Você está na página 1de 21

1

PEMICU 1
HOMEOSTASIS

PENTAS 2008
MIFTAHUL JANNAH
ADINI FADHILAH
ALIA NESSA UTAMI
ANDIANA RIZQI
ANNA LESTARI
CUT NINA ZUHRA
DINA ARDANANESWARI
EMMY SAGITA
FETTY FATIMAH
HASTI DWI SETIATI
KEN AYU MIRANTHY
MAJDA INFIRAJ
NAMIRA KAULIKA
NANA RIANTI
PRADITA YUNIARTI
RACHEL YUANITEA
RIRIN DWI PRATIWI
RISELY
RIZKY PRIMEIR
ROBBYKHA ROSALIEN
SANNY TULIM
STEFANI ASTARI DEWI
ZERIKA ANNISA

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS INDONESIA

2
A. KONSEP HOMEOSTASIS
Homeostasis adalah keadaan stabil dinamik dari unsur-unsur pokok cairan internal (di
luar sel, tetapi di dalam tubuh) yang mengelilingi dan melakukan pertukaran dengan sel.
Terjaganya homeostasis sangat penting untuk kelangsungan hidup sel sebagai pembentuk
organisme multisel, sebab sel hanya bisa hidup apabila dibasuh oleh cairan ekstrasel yang
cocok sedangkan sebagian besar sel tubuh tidak mendapat kontak dengan lingkungan luar
tubuh. Tidak terjaganya homeostasis menyebabkan gangguan fungsi tubuh.
dalam skala seluler, sel dalam sistem
organ mempertahankan homeostasis
dengan
transpor membran
bersama-sama
mempertahankan:
sistem organ
organ
jaringan
(adhesi
sel)

sel

HOMEOSTASI
S

menjaga kelangsungan
hidup

Mekanisme tubuh dalam menjaga homeostasis adalah dengan melakukan:


1. Umpan balik negatif respons untuk menetralkan/melawan perubahan
2. Umpan balik positif respons yang memperkuat penyimpangan yang terjadi.
Respons ini jarang terjadi di dalam tubuh dan hanya terjadi dalam keadaan
tertentu.
3. Feedforward antisipasi terhadap penyimpangan yang belum, tetapi akan terjadi
Homeostatic regulatory mechanism consists of 3 parts:
1.

A receptor: a sensor that is sensitive to a particular environmental change or stimulus

2. A control center/ integration center: receives and processes the information supplied
by the receptor, and which sends out commands
3. An affecter: a cell or organ that responds to the commands of the control center and
whose activity either opposes or enhances the stimulus
Faktor-faktor lingkungan internal yang harus dipertahankan secara homeostatis adalah:
a. konsentrasi molekul-molekul zat-zat gizi

3
Sel-sel membutuhkan pasokan nutrien yang tetap sebagai bahan bakar metabolik untuk menghasilkan
energi yang digunakan untuk menunjang aktivitas dan mempertahankan hidup.
b. konsentrasi O2 dan CO2
O2 dibutuhkan untuk melakukan reaksi-reaksi kimia dan CO 2 yang dihasilkan harus disesuaikan
dengan CO2 yang dikeluarkan oleh paru, sehingga tidak meningkatkan keasaman di lingkungan
internal.
c. konsentrasi zat-zat sisa
Zat-zat sisa dapat menimbulkan efek toksik apabila melebihi batas tertentu.
d. pH
Perubahan keasaman lingkungan cairan internal dapat menyebabkan antara lain perubahan mekanisme
pembentukan sinyal listrik sel saraf dan perubahan aktivitas enzim di semua sel
e. konsentrasi air, garam-garam, dan elektrolit-elektrolit lain
Konsentrasi relatif garam (NaCl) dan air di dalam cairan ekstrasel mempertahankan volume sel yang
sesuai. Elektrolit lain, seperti konsentrasi kalium (K+) mempengaruhi denyut jantung yang teratur.
f.

Suhu
Sel-sel tubuh berfungsi optimal dalam rentang suhu yang sempit. Apabila terlalu dingin menyebabkan
perlambatan aktivitas sel dan bila terlalu panas dapat mengganggu proten0protein strukural dan
enzimatiknya.

g. volume dan tekanan


Volume dan tekanan plasma darah yang memadai harus dipertahankan agar dapat terdistribusi ke
seluruh tubuh.

