Você está na página 1de 7

1.

MUAMALAH

A. Pengertian Muamalah
Secara etimologis atau bahasa muamalah berasal dari kata amala-yuamilu-
muamalatan yang bermakna saling bertindak, saling berbuat, dan saling mengamalkan.
Sedangkan secara terminologis atau istilah terbagi lagi menjadi dua macam, yakni
muamalah dalam arti luas dan sempit. Muamalah dalam arti luas adalah aturan-aturan
(hukum) Allah untuk mengatur manusia dalam kaitannya dengan urusan duniawi atau
dalam pergaulan sosial. Sedangkan dalam arti sempit bermakna aturan-aturan Allah
yang wajib ditaati yang mengatur hubungan manusia dengan manusia dalam kaitannya
dengan cara memperoleh dan mengembangkan harta benda.
B. Prinsip-Prinsip Muamalah
Prinsip (al-mabda) adalah landasan yang menjadi titk tolak atau pedoman
pemikiran kefilsafatan dan pembinaan hukum islam yang didalamnya adalah muamalah,
sebagai berikut:
a. Mengesakan Tuhan (tauhid), bahwa semua manusia dikumpulkan di bawah
panji-panji atau ketetapan yang sama, yaitu Laa Ilaha Illallah.
b. Keadilan bagi manusia, baik terhadap dirinya, maupun terhadap orang lain.
c. Persamaan (al-musawah) diantara umat manusia, persamaan diantara umat
islam, tidak ada perbedaan antara orang Arab dan Ajam (non Arab).
d. Amar maruf nahi munkar, yaitu memerintahkan untuk berbuat yang baik,
benar, sesuai dengan kemasalahan manusia, diridhoi Allah dan memerintahkan
untuk menjauhi perbuatan buruk, tidak benar, merugikan umat islam,
bertentangan dengan perintah Allah SWT.
e. Tolong menolong (taawun) yaitu saling membantu antara sesame manusia
sesuai dengan prinsip tauhid, dalam kebaikan dan takwa kepada Allah SWT.
f. Toleransi (tasamuh), yaitu sikap saling menghormati, untuk menciptakan
kerukunan, kedamaian antarsesama manusia.
g. Musyawarah dalam memecahkan masalah.
h. Jalan tengah (ausath, wasathaan) dalam segala hal.

C. Penerapan/Implementasi Muamalah dalam Kehidupan Sehari-hari

Contoh muamalah sangat lekat dalam kehidupan sehari-hari, bahkan pada saat
kita menunaikan ibadah yang bersifat hablum minallah, seperti shalat. Pada saat kita
memulai ibadah shalat, melakukan takbiratul ihram, kita melafadzkan takbir Allahu
Akbar, suatu ucapan yang mengagungkan dan membesarkan nama Allah SWT,
sehingga hal ini termasuk ibadah hablum minallah. Sedangkan ketika mengakhiri shalat
kita mengucapkan salam Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, semoga
kamu selamat, rahmat, serta berkah Allah selalu menyertaimu. Ucapan ini dapat
diklasifikasikan sebagai ucapan ibadah kepada sesama manusia karena salam tersebut
ditujukan kepada sesama muslim. Dalam rukun Islam juga terdapat ibadah zakat yang
harus ditunaikan oleh seluruh umat Muslim yang mampu. Ibadah ini Allah tetapkan
sebagai wujud keharusan kepada manusia agar memiliki kepedulian sosial terhadap
manusia lainnya. Selain itu, Islam juga mengenal sistem ekonomi yang berlandaskan
syariat Islam yang mengharamkan riba sehingga tidak membebani orang-orang yang
kurang mampu, sistem ekonomi ini dikenal dengan sebutan sistem ekonomi syariah atau
sistem ekonomi muamalah.

