorida yang korosif
dan alkohol yang mudah menguap dan terbakar dalam suhu tertentu harus dipahami
agar tidak membahayakan. Bahaya tidak hanya berasal dari bahan kimia saja, tetapi
uga dari alat yang digunakan. Mencegah datangnya bahaya akan lebih baik daripada
memperbaiki.
Bahaya dapat dikendalikan dengan beberapa tahapan, diantaranya mitigasi,
reduksi, dan eliminasi. Mengeliminasi bahaya ketika menganalisis protein adalah
tidak melakukan metode analisis yang menggunakan bahan kimia berbahaya, tidak
melakukan analisis dengan menggunakan alat yang dapat membahayakan secara
alami seperti hotplate atau penangas. Mereduksi atau mengurangi bahaya dengan
memberikan tanda atau label pada bahan kimia disertai keterangan MSDSnya.
Mitigasi bahaya dapat dilakukan dengan cara menggunakan APD yang sesuai ketika
melakukan analisis protein, lakukan analisis sesuai dengan prosedur yang ada.
Tahapan pengendalian bahaya dapat berjalan dengan baik dan mencegah
datangnya bahaya jika diterapkan di ruang kerja. Fokus penerapan pengendalian di
ruang kerja yang akan dibahas adalah isolasi, good houskeeping, teknik pengendalian
untuk mengurangi paparan, pengendalian administratif, dan perlindungan
perorangan.
Isolasi
Memberikan batasan antara sumber bahaya dengan pekerja.
Secara umum, di laboratorium kimia sudah dilakukan pemisahan antara bahan
kimia berbahaya dan bahan kimia yang bebas digunakan dengan penyimpanan
yang sudah disesuaikan. Seperti halnya bahan kimia yang digunakan untuk
menganalisis protein salah satunya adalah asam sulfat dan asam klorida, kedua
bahan tersebut disimpan di tempat khusus yaitu diruang asam. Alkohol dengan
sifatnya yang mudah menguap disimpan ditempat dengan suhu ruang dan dalam
keadaan tertutup. Semua bahan kimia yang ada diberi label dan keterangan
tentang karakteristiknya, sehingga pekerja tidak sembarangan memilih bahan
yang akan digunakan.
Teknik mengontrol untuk mengurangi paparan
Sarana pengendalian ini didesain untuk meminimalkan waktu bagi tenaga kerja
terpapar potensi bahaya atau mengurangi jumlah potensi bahaya yang memapari
tenaga kerja.
Mengurangi paparan dari sumber bahaya dalam analisis protein harus terlebih
dahulu memahami prosedur kerja yang akan dilakukan dan memahami tingkat
bahaya yang akan diterima di tempat kerja. Paparan yang mungkin terjadi ketika
melakukan analisis protein adalah dari bahan kimia yang digunakan, dan ketika
mereaksikan bahan kimia dengan bahan tertentu.
Good houskeeping
Penerapan pengendalian ini dapat dilakukan dengan memisahkan antara tempat
penimpanan dan pembuangan bahan, melakukan prosedur kerja yang sesuai,
tidak makan atau minum bahkan merokok di tempat kerja, dan melakukan
penanganan yang tepat ketika terjadi kesalahan serta tidak gugup dan gagap.
Penerapannya dalam analisis protein dapat dilakukan dengan menyimpan bahan
dengan kadar asam kuat di ruang asam, tutup kembali wadah setelah bahan
digunakan, bahan yang mengandung protein disimpan ditempat yang sesuai
untuk mencegah kerusakan protein, tidak bermain api saat menggunakan
alkohol, karena alkohol mudah menguap dan mudah terbakar.
Pengendalian administratif
Kontrol administratif ditujukan pengandalian dari sisi orang yang akan
melakukan pekerjaan, dengan dikendalikan metode kerja diharapkan orang akan
mematuhi, memiliki kemampuan dan keahlian cukup untuk menyelesaikan
pekerjaan secara aman. Jenis pengendalian ini antara lain seleksi karyawan,
adanya standar operasi baku (SOP), pelatihan, pengawasan, modifikasi prilaku,
jadwal kerja, rotasi kerja, pemeliharaan, manajemen perubahan, jadwal istirahat,
investigasi, penetapan prosedur kerja, penanganan bahan yang aman, dll.
Pengendalian administratif di tempat kerja analisis protein dapat dilakukan
dengan menetapkan standar operasi baku ketika kerja, adanya pengawasan dari
ahli, memastikan keadaan bahan dan alat sebelum melakukan analisis.
Perlindungan perorangan
Membuat batasan antara bahaya dan pekerja di level pekerja. Salah satunya
dengan cara menggunakan alat pelindung diri. Pemilihan dan penggunaan alat
pelindung diri merupakan merupakan hal yang paling tidak efektif dalam
pengendalian bahaya,dan APD hanya berfungsi untuk mengurangi resiko dari
dampak bahaya. Karena sifatnya hanya mengurangi, perlu dihindari
ketergantungan hanya menggandalkan alat pelindung diri dalam menyelesaikan
setiap pekerjaan. Seluruh alat pelindung diri didesain untuk memisahkan atau
memberi penghalang antara tubuh manusia dengan potensi sumber energi yang
membahayakan. Dalam aplikasi pengendalian bahaya, selain berfokus pada
hirarkinya tentunya dipikirkan pula kombinasi beberapa pengendalian lainnya
agar efektifitasnya tinggi sehingga bahaya dan resiko yang ada semakin kecil
untuk menimbulkan kecelakaan.
APD yang digunakan saat kerja analisis protein adalah pakaian laboratorium,
karena skala pengerjaanya adalah laboratorium. Pemakaian pakaian
laboratorium sangat penting untuk bahaya yang ada kontak langsung dengan
pakaian yang dikenakan, selain itu jika terjadi kecelakaan, ukuran pakaian
laboratorium yang lebih besar dan mudah dilepas sehingga dapat dilepas dengan
mudah dan cepat serta mengurangi efek dari kecelakaan yang terjadi.Gunakan
pula masker untuk menjaga agar tidak menghirup bahan dengan bau tidak sedap,
akan lebih baik menggunakan masker gas untuk menghindari terhirupnya gas
berbahaya. Pakailah sarung tangan agar tangan tidak kontak langsung dengan
bahan atau alat sehingga mengurangi ketelitian.

Você também pode gostar