Você está na página 1de 18

TERAPI LATIHAN

Definisi :
Dikemukakan oleh Gardiner tahun 1964 :
Exercise therapy is means of accelerating the patient is from injuries and disease which have altered his
normal way living.
Artinya : terapi latihan adalah suatu cara mempercepat penyembuhan dari suatu injuri/penyakit
tertentu yang pernah mengubah cara hidupnya yang normal.
Terapi latihan adalah suatu usaha pengobatan dalam fisioterapi yang dalam pelaksanaanya mengunakan
latihan latihan gerakan tubuh baik secara aktif maupun pasif.
Terapi latihan adalah suatu usaha untuk mempercepat penyembuhan dari suatu injury atau penyakit
tertentu yang telah merubah cara hidupnya yang normal.

Tujuan terapi latihan :
1.Memajukan aktifitas penderita dimana dan bilamana perlu.
2.Memperbaiki otot-otot yang tidak efisien dan memperoleh kembali jarak gerak sendi yang normal
tanpa memperlambat usaha mencapai gerakkan yang berfungsi dan efisien.
3.Memajukan kemampuan penderita yang telah ada untuk dapat melakukan gerakan-gerakan yang
berfungsi serta bertujuan, sehingga dapat mengembalikan ke aktifitas normal.
Adapun tujuan dari terapi latihan adalah mencegah gangguan fungsi, mengembangkan, memperbaiki,
mengembalikan dan memelihara :
1.Kekuatan otot.
2.Daya tahan dan kebugaran kardiovaskuler.
3.Mobility dan flexibility
4.Stabilitas
5.Rileksasi
6.Koordinasi, keseimbangan dan kemampuan fungsional.

Setelah melalu proses komprehensif tujuan terapi latihan berguna untuk :
1.Indentifikasi problem pasien.
2.Keterbatasan fungsi.
3.Jenis gangguan.
4.Kemungkinan timbulnya kecacatan.
Adapun tehnik terapi latihan dan gerakan yang dipergunakan dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Aktive movement :
Voluntary movement : 1. Assisted active movement.
2. Free active movement.
3. Assisted-resisted active movement.
4. Resisted active movement.
Involuntary movement : misalnya reflek.
2. Pasive movement :
1.Relaxed passive movement.
2.Forced passive movement.
3.Manipulative passive movement.














GERAKAN PASIF ( PASIVE MOVEMENT )


A. RELAXED PASIVE MOVEMENT ( RPM )
1.Tehnik RPM :
a.Rileksasi
Sebelum melakukan gerakan sendi diusahakan agar otot-otot disekitar sendi yang akan digerakkan
dalam keadaan rileks, dengan cara :
b.Starting posisi yang betul.
Diberikan heating/pemanasan, mis : IR, SWD, paraffin dll.
Massage.
c.Fiksasi
Anggota yang digerakkan bagian proksimal harus duifiksasi dengan betul agar terjadi gerakan yang
benar.
d.Support
Bagian yang digerakkan harus mendapatkan penyanggaan yang sempurna.
e.Traksi/tarikan :
Sebelum dan sesudah sendi digerakkan sebaiknya sendi dilakukan penarikan terlebih dahulu.
Tujuan : mencegah pergeseran pembentuk sendi.
f.Lingkup Gerak Seendi ( LGS )
Dilakukan dengan LGS penuh sampai batas gerak sendi. Untuk mempertahankan LGS dilakukan 2 x
sehari 6 kali.
Kecepatan dan lama gerakkan
Kecepatan tergantung tujuanya.
Untuk memperoleh rileksasi kecepatan lambat dan teratur.
Untuk memperlancar sirkulasi darah kecepatan cepat, teratur dan berulang ulang.



2.Efek dan kegunaan RPM :
1. Mencegah proses perlengketan jaringan untuk memelihara kebebasan gerak sendi.
2.Mendidik kembali pola gerakan dengan stimulasi pada propioceptor.
3.Memelihara skstensibilitas otot dan mencegah pemendekan otot.
4.Memeperbaiki/memperlancar sirkulasi darah/limfe.
5.Rileksasi.

