Você está na página 1de 33

Neymar dan Wasit Jadi Sorotan

ACHMAD MAULANA ,
dari Brasil






TIDAK hanya Neymar yang menjadi sorotan pada laga pembuka Piala Dunia 2014 setelah
mencetak dua gol ke gawang Kroasia pada laga Grup A di Arena Corinthians, Sao Paolo,
kemarin. Wasit asal Jepang, Yuichi Nichimura, juga menjadi perbincangan seusai keputusan
kontroversial yang memberikan hadiah penalti bagi tuan rumah. Hasil ini membuat Brasil
unggul 3-1. Namun, apa pun itu, Brasil meneruskan tren positif tuan rumah yang tak pernah
kalah di pertandingan pembuka.
Kroasia unggul dulu lewat gol bunuh diri Marcelo saat laga berjalan 11 menit. Kemudian
Neymar menyamakan kedudukan lewat tendangan lemah kaki kiri. Neymar pula yang
menggandakan kedudukan lewat penalti setelah Fred dijatuhkan di kotak terlarang. Oscar
menggenapi kemenangan jelang bubaran.
Bagi Marcelo, gol bunuh diri itu cukup spesial. Ini kali pertama Brasil melakukan gol bunuh
diri di ajang Piala Dunia. Selain itu, Brasil menjadi tuan rumah kedua setelah Meksiko pada
1970 (Javier Guzman) yang melakukan gol bunuh diri.
Pelatih Kroasia Niko Kovac tak bisa menyembunyikan kekecewaannya kepada Nichimura.
Wasit asal Jepang tersebut menunjuk titik putih setelah Dejan Lovren dianggap menjatuhkan
penyerang Fred dalam perebutan bola. Jika melihat dari tayangan ulang, benturan di antara
kedua pemain sangat tipis dan terlihat bukan pelanggaran yang bisa menyebabkan penalti.
Jika ini berlanjut, akan ada 100 penalti tercipta. Saya pikir 2,5 miliar orang yang menonton
di televisi lihat bahwa itu bukan penalti, ujar Kovac kepada HTV.
Ini menggelikan dan seperti sirkus. Saya tak menyalahkan Fred, saya menyalahkan wasit.
Wasit membedakan antara kami dan Brasil. Sebuah kepemimpinan yang memalukan di Piala
Dunia, kecam eks pemain timnas Kroasia tersebut.
Lovren juga tak kalah berang. Ia menganggap pelanggaran yang dijatuhkan kepadanya itu
sebuah konspirasi agar Kroasia kalah. Lovren menilai di Sao Paulo, Kroasia harus hadapi 12
pemain.
Saya sangat sedih, saya ingin menangis. Semua melihatnya, ini skandal buat FIFA. Mereka
selalu berbicara soal respek. Lalu apa yang terjadi? Lebih baik piala langsung diberikan
kepada Brasil, ujar Lovren dilansir L'Equipe.
Bagaimana reaksi pelatih Brasil Luis Felipe Scolari? Menurutnya, keputusan wasit asal
Jepang tersebut sudah tepat. Ribuan orang tidak melihat penalti. Wasit melihat tersebut dan
dia yang memutuskan. Kami juga berpikir itu penalti, kata Scolari kepada Sky Sport News.
Puji Neymar
Scolari lebih senang menyoroti peran Neymar dan Oscar. Tim kami bermain luar biasa.
Mereka tetap menunjukkan determinasi ketika ketinggalan. Namun, yang paling pantas
mendapat pujian adalah Neymar.
Padahal, Neymar mengaku dua gol tersebut sangat aneh. Gol pertama Neymar dicetak pada
menit 29 lewat tendangan mendatar dari luar kotak penalti. Sekilas, tendangan itu seharusnya
bisa diamankan oleh kiper Kroasia, Stipe Pletikosa.
Gol kedua mantan pemain Santos itu dicetak pada menit 71 lewat titik penalti. Jika Anda
memperhatikan gol-gol saya, itu semua agak aneh. Saat gol pertama, saya bermaksud
menempatkan bola di antara kaki bek. Namun, saya tidak bermaksud untuk menendang
lemah seperti itu. Yang penting itu menjadi gol, kata Neymar pada ESPN. (R-1)
maulana@mediaindonesia.com










































MK Segera Sidangkan Uji UU Pilpres

ADHI M DARYONO

MK segera menyidangkan dua permohonan uji materi UU Pilpres dari Perludem dan
Forum Pengacara Konstitusi. Pada saat yang sama KPU telah memutuskan untuk
membuat opsi sendiri terkait dengan ketentuan pemenang pilpres.
MAHKAMAH Konstitusi (MK) kembali menerima berkas pengujian Undang-Undang
Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Pasal 159.
Setelah Forum Pengacara Konstitusi, kemarin, berkas diajukan Perkumpulan untuk Pemilu
dan Demokrasi (Perludem).
Ketua MK Hamdan Zoelva menegaskan pihaknya segera menyidangkan perkara pengujian
UU Pilpres mulai Senin (16/6). Saya sudah membaca permohonannya. Insya Allah kita akan
sidangkan hari Senin dan akan diputus sebelum pemilu presiden. Itu sudah dijadwalkan, kata
Hamdan seusai salat Jumat di MK, kemarin.
Terkait dengan jalannya persidangan perkara tersebut, Hamdan mengatakan hal itu bisa
dilakukan melalui rapat pleno atau mendengarkan keterangan ahli bisa juga tidak melalui
proses tersebut dan langsung diputus. Bisa ya, bisa tidak. Kita lihat saja nanti, ujarnya.
Dua permohonan uji dengan materi yang sama baik dari Perludem maupun Forum Pengacara
Konstitusi, menurut Hamdan, akan disidangkan secara bersamaan. Bisa sekaligus dua-
duanya disidangkan.
Permohonan yang diajukan Perludem dan Forum Pengacara Konstitusi sama-sama meminta
MK untuk menafsirkan Pasal 159 UU Pilpres, yakni mengenai peraturan persebaran suara
20% di lebih dari setengah jumlah provinsi.
Direktur Eksekutif Perludem Titi Anggraeni mengatakan dasar pengujian UU Pilpres oleh
Perludem ialah adanya permasalahan dalam ketentuan itu yang belum mendapat kepastian
hukum. Titi mengatakan pihaknya mengajukan uji materi tersebut tidak bermotif apa pun
karena lembaganya netral pada pemilu. Kami hanya melihat dari sisi manajemen pemilu dan
manfaat bagi pemilih dalam pilpres nanti, ujar Titi.
Kemudian, ia melanjutkan, jika syarat kemenangan pilpres bukan hanya 50% plus satu,
pemilu bisa digelar dua putaran. Jika syarat menang pilpres selain lebih dari 50%, pemilih
nantinya akan apatis dan kalau ada putaran kedua, bisa-bisa mereka tidak mau, tambah Titi.
Kuasa hukum pemohon, Wahyudi Djafar, mengatakan situasi tidak adanya kepastian hukum
dalam Pasal 159 UU Pilpres menjadi motif Perludem untuk mengajukan uji materi UU
Pilpres. Karena saat ini hanya ada dua pasangan calon presiden, apakah syarat sebaran 20%
itu mutlak? Oleh karena itu, kami meminta MK menafsirkan ini. Kalau hanya dua (pasangan
peserta pilpres), apa hanya satu putaran saja atau tetap mengacu seperti pada undang-
undang? tandasnya.
Peran KPU
Di sisi lain, Komisi Pemilihan Umum (KPU) menegaskan tidak akan mengajukan Di sisi lain,
Komisi Pemilihan Umum (KPU) menegaskan tidak akan mengajukan uji materi atas UU
Pilpres ke MK dalam menentukan syarat pemenangan calon presiden dan wakil presiden
yang hanya diikuti dua pasangan calon.
Komisioner KPU Ida Budhiati mengatakan pihaknya akan mengambil peran sendiri dalam
melengkapi peraturan KPU. Untuk itu, kata Ida, KPU akan sesegera mungkin melakukan
pertemuan dengan kedua pasangan calon terkait dengan alternatif yang telah dirancang KPU.
Alternatif itu antara lain syarat perolehan suara 50% lebih dan memperoleh suara 20% di
lebih dari setengah provinsi Indonesia mutlak dipenuhi atau penentuan pemenangan Pilpres
2014 ditentukan dengan perolehan suara terbanyak. Setelah itu, KPU baru menetapkan syarat
pemenangan capres dan cawapres 2014. (X-6)





























