Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
W
adalah berat volume aliran air (1 - 1,2 t/m
3
)
C
adalah berat volume bendung (t/m
3
)
t adalah tinggi muka di depan mercu (m)
b adalah lebar mercu peluap (m)
Q adalah debit desain (m
3
/dt)
A adalah luas penampang peluap (m)
Tabel A.2 Penentuan Lebar Mercu
Lebar mercu : b 1,50 ! 2,00 meter 3,00 ! 4,00 meter
Sedimen
Pasir dan kerikil atau
kerikil dan batu-batu kecil
Batu-batu besar
Sifat hidraulik aliran Gerakan mandiri (lepas)
Gerakan massa
(debris flow)
(e) Tubuh bendung ; kemiringan bagian hulu dari bendung utama harus ditentukan
berdasarkan syarat stabilitas bangunan dan untuk itu dapat digunakan
persamaan di bawah ini sesuai Pd. T -12-2004-A :
(1+ )_m
2
+{2(n+)+n.(4 +)+2. .p }.m - (1+3 )+ . .(4n+ )+ .(3.n. +
2
+ n
2
) = 0
2a
c a 4 b b
m
2
=
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
85 dari 121
dengan pengertian :
n adalah kemiringan tubuh bendung utama bagian hilir
adalah perbandingan tinggi air di atas peluap clan tinggi bendung
pengendali dasar sungai m adalah kemiringan tubuh bendung utama
bagian hulu
adalah perbandingan lebar mercu peluap clan tinggi bendung pengendali
dasar sungai
adalah perbandingan
c
dan
0
c
adalah berat volume bahan bendung (t/m
3
)
o
adalah berat volume aliran air (1 - 1,2 t/m)
Kemiringan bagian hilir bendung utama ditentukan agar aliran tidak menyusur
permukaan bagian hilirnya, perbandingan tegak dan datar 1: n, nilai standard
indek n = 0.2, atau harga n dapat ditentukan dengan persamaan di bawah ini :
n
max
= H g V
g
. 2
dengan pengertian :
n
max
adalah kemiringan tubuh bendung utama bagian hilir
H adalah tinggi total bendung utama (m)
V9 adalah komponen horizontal untuk kecepatan kritis (m/dt)
g adalah percepatan gravitasi (m/dt
2
)
Gambar A.1 Tipikal tubuh bendung
(f) Sayap bendung
Banjir yang melimpas di atas sayap bendung pengendali dasar sungai, akan
merusak bagian tebing, atau merusak subdam dan tembok tepi. Oleh karena
itu sayap bendung pengendali dasar sungai direncanakan sebagai sayap yang
tidak dilimpasi banjir dan mempunyai kemiringan ke arah kedua sisinya. Untuk
itu, sayap tersebut harus memenuhi ketentuan sebagai berikut sesuai Pd. T -
12-2004-A:
- kemiringan sayap ke arah tebing minimum sama dengan kemiringan dasar
sungai di hulu bendung dan maksimum 10 %;
- panjang sayap sebelah kiri dan kanan boleh tidak sama, dan ditentukan
berdasarkan letak sumbu aliran;
- lebar sayap harus sama mulai dari pangkal sampai ke ujungnya;
- sisi hulu sayap harus dibuat tegak;
- sisi hilir sayap boleh tegak atau miring dan dibuat sama dengan kemiringan
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
86 dari 121
sisi hilir bendung utama; lebar sayap bagian atas maksimum sama dengan
lebar mercu, minimum ditentukan berdasarkan gaya-gaya akibat benturan
(g) Sub dam (bendung pembantu)
Ketentuan subdam meliputi hal-hal berikut sesuai Pd. T -12-2004-A dan SNI
03-2851-1991 :
- Bentuk mercu dan kemiringan hilir subdam sama dengan bentuk bendung
utama;
- Dimensi subdam disesuaikan dengan gaya-gaya yang bekerja;
- Tinggi subdam ditentukan berdasarkan persamaan energi (hidraulik) dan
atau persamaan empiris.
( ) ( ) { }
( ) ( ) { }(
(
+ +
+ +
=
3 / 2
1
2 / 1
2
1
2
1
2
1
2 / 1
2
1
2
1
1 5 , 1 8 1 4 1
1 5 8 1 2 1
r r r
r r r
F F F
F F x F
h
d
............hidrolis
dengan pengertian :
d adalah tinggi subdam (m)
h, adalah tinggi air pada titik jatuh terjun (m)
Fr1 adalah angka Froude aliran pada titik terjun
H
2
= (1/3 s/d 1/4) x H ....................empiris
dengan pengertian :
H
2
= tinggi bendung pembantu (sub dam)
H = tinggi total bendung utama
(h) Kolam olak
- Bentuk kolam olak harus dibuat berdasakan gaya-gaya yang diakibatkan
oleh terjunan
- Lebar kolam olak ditentukan sesuai dengan lebar, tinggi, dan kemiringan
dinding peluap
- Panjang kolam olak ditentukan menurut persamaan berikut ;
2 W
b X l L + + =
( )
g
h 2 1 H 2
V l
3 1
0 W
+
=
3 0 0
h q V =
j
h X =
{ } 1 F 8 1 2 h h
2
rl 1 j
+ =
( )
3 1 1
h H g 2 V + =
1 1 r1
h g V F =
dengan pengertian :
I
W
adalah jarak terjunan (m)
X adalah panjang loncatan air (m)
b
2
adalah lebar mercu subdam (m)
q
o
adalah debit per meter pada peluap (m'/det/m)
h
3
adalah tinggi air di atas peluap bendung utama (,-n)
H
1
adalah tinggi bendung utama dari lantai kolam olak (m)
adalah koefisien besarnya (4,5 - 5,0)
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
87 dari 121
h
j
adalah tinggi dari permukaan lantai kolam olak (permukaan batuan
dasar) sampai ke muka air di atas mercu subdam
h
1
adalah tinggi air pada titik jatuh terjunan (m)
q
1
adalah debit aliran tiap meter lebar pada titik jatuh terjunan (m3/dt/m)
V
1
adalah kecepatan jatuh pada terjunan (m/dt)
F
r1
adalah angka Froude aliran pada titik terjunan
- Tebal lantai kolam olak ditentukan sesuai dengan persamaan berikut :
o Untuk kolam olak tanpa subdam
t = 0,2 . ( 0,6 . H
1
+ 3 . h
3
- 1 )
o Untuk kolam olak dengan subdam
t = 0,1 . ( 0,6 . H
1
+ 3 . h
3
- 1 )
dengan pengertian :
t adalah tebal lantai kolam olak (m)
H
1
adalah tinggi bendung utama dari permukaan lantai kolam olak (m)
h
3
adalah tinggi air di atas peluap bendung utama (m)
(i) Bangunan pelengkap
Bangunan pelengkap pada check dam sebagai berikut sesuai dengan SNI 03-
2851-1991 :
i. tembok tepi ; didesian berdasarkan gaya-gaya yang bekerja dan kuat
terhadap gaya-gaya akibat aliran air dan sedimen;
Untuk mendapatkan harga koefisien tekanan tanah, dipakai cara dengan
persamaan rumus Coulomb yang digunakan, yaitu sebagai berikut :
( )
c
DB DC H G + = 2
( ) ( ) ( ) { } ( ) ( ) ( ) { } DC DB DC DB H n DC DB DC DC DB DB L
W
+ + + + + + = 2 3 3
2 2
( ) ( ) { } DC DB DC DB H h
W
+ + = 2 3
2
2
1
H K P
S a a
=
( )
( )
( ) ( )
( ) ( )
)
`
+
+
+ +
=
o u o u
o o
o u u
u
Sin Cos
Sin Sin
Cos Cos
Cos
K
a
1
2
2
m H DB L
e
+ = 3 1
3 H h
e
=
( ) 0 90 = o
o
a a
Sin P H P
( ) 0 90 = o
o
a a
Cos P V P
dengan pengertian :
G adalah berat sendiri tembok tepi (t)
H adalah tinggi tembok tepi (m)
DC adalah lebar mercu tembok tepi (m)
DB adalah lebar dasar tembok tepi (m). (DB = DC + n.H - m.H)
C
adalah berat volume tembok tepi (t/m
3
)
s
adalah berat volume tanah (t/m3)
I
W
adalah jarak horizontal antara titik gaya berat sendiri dan pusat
momen (m)
h
W
adalah jarak vertikal antara titik gaya berat sendiri dan pusat mDmen
(m)
P
a
adalah tekanan tanah (t)
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
88 dari 121
K
a
adalah koefisien tekanan tanah
u adalah sudut kemiringan dalam tembok tepi ()
| adalah sudut geser dalam tanah ()
o adalah sudut geser antara tembok tepi dan tanah (
0
)
o adalah sudut antara bidang horizontal clan permukaan tanah di
belakang tembok (
0
) L
e
adalah jarak horizontal antara titik gaya
tekanan tanah dan pusat momen (m)
h
e
adalah jarak vertikal antara titik gaya tekanan tanah dan pusat
momen (m)
P
a
.H adalah tekanan tanah horizontal (t)
P
a
.V adalah tekanan tanah vertikal (t)
ii. lubang drainase ; bentuk dan penampang melintang lubang drainase dapat
dibuat lingkaran atau segi empat ; jumlah dan ukuran ditentukan
berdasarkan debit dominan
(2) Perhitungan Stbailitas
Perhitungan stabilitas meliputi berikut ini :
(a) Stabil terhadap guling
2 D X e
P M X
V
=
=
pada umumnya besarnya X di syaratkan D/3 < X < 2D/3
atau e < 1/6.D
=
H V F
M M S
dengan pengertian :
X adalah jarak dari tumit bendung tepi (hulu) sampai ke titik tangkap i
esultan gaya (m)
e adalah jarak dari as sampai ke titik tangkap resultan gaya (m) M, adalah
jumlah momen yang menahan (tm)
M
H
adalah jumlah momen yang menggulingkan (tm)
M adalah momen total (M
V
- M
H
)(tm)
P
v
adalah gaya vertikal total (t)
D adalah lebar dasar bendung utama (m)
S
F
adalah faktor keamanan terhadap guling (S
F
1,2 sesuai dengan Tabel B
4
tinggi bendung <15 m)
(b) Stabil terhadap geser
( )
H V geser
P l P f SF + =
0
t
dengan pengertian :
SFgeser adalah faktor keamanan terhadap geser yang disesuaikan dengan
Pv adalah gaya vertikal total (t)
PH adalah gaya horizontal total (t)
f adalah koefisien geser antara dasar badan bendung dan tanah
dasar yang disesuaikan dengan
TO adalah tegangan geser badan bendung pada tanah dasar yang
disesuaikan dengan
I adalah panjang bidang geser (m)
(c) Stabil terhadap daya dukung tanah fondasi
( ) ( ) D e D P
V
+ = 6 1
1
o
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
89 dari 121
( ) ( ) D e D P
V
= 6 1
2
o
dengan pengertian :
o1 adalah tegangan vertikal pada ujung hilir bendung (t/m2)
o2 adalah tegangan vertikal pada ujung hulu bendung (t/m2)
Pv adalah gaya vertikal total (t)
D adalah lebar dasar bendung utama (m)
e adalah eksentrisitas resultan gaya yang bekerja (X - D/2) (m)
X adalah jarak ujung hulu sampai titik tangkap resultan gaya (m)
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
90 dari 121
Lampiran B.4 Contoh Perhitungan Desain Check Dam
Suatu bendung pengendali dasar sungai akan dibangun di suatu sungai untuk mencegah
terjadinya degradasi dasar sungai. Data yang ada adalah sebagai berikut.