B. SEL
Sel adalah satuan kehidupan yang terkecil dan paling mendasar yang masih dapat
menjalankan proses yang berhubungan dengan kehidupan.
Fungsi dasar sel:
1. Memperoleh makanan dan oksigen dari lingkungan yang mengelilingi sel
2. Menghasilkan energi dengan menggunakan zat gizi dan oksigen dengan
menggunakan reaksi kimia
3. Mengeluarkan CO2, zat-zat sisa, dan produk sampingan yang dihasilkan selama
rekasi-reaksi kimia ke lingkungan sekitar sel
4. Mensintesis protein dan komopnen lain yang diperlukan untuk membentuk struktur
seluler, pertumbuhan, dan menjalankan fungsi tertentu sel
5. Menjadi sensitif dan responsif terhadap perubahan yang terjadi di lingkungan
6. Mengontrol pertukaran berbagai zat antara sel dan lingkungan sekitarnya

4
7. Memindahkan zat-zat dari satu bagian ke bagian lain, bahkan sebagian sel dapat
menggerakkan seluruh dirinya melintasi lingkungannya
8. Melakukan reproduksi, kecuali sel saraf dan sel otot
Fungsi khusus sel organisme multiseluler adalah modifikasi dari fungsi dasar sel,
contoh:
1. Sekresi enzim sistem pencernaan
2. Sistem saraf

respons terhadap lingkungan

3. Kemampuan menyaring ginjal


4. Gerakan otot

sintesis protein
pertukaran zat

gerakan intrasel

1. Komponen Sel

No Nama
Struktur
Organel sel (lihat gambar):
1
Retikulum
Berupa tumpukan kantung

Fungsi
- Dengan bantuan ribosom,

endoplasma

membranosa yang gepeng dan

mensintesis dan melepaskan

kasar

menyerupai labirin, ditaburi oleh

protein baru ke lumen RE yang

butiran-butiran ribosom, berada

akan disekresikan atau digunakan

di dekat inti

oleh organel
- Berperan dalam sintesis lipid,

Retikulum

Berupa tubulus membranosa

juga dilepas ke dalam lumen


Mengemas dan mengirim protein

endoplasma

yang saling menyambung, juga

dari RE ke kompleks golgi, serta

halus
Kompleks

menyambung dengan RE kasar


Berupa kantung membranosa

berperan dalam sintesis lipid


- Mengolah protein menjadi bentuk

golgi

gepeng yang lebih pipih di


bagian tengahnya

akhir
- Menyortir produk akhir ke tujuan
(disekresikan, atau dikirim untuk
membran atau organel sel)

5
4

Lisosom

Peroksisom

Berupa kantung membranosa

Mencerna atau menghancurkan

bulat mirip vesikel yang

bahan yang tidak diinginkan

mengandung enzim hidrolitik


Berupa kantung membranosa

Detoksifikasi

bulat mirip vesikel yang


6

Mitokondria

mengandung enzim oksidatif


Berbentuk batang atau oval yang

dibungkus oleh dua membran


Sitoplasma (lihat gambar):
Enzim
Enzim yang terbuat dari protein

Tempat utama untuk membentuk


ATP
Melakukan reaksi intrasel yang

metabolisme

melibatkan penguraian, sintesis,

perantara di

dan transformasi molekul organik

sitosol
Ribosom

kecil
Mensintesis protein. Ribosom

Berupa butiran-butiran kecil,

dapat menempel di RE kasar atau sitosol khusus memproduksi

bebas dalam sitosol

protein yang digunakan dalam

Vesikel

Berupa paket-paket produk

sitosol
Menyimpan produk sekretorik

Sekretorik

sekretorik yang terbungkus

sampai mendapat sinyal untuk

Inklusi

membran
Dapat berupa granula glikogen,

mengosongkan isinya ke luar sel


Menyimpan kelebihan nutrien

butir lemak
Sitoskeleton (lihat gambar):
9
Mikrotubulus Pipa-pipa berongga, langsing,
panjang yang terdiri dari
molekul-molekul tubulin

- Mempertahankan bentuk sel


asimetris
- Mengkoordinasikan gerakan sel
yang kompleks (transportasi
vesikel, gerakan silis, mitotic

10

Mikrofilamen Rantai-rantai molekul aktin yang


berjalin secara heliks

spindle)
- Berperan penting pada berbagai
sistem kontraktil sel
- Sebagai penguat mekanis untuk