Memadamkan Obor Fitnah


Ketegasan mutlak ditunjukkan Polri sebagai terapi kejut agar cara-cara kotor dalam
berkampanye tak berbiak dan negeri ini tak tenggelam dalam lautan fitnah.
Silakan tanggapi Editorial ini melalui: http://www.metrotvnews.com
SULIT dimungkiri, Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2014 tak semulus yang
diharapkan. Ajang untuk memilih pemimpin negeri ini lima tahun ke depan itu dinodai
banyak kampanye hitam yang tentu saja pantang dibiarkan. Hanya tindakan supertegas yang
dapat membersihkannya.
Ditilik dari sudut mana pun, kampanye hitam bertentangan dengan peradaban. Kampanye
hitam, kampanye yang semata berpijak pada kebohongan, pun hanya akan membuat wajah
demokrasi buram.
Celakanya, praktik-praktik tak patut itulah yang masih didewakan sebagian kelompok anak
bangsa di pilpres kali ini. Demi memenangkan sang jagoan, demi mengantarkan pasangan
capres-cawapres yang didukung ke tampuk kekuasaan, mereka menempuh segala cara. Tanpa
risih, mereka mengingkari nurani, menafikan kejujuran, dan mengagungkan fitnah untuk
menjatuhkan lawan.
Sikap-sikap itulah yang tecermin dalam tabloid bodong Obor Rakyat. Tabloid itu disebarkan
ke pesantren-pesantren, masjid-masjid, surau-surau, dan ke tokoh-tokoh masyarakat di Jawa
Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat.
Sebagai tabloid bodong karena alamat redaksinya fiktif dan tak memenuhi syarat sebagai
lembaga pers, isi Obor Rakyat pun bodong, sarat kebohongan, dan penuh dusta.
Tujuannya cuma satu, yakni menyudutkan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla dengan cara-
cara kotor.
Kita jelas tak bisa menoleransi dan membiarkan kampanye hitam seperti itu mencemari nilai-
nilai suci demokrasi. Karena itu pula, kita mendesak aparat terkait sigap dan tegas bersikap.
Tidak ada alasan lagi bagi penegak hukum berlama-lama menindak pengelola Obor Rakyat.
Ruang pengusutan sudah terbuka lantaran koki pengolah berita-berita yang disajikan tabloid
setebal enam halaman itu sudah ketahuan. Orang itu ialah salah satu pekerja di salah satu
situs berita online.
Kini, bola berada di tangan Mabes Polri sebagai salah satu bagian dari sentra penegakan
hukum terpadu pemilu. Merekalah yang berkewajiban menindaklanjuti pengaduan tim sukses
Jokowi-Jusuf Kalla setelah pengaduan itu dilimpahkan oleh Badan Pengawas Pemilu kepada
Polri. Sebetulnya, tidak perlu Mabes Polri, bila ada kemauan, polsek pun bisa menindak
pelakunya.
Tindakan cepat, tegas, dan tuntas ialah jawaban untuk memadamkan api provokasi Obor
Rakyat. Jangan ada kesan Polri melakukan pembiaran. Polri mesti bertindak cepat karena
keresahan rakyat sudah memuncak. Ambil contoh Gerakan Pemuda Ansor Jember yang
sampai-sampai membentuk tim khusus untuk menyelidiki jaringan penyebar tabloid itu. Kita
jelas tidak ingin konflik horizontal meletup karena aparat lamban menuntaskan persoalan.
Ketegasan mutlak ditunjukkan Polri sebagai terapi kejut agar cara-cara kotor dalam
berkampanye tak berbiak dan negeri ini tak tenggelam dalam lautan fitnah. Juga harus tuntas,
sebab diyakini penerbitan dan penyebaran Obor Rakyat melibatkan jaringan kuat. Bahkan,
nama salah satu asisten staf khusus presiden disebut-sebut sebagai orang yang berada di
belakang Obor Rakyat.
Pilpres kali ini ialah momentum terbaik bagi bangsa menuju perubahan. Namun, harapan
seluruh anak bangsa itu mustahil terwujud jika masih ada yang mengandalkan cara-cara kotor
dalam berkontes. Negeri ini hanya akan lebih baik jika pemimpin dihasilkan dengan cara-cara
yang baik, bukan dengan menebar fitnah dan kebohongan.




























Pemodal Kuat dan Berkuasa di Balik Tabloid Obor



TIM kuasa hukum pasangan capres-cawapres Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK)
mencium pemodal kuat dan terkait dengan kekuasaan di balik penyebaran tabloid Obor
Rakyat ke sejumlah pesantren di Pulau Jawa. Tim segera akan melaporkan ke polisi.
Surat aduan sudah ditandatangani Pak Jokowi, akan kami serahkan Senin (ke Polri), beserta
bukti-bukti tabloid itu, katanya sudah ada tiga edisi, ujar ketua tim kuasa hukum Jokowi-JK
Trimedya Panjaitan saat dihubungi, tadi malam.
Dia berharap Polri berani mengusut tuntas para pelaku di balik penerbitan tabloid yang isinya
mendiskreditkan Jokowi itu. Konon itu bisa satu juta eksemplar sekali terbit. Tidak hanya di
Jakarta, bahkan ke daerah-daerah. Bukan orang sembarangan yang berada di balik tabloid itu.
Ada modal yang kuat dan pasti melibatkan kekuasaan. Polisi tidak boleh takut mengungkap
ini, paparnya. Para pelaku, sambungnya, bisa dijerat dengan Pasal 310 dan 335 KUHP, juga
UU ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik).
Jokowi mengaku sudah mengantongi nama pelakunya. Nanti kan tahu dari kepolisian, bukan
dari saya, kata dia di sela-sela kampanye di Cilacap, Jawa Tengah.
Secara terpisah, JK menilai kelewatan jika Polri tidak bisa menangkap pelakunya. Polisi
harus bertindak keras kepada orang-orang pengecut itu, kata dia di Gorontalo.
Atas desakan itu, Kapolri Jenderal Sutarman berjanji bakal memidanakan pelaku dan otak
penerbitan tabloid Obor Rakyat. Namun, pihaknya masih menunggu laporan dari pihak yang
merasa dirugikan.
Pihak di balik Obor Rakyat mulai terkuak saat kolumnis Inilah.com Darmawan Sepriyossa
membuat tulisan di media itu dengan judul Tentang Obor Rakyat dan Saya, kemarin. Di situ
dia menyebut mantan jurnalis Setiyardi, asisten staf khusus presiden yang juga Komisaris
PTPN XII, mengajaknya bergabung ke dalam tabloid tersebut.
Namun, Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana Alam Andi Arief
mengaku tidak mengetahuinya. Saya tidak tahu, kata dia. Meski mengaku tidak tahu,
mantan aktivis itu meminta pengelola tabloid mencetak ulang. Apakah isinya fitnah atau
fakta, cetak ulang biar jelas pertanggungjawabannya pada rakyat, ujarnya via BBM, tadi
malam. (Mag/Che/Mad/ Ami/Pol/X-5)
Kirimkan tanggapan Anda atas berita ini melalui e-mail: interupsi@mediaindonesia.com
Facebook: Harian Umum Media Indonesia Twitter: @MIdotcom Tanggapan Anda bisa
diakses di metrotvnews.com