Daerah tangkapan sungai : A = 10 Km
2
Kemiringan dasar sungai : I = 0,025
Lebar sungai : B = 80 m
Lebar peluap : B
1
= 50 m
Debit banjir : Q
p
= 200 m
3
/det
Konsentrasi sedimen : d = 0,02
Debit desain dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut.
( ) ( ) 204 200 02 , 0 1 1 = + = + =
P desain
Q Q o m
3
/det
1. Penghitungan Dimensi Peluap
Qdesain = 2/15 . C. (2.g )
1/2
. (3. B1 + 2. Bz) . h
3
3/2
Jika C = 0,60
m
2
= 0,50 rumus menjadi
( )
2
3
3 1 3
77 , 1 71 , 0 h B h Q
desain
+ = .................................................................................. (17)
( )
2
3
3
2
5
3
2
3
3 3
5 , 88 71 , 0 204
50 77 , 1 71 , 0 204
h h
h h
+ =
+ =
dengan cara coba-coba memasukkan harga h
3
Jika h
3
= 1,70 ........................... Q = 0,71 x 1,70
5/2
+ 88,5 x 1,70
3/2
Q = 198,84 < 204
Jika h
3
= 1,73 ........................... Q = 0,71 x 1,73
5/2
+ 88,5 x 1,73
3/2
Q = 204,17 > 204
Untuk ini diambil h
3
= 1,75 m; dan tinggi jagaan menurut Tabel B.1 diambil 1,20 m
2. Lebar mercu peluap
( ) ( )
( ) ( ) det / 29 , 2
2
1
75 , 1 75 , 51 50 204
100 4 1 2
2
m A Q V
V t t f n b
c W
= + = =
+ A + =
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
91 dari 121
b = (2 ~ 3) / 0,8 . y
W
/y
c
. (t + (0,1~1,5) / 2) . (1 + 4 (Q/A)
2
/100) """"""""""".. (18)
b = (2 ~ 3) / 0,8 .1,2/2,3 . (1,75+(0,1 ~ 1,5) / 2) . (1 + 4(2,29)
2
/100)
b = 2,84 ~ 4,73 m
Dengan menggunakan angka koefisien dalam menentukan lebar mercu peluap ternyata
hasilnya sangat berbeda. Namun dengan penggunaan angka koefisien yang kecil hasilnya
hampir sama pada penentuan lebar mercu peluap dengan menggunakan Tabel B.2. Dengan
memperhatikan ketentuan yang tertulis dalam tabel dan membandingkan dengan kondisi
yang sebenarnya di lapangan, maka lebar mercu peluap diambil b=2,50 m.
3. Tinggi bendung pengendali dasar sungai
Disarankan tinggi bendung pengendali dasar sungai < 5 meter. Contoh tinggi bendung kita
ambil H= 4 meter
l
o
= 0,025 kemiringan asli dasar sungai sebelum dibangun bendung pengendali dasar sungai.
I
statik
= . l
o
= 0,0125 kemiringan statik terjadi setelah dibailgun bendung pengendali dasar
sungai.
I
dinamik
= 2/3 l
o
= 0,0167 kemiringan dinamik akan terbentuk setelah terjadi banjir.
L
1
= H / ( l
o
- I
statik
) = 4/(0,025 -0,0125) = 320 m.
L
2
= H / ( l
o
- I
dinamik
) = 4/(0,025 -0,0167) = 481,91 m.
4. Menentukan kemiringan bagian hilir bendung (n)
X - n.H = 0
n. H = X
n
max
= X/H
hukum Newton ( ) ( ) 07 , 2 8 , 9 4 2 29 , 2 2
2
1
2
1
= = = g H V X
g
n
max
= ( ) 50 , 0 4 07 , 2 2
2
1
= = H g H V
g
dipakai n = 0,20 ( supaya aliran tidak menyusur permukaan bendung bagian hilir/aman
terhadap benturan batuan yang jatuh)
5. Menentukan kemiringan bagian hulu bendung (m)
(1+ d). m
2
+ { 2(n+) + n. (4 d +y)+2. d. } . m ! (1+3 d) + d . . ( 4n + ) + y. (3.n. +
2
+ n
2
)
= 0
d = h
3
/H = 1,75/4 = 0,44 ; = b
1
/H = 2,50/4 = 0,63 ; y = y
c
/y
W
= 2,3/1,2 = 1,92
m = (-b (b
2
- 4.a.c )
1/2
) / 2.a """""""""""""""""""""". (19)
a = (1+ d) =1+0,44=1,44
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
92 dari 121
b = 2(n+ )+n.(4 d + y)+2. d. = 2 (0,2+0,63)+0,2 (4 .0,44+1,92)+2 .0,44 .0,63 = 2,95
c = - (1+3. d)+ d. .(4n+ )+ y . (3.n. +
2
+ n
2
)
= - (1 + 3. 0,44 ) + 0,44 . 0,63. ( 4. 0,2 + 0,63 ) + 1,92. ( 3. 0,2. 0,63 + 0,63
2
+0,2
2
)
= - 0,359
m = ( - 2,95 + ( 2,95
2
- 4. 1,44. ( - 0,359) )
1/2
)/2. 1,44 = 0,115
dipakai m = 0,20
6. Menentukan tebal lantai kolam olak
t = (0,1 ~ 0,2) (0,6 . H
1
+ 3 . h
3
- 1)
koefisien (0,1 ~ 0,2) apabila lantai kolam olak tanpa subdam koefisien yang dipakai 0,2 ; dan
kalau kolam olak memakai subdam koefisien yang dipakai 0,1. Dalam contoh penghitungan
ini kolam olaknya memakai subdam, tebal lantai dihitung sebagai berikut :
t = 0,1 . ( 0,6 . H, + 3 . h3 - 1 ) (14)
t = 0,1. (0,6 x(4 - t) + 3 x 1,75 x -1) = 0,1 x(2,4 -0,6 t+5,25 -1) = 0,24 - 0,6 t + 5,25 -1
t = 0,63 m
dipakai t = 0,65 m
7. Menentukan jarak bendung utama dan subdam (panjang kolam olak)
Rumus empiris L = (1,5 s/d 2,0 ) x (H
1
+ h
3
)
apabila tinggi bendung utama < 15 meter koefisien yang dipakai 2,0
L = 2,0 x (3,35 + 1,75) = 10,2 meter
Rumus percobaan hidraulik
L >I
W
+ X + b
2
Q
desain
= 204 m
3
/det
B
m
= lebar rata-rata peluap, B
m
=(50 + 51,75) x = 50,875 m
h
3
= 1,75 m
H
1
= (H - t) = (4 - 0,65) = 3,35 m
B = 5
b
2
= 2,50 m
q
o
= Q/ B
m
= 204 / 50,875 = 4 m
3
/det/m'
V
o
= q
o
/ h
s
= 4 / 1,75 = 2,29 m/det
V
1
= { 2. g . (H
1
+ h
3
)}
1/2
= (2 . 9,8. (3,35 + 1,75))
1/2
= 10 m/det
Kita anggap q
1
= q
o
= 4 m
3
/det/m'
h
1
=q
1
/ V
1
= 4/10 = 0,40 m
F
rt
= V
1
/ (g.h
1
)
1/2
=10 / (9,8 . 0,40)
1/2
= 5,05
h
j
= h
1
/ 2 x { ( 1 + 8
Frt
2
) - 1 } = 0,40 / 2 x { ( 1 + 8 . 5,05
2
)
1/2
! 1} = 2,66 m
l
W
= V
o
{ 2 ( H
1
+ 1/2 h
3
) / g }
1/2
= 2,29. { 2 ( 3,35 + 1/2 . 1,75 ) / 9,8 }
1/2
= 2,13 m
X = . h
j
= 5. 2,66 = 13,2 m
L = l
W
+ X + b
2
= 2,13 + 13,3 + 2,5 = 17,93 m
Diambil L = 18 m
8. Menentukan tinggi subdam
Rumus percobaan hidraulik
d/h
1
= [ { (1 + 2 F
rt
2
) x (1 + 8 . F
rt
2
) - 5 F
rt
2
! 1} / { ( 1 + 4
Frt
2
) - ( 1 + 8 . F
rt
2
)
1/2
} - 3/2 . F
rt
2/3
]
= [ { (1 + 2 . 5,05
2
) x ( 1 + 8. 5,05
2
)
1/2
- 5 . 5,05
2
- 1 } / { ( 1 + 4 . 5,05
2
) -(l + 8 . 5,05
2
)
1/2
}
- 3/2. 5,05
1/2
]
d/h
1
= [ { (52,005) x (14,32) - 127,51 ! 1 } / { (103,01) - (14,32) } - 4,42 ]
d/h
1
= [ { (744,712 - 128,51 ) / (88,69 ) } - 4,42 ]
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
93 dari 121
d = 0,40 (6,947 - 4,42) = 1,01 m = 1 m
Rumus empiris
d = ( 1/3 s/d 1/4 ) (H - t ) = (1/3 s/d 1/4) (4 - 0,65 ) = 1,12 s/d 0,84
diambil d = 1 m
h
c
= (q
2
/g)
1/3
= (2 / 9,8 )
1/3
= 1,18 m (aliran kritis air di atas mercu subdam)
h
J
= 2,66 m (tinggi loncatan air dari lantai sampai di atas mercu subdam)
d + h
c
+ V
2
/2.g = h
i
+ V
2
/2.g d+1,18 + (4/1,18)
2
/ 2. 9,8 = 2,66+(4/ 2,66)
2
/ 2. 9,8
d+1,18+0,586 = 2,66+0,12 d = 2,66 + 0,12 - 1,18 - 0,586=1,014 = 1 m
9. Menghitung stabilitas bendung
Kondisi bendung sebagai contoh penghitungan diketahui :
y
c
= 2,3 t/m
3
y
w
= 1,2 t/m
3
m = 0,2 ; m.H = 0,2.4 = 0,8
n =0,2 ; n.H = 0,2.4 = 0,8
D = 4,1
Berat sendiri
G
1
= . 4. 0,8 . 2,3 = 3,68 t
G
2
= 4. 2,50 . 2,3 = 23 t
G
3
= . 4 . 0,8 . 2,3 = 3,68 t
Total = 30,36 t
Tekanan air statik vertikal
V
1
= 1,75 . 2,50 . 1,2 = 5,25 t
V
2
= 1,75 . 0,80 . 1,2 = 1,68 t
V
3
= . 4 . 0,8 . 1,2 = 1,92 t
Total = 8,85 t
Tekanan air statik horizontal
P
1
= 4 . 1,2 . 1,75 = 8,4 t
P
2
= . 4
2
. 1,2 = 9,6 t
Total = 18,0 t
Lengan ( jarak gaya-gaya yang bekerja terhadap ujung tumit bendung di sebelah hilir)
G
1
= 2/3 . 0,8 = 0,53 m
G
2
= 0,8 + . 2,50 = 2,05 m
G
3
= 1/3 . 0,8 + 2,50 + 0,8 = 3,567 m
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
94 dari 121
V
1
= 0,8 + . 2,50 = 2,05 m
V
2
= 0,8 + 2,50 + . 0,8 = 3,7 m
V
3
= 0,8 + 2,50 + 2/3. 0,8 = 3,83 m
P
1
= . 4 = 2 m
P
2
= 1/3 . 4 = 1,33 m
Perhitungan momen
Beban Simbol Gaya (t) Lengan (m) Momen (t.m)
G
1
3,68 0,53 1,95
G
2
23 2,05 47,15 Berat sendiri
G
3
3,68 3,567 13,13
V
1
5,25 2,05 10,76
V
2
1,68 3,70 6,22
Tekanan air
statik vertikal
V
3
1,92 3,83 7,35
Total P
V
dan M
V
39,21 85,56
H
1
8,4 2 16,8 Tekanan air
statik horizontal H
2
9,6 1,33 12,77
Total P
H
dan M
H
18 29,57
Stabilitas terhadap guling
X = M / P
V
= (M
V
! M
H
) / P
V
= (86,56 - 29,57) / 39,21 = 56,99/39,21 = 1,45 m
D/3 = 4,1 / 3 = 1,37 m
2/3 D= 2/3. 4,1 = 2,73 m
D/3 < X < 2/3. D aman
e = D/2 ! X = 4,1 / 2 - 1,45 = 0,60
S
F
= M
V
/ M
H
= 86,56 / 29,57 = 2,9 > 1,2 aman
Stabilitas terhadap geser
S
F
= ( f . Pv + o
o
.1) / P
H
F = 0,6 karena macam material pada lokasi bendung terdiri atas kerikil dan pas (lihat Tabel
B.5)
o
o
= 0 karena alasan seperti di atas
S
F
= ( 0,6. 39,21 . + 0. I) / 18 = 1,3 > 1,2 aman
Stabilitas terhadap daya dukung tanah fondasi
o
1
= (Pv /D).(1+6.e/D)
o
2
= (Pv /D).(1- 6.e/D)
daya dukung tanah yang diizinkan menurut Tabel B.5 lapisan tanah di lokasi bendung terdiri
dari kerikil dan pasir, rata-rata daya dukungnya (60 + 30) / 2 = 45 t/m
2
o
1
= (39,21 / 4,1) .(1 + 6. 0,6 / 4,1)= 17, 97 t/M2 < 45 t/M2 > aman
o
2
= (39,21 / 4,1) .(1- 6. 0,6 / 4,1)= 9,56 t/M2 < 45 t/m2 -> aman
10. Menghitung stabilitas tembok tepi
Kondisi data yang telah diketahui sebagai berikut.