Filamen

Protein ireguler seperti benang

mikrovili
Memiliki peran struktural di

intermediet

bagian-bagian sel yang mendapat

Kisi-kisi

stres mekanis
- Menghubungkan organel dan

Jalinan filamen-filamen yang

6
mikrotubuler

sangat halus dan saling berkaitan

unsur sitoskeleton yang lain


- Mengorganisasikan enzim sitosol

Produksi energi pada sel dilakukan pada sitosol dan mitokondria. Nutrien diubah
menjadi bentuk energi yang bisa digunakan oleh sel yaitu ATP. Berikut adalah ringkasan
proses pembuatan energi (ATP):
Reaksi

Zat yang diproses

Lokasi

Glikolisis
Siklus

Glukosa
Asetil KoA

Sitosol
Matriks

Krebs
Transpor

mitokondria
Elektron dari NADH Membran

elektron

dan FADH2

Hasil energi per 1 Hasil

untuk

molekul glukosa

proses

lebih

2 ATP
2 ATP

lanjut
2 asam piruvat
8
NADH,
2

32 ATP

FADH2
-

dalam
mitokondria

2. Membran Sel
Membran sel adalah sawar semipermiabel yang memisahkan cairan intrasel dan cairan
ekstrasel. Membran sel memiliki fungsi: 1) Membentuk struktur sel, 2) sebagai barrier isolasi
sel, 3) sebagai sarana komunikasi sel, dan 4) sebagai pengatur transpor ekstra sel.

Struktur membran sel terdiri dari lapisan fosfolipid bilayer dengan sisipan kolesterol
untuk mencegah kristalisasi, protein integral dan perifer, glikoprotein dan glikolipid. Bagian
kepala (luar) fosfolipid bersifat polar dan hidrofilik, sedangkan bagian ekornya (dalam)

7
bersifat nonpolar dan hidrofobik. Kedua ciri tersebut memberikan sifat yang khusus kepada
membran sel.
Karena sifat membran sel yang permiabel selektif, tiap zat dengan sifat yang berbeda
memiliki cara transpor yang berbeda-beda. Berikut adalah ringkasan jenis-jenis transpor
membran:

Transportasi
Membran
DIFUSI
bersifat pasif (tidak
memerlukan energi)

TRANSPORTASI DENGAN
PERANTARAAN PEMBAWA

melalui lipid bilayer


-> konsentrasi tinggi
ke rendah
osmosis (difusi air)
-> ke daerah dengan
konsentrasi zat
terlarut lebih tinggi

difusi terfasilitasi
-> difusi yang
menggunakan
protein carrier
transportasi aktif
primer (aktif)
-> menggunakan ATP
transportasi aktif
sekunder (aktif)
-> menggunakan ion

TRANSPORTASI
VESIKULER
endositosis
-> memasukkan zat
pinositosis
-> untuk cairan
fagositosis
-> untuk zat multimolekul
eksositosis
-> mengeluarkan zat

zat terlarut dapat


melewati membran
zat terlarut tidak
dapat melewati membran
larutan - air murni
mengikuti gradien listrik
-> zat berupa ion
-> ke daerah yang memiliki
muatan yang berlawanan
-> menggunakan protein
channel

3. Adhesi Sel
Adanya adhesi sel memungkinkan kelompok sel menyatu membentuk jaringan, yang
selanjutnya dikemas menjadi organ dalam makhluk hidup.
Adhesi sel dapat terjadi dengan adanya 3 hal berikut:
1. Molekul adhesi sel, berupa protein membran yang yang dapat berikatan dengan
protein membran yang lain

8
2. Matriks ekstrasel, suatu jalinan protein fibrosa yang rumit yg terbenam di dalam
substansi berair mirip gel yang tersusun dari karbohidrat kompleks.
Terdapat 3 jenis serat protein utama:
-

Kolagen: serat-serat seperti kabel atau lembaran yang menghasilkan kekuatan


tensil (resistensi terhadap stress longitudinal)

Elastin: serat protein seperti karet yang mampu teregang dan kembali ke
bentuk semula setelah perengangan dihentikan

Fibronektin: menunjang adhesi sel dan menahan sel-sel pada posisinya.