Akil akan Dituntut Berat

YAHYA FARID NASUTION

KPK meminta masyarakat memberikan usulan mengenai besarnya hukuman untuk
terdakwa penerima suap yang telah runtuhkan muruah Mahkamah Konstitusi.
WAKIL Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Bambang Widjojanto mengisyaratkan
terdakwa kasus dugaan suap sengketa pemilu kada di Mahkamah Konstitusi (MK) Akil
Mochtar akan dituntut dengan hukuman berat.
Senin KPK akan putuskan mengenai berapa hukuman kepada Akil. Kita ingin melihat
jawaban masyarakat. Akil kira-kira pantasnya dihukum berapa? ujar Bambang dalam
diskusi dengan wartawan di Cisarua, Jawa Barat, (13/6).
Bambang menyampaikan KPK mempertimbangkan tiga hal dalam menentukan tuntutan
pidana kepada mantan Ketua MK Akil Mochtar dalam dugaan penerimaan suap dan janji
terkait dengan pengurusan sembilan sengketa pemilu kada di MK dan tindak pidana
pencucian uang.
KPK setidaknya punya tiga pertimbangan dalam menentukan besarnya tuntutan pidana
untuk mantan Ketua MK Akil Mochtar, kata Bambang.
Ia menilai hukuman berat untuk Akil didasari tiga akibat besar dari kasus dugaan suap yang
menjeratnya. Kasus dugaan suap itu terjadi saat Akil masih menjabat Ketua MK sekaligus
hakim konstitusi dan ketiga akibat itu justru memberatkan Akil dalam proses hukum yang
menjeratnya.
Pertama ialah rusaknya citra dan kewibawaan MK sebagai anak reformasi Indonesia,
ungkap Bambang. Pertimbangan kedua ialah rusaknya kepercayaan masyarakat kepada para
kepala daerah.
Ketiga ialah upaya untuk membangun citra penegak hukum terutama MK juga hancur,
tambah Bambang. Artinya, menurut Bambang, biaya pemulihan (cost recovery) atas
perbuatan Akil lebih besar.
Perbuatan tersebut merusak konsolidasi reformasi terutama pemimpin daerah dan lembaga
peradilan yaitu MK, tambah Bambang.
Bukan hukuman mati
Akil, seusai bersaksi dalam sidang Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah, Kamis (12/6),
mengaku siap dihukum mati.
(Saya) siap dihukum mati, tapi tidak mungkin dituntut hukuman mati. Tidak mungkin
(dituntut seumur hidup). Selama ini tidak ada dituntut seumur hidup, kata dia.
Keyakinan tersebut timbul karena menurut Akil tidak ada uang negara yang diambilnya.
Saya kan tidak mengambil uang negara, yang mengambil duit negara triliunan rupiah saja
tidak dihukum segitu, apalagi saya? Saya kan tidak mengambil duit negara. Saya hanya minta
dan terima duit dari orang, bukan uang negara yang saya colong, tambah Akil.
Karena itu, menurut mantan anggota Komisi III DPR Fraksi Partai Golkar itu, dia lebih
pantas dituntut hukuman pidana 20 tahun penjara.
KPK mendakwa Akil menerima Rp63,32 miliar sebagai hadiah terkait dengan pengurusan
sembilan sengketa pemilu kada di MK, Rp10 miliar dalam bentuk janji untuk sengketa
pemilu kada Jawa Timur, serta pencucian uang dengan menyamarkan harta sebesar Rp161
miliar pada 2010-2013 dan harta sebanyak Rp22,21 miliar dari kekayaan periode 1999-2010.
Menurut jadwal, sidang pembacaan tuntutan pidana Akil Mochtar akan dilangsungkan pada
Senin (16/6). Sebelumnya, Akil Mochtar ditangkap penyidik KPK pada Rabu malam, 3
Oktober 2013. (Ant/P-5)
yahya@mediaindonesia.com

























KPK Percepat Kasus Hambalang


Untuk mempercepat proses hukum kasus dugaan korupsi pembangunan sarana-
prasarana pusat olahraga Hambalang, KPK memeriksa anggota Komisi X DPR RI
Rully Chairul Azwar dan Mahyudin, serta Karyawan PT Dutasari Citralaras, Muin
Uspar.
KOMISI Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali memanggil anggota Komisi X DPR RI,
Rully Chairul Azwar, terkait dengan kasus korupsi pembangunan sarana-prasarana pusat
olahraga Hambalang.
Rully mengatakan ia diperiksa sebagai saksi untuk tersangka Machfud Suroso. Konfirmasi
atas BAP saya terdahulu, sebagai pimpinan komisi memimpin rapat-rapat proses anggaran.
Itu saja, dan tidak ada hal baru, kata Rully saat ditemui di Gedung KPK, kemarin.
Selain Rully, dalam kasus itu KPK juga memeriksa saksi lain, yakni mantan anggota DPR RI
Komisi X Mahyudin serta karyawan PT Dutasari Citralaras, Muin Uspar.
Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto mengatakan pihaknya sedang mempercepat proses
penyelesaian kasus Hambalang.
Machfud bagian dari kasus Hambalang yang sudah jadi terdakwa. Satu lagi Dedy Kusdinar.
Sekarang tiga yang diperiksa, yaitu Andi Mallarangeng, Anas Urbaningrum, dan Tubagus
Taufik.
Satu lagi menunggu, yakni Machfud Suroso. Sekarang setelah menyelesaikan tiga
persidangan, Machfud kita speed up (percepat), kata Bambang.
Sebelumnya, dalam dakwaan terhadap mantan Kepala Biro Perencanaan Sekretariat
Kemenpora Deddy Kusdinar terungkap bahwa usulan penambahan anggaran proyek
Hambalang untuk APBN-P 2010 disetujui Komisi X tanpa melalui proses berbelit. Sebagai
imbalan, uang sebesar Rp600 juta digelontorkan PT Adhi Karya kepada Ketua Komisi X
Mahyuddin di Kongres Partai Demokrat.
Jaksa penuntut umum KPK I Kadek Wiradana mengatakan Pokja Anggaran Komisi X
menyetujui penambahan dana sebesar Rp150 miliar dalam APBN-P 2010 tanpa melalui
proses rapat dengar pendapat pokja dengan Kemenpora.
Persetujuan tersebut ditandatangani Mahyuddin selaku pemimpin Komisi X dan jajarannya,
Rully Chairul Azwar, Abdul Hakam Naja, dan ditandatangani anggota pokja seperti Angelina
Sondakh, Wayan Koster, Kahar Muzakir, Juhaeni Alie, dan Mardiyana Indra Wati.
Karena sudah mendapat ACC, Seskemenpora Wafid Muharam meminta uang kepada PT
Adhi Karya sebesar Rp600 juta. Permintaan itu disampaikan Wafid kepada Paul, yang
selanjutnya diserahkan kepada Mahyudin, ujar Kadek. (Yah/P-5)














































Program Perumahan yang tidak Realistis



PROGRAM pengadaan rumah murah untuk rakyat yang dicanangkan calon presiden
Prabowo Subianto dinilai mengada-ada dan tidak akan tercapai karena dari sisi regulasi dan
aspek ekonomi tidak realistis. Penilaian itu dikemukakan mantan Ketua Umum Real Estate
Indonesia (REI) Setyo Maharso dalam sebuah dialog bertema Mengupas kebijakan
perumahan rakyat dua pasangan capres-cawapres di Jakarta, kemarin.
Dijelaskan Setyo, visi-misi capres Prabowo Subianto-Hatta Rajasa tentang rumah susun
sederhana milik (rusunami) dengan uang muka sebesar Rp500 ribu dan cicilan Rp300 ribu
per bulan tidak realistis. Kalau angsurannya Rp300 ribu bisa lunas dalam waktu 60 tahun,
ujarnya.
Menurut Setyo, seharusnya visi-misi tersebut harus dipelajari kembali karena tidak
sepantasnya rakyat diberi janji yang muluk-muluk, tapi tidak akan terealisasi.
Lebih lanjut dikatakan Setyo, janji pasangan Prabowo-Hatta harus ditelaah ulang, misalnya
mengenai lokasi, waktu, dan jenis bangunannya.
Pasalnya membangun rumah susun sederhana itu biayanya sama dengan membangun
apartemen mewah. Yang membedakan furnishing-nya. Mungkin kita harus lihat di mana
dibangunnya, kapan dan seperti apa bangunannya, imbuhnya.
Belum lagi dikaitkan dengan peraturan Bank Indonesia yang tidak mengatur pendanaan
jangka panjang untuk kredit perumahan rakyat (KPR) atau kredit pemilikan apartemen
(KPA).
Selain itu, Setyo mengkritisi juga janji Prabowo mengenai kebutuhan rumah rakyat sebanyak
15 juta unit. Karena menurutnya, pembangunan rumah di Indonesia baru sanggup 400 ribu
500 ribu unit. Jika mau, selesaikan dulu yang 800.000, baru 15 juta unit, imbuhnya.
Sebelumnya, REI juga mengusulkan kepada pasangan capres dan cawapres untuk
membentuk desk (bagian) khusus untuk menangani perumahan langsung di bawah Presiden
karena kebutuhan dasar (papan) yang belum terjamin.
Wakil Ketua Umum REI Ignez Kemalawarta menyebutkan, kebutuhan rumah yang belum
terpenuhi pada 2010 mencapai 13,6 juta unit dan diperkirakan pada 2014 telah menyentuh
angka 15 juta unit. Dia juga meminta pemerintah melalui Perumnas untuk lebih banyak
membangun rumah masyarakat berpenghasilan rendah. (AI/P-2)