B.FORCED PASIVE MOVEMENT ( FPM )
1.Teknik FPM
Penekana yang kuat dan tiba-tiba, ini kurang begitu bagus karena bias terjadi robekan sendi.
Penarikan yang mampu dan menetap.
2.Efek dan kegunaan :
Membebeskan perlengketan jaringan.
Mencegah pemendekan struktur sekitar sendi.

C.MANIPULATING PASIVE MOVEMENT
Biasanya dilakukan oleh seorang dokter anastesi kemudian sendi digerakkan.












GERAKAN AKTIF ( ACTIVE MOVEMENT )

Terrdiri dari 2 tipe :
1. VOLUNTARY MOVEMENT
Yaitu gerakan yang disadari, terkontrol dan terkoordinir.
Tipe gerakan :
1. FREE EXERCISE
Yaitu bentuk latihan dimana gerakan yang terjadi akibat kontraksi otot yang bersangkutan tanpa
pengaruh dari luar. Nilai otot minimal 3.
Klasifikasi :
a.Lokal exercise
Ditujukan untuk mendapatkan efek lokal mobilisasi sendi tertentu atau penguatan grup otot tertentu.
b.General exercise
Ditujukan untuk meningkatkan kebugaran, melibatkan banyak sendi dan grup- grup otot efek yang
luas.
Sifat latihan :
a.Subyektive exercise
Gerakan dilakukan dalam LGS penuh ( Full ROM ) dan meliputi satu atau banyak sendi.
Perhatian penderita dipusatkan untuk terselenggaranya gerakan yang baik dan ketepatan
penyelenggaraan gerakan.
b.Obyektive exercise
Latihan tidak ditujukan pada pembentukan gerakkan, tetapi pada suatu obyek tertentu.
Teknik :
a.Starting position, terdiri dari :
1.Non Weight Bearing ( NWB )
2.Partial Weight Bearing ( PWB )
3.Full Weight Bearing ( FWB )

b.Instruksi/aba-aba :
Harus jelas, tegas sehingga pasien mampu untuk mengerjakannya.
c.Kecepatan dan durasi :
Tergantung dan tujuannya.
Keuntungan :
a.Bisa dilakukan sendiri oleh penderita.
b.Akan menimbulkan kepercayaan diri si penderita, bahwa sudah bisa bergerak.
Kerugian :
Bila kekuatan otot tak seimbang akan menyebabkan suatu gerakan yang tidak terkoordinir dengan baik
Efek dan kegunaan :
1.Dapat menghasilkan rileksasi
penurunan otot Resiprox inhibisi
2.Mobilisasi sendi
gerakan yang berulang-ulang dengan LGS yang penuh maka mobilisasi sendi dapat teratasi.
3.Kekuatan dan daya tahan otot.
4.Koordinasi system neuromuscular.
5.Kepercayaan penderita.
6.Sistem cardiorespirasi dan vaskuler.

2. ASSISTED EXERCISE
Yaitu bentuk latihan dimana gerakan yang terjadi akibat kontraksi otot yang bersangkutan dan
mendapat bantuan dari luar. Apabila kerja otot tidak cukup kuat untuk melakukan suatu gerakan maka
diperlukan kekuatan dari luar. Kekuatan tersebut harus diberikan dengan arah yang sesuai dengan kerja
otot.
1.Starting position
2.Bentuk dan gerakan, harus betul-betul dikuasai penderita arah gerakanya dapat menuju sasaran
yang diperlukan.
3.Fiksasi arah gerakanya murni.
diberikan pada daerah proximal sendi yang digerakan
4.Support/penyanggaan.
5.bagian yang digerakan harus tersupport mengurangi kerja otot-otot yang lemah.
Misalnya : Fisioterapis, suspension, sling, papan licin.dll.
6.Traksi ( strech reflex )
7.traksi pada sendi dan otot yang bersangkutan.
8.Mengurangi ketegangan/rileksasi
9.Arah gerakan.
10.Sifat gerakan, gerakan harus terselengara secara ritmis dan betul-betul terkontrol.
11.Pengurangan gerakan, tergantung pada tujuan dan disesuaikan denganderajat otot yang
bersangkutan
12.Kerjasama fisioterapis dengan pasien
Efek dan kegunaan :
1.Memberikan stimulasi tentang gerakan yang disadari.
2.Memberikan stimulasi terhadap ingatan ( memory ) dengan cara pasien melihat gerakan yang
bersangkutan.
3.Mengembalikan kepercayaan penderita.
4.Meningkatkan/mempertahankan LGS.
5.Meningkatkan kekuatan otot.