3. Taut sel khusus, ada 3 jenis:


-

Desmosom: taut perekat yang menambatkan sel-sel pada titik-titik tertentu,


khususnya terdapat pada sel yang mengalami banyak regangan

9
-

Taut erat: taut impermeabel sehingga mencegah lewatnya bahan di antara sel,
khususnya terdapat di antara sel-sel epitel

Gap junction: taut komunikasi yg terdiri dari konekson, saluran-saluran


penghubung kecil yang dapat dilewati oleh ion

4. Potensial Membran
Potensial membran terjadi karena adanya perbedaan jumlah relatif anion dan kation
antara cairan intrasel dan ekstrasel yang dipisahkan oleh membran. Bagian intrasel membran
cenderung lebih negatif, disebabkan oleh kerja pompa Na-K yang mengatur agar konsentrasi

10
Na+ lebih tinggi di luar dan K+ lebih tinggi di dalam sel. Adanya potensial tersebut dapat
dimanfaatkan oleh sel untuk melakukan berbagai kerja.

KOMUNIKASI ANTARSEL
Sel berkomunikasi satu sama lain melalui perantara-perantara (messenger) kimia. Di dalam
suaatu jaringan, sebagai perantara berpindah dari sel ke sel melalui taut celah tanpa masuk ke dalam
CES. Selain itu, sel juga dipengaruhi oleh prantara kimia yang disekresikan ke dalam CES. Perantarperantara kimia ini berikatan dengan reseptor protein di permukaan sel atau, pada keadaan-keadaan
tertentu, di dalam sitoplasma atau inti sel, mencetuskan rangkaian perubahan intersel yang
menghasilkan efek fisiologis. Manfaat komunikasi antar sel yaitu: untuk mempertahankan homeostasis
dan untuk menyampaikan impuls atau rangsangan.
Proses komunikasi: penerimaan transduksi transpor sinyal
Terdapat 3 jenis umum komunikasi antarsel yang diperantarai oleh perantara dalam CES:
(1) komunikasi neural, di mana dilepaskan neurotrasnmitter di taut sinapsis dari sel saraf
dan, setelah melawati celah sinapsis yang sempit, bekerja pada sel pascasinapsis
(2) komunikasi endokrin di mana hormon mencapai sel melalui sirkulasi darah
(3) komunikasi parakrin di mana produk-produk sel berdifusi ke dalam CES untuk
mempengaruhi sel-sel di sekitarnya yang mugkin terletak agak jauh.
Selain itu, sel men-sekresikan perantara kimia yang dalam situasitertentu berikatan dengan reseptor di
sel yang sama, yaitu sel yang mensekrsikan perantara tersebut ( komunikasi otokrin). Pada taut celah
penyampaian pesan secara langsung dari sel ke sel dngan membran sel saling menenpel. Spesifitas
tergantung pada letak anatomik. Pada perantara sinapsis komunikasi yang terjadil melintasi celah
sinapsis dan pada komunikasi ini bergantung pada letak anatomik dan reseptor. Komunikasi Parakrin
dan Otokrin penyampaian pesan dengan difusi dalam cairan interstisium dan spesifitak dari
komunikasi ini nergantung pada reseptor. Pada komunikasi endokrin penyampaian pesan dengan
cairan tubuh yang beredar dan sama halnya dengan komunikasi parakrin dan otokrin, spesifitas
komunikasi ini bergantung pada reseptor. Komunikasi antarsel penting untuk memelihara
keseimbangan homeostatis antarsel. Hambatan komunikasi antarsel berkaitan erat dengan proses
karsinogenik, terutama perkembangan tumor. Hidrogen proksida, suatu pemicu kanker yang paling
dikenal, diketahui juga menghambat komunikasi antarsel ini.

Metode komunikasi antar sel terbagi atas 3, yaitu:


1. Komunikasi antar sel secara langsung: transfer sinyal listrik (ion-ion) atau sinyal
kimia melalui hubungan yang sangat erat antar sel

