Você está na página 1de 25

Referat Ilmu Kesehatan Anak

ASPIRASI MEKONIUM
Pembimbing:
Dr. PULUNG M. SILALAHI, Sp.A
Disusun oleh:
Aryani Sutarnio (07100700!"
1
#akultas Ke$okteran Uni%ersitas Pelita &ara'an
Ke'aniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak
Rumah Sakit Ke'olisian Pusat Ra$en Sai$ Sukanto
#akultas Ke$okteran Uni%ersitas Pelita &ara'an
Perio$e ! No%em(er 01 ) 1 #e(ruari 01*
2
RE#ERA+ I,MU KESE&A+AN ANAK
ASPIRASI MEKONIUM
Diajukan untuk memenuhi syarat mengikuti Kepaniteraan Klinik
Bagian Ilmu Kesehatan Anak
Rumah Sakit Bhayangkara Tk.I Raden Said Sukanto
Telah disetujui dan dipresentasikan pada
Kamis, Desem!er 2"12
Disusun oleh#
Aryani Sutarnio $"%12""%""2&
'akultas Kedokteran (ni)ersitas *elita +arapan
,akarta, Desem!er 2"12
Dosen *em!im!ing
Dr. *ulung -. Silalahi, SpA
.
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa atas penyertaan-Nya
penulis dapat menyelesaikan referat ini. dapun maksud dan tujuan penulis dalam
menyusun referat ini adalah untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam program
!epaniteraan !linik "lmu !esehatan nak #umah $akit %hayangkara Tk. " #aden $aid
$ukanto.
#eferat yang berjudul &Aspirasi Mekonium berisi tentang definisi' epidemiologi'
etiologi' patogenesis( patofisiologi' manifestasi klinis' pemeriksaan penunjang' diagnosis'
tata laksana' komplikasi dan prognosis dari kejang demam.
*enulis mengu/apkan terima kasih kepada dr. *ulung -. Silalahi, Sp.A yang
telah !anyak mem!erikan arahan dan !im!ingan dalam penyelesaian re0erat ini. *enulis
juga mengu/apkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah !erkontri!usi dalam
penyelesaian re0erat ini.
*enulis menyadari !ah1a masih !anyak kekurangan dalam penyusunan re0erat
ini. 2leh karena itu, saran yang mem!angun diharapkan oleh penulis. Akhir kata, penulis
mengu/apkan terima kasih. Selamat mem!a/a dan semoga re0erat ini dapat !erman0aat
!agi pem!a/a.

)akarta' Desember *+,*
Penulis
3
Daftar Isi
Lembar Pengesahan..........................................................................................................1
Kata Pengantar..................................................................................................................2
Daftar Isi.............................................................................................................................3
Daftar Isi.............................................................................................................................5
1. Penah!"!an ..................................................................................................................#
2. Definisi............................................................................................................................#
3. E$iemi%"%gi...................................................................................................................&
'. Eti%"%gi............................................................................................................................(
5. Pat%fisi%"%gi....................................................................................................................)
#. *e+a"a K"inis.................................................................................................................11
&. Pemeri,saan Pen!n+ang..............................................................................................12
(. Diagn%sis.......................................................................................................................1#
). -ata"a,sana..................................................................................................................1&
1.. Mei,ament%sa..........................................................................................................22
11. K%m$"i,asi..................................................................................................................23
12. Pr%gn%sis.....................................................................................................................23
Daftar P!sta,a.................................................................................................................2'
4
1. Pendahuluan
Terdapat beberapa penyebab gangguan nafas pada bayi baru lahir' salah satu
diantaranya adalah sindrom aspirasi mekonium. Mekonium adalah kotoran intestinal
yang berbentuk cairan kental ber-arna hijau gelap yang terdiri dari sel epitel usus'
lanugo' lendir dan skeresi usus .misalnya: cairan empedu/ yang dikeluarkan pertama kali
oleh bayi baru lahir. $ekresi usus' sel mukosa' dan elemen padat dari cairan amnion yang
tertelan merupakan 0 elemen padat utama mekonium. ir merupakan elemen cair utama
terdiri dari 12-324 dari mekonium.
