Você está na página 1de 5

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI

DENGAN SEPSIS NEONATORUM



A. PENGERTIAN
Sepsis neonatorum merupakan keadaan dimana terdapat infeksi oleh bakteri
dalam darah diseluruh tubuh.
Sepsis merupakan respon tubuh terhadap infeksi yang menyebar melalui darah
dan jaringan lain.
Sepsis bakterial pada neonatus adalah sindrom klinis dengan gejala infeksi
sitemik dan diikuti dengan bakterimia pada bulan ptama kehidupan.
Sepsis merupakan suatu proses berkelanjutan mulai dari infeksi, SIRS (systeic
Inflammatory Response Syndrome), sepsis, sepsis berat, syok septic, disfungsi
multiorgan dan akhirnya kematian.
Sepsis adalah infeksi bakteri pada aliran daarah padaa bayi selama 4minggu
padaa pertam kehidupan. Insiden sepsis bervariasi yaitu antara 1 dalam 500 atau 1
dalam kelahiran hidup (Bobak,2005)

B. KLASIFIKASI
Berdasarkan waktu terjadinya sepsis neonatorum dapat dibagi menjadi 2 bentuk yaitu:
1. Sepsis dini/ sepsis awitan dini
Merupakan infeksi perinatal yang terjadi segera dalam periode setelah lahir
(kurang dari 72jam) dan biasanya diperoleh pada saat proses kelahiran intrauterin.
Sepsis ini berasal dari saluran genetalia ibu atau cairan amnion.
2. Sepsis lanjutan/ sepsis nosokomial atau sepsis awitan lambat (SAL)
Merupakan infeksi setelah lahir (lebih dari 72jam) yang diperoleh langsung dari
lingkungan disekitar atau rumah sakit (infeksi nosokomial)

C. ETIOLOGI
Penyebab infeksi neonatorumadalah berbagai macam kuman seperti bakteri, virus,
parasit atau jamur.Sepsis pada bayi hampir selalu di sebabkan oleh bakteri seperti
Acinetobacter sp, Enterobacter sp, pseudomonas sp, serattia sp, Escerichia Coli, group
B Steptococus, Listeriasp, dan lain-lain.
Beberapa komplikasi kehamilan yang dapat meningkatkan terjadinya sepsis pada
neonatus adalah :
1. Perdarahan
2. Demam yang terjadi pada ibu
3. Infeksi pada uterus atau plasenta
4. Ketuban pecah dini (sebelum usia kehamilan 37minggu)
5. Ketuban pecah dini terlalu cepat sebbelum melahirkan ( 18 jam atau lebih setelah
melahirkan)
6. Proses kelahiran yang lama dan sulit

D. PATOFISIOLOGI
1. Selama dalam kandungan
a. Infeksi kuman yang diderita ibu yang dapat mencapai janin melalui darah
menembus barier plasenta dan masuk sirkulasi janin
b. Prosedur tindakan obstetric yang kurang memperhatikan faktor aseptic
misalnya pada sat pengambilan contoh darah janin.
c. Pada saat ketuban pecah, paparaan kuman yang berasal dari vagina akan
berperan dalam infeksi janin
2. Setelah lahir
a. Infesksi selang
b. Alat-alat yang digunakan bayi kurang bersih/steril
c. Prosedur invasif seperti kateterisasi umbilikal
d. Kurang memeperhatikan tindakan septik
e. Rawat inap terlalu lama
f. Bayi yang dirawat terlalu banyak/padat

E. FAKTOR RESIKO
1. Faktor resiko dilihat dari:
a. Sepsis awitan dini (SAD) meliputi: Kolonisasi maternal dalam GBS,
infeksifekal, malturasi pada ibu, prematuritas dan BBLR.
b. Sesis awitan lanjut ((SAL) meliputi: BBLR, pertumbuhan janin terhambat/
IUGR, nutrisi parenteral totalis, pemberian makanan melalui selang, pemberian
antibiotik.