3. RESISTED EXERCISE
Yaitu suatu latihan,otot yang bekerja dalam suatu gerakan untuk melawan suatu tahanan.
Tahanan yang diberikan optimal : suatu tahanan yang diberikan pada suatu otot yang berkontraksi,
dimana otot tersebut masih bisa bekerja dengan LGS yang penuh dan koordinasi gerakan yang baik.
Jenis-jenis tahanan yang dapat diberikan :
Fisioterapis
Tahanan yang diberikan fisioterapi berlawanan dengan arah gerakan.
Keuntungan : besarnya tahanan dapat diubah-ubah sesuai dengan kemampuan otot.
Kerugian : tidak dapat menjumlah gaya yang diberikan fisioterapi terhadap tahanan sehingga sulit untuk
mengevaluasi.
Penderita sendiri :
Dengan mengunakan anggota tubuh yang sehat.
Dengan mengunakan berat badan si penderita.mis : jongkok berdiri.dll
Keuntungan ; besarnya tahanan dapat diubah-ubah sesuai dengan kemampuan otot.
Kerugian : tidak bisa mengukur berapa besarnya gaya yang dikeluarkan oleh otot itu.
Pemberat
Misalnya ; barbell, sand bag, dll.
Pemberat dan pulley :
Puley rangkaian tali dan katrol





Per ( spring ) dan benda benda yang elastis :





Zat-zat yang bisa berubah bentuk :
Misal : paraffin, silicon, gel, malam, spon dll.
Air :
Dapat digunakan sebagai pemberat arah : gerakan berlawanan dengan Hkm.archimedes.
Bila yang bergerak kecil resisten juga kecil.
Bila yang bergerak besar resisten juga besar.
Faktor-faktor yang membentuk efisiensi otot kerja :
1.Power/kekuatan
Reaksi dalam tubuh dalam melawan beban/tahanan.
Kekuatan dapat dilatih dengan :
Menggunakan pembebanan yang tinggi ( high resistence )
Pengulangan gerakan yang rendah dan pelan ( low repetition )
2.Endurance/daya tahan otot
Lamanya seseorang/otot-otot mampu berkontraksi/bertahan dalam melawan tahanan.
Latihan yang diterapkan : pengulangan yang sering dan banyak ( low resistance )
3.Besarnya otot
Semakin besar otot,kekuatan semakin besar.
4.Kecepatan kontraksi :
Semakin cepat kerja otot semakin efisien.
5.Koordinasi gerakan : yaitu adanya kerja sama otot-otot.

Teknik resistance exercise :
1.Starting posisi :
2.Pola gerakan ( pattern of movement )
Benar-benar diketahui oleh penderita ( active movement/passive movement )
3.Stabilisasi
Diberikan pada anggota yang letaknya proximal sendi yang bersangkutan.
4.Traksi/tarikan otot
Fungsi : menciptakan stimulasi sehingga otot berkontraksi.
5.Besarnya tahanan : tahanan harus optimal.
6.Sifat gerakan
Gerakan yang halus, full ROM dan terkodinir dengan baik.
7.Pengulangan gerakan ( repetisi )
8.Kerjasama fisioterapis dengan penderita.