H = 4m
y
c
= 2,3 t/m3
4 = 30 (pasir)
= 2/3 4 = 20
DC = 0,30 m
y
s
= 1,80 t/m
3
0 = 11,310
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
95 dari 121
d = 20
n = 0,5
m = 0,2
DB = DC + n.H - m.H = 0,30 + 0,5.4 - 0,2.4 = 1,5 m
G = H/2 . (DC + DB ) . y
c
= 4/2 . (0,3 + 1,5) . 2,3 = 8,28 ton
L
W
= { (DB
2
+ DB.DC + DC
2
) / (3. (DB + DC))} + (n.H/3) . { (DB+2.DC) / (DB+DC) }
L
W
= { (1,52 + 1,5. 0,3 + 0,32 ) / (3. (1,5 + 0,3)) } + (0,5. 4/3).{ (1,5 +2.0,3) / (1.5+0,37) }
= 0,516 + 0,778 = 1,294 m
h
W
= H/3 { (DB + 2. DC) / (DB + DC) } = 4/3 { (1,5 + 2. 0,3) / (1,5+ 0,3) } = 1,33 x 1,167
= 1,55 m
( )
( )
( ) ( )
( ) ( )
2
2
2
1
)
`
+
+
+ +
=
o u o u
o o k
o u u
u
Cos Cos
Sin Sin
Cos Cos
Cos
Ka
( ) ( )
( ) ( )
( ) ( )
( ) ( )
2
2
2
20 310 , 11 20 310 , 11
20 30 20 30
1 20 310 , 11 310 , 11
310 , 11 30
)
`
+
+
+ +
=
Cos Cos
Sin Sin
Cos Cos
Cos
Ka
K
a
= 0,56 / 0,96 x 0,99 x 1,94 = 0,304
P
a
= . K
a
. y
s
. H
2
= . 0,304 . 1,8 . 4
2
= 4,38
L
e
= DB + 1/3 . H . m = 1,5 + 1/3 . 4 . 0,2 = 1,77 m
h
e
= H/3 = 4/3 = 1,33 m
P
a
.H = P
a
. Sin (90
O
! ! 0) = 4,38 . Sin (90
O
! 20
O
! 0) = 1,5
Perhitungan momen
Beban Simbol Gaya (t0 Lengan (m) Momen (t.m)
Berat sendiri G 8,28 L
W
= 1,294 10,714
Tekanan tanah
arah vertikal
P
a
V 1,50 L
e
= 1,77 2,655
Total P
V
dan M
V
9,78 13,369
Tekanan tanah
arah horizontal
P
a
H 4,12 h
e
= 1,35 5,5
Stabil terhadap guling
X = M/P
V
= ( 13,360 ! 5,5 ) / 9,78 = 0,8 m
1/3 . DB = 1/3 . 1,5 = 0,5 m
2/3 . DB = 2/3 . 1,5 = 1 m
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
96 dari 121
1/3 . DB = 0,5 < X = 0,8 < 2/3 . DB = 1
e = DB/2 ! X = 1,5/2 ! 0,8 = - 0,05
S
F
= M
v
/ M
H
= 13,369 / 5,5 = 2,43 > 1,2 aman
Stabilitas terhadap geser
S
F
= (f . P
v
. + o
o
. L) / P
H
= (0,6 . 9,78 + 0) / 4,12 = 1,42 > 1,2 aman
Stabilitas terhadap daya dukung tanah fondasi
o
1
= (P
v
/ DB) . (1 + 6.e / DB)
= (9,78 / 1,5) . (1 + 6. (-0,05) / 1,5) = 5,216 t/m
2
< 45 t/m
2
aman
o
2
= (P
v
/ DB) . (1 - 6.e / DB)
= (9,78 / 1,5) . (1 - 6. (-0,05) / 1,5) = 7,824 t/m
2
< 45 t/m
2
aman
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
97 dari 121
LAMPIRAN C
Contoh Kerangka Acuan Kerja Pekerjaan Konstruksi
Konstruksi Pembangunan Check Dam di Sungai ............... Kabupaten.............
1. Latar Belakang
Cakupan isi latar belakang dalam penyusunan kerangka acuan kerja, menguraikan :
- Menginformasikan tentang letak administratif daerah pekerjaan
- Menginformasikan kondisi daerah pekerjaan yang meliputi kondisi topografi, geologi
regional, kondisi klimatologi, kondisi hidrologi serta ekosistem pada daerah pekerjaan
- Kendala-kendala yang perlu diantisipasi dalam pelaksanaan pekerjaan
- Maksud dan tujuan secara global dengan adanya kegiatan
2. Kondisi Cuaca
Informasi umum berikut ini memberikan petunjuk kondisi cuaca dilapangan yang bisa
diharapkan untuk sepanjang tahun. Pemberi tugas dan Direksi tidak bertanggung jawab
atas ketelitian data, dan semua resiko akibat salah penafsiran data tersebut adalah
menjadi beban Kontraktor.
Iklim di lokasi proyek terdiri dari dua musim : musim hujan terjadi dari bulan """.
sampai dengan "" dan musim kemarau biasa terjadi mulai bulan ".. sampai dengan
""".. Hujan rata ! rata tahunan sekitar "".. m dan 80 % nya adalah "". m jatuh
dalam bulan ".. sampai dengan """".
3. Lingkup Pekerjaan dalam Kontrak
Kontraktor harus memenuhi kebutuhan semua tenaga kerja, material, peralatan
pelaksanaan, pekerjaan sementara dan pekerjaan lainnya untuk pelaksanaan. Kontraktor
harus melaksanakan pekerjaan dengan baik dan lengkap serta merawat seperti yang
diminta dalam Gambar dan Spesifikasi Teknik atau Petunjuk Direksi. Pekerjaan yang
harus dilaksanakan menurut Kontrak mencakup dibawah ini :
a. Pelaksanaan pekerjaan check dam yang meliputi bangunan utama dan semua
bangunan penunjang sesuai yang tercakup dalam Kontrak.
b. Pelaksanaan pekerjaan, operasi, perawatan dan pembongkaran bangunan!bangunan
sementara antara lain :
- Jalan masuk sementara berikut jembatan dan fasilitas lainnya.
- Saluran pengelak, bangunan/dam sementara termasuk pembelian, pemencangan,
pembongkaran dan penyerahan Steel Sheet Pile sebanyak yang diperlukan untuk
pelaksanaan Coferdam sementara kepada Direksi.
- Fasilitas kerja Kontraktor seperti kantor lapangan, gudang, laboratorium dan lain!
lain.
- Tempat penyimpanan semen berikut material beton dan peralatan pengolah beton.
- Generator termasuk jaringan listriknya yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan.
- Perlengkapan komunikasi Radio/Telepon dari lokasi pekerjaan ke kantor Proyek di
Padang termasuk peralatan lainnya yang perlu.
4. KETENTUAN DAN PERSYARATAN
4.1. Program Pelaksanaan
1) Pengguna Jasa menyiapkan Jadwal Pelaksanaan untuk semua pekerjaan yang
termasuk dalam Kontrak. Jadwal pelaksanaan tersebut untuk membantu para
penawar dan Penyedia Jasa didalam menyiapkan Jadwal Pelaksanaan yang lebih
terperinci.
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
98 dari 121
2) Tiga puluh (30) hari setelah menerima Surat Penunjukan, Penyedia Jasa harus
menyerahkan Jadwal Pelaksanaan kepada Direksi Pekerjaan berisi jadwal
pelaksanaan semua pekerjaan dan pekerjaan sementara yang harus dikerjakan
berdasarkan Kontrak, dengan metode PERT/CPM network. Jadwal Pelaksanaan ini
harus sesuai dengan hari kelender, jangka waktu yang diperlukan, tanggal mulai
paling awal, tanggal selesai paling awal dan paling lambat, lama pelaksanaan dan
sebagainya.
3) Jadwal Pelaksanaan tersebut diatas diserahkan sesuai dengan modifikasi dan
perubahan yang diperlukan oleh Direksi Pekerjaan di dalam waktu yang logis.
Jadwal Pelaksanaan yang direvisi yang sudah disetujui dan sudah ditandatangani
oleh Penyedia Jasa dan Direksi Pekerjaan harus dianggap merupakan Jadwal
Pelaksanaan yang mengikat dan menjadi bagian dari Dokumen Kontrak.
4) Jadwal Pelaksanaan yang sudah mengikat tersebut harus diperbarui oleh Penyedia
Jasa pada setiap jangka waktu 4 (empat) bulan jika diminta oleh Direksi Pekerjaan
dan Jadwal Pelaksanaan yang diperbarui harus disetujui oleh Penyedia Jasa dan
Direksi Pekerjaan, dan termasuk dalam Dokumen Kontrak.
5) Jika selama pelaksanaan pekerjaan, rata-rata kecepatan pekerjaan ternyata
dibawah yang disetujui menurut pendapat Direksi Pekerjaan, Penyedia Jasa harus
dapat menyelesaikan setiap bagian pekerjaan pada waktu yang disetujui, maka
Direksi Pekerjaan akan memerintahkan Penyedia Jasa untuk menambah pekerja
dan atau peralatan pelaksanaan ke lokasi pekerjaan untuk mengejar ketinggalan
pada bagian pekerjaan tersebut.
4.2. Aspek aspek yang Perlu Diperhatikan dalam Pelaksanaan Pekerjaan
1) Aspek Keselamatan Kerja
Penyedia Jasa pekerjaan konstruksi harus memperhatikan ketentuan kesehatan dan
Undang-Undang Keselamatan Kerja. Ketentuan-ketentuan tersebut harus diadopsi
oleh pelaksana pekerjaan dalam prosedur/manual pekerjaan secara menyeluruh
untuk setiap tahapan pekerjaan, mulai dari tahap pekerjaan persiapan hingga
pemeliharaan setelah penyerahan pekerjaan.
