Você está na página 1de 5

Anatomi dan Faal Sistem Vestibular

Telinga dalam atau labirin terletak di bagian petrosa tulang temporal. Bangunan ini cukup
terlindung letaknya, namun ia masih rawan terhadap gangguan. Gangguan ini dapat disebabkan
oleh fraktur tulang, infeksi bangunan yang terletak di dekatnya, misalnya telinga tengah dan
selaput otak, dan oleh toksin yang dibawa oleh aliran darah.
Labirin terdiri atas 2 bagian yang saling berhubungan :
1. Labirin anterior, yang terdiri atas kokhlea yang berperan dalam pendengaran.
2. Labirin posterior, yang mengandung 3 bejana semisirkular, utrikulus dan sakulus.
Semuanya ini berperan dalam mengatur dan menjaga keseimbangan. (Di utrikulus dan
sakulus sel sensorik berada di makulanya. Di bejana semi-sirkular sel sensorik terletak di
krista ampula)

Ganglion sensorik primer, disebut juga sebagai ganglion vestibular atau ganglion Scarpa,
terletak di liang akustik interna. Ganglion ini mengandung sel-sel neuron sensorik primer. Sel
neuron ini bipolar, bagian perifer (dendrit) berakhir di sel rambut di makula utrikulus, sakulus
dan di krista ampula bejana semi-sirkular. Bagian sentral (akson) membentuk saraf vestibular
memasuki batang otak di batas pons-medula oblongata dan berakhir di inti vestibular.
Sel-sel di inti vestibular di batang otak berhubungan dengan :
1. Serebelum
Hubungan dengan serebelum mempunyai tugas penting dalam memelihara
keseimbangan.
2. Bagian-bagian batang otak lainnya
Akson sel inti vestibular ada yang bersinaps dengan inti saraf abdusen, okulomotor dan
trochlear. Hubungan ini penting dalam mengatur gerakan bola mata, gerakan konjugasi
bola mata sehubungan dengan gerakan kepala.
3. Medula spinalis
Hubungan dengan sel motoneuron di servikal ikut bertugas dalam mempengaruhi kepala
mempertahankan keseimbangan. Hubungan dengan sel motoneuron spinalis lainnya ikut
mengatur tonus otot-otot yang dibutuhkan dalam mempertahankan keseimbangan.
4. Korteks otak melalui thalamus
Daerah vestibular di korteks otak ialah di girus post-sentral lobus parietal, di dekat area
sensorik untuk kepala. Mungkin juga ada daerah vestibular di korteks lobus temporal
berdekatan dengan daerah untuk pendengaran.

Fungsi korteks vestibular ini ialah untuk orientasi ruangan dan ikut mengatur sistem
motorik. Korteks ini mempunyai kemampuan untuk menyaring informasi mengenai
keseimbangan. Gangguan kemampuan ini dapat mengakibatkan disekuilibrium
(ketidakseimbangan) yang misalnya didapatkan pada trauma otak. Stimulasi daerah korteks ini
memberikan sensasi rotasi dan gerakan badan.
Keseimbangan yang normal membutuhkan bahwa kita secara akurat dapat
mengidentifikasi posisi kita terhadap lingkungan, dapat mengidentifikasi gerakan kita dan
mengontrol gerakan kita. Tugas ini dilakukan oleh seperangkat sistem saraf yang
mengkoordinasi informasi sensorik mengenai kita dan lingkungan.
Penglihatan (vision) mensuplai informasi mengenai posisi dan gerakan objek; somato-
sensorik (rasa raba dan propioseptif) memberikan masukan mengenai posisi dari tubuh serta
bagian-bagiannya; dan input dari vestibular memberikan informasi mengenai gerak kepala dan
posisi kepala sehubungan dengan gravitasi. Input sensorik ini kemudian diolah di otak, yang
kemudian menciptakan tingkah yang dibutuhkan untuk mempertahankan keseimbangan dan
orientasi sewaktu kita melakukan kegiatan atau aktivitas sehari-hari.
Proses yang serupa juga terjadi yaitu bimbingan serta koordinasi gerak mata dan kepala
bila kita mengikuti atau memfiksasi pandangan kita pada suatu objek (benda). Informasi
sensorik berbagai sistem (vestibular, visual, dan propioseptif) berkontribusi di dalam mengontrol
keseimbangan. Sistem vestibular berkembang khusus untuk keperluan ini.
Bangunan vestibular dan fungsinya
Fungsi sistem vestibular ialah mensuplai otak dengan informasi mengenai gerak kepala
serta orientasi di ruangan. Reseptor akhir (end organ) terdiri atas labirin vestibular di telinga-
dalam, terbungkus di dalam tulang temporal.
Labirin vestibular terdiri atas 2 perangkat reseptor mekanis, yaitu :
1. Bejana semi-sirkular, yang mendeteksi gerakan kepala yang berarah angular.
2. Organ otolit, yang mendeteksi gerakan kepala berarah linier serta orientasinya terhadap
gravitasi.
Tiap organ-akhir memiliki epitel sensorik berisi sel rambut yang mengubah rangsang
mekanik menjadi rangsang listrik neuronal (rangsang neuronal) di serabut aferen saraf otak ke
VIII. Informasi ini kemudian didistribusikan ke beberapa bangunan di batang otakm terutama ke
inti vestibular, yang memproses dan me-relay informasi vestibular ke berbagai bagian susunan
saraf pusat untuk menopang berbagai fungsi yang berasosiasi dengan keseimbangan.
Labirin vestibular mempunyai hubungan dengan mata (reflex vestibulo-okular) dan
dengan medulla spinalis (refleks vestibule-kolli, reflex vestibule-spinal).
Kedua organ otolit dan bejana semi-sirkular berpartisipasi pada semua refleks vestibular
dan keduanya terstimulasi oleh tiap gerakan yang kita lakukan sehari-hari, seperti berjalan,
berlari.