3.INVOLUNTARY MOVEMENT
Merupakan gerakan yang tidak disadari, yang dapat diartikan sebagai jawaban terhadap rangsangan
sensoris.
Sifat gerakan: protektif / pertahanan
Macam-macam reflek:
1.Stretch reflek
Merupakan spinal reflek yang terjadi oleh karena penguluran otot.
2.Righting reflek
Merupakan rangkaian reflek yang terjadi di dalam mempertahankan keseimbangan tubuh.
3.Postural reflek
Merupakan rangkaian reflek yang terjadi untuk mempertahankan sikap tubuh dalam posisi tegak /
berdiri.
Efek dan penggunaan
1.Memperkembangkan system neuromuskuler, bila voluntary movement, tidak bisa diselenggarakan.
2.Mempertahankan ROM dan sifat fisiologis otot mencegah perlengketan jaringan
3.Meningkatkan sirkulasi darah
4.Relaksasi otot
5.Meningkatkan / memperbaiki sikap tubuh..








Terapi Latihan


Terapi latihan adalah salah satu modalitas fisioterapi dengan menggunakan gerak tubuh
baik secara active maupun passive untuk pemeliharaan dan perbaikan kekuatan, ketahanan dan
kemampuan kardiovaskuler, mobilitas dan fleksibilitas, stabilitas, rileksasi,
koordinasi, keseimbangan dan kemampuan fungsional.
Teknologi intervensi Fisioterapi yang dapat digunakan antara lain :

Terapi latihan adalah suatu teknik fisioterapi untuk memulihkan dan meningkatkan kondisi
otot, tulang, jantung dan paru-paru, agar menjadi lebih baik pada seorang pasien. Faktor penting
yang berpengaruh pada efektifitas program terapi latihan adalah edukasi dan keterlibatan pasien
secara aktif dalam rencana pengobatan yang telah disusun.

Pemberian terapi latihan baik secara aktif maupun pasif, baik menggunakan alat maupun
tanpa menggunakan alat dapat memberikan efek naiknya adaptasi pemulihan kekuatan tendon,
ligament serta dapat menambah kekuatan otot, sehingga dapat mempertahankan stabilitas sendi
dan menambah luas gerak sendi.

Terapi latihan pada osteoarthritis lutut bertujuan untuk meningkatkan kekuatan otot
quadriceps, karena pada kondisi osteoarthritis sendi lutut sering menimbulkan rasa sakit serta
ketidakmampuan akan bertambah dengan munculnya kelemahan otot quadriseps dan atropi otot,
yang merupakan komponen yang penting dalam membantu menstabilisasi persendian.
Sedangkan kelemahan otot quadriseps dapat mengakibatkan semakin parahnya osteoarthritis.
Terapi latihan selain untuk penguatan otot quadriseps dapat juga meningkatkan peredaran darah
pada persendian, sehingga nutrisi pada tulang rawan terpenuhi. Disamping itu terapi latihan juga
bersifat baik pada fungsi jaringan di sekeliling persendian, misalnya kapsul sendi, ligament
dan tendon yang sering rusak akibat adanya osteoarhritis. Dengan demikian resiko terjadinya
luka atau cidera pada persendian bisa dihindari.
Menurut Kisner (1996) dosis terapi latihan yang digunakan sebanyak 6 kali pengulangan
disesuaikan dengan kondisi umum pasien, apabila keadaan umum pasien baik maka latihan dapat
diulang sampai 10 kali pengulangan.

Adapun terapi latihan yang akan diberikan, antara lain :