,
Mekonium steril dan tidak mengandung bakteri' faktor utama yang
membedakannya dengan tinja. Distress intrauterin dapat menyebabkan mekonium keluar
ke cairan amnion. 5aktor yang mendorong keluarnya mekonium intrauterin adalah
insufisiensi plasenta' hipertensi maternal' preeklamsia' oligohidramnion' dan penggunaan
obat-obatan pada masa kehamilan terutama tembakau dan kokain.
,
spirasi mekonium pada cairan amnion dapat terjadi sebelum atau selama
persalinan. !arena mekonium jarang ditemukan pada cairan amnion sebelum 06 minggu'
aspirasi mekonium terutama terjadi pada bayi aterm dan posterm.
Pada negara berkembang dimana pera-atan prenatal masih kurang dan kelahiran
dirumah masih umum' insidensi sindrom aspirasi mekonium lebih tinggi dibanding
negara maju dan berhubungan dengan tingkat kematian yang tinggi.
,
7leh karena itu
penting bagi para tenaga medis untuk mengetahui mengenai diagnosis' penatalaksanaan
dan pencegahan untuk penyakit ini.
2. Definisi
Mekonium adalah kotoran intestinal yang berbentuk cairan kental ber-arna hijau
gelap yang terdiri dari sel epitel usus' lanugo' lendir dan skeresi usus .misalnya: cairan
empedu/ yang dikeluarkan pertama kali oleh bayi baru lahir.
,

$indrom aspirasi mekonium adalah gangguan nafas pada bayi baru lahir melalui
cairan amnion bercampur mekonium dengan gambaran radiologis yang khas dan
gejalanya tidak dapat dijelaskan.
0
8angguan nafas adalah suatu keadaan meningkatnya kerja pernafasan yang
ditandai dengan
*
:
,. Takipnea
*. #etraksi interkosta dan atau substernal
0. Nafas cuping hidung
6. Merintih atau grunting
2. $ianosis
9. pnu atau henti nafas
:. Dalam beberapa jam sesudah lahir didapatka gejala distress respirasi
.takipnea' retraksi' nafas cuping hidung' dan grunting/
1. %ila takipnea' retraksi' pernafasan cuping hidung' dan grunting menetap
beberapa ja msetelah lahir' ini merupakan indikasi adanya gangguan nafas
yang harus dilakukan tindakan segera.
3. Epidemiologi
merika $erikat
Pada dunia industri' mekonium dalam cairan amnion dapat dideteksi pada 1-*24
kelahiran setelah kehamilan 06 minggu. Dulu' sekitar ,+4 bayi baru lahir dengan
mekonium dalam cairan amnion megalami sindrom aspirasi mekonium. Perubahan dalam
praktek obstetrik dan neonatus nampaknya menurunkan insidensi sindrom aspirasi
mekonium.
2
%
"nternasional
Pada Negara berkembang dimana pera-atan prenatal masih kurang dan kelahiran
dirumah masih umum' insidensi sindrom aspirasi mekonium lebih tinggi dan
berhubungan dengan tingkat kematian yang tinggi.
Mortalitas(Morbiditas
Tingkat mortalitas untuk sindrom aspirasi mekonium yang dihasilkan dari penyakit
parenkim paru berat dan hipertensi pulmonal adalah setinggi *+4. !omplikasi lain
termasuk air block syndrome .misalnya: pneumotoraks' pneumomediastinum'
pneumoperikardium/ dan emfisema interstisial paru' yang terjadi pada ,+-0+4 bayi
dengan sindrom aspirasi mekonium.
#as
Tidak terdapat predileksi ras yang diketahui
$e;
$indrom aspirasi mekonium terjadi sama pada kedua jenis kelamin.
<mur
$indrom aspirasi mekonium merupakan penyakit pada bayi baru lahir' khususnya pada
bayi yang lahir sesuai tanggal taksiran atau lebih.
9
. Etiologi
5aktor yang mendorong pengeluaran mekonium intrauterin adalah sebagai
berikut
,
:
- "nsufusiensi plasenta
- =ipertensi maternal
- Preeklamsia
- 7ligohidramnion
5
- Pengguaan obat-obatan semasa kehamilan' terutama tembakau dan kokain
- "nfeksi maternal ( korioamnionitis
- =ipoksia fetus
!. Patofisiologi
Dalam rahim pengeluaran mekonium dihasilkan dari rangsangan saraf dari
saluran gastrointestinal yang telah matang dan biasanya akibat dari stress hipoksia fetus.