Organisasi labirin yang bilateral
Manusia merupakan makhluk yang simetrik-bilateral. Demikian juga halnya dengan
labirin, yang pada sisi kiri dan dan kanan setangkup (ko-planar). Bagi tiap bejana ada bejana ko-
planar di sisi lainnya. Bila gerakan kepala merangsang satu bejana, secara otomatis hal ini akan
menginhibisi (menghambat) pasangan ko-planarnya pada sisi lain.
Jadi, keenam bejana (3 pada tiap sisi) bertindak sebagai 3 pasang bejana yang orthogonal,
yaitu horizontal kanan dan kiri, anterior kiri dan posterior kanan, dan posterior kiri dan anterior
kanan.
Jadi bila suatu neuron di inti vestibular dirangsang oleh suatu bejana, ia juga akan
diinhibisi oleh bejana kontralateral yang ko-planar. Hal ini dimungkinkan melalui hubungan
silang antara inti vestibular pada tiap sisi, komisur vestibular. Hal yang serupa didapatkan juga
pada organ otolit. Urtikulus dan sakulus kedua sisi adalah ko-planar.

Sistem vestibular dan vestibulo-okular
Vertigo berarti sensasi bergerak atau berputar. Vertigo disebut subjektif bila penderita
yang bergerak atau berputar; atau objektif bila penderita melihat sekelilingnya yang bergerak
atau berputar. Penderita dengan lesi vestibular akut akan mengalami vertigo.
Arah rasa berputar horizontal atau lebih jarang ialah vertikal. Bila terlihat nistagmus,
maka arah rotasi sekelilingnya sama dengan arah komponen cepat daripada nistgamus. Ini
disebabkan oleh supresi persepsi sewaktu fase (komponen) gerak cepat nistagmus. Lingkungan
hanya terlibat sewaktu fase lambat.






Mekanisme Kerja Sistem Keseimbangan
Banyak faktor yang ikut berperan dalam mempertahankan keseimbangan. Untuk
mempermudah pemahaman, sistem yang rumit ini mungkin dapat disederhanakan menjadi 3
kelompok, yaitu :
1. Kelompok penerima rangsang (reseptor) di perifer
2. Pusat integrasi, yang letaknya lebih sentral, di antaranya di batang otak dan serebelum
3. Pusat persepsi, dimana rangsang disadarkan, yaitu di korteks otak

1. Kelompok penerima rangsang di perifer
Reseptor vestibular, yang terletak di labirin telinga dalam berespons terhadap gerakan
angular dan linier daripada kepala dan terhadap gravitasi. Hasilnya ialah refleks vestibulo-okular
yang mempertahankan citra (bayangan) di retina mata tetap stabil sewaktu kepala bergerak, dan
refleks vestibulo-spinal yang mengontrol sikap badan.
Reseptor visual memberikan informasi mengenai sasaran dan lingkungan yang
dibutuhkan untuk mengarahkan pandangan, dan menekan atau meningkatkan refleks vestibulo-
okular, yang memungkinkan citra yang stabil di retina sewaktu kepala bergerak.
Stimulasi visual saja dapat memberikan sensasi gerakan dan mengganggu keseimbangan.
Hal ini misalnya kita alami bila di stasiun, kereta api yang di samping kita bergerak sedang
kereta api yang kita tumpangi diam. Kita rasanya bergerak. Perasaan bergerak ini dapat ditekan
atau dikoreksi oleh input dari vestibular dan somatosensorik. Diplopia (yaitu melihat kembar,
misalnya oleh kelumpuhan otot penggerak bola mata) sering mengakibatkan gangguan sensasi
berupa rasa tidak seimbang dan kepala terasa ringan.
Banyak pasien yang mengeluhkan rasa puyeng dan sakit kepala bila mereka mula-mula
memakai kacamata baru, terlebih-lebih bila ada astigmatisme.
Reseptor somato-sensorik memberikan informasi mengenai gravitasi, posisi, permukaan,
luas gerakan daripada otot-otot dan persendian. Informasi ini memberikan umpan-balik bagi
refleks spinal dan vestibule-spinal.
Reseptor di anggota gerak bawah sering terganggu pada neuropati perifer. Hal ini
mengakibatkan perasaan kurang seimbang. Reseptor di persendian intervertebralis pada vertebra
leher bagian atas berperan dalam memberikan informasi keseimbangan dan mungkin juga dalam
mengontrol gerakan bola mata.


Tingkat integrasi
Bangunan yang banyak berperan dalam mengintegrasi rangsang reseptor perifer ialah
batang otak dan serebelum. Bangunan di batang otak ini ialah inti vestibular, inti okulomotor dan
olive inferior.
Tingkat persepsi
Korteks otak memainkan peranan dalam menghayati atau menyadari keadaan
keseimbangan. Jejas traumatik pada otak dapat mengakibatkan sindrom pasca-konkusi (post
concussion syndrome). Hal ini mungkin disebabkan oleh gangguan yang difus di otak dan atau
konkusi di labirin. Keluhan penderita pasca konkusi otak sering berupa gangguan keseimbangan,
puyeng, nyeri kepala, lelah, tidak toleran terhadap zat toksik, tinitus, nausea, emosi tidak stabil,
depresi, kemampuan berpikir menurun. Demikian juga dengan kemampuan mengingat dan
berkonsentrasi. Trauma kepala ringan juga dapat menyebabkan kesulitan mencurahkan
perhatian, nyeri kepala, puyeng dan disekuilibrium. Rasa tegang, gelisah, vertigo dan konsentrasi
yang buruk tidak jarang pula dijumpai setelah trauma pada leher.

Você também pode gostar