BINTANG
Gol Aneh Penentu Kemenangan


SEJAK pindah dari Santos ke Barcelona di awal musim 2013/2014, Neymar digadang-
gadang akan menjadi sosok kunci Brasil di Piala Dunia. Di usia yang masih 22 tahun, pemain
kelahiran Mogi das Cruzes, Brasil, 5 Februari 1992 itu diyakini akan menunjukkan sinar
dalam debutnya di Piala Dunia.
Itu dibuktikannya saat Brasil melawan Kroasia di laga perdana penyisihan Grup A. Bersama
Oscar, Neymar menjadi roh permainan Brasil. Dua gol, satu dari titik penalti, dicetak pemain
yang bisa menempati posisi sayap dan striker murni tersebut ke gawang Kroasia dan
membawa tim `Samba' menang 3-1.
Pelatih Brasil Luis Felipe Scolari mengaku puas dengan penampilan pemain andalannya
tersebut. Ia (Neymar) tidak butuh dorongan dari media massa untuk menjadi pemain terbaik
di dunia. Tanggung jawabnya ialah bermain untuk Brasil dan itulah yang dilakukannya hari
ini (kemarin), ungkap Scolari.
Dengan penampilan yang ciamik, tidak salah Neymar terpilih sebagai man of the match di
laga tersebut. Namun, segala pujian yang mengalir atas penampilannya itu tidak membuat
Neymar besar kepala.
Kemenangan ini melebihi apa yang sama impikan atau bayangkan. Hasil ini merupakan
andil semua pemain yang tetap tenang untuk mengatasi ketinggalan dan meraih
kemenangan, jelas pemain bernama lengkap Neymar da Silva Santos Junior tersebut.
Neymar juga mengatakan dua gol yang dicetaknya terlihat sedikit aneh. Pada gol pertama, ia
mengaku memang mengarahkan bola di antara kaki pemain lawan. Walau Neymar tidak
berniat menendang selemah itu, bola yang meluncur pelan justru masuk ke gawang Kroasia.
Adapun bola tendangan penaltinya berujung gol walau sempat ditepis kiper Kroasia Stipe
Pletikosa.
Dengan tambahan dua gol ke gawang Kroasia, Neymar masuk 10 besar pemain yang paling
banyak menyumbang gol bagi Brasil. Dengan 33 gol yang telah dihasilkan dalam 48 laga,
Neymar kini sejajar dengan Ronaldinho dan Jairzinho. (Rtr/Wd o/R-1)






TENDANGAN BEBAS

Ketika Ahli Ekonomi Bicara Piala Dunia

SURYOPRATOMO Dewan Redaksi Media Group


Franz Beckenbauer selalu mengingatkan semua pemain harus siap bertarung di
lapangan.
PEKERJAAN para economist ialah mengamati fenomena lalu membuat model ekonomi.
Dengan model itulah mereka lalu memprediksi kecenderungan yang kemudian akan terjadi.
Apakah cara seperti itu bisa diterapkan untuk kepentingan yang lain? Namanya economist,
maka cara yang mereka lakukan dicoba diterapkan juga untuk urusan Piala Dunia 2014. Para
economist dari Golman Sachs, UniCredit, dan Danske Bank membuat model ekonomi untuk
memprediksi hasil kejuaraan.
Caranya, 171 ahli ekonomi dari 139 perusahaan diminta untuk menentukan empat negara di
antara 32 peserta Piala Dunia 2014 ini yang mereka perkirakan menjadi juara. Jawaban dari
para responden kemudian diberi nilai. Yang berada di urutan pertama diberi nilai 10, kedua
mendapat nilai 7,5, ketiga mendapat nilai 4, dan keempat mendapat nilai 1.
Dari 171 responden itu ternyata 98 orang menyebutkan Brasil sebagai salah satu dari empat
tim unggulan mereka. Saya sulit untuk tidak menjagokan Brasil. Mereka mendapatkan
keuntungan sebagai tuan rumah, terbiasa dengan cuaca, mendapatkan dukungan penonton,
dan prestasi besarnya selama ini, kata Peter Dixon, economist dari Commerzbank di
London.
Dengan dukungan yang be gitu kuat, `tim Samba' difavoritkan untuk mengangkat piala untuk
keenam kalinya. Brasil mengumpulkan total nilai 1.270,5, disusul Jerman 763 dan Argentina
641.
Bagaimana dengan juara bertahan Spanyol? Mereka berada di peringkat 4 dengan nilai 614,5.
Setelah itu, negara-negara berada jauh di bawah seperti Portugal yang hanya mendapatkan
nilai 94,5 dan bahkan Inggris hanya mendapatkan nilai 7.
Kita tentu boleh tidak setuju dengan prediksi yang dilakukan para economist. Semua orang
bebas untuk membuat model sendiri dan memprediksikan siapa yang akan menjadi juara.
Namun, mantan pelatih Brasil Mario Zagallo mengatakan bahwa sepak bola bukanlah
matematika. Hasil pertandingan tidak ditentukan oleh perhitungan di atas kertas, tetapi segala
macam aspek yang terjadi di lapangan hijau.
Persoalan teknik, taktik, strategi, fisik, mental, hingga bioritme para pemain merupakan
faktor yang menentukan hasil akhir pertandingan. Bahkan akumulasi kartu yang didapat
dalam pertandingan sebelumnya bisa membuyarkan semua mimpi.
Jerman harus melupakan mimpi mengangkat Piala Dunia untuk keempat kalinya setelah
kapten kesebelasan mereka, Michael Ballack, tidak bisa tampil di pertandingan puncak
melawan Brasil di Piala Dunia 2002. Dengan kekuatan yang pincang, Selecao yang akhirnya
memastikan diri menjadi juara dunia untuk kelima kalinya.
Hantu lain bagi tim dan juga pemain ialah cedera. Pemain terbaik Eropa 2013 Franck Ribery
harus melupakan mimpi tampil di ajang Piala Dunia akibat cedera punggung yang tidak
kunjung membaik.
Ribery tidak sendirian karena pemain muda Jerman Marco Reus juga mengalami nasib yang
sama. Mimpi Reus buyar ketika ia mengalami cedera pergelangan kaki pada pertandingan uji
coba terakhir Jerman sebelum terbang ke Brasil.
Akan tetapi, tidak ada excuse untuk menjadi juara. Apabila memang ingin mengangkat trofi,
semua tim harus siap menghadapi segala kemungkinan. Sepak bola tidak ditentukan oleh
seorang pemain, tetapi oleh sebelas pemain yang menjadi satu di tengah lapangan.
Der Kaizer Franz Beckenbauer selalu mengingatkan agar semua pemain harus siap bertarung
di lapangan. Bahkan pertarungan itu harus satu melawan satu, karena seorang pemain saja
tidak tampil dengan kemampuan terbaik, kekuatan tim otomatis akan pincang.
Kompetisi baru saja bergulir. Kita lihat saja siapa yang paling siap untuk mengangkat Piala
Dunia. Yang pasti para economist sudah membuat prediksi. Bagaimana dengan Anda? (R-1)



















PLN Padamkan Listrik 8 Jam



PLN Wilayah Riau dan Kepulauan Riau (WRKR) akan melakukan pemadaman selama 8 jam
dalam sehari. Hal itu dilakukan untuk pemeliharaan.
Ada sejumlah lokasi manajemen beban di area pelanggan PLN yang akan mengalami
gangguan sehingga dilakukan pemadaman hingga 8 jam sehari pada Sabtu dan Minggu, kata
General Manager PLN WRKR Doddy Benjamin Pangaribuan kemarin.
Pemadaman dilaksanakan hari ini (14/6) sejak pukul 08.00 hingga 16.00 WIB, meliputi Jl
Raya Pekanbaru-Bangkinang, Panam, Jl Sudirman, Jl Cipta Karya, Jl Swakarya, Jl
Purwodadi, dan sekitarnya. Juga di wilayah Jl Tambusai Ujung, Terminal AKAP, Sekolah
Asshofa, Jl Soekarno-Hatta, United Tractor, Jl Fajar, Jl Sukajaya, dan sekitarnya.
Untuk Minggu (15/6) meliputi wilayah kantor gubernur, Kantor Wali Kota Pekanbaru,
Pustaka Daerah, Jl Cut Nyak Dien, Jl Sudirman, dan sekitarnya. (HK/T2)






