2) Aspek Lingkungan
Sebelum melaksanakan kegiatan fisik di lapangan, Penyedia Jasa harus membuat
program dampak lingkungan yang terjadi akibat pelaksanaan kegiatan dengan
mengacu pada Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) atau Upaya
Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) atau
Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) atau manual prosedur pengelolaan/
pemantauan lingkungan (jika RKL/RPL atau UKL/UPL tidak ada). Program ini harus
mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
3) Aspek Administrasi
Penyedia Jasa pekerjaan konstruksi harus memiliki prosedur dan tata cara
administrasi yang baku dalam bentuk surat menyurat, surat pengumuman, surat
undangan dan surat-surat lainnya untuk menunjang seluruh kegiatan pekerjaan.
Seluruh dokumen pekerjaan mulai dari pekerjaan persiapan, pelaksanaan, serah
terima, dan pemeliharaan harus didokumentasikan secara sistematis sesuai dengan
kelompok pekerjaan, urutan waktu, atau kategori lain yang dianggap penting.
Dokumentasi ini diperlukan guna menunjang laporan proyek (Laporan Mingguan
dan Bulanan).
4) Aspek Ekonomis
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
99 dari 121
Penyedia Jasa pekerjaan wajib memperhatikan efektifitas dan efisiensi
pelaksanaan. Termasuk dalam hal ini aspek SDM, Peralatan, dan pengadaan
bahan.
SDM yang digunakan harus secara efektif dapat memenuhi kebutuhan jadwal dan
kualitas pekerjaan. Jumlah dan jenis peralatan-peralatan pendukung pekerjaan
harus diperhitungkan dengan seksama sesuai jadwal pekerjaan terutama bila
peralatan-peralatan tersebut diadakan dengan sewa. Pengadaan bahan/material
harus diupayakan efektif sesuai pekerjaan yang dijadwalkan.
5) Aspek Sosial dan Budaya
Penyedia Jasa pekerjaan konstruksi berkewajiban memperhatikan kondisi sosial
dan budaya masyarakat di lokasi pelaksanaan pekerjaan. Hal-hal yang cukup
sensitif, seperti gangguan kebisingan pada waktu ibadah, waktu istirahat, hal-hal
yang ditabukan, atau lokasi-lokasi yang dianggap suci oleh masyarakat setempat
sedapat mungkin dihindarkan dari gangguan pekerjaan atau personil yang terlibat
dalam pekerjaan.
4.3. Sumber Bahan Pelaksanaan
1) Penyedia Jasa bertanggung jawab atas pengadaan material beton pasangan,
bronjong dan sebagainya dengan jumlah yang cukup dan berkualitas baik. Proyek
akan memberi petunjuk beberapa sumber bahan pelaksanaan yang ada untuk
bahan timbunan dan material beton berikut jarak dari lokasi pekerjaan.
2) Jika Penyedia Jasa akan mengambil material untuk beton dan batu dari sumber lain,
Penyedia Jasa harus mengatur sedemikian hingga mendapatkan ijin dari instansi
terkait dan membayar semua biaya dan kompensasi yang diperlukan.
4.4. Pekerjaan Pengeringan (Dewatering)
Daerah galian harus dikeringkan secukupnya dan dijaga jangan sampai ada air
tergenang. Penyedia Jasa harus membuat dan merawat semua dan sementara, bila
perlu melakukan pemompaan sumber-sumber air dan aliran lainnya untuk
mengeluarkan air tersebut dari lokasi pekerjaan sepanjang masa pelaksanaan. Semua
bangunan sementara harus dibongkar bila pekerjaan telah selesai dan disetujui Direksi
Pekerjaan. Pelaksanaan pekerjaan mengacu Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan
Spesifikasi Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-7, Pekerjaan Dewatering
4.5. Pemagaran Lokasi Pekerjaan
Jika tidak ditentukan lain, maka Penyedia Jasa harus membuat dan merawat pagar
yang sesuai dan disetujui Direksi Pekerjaan untuk menutup semua areal pekerjaan!
pekerjaan pelaksanaan. Bila pagar ini dibuat disepanjang jalan umum dan lain-lain,
harus dibuat tipe yang sesuai dan cukup baik untuk daerah tersebut. Pelaksanaan
pekerjaan mengacu Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Pekerjaan
yang Bersifat Umum, Bagian-9, Pekerjaan Lain-lain
4.6. Material dan peralatan-peralatan yang harus disediakan oleh Penyedia Jasa
1) Umum
Penyedia Jasa harus menyediakan bahan/material dan peralatan yang memenuhi
syarat untuk menyelesaikan pekerjaan kecuali yang sudah disediakan di dalam
Kontrak. Semua peralatan dan material yang merupakan bagian dari pekerjaan
harus baru dan harus sesuai dengan standar yang tercantum dalam Spesifikasi atau
Standar yang ditunjukkan. Jika Penyedia Jasa mengusulkan pengadaan peralatan
atau material yang tidak sesuai dengan standar yang disebutkan diatas harus
memberi tahu dan mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan terlebih
dahulu.
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
100 dari 121
2) Peralatan untuk Pelaksanaan
Penyedia Jasa harus mendatangkan semua peralatan yang memenuhi syarat dalam
jumlah yang cukup untuk pelaksanaan pekerjaan sampai dengan selesai. Direksi
Pekerjaan dapat memerintahkan Penyedia Jasa untuk menambah peralatan, jika
menurut pertimbangannya perlu untuk mencapai progress sesuai dengan Kontrak.
Penyedia Jasa harus mendatangkan semua mesin dan peralatan, lengkap dengan
suku cadangnya yang cukup, untuk menjamin kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
3) Material Pengganti
Penyedia Jasa harus berusaha untuk mendapatkan bahan material yang ditentukan
dalam spesifikasi teknik atau gambar, tapi jika material tersebut tidak dapat
diperoleh dengan alasan diluar kemampuan Penyedia Jasa, boleh memakai material
pengganti dengan persetujuan Direksi Pekerjaan. Tidak boleh ada material
pengganti tanpa persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan.
4) Pemeriksaan Peralatan dan Material
Peralatan dan material yang didatangkan oleh Penyedia Jasa harus diperiksa dan
sesuai dengan Kontrak pada saat di lokasi berikut ini atau seperti yang ditentukan
oleh Pemberi Tugas :
iv. Tempat produksi atau pabrik
v. Pengangkutan
vi. Lokasi Proyek
Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Pengguna Jasa semua spesifikasi
peralatan dan material yang diperlukan oleh Pengguna Jasa untuk tujuan
pemeriksaan. Pemeriksaan peralatan dan material termasuk tempat dimana berasal
tidak berarti melepaskan Penyedia Jasa dari tanggung jawabnya untuk mengadakan
peralatan dan material yang tercantum dalam spesifikasi teknik.
5) Program dan Catatan Pengangkutan
Bersamaan dengan penyerahan Jadwal Pelaksanaan, Penyedia Jasa harus
menyerahkan program pengangkutan peralatan dan material secara rinci, dengan
urutan pengangkutan dan pengiriman di lapangan sesuai dengan rencana Jadwal
Pelaksanaan tersebut kepada Direksi Pekerjaan. Penyedia Jasa harus memberitahu
Direksi Pekerjaan kedatangan peralatan, material dan pemasangan peralatan di
lapangan.
6) Spesifikasi, Brosur dan Data yang harus diserahkan oleh Penyedia Jasa
Penyedia Jasa harus menyerahkan 3 (tiga) set spesifikasi lengkap, brosur dan data
mengenai material dan peralatan yang akan didatangkan sesuai Kontrak kepada
Direksi Pekerjaan untuk disetujui, dalam jangka waktu 90 (sembilan puluh) hari
setelah menerima surat perintah kerja. Bagaimanapun juga persetujuan terhadap
spesifikasi, brosur dan data tersebut tidak akan melepaskan Penyedia Jasa dari
tanggung jawabnya sesuai dengan Kontrak.
5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pelaksanaan pekerjaan yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknik pekerjaan
konstruski check dam memuat :
1) Pekerjaan Persiapan Umum
Pelaksanaan pekerjaan yang bersifat umum meliputi :
a) Mobilisasi dan Demobilisasi
Pelaksanaan pekerjaan mengacu pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan
Spesifikasi Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-9, Pekerjaan Lain-lain
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
101 dari 121
b) Jalan Penghubung Sementara
Pelaksanaan pekerjaan mengacu pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan
Spesifikasi Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-9, Pekerjaan Lain-lain
c) Laboratorium dan Alat Pengujian Lapangan
Ketentuan dan persyaratan untuk laboratoriuum dan alat pengujian lapangan sebagai
berikut :
i. Penyedia Jasa di dalam hal ini tidak diperkenankan melakukan pengujian
laboratorium, pengujian dilakukan oleh laboratorium yang telah ditunjuk oleh
Direksi Pekerjaan
ii. Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan pengetesan lain yang diperlukan
seperti yang disebutkan dalam Spesifikasi Teknik untuk mengontrol material
pelaksanaan dan tanah.
iii. Selambat-lambatnya tanggal... ... ... , Penyedia Jasa harus menyerahkan schedule
pengujian kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan persetujuannya.
Schedule pengujian harus mencakup semua pengujian material beton, pengujian
pemadatan tanah triaxial dan pengujian alat-alat laboratorium yang akan dipakai.
Laboratorium yang disediakan Penyedia Jasa harus diatur dan dirawat Penyedia
Jasa. Pengadaan listrik dan air untuk keperluan laboratorium harus disediakan
Penyedia Jasa.
d) Kantor, Gudang dan Bengkel untuk Penyedia Jasa
Penyedia Jasa harus membuat, merawat dan selanjutnya membongkar bangunan
sementara seperti kantor, bengkel, dan gudang yang hanya diperlukan pada saat
pelaksanaan. Penyedia Jasa harus mengirimkan rencana pelaksanaan secara detail
termasuk fasilitas sementara kepada Direksi Pekerjaan selambat-lambatnya tanggal
... ... ...
e) Perumahan dan Barak untuk Staf dan Tenaga Penyedia Jasa
Jika tidak ditentukan lain, Penyedia Jasa harus menyediakan, merawat dan
membongkar semua bangunan sementara dimana Direksi Pekerjaan atau Pengguna
Jasa, Staf Penyedia Jasa dan Sub-Penyedia Jasa akan berada termasuk perabot,
penerangan, air minum, saluran, jalan, tempat parkir, tempat buangan dan akomodasi
yang bersifat sementara. Sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari sebelum penanganan
pekerjaan ini. Penyedia Jasa harus mengirimkan rencana dan detail usulan bangunan
termasuk fasilitasnya kepada Direksi Pekerjaan.
f) Air Kerja
Penyedia Jasa harus menyediakan/membuat sumber air baku untuk tempat tinggal
staf Penyedia Jasa, Pekerja, Laboratorium, Bengkel dan tempat lain yang perlu
dilokasi pekerjaan. Sistim jaringan air minum tersebut harus mendapatkan persetujuan
Direksi Pekerjaan.
g) Sumber Listrik untuk Pelaksanaan Pekerjaan
Penyedia Jasa harus mengatur kebutuhan penerangan listrik di lokasi pekerjaan,
perumahan staf Penyedia Jasa, Barak, Laboratorium, Bengkel, Gudang dan Kantor.