%egitu fetus mencapai aterm' traktus gastrointestinal menjadi matang' dan stimulasi
>agus dari kompresi kepala atau saraf tulang belakang dapat menyebabkan peristaltik dan
relaksasi sfingter anus menyebabkan keluarnya mekonium.
Mekonium mengubah cairan amnion secara langsung' menurunkan akti>itas
antibakteri dan selanjutnya meningkatkan resiko infeksi bakteri perinatal. Mekonium juga
mengiritasi kulit fetus' karena itu meningkatkan insidensi eritema toksikum. Namun'
komplikasi paling berat dari pengeluaran mekonium intrauterin adalah aspirasi sebelum'
selama' dan sesudah kelahiran. spirasi menyebabkan hipoksia melalui 6 efek mayor
,
:
obstruksi jalan nafas' disfungsi surfaktan' pneumonitis kimia' dan hipertensi pulmonal.
a. 7bstruksi )alan Nafas
7bstruksi jalan nafas total oleh mekonium menyebabkan atelektasis. 7bstruksi
parsial menyebabkan udara terperangkap dan hiperdistensi al>eoli' umumnya dikenal
dengan istilah ball-valve effect. =iperdistensi al>eoli terjadi dari ekspansi jalan nafas
selama inhalasi dan kolaps jalan nafas sekitar mekonium yang mengeras pada jalan nafas'
menyebabkan tahanan meningkat selama ekspirasi. <dara yang terperangkap .paru
hiperinflasi/ dapat pecah ke pleura .pnemotoraks/' mediastinum .pneumomediastinum/'
atau pericardium .pneumoperikardium/.
b. Disfungsi $urfaktan
Mekonium mendeakti>asi surfaktan dan dapat menghambat sintesis surfaktan.
%eberapa komponen mekonium' terutama asam lemak bebas .misalnya : palmatic,
stearic, oleic/' memiliki tekanan permukaan yang lebih minimal dibanding surfaktan dan
6
menyebabkan atelektasis luas.
c. Pneumonitis !imia
En?im' asam empedu' dan lemak pada mekonium mengiritasi saluran nafas dan
parenkim' menyebabkan pelepasan sitokin .termasuk TN5' "@-9' "@-1' "@-,0' "@-,A/
dan menyebabkan pneumonitis luas yang dapat dimulai dalam beberapa jam setelah
aspirasi.
$emua efek pulmonari ini dapat menghasilkan ventilation-perfusion (V/Q)
mismatch
d. =ipertensi Pulmonal Persisten pada %ayi %aru @ahir .PP=N/
%anyak bayi dengan sindrom aspirasi mekonium memiliki hipertensi pulmonal persisten
pada bayi baru lahir .PP=N/ sebagai akibat dari stress intrauterin kronik dan penebalan
pembuluh darah pulmonal. PP=N kemudian menyebabkan hipoksemia yang sebabkan
oleh sindrom aspirasi mekonium. khirnya' -alaupun mekonium steril' kehadirannya
pada saluran nafas dapat menjadi predisposisi terjadinya infeksi pulmonal pada bayi.
1"
-am(ar 1. Patofisiologi pengeluaran
mekonium dan sindrom aspirasi mekoium.
6
". Ge#ala Klinis
danya mekonium dalam air ketuban dibutuhkan untuk menyebabkan sindrom
aspirasi mekonium' tapi tidak semua neonatus dengan air ketuban bercampur mekonium
mengalami sindrom aspirasi mekonium. danya mekonium yang kental pada cairan
amnion meningkatkan kecenderungan terjadinya aspirasi.
Pembersihan mekonium dari saluran nafas yang tidak adekuat sebelum nafas
pertama dan penggunaan >entilasi tekanan positif sebelum membersihkan jalan nafas dari
mekonium meningkatkan kecenderungan neonatus mengalami sindrom aspirasi
mekonium.
<rin ber-arna hijau dapat terjadi pada bayi baru lahir dengan sindrom aspirasi
mekonium kurang dari *6 jam setelah kelahiran. Pigmen mekonium dapat diserap oleh
11
paru dan dieksresikan melalui urin.
