Você está na página 1de 7

LAPORAN PRAKTIKUM

SENSOR CAHAYA





Disusun oleh :
Ribut Wahidin (G74100009)
Sugandi (G74100044)
Dini Novialisa (G74100046)

Hari dan tanggal praktikum : kamis, 28 Februari 2013
Tanggal pengumpulan laporan : 8 Maret 2013
Asisten :
1. Rian Maryanto (G74090015)
2. Agie Maliki Akbar (G74090021)
3. Miko Saputra (G74090008)
4. Kris L Situmorang (G74090036)


LABORATORIUM FISIKA LANJUT
DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Abstrak :
Cahaya adalah energi yang berbentuk gelombang elektromagnetik yang kasat
mata dengan panjang gelombang sekitar 380750 nm. Pada bidang fisika, cahaya adalah
paket partikel yang disebut foton. Sensor cahaya merupakan komponen elektronika yang
berfungsi mengubah suatu besaran optik (cahaya) menjadi besaran elektrik (listrisk).
Percobaan yang telah dilakukan ini untuk mengamati dan mengkarakterisasi sensor
cahaya sebagai piranti pendeteksi intensitas cahaya akibat perubahan jarak dan
mengubah besarannya (intensitas cahaya) menjadi besaran elektrik (listrik). Secara
teknis dalam percobaan ini digunakan sensor cahaya yang berupa LED dan Fotosensor
serta CdS dan Fotokopler. Percobaan menggunakan LED dan Fotosensor dilakukan
pengukuran terhadap konduktansi dan tegangan output fotosensor. Sedangkan percobaan
menggunakan CdS dan Fotokopler dilakukan pengukuran terhadap resistansi CdS. Pada
pengamatan pada praktikum LED dan fotosensor hubungan tegangan dengan jarak yang
menunjukan hubungan linear negatip. Semakin besarnya jarak hubungan intensitas ini
ditunjukkan oleh meningkatnya nilai resistansi dan penurunan nilai tegangan. Dengan
demikian resistansi akan berkurang dengan bertambahnya intensitas cahaya. Sedangkan
pada praktikum CdS dan fotokopler mengamati hubungan intensitas dengan BIAS. Nilai
resistansi akan semakin meningkat seiring bertambahnya nilai BIAS. Namun beda halnya
bila CdS dilindungi dari cahaya lingkungannya, resistansi akan semakin menurun
dengan bertambahnya nilai BIAS. Hal ini disebabkan oleh intensitas yang diterima
detektor hanya dipengaruhi oleh lampu yang langsung membaca pengamatan pada
multimeter
Kata kunci : Cahaya, Fotosensor, Fotokopler, LED dan CdS.

Pendahuluan :
Sensor cahaya merupakan komponen elektronika yang berfungsi mendeteksi
adanya cahaya dan mengubah suatu besaran optik (cahaya) menjadi besaran elektrik
(listrik). Berdasarkan perubahan listrik yang dihasilkan, sensor cahaya dibagi menjadi dua
jenis yaitu photovoltaic dan photoconductive. Photovoltaic yaitu sensor cahaya yang
dapat mengubah perubahan besaran optik (cahaya) menjadi perubahan tegangan, salah
satu sensor cahaya jenis photovoltaic adalah solar cell. Tegangan yang dihasilkan
sebanding dengan intensitas cahaya yang mengenai permukaan solar cell yaitu semakin
kuat sinar yang mengenai permukaan maka tegangan dan arus listrik DC yang dihasilkan
semakin besar. Photoconductive yaitu sensor cahaya yang dapat mengubah perubahan
besaran optik (cahaya) menjadi perubahan nilai konduktansi (resistansi). Contoh sensor
cahaya jenis photoconductive adalah LDR, fotodioda, fototransistor. (anonim, 2008)
Prinsip kerja dari photovoltaic, apabila cahaya jatuh pada permukaan, depletion
layer akan berkurang dan elektron berpindah melalui hubungan p-n. Besarnya arus
yang mengalir sebanding dengan perpindahan elektron yang digunakan untuk merubah
energi dari foton menjadi elektron. Idealnya satu foton dapat membangkitkan satu
elektron. Sensor cahaya sangat luas penggunaannya, salah satu yang paling populer
adalah kamera digital. Pada saat ini sudah ada alat yang digunakan untuk mengukur
cahaya yang mempunyai 1 buah foton saja. Sedangkan prinsip kerja photoconductive,
apabila energi pancaran cahaya yang jatuh pada pertemuan p-n ini menyebabkan
sebuah elektron berpindah ke tingkat energi yang lebih tinggi. Elektron berpindah ke luar
dari valensi band meninggalkan hole sehingga membangkitkan pasangan elektron bebas
dan hole. (anonim, 2008)