Penyedia Jasa harus membuat jaringan listriknya, mengoperasikan dan merawat
sampai dengan akhir masa perawatan atau lebih cepat sesuai dengan pengarahan
Direksi Pekerjaan dan kemudian membongkar semua fasilitas listrik sementara yang
ada antara lain : generator, kawat, alat-alat penyambung dan lain sebagainya
2) Pekerjaan Persiapan Khusus
Pekerjaan persiapan khusus untuk pelaksanaan konstruksi check dam meliputi :
a) Pekerjaan pengukuran topografi dan pemetaan
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
102 dari 121
Pelaksanaan pekerjaan mengacu pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan
Spesifikasi Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-2, Pekerjaan Pengukuran
Topografi dan Pemetaan
b) Gambar-gambar Pelaksanaan
Gambar-gambar yang harus disediakan oleh Penyedia Jasa dan Direksi Pekerjaan
ditentukan berdasarkan Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik,
Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-9, Pekerjaan Lain-lain
3) Pekerjaan Konstruksi Check dam
Pelaksanaan kegiatan konstruksi check dam terdiri dari pekerjaaan :
a) Pekerjaan Tanah
Pekerjaan tanah tediri dari : kupasan, pembersihan medan; galian dan timbunan.
Pelaksanaa pekerjaan mengacu Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan Spesifikasi
Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-1, Pekerjaan Tanah
b) Pekerjan pengukuran atau staeck out
Pekerjaan pengukuran atau stacke out mengacu Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan
Spesifikasi Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-2, Pekerjaan Pengukuran
Topografi dan Pemetaan
c) Pekerjaan Pengujian Geoteknik
Pekerjaan geoteknik terkait dengan mutu hasil pekerjaan timbunan. Pelaksanaan
pekerjaan pengujian geoteknik mengacu pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan
Spesifikasi Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-3, Pekerjaan Penyelidikan
Geoteknik
d) Pekerjaan Beton
Pelaksanaan pekerjaan beton mengacu pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan
Spesifikasi Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-4, Pekerjaan Beton
e) Pekerjaan Pasangan
Pelaksanaan pekerjaan pasangan batu mengacu pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman
Penyusunan Spesifikasi Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-5, Pekerjaan
Pasangan Batu
4) Pekerjaan Lain-lain
Pekerjaan lain-lain sifatnya mendukung pekerjaan utama. Pekerjaan lain-lain meliputi foto
dokumentasi ; pelaksanaan pengujian mutu bahan dan pekerjaan penggambaran (as-built
drawing). Pelaksanaan pekerjaan mengacu pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan
Spesifikasi Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-6, Pekerjaan Pemancangan
5) Pelaporan dan Foto Dokumentasi
1) Pelaporan
Pelaporan yang dihasilkan dalam pekerjaan konstruksi, meliputi :
a) Laporan Kemajuan Pelaksanaan
Sebelum tanggal..............tiap bulan atau pada suatu waktu yang ditentukan
Direksi, Penyedia Jasa harus menyerahkan 5 (lima) salinan laporan Kemajuan
Bulanan dalam bentuk yang bisa diterima oleh Direksi, yang menggambarkan
secara detail kemajuan pekerjaan selama bulan yang terdahulu.
Laporan sekurang-kurangnya harus berisi hal-hal sebagai berikut :
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
103 dari 121
i. Prosentase kemajuan pekerjaan berdasarkan kenyataan yang dicapai pada
bulan laporan maupun prosentase rencana yang diprogramkan pada bulan
berikutnya.
ii. Prosentase dari tiap pekerjaan pokok yang diselesaikan maupun prosentase
rencana yang diprogramkan harus sesuai dengan kemajuan yang dicapai
pada bulan laporan.
iii. Rencana kegiatan dalam waktu dua bulan berturut-turut dengan ramalan
tanggal permulaan dan penyelesaiannya.
iv. Daftar tenaga setempat
v. Daftar perlengkapan konstruksi, peralatan dan bahan dilapangan yang
digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan termasuk yang sudah datang dan
dipindahkan dari lapangan.
vi. Jumlah volume pekerjaan merupakan bagian pekerjaan tetap harus diuraikan
sebagai berikut :
- Jumlah volume untuk berbagai pekerjaan pembetonan
- Jumlah volume dari berbagai pekerjaan galian dan timbunan
- Jumlah volume dari bahan perkerasan jalan yang digunakan
- Jumlah banyaknya bangunan, dll.
vii. Uraian pokok pekerjaan sementara yang dilaksanakan selama masa laporan.
viii. Daftar besarnya pembayaran terakhir yang diterima dan kebutuhan
pembayaran yang diperlukan bulan berikutnya.
ix. Hal-hal lain yang diminta sesuai dengan kontrak, dan masalah yang timbul
atau berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan selama bulan laporan.
b) Rencana Kerja Harian, Mingguan dan Bulanan
Penyedia Jasa harus menyerahkan 2 (dua) rangkap Rencana Mingguan yang
sudah disetujui oleh Direksi setiap akhir Mingguan dan untuk minggu berikutnya.
Rencana tersebut harus sudah termasuk pekerjaan tanah, pekerjaan konstruksi
lainnya yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, pengadaan bahan,
pengangkutan dan peralatan dan lain-lain yang diminta Direksi.
Penyedia Jasa harus menyerahkan 2 (dua) rangkap rencana kerja harian secara
tertulis semua kemajuan yang sudah disetujui oleh Direksi setiap hari maupun
untuk hari-hari berikutnya. Rencana kerja harus mencakup pekerjaan tanah,
pekerjaan beton dan kegiatan lain yang berhubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan.
Penyedia Jasa harus menyediakan Rencana Kerja Bulanan dengan sistem bar-
chart pada akhir bulan dan untuk bulan-bulan berikutnya. Rencana kerja ini harus
memperlihatkan tenggang waktu dari mulai sampai akhir kegiatan utama dengan
volume pekerjaannya. Rencana kerja ini harus diserahkan pada Direksi pada hari
ketiga tiap bulan untuk perbaikan dan perubahan.
c) Rapat Bersama Untuk Pembicaraan Kemajuan Pekerjaan
Rapat tetap antara Direksi dan Penyedia Jasa diadakan seminggu sekali pada
waktu yang telah disetujui oleh kedua belah pihak. Maksud dari rapat ini
membicarakan kemajuan pekerjaan yang sedang dilakukan, pekerjaan yang
diusulkan untuk minggu selanjutnya dan membahas permasalahan yang timbul
agar dapat segera diselesaikan.
2) Foto Dokumentasi
Semua kegiatan dilapangan harus didokumentasikan dengan lengkap dan dibuatkan
album foto berikut keterangan berupa tanggal pengambilan foto, lokasi dan penjelasan
foto. Untuk setiap lokasi pekerjaan minimal dibuat 3 seri foto yaitu sebelum
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
104 dari 121
pelaksanaan, pada saat pelaksanaan dan setelah selesai dilaksanakan, dimana arah
pengambilan melalui satu titik yang sama.
Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi foto-foto yang dibuat oleh tukang
yang berpengalaman.
Foto-foto harus berwarna dan ditujukan sebagai laporan / pencatatan tentang
pelaksanaan yaitu pada awal pertengahan dan akhir suatu bagian tertentu dari
pekerjaan yang diperintahkan oleh Direksi.
Pada setiap tahap pengambilan gambar untuk tiap lokasi, pengambilan harus dari
titikk dan arah yang sama dan yang sudah ditentukan sebelumnya.
Jika mungkin maka pada latar belakang supaya diusahakan adanya suatu tanda
khusus untuk memudahkan mengenali lokasi tersebut dan memperkirakan dimensi
obyek yang akan difoto.
Foto negatif dan cetakannya tidak boleh diubah atau ditambah apapun.
Sebelum pengambilan gambar-gambar, maka harus dibuat rencana / denah yang
menunjukan lokasi, posisi dari kamera juga arah bidikan yang kemudian diserahkan
kepada Direksi untuk disetujui.
Tiap foto berukuran 3R dan diberi catatan sebagai berikut :
- Detail Kontrak
- Nama atau Lokasi
- Tanggal Pengambilan
- Tahap Pelaksanaan
Berita Acara Pembayaran dan Laporan Bulanan harus dilengkapi dengan suatu set
pilihan foto-foto yang bersangkutan dengan periode tersebut. Juga pada akhir
pelaksanaan Kontrak, maka foto-foto harus diserahkan kepada Direksi dalam album-
album. Foto-foto ditempelkan dalam album secara beraturan menurut lokasinya
masing-masing. Tiap obyek harus lengkap tahapnya yakni 0 %, 50 % dan 100 % dan
ditempelkan pada satu halaman.
Penyerahan dilakukan sebanyak 6 (enam) ganda bersama 1 (satu) ganda album
negatifnya. Tiap album dan juga yang berisi negatif harus diberi keterangan atau
tanda sama untuk memudahkan mengidentifikasi negatif dan cetakannya.
Semua album menjadi milik Pemberi Tugas dan tanpa ijinnya tidak boleh diberikan /
dipinjamkan kepada siapapun.
6) Kebutuhan Tenaga Ahli
a) Field Supervision Team, kewajibannya sebagai berikut :
i. membantu pengguna jasa (dalam hal ini pimbagpro fisik) melakukan
pengendalian atas pelaksanaan civil works yang dilakukan oleh kontraktor
tepat mutu, tepat biaya, dan tepat waktu. rujukan : dokumen kontrak.
ii. membantu pengguna jasa (dalam hal ini pimbagpro fisik) mendorong kontraktor
untuk memenuhi kewajibannya dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
ketentuan-ketentuan hukum yang tercantum di dalam dokumen kontrak.
iii. membantu pengguna jasa (dalam hal ini pimbagpro fisik) dalam menyikapi
contract change order / addenda yang diperlukan di dalam pelaksanaan
pekerjaan konstruksi oleh pelaksana.
iv. melakukan review design dan membantu pimbagpro fisik memerintahkan kepada
kontraktor untuk menyesuaikan pekerjaannya dengan hasil review design.
v. melakukan pengecekan, pengukuran, dan perhitungan volume setiap item
pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor secara cermat sebagai bahan untuk
menetapkan volume pekerjaan yang layak untuk dibayar oleh pemberi pekerjaan.
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
105 dari 121
vi. melakukan pemantauan secara terus menerus pelaksanaan pekerjaan lapangan
(yang dikerjakan oleh kontraktor) pengendalian mutu, dan kemajuan fisik /
keuangan untuk menjamin kesesuaiannya dengan dokumen kontrak dan
melaporkannya kepada pimpro pengawasan dan pimbagpro fisik.
vii. memeriksa dan menandatangani mc (monthly certificate) yang diajukan oleh
kontraktor kepada pimpro pelaksanaan konstruksi (pimbagpro).
viii. menyiapkan as built drawing.
ix. menyiapkan laporan bulanan, laporan triwulan, dan laporan akhir proyek.
x. menyiapkan data-data pelaksanaan konstruksi sesuai permintaan direksi/ pemberi
kerja.
xi. membantu pimbagpro fisik dalam pelaksanaan PHO.
6.5 Pengendalian Biaya, Mutu dan Waktu
1) Pengendalian Biaya
a) Umum
Pengendalian biaya pekerjaan, pada umumnya terfokus pada kondisi rentabilitas,
yaitu mengupayakan agar perimbangan antara pendapatan dan biaya pekerjaan tetap
terjaga. Arti rentabilitas adalah kemampuan menghasilkan laba. Jadi dapat diartikan
bila pekerjaan dengan rentabilitas yang baik berarti pekerjaan tersebut dapat
menghasilkan laba yang baik pula.
Evaluasi biaya, sebagai bagian dari proses pengendalian biaya, biasanya
menggunakan data yang berkaitan dengan data pendapatan (termasuk piutang yang
belum cair) dan data biaya (termasuk hutang yang belum dibayar). Sedangkan data
cash basis yaitu yang berkaitan dengan data penerimaan (cash in) dan data
pengeluaran (cash out) sering luput dari perhatian, padahal data tersebut juga ada
dan penting sekali untuk mendukung suatu keputusan keuangan.