Diagnosis sindrom aspirasi mekonium membutuhkan adanya air ketuban atau
neonatus bercampur mekonium' distress pernafasan' dan kelainan radiografi.
8ejala distress pernafasan berat adalah sebagai berikut :
- $ianosis
- !nd-e"piratory #runtin#
- Nafas cuping hidung
- #etraksi interkosta
- Takipnea
- $arrel chest
- uskultasi ronki basah dan kering .pada beberapa kasus/
!uku jari tangan' tali pusarm dan kulit ber-arna kuning kehijauan dapat
ditemukan.
$. Pemeri%saan Penun#ang
a. Pemeriksaan ,a(oratorium
Pemeriksaan berikut diindikasikan pada tersangka sindrom aspirasi mekonium :
,. $tatus sam %asa
Ventilation-perfusion (V/Q) mismatch dan stress perinatal umum terjadi
dan penilaian status asam basa sangat penting. sidosis metabolik dari stress
perinatal dikomplikasikan dengan asidosis respiratorik dari penyakit parenkim
dan hipertensi pulmonal persisten pada bayi baru lahir.
12
nalisa gas darah yaitu pengukuran p=' tekanan parsial karbon dioksida
.pB7*/' tekanan parsial oksigen .p7
*
/' dan pengukuran oksigen kontinu
dengan pulse o"imetry penting untuk tatalaksana yang sesuai.
*. Elektrolit
!onsentrasi sodium' potasium' dan kalsium dalam *6 jam kehidupan pada
bayi dengan sindrom aspirasi mekonium penting untuk didapatkan' karena
syndrome o inappropriate secretion of antidiuetic hormone (%&A'() dan
gagal ginjal akut merupakan komplikasi yang sering pada stress perinatal.
0. Darah @engkap
!ehilangan darah intrauterin atau perinatal' dan juga infeksi berperan pada
stress postnatal. !adar hemoglobin dan hematokrit harus cukup untuk
memastikan kapasitas pemba-a hemoglobin adekuat. Trombositopenia
meningkatkan resiko perdarahan pada neonatus. Neutropenia atau neutrofilia
dengan pergeseran ke kiri pada hitung jenis dapat mengindikasikan infeksi
bakteri perinatal.
Polisitemia dapat hadir sekunder terhadap hipoksia fetus akut atau kronik.
Polisitemia berhubungan dengan penurunan aliran darah paru dan dapat
memperburuk hipoksia berhubungan dengan sindrom aspirasi mekonium dan
hipertensi pulmonal persisten pada bayi baru lahir.
(. Pen/itraan
5oto toraks penting untuk :
- Menegakkan diagnosis sindrom aspirasi mekonium dan menentukan perluasan
patologi intratoraks .lihat gambar diba-ah/
- Menentukan daerah atelektasis dan air block syndrome .lihat gambar di
ba-ah/
- Memastikan posisi pipa endotrakeal dan kateter umbilical.
1.
M#"' BT scan' cranial ultrasono#raphy/ diindikasikan' jika pemeriksaan
fisik neurologi abnormal.
8ambaran ;-ray toraks dikarakteristikkan dengan infiltrat' garis kasar
pada kedua lapang paru' peningkatan diameter anteroposterior' pendataran
diafragma. ;-ray toraks yang normal pada bayi denga hipoksia berat dan tidak ada
malformasi jantung mengarah pada diagnosis hipertensi pulmonal.
6
-am(ar . <dara terperangkap dan
hiperekspansi dari obstruksi jalan nafas.
-am(ar *. telektasis kut
13
-am(ar 0. Pneumomediastinum dari gas
yang terperangkap dan udara yang bocor.
-am(ar 1. Pneumotoraks kiri dengan
depresi diafragma dan pergeseran mediastinum minimal karena paru yang tidak
mengembang.
14
-am(ar !. Pneumonitits kimia luas dari
komponen mekonium.
/. Pemeriksaan lain
Ekokardiografi penting untuk memastikan struktur jantung normal dan
untuk menilai fungsi jantung' dan juga menentukan keparahan hipertensi
pulmonal dan ri#ht to left shunt.
