Você está na página 1de 10

1

PENDAHULUAN

1.0 Latar Belakang
Geometri Affine menarik banyak perhatian para ilmuan dalam sepuluh
tahun belakangan ini. Latar belakang yang mendasari lahirnya
Geometri Affine adalah geometri terurut. Bidang Affine dipandang
sebagai keadaan khusus dari bidang berturut. Awalnya Euler
mengidentifikasi bahwa banyak sifat-sifat Affine yang sudah dikenal dari
geometri Euclid, tetapi juga berlaku di ruang Minkowski. Sifat-sifat
geometri Euclid ini dikembangkan dengan proyeksi paralel dari satu
bidang ke bidang lainnya yang disebut dengan Affine. Akibatnya,
geometri Affine merupakan perluasan dari geometri Euclidean yang
bercirikan kemiringan dan skala distorsi. Dalam bahasa program
Erlangen Klein, yang mendasari simetri dalam geometri Affine adalah
grup afinitas, yaitu grup transformasi yang dihasilkan oleh transformasi
linear dari ruang vektor dan translasi vektor.




2






GEOMETRI AFFINE

2.0 Sejarah Geometri Affine
Pada 1748 Euler memperkenalkan istilah Affine pada bukunya
Introductio in Analysin Infinitorum (bab XVII), yang berarti terkait. Pada
1827 Mbius menuliskan geometri affine pada bukunya, Der
Barycentrische Calculnya (bab III). Setelah program Erlangen, Klein
Felix diperkenalkan, maka geometri Affine merupakan perluasan dari
geometri Euclidean.
Nama geometri Affine berasal dari program Erlangen dari Felix Klein.
Geometri Affine merupakan bentuk geometri yang menampilkan sifat
garis paralel tunggal di mana dugaan dari sudut tidak terdefinisi dan
panjang tidak dapat dibandingkan dalam arah yang berbeda dengan
mengabaikan Euclid ketiga dan dalil ke-empat.
3
Geometri affine dapat dikembangkan atas dasar aljabar linear.
Seseorang dapat mendefinisikan ruang affine sebagai suatu himpunan
titik yang dilengkapi dengan suatu himpunan transformasi, yang
membentuk sebuah ruang vektor. Dalam istilah yang lebih konkrit,
jumlah ini untuk menjalankan operasi yang menghubungkan ke dua titik
vektor lain yang memungkinkan translasi titik dengan vektor asli.

contoh :
. ( x , y ) (X, y) (1 + 2 x , 1 + 2 y ) (1 + 2 x, 1 + 2 y)
. ( x , y ) (X, y) (1 + x + y , 2 + y ) (1 + x + y, 2 + y)

Sifat Sederhana Geometri Affine
Apabila dalam suatu geometri diberlakukan aksioma kesejajaran, maka
diperoleh suatu geometri Affine, di mana aksioma kesejajaran tersebut
yaitu dapat ditarik tepat satu buah garis melalui sebuah titik di luar
suatu garis. Ada beberapa teorema yang berkaitan dengan geometri
Affine, yaitu sebagai berikut :
Teorem 1
Misalkan garis a sejajar dengan garis b, jika garis c memotong garis a,
4
maka c memotong garis b.
Akibat 1
Jika garis a, b, c berlainan dengan a sejajar dengan garis b dan c
sejajar dengan garis a, maka c sejajar dengan garis b.
Akibat 2
Apabila a sejajar dengan garis b, b sejajar dengan garis c, maka a=c
atau a sejajar dengan garis c.
Definisi 1
Jika garis a dan b sejajar, maka garis a searah dengan garis b.

Definisi 2
Jika untuk setiap partisi dari semua titik pada suatu garis dalam dua
himpunan yang tidak kosong sedemikian hingga tidak ada titik dari
masing-masing himpunan yang terletak antara dua titik dari himpunan
lainnya, maka ada satu titik dari satu himpunan yang terletak antara
setiap titik dari himpunan itu dan setiap titik himpunan lainnya.
Definisi 3
5
Untuk sebarang titik A dan sebarang garis r yang tidak melalui A,
terdapat tepat satu garis melalui A dalam bidang Ar, yang tidak
memotong r.

Definisi 4
Jika A, A, B, B, C, C, O adalah tujuh buah titik berlainan sedemikian
hingga AA, BB, CC adalah 3 buah garis berlainan melalui O dan jika
AB//AB, BC//BC, maka CA//CA.

