I. TUJUAN Untuk memberikan panduan tata cara pembuatan sediaan injeksi dan mengetahui area kerja pembuatan sediaan steril serta melakukan evaluasi sediaan injeksi.
II. FORMULATION Formula umum untuk sediaan injeksi : Fornas hal 94 R/ Tiap 4 ml mengandung : Dexamethason Natrium fosfat 10 mg Na Benzoat 0,5 % Aqua p.i ad 4 ml
III. DEFINISI Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan,emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan,yang disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir (2) . Injeksi volume kecil adalah injeksi yang dikemas dalam wadah 100 ml atau kurang (3) . Pemberian obat secara parenteral (berarti diluar usus) biasanya dipilih bila diinginkan efek yang cepat, kuat, dan lengkap atau untuk obat yang merangsang getah lambung (hormon), atau streptomisin. Begitu pula pada pasien yang tidak sadar atau tidak mau bekerja sama. Kekuranganya adalah cara ini lebih mahal dan nyeri serta sulit digunakan oleh pasien sendiri. Selain itu, adanya bahaya terkena infeksi kuman (harus steril) dan bahaya merusak pembuluh atau saraf jika tempat suntikan tidak dipilih dengan tepat. Intravena adalah injeksi kedalam pembuluh darah menghasilkan efek tercepat : dalam waktu 18 detik, yaitu waktu 1 peredaran darah, obat sudah tersebar ke seluruh jaringan. Tetapi, lama kerja obat biasanya hanya singkat.
IV. PELAKSANAAN A. Metode : Metode sterilasi yang digunakan yaitu metode sterilisasi panas basah dan metode sterilisasi kering. Metode sterilisasi panas basah yaitu dengan menggunakan autoclave dengan suhu 121 C selama 15 menit dan untuk sterilisasi kering dengan menggunakan oven pada suhu 170 C selama 30 menit. B. Bahan dan Alat : Bahan : 1. Dexamethason Natrium fosfat 10 mg 2. Na Benzoat 0,5 % 3. Water For injection (WFI) Alat : 1. Batang pengaduk 2. Cawan porselen 3. Corong 4. Erlenmeyer 5. Gelas beker 6. Gelas ukur 7. Kaca arloji 8. Kapas 9. Kertas saring 10. Pinset 11. Pipet tetes
Prosedur kerja : 1. Sterilisasi alat : Nama Alat Jumlah Cara sterilisasi Waktu Pinset logam 1 Oven 170 C 30 menit Batang pengaduk 1 Oven 170 C 30 menit Kaca arloji 2 Oven 170 C 30 menit Cawan porselen 1 Oven 170 C 30 menit Gelas ukur 2 Autoclave 121 C 15 menit Pipet tetes tanpa karet 2 Autoclave 121 C 15 menit Karet pipet 2 Rebus 30 menit Corong gelas dan 1 Autoclave 121 C 15 menit kertas saring lipat kapas Autoclave 121 C 15 menit erlenmeyer 3 Autoclave 121 C 15 menit Gelas beker 2 Autoclave 121 C 15 menit
2. Penimbangan bahan formulasi Bahan Jumlah yang ditimbang (mg) Dexamethason Natrium fosfat 10 Na Benzoat Water For injection Add 4 ml
3. Perhitungan Dibuat 8 vial vial 4 ml : V = vol + ( 10-30% ) = (8 x 4 ml) + (30% x 8 x 4 ml) = 41,6 ml ~ 45 ml Dex. Na. fosfat = 45 ml x 10 mg = 112,5 mg 4 ml Na. Benzoat = 0,5 x 45 ml = 0,255 g 100 Aqua pi = 45 ml (0,1125 + 0,255) = 44,6325 ml
Disiapkan air (WFI) yang akan digunakan untuk persiapan larutan dengan kisaran ph 5,0 7,0 dan produk ini sensitif terhadap cahaya. Lindungi dari cahaya sebanyak mungkin saat pembuatan
Pembuatan WFI yaitu dengan mendidihkan air selama 30 menit dihitung dari setelah air mendidih diatas api lalu didinginkan
Ditambahkan dan dilarutkan Na Benzoat
Ditambahkan Dexamethason Natrium fosfat ke dalam larutan di atas dan di aduk hingga terlarut menjadi suatu larutan
Di ukur ph larutan dengan menggunakan ph meter berkisar (8,5 9,1)
Disesuaikan ph jika perlu dengan larutan natrium hidroksida 10 % atau larutan 1N asam klorida 1 N.