Gebrakan Ekonomi Mulai Bersemi

DIKA DANIA KARDI

Junta militer memahami pangkal persoalan yang menimbulkan krisis politik di
Thailand selama ini terkait dengan bidang ekonomi.
JUNTA militer Thailand kembali menghapus kebijakan-kebijakan mantan Perdana Menteri
Yingluck Shinawatra yang disukai rakyat kecil. Skema pembelian beras yang melambungkan
partai Shinawatra, Pheu Thai, ditegaskan pemimpin militer Jenderal Prayuth Chan-ocha,
tidak akan dipertahankan lagi.
(Sejak) hari ini, jika Anda bertanya kepada saya, akan ada kepastian mengenai tidak ada lagi
skema perjanjian (beras), ujar Prayuth saat memimpin rapat pembahasan anggaran
pendapatan dan belanja negara untuk 2015 bersama pimpinan militer, kemarin.
Skema pembelian beras yang menjadi program Yingluck itu menggelontorkan dana
pemerintah untuk memborong beras petani di atas harga pasar. Namun, pembayaran skema
itu mandek. Utang pemerintah ke petani lebih dari US$2,5 miliar.
Pembayaran skema hanya sementara sehingga tidak akan berlebihan dan membuat rakyat
terimpit olehnya, ujar Prayuth dalam rapat yang disiarkan televisi nasional. Akhir Juni, lebih
dari 800 ribu petani diharapkan menerima pembayaran sekitar 92 miliar baht (Rp33,5 triliun).
Selain itu, Dewan Nasional untuk Ketenteraman dan Ketertiban (National Council for Peace
and Order/NCPO) akan fokus mendorong penghematan untuk memulihkan ekonomi. Namun,
junta militer tidak akan membiarkan loso itu mengganggu pembangunan.
Prayuth memimpin militer mengudeta pemerintahan Yingluck pada 22 Mei setelah enam
bulan demonstrasi di jalanan memunculkan benturan antara pendukung Yingluck dan
kelompok oposisi. Dalam pidato kemarin, Prayuth mendesak setiap kantor pemerintahan
menghemat anggaran untuk proyek tahun skal 2015 yang dimulai 1 Oktober nanti.
Estimasi yang telah dibuat anggaran belanja tahun skal 2015 sebesar 2,575 triliun baht.
Penerimaan negara diperkirakan mencapai 2,325 triliun baht pada 2015. Jadi, ada desit
anggaran sekitar 250 miliar baht. Pada tahun depan, tingkat pertumbuhan ekonomi Thailand
diperkirakan pulih dan meningkat hingga 4%. Pembelian obligasi oleh asing mencapai 9
miliar baht.
(Kembalinya) investasi mulai terlihat pada obligasi jangka panjang sejak 3 Juni setelah
NCPO menyatakan peta jalan. Investor asing tampaknya memiliki keyakinan kembali, ujar
Suchart.
Sekitar tiga pekan setelah kudeta militer ketiga dalam dua dekade terakhir di Thailand itu,
situasi Bangkok di laporkan mulai tenang. Kegiatan bisnis warga yang semula terhambat
akibat pengamanan militer dan aksi demonstrasi kini berjalan seperti biasa. Walau begitu,
jam malam hingga pukul 04.00 masih diterapkan di ibu kota Thailand tersebut. Junta telah
menarik jam malam di 30 provinsi, terutama daerah wisata.
Sumber di dewan militer mengatakan, kemarin, perwira senior Letjen Theerachai Nakwanich
juga meminta Prayuth mencabut jam malam di Bangkok. Prayuth juga menargetkan
pembentukan kabinet pemerintahan sementara pada Agustus atau paling lambat September.
Junta ingin membangun rekonsiliasi dua kelompok politik besar yang berseberangan, yakni
Kaus Merah yang pro-rezim Thaksin dan Kaus Kuning sebagai oposisi. Karena itu, NCPO
akan membangun dewan reformasi yang menjembatani dua kelompok tersebut.
(Reuters/Bangkok Post/The Nation/MCOT/I-4)

































Rekonsiliasi tapi Pilih Kasih

Pendekatan militer yang mengecap perusuh berdasarkan warna politik mereka
disesalkan. Militer lebih memburu kelompok Kaus Merah.
korban yang telah ditangkap ialah aktivis antikudeta Sombat Boonngamanong, 47, yang kini
menjalani sidang di Pengadilan Militer Bangkok setelah ditangkap polisi pada Kamis pekan
lalu.
Salah satu pemimpin Kaus Merah, Kwanchai Praipana, menyesalkan pendekatan militer yang
mengecap perusuh berdasarkan warna politik mereka. Kwanchai menilai militer lebih
memburu kelompok Kaus Merah, tetapi kelompok Kaus Kuning yang telah menyebabkan
krisis lewat aksi demonstrasi sebelum kudeta tetap dibiarkan bebas.
Anda (militer) melihat kami sebagai musuh dan saya bertanya bagaimana mungkin Anda
dapat melakukan rekonsiliasi? (Tindakan represif ) ini akan menjadi seperti bom waktu, kata
dia.
Di sisi lain, junta mencoba merebut hati rakyat Thailand dengan menggratiskan siaran
langsung Piala Dunia sepak bola yang tengah berlangsung di Brasil. (Reuters/CNA/The
Nation/Kid/I-4)























TODUNG MULYA LUBIS

Kikuk Dipanggil Profesor

IWAN KURNIAWAN

Ia dianugerahi gelar profesor oleh Melbourne Law School-University of Melbourne,
Australia.
SUARA advokat senior Todung Mulya Lubis, 64, terdengar sedikit serak saat dihubungi
Kamis (14/6) malam. Ia berujar baru saja selesai mengikuti serangkaian rapat yang
membuatnya sedikit kecapekan dan berpengaruh pada suaranya. Kendati sibuk dengan
seabrek kegiatan, ia mengaku tengah berbahagia.
Pasalnya, pihak Melbourne Law School-University of Melbourne, Australia, baru saja
menganugerahkan gelar profesor atas pengabdiannya di bidang hukum. Penetapan Todung
sebagai profesor tertuang lewat surat tertanggal 1 Januari 2014 yang diterimanya sebulan
silam.
Saya baru dapat surat sebulan lalu dari dekan hukum di Melbourne Law School. Saya kaget,
kok lembaga pendidikan luar negeri yang memberikan saya penghargaan sebagai profesor?
katanya.
Lelaki kelahiran Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, 4 Juli 1949 itu menjelaskan penetapan
dirinya sebagai profesor dalam bidang hukum tidak lepas dari aktivitasnya di bidang
penegakan hak asasi manusia (HAM), penanganan korupsi, serta kajian-kajian ilmiahnya
terhadap hukum internasional.
Sebenarnya saya belum mengungkapkan ke teman pers. Saya hanya ungkapkan ke keluarga.
Ini suatu hal yang sama sekali tak terpikir. Saya bersyukur karena dipercaya untuk
menyandang gelar (profesor), tuturnya, semringah.
Todung sudah dikenal sebagai aktivis sejak masih kuliah di Universitas RA Indonesia pada
1970-an. Ia dan rekan-rekannya pernah memprotes pembangunan Taman Mini Indonesia
Indah (TMII). Menurutnya, saat itu peningkatan taraf hidup guru dan pelayanan publik yang
baik lebih mendesak daripada pembangunan sebuah taman yang sekadar tiruan dari apa yang
telah dikerjakan di Thailand.
Sejak 1974, saya sudah mengadvokasi. Ini berlanjut hingga saya kuliah di luar negeri.
Kajian ilmiah bidang hukum kerap saya kerjakan sehingga (nama saya) mungkin tak asing
lagi bagi peneliti/lembaga luar, jelas alumnus University of California, Berkeley, dan
Harvard Law School, Amerika Serikat, itu.
Pengabdian
Selepas kuliah, Todung merintis pembentukan divisi HAM di Lembaga Bantuan Hukum
(LBH) Jakarta. Pada 1979 untuk pertama kalinya, LBH Jakarta menerbitkan laporan tentang
kondisi HAM di Indonesia yang menjadi cikal bakal penerbitan laporan serupa secara rutin
sampai sekarang.
Kini, meski sudah resmi mendapatkan gelar profesor dari negeri seberang, Todung mengaku
tak nyaman. Saya enggak nyaman, lo, kalau dipanggil profesor. Saya kikuk juga, ha ha ha,
ujar pendiri Lubis Santosa and Maulana Law Offices itu seraya tertawa.
Saat ini Todung masih memiliki cita-cita untuk melihat Indonesia yang lebih baik lagi,
terutama di bidang hukum. Persoalan bangsa ini masih banyak. Pengabdian tanpa pamrih
(ke negara) dan selalu mengucap syukur (kepada Sang Pencipta) menjadi jalan hidup saya,
pungkas Todung. (H-3)
iwan@mediaindonesia.com