A. Forced Passive Movement
1. Ketentuan Melakukan Passive Movement
Forced passive movement merupakan teknik latihan yang pada dasarnya adalah latihan
passive sehingga perlu diperhatikan ketentuan melakukan passive movement sebelum melakukan
latihan yaitu :
1) Bagian yang tidak digerakan harus di suport dengan baik.
2) Bagian yang akan digerakan harus di pegang dengan benar (comfort).
3) Gerakan yang terjadi dapat dari distal ke proksimal atau sebaliknya.
4) Pegangan pada bagian kulit yang tertarik harus memudahkan mencegah tarikan yang
berlebihan.
5) Pegangan harus dekat dengan sendi untuk memberikan gerakan yang memungkinkan.
6) Gerakan yang terjadi pada sendi memungkinkan memberikan slight traksi dan tekanan harus
mempunyai pengaruh dorongan pada jarak ekstremitas.
7) Gerakan harus halus dan teratur, pengulangan gerakan diberikan dengan selang waktu (tempo).
8) Pengubahan pegangan harus dilakkukan dengan halus dan posisi pengaturan tangan atau
pegangan seminimal mungkin yang diperlukan.
2. Teknik Pelaksanaan Forced Passive Movement
Sebelum memberikan latihan forced passive movement pasien diberikan penyinaran infra
merah sebagai persiapan latihan. Tidak lupa berikan gambaran kepada pasien tentang apa,
bagaimana, dan untuk apa latihan diberikan.
1) Persiapan Pasien
(1) Posisikan pasien senyaman mungkin, pada kasus post Orif fraktur shaft femur dextra, pasien
tidur tengkurap (tungkai atas tersuport dengan baik).
(2) Pastikan pasien sadar, dan cek vital sign.
2) Persiapan Terapis
(1) Posisi terapis usahakan nyaman dan dapat menjangkau dengan baik terhadap gerakan yang
dilakukan, pada kasus ini terapis di samping kanan tungkai penderita.
(2) Jaga kontak dengan pasien.
3) Pelaksanaan Latihan
(1) Mobilisasi persendian tungkai (passive movement dan pasien relax) pada kasus ini adalah hip
joint, knee joint, dan pattella femoral joint tungkai kanan.
(2) Statik kontraksi (kontraksi isometrik) untuk menjaga tonus otot dan menjaga kekuatan otot,
dalam kasus ini dengan cara pasien diperintahkan untuk menekankan lutut ke bed tahan beberapa
saat lalu rilaks (terutama untuk otot ekstensor lutut).
(3) Pastikan pasien benar benar relax, terutama m.quadriceps dan m.hamstring tungkai kanan.
(4) Fiksasi di atas m.hamstring bagian bawah tungkai kanan, dengan tangan kiri terapis.
(5) Support bagian yang akan digerakan dengan baik, dalam hal ini support (pegangan) di atas
ankle tungkai kanan, oleh tangan kanan terapis.
(6) Traksi atau tarikan diberikan selama gerakan untuk mengurangi pergesekan dalam sendi dan
penguluran otot (m. quadriceps).
(7) Gerakan yang diberikan yaitu fleksi lutut tungkai kanan (jaga agar pasien tetap relax), gerakan
dilakukan sampai batas rasa nyeri (penderita merasa nyeri pada lingkup gerak sendi tertentu,
gerakan dihentikan).
(8) Penekanan diberikan pada akhir gerakan dengan tiba tiba untuk menambah lingkup gerak
sendi.
(9) Kecepatan gerakan, gerakan harus lambat, teratur dan terkontrol karena selama gerakan fleksi
knee m. quadriceps dan m. hamstring harus tetap relax.
(10) Dosis, Menurut Kisner (1996) dosis terapi latihan yang digunakan sebanyak 6 kali pengulangan,
disesuaikan dengan kondisi umum pasien, apabila kondisi umum pasien baik dapat di ulang
sampai 10 kali pengulangan.
4) Setelah Latihan
(1) Evaluasi atau cek kembali keadaan umum pasien.
(2) Berikan waktu istirahat sebelum pasien meninggalkan tempat latihan.


B. Free Active Movement
Free active movement merupakan bagian dari active exercise yang dihasilkan oleh
kontraksi otot yang melawan gaya gravitasi pada bagian tubuh yang bergerak, tanpa adanya
bantuan atau tenaga dari luar, dengan tujuan sebagai mobilisasi, rileksasi dan sebagai persiapan
untuk latihan selanjutnya.