&. Diagnosis
Penting untuk memonitor bayi yang lahir melalui cairan amnion bercampur
mekonium terhadap adanya distress pernafasan selama *6 jam. Diagnosis sindrom
aspirasi mekonium didasarkan oleh adanya distress pernafasan pada bayi baru lahir
melalui cairan amnion bercampur mekonium' tanpa adanya penyebab distress pernafasan
lainnya. C-ray toraks dan analisa gas darah sebaiknya dilakukan jika dibutuhkan. Temuan
radiologi klasik pada sindrom mekonium aspirasi adalah o>erekspansi paru dengan
infiltrat kasar yang luas. Namun' keparahan pola ;-ray tidak selalu berhubungan dengan
gambarang klinis. =ubungan yang kurang antara keparahan klinis dan radiografik
memberi kesan bah-a sindrom aspirasi mekonium kurang bergantung pada jumlah
obstruksi mekonium dan kerusakan parenkim dibanding aspek lain dari sindrom aspirasi
mekonium' seperti adanya hipertensi pulmonal pada bayi baru lahir.
0
1
'. Tatala%sana
a. Pencegahan sindrom aspirasi mekonium :
Pencegahan merupakan hal paling penting. hli kandungan harus memonitor
status fetus dengan ketat untuk menidentifikasi adanya stress fetus. !etika mekonium
dideteksi' amnioinfusion dengan salin steril dan hangat bermanfaat untuk mengencerkan
mekonium pada cairan amnion' karena itu meminimalkan keparahan aspirasi. Namun'
temuan saat ini tidak mendukung amnioinfusion untuk mencegah sindrom aspirasi
mekonium.
:'1
$uatu studi menunjukkan bah-a amnioinfusion tidak menurunkan resiko
sindrom aspirasi mekonium sedang atau berat atau sindrom aspirasi mekonium yang
berhubungan denan kematian.
f
#ekomendasi terbaru tidak lagi menyerankan intrapartum
suction untuk bayi baru lahir dengan cairan amnion bercampur mekonium.
3',+
!etika
terjadi aspirasi' intubasi dan penyedotan jalan nafas dapat membersihkan mekonium yang
teraspirasi.
)angan melakukan teknik berikut untuk mencegah terjadinya aspirasi mekonium :
- Menekan dada bayi
- Memasukkan jari pada mulut bayi
)he American Academy of *ediatrics +eonatal ,esuscitation *ro#ram %teerin#
-ommittee and the American (eart Association telah mengembangkan pedoman
tatalaksana bayi yang terpapar dengan mekonium.Pedoman tersebut sedang terus dire>isi.
Pedoman saat ini adalah sebagai berikut
,,
:
- )ika bayi tidak bertenaga .upaya bernafas kurang' tonus otot yang lemah' dan(
atau detak jantung D,++;(menit/ 8unakan laringoskopi langsung' intubasi'
dan segera sedot trakea setelah kelahiran. Penyedotan tidak lebih dari 2 detik.
)ika mekonium diambil dan tidak terdapat bradikardi' intubasi ulang dan
sedot. )ika detak jantung lemah' berikan >entilasi tekanan positif dan
pertimbangkan penyedotan ulang.
- )ika bayi bertenaga .upaya bernafas normal' tonus otot normal' dan detak
1%
jantung E,++;(menit/ )angan melakukan intubasi. %ersihkan sekret dan
mekonium dari mulut dan hidung dengan bulb syrin#e atau lar#e bore suction
catheter
- Pada kedua kasus' setelah resusitasi a-al hal yang perlu dilakukan berikutnya
adalah mengeringkan' merangsang' memposisikan' dan memberikan oksigen.
-am(ar 7. lgoritma penatalaksanaan bayi yang
lahir dengan cairan amnion bercampur mekonium.
,6
Pera-atan selanjutnya dilakukan di "B< .N"B</.
Pertahankan suhu ruang yang optimal untuk meminimalkan konsumsi oksigen.
Diperlukan penanganan minimal karena bayi-bayi ini mudah mengalami agitasi.
gitasi meningkatkan ri#ht to left shunt' sehingga dapat menyebabkan hipoksia
dan asidosis.
$edasi seringkali dibutuhkan untuk menurunkan agitasi
!ateter arteri umbilikalis harus dipasang untuk memantau gas darah tanpa
mengagitasi bayi.