Pengalaman Lebih Berharga daripada Materi

GOLONGAN orang kaya di Tiongkok menempatkan nilai untuk mendenisikan hidup yang
lebih berarti. Mereka menyatakan kekayaan dan kesuksesan lebih dari sekadar kepemilikan
atas uang atau harta.
Menurut laporan Mastercard Auent Report, golongan orang kaya di Asia Pasik, Timur
Tengah, dan Afrika (APMEA) kian mementingkan mencari pengalaman berharga daripada
kekayaan materi. Kekayaan materi biasa direpresentasikan dengan kepemilikan atas uang
atau harta benda mewah.
Penemuan itu berdasarkan survei yang dilakukan terhadap 1.000 individu yang termasuk
golongan orang kaya di wilayah APMEA. Rata-rata golongan orang kaya yang disurvei
tersebut berusia 37 tahun, telah menikah dengan satu anak (berusia empat tahun), dan
memiliki aset sedikitnya berjumlah US$200 ribu (sekitar Rp2,3 miliar) Golongan tersebut
mendapatkan kenyamanan dari kondisi nansial yang dihasilkan kerja keras bertahun-tahun.
Mereka berada pada tahap yang mampu menentukan nilai, tujuan, dan pandangan masa
depan. Orang kaya melihat kekayaan sebagai katalis dalam menjalani kehidupan di dunia.
Golongan tersebut memandang kesuksesan dan kekayaan dalam konteks yang lebih luas.
Kesuksesan semakin sering diukur dengan bagaimana orang menjalani hidup mereka dengan
beberapa cara.
Hasil survei mengungkapkan perubahan perilaku turut mengubah pola konsumsi golongan
kaya. Berbeda dari sebelumnya, orang kaya memberikan perhatian yang lebih besar dalam
mencari pengalaman yang baru dan unik, seperti menguasai kemampuan baru atau
melakukan perjalanan yang unik.
Bagi golongan orang kaya, produk yang mewakili aspirasi dan memuaskan keinginan mereka
merupakan suatu hal yang sangat penting. Perjalanan ke luar negeri (30%) memberikan
mereka pengalaman unik, membangun hubungan dengan keluarga melalui kegiatan rekreasi
bersama.
Hal itu diikuti pengalaman kuliner (23%) yang di dalamnya juga terdapat eksplorasi serta
penemuan selera dan cita rasa yang berbeda di berbagai negara.
Kemudian, pengalaman belanja merek terkenal dengan reputasi kemewahan serta terbatas
(20%), dan yang terakhir bermain golf yang dimanfaatkan individu untuk mengisi tenaga dan
berinteraksi sosial (12%).
Senior Vice President for Core Products, Global Products & Solutions, Mastercard Asia
Pasik, Timur Tengah & Afrika Porush Singh mengatakan golongan orang kaya di APMEA
semakin mencari hal-hal yang dapat mendorong pertumbuhan personal dan kebahagiaan
mereka. Laporan ini membantu kita untuk mengerti pola pikir dari konsumen golongan kaya
sehingga kita dapat terus mengembangkan solusi pembayaran yang paling relevan dan
inovatif serta memberikan pengalaman berharga dan unik bagi mereka, ujarnya dalam siaran
pers di Jakarta, kemarin. (Wibowo/E-1)












































Menpera Tetap Hapus Subsidi Rumah Tapak



MENTERI Perumahan Rakyat Djan Faridz menyatakan tidak akan mengubah peraturan
menteri yang menghapus fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) untuk rumah
tapak mulai Mei tahun depan, kendati aturan itu tidak sinkron dengan aturan pembebasan
pajak pertambahan nilai (PPN) rumah murah yang segera diterbitkan Kementerian Keuangan.
FLPP merupakan fasilitas subsidi pemerintah untuk kredit perumahan bagi masyarakat
berpenghasilan rendah. Djan beralasan jumlah lahan yang semakin terbatas untuk dijadikan
perumahan dapat mengancam keberadaan lahan-lahan produktif. Untuk itu, ia mendorong
penerapan rumah susun melalui subsidi yang diberikan.
Kalau tetap dibiarkan pembangunan rumah tapak, tanah habis. Luar biasa lahan produktif
yang digunakan untuk perumahan. Untuk daerah-daerah yang masih ada tanahnya bisa
dibangun rumah minimal dua lantai, cetus Djan.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Pajak Fuad Rahmany mengatakan peraturan menteri
keuangan (PMK) yang membebaskan rumah tapak dari PPN tengah menunggu penomoran
peraturan perundangan dari Kementerian Hukum dan HAM.
Aturan itu berlaku hingga 2018, untuk rumah murah dengan kisaran harga Rp105 juta hingga
Rp165 juta, tergantung zona. Kementerian Keuangan menetapkan sembilan zona sebagai
patokan. PMK tersebut akan menjadi percuma ketika subsidi rumah tapak dihapuskan. Fuad
mengatakan PMK serupa untuk rumah susun belum disiapkan.
Kendati begitu, Djan menegaskan tidak melihat ada masalah ketidaksinkronan aturan. PMK
bebas PPN rusun memang belum keluar. Tetapi menggunakan harga menteri cukup, tapi
tidak bebas PPN. Pengembang bangun saja. Tidak masalah.
Ia mengakui akan ada beban PPN yang ditanggung konsumen. Oleh sebab itu, pihaknya
memberi keringanan dengan memperpanjang periode angsuran. Kreditnya kita perpanjang
20-30 tahun. Perbankan siap asalkan kredit likuiditas dari kita 75%.
Di lain hal, Djan melaporkan 60 pengembang ke Kejaksaan Agung karena tidak memenuhi
peraturan undang-undang tentang hunian berimbang. Mereka terancam sanksi pidana dan
denda hingga Rp20 miliar. (Mus/E-1)







Inalum Pertimbangkan Go Public di 2016

ANSHAR DWI WIBOWO


Rencana pengembangan Inalum ke depan ialah membangun pelabuhan, pembangkit
tenaga listrik, dan pembangunan smelter.
SETELAH resmi diambil alih pemerintah secara penuh dari Jepang, PT Indonesia Asahan
Aluminium (Inalum) terus meningkatkan kapasitas produksi. Berbagai sumber pendanaan
dipertimbangkan, salah satunya lewat penawaran saham ke publik (initial public
offering/IPO).
Direktur Utama PT Inalum Winardi Sunoto mengaku mempertimbangkan berbagai
kemungkinan sumber pendanaan. Untuk IPO, ia mengaku siap melaksanakan pada 2016.
Tergantung persetujuan pemegang saham (IPO). Belum bisa tahun depan. Tapi, kita sih siap
(2016), ujar Winardi di Jakarta, kemarin.
Winardi mengatakan pengadaan pendanaan dilakukan secara bertahap. Semaksimal mungkin
menggunakan dana internal terlebih dahulu sambil mencari skema pendanaan sesuai
kebutuhan dan paling baik untuk perusahaan serta prosesnya cepat. Pilihannya bisa obligasi,
sindikasi bank atau IPO.
Saya kira dari internal equity 30%-35% selebihnya mencari yang dari di luar perusahaan
tadi, katanya.
Ia mengungkapkan, rencana pengembangan Inalum ke depan ialah membangun pelabuhan,
pembangkit tenaga listrik, dan pembangunan smelter (pabrik pengolahan dan pemurnian).
Saat ini, kapasitas aluminium ingot Inalum sendiri sudah meningkat dari sekitar 260 ribu ton
di 2012 menjadi sekitar 290 ribu ton di 2013.
Target jangka pendek dan jangka panjang dengan menjadi BUMN harus tumbuh 500 ribu
ton kapasitas di 2019, katanya.
Winardi mengatakan, sampai saat ini Inalum masih menyelesaikan proses feasibility study
untuk pengembangan. Pembangunan pembangkit listrik bertenaga 600 Mw menjadi prioritas
karena membutuhkan waktu yang lama. Targetnya pada akhir semester pertama 2016 sudah
bisa dilakukan ground breaking.
Pembangkit listrik jadi prioritas karena paling lama bisa 36-40 bulan, katanya.
Ia menambahkan, jika pembangunan smelter sudah bisa dirampungkan, bahan baku alumina
yang dibutuhkan mencapai dua kali dari kapasitas smelter.
Perlu alumina dua kali dari kapasitas smelter. Jadi untuk dobel kapasitas perlu 1 juta ton,
ulas Winardi.
Kunjungan ke Sumut
Sehari sebelumnya, manajemen Inalum beraudiensi dengan Gubernur Sumatera Utara
(Sumut) mengenai rencana pengembangan usaha di provinsi tersebut akan akan menyerap
banyak tenaga kerja.
Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho berharap Inalum yang sudah berubah status menjadi
BUMN bisa semakin menyejahterakan masyarakat Sumut, khususnya daerah sekitar
perusahaan itu beroperasi. (Ant/E-4)
anshar@mediaindonesia.com


































Kualitas Pembangunan dan Moral

Kiki Verico Dosen FE UI dan peneliti LPEM FE UI.