Di ambil sampel untuk di uji pH
b.Persiapan ampul
Distrerilkan kaca ampul menggunakan gelas tipe I sebanyak 2 ml
Sterilisasi ampul yang akan diisi menggunakan autoclave selama 15 menit pada suhu 121 C
C.Uji kebocoran ampul
Dilakukan uji kebocoran ampul dengan membalikkan ampul dan terakhir di uji kejernihan dnegan melihatnya menggunakan latar belakang hitam
5. pemerian
a. Dexamethason Natrium fosfat b. Na Benzoat c. Aqua Pro Injeksi Pemerian : Cairan jernih atau tidak bewarna, tidak berbau dan tidak berasa Kelarutan : Dapat bercampur dengan pelarut polar dan elektrolit Fungsi : Sebagai bahan pembawa sediaan intravena OTT : Dalam sediaan farmasi, air dapat beraksi dengan obat dan zat tambahan lainnya yang mudah terhidrolisis (mudah terurai dengan adanya atau kelembaban). Air dapat bereaksi kuat & cepat dengan logam alkali dan zat pengoksidanya seperti kalsium oksidan Magnesium oksida, air juga bereaksi dengan bahan organik. Stabilitas : Air stabil dalam setiap keadaan (es;cairan;uap panas). Air untuk penggunaan khusus harus disimpan dalam wadah yang sesuai. Pembuatan : Aqua destilata dipanaskan sampai mendidih kemudian dipanaskan 20 menit terbentuklah API
6. Evaluasi a. Penetapan pH . (FI ed. IV, hal 1039-1040) Harga ph adalah harga yang diberikan oleh alat potensiometrik (ph meter) yang sesuai ,yang telah dibakukan sebagaimana mestinya ,yang mampu mengukur harga ph sampai 0,02 unit ph menggunakan elektrode indikator yang peka terhadap aktivitas ion hidrogen ,elektrode kaca dan elektrode pembanding yang sesuai seperti elektrode kalomel atau elektrode perak-perak klorida. Alat harus mampu menunjukkan potensial dari pasangan elektrode dan untuk pembakuan ph menggunakan potensial yang dapat diatur ke sirkuit dengan menggunakanpembakuan, nol,asometri, atau kalibrasi, dan harus mampu mengontrol perubahan dalam milivolt per perubahan unit pada pembacaan ph melalui kendali suhu dan atau kemiringan.Pengukuran dilakukan pada suhu 25 2 ,kecuali dinyatakan lain dalam masing- masing monografi.Jika ph larutan yang diukur mempunyai komposisi yang cukup miring dengan larutan dapar yang digunakan untuk pembakuan ,ph yang diukur mendekati ph teoritis.Keasaman dapat diukur saksama menggunakan elektrode dan instrumen yang dibakukan (3). b. Uji Kejernihan Larutan (FI ED. IV, hal 998) Lakukan penetapan menggunakan tabung reaksi alas datar diameter 15 mm 25 mm, tidak bewarna,tidak transparan,dan terbuat dari kaca netral.Masukkan ke dalam dua tabung reaksi masing-masing larutan zat uji dan suspensi pandanan yang sesuai secukupnya,yang dibuat segar dengan cara seperti tertera dibawah,sehingga volume larutan dalam tabung reaksi terisi setinggi tepat 40 mm.Bandingkan kedua isi tabung setelah 5 menit pembuatan suspensi pandanan,dengan latar belakang hitam.Pengamatan dilakukan dibawah cahaya yang terdifusi ,tegak lurus ke arah bawah tabung.Difusi cahaya harus sedemikian rupa sehingga suspensi pandanan I dapat langsung dibedakan dari air dan dari suspensi pandanan II. Baku opalesen larutkan 1,0 gram hidrazina sulfat P dalam air secukupnya hingga 100,0 ml,biarkan selama 