15
Pera-atan pernafasan kontinu. Terapi oksigen dengan hood atau tekanan positif
penting dalam mempertahankan oksigenasi arteri yang adekuat. Fentilasi
mekanik dibutuhkan pada sekitar 0+4 bayi dengan sindrom aspirasi mekonium.
=al ini meminimalkan tekanan rata-rata jalan nafas dan menggunakan -aktu
inspirasi sependek mungkin. $aturasi oksigen harus dipertahankan pada 3+-324.
Terapi surfaktan telah umum digunakan untuk menggantikan surfaktan yang tidak
aktif dan sebagai deterjen untuk menghilangkan mekonium. Galaupun
penggunaan surfaktan nampaknya tidak mempengaruhi tingkat kematian' ia dapat
menurunkan keparahan penyakit .penggunaan oksigenasi membran
ekstrakorporeal/
k
' dan menurunkan lama ra-at inap.
+a(el 1. Dosis yang direkomendasikan untuk penggunaan surfaktan eksogen
Produk Dosis Dosis Tambahan
Balfactant 0m@(kg %% lahir diberikan
dalam * aliHuot
Mungkin dapat diulangi
setiap ,* jam sampai dosis
0 kali berturut-turut dengan
inter>al ,* jam bila ada
indikasi
%eractant 6m@(kg %% lahir diberikan
dalam 6 dosis
Mungkin dapat diulang
minimal setelah 9 jam'
sampai jumlah total 6 dosis
dalam -aktu 61 jam setelah
lahir
Bolfosceril 2m@(kg%% lahir diberikan
dalam -aktu 6 menit
Mungkin dapat diulangi
setelah ,* jam dan *6 jam
bila ada indikasi
Porcine *.2m@(kg%% lahir diberikan
dalam * aliHuots
Dua dosis berturutan ,.*2
m@(kg' dosis diberikan
dengan inter>al ,* jam bila
16
ada indikasi
Galaupun >entilasi kon>ensional umumnya digunakan' oscillation ventilation dan
.et ventilation merupakan terapi alternatif yang efektif. =iper>etilasi untuk
menginduksi hipokapnea dan mengkompensasi metabolik asidosis sudah bukan
merupakan terapi utama untuk hipertensi pulmonal karena hipokarbia dapat
menurunkan perfusi otak .PaB7
*
D 0+ mm=g/. lkalosis berkepanjangan
menyebabkan kerusakan saraf' sehingga alkalosis harus dihindari pada pasien ini.
,
Terapi >entilator dengan tekanan rata-rata jalan nafas dan >olum tidal yang
minimal harus digunakan jika terdapat emfisema interstisial pulmonal atau
pneumotoraks.
Pada hipertensi pulmonal persisten pada bayi baru lahir .PP=N/' nitrit oksida
inhalasi merupakan >asodilator paru pilihan. 7ksigen juga merupakan >asodilator
yang poten. Penghambat fosfodiesterase' termasuk sildenafil dan milirinone'
digunakan sebagai terapi tambahan untuk PP=N.
Perhatikan tekanan >olum darah sistemik dan tekanan darah sistemik. Ekspansi
>olum' terapi transfusi' dan >asopresor sistemik penting dalam mempertahankan
tekanan darah sistemik lebih tinggi dari tekanan darah paru' karena itu
menurunkan ri#ht-to-left shunt pada pasien dengan *atent 'uctus Arteriosus
(*'A)
Pastikan kapasitas pemba-a oksigen adekuat dengan mempertahankan
hemoglobin E ,0g(d@.
!ortikosteroid tidak direkomendasikan. Tidak cukup bukti yang mendukung
penggunaan steroid pada sindrom aspirasi mekonium.
,*
Tidak terdapat studi yang menunjukkan bah-a profilaksis antibiotik menurunkan
insidensi sepsis pada neonatus yang lahir melalui cairan amnion yng bercampur
dengan mekonium. !arena itu penggunaan antibiotik diberikan hanya pada pasien
2"
yang mengalami atau diduga mengalami infeksi.
Galaupun 7ksigenasi membran ekstrakorporeal .EBM7/ efektif dalam
penanganan sindrom aspirasi mekonium' EBM7 berhubungan dengan hasil
keadaan neurologis yan buruk.
-am(ar 2. Tatalaksana bayi yang lahir melalui cairan amnion bercampur
mekonium.