Data cash basis sebenarnya merupakan suatu hal yang sangat penting untuk
dikendalikan agar sasaran pekerjaan terutama laba dapat dicapai.
Hampir semua usaha dapat dikatakan tidak dapat terbebas dari kebutuhan dana
pinjaman, oleh karena itu dana pinjaman yang diperlukan untuk menutup cash flow
yang defisit, harus dikendalikan agar bunga pinjaman yang harus dibayar cukup wajar.
Dilihat dari sudut rentabilitas dan likuiditas kondisi pekerjaan dapat dibagi dalam 4
(empat) kelompok yaitu :
i. rentabilitas bagus dan likuiditas bagus
pekerjaan seperti ini yang selalu diharapkan karena labanya cukup besar dan
pembayarannya lancar, sehingga labanya berwujud sebagai tunai, seperti
pekerjaan yang nilai kontraknya bagus (menguntungkan) dan pembayarannya
juga lancar.
ii. rentabilitas bagus dan likuiditas jelek
pekerjaan seperti ini memerlukan perbaikan likuiditas yang mendesak. bila kondisi
likuiditas jelek terus dan tidak dapat diperbaiki, dampaknya dapat mengurangi
kondisi rentabilitas, seperti pekerjaan yang semula nilai kontraknya bagus tetapi
dalam proses pembayarannya sering terhambat (tidak lancar).
iii. rentabilitas jelek dan likuiditas bagus
pekerjaan seperti ini memerlukan strategi pengendalian biaya dengan
memanfaatkan likuiditas yang bagus sehingga dapat menolong kondisi rentabilitas
menjadi lebih baik, seperti pekerjaan yang nilai kontraknya cukup berat, tetapi
semua pembayarannya sangat lancar.
iv. rentabilitas jelek dan likuiditas jelek
pekerjaan seperti sedapat mungkin dihindari atau dicegah sejak awal agar tidak
terjadi, seperti pekerjaan yang nilai kontraknya berat, ditambah lagi
pembayarannya tidak lancar. oleh karena itu, pengendalian likuiditas pekerjaan
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
106 dari 121
perlu menjadi perhatian, terutama bagi para engineer dalam rangka pengendalian
pekerjaan.
b) Pengertian dan Maksud Pengendalian Biaya Pelaksanaan Pekerjaan
Yang dimaksud dengan pengendalian biaya pelaksanaan pekerjaan adalah semua
upaya/usaha yang dilakukan oleh seluruh staf pekerjaan (Manajer Pekerjaan dan Staf)
dan perusahaan, agar biaya pelaksanaan pekerjaan menjadi wajar, murah dan efisien
sesuai dengan rencana dan atau hasil evaluasi yang dilakukan.
Pengendalian biaya pelaksanaan pekerjaan terkait erat dan sangat dipengaruhi oleh :
(1) Pengendalian waktu pelaksanaan pekerjaan (efek dari penambahan biaya tidak
langsung)
(2) Pengendalian mutu dan hasil pelaksanaan pekerjaan (efek dari pekerjaan ulang,
finishing, pembongkaran, dan lain-lain yang harus menambah biaya lagi, yaitu
biaya langsung maupun tidak langsung)
(3) Pengendalian sistem manajemen operasional pekerjaan yang bersangkutan,
yang kurang baik atau tidak konsisten dalam pelaksanaan / penerapannya (efek
penambahan biaya karena in-efisiensi realisasi biaya pekerjaan dari yang
seharusnya direncanakan).
Pengendalian yang diterapkan dalam operasional pelaksanaan pekerjaan tidak
sekedar berarti pengawasan dan atau pemeriksaan obyek dan kejadian, tetapi lebih
merupakan tindakan yang sekaligus merupakan aktifitas perencanaan, pengawasan,
pemeriksaan, evaluasi dan tindakan pencegahan atau perbaikan
c) Pelaksanaan Pengendalian Biaya di Pekerjaan
Tindakan pengendalian yang lebih tepat disebut sebagai pengendalian operasional
pelaksanan pekerjaan. Dilaksanakan sebagai langkah antisipasi dan pencegahan
terhadap hal-hal yang secara luas mempengaruhi tercapainya nilai biaya pekerjaan
yang wajar, murah dan efisien, dilakukan dengan dua cara :
(1) Cara langsung
Cara ini dilakukan dengan :
- Peninjauan
- Pengawasan
- Pemeriksaan
- Audit
Sasaran yang dicapai:
- Mengetahui dan mendapat informasi
- Evaluasi langsung pada obyek (pekerjaan) dan subyek (pelaksana) pekerjaan
- Memberikan alternatif tindakan pencegahan dan perbaikan langsung atas
ketidaksesuaian proses hasil kerja dan perkiraan kejadian negatif yang akan
timbul.
Memastikan sasaran pengendalian:
- apakah waktu pelaksanaan dan progres fisiknya masih sesuai dengan rencana
atau jadwal pelaksanaan pekerjaan?
- apakah mutu hasil pekerjaan dan proses pelaksanaan pekerjaan memenuhi
standar spesifikasi teknis dan kontrak?
- apakah ada keluhan dari pemberi kerja atau yang terkait?
- apakah hasil kerja dan proses tersebut bisa diterima dengan baik oleh pemilik
pekerjaan?
- apakah biaya pekerjaan sampai waktu itu masih memenuhi batasan rencana
anggaran pekerjaan? sebandingkah dengan produksi yang dihasilkan?
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
107 dari 121
- alternatif tindakan apa yang harus dilakukan dengan adanya penyimpangan dan
ketidaksesuain yang telah diketahui sebab-sebabnya itu, guna mencapai
sasaran seperti yang telah direncanakan sebelumnya?
(2) Cara tidak langsung
(a) Dokumen Pekerjaan
Melalui Rencana Anggaran Pelaksanaan (RAP) pekerjaan sebagai pedoman
biaya pelaksanaan
- termasuk dalam hal metode pelaksanaan pekerjaan yang tepat dan efisien
- termasuk dalam hal jadwal pelaksanaan pekerjaan yang sesuai dan efektif
- termasuk dalam hal unit price pekerjaan, material dan alat sesuai rencana
yang wajar, murah dan efisien.
(b) Melalui Rencana Arus Kas Pekerjaan (Cash Flow)
Sebagai pedoman kerja dalam hal kondisi keuangan, agar selalu tercapai
likuiditas pekerjaan yang berada dalam kondisi balance positif atau surplus.
- dilakukan penagihan progress fisik (progress billing) yang intensif sesuai
dengan batasan periode atau jumlah nilai penagihan tertentu dan ditindak
lanjuti secepatnya dengan benar sehingga segera menjadi cash in (cair)
- dilakukan evaluasi dan rencana pembayaran (pembelian) mendesak dan
hutang jatuh tempo, sebagai tindakan prioritas pengunaan dana cash pada
yang berkepentingan dengan mempertimbangkan batas waktu hutang
jatuh tempo dan urgensi obyek yang harus diberikan dana tersebut.
(c) Adanya dokumen kontrak dan tehnical specification, yang dalam hal ini
menjadi batasan dan aturan pelaksanaan yang harus diikuti/dipenuhi
Pelanggaran dan penyimpangan yang terjadi akan menimbulkan biaya
tambahan (mungkin pembongkaran, perbaikan atau penalty/klaim dari pemilik
pekerjaan), kecuali apabila penyimpangan tersebut sebelumnya telah
direkomendasikan oleh pemilik pekerjaan sebagai langkah khusus dan legal
(d) Melalui prosedur kerja dan instruksi kerja yang dibuat dan ditetapkan pada
pekerjaan (perusahaan) yang bersangkutan. Jika pelaksanaanya tidak
konsisten prosesnya pun akan tidak sesuai demikian juga mutunya atau hasil
pekerjaannya pun menjadi rentan terhadap penambahan biaya mungkin untuk
kerja ulang, pekerjaan finishing, dan lain-lain
Kecuali bila hal tersebut sudah melalui perhitungan dan evaluasi bahwa hal-hal
yang dilakukan demikian itu akan menghasilkan kerja dan proses kerja yang
baik (keputusan berada pada Manajer Pekerjaan; alasan teknis harus wajar)
(e) Laporan-laporan pekerjaan
- melalui laporan harian pelaksanaan pekerjaan yang dibuat oleh para
pengawas kepada pelaksana utama atau site manajer
- melalui laporan mingguan pelaksanaan pekerjaan yang dibuat oleh para
koordinator pengawas atau pelaksana utama kepada site manager atau
project manager
- melalui laporan bulanan hasil usaha pekerjaan atau operasional
pelaksanaan pekerjaan yang dibuat oleh site manager atau manajer
pekerjaan kepada perusahaan / direksi.
Isi laporan mencakup hal-hal sebagai berikut :
- realisasi progress fisik terhadap rencananya
- rencana diambil dari rap / jadwal pelaksanaan pekerjaan
- realisasi pendapatan dan biaya pekerjaan terhadap rencana-nya
Rencana diambil dari RAP yang masih valid (RAP yang merupakan edisi /
revisi terakhir) :
- realisasi penerimaan dan pengeluaran dana pekerjaan terhadap rencana
yang diambil dari rap / cash flow.
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
108 dari 121
- penjelasan atas upaya yang dilakukan pekerjaan untuk mencegah
terjadinya ketidaksesuaian agar realisasi tercapai sesuai dengan yang
direncanakan termasuk penjelasan upaya antisipasi pencegahan dan
perbaikannya (preventive action) untuk hasil usaha bulan berikutnya
terhadap rencana sampai bulan depan
- foto-foto dokumentasi beberapa pekerjaan penting atau menonjol
2) Pengendalian Mutu
Pengendalian mutu didefinisikan sebagai upaya pengawasan dan tindak turun tangan
terhadap pelaksanaan pekerjaan konstruksi agar memenuhi persyaratan teknis yang telah
ditetapkan di dalam Dokumen Kontrak. Prinsip dasar pengendalian mutu suatu pekerjaan
dapat dilihat pada gambar.
Pengukuran pengendalian mutu mencakup 2 (dua ) hal yaitu :
- dimensi (panjang, lebar, tinggi, tebal, kemiringan, dsb)
- kualitas (kepadatan, kuat tekan, daya dukung tanah, dsb)
Terdapat tiga jenis pengendalian yang harus dilakukan, yaitu :
- pengendalian mutu bahan baku (seperti : tanah, batu,semen)
- pengendalian mutu bahan olahan (misalnya ; batu pecah hasil stone crasher, adukan
semen, adukan beton dan lain-lain)
- pengendalian mutu hasil pekerjaan (misalnya timbunan tanah, beton struktur dll).
Untuk setiap obyek yang akan diperiksa ada 5 data yang harus dicatat :
- nama pemeriksaan,
- metode pemeriksaan
- frekuensi pemeriksaan
- spesifikasi / persyaratan mutu : misalnya kepadatan 100%
- toleransi hasil : misalnya 0 %
Keberhasilan pelaksanaan pembangunan konstruksi SDA, haruslah dinilai dari beberapa
aspek, yaitu penyelesaian pekerjaan tepat waktunya sesuai kontrak, ukuran-ukuran
sesuai dengan desain, kualitasnya memenuhi spesifikasi teknik, biayanya tidak melebihi
anggaran yang telah ditetapkan dan selama pelaksanaan pekerjaan haruslah dijamin
keselamatan dan keamanan pekerja ataupun pihak lain. Untuk mencapai maksud
tersebut haruslah dilakukan pengendalian yang seksama selama proses pelaksanaan
konstruksi, meliputi pengendalian biaya, mutu dan waktu. Prosedur pengendalian mutu
dapat dilakukan sebagai berikut :
c) Metode pengawasan kualitas pekerjaan, meliputi :
(1) Pelaksanaan dan pengambilan sampel
Tahap pelaksanaan terdiri dari dua kegiatan, yaitu:
- memberi penjelasan dan latihan kepada semua unsur yang terkait dengan
pelaksanaan tentang tata cara pelaksanaan.