D. Hikmah Muamalah
Allah menciptakan manusia sebagai mahluk sosial. Artinya, manusia
membutuhkan sesamanya untuk bertukar pikiran dan berinteraksi dengan sesamanya
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Adapun caranya berupa jual beli, persewaan,
bercocok tanam ataupun lainnya yang dapat menyatukan manusia dalam suatu
komunitas yang tak terpisahkan. Jadi, jika manusia hidup secara individual maka akan
mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Allah SWT juga telah
menyiapkan undang-undang yang mengatur tentang tatakrama dan cara berinteraksi
dengan sesama. Sehingga, seseorang tidak sampai mengambil sesuatu yang bukan
haknya. Mereka dapat hidup berinringan dan memenuhi kebutuhan masing-masing.
Hingga keadilan dapat benar-benar dirasakan dalam hidup manusia.
Salah satu jenis muamalah adalah jual beli, Allah mensyariatkan jual beli
sebagai pemberian keluangan dan keleluasaan dari-Nya untuk hamba-hamba-Nya, yang
membawa hikmah bagi manusia diantaranya:
Jual beli dapat menata struktur kehidupan ekonomi masyarakat yang
menghargai hak milik orang lain.
Penjual dan pembeli dapat memenuhi kebutuhannya atas dasar kerelaan.
Dapat menjauhkan diri dari memakan atau memiliki barang yang haram atau
secara bathil.
Penjual dan pembeli sama-sama mendapat rizki Allah
Menumbuhkan ketentraman dan kebahagiaan.
Pemenuhan kebutuhan hidup dengan adanya saling tukar menukar
(pengganti)
Melapangkan persoalan kehidupan dan tetapnya alam sehingga bisa meredam
perselisihan, perampokan, pencurian, pengkhianatan dan penipuan.
Selain jual beli, cabang dari muamalah yang lain yaitu syirkah. Adapun hikmah
dari syirkah antara lain
Menggalang kerjasama untuk saling menguntungkan antara pihak-pihak yang
ber-syirkah;
Membantu meluaskan ruang rezeki karena tidak merugikan secara ekonomi

E. Peningkatan kualitas muamalah dengan cara:

1. Tingkatkan keikhlasan dan perbaiki niat
Dalilnya, Allah berfirman:



"Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Rabbnya, hendaknya ia
mengerjakan amalan yang sholeh dan janganlah ia mempersekutukan seseorang
pun dalam beribadah kepada Rabbnya".
2. Tingkatkan perhatian pada aspek mutaba'ah kepada nabi shallallahu 'alaihi wa
sallam dalam beribadah.



"Hendaknya dikerjakan persis dengan yang dilakukan Nabi sesuai dengan aturan
pelaksanaannya".

Jadi mutaba'ah kepada Nabi harus memenuhi dua unsur:
a. Kesesuaian dengan Nabi dalam pelaksanaan, persis dengan tata cata beliau
b. Kesesuaian dalam niat, ditujukan untuk beribadah.
3. Utamakan & berikan perhatian ekstra terhadap amalan yang wajib

Abu Hurairah meriwayatkan, ia berkata: Rasulullah Sh bersabda:



"Sesungguhnya Allah berfirman: Barangsiapa yang memusuhi waliKu, maka
Aku telah mengobarkan peperangan dengannya. Dan tidaklah ada seorang
hambaKu yang mendekatkan dirinya kepada-Ku, dengan sesuatu yang lebih Aku
cintai daripada amalan yang Aku wajibkan kepadanya'
4. Kerjakan satu amalan sholeh dengan kontinyu

Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan hadits dari Aisyah Radhiyallahu
'anha, ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:



"Amalan yang paling dicintai Allah adalah yang paling kontinyu dikerjakan,
meskipun sedikit".
5. Tingkatkan kapasitas ilmiah anda

Rasulullah bersabda:



"Janganlah kalian mencela para sahabatku. Seandainya salah seorang dari kalian
berinfak emas sebesar gunung Uhud, niscaya tidak akan menyamai pahala infak
mereka sebesar satu mud ataupun setengahnya".
6. Utamakan amalan sosial daripada amalan yang manfaatnya terbatas pada pribadi
semata

B. IBADAH
A. Pengertian Ibadah
Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk.
Sedangkan menurut syara (terminologi), ibadah mempunyai banyak definisi,
tetapi makna dan maksudnya satu. Definisi itu antara lain adalah:
a. Ibadah adalah taat kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya
melalui lisan para Rasul-Nya.
b. Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah Azza wa Jalla, yaitu
tingkatan tunduk yang paling tinggi disertai dengan rasa mahabbah
(kecintaan) yang paling tinggi.
Ibadah terbagi menjadi ibadah hati, lisan, dan anggota badan. Rasa khauf
(takut), raja (mengharap), mahabbah (cinta), tawakkal (ketergantungan),
raghbah (senang), dan rahbah (takut) adalah ibadah qalbiyah (yang berkaitan
dengan hati). Sedangkan tasbih, tahlil, takbir, tahmid dan syukur dengan lisan
dan hati adalah ibadah lisaniyah qalbiyah (lisan dan hati). Sedangkan shalat,
zakat, haji, dan jihad adalah ibadah badaniyah qalbiyah (fisik dan hati). Serta
masih banyak lagi macam-macam ibadah yang berkaitan dengan amalan hati,
lisan dan badan.

B. Hikmah Ibadah
1. Untuk memelihara agama (hifzh ad-din), dengan cara menunaikan arkanul
Islam, memelihara agama dari seranga musuh, memelihara jiwa yang fitri
sehingga tidak kehilangan esensinya.
2. Untuk memelihara jiwa (hifzh an-nafs) dengan cara memenuhi hak hidup
masing-masing anggota masyarakat sesuai dengan aturan yang berlaku. Oleh
karena itu perlu adanya hukum pidana (qishosh) terhadap orang yang melanggar
ketentuan ini.(Q.S. Al-Maidah : 32, An-Nisa : 93, Al-Isra : 31, Al-Anam :151,
Al-Baqoroh : 178-179).
3. Untuk memelihara akal fikiran (hifzh al-aql) dengan cara menggunakan akal
yang dimilikinya sebagaimana mestinya, seperti memikirkan kekuasaan Allah
SWT tentang penciptaan dirinya, alam maupun yang lainnya serta
menghindarkan dari perbuatan yang dapat merusak daya fikirnya seperti minum
minuman keras, narkoba dan semacamnya. Uraian ini dapat dilihat pada surat Al-
Maidah : 90, Yasin : 60-62, Al-Qoshosh : 60, Yusuf : 109 dan masih banyak lagi.
4. Untuk memelihara keturunan (hifzh an-nasl) dengan cara mengatur pernikahan
dan pelarangan pelecehan seksual seperti zina, kumpul kebo, homo seks, lesbian
yang semuanya dapat merusak keturunan. Uraian ini dapat dilihat pada surat An-
Nur : 2-9, Al-Isro : 32, Al-Ahzab : 49, At-Thalaq : 1-7, An-Nisa : 3-4.
5. Untuk memelihara kehormatan harta benda (hifzh al-ird wal amwal) dengan
cara mencari rizki yang halal untuk memenuhi kebutuhan hidup dan
mengharamkan segala macam bentuk riba, perampokan, penipuan, pencurian,
ghosob dan semacamnya. Rizki yang halal dapat berpengaruh terhadap
kebersihan hati dan ikhlas menjalankan ibadah sebaliknya harta yang haram
dapat mengakibatkan malas beribadah serta kekotoran hati. Hal ini dapat dilihat
dalam surat An-Nur : 19-21, 27-29, Al-Hujurot : 11-12. Al-Maidah : 38-39, Ali
Imron : 130 dan Al-Baqoroh : 188, 275-284.

Você também pode gostar