,0
Galaupun penanganan air block syndrome .pneumotoraks atau
pneumoperikardium/ adalah dengan memasang drainase toraks' namun terpai dengan
fibrin #lue efektif pada kasus kebocoran udara yang persisten. !arena itu dapat
dikonsultasikan pada bedah anak.
21
E>aluasi oleh ahli jantung anak juga penting untuk penilaian ekokardiografi untuk
menilai struktur jantung dan keparahan hipertensi pulmonal' dan ri#ht-to-left shunt.
E>aluasi ahli neurologi juga penting apabila terdapat kasus ensealopati neonatorum atau
kejang.
Distress perinatal dan distress pernafasan berat menghalangi pemberian makan.
Terapi cairan intra>ena dimulai dengan infus dekstrosa yang adekuat untuk mencegah
hipoglikemia. Bairan intra>ena harus sedikit dibatasi .9+-:+ m@(kg(hari/. $ecara bertahap
tambahkan elektrolit' protein' lemak' dan >itamin untuk memastikan kebutuhan nutrisi
adekuat dan mencegah defisiensi asam amino dan asam lemak esensial.
Terapi surfaktan seringkali digunakan. Ekstrak paru alami diberikan untuk
menggantikan surfaktan yang telah hilang. $urfaktan juga bekerja sebagai deterjen untuk
memecah mekonium yang tersisa' sehingga menurunkan keparahan penyakit paru.
$urfaktan digunakan pada pasien dengan sindrom aspirasi mekonium' namun'
keefektifan' dosis' dan produk yang paling efektif belum ditentukan.
1(. )edi%amentosa
Nitrit oksida .N7/ inhalasi ."N7ma;/ memiliki efek >asodilatasi langsung pada
paru tanpa efek samping hipotensi sistemik. N7 secara endogen diproduksi melalui
en?ym N7 sintetase pada arginin. N7 inhalasi ekgen digunakan untuk menurunkan
resisten pembuluh darah paru dan memperbaiki aliran darah paru.
Fasokonstriktor sistemik digunakan untuk mencegah ri#ht-to-left shunt dengan
meningkatkan tekanan darah sistemik di atas tekanan paru. 7bat-obatan yang dapat
digunakan adalah dopamin' dobutamin' dan epinefrin. Namun' obat yang paling sering
digunakan adalah dopamin.
$edatif memaksimalkan keefektifan >entilasi mekanik' meminimalkan konsumsi
oksigen' dan menghilangkan ketidaknyamanan terapi in>asi>e. 7bat-obatan sedatif yang
dapat digunakan adalah morfin' fentanil' fenobarbital' dan pentobarbital.
7bat-obatan yang memblok neuromuskular seperti pankuronium digunakan untuk
22
melumpuhkan otot rangka untuk memaksimalkan >entilasi. )uga digunakan untuk
menurunkan resiko baritrauma dan meminimalkan konsumsi oksigen.
11. Kompli%asi
nak dengan sindrom aspirasi mekonium dapat mengalami penyakit paru kronis
akibat inter>ensi paru yang sering. %ayi dengan sindrom aspirasi mekonium memiliki
insidensi infeksi saluran pernafasan yang sedikit lebih tinggi pada tahun pertama
kehidupan karena paru masih dalam perbaikan.
,
12. Prognosis
Tingkat kematian pada bayi dengan mekonium lebih tinggi dibandingkan dengan
bayi tanpa mekoniumI aspirasi mekonium cukup terhitung dalam proporsi yang
signifikan terhadap kematian bayi. Masalah paru residu jarang terjadi' namun batuk'
mengi' dan hiperinflasi persisten dapat terjadi 2-,+ tahun. %ayi dengan penyakit yang
berat memiliki resiko sebesar 2+4 mengalami penyakit jalan nafas pada 9 bulan pertama
kehidupan.
,
Prognosis bergantung pada kerusakan susunan saraf pusat akibat asfiksia dan
adanya masalah yang berhubungan seperti hipertensi pulmonal.
6
!ejadian prenatal dan
intrapartum yang merangsang pengeluaran mekonium dapat menyebabkan bayi
mengalami defisit neurologis jangka panjang' termasuk kerusakan sistem saraf pusat'
retardasi mental dan serebral palsi.
,
2.