4 jam hingga 6 jam.Pada 25,0 ml larutan ini ditambahkan larutan 2,5 gram heksamina P dalam 25,0 ml air,campur dan biarkan selama 24 jam.Suspensi ini stabil selama 2 bulan jika disimpan dalam wadah kaca yang bebas dari cacat permukaan.Suspensi tidak boleh menempel pada kaca dan harus dicampur dengan baik sebelum digunakan. Untuk membat baku opalesen,encerkan 15,0 ml suspensi dengan air hingga 1000 ml.Suspensi harus digunakan dalam waktu 24 jam setelah pembuatan. Suspensi pandanan ,buatlah suspensi pandanan I sampai dengan suspensi pandanan IV dengan cara seprti yang tertera pada tabel.Masing-masing suspensi harus tercampur baik dan dikocok sebelum digunakan. Pernyataan kejernihan dan derajat opalesen suatu cairan dinyatakan jernih jika kejernihannya sama dengan air atau pelarut yang digunakan bila di amati dibawah kondisi seperti tersebut diatas atau jika opalesensinya tidak lebih nyata dari suspensi pandanan I.Persyaratan untuk derajat opalesensi dinyatakan dalam suspensi pandanan I,II,III (3). c. Uji Kebocoran (Goeswin Agus, Larutan Parenteral) - Pada pembuatan kecil-kecilan hal ini dapat dilakukan dengan mata tetapi untuk produksi skala besar hal ini tidak mungkin dikerjakan. Wadah-wadah takaran tunggal yang masih panas setelah selesai disterilkan dimasukkan kedalam larutan biru metilen 0,1%. Jika ada wadah-wadah yang bocor maka larutan biru etilen akan dimasukkan kedalamnya karena perbedaan tekanan di luar dan di dalam wadah tersebut. Cara ini tidak dapat dilakukan untuk larutan-larutan yang sudah berwarna. Wadah-wadah takaran tunggal disterilkan terbalik, jika ada kebocoran maka larutan ini akan keluar dari dalam wadah. Wadah-wadah yang tidak dapat disterilkan, kebocorannya harus diperiksa dengan memasukkan wadah- wadah tersebut ke dalam eksikator yang divakumkan. Jika ada kebocoran akan diserap keluar(5).
II. Pengemasan dan Penyimpanan Pengemasan : Menggunakan ampul berwarna coklat Penyimpanan : Dalam wadah dosis tunggal, terlindung dari cahaya, ditempat sejuk VIII. ACUAN/REFERENSI PROSEDUR TETAP 1. Niazi, S.K., 2004, Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Formulations : Sterile Products, CRC Press, United States of America 2. Ukpar., 2007, Furosemide 10 mg/ml solution for Injection or Infusion,PL.20851/0003 and PL.20851/0004 (download at : 21 Maret 2013 ) 3. Anonim, 1995, Farmakope Indonesia Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,Jakarta,hal : 13 4. Anonim, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,Jakarta,hal 5. Agoes, Goeswandi., 1967, Larutan Parenteral,Multi Karja,Surabaya 6. Anonim, 2012, Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB), Badan Pobat dan Makanan, Jakarta 7. Lukas, S., 2006. Formulasi Steril. C.V. Yogyakarta 8. Arni, R N. , 2012, Laporan Praktikum Steril Pembuatan Sediaan Vitamin B1 Injeksi, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,Akademi Farmasi Putra Indonesia,Malang 9. Muttaqin,Arif.,2009,Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskular,Salemba Medika,Jakarta,hal : 145 Ikatan Apoteker Indonesia,2012,Informasi Spesialite Obat Volume 47,Jakarta