- mengawasi jalannya pelaksanaan sesuai dengan tata cara pelaksanaan yang
telah ditetapkan, mengambil benda-benda uji / sample untuk pemeriksaan,
membuat laporan jalannya pelaksanaan, hasil pengujian lapangan dan benda-
benda uji yang akan dikirim ke laboratorium
(2) Tahap pemeriksaan
Tahap pemeriksaan yaitu memeriksa laporan, hasil-hasil pengujian lapangan dan
hasil pengujian laboratorium. Membuat kesimpulan-kesimpulan dari hasil
pemeriksaan
(3) Tahap tindak lanjut
Tahap ini terdiri dari dua kegiatan, yaitu:
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
109 dari 121
- Jika hasil pemeriksaan berkesimpulan bahwa kualitas sudah sesuai dengan
spesifikasi teknik, harus dibuat rekomendasi agar pekerjaan dilanjutkan
berdasarkan tata cara pelaksanaan yang sudah ditetapkan.
- Jika hasil pemeriksaan berkesimpulan tidak sesuai (tidak baik), haruslah
dilakukan survai/penelitian apa penyebab dari ketidak sesuaian tersebut.
Penyebab ketidak sesuaian pekerjaan tersebut ada beberapa kemungkinan :
- tata cara pelaksanaan tidak dilaksanakan dengan baik, maka pekerjaan
harus dibongkar dan di kerjakan ulang mengikuti tata cara pelaksanaan yang
telah ditetapkan.
- tata cara pelaksanaan itu sendiri tidak cocok untuk pekerjaan tersebut, maka
tata cara pelaksanaan harus di perbaiki/diubah dan pekerjaan diperbaiki
menurut cara baru
d) Penerapan standar/pedoman
(1) Standar/pedoman spesifikasi
Standar sesuai dengan spesfikasi mutu bahan atau pekerjaan yang tercantum
dalam dokumen pekerjaan
(2) Standar/pedoman pengujian
Pengujian dilakukan berdasarkan standar-standar yang berlaku
(3) Standar/Pedoman Tata Cara Pelaksanaan Pekerjaan
Standar pelaksanaan ialah prosedur untuk menjamin tercapainya kualitas
pekerjaan yang dikehendaki. Standar pelaksanaan mencakup beberapa aspek
seperti pemilihan bahan, percobaan-percobaan, tata cara pelaksanaan
(mengolah/meramu, mengangkut dan merekayasa).
3) Pengendalian Waktu
Pengendalian waktu dapat dilakukan dengan cara pembuatan jadwal pelaksanaan
pekerjaan yang memuat masing-masing jenis pekerjaan. Faktor-faktor yang harus
dipertimbangkan dalam penyusunan jadwal pelaksanaan pekerjaan :
i. kebutuhan dan fungsi pekerjaan tersebut dengan selesainya pekerjaan tersebut
diharapkan dapat dimanfaatkan sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan
ii. keterkaitannya dengan pekerjaan berikutnya ataupun kelanjutan dari pekerjaan
sebelumnya.
iii. alasan sosial politik lainnya, apabila pekerjaan tersebut milik pemerintah.
iv. kondisi alam dan lokasi pekerjaan
v. keterjangkauan lokasi pekerjaan ditinjau dari fasilitas perhubungannya
vi. ketersedian dan keterkaitan sumber daya material, peralatan dan material pelengkap
lainnya yang menunjang terwujudnya pekerjaan yang bersangkutan
vii. kapasitas/daya tampung area kerja pekerjaan terhadap sumber daya yang
dipergunakan selama operasional pelaksanaan berlangsung
viii. produktivitas sumber daya, peralatan pekerjaan, dan tenaga kerja pekerjaan, selama
operasional berlangsung dengan referensi dan perhitungan yang memenuhi aturan
teknis
ix. cuaca, musim, debit banjir, skala gempa tahunan, dan lain-lain
x. referensi hari kerja efektif (pekerjaan) dengan mempertimbangkan hari-hari libur resmi
nasional, daerah, dan hari-hari keagamaan, serta adat setempat dimana pekerjaan
berada.
xi. kesiapan sponsor pekerjaan atau sumber daya finansial pekerjaan atau ketersediaan
dana pekerjaan yang bersangkutan.
Pengendalian waktu dapat dikontrol dengan pembuatan jadwal pekerjaan. Beberapa jenis
jadwal dapat dipergunakan, tergantung kepada kebutuhan pekerjaan antara lain adalah :
a) Bar Charts Basic and Linked (Diagram Balok-Asli dan Terkait)
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
110 dari 121
b) Critical Path Method atau network planning
6.6 Pengukuran dan Pembayaran
1) Pengukuran
a) Pekerjaan Tanah
Dalam pelaksanaan konstruksi check dam semua kegiatan yang berkaitan dengan
pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan tanah mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A,
Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis, Pekerjaan yang Bersifat Umum,
Bagian ! 1, Pekerjaan Tanah
b) Pekerjaan Pengukuran dan Pemetaan
Dalam pelaksanaan konstruksi check dam semua kegiatan yang berkaitan dengan
pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan pengukuran topografi dan pemetaan
mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis,
Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian ! 2, Pekerjaan Pengukuran Topografi dan
Pemetaan
c) Pekerjaan Penyelidikan Geoteknik
Dalam pelaksanaan konstruksi check dam semua kegiatan yang berkaitan dengan
pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan penyelidikan geoteknik mengacu pada
Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis, Pekerjaan yang
Bersifat Umum, Bagian ! 3, Pekerjaan Penyelidikan Geoteknik
d) Pekerjaan Beton
Dalam pelaksanaan konstruksi check dam semua kegiatan yang berkaitan dengan
pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan beton mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A,
Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis, Pekerjaan yang Bersifat Umum,
Bagian ! 4, Pekerjaan Beton
e) Pekerjaan Batu Kosong dan Bronjong
Dalam pelaksanaan konstruksi check dam semua kegiatan yang berkaitan dengan
pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan batu kosong dan bronjong mengacu
pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis, Pekerjaan
yang Bersifat Umum, Bagian ! 5, Pekerjaan Pasangan Batu, Batu Kosong dan
Bronjong
f) Pekerjaan Pemancangan
Dalam pelaksanaan konstruksi check dam semua kegiatan yang berkaitan dengan
pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pemancangan mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A,
Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis, Pekerjaan yang Bersifat Umum,
Bagian ! 6, Pekerjaan Pemancangan
g) Pekerjaan Lain-lain
Dalam pelaksanaan konstruksi check dam semua kegiatan yang berkaitan dengan
pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan yang bersifat lain-lain; misal : photo
dokumentasi, gambar-gambar, perumahan dan lain yang terekam dalam dokumen
kontrak mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi
Teknis, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian ! 9, Pekerjaan Lain-lain
2) Dasar Pembayaran
a) Pekerjaan Tanah
Dalam pelaksanaan konstruksi check dam semua kegiatan yang berkaitan dengan
dasar pembayaran pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan tanah mengacu
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
111 dari 121
pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis, Pekerjaan
yang Bersifat Umum, Bagian ! 1, Pekerjaan Tanah
b) Pekerjaan Pengukuran dan Pemetaan
Dalam pelaksanaan konstruksi check dam semua kegiatan yang berkaitan dengan
dasar pembayaran pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan pengukuran
topografi dan pemetaan mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman
Penyusunan Spesifikasi Teknis, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian ! 2,
Pekerjaan Pengukuran Topografi dan Pemetaan
c) Pekerjaan Penyelidikan Geoteknik
Dalam pelaksanaan konstruksi check dam semua kegiatan yang berkaitan dengan
dasar pembayaran pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan penyelidikan
geoteknik mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi
Teknis, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian ! 3, Pekerjaan Penyelidikan
Geoteknik
d) Pekerjaan Beton
Dalam pelaksanaan konstruksi check dam semua kegiatan yang berkaitan dengan
dasar pembayaran pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan beton mengacu
pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis, Pekerjaan
yang Bersifat Umum, Bagian ! 4, Pekerjaan Beton
e) Pekerjaan Batu Kosong dan Bronjong
Dalam pelaksanaan konstruksi check dam semua kegiatan yang berkaitan dengan
dasar pembayaran pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan batu kosong dan
bronjong mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi
Teknis, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian ! 5, Pekerjaan Pasangan Batu, Batu
Kosong dan Bronjong
f) Pekerjaan Pemancangan
Dalam pelaksanaan konstruksi check dam semua kegiatan yang berkaitan dengan
dasar pembayaran pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pemancangan mengacu pada
Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis, Pekerjaan yang
Bersifat Umum, Bagian ! 6, Pekerjaan Pemancangan
g) Pekerjaan Lain-lain
Dalam pelaksanaan konstruksi check dam semua kegiatan yang berkaitan dengan
dasar pembayaran pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan yang bersifat lain-
lain; misal : photo dokumentasi, gambar-gambar, perumahan dan lain yang terekam
dalam dokumen kontrak mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman
Penyusunan Spesifikasi Teknis, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian ! 9,
Pekerjaan Lain-lain
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
112 dari 121
Nomor
Pembayaran
Uraian Satuan Pengukuran
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Mobilisasi dan Demobilisasi
Jalan masuk dan jalan sementara
Gambar konstruksi dan gambar
purna laksana
Pekerjaan Tanah
Pekerjaan Pengukuran dan
Pemetaan
Pekerjaan Penyelidikan Geoteknik
Pekerjaan Beton
Pekerjaan Pasangan Batu Kosong
dan Bronjong
Pekerjaan Pemancangan
Pekerjaan Dewatering
Lump Sum
Lump Sum
Lump Sum
Pd T-xx-200x, Bagian1
Pd T-xx-200x, Bagian2
Pd T-xx-200x, Bagian3
Pd T-xx-200x, Bagian4
Pd T-xx-200x, Bagian5
Pd T-xx-200x, Bagian6
Pd T-xx-200x, Bagian7
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
113 dari 121
LAMPIRAN D
Bagan Alir pemeliharaan bangunan persungaian
PEMELIHARAAN BANGUNAN
PERSUNGAIAN
PENENTUAN
PENGGAL SUNGAI
PENGUMPULAN
DATA DEBIT
SURVEI
PENGUKURAN
INVENTARISASI &
SURVEI BANGUNAN
PERSUNGAIAN
KEGIATAN TINGKAT I
KEGIATAN TINGKAT 2
DATA ANGKUTAN
SEDIMEN
ANALISIS SEDIMEN
KOMPUTER MODEL
INVENTARISASI KERUSAKAN
& SURVEI PENGUKURAN
KEGIATAN AWAL :
1. DAFTAR SISTEM SUNGAI
2. PRIORITAS -> INVENTARISASI & SURVEI AWAL
3. PROGRAM SURVEI & INVENTARISASI BANGUNAN
PEMELIHARAAN
DARURAT
PEMELIHARAAN
PENCEGAHAN
PEMELIHARAAN
RUTIN
PEMELIHARAAN
BERKALA
PEMELIHARAAN
PERBAIKAN KECIL
PEMELIHARAAN
KOLEKTIF
PEMELIHARAAN
KHUSUS
REHABILITASI
RETIFIKASI
PENGHITUNGAN BIAYA &
PELAKSANAAN PEMELIHARAAN
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
114 dari 121
Nama sungai : """"""
Lembar : """""""".