Gambar sensor fotoresistif Gambar sel fotovoltaik

Sel CdS memiliki resistansi yang nilainya bergantung pada cahaya yang
diterimanya. Bila tidak ada cahaya yang mengenainya, resistansi-nya sangat tinggi.
Sementara ketika disinari cahaya, nilai resistansi-nya relatif menurun. Sel CdS sangat
mudah dihubungkan dengan komponen elektronik lainnya, namun komponen ini
memiliki reaksi yang lambat sehingga tidak dapat menangkap cahaya lampu kilat yang
lebih dari 20 atau 30 kali per detik. Sedangkan fotodioda Merupakan versi dioda dari
fototransistor. Karakteristik umum fotodioda adalah outputnya rendah, meskipun ketika
disinari cahaya yang terang. Agar memberikan output yang efektif, output photodiode
biasanya dihubungkan dengan sebuah rangkaian penguat (amplifier). Berbeda dengan sel
CdS, reaksi fotodioda sangat cepat sehingga dapat menangkap lampu kilat meskipun
puluhan ribu kali per detik. (Tjahyadi, 2013)
Tujuan percobaan ini adalah untuk mengamati dan mengkarakterisasi sensor
cahaya (sel fotokonduktif dan fotovoltaik) dan memahami operasi LED inframerah dan
transistor receiver dalam mendeteksi objek dan mempelajari karakteristik sel CdS dan
piranti fotokopler.
Metode :
Pada praktikum mengenai LED dan Fotosensor, setelah menghubungkan
rangkaian sesuai dengan gambar pada buku panduan praktikum, variasi yang diinginkan
adalah jarak sensor (receiver) terhadap LED lalu dicatat hasil yang tertera pada
multimeter untuk gerakan mundur dan maju setiap kenaikan 5 mm. Dengan mengganti
jenis arusnya menjadi AC pada frekuensi 100 Hz, lakukan pengukuran yang sama,
demikian juga untuk arus AC pada frekuensi 1 KHz.

Gambar Op-Amp Gambar Amplifier
Praktikum mengenai CdS dan fotokopler melakukan pembacaan multimeter
dengan variasi pada BIAS dengan jarak lampu dan CdS sekitar 20 mm pada gerakan maju
mundur. Untuk keadaan saat lampu ditutupi benda hitam, dilakukan variasi BIAS 0-10
hingga multimeter membaca nilai hambatan yang terbaca. Untuk rangkaian LED-CdS,
variabel tetapnya yaitu jarak lampu dan sel CdS pada 5 mm dengan memvariasikan BIAS
dari 0-10.
Hasil dan Pembahasan :







Grafik 1.

Grafik 2.
y = -0.2929x + 1.82
y = -0.2614x + 1.6633
y = -0.2523x + 1.7013
0
0.5
1
1.5
2
5 10 15 20 25 30
T
e
g
a
n
g
a
n

(
V
o
l
t
)

Jarak (mm)
Arus AC Frekuensi 100Hz dan 1KHz
mundur (100 Hz)
maju (100 Hz)
mundur (1 KHz)
maju (1 KHz)
Linear (mundur (100
Hz))
y = 0.658x + 2.8453
y = 0.6589x + 2.724
0
2
4
6
8
5 10 15 20 25 30
H
a
m
b
a
t
a
n

(
o
h
m
)

Jarak (mm)
Arus DC Bias 5
mundur
maju
Linear (mundur)
Linear (maju)


Grafik 3.

Grafik 4.

Grafik 5.
y = x + 23.767
y = 4.7x + 18.533
0
5
10
15
20
25
30
35
0 5 10
H
a
m
b
a
t
a
n

(
O
h
m
)

BIAS (Volt)
Arus DC Jarak 20 mm
mundur
maju
Linear (mundur)
Linear (maju)
y = -0.3662x + 1.3525
y = -0.3349x + 1.2495
-0.2
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
7 8 9 10
T
e
g
a
n
g
a
n

(
V
0
l
t
)

Jarak (mm)
Cds
mundur
maju
Linear (mundur)
Linear (maju)
y = -0.1006x + 2.1538
y = -0.0957x + 2.0853
0
0.5
1
1.5
2
2.5
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
T
e
g
a
n
g
a
n

(
V
o
l
t
)