Daftar Pusta%a
,. Blark M%. Meconium spiration $yndrome. Jhomepage on the "nternetK. *+,* Jcited
*+,* Dec 6K. >ailable from: http:((emedicine.medscape.com(article(3:6,,+-o>er>ie-
*. !osim M$' Aunanto L De-i # $uku A.ar +eonatolo#i )akarta: %adan Penerbit
"D"I *++1.
0. $-arnam !' $oarisham $' $i>anandan $. d>ances in the Management of
Meconium spiration $yndrome. "nternational )ournal of Pediatrics *+,*I *+,*::
6. %ehrman #E' !liegman #M L )enson =% +elson )e"tbook of *ediatrics 9th ed. Ne-
Delhi: Thomson PressI *++9
2. Aoder %' !irsch E' %arth G=' 8ordon MB. Bhanging obstetric practices
associated -ith decreasing incidence of meconium aspiration syndrome. /bstet 0ynecol.
May *++*I33.2 Pt ,/::0,-3.
9.$ingh %$' Blark #=' Po-ers #)' $pit?er #. Meconium aspiration syndrome remains a
significant problem in the N"B<: outcomes and treatment patterns in term neonates
admitted for intensi>e care during a ten-year period. 1 *erinatol. )ul *++3I*3.:/:63:-2+0.
:. B78 Bommittee No. 069: mnioinfusion Does Not Pre>ent Meconium spiration
$yndrome. /bstet 2 0ynecol. 7ct *++9I,+1.6/:,+20-,+22.
1. Felaphi $' Fidyasagar D. "ntrapartum and postdeli>ery management of infants born to
mothers -ith meconium-stained amniotic fluid: e>idence-based recommendations. -lin
*erinatol. Mar *++9I00.,/:*3-6*.
3.B78 Bommittee 7pinion No. 0:3: Management of deli>ery of a ne-born -ith
meconium-stained amniotic fluid. /bstet 0ynecol. $ep *++:I,,+.0/::03.
,+. Fain NE' $?yld E8' Prudent @M' Gis-ell TE' guilar M' Fi>as N".
7ropharyngeal and nasopharyngeal suctioning of meconium-stained neonates before
deli>ery of their shoulders: multicentre' randomised controlled trial. 3ancet. ug ,6-*+
23
*++6I096.3606/:23:-9+*.
,,.J8uidelineK Neonatal resuscitation: *+,+ merican =eart ssociation 8uidelines for
Bardiopulmonary #esuscitation and Emergency Bardio>ascular Bare. !att-inkel )'
Perlman )M' ?i? !' Bolby B' 5airchild !' 8allagher)' =a?inski M5' =alamek @P'
!umar P' @ittle 8' Mc8o-an )E' Nightengale %' #amire? MM' #inger $' $imon GM'
Geiner 8M' Gyckoff M' Maichkin). -irculation. *+,+I,**:$3+3 N$3,3.
,*. Gard M' $inn ). $teroid therapy for meconium aspiration syndrome in ne-born
infants. -ochrane 'atabase %yst ,ev. *++0IBD++0612.
,0. Fidyasagar' %hat. Meconium aspiration syndrome. Jhomepage on the "nternetK. *+,*
Jcited *+,* Dec 6K. >ailable from: http:((---.google.com(imgresOimgurlPhttp:((eso-
cdn.bestpractice.bmj.com(best-practice(images(bp(en-gb(,,12-6-
ilineQdefault.gifLimgrefurlPhttp:((bestpractice.bmj.com(best-
practice(monograph(,,12(treatment(step-by-
step.htmlLusgPQQ,nrd#"-,7F+mAP7RieD<?nEmC*APLhP623L-P2:1Ls?P,,Lhl
PidLstartP:L?oomP,LtbnidP%Qp-Q,GpHta=eM:LtbnhP,+9Ltbn-P,06LeiPM<-
Q<@Gl@"mErRf71o=o%RLpre>P(search405H40DMeconium4*%aspiration
4*%syndrome4*%treatment4*%algorithm4*9um40D,4*9hl40Did4*9client
40Dsafari4*9rls40Den4*9tbm40DischLumP,LitbsP,
,6. =ermansen B@' @orah !N. #espiratory Distress in the Ne-born. merican 5amily
Physician *++:I :9:31:-336
24

Você também pode gostar