Definisi 5
Kesejajaran dalam Geometri Affine adalah suatu relasi ekuivalensi yang
memenuhi sifat-sifat sebagai berikut :
1. Refleksi, yaitu setiap garis a sejajar dengan garis a sendiri.
2. Simetrik, yaitu jika garis a sejajar dengan garis b, maka garis b
sejajar dengan garis a.
3. Transitif, yaitu jika garis a sejajar dengan garis b dan garis b sejajar
dengan garis c, maka garis a sejajar dengan garis c.
6
Teorem 2
Jika ABC dan ABC adalah dua segitiga dengan titik sudut yang
berlainan sedemikian hingga BC//BC, CA//CA, dan AB//AB, maka
ketiga garis AA, BB, dan CC adalah berpotongan pada satu titik
(kongkruen) atau sejajar.

Teorem 3
Jika A, A, B, B, C, C adalah enam titik berlainan pada tiga garis sejajar
berlainan AA, BB, CC sedemikian hingga garis AB sejajar dengan
AB, BC sejajar dengan BC, maka CA juga sejajar dengan CA.

Definisi 6
. Empat titik A,B,C, dan D yang tidak segaris dikatakan membentuk
suatu jajaran genjang jika AB sejajar DC dan BC sejajar AD.
. A,B,C, dan D adalah titik sudut jajaran genjang tersbut. Segmen-
segmen AB, BC,CD, dan DA adalah sisi-sisinya dan segmen-
segmen AC dan BD diagonal-diagonalnya. Karena B dan D pada
pihak yang berlainan dari AC, maka diagonal-diagonal
berpotongan di suatu titik yang disebut pusat jajaran genjang.
7

3.0 Ruang Affine dan Transformasi Affine
Denisi 7
Himpunan vektor-vektor V dan titik-titik P dengan vektor V membentuk
ruang vektor dan titik-titik dapat dikombinasikan dengan vector maka
dapat membentuk titik baru P + Q dimana P,Q P dan V.
Definisi 8
parallel lines remain parallel,Misalkan T subset dari R2
dan transformasi Affine pada T, maka f dapat berbentuk
Pada transformasi Affine tidak memperhatikan kesebangunan. Hal ini
dikarenakan faktor pengali pada x tidak sama dengan pengali pada y.
Secara umum transformasi linier pada , dinyatakan oleh , denganadalah
matriks nxn yang determinannya tidak nol dan adalah vector di
Transformasi Affine adalah hubungan geometri yang mempertahankan
bentuk dasar dan integritas bangun geometri. Transformasi Affine dapat
berupa rotasi, translasi, dan dilatasi. Transformasi Affine bersifat linier
(perubahan yang kecil pada transformasi akan mengakibatkan
perubahan yang kecil pada objek yang ditransformasikan), tetapi akan
membentuk fraktal nonlinier jika beberapa transformasi digabungkan
8
dan diiterasi.

Transformasi yang kita kenal dalam bentuk matriks di atas, masih
memiliki operasi yang berbeda untuk tiap transformasinya. Ada yang
dengan perkalian, ada yang dengan penjumlahan. Oleh karena itu,
diusahakan supaya setiap matriks transformasi bisa dioperasikan
dengan satu operasi saja dan yang dipilih adalah perkalian. Jika matriks
P adalah sebuah titik (x, y), M adalah sebuah matriks transformasi, dan
P adalah proyeksinya (x, y) maka,
P =M P
Agar dapat memenuhi persamaan tersebut, matriks-matriks di atas
harus diubah bentuknya, disesuaikan agar semua jenis transformasi
tersebut dapat tertampung dalam satu bentuk matriks yang standar.
Maka setiap matriks di atas akan direpresentasikan dalam bentuk 33
dan sebuah titik pada bidang koordinat 2 dimensi direpresentasikan
sebagai (x,y,1), sehingga dihasilkan persamaan berikut dengan a, b, c,
d, e dan f adalah koefisien transformasinya

Definisi 9
9
Hasil kali dua translasi A B dan B C adalah translasi A C.

Definisi 10
Jika dua titik berlainan, misalnya A dan B ditukar oleh suatu dilatasi
tunggal AB BA atau A B, maka transformasi itu disebut setengah
putaran.

Teorem 4
Hasil kali dua setengah putaran A B dan B C adalah translasi A
C.
Teorem 5
Garis yang menghubungkan titik-titik tengah dua sisi suatu segitiga
adalah sejajar dengan sisi yang ketiga dan suatu garis yang melalui titik
tengah suatu sisi dan sejajar dengan sisi yang lain akan melalui titik sisi
yang ketiga.


PENUTUP
10

4.0 Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas, dapat kita ambil
kesimpulan bahwasanya geometri Affine memiliki keterikan yang cukup
kuat dengan geometri Euclidean. Beberapa kajian rintis menyebutkan
bahwa geometri Affine merupakan perluasan dari Geometri Euclidean.

Você também pode gostar