11
2. Komunikasi lokal: zat kimia dihantarkan melalui cairan ekstrasel/intersisial untuk
berkomunikasi dengan sel yang berdekatan, jenisnya: sinyal parakrin (antar sel) dan
sinyal autokrin (intrasel).
3. Komunikasi jarak jauh: sinyal listrik dihantarkan melalui sel saraf dan sinyal kimia
melalui hormon. Komunikasi ini biasanya berlangsung pada sel yang letaknya jauh.
C. JARINGAN
Jaringan adalah kumpulan sel yang memiliki struktur dan fungsi yang sama, yang
nantinya akan saling bergabung membentuk organ. Jaringan dasar dalam tubuh manusia
terbagi menjadi empat jenis.
1. Jaringan Epitel
Jaringan epitel terdiri dari sel-sel yang tersusun rapat dan berada di permukaan tubuh
atau organ, yang berfungsi sebagai pelindung. Jenis-jenis epitel berdasarkan susunannya
adalah:
EPITEL

Selapis

Berlapis

Bertingkat

Pipih

Pipih

Silindris

Kapsula
Bowman,
endotel, mesotel

Korneo, kulit,
vagina

Uretra pria
(bersilia), trakea
(tidak bersilia)

Kuboid

Kuboid

Duktus kolingens
ginjal

Duktus kelenjar
keringat

Silindris

Silindris

Trakea (bersilia),
kantung empedu
(tidak bersilia),

Uretra pria

Transisional
Saluran kemih

Endokrin
(dengan saluran)
Simple
Kel. lambung,
keringat

Compound

Turunan:
Kelenjar

Eksokrin
(hormon)
Berkelompo
k
hipofisis

Folikel
tiroid

Kel. saliva,
pankreas

2. Jaringan Saraf
Jaringan saraf terdiri dari sel khusus yang menghasilkan dan menyalurkan impuls
listrik sebagai sinyal untuk menyampaikan informasi dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh
yang lain.

12
Secara anatomis, sistem saraf dibagi menjadi:
1. Susunan saraf pusat, terdiri dari otak dan medulla spinalis yang berlokasi di kranium
dan kanalis spinalis.
2. Susunan saraf tepi, terdiri dari:
a. Saraf, contoh: saraf tepi
b. Ganglion, contoh: sensoris dan autonom
c. Ujung akhir saraf terbuka dan bersimpal
3. Reseptor khusus, terdapat di mata, telinga, dan hidung

3. Jaringan Ikat
Jaringan ikat berkembang dari mesenkim yang berasal dari mesoderm. Berfungsi
mengikat sel-sel untuk membentuk jaringan dan mengikat jaringan dengan jaringan.
Jaringan ikat terdiri dari:
1. Matriks ekstrasel. Matriks terdiri dari serat kolagen, serat elastin, atau serta
retikuler, serta bahan dasar yang merupakan bahan homogen setengah cair yang
terdiri dari asam mukopolisakarida.
2. Sel-sel jaringan ikat, beberapa contoh sel jaringan ikat adalah:
-

Fibroblas

- Makrofag

Sel Lemak

- Sel Tiang

Sel Plasma

Jaringan ikat terbagi menjadi beberapa jenis, diantaranya sebagai berikut:


1. Jaringan ikat longgar: berfungsi membungkus (menyokong) organ-organ tubuh
dan menghubungkan bagian-bagian dari jaringan lain.
2. Jaringan ikat padat: berfungsi menghubungkan antara organ tubuh yang satu
dengan organ tubuh yang lain.
3. Jaringan lemak: berfungsi sebagai bantalan untuk melindungi organ-organ secara
mekanis dari benturan, sebagai persediaan cadangan makanan.
4. Jaringan tulang rawan. Berdasarkan kandungan senyawa matriksnya, jaringan
tulang rawan dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: tulang rawan hialin,
tulang rawan elastin, dan tulang rawan fibroblas.
5. Jaringan tulang
6. Jaringan darah

13

4. Jaringan Otot
Terdiri dari sel-sel kontraktil yang bertanggung jawab untuk pergerakkan bagian
anggota tubuh. Berdasarkan struktur dan fungsinya, jaringan otot terbagi tiga:
1. Otot polos, berbentuk seperti gelondong dengan nukleus tunggal yang terletak di
tengah. Otot polos bekerja otonom dan mampu untuk bekerja lama.
2. Otot lurik (otot rangka), berbentuk silinder dengan nukleus lebih dari satu yang
terletak di tepi. Otot rangka bereaksi cepat terhadap stimulus, mampu
dikendalikan, dan tidak mampu bekerja lama.
3. Otot jantung, tersusun seperti anyaman bercabang dengan sedikit jaringan
penyambung di sekelilingnya, nukleus otot jantung terletak di tengah. Otot
jantung bereaksi cepat terhadap stimulus dan mampu bekerja lama tanpa lelah.