Formulir - Referensi kontrak, laporan, dan gambar
Contoh Masukan data
1 No.Identitas
2 Tgl. Pemeriksaan/survei Tgl/bulan/tahun
3 Nama Petugas Tulis namanya
4 Nama satuan wilayah sungai Tulis : SWS
(SWS)
5 Nomor SWS
6 Daerah aliran sungai
7 Nama Sungai Kali
8 Terletak/melewati kabupaten Hulu,tengah,hilir
9 Tanggal pemasukan data
DOKUMEN KONTRAK / LAPORAN
10 Judul kontrak, tanggal
11 Nama kontraktor
12 Nama konsultan pengawas
13 Judul dokumen laporan / tanggal
14 Nama penulis dokumen laporan
, kantor
GAMBAR
15 Judul gambar, tanggal
16 Gambar pelaksanaan
17 Nomor gambar Nomor"..s.d.Nomor"..
18 Konsultan desain
19 Nama-nota penghitungan, nota
penjelasan desain, tanggal
20 Uraian ringkas formulir 1
Survei Inventarisasi Bangunan Persungaian
LAMPIRAN E
Form Pemeliharan Bangunan Persungaian
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
115 dari 121
Nama sungai : """"""
Lembar : """""""".
Formulir - Klasifikasi Ruas Sungai
contoh Masukan data
1 No.Identitas
2 Tgl. Pemeriksaan/survei Tgl/bulan/tahun
3 Nama Petugas Tulis namanya
4 Nama satuan wilayah sungai Tulis : SWS
(SWS)
5 Nomor SWS
6 Daerah aliran sungai
7 Nama Sungai Kali
8 Terletak/melewati kabupaten Hulu,tengah,hilir
9 Tipe sempadan sungai Tanggul kiri/tanggul kanan/
tanggul kiri+kanan/ tanpa
tanggul
10 Nama desa Tulis nama desa setempat
11 Lebar bantaran kiri Masukan < 20 m atau > 20m
12 Lebar bantaran kanan Masukan < 20 m atau > 20m
13 Nomor titik patok PTU & PTP A Tulis PTU""" PTU =
(awal) dan B (akhir) PTP A". & B ".. PTP A =
PTP B =
14 Lokasi GPS A Garis lintang/bujur hasil GL = "..
o
".'"""#
pembacaan GPS GB = "..
o
".'"""#
15 Lokasi GPS B Garis lintang/bujur hasil GL = "..
o
".'"""#
pembacaan GPS GB = "..
o
".'"""#
16 Jarak langsung PTU - PTP A Ambil dari gambar
pengukuran
17 Jarak langsung PTU - PTP B Ambil dari gambar
pengukuran
18 Nama dan nomor gambar Ambil dari gambar
pengukuran pengukuran
19 Bangunan 1 Sebut macam bangunan dari
hulu ke hilir dalam
20 Lokasi bangunan 1 GPS dan jarak dari PTU -
PTP A/B
21 Kondisi bangunan 1 Uraian singkat/sketsa kondisi bangunan
22 Usulan perbaikan/pemeliharaan Uraian singkat/sketsa usulan perbaikan
bangunan 1
Survei Inventarisasi Bangunan Persungaian
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
116 dari 121
23 Bangunan 2 Sebut macam bangunan dari
hulu ke hilir dalam
24 Lokasi bangunan 2 GPS dan jarak dari PTU -
PTP A/B
25 Kondisi bangunan 2 Uraian singkat/sketsa kondisi bangunan
26 Usulan perbaikan/pemeliharaan Uraian singkat/sketsa kondisi bangunan
bangunan 2
27 Bangunan 3 Sebut macam bangunan dari
hulu ke hilir dalam
28 Lokasi bangunan 3 GPS dan jarak dari PTU -
PTP A/B
29 Kondisi bangunan 3 Uraian singkat/sketsa kondisi bangunan
30 Usulan perbaikan/pemeliharaan Uraian singkat/sketsa kondisi bangunan
bangunan 3
31 Bangunan 4 Sebut macam bangunan dari
hulu ke hilir dalam
32 Lokasi bangunan 4 GPS dan jarak dari PTU -
PTP A/B
33 Kondisi bangunan 4 Uraian singkat/sketsa kondisi bangunan
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
117 dari 121
34 Usulan perbaikan/pemeliharaan Uraian singkat/sketsa kondisi bangunan
bangunan 4
35 Bangunan 5 Sebut macam bangunan dari
hulu ke hilir dalam
36 Lokasi bangunan 5 GPS dan jarak dari PTU -
PTP A/B
37 Kondisi bangunan 5 Uraian singkat/sketsa kondisi bangunan
38 Usulan perbaikan/pemeliharaan Uraian singkat/sketsa kondisi bangunan
bangunan 5
39 Uraian ringkas penting Formulir 2A & gambar sketsa
Buat catatan seperlunya
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
118 dari 121
Nama sungai : """""
Lembar : """""""
Formulir - Kondisi Ruas Sungai
contoh Masukan data
1 No.Identitas
2 Tgl. Pemeriksaan/survei Tgl/bulan/tahun
3 Nama Petugas Tulis namanya
KONDISI SEMPADAN SUNGAI DI SEBELAH LUAR SISI TANGGUL
4 Kepemilikan bagian luar kiri Binamarga,irigasi,
pribadi, dsb
5 Penggunaan tanah bagian luar Jalan desa, perumahan, sal
kiri irigasi, sal.pembuang,dsb
6 Kepemilikan bagian luar kanan Binamarga,irigasi,
pribadi, dsb
7 Penggunaan tanah bagian luar Jalan desa, perumahan, sal
kanan irigasi, sal.pembuang,dsb
8 KONDISI TANAH BANTARAN KIRI
9 Kepemilikan tanah Balai PSDA, proyek sungai
pribadi,dll
10 Penggunaan tanah Tanaman, bangunan
11 Macam tanaman Tanaman yang mengganggu
aliran:rumput, bambu,pisang
dll
12 Kepadatan tanaman pada bantaran kepadatan : jarang/sedang/
kiri rapat
13 Hambatan aliran air oleh tanaman/ tidak ada/sedang/besar
bangunan
14 Penambangan galian C, pada Macam galian dan tingkat
bantaran galian: tidak ada/sedikit/
sedang
15 Membahayakan tanggul Tidak/ ya
KONDISI TANAH BANTARAN KANAN
16 Kepemilikan tanah Balai PSDA, proyek sungai
pribadi,dll
17 Penggunaan tanah Tanaman, bangunan
18 Macam tanaman Tanaman yang mengganggu
aliran:rumput, bambu,pisang
dll
19 Kepadatan tanaman pada bantaran kepadatan : jarang/sedang/
kiri rapat
20 Hambatan aliran air oleh tanaman/ tidak ada/sedang/besar
bangunan
21 Penambangan galian C, pada Macam galian dan tingkat
bantaran galian: tidak ada/sedikit/
sedang
22 Membahayakan tanggul Tidak/ ya
KONDISI MUARA/ALUR/JALAN AIR
23 Kondisi muara Selalu terbuka
Laut lepas
Kadang tertutup
selalu tertutup
24 Kondisi pelayaran selalu baik
baik saat pasang
tidak bisa
25 Kondisi keseluruhan alur sungai bagus,pengendapan,erosi,
(dilihat dari morfologi sungai) longsor
26 Erosi dasar sungai tidak ada,sedang,kecil
27 Erosi/longsoran tebing kiri tidak ada,sedang,kecil
28 Erosi/longsoran tebing kanan tidak ada,sedang,kecil
29 Erosi dasar sungai tidak ada,sedang,kecil
Survei Inventarisasi Bangunan Persungaian
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
119 dari 121
30 Penambangan galian sungai tidak ada,sedang,kecil
pada alur sungai
31 Pengendapan/sedimentasi tidak ada,sedang,kecil
di dasar sungai
32 Hambatan aliran oleh bangunan tidak berarti
yang melintang sungai (jembatan, tanaman dibantaran
talang,siphon) Jembatan
Bangunan lama
Bangunan sementara
33 % hambatan aliran air terhadap
luas penampang
34 Bangunan terancam?(oleh erosi, Ya atau tidak
penambangan,endapan, dan
gangguan lainnya)
35 Uraian ringkas formulir 2B
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
120 dari 121
Nama sungai : """"""
Lembar : """""""".
Formulir - Perkiraan pemeliharaan ruas sungai kiri
Contoh Masukan data
1 No.Identitas
2 Tgl pemeriksaan/survei Tgl/bln/thn
3 Nama petugas Tulis namanya
PEMELIHARAAN PREVENTIF
4 Usulan pemeliharaan rutin potong rumput/tanaman
yang mengganggu
5 Panjang pemeliharaan Rutin :"""""..m
6 Luas m
2
:"""""..m
2
7 Panjang pemeliharaan Rutin Macam pemeliharaan
berkala
8 Banyaknya (unit) Jumlah atau volumenya
9 Usulan perbaikan kecil 1 Perbaikan talud dengan
bronjong/pasangan-jelaskan
dengan sketsa
10 Usulan perbaikan kecil 2 Perbaikan talud dengan
bronjong/pasangan-jelaskan
dengan sketsa
PEMELIHARAAN KOREKTIF DAN DARURAT
11 Usulan perbaikan khusus Galian endapan, bongkar
(50%<fungsi<70%) bangunan, dll
12 Usulan rehabilitasi Pelebaran sungai,sudetan,
(fungsi<50%) Uraian ringkas tapi rinci
13 Usulan retifikasi (bangunan Uraian ringkas tapi rinci
tidak berfungsi seperti
rencana)
14 Pemeliharaan darurat (untuk Uraian ringkas tapi rinci
mencegah kerusakan lebih
parah)
15 Uraian ringkas Formulir 2C
dan sketsa
Survei Inventarisasi Bangunan Persungaian
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
121 dari 121
Nama sungai : """"""
Lembar : """""""".
Formulir - Perkiraan pemeliharaan ruas sungai kanan
Contoh Masukan data
1 No.Identitas
2 Tgl pemeriksaan/survei Tgl/bln/thn
3 Nama petugas Tulis namanya
PEMELIHARAAN PREVENTIF
4 Usulan pemeliharaan rutin potong rumput/tanaman
yang mengganggu
5 Panjang pemeliharaan Rutin :"""""..m
6 Luas m
2
:"""""..m
2
7 Panjang pemeliharaan Rutin Macam pemeliharaan
berkala
8 Banyaknya (unit) Jumlah atau volumenya
9 Usulan perbaikan kecil 1 Perbaikan talud dengan
bronjong/pasangan-jelaskan
dengan sketsa di No.15
10 Usulan perbaikan kecil 2 Perbaikan talud dengan
bronjong/pasangan-jelaskan
dengan sketsa di No.15
PEMELIHARAAN KOREKTIF DAN DARURAT
11 Usulan perbaikan khusus Galian endapan, bongkar
(50%<fungsi<70%) bangunan, dll
12 Usulan rehabilitasi Pelebaran sungai,sudetan,
(fungsi<50%) Uraian ringkas tapi rinci
13 Usulan retifikasi (bangunan Uraian ringkas tapi rinci
tidak berfungsi seperti
rencana)
14 Pemeliharaan darurat (untuk Uraian ringkas tapi rinci
mencegah kerusakan lebih
parah)
15 Uraian ringkas Formulir 2C
dan sketsa
Survei Inventarisasi Bangunan Persungaian