2. Faktor resiko dilihat dari faktor resiko ibu dan bayi
a. Faktor resiko ibu : ketuban pecah dini, ketuban pecah lama> 18 jam, infeksi
dan demam >38
0
C pada masa peripartum, cairan ketuban hijau keruh,
kehamilan kembar, faktor sosial ekonomi dan gizi buruk pada bayi
b. Faktor resiko bayi: Bayi prematur, BBLR, bayi dengan cacat bawaan, bayi
dirawat di rumah sakit, bayi dilakukan tindakan resusitasi pada saat lahir, bayi
deilakukan tindakan invasif (pemasangan infus, kateter, intubasi ETT,
pemakaian ventilator, akses vena sentral, pembedahan), bayi dengan asfiksia
neonatorum, bayi yang dirawat terlalu lama diruang intensif bayi, kebersihan
ruang bayi yang buruk, prosedur cuci tangan yang tidak benar pada tenaga
kesehatan maupun keluarga pasien.

F. MANIFESTASI KLINIK
1. Gangguan nafas yaitu kecepatan nafas > 60x/menit
2. Serangan apneu
3. Adanya pernafasan cuping hidung dan retraksi dinding dada yang dalam
4. Ubun-ubun esar menonjol
5. Kejang, merintih
6. Hipertermia dan hipotermia
7. Letargi atau tidak sadar
8. Tidak dapat minum atau aktifitas menurun
9. Kemerahan sekitar umbilikus
10. Keluar nanah dari telinga

G. KOMPLIKASI
1. Kelainan bawaan jantung, paru dan organ-organ yang lainnya
2. Sepsis beraat disertai hipotensi dan disfungsi organ tunggal
3. Sindroma disfungsi multiorgan (MODS)
4. Perdarahan, infeksi pada uterus atau plasenta

H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan kuman dengan kultur darah dan pewarnaan gram
2. Permeriksaan darah lengkap
3. Pemeriksaan C-Reactive Protein (CRP)

I. PENATALAKSANAAN
1. Pemberian antibiotik
2. Terapi suport misalnya dengan pembemberian immune globuline, pemmberian
transfusi dan komponen darah, transfusi tukar serta dukungan nutrisi

J. ASUHAN KEPERAWATAAN
1. PENGKAJIAN
a. Aktifitas/istirahat
Gejala: malaise
b. Sirkulasi
Tanda : tekanan darah normal/sedikit dibawah jangkauan normal, denyut
perifer kuat, cepat, takikardia (syok), kulit dingin dan lembab, edema,
cyanosis, pucat
c. Eliminasi
Gejala : diare, darah samar pada feses
d. Gastroentistinal
Gejala : Anoreksia, mual, muntah, menyusu buruk, hepatomegali, distensi
abdomen
e. Neurosensori
Gejala : Sakit kepala, pusing
Tanda : gelisah, ketakutan, letargi, gerakan mata abnormal, tremor, kejang,
peningkatan atau penurunan tonus
f. Nyeri/keamanan
Gejala : abnomiral
g. Pernafasan
Gejala : infeksi paru , penyakit vital
Tanda: Mengorok, dipsneu, retraksi dada, takipneu, pernafasan tidak teratur,
apneu
h. Seksualitas
Gejala : puripus perineal
Tanda: magerasi vulva, pengeringan vagina purulen
2. Diagnosa keperawaatn
a. Infeksi berhubungan dengan penularan infeksi pada bayi sebelum, selama dan
sesudah kelahiran
b. Pola pernafasan tidak efektif berhubungan apnea
c. Hipertermia berhubungan denganpeningkatan metabolisme, penyakit
d. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
minum sedikit, intoleran terhadap minuman
e. Resiko tinggi cedera berhubungan dengan penularan infeksi pada bayi oleh
petugas

Você também pode gostar