D. Energy Storage and Usage


The Energy Usage
Once formed, ATP is transported out of the mitochondria and is available as an
energy source as needed within the cell. Cell activities that require energy expenditure fall
into three main categories:
1. Synthesis of new chemical compounds, such as protein synthesis by the endoplasmic
reticulum. Some cells, especially cells with a high rate of secretion and cells in the
growth phase, use up to 75% of the ATP they generate just to synthesize new
chemical compounds.
2. Membrane transport, such as the selective transport of molecules across the kidney
tubules during the process of urine formation. Kidney cells can expend as much as
80% of their ATP currency to operate their selective membrane-transport
mechanisms.
3. Mechanical work, such as contraction of the heart muscle to pump blood or
contraction of skeletal muscles to lift an object. These activities require tremendous
quantities of ATP.
The Storage of Fat, Glycogen

14
Excess nutrients not only immediately used for ATP production are converted in the cytosol
into storage forms. The largest and most important storage product is fat. In adipose tissue,
the tissue specialized for fat storage. The stored fat molecules can occupy almost the entire
cytosol, where they merge to form one large fat droplet. The other visible storage is glycogen,
the storage form of glucose, which appears as clusters or granules dispersed throughout the
cell. Cells vary their ability to store glycogen, with liver and muscle cells having the greatest
stores. When food is not available to provide fuel for citric acid cycle and electron transport
chain, stored glycogen and fat are broken down to release glucose and fatty acid, which can
feed the mitochondrial energy-producing machinery. An average adult human has enough
glycogen stored to provide sufficient energy for about a day of normal activities, and
typically has enough fat stored to provide energy for two months.
Pembentukan energy
Glikolisis siklus krebs transport electron dihasilkan 32 molekul ATP.
Glycolysis

15
Aerobic production of ATP follows two common pathways: glycolysis (glyco = sweet,
lysis dissolve) and the citric acid cycle. Both pathways produce small amounts of ATP
directly, but their most important contributions to ATP synthesis are high-energy electrons
carried by NADH and FADH to the electron transport system in mitochondria. The electron
transport system, in turn, transfers energy from the electrons to the high-energy phosphate
bond of ATP. At various points, the process produces carbon dioxide and water.
All three types of biomolecules used for energy (carbohydrates, lipids, and proteins)
use the enzymes of glycolysis and citric acid cycle, and the electron transport system to
produce ATP. Carbohydrates enter the pathways in the form of glucose (as seen in the picture
above).
During glycolysis, a molecule of glucose is converted by a series of enzymaticallycatalyzed reactions into two molecules of pyruvic acid, producing a net gain of energy. Thus,
glycolysis in considered to be an exergonic pathway even though some steps of the pathway
require energy input. A portion of the energy produced is used to phosphorylate ADP
molecules, yielding ATP molecules. The events of glycolysis can be summarized as follows:
Glucose + NAD+ + 2 ADP + 2 Pi 2 Pyruvate + 2 ATP + 2 NADH + 2 H + + 2H2O
( does not need oxygen anaerobic)
Citric Acid Cycle
This is the picture explaining the citric acid cycle:

16

If the cell has adequate oxygen for aerobic metabolism, then pyruvate molecules
formed from glucose during glycolysis are transported into the mitochondria. Once in the
mitochondrial matrix, pyruvic acid is converted into another key called acetyl coenzyme A.
Acetyl coA releases its two-carbon acetyl unit into a cyclical pathway known as the
citric acid cycle. This substance combines with a four-carbon oxaloacetate molecule that is
the last intermediate in the cycle. The resulting six-carbon citrate molecule than goes through
steps of cycle until it releases NADH, FADH, and also carbon dioxides. However, the energy
is used to make the high-energy phosphate bond of ATP, and the remainder is given off as
heat.
Electron Transport Cycle
This is the picture summarizing the cycle:

17

The majority of the energy conserved during catabolism reactions occurs near the end
of the metabolic series of reactions in the electron transport chain. The electron transport or
respiratory chain gets its name from the fact electrons are transported to meet up with oxygen
from respiration at the end of the chain. The overall electron chain transport reaction is:
2 H+ + 2 e+ + 1/2 O2 ---> H2O + energy
Notice that 2 hydrogen ions, 2 electrons, and an oxygen molecule react to form as a
product water with energy released in an exothermic reaction. This relatively straight forward
reaction actually requires eight or more steps. The energy released is coupled with the
formation of three ATP molecules per every use of the electron transport chain.
Pre-Initiation of Electron Transport Chain:
The electron transport chain is initiated by the reaction of an organic metabolite
(intermediate in metabolic reactions) with the coenzyme NAD+ (nicotinamide adenine
dinucleotide). This is an oxidation reaction where 2 hydrogen atoms (or 2 hydrogen ions and
2 electrons) are removed from the organic metabolite. (The organic metabolites are usually
from the citric acid cycle and the oxidation of fatty acids--details in following pages.) The
reaction can be represented simply where M = any metabolite.
MH2 + NAD+ -----> NADH + H+ + M: + energy
One hydrogen is removed with 2 electrons as a hydride ion (H-) while the other is
removed as the positive ion (H+). Usually the metabolite is some type of alcohol which is
oxidized to a ketone.
NAD+ is a coenzyme containing the B-vitamin, nicotinamide, shown on a previous
page.

18

The purpose of the other seven steps in the electron transport chain is threefold:
1) to pass along 2H+ ions and 2e- to eventually react with oxygen;
2) to conserve energy by forming three ATP's; and
3) to regenerate the coenzymes back to their original form as oxidizing agents.

E. MEKANISME TRANSPOR ZAT


1. Transpor pasif: dapat terjadi karena adanya perbedaan konsentrasi zat terlarut dengan
zat pelarut.
Terdiri atas:
Difusi sederhana menuruni gradien konsentrasi
Difusi adalah perpindahan partikel atau zat yang memiliki konsentrasi zat terlarut yang lebih
tinggi ke zat yang konsentrasi zat terlarutnya lebih rendah, sehingga proses yang demikian disebut
difusi menuruni gradien konsentrasi. Gradien konsentrasi adalah perbedaan konsentrasi antara dua
daerah yang bersebelahan. Proses difusi dapat terjadi baik melalui membran ataupun tidak.

Difusi

menuruni gradien termasuk ke dalam gaya pasif karena proses menuruni gradien konsentrasi terjadi
secara alamiah sehingga tidak membutuhkan energi untuk menembus membran. Contoh pada tubuh
kita adalah pada pertukaran O2 dan CO2 pada alveolus yang terjadi secara difusi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses difusi:

Besarnya gradien konsentrasi. Semakin besar perbedaan konsentrasi, semakin tinggi kecepatan
difusi netto.

Permeabilitas membran terhadap zat. Semakin permeabel suatu membran terhadap zat, semakin
cepat zat tersebut berdifusi.

Luas permukaan membran tempat difusi berlangsung. Semakin luas permukaan yang tersedia,
semakin besar kemampuan membran tersebut mengakomodasikan difusi.

Berat molekul zat. Jika molekul yang lebih ringan bertumbukan dengan molekul yang lebih
berat, molekul yang relatif lebih ringan akan terpantul sehingga difusi dapat berlangsung lebih
cepat.

Jarak yang harus ditempuh oleh difusi. Semakin besar jarak, semakin lambat kecepatan difusi.

Gerakan sepanjang gradien listrik.

19
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa apabila terdapat perbedaan muatan yang relatif di
antara dua daerah, ion-ion bermuatan positif (kation) cenderung bergerak ke arah yang lebih negatif,
begitu juga sebaliknya. Perbedaan muatan antara dua daerah yang berdekatan menimbulkan gradien
listrik yang secara pasif menginduksi pergerakan ion-ion menembus membran plasma mengikuti
gradien listrik tersebut.
Osmosis
Osmosis adalah peristiwa perpindahan partikel atau zat yang memiliki konsentrasi zat
pelarut lebih tinggi ke zat yang konsentrasi zat pelarutnya lebih rendah. Dalam osmosis juga
dikenal adanya istilah tekanan osmotik yang berarti kemampuan untuk menghentikan
osmosis.

Misalnya plasma tempat terbenamnya sel-sel darah merah memiliki aktivitas

osmotik yang sama dengan cairan di dalam sel-selnya, sehingga sel-sel tersebut dapat
mempertahankan volume yang konstan.

Osmosis merupakan proses menembus membran

yang tidak membutuhkan energi sehingga osmosis termasuk ke dalam gaya pasif.