DALAM kurun waktu hampir 10 tahun,Indonesia berhasil membukukan pertumbuhan
ekonomi yang cukup baik dengan rata-rata 5,9%. Bahkan ketika terjadi krisis ekonomi global
2008, pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap positif. Indonesia pun berhasil menurunkan
tingkat kemiskinan dari 17,8% ke 11,7%.

Selain perubahan ke arah yang lebih baik, ada hal yang harus diperhatikan ke depan, yaitu,
satu, masih cukup tingginya rata-rata laju inflasi, tingkat suku bunga dalam negeri, harga
produk ekspor sehingga kurang kompetitif dan rentannya nilai tukar rupiah.

Dua, melebarnya tingkat kesenjangan pendapatan masyarakat (Gini ratio) dari kisaran 0,3 ke
0,4 dengan mayoritas tingkat pendidikan masih rendah dan sektor dominan masih informal.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih bisa optimal dan merata jika fokus pembangunan
tidak hanya pada kuantitas, tetapi kualitas.
Sebuah buku best seller 1973 berjudul Small is Beautiful: A Study of Economics as if People
Mattered yang ditulis ekonom Inggris EF Schumacher menjelaskan bahwa `kualitas'
pembangunan terletak pada keberhasilan membangun `unit terkecil' dari pembangunan, yaitu
manusia. Manusia harus diberdayakan melalui peningkatan tingkat pendidikan dan kualitas
kesehatan. Di sinilah fungsi utama kebijakan publik.
Wakil rakyat dan pemerintah juga harus menciptakan kebijakan yang bersahabat bagi dunia
usaha sehingga dapat mendorong semangat kewirausahaan dari skala besar hingga skala
kecil. Ini akan meningkatkan kesempatan kerja dan daya beli masyarakat yang pada akhirnya
dapat menurunkan tingkat kemiskinan dan kesenjangan.
Ambil peran
Pemerintah dan wakil rakyat memegang peranan kunci dalam pembangunan karena
kehidupan negara ditentukan oleh undang-undang, peraturan pemerintah, dan kebijakan
turunan yang dihasilkan. Lalu apa modal utama yang harus mereka miliki sehingga
menghasilkan kebijakan yang baik? Jawabannya ialah `empati kepada rakyat'. Mereka harus
bekerja untuk kepentingan rakyat bukan untuk kepentingan diri sendiri atau kelompoknya.
Empati adalah wujud moral. Bagaimana ilmu ekonomi menjelaskan ini?
Walau mengadopsi pendekatan rasional yang mekanistis sejak abad 17, ilmu ekonomi tetap
menempatkan aspek nonmaterial pembangunan, yaitu moral, sebagai faktor utama.
Cakupannya berada di dua kutub, yaitu positif material dan normatif non material (Walras,
1896).
Material bisa dipengaruhi nonmaterial seperti moral. Contoh yang paling mudah ialah ketika
`cacat moral' saat pejabat terlibat korupsi membuat ekonomi tidak efisien dan nilai
materialnya turun. Perilaku `cacat moral' seperti penyalahgunaan jabatan, gratifikasi,
pungutan liar, eksploitasi rente dan penyelewengan anggaran pembangunan membuat
ekonomi tidak produktif. Tidak produktif karena biaya ekonomi dan biaya alternatif
(opportunity cost) untuk berusaha menjadi mahal sehingga kewirausahaan tidak tumbuh.
Kerugian itu jelas kerugian material sehingga secara sederhana, wakil rakyat dan pemerintah
yang terpilih nanti harus sadar bahwa pelanggaran moral seperti korupsi dapat menurunkan
produktivitas dan nilai tambah ekonomi dan menyengsarakan rakyat. Tingkat kesadaran
terbaik untuk tidak melakukan korupsi bukan ketika mereka `takut dihukum', melainkan
ketika mereka sadar secara moral bahwa korupsi merugikan rakyat secara materi.
Lalu, menurut ilmu ekonomi, apalagi yang harus dimiliki oleh wakil rakyat dan pemerintah?
Pertama, menghargai kebebasan individu untuk berusaha dan bekerja termasuk di dalamnya
kebebasan kreativitas dan berkarya. Sejak era sebelum Adam Smith, para filsuf seperti SW
Petty, J Locke, F Hutcheson, dan F Quesnay sudah mengatakan bahwa kebebasan individu
adalah hal yang paling `alami' dalam ekonomi. Setiap orang memiliki keinginan dan
kebebasan untuk mewujudkan impiannya termasuk dalam memilih pendidikan dan pekerjaan.
Kesempatan sama
Setiap orang memiliki keahlian yang berbeda untuk saling melengkapi. Ilmu ekonomi
menganggap proses ini harus terjadi secara alamiah seperti halnya sirkulasi darah di dalam
tubuh (Harvey) dan gravitasi di alam semesta (Newton). Sepanjang tidak melanggar hukum
yang berlaku, pemerintah wajib menjamin kebebasan alamiah setiap warga negaranya.
Kedua, menyadari bahwa semua orang harus memiliki kesempatan yang sama, tanpa
diskriminasi, untuk mencapai cita-citanya. Kesempatan akan sama jika setiap individu
memiliki dua modal yang sama, yaitu sehat dan terdidik.
Karena itu, pemerintahan yang baik adalah pemerintahan yang menempatkan pendidikan dan
kesehatan sebagai prioritas utama pembangunan. Untuk melengkapi itu, pemerintah juga
harus melindungi hasil karya cipta dan hak milik setiap individu guna menjamin tetap
tumbuhnya kreativitas, sebuah faktor penting dalam pembangunan yang dinamis.
Ketiga, memahami bahwa investasi itu penting. Investasi menciptakan lapangan kerja.
Seluruh aliran pemikiran ekonomi sepakat bahwa investasi seperti modal produksi, termasuk
di dalamnya riset dan teknologi, sangat penting dalam mendorong meningkatnya
produktivitas individu dan daya saing negara. Semakin tinggi produktivitas, semakin tinggi
nilai tambah sehingga semakin sejahtera baik individu maupun negara.
Karena itu, pemerintahan yang baik adalah pemerintahan yang sadar bahwa investasi
termasuk infrastruktur fisik dan ketersediaan alat produksi sangat diperlukan dalam upaya
meningkatkan produktivitas individu, menciptakan lapangan pekerjaan, dan pada akhirnya,
meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Keempat, berpihak pada rakyat yang pilihan hidupnya terbatas. Contoh yang paling mudah
ialah menyediakan fasilitas dan sarana publik yang layak untuk rakyat, seperti trotoar untuk
pejalan kaki, taman kota, sarana transportasi dan infrastruktur fisik seperti jalan raya,
jembatan, rel kereta api, pelabuhan udara, pelabuhan laut, infrastruktur desa, dan sistem
irigasi. Hanya keberpihakan yang akan melahirkan kebijakan yang memberikan kenyamanan
bagi masyarakat luas dan mencegah pemanfaatan proyek-proyek publik untuk `ladang
korupsi'.
Apa yang harus ada di sini? Seperti yang dikatakan ilmu ekonomi sympathy is the basis of
benevolence and benevolence can moderate self-interest. Hanya simpati yang bisa meredam
`ego kerakusan' penguasa. Tidak terbawa gaya hidup mewah (hedonis) dan mampu menahan
diri dari godaan kekuasaan adalah contohnya.
Kelima, membantu yang lemah karena ketimpangan sebagai hukum alam akan selalu ada.
Hukum Pareto menyebutkan bahwa inequality is empirical law of nature. Para wakil rakyat
dan pemerintah harus membuat kebijakan yang tidak berpotensi memperbesar kesenjangan
dan selalu berusaha mengangkat rakyat dari jurang kemiskinan.
Upaya memperkecil ketimpangan dan mengurangi kemiskinan ialah pekerjaan yang tidak
akan ada habisnya. Menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas membutuhkan
orientasi pembangunan yang fokus pada manusia dan kebutuhannya. Semua itu
membutuhkan moral yang terdiri dari empati, simpati, dan keberpihakan. Semoga semua itu
akan kita temukan pada diri para wakil rakyat dan pemerintah mendatang. Semoga.




