Bias (Volt)
CdS
maju
mundur
Linear (maju)
Linear (mundur)
Sensor cahaya adalah alat yang digunakan untuk mengubah besaran cahaya
menjadi besaran listrik. Jenis-jenis sensor cahaya yaitu detektor kimiawi, seperti pelat
fotografis, dimana molekul silver halida dibagi menjadi sebuah atom perak metalik dan
atom halogen, pengembang fotografis menyebabkan terbaginya molekul yang
berdekatkan secara sama, fotoresistor atau Light Dependent Resistor (LDR) yang berubah
resistansinya ketika dikenai cahaya atau jenis sel fotovoltaik atau sel matahari yang
menghasilkan tegangan dan memberikan arus listrik ketika dikenai cahaya. Jenis lainnya
fotodioda yang dapat beroperasi pada mode fotovoltaik maupun fotokonduktif, tabung
fotomultiplier yang mengandung fotokatoda yang memancarkan elektron ketika dikenai
cahaya, kemudian elektron-elektron tersebut akan dikuatkan dengan rantai dynode,
Tabung cahaya yang mengandung fotokatoda yang memancarkan elektron ketika dikenai
cahaya, dan umumnya bersifat sebagai fotoresistor, Fototransistor menggabungkan salah
satu dari metode penyensoran di atas, dan detektor optis yang berlaku seperti termometer,
secara murni tanggap terhadap pengaruh panas dari radiasi yang masuk, seperti detektor
piroelektrik, sel Golay, termokopel dan termistor, tapi kedua yang terakhir kurang sensitif.
Hubungan antara intensitas dengan jarak yaitu intensitas berbanding terbalik
terhadap kuadrat jarak sesuai hukum Stefan boltzman. Semakin jauh jarak sumber cahaya
dengan bidang, maka intensitasnya semakin menurun. (Sihombing, 2012). Hasil
pengamatan pada praktikum LED dan fotosensor dapat lihat pada grafik 1 yaitu hubungan
antara resistansi terhadap jarak dengan memiliki hubungan linear positip. Sebaliknya
pada gafik 2 yaitu hubungan tegangan dengan jarak yang menunjukan hubungan linear
negatip. Semakin besarnya jarak hubungan intensitas ini ditunjukkan oleh meningkatnya
nilai resistansi dan penurunan nilai tegangan. Dengan demikian resistansi akan berkurang
dengan bertambahnya intensitas cahaya. (Sunardi, 2011). Sedangkan untuk hubungan
intensitas terhadap bias pada praktikum CdS dan fotokopler dapat diamati pada grafik 3
yang memiliki hubungan linear positip. Nilai resistansi akan semakin meningkat seiring
bertambahnya nilai BIAS. Namun beda halnya bila CdS dilindungi dari cahaya
lingkungannya, resistansi akan semakin menurun dengan bertambahnya nilai BIAS.
Pengamatan ini dapat dilihat pada grafik 4 dan grafik 5 yang memiliki hubungan linear
negatip. Hal ini disebabkan oleh intensitas yang diterima detektor hanya dipengaruhi oleh
lampu yang langsung membaca pengamatan pada multimeter.
Kesimpulan :
Sensor cahaya adalah alat yang digunakan untuk mengubah besaran cahaya
menjadi besaran listrik. Prinsip kerja dari sensor cahaya ini adalah merubah energi foton
menjadi elektron. Kuat sinyal keluaran atau tegangan yang dihasilkan berdasarkan jumlah
intensitas cahaya yang ditangkap. Jenis-jenis sensor cahaya di antaranya : fotovoltaic
atau sel solar yang merupakan alat sensor sinar yang mengubah energi sinar langsung
menjadi energi listrik dan fotokonduktif (fotoresistif) untuk merubah intensitas cahaya
menjadi perubahan konduktivitas. Kebanyakan komponen ini terbuat dari bahan
Cadmium selenoide atau Cadmium sulfide.




Daftar pustaka :

Anonim. 2008. Jenis Sensor Cahaya dan Fungsinya. Terhubung berkala http://m-
edukasi.net/jenissensor/sensor%20cahaya%20dan%20fungsinya.html. Diakses
pada 6 Maret 2013.
Iwan Setiawan. 2009. Buku Ajar Sensor dan Transduser. Program Studi Sistem
Komputer Fakultas Teknik Universitas Diponegoro 2009
Sihombing, ME. 2012. Pengaruh Intensitas Cahaya Lampu Bawah Air dengan Senter
Light Emitting Diode pada Reaksi Fototaksis Ikan di Perairan Kepulauan Seribu.
Skripsi. Bogor : IPB.
Sunardi. 2011. Sistem Pengaturan Intensitas Cahaya Pada Iklim Buatan Dalam Rumah
Kaca (Green House). Skripsi. Semarang : Undip.
Tjahyadi, Crisstiyanto. 2013. Sensor Cahaya. Terhubung berkala
http://christianto.tjahyadi.com/sensor-cahaya.html . Diakses pada 6 Maret 2013.

Você também pode gostar