Jika sel

darah merah diletakkan pada larutan yang konsentrasi zat pelarutnya lebih tinggi, maka
volume sel darah merah akan membengkak dan kemungkinan menyebabkan terjadinya lisis

Difusi terfasilitasi
Pelarutan zat melalui membran plasma yang melibatkan protein pembawa.
Difusi terfasilitasi memiliki prinsip yang sama dengan difusi sederhana, hanya saja dalam difusi
terfasilitasi membutuhkan protein pembawa untuk mengangkut partikel-partikel yang tidak dapat
menembus membran plasma secara langsung. Seperti halnya difusi sederhana, difusi terfasilitasi
merupakan perpindahan zat dengan menuruni gradien konsentrasi yang dapat terjadi secara alamiah
tanpa memerlukan energi untuk melakukan proses tersebut. Maka dari itu difusi terfasilitasi
termasuk ke dalam gaya pasif.

2. Transpor aktif: Pemindahan suatu zat melawan gradien konsentrasinya menembus membran
plasma dengan perantara protein pembawa yang memerlukan energi (ATP).
Transport aktif ini diikuti dengan proses fosforilas dan defosforilasi yang membutuhkan
energi.

1.

Transport Aktif Primer

Transport Aktif Primer

: Sistem transportasi yang diperantarai oleh pembawa yang

memerlukan energi secara langsung untuk mengoperasikan pembawa dan membawa bahan yang
bersangkutan melawan gradien konsentrasinya.
Contoh sistem transportasi aktif primer :

20
o

Mengangkut satu jenis penumpang / zat:


Pompa ion Hidrogen yang digunakan oleh sel-sel lambung tertentu dalam proses pencernaan
makanan.

Mengangkut dua jenis zat yang berbeda:


Pompa Na+-K+ yang memindahkan Na+ ke luar sel dan mengambil K+ dari luar sel.

2.

Transport Aktif Sekunder

Transport Aktif Primer

: Mekanisme transportasi, yakni suatu molekul pembawa untuk

glukosa atau asam amino dijalankan oleh gradien konsentrasi Na + yang diciptakan oleh pompa
Na+ dependen-energi untuk memindahkan glukosa atau asam amino ke hulu tanpa secara
langsung menggunakan energi untuk menjalankan pembawa tersebut.

Transportasi Vesikuler
Yang termasuk Transportasi vesikuler adalah endositosis dan eksositosis. Keduanya bisa dibilang
saling berkebalikan.
Antara eksositosis dan endositosis harus dijaga keseimbangannya guna mempertahankan luas
permukaan membran dan volume sel agar tetap konstan.

1.

Endositosis
Proses Endositosis

: Membran plasma mengelilingi zat yang akan

dimakan (dibutuhkan), kemudian permukaannya melebur dan melepaskan vesikel yang


membungkus zat yang dimakan tersebut sehingga berada di dalam sel.
Dibagi menjadi 2 macam

Pinositosis : Jika zat yang masuk berupa cairan

Fagositosis : Jika zat yang masuk adalah partikel multimolekul


besar, misalnya
sisa sel atau bakteri

Setelah berada di dalam sel, vesikel tersebut memiliki dua kemungkinan tujuan:
Vesikel mengalami penguraian dan mengeluarkan isinya ke

o
dalam sel.

Vesikel melewati lisosom dan berjalan ke ujung sel yang

berlawanan dan mengeluakan isinya dengan proses eksositosis.

2. Eksositosis

21
Proses Endositosis

: Vesikel terbungkus membran yang terbentuk di dalam sel

melebur dengan membran plasma, kemudian membuka dan mengeluarkan isinya ke bagian luar
sel.
Mempunyai tujuan:

Mengeluarkan molekul besar, seperti hormon-hormon berprotein dan enzim-enzim yang tidak
mampu melintasi membran plasma.Menambahkan komponen khusus pada membran,
misalnya pembawa, saluran atau reseptor terseleksi, bergantung pada kebutuhan sel.

SELAMAT BELAJAR YA TEMAN2KU... SMOGA INI BERMANFAAT BAGI KALIAN


KARENA KAMI TIM PENTAS SUDAH BERUSAHA SEMAKSIMAL MUNGKIN...
SEMANGAT!!!
LOVE
TATA

Você também pode gostar