Mimpi Netralitas PNS dalam Pilpres

Tasroh PNS di Pemkab Banyumas, Alumnus Ritsumeikan Asia Pacific University, Jepang


Netralitas PNS dalam realitas demokrasi politik di satu sisi dan fakta pimpinan
birokrasi yang berlatar partai politik di sisi lain, justru contradictio in determinis.
TERMINOLOGI `netral' di tengah liberalisme demokrasi politik yang sedang tumbuh di
Indonesia dalam 10 tahun terakhir terus mengalami godaan, demikian Presiden Yudhoyono
menyindir banyaknya aparat negara yang terlibat dalam dukung-mendukung capres-cawapres
2014. Padahal, PP No 53/2010 tentang Disiplin PNS sudah amat jelas menegaskan sekaligus
melarang keras dengan sejumlah sanksi kepada PNS yang nekat melakukan dukung-
mendukung apalagi terlibat dalam kampanye fisik pada calon tertentu.
Ancaman pemberhentian, pemecatan, hingga pidana pemilu sudah benderang diketahui dan
sudah menjadi komitmen pemerintah dan PNS itu sendiri. Pasal 16 PP No 53/2010 tegas
menyebut, `...PNS dilarang terlibat langsung atau tidak langsung dalam kampanye politik
akan mendapatkan sanksi sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku...'. Namun,
realitas demokrasi dan politik `birokrasi' di Indonesia sendiri masih blunder bahkan banyak
tergambar kebijakan abu-abunya.
Artinya, netralitas PNS dalam realitas demokrasi politik di satu sisi dan fakta pimpinan
birokrasi yang berlatar partai politik di sisi lain, justru contradictio in determinis. Hal itu
disebabkan antara aturan hukum birokrasi dan fakta kepemimpinan birokrasi tidak nyambung
(disconnected).
Bahkan pakar hukum tata negara Yusril Ihza Mahendra (2014) menyebutkan mustahil PNS
kini bisa netral 100% dalam urusan politik karena pemimpin birokrasi PNS itu sendiri yang
notabene adalah `pembina' dan `penentu karier PNS' ialah `makhluk politik' (alias politikus).
Lihat, misalnya, kepala daerah (baik gubernur/wakil gubernur, bupati/wakil bupati, wali
kota/wakil wali kota) hingga menteri, pejabat negara yang berfungsi sebagai `penentu karier'
PNS di lembaga/instansi tempatnya bekerja ialah kader politik tertentu, utusan parpol, atau
pilihan parpol karena mereka, meskipun dipilih rakyat secara langsung, untuk menuju kepada
pencalonannya menjadi peran dan kewenangan parpol. Mustahil larangan dan aturan
netralitas PNS dalam politik benar-benar dijalankan seutuhnya.
Mengapa? Ada dua alasan. Pertama, nasib PNS bergantung pada hasil penilaian kinerja
pembina dan penilai kinerja PNS bersangkutan. Bahkan seluruh jenjang karier PNS
ditentukan 100% oleh pejabat pembina kepegawaian yang merupakan `orang terdekat'
pimpinan birokrasi (menteri, pejabat lembaga negara, gubernur, bupati, wali kota), tempat
PNS mengabdi.

Atas dasar fakta birokrasi demikian, sulit PNS bisa netral sepenuhnya meskipun kini UU No
43/1999 tentang Kepegawaian telah mengubah pejabat pembina kepegawaian menjadi tugas
pokok sekretaris daerah atau pejabat nonpolitik di lembaga/instansi tersebut.
Atas dasar fakta tersebut, PNS yang berkampanye `netral' justru sering dianggap aneh oleh
gubernur, bupati, atau wali kota. Apalagi di kala hampir semua pemimpin daerah dan
sejumlah menteri justru menjadi anggota, bahkan ketua tim pemenangan capres-cawapres.
Kedua, kultur birokrasi yang `remang-remang' (blue culture bureaucracy). Memang dalam
kultur birokrasi di Indonesia `tidak dikenal' bahasa vulgar keberpihakan kepada calon
capres/cawapres tertentu di permukaan dan dalam komunikasi artifisial (surface
communication), seperti disebutkan Theodore Joe dalam Beyond Political Bureaucracy
(2009), sehingga memungkinkan abdi masyarakat bernama PNS itu tetaplah mampu bermain
`kucing-kucingan' untuk menggalang dukung-mendukung atau terlibat dalam kegiatan politik
beserta variannya.
Hal itu diperparah dengan model penilaian kinerja PNS ketika klausul `loyalitas kepada
atasan' yang notabene `atasan' berafiliasi dengan parpol, akan selalu bersengkarut dengan ke
mana dan pada siapa afiliasi politik atasan tersebut. Maka dalam posisi demikian, PNS harus
lincah menjadi pegawai yang `munafik' demi rasa aman dan selamat meniti karier, lebih-lebih
apabila `pilihan politik' sang atasan berbeda dengan sang PNS.
Meningkatkan sanksi
Pertanyaannya kemudian ialah bagaimana mencegah agar ke(tidak)netralan PNS tersebut
tidak berimbas kepada kinerja PNS bersangkutan sesuai dengan tugas pokoknya masing-
masing? Khususnya tidak mengganggu proses layanan publik baik langsung ataupun tidak di
masa depan?
Harus diakui bahwa aturan kepegawaian di Indonesia belum benar-benar mampu
memberikan `jaminan' netralitas PNS sepenuhnya, sejujurnya. UU No 5/2014 tentang
Aparatur Sipil Negara yang baru saja diundangkan masih `meraba-raba' hendak apa dan
bagaimana mengelola SDM pemerintah tersebut agar kian adil, jujur, profesional, dan bervisi
kebangsaan yang baik; tetapi di sisi yang ada aturan lain yang juga legal dan sudah menjadi
komitmen bahwa `semua WNI harus mendapatkan perlakuan yang sama di depan hukum dan
pemerintahan'.
Bahkan di era liberalisme demokrasi politik, juga sudah menjadi tradisi bahwa semua WNI
(termasuk PNS) memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam berpartisipasi berdemokrasi
dan berpolitik dengan prinsip-prinsip kepegawaian modern.
Untuk alasan tersebut, pemerintah di bawah kewenangan presiden dan kementerian terkait
(Kemenpan dan RB) semestinya melahirkan regulasi negara khusus yang mencakup hak dan
kewajiban PNS dalam bidang politik. Langkah ini mendesak dilakukan pemerintah tidak saja
karena regulasi tersebut menjadi landasan yang realistis bagi PNS dalam berpolitik, tetapi
sekaligus harus menegaskan kembali `keberanian' regulator meningkatkan sanksi
kepegawaian kepada PNS bandel.
Ada pelajaran menarik dari pemerintah Jepang sejak era PM Shintaro AB untuk `menekan'
keterlibatan PNS dalam dukung-mendukung parpol atau berpolitik praktis. PM Shintaro lebih
menerapkan `peningkatan sanksi' kepegawaian terhadap pegawai pemerintah yang bandel
dengan melakukan watch dog secara berjenjang di setiap instansi. Misalnya, tak perlu PNS
dengan bukti-bukti sampai tiga kali melakukan pelanggaran aturan atau tidak perlu harus
`ketangkap' basah secara fisik, tetapi dapat pula dilihat dari hasil evaluasi menyeluruh
lembaga/instansi berwenang terhadap PNS bersangkutan yang bandel.
Di sisi lain, kepatuhan dan ketegasan itu juga berlaku secara berjenjang sesuai dengan
struktur birokrasi. Yang harus patuh juga termasuk pimpinan birokrasi, pejabat kepegawaian
di setiap lembaga/ instansi secara jujur, adil, dan profesional. Selama ini, khususnya praktik
birokrasi di Indonesia, kesalahan sering hanya ditimpakan dan menjadi tanggung jawab PNS
di bawah (yang tak memiliki jabatan strategis) tanpa melibatkan secara integral pejabat di
atas sang PNS bersangkutan. Akibatnya, bawahanlah yang sering menjadi korbannya,
padahal mereka `terpaksa' terlibat dalam urusan politik. PNS butuh keteladanan.

Você também pode gostar