C. Relax Passive Movement
Merupakan gerakan yang murni berasal dari luar atau terapis tanpa disertai gerakan dari
anggota tubuh pasien. Gerakan ini bertujuan untuk melatih otot secara pasif, oleh karena gerakan
berasal dari luar atau terapis sehingga dengan gerak rileks passive movement ini diharapkan otot
yang dilatih menjadi rilek maka menyebabkan efek pengurangan atau penurunan nyeri akibat
incisi serta mencegah terjadinya keterbatasan gerak serta menjaga elastisitas otot.
Mekanisme penurunan nyeri oleh gerakan rileks passive movement sebagai berikut : adanya
stimulasi kinestetik berupa gerakan rileks pasif movement yang murni berasal dari luar atau
terapis tanpa disertai gerakan dari anggota tubuh pasien akan merangsang muscle spindle dan
organ tendo golgi dalam pengaturan motorik, fungsi dari muscle spindle adalah :
(1) mendeteksi perubahan panjang serabut otot
(2) mendeteksi kecepatan perubahan panjang otot, sedangkan fungsi dari organ tedo golgi adalah
mendeteksi ketegangan yang bekerja pada tendo golgi saat otot berkontraksi Dengan
terstimulasinya muscle spindle dan organ tendo golgi lewat gerakan rileks passive movement
akan mempengaruhi mekanisme kontraksi dan rileksasi otot, yaitu bahwa ion-ion calsium secara
normal berada dalam ruang reticulum sarcoplasma. Potensial aksi menyebar lewat tubulus
transversum dan melepaskan Ca 2+. Filamen-filamen actin (garis tipis) menyelip diantara
filamen-filamen myosin, dan garis-garis bergerak saling mendekati. Ca 2+ kemudian
dipompakan kedalam reticulum sarcoplasma dan otot kemudian mengendor. Dengan kedaaan
otot yang sudah mengendor maka penurunan nyeri dapat terjadi melalui mekanisme-mekanisme
sebagai berikut:
(1) Tidak ada lagi perbedaan tekanan intramuscular yang menekan nociceptor sehingga
nociceptor tidak terangsang untuk menimbulkan nyeri,
(2) Dengan gerakan rileks passive movement yang berulang-ulang maka nociceptor akan
beradaptasi terhadap nyeri. Suatu sifat khusus dari semua reseptor sensoris adalah bahwa mereka
beradaptasi sebagian atau sama sekali terhadap rangsang mereka setelah suatu periode waktu.
Yaitu, bila suatu rangsang sensoris kontinu bekerja untuk pertama kali, mula-mula reseptor
tersebut bereaksi dengan kecepatan impuls yang sangat tinggi, kemudian secara progresif makin
berkurang sampai akhirnya banyak diantaranya sama sekali tidak bereaksi lagi . Hal ini dapat
pula untuk menentukan dosis gerakan rileks passive movement agar dapat menstimulasi muscle
spindle.
Mekanisme umum dari adaptasi dibagi dua yaitu :
(1) Sebagian adaptasi disebabkan oleh penyesuaian didalam struktur reseptor itu sendiri, (2)
Sebagian disebabkan oleh penyesuaian didalam fibril saraf terminal.
(3) Dengan mengendornya otot melalui gerakan rileks passive movement akan mempengaruhi
spasme otot dan iskemi jaringan sebagai penyebab nyeri. Spasme otot sering menimbulkan nyeri
alasanya mungkin dua macam, yaitu :
(1) Otot yang sedang berkontraksi menekan pembuluh darah intramuscular dan mengurangi atau
menghentikan sama sekali aliran darah,
(2) Kontraksi otot meningkatkan kecepatan metabolisme otot tersebut. Oleh karena itu , spasme
otot mungkin menyebabkan iskemi otot relatif sehingga timbul nyeri iskemik yang khas.
Penyebab nyeri pada iskemik belum diketahui, salah satu penyebab nyeri pada iskemik yang
diasumsikan adalah pengumpulan sejumlah besar asam laktat didalam jaringan, yang terbentuk
sebagai akibat metabolisme anaerobic yang terjadi selama iskemik, tetapi, mungkin pila zat
kimia lain, seperti bradikinin dan poliopeptida, terbentuk didalam jaringan karena kerusakan sel
otot dan bahwa inilah, bukannya asam laktat yang merangsang ujung saraf nyeri.

D. Resisted Active Exercise
Resisted active exercise merupakan bagian dari active exercise di mana terjadi kontraksi otot
secara statik maupun dinamik dengan diberikan tahanan dari luar, dengan tujuan meningkatkan
kekuatan otot dan meningkatkan daya tahan otot. Tahanan dari luar bisa manual atau mekanik.
Tahanan manual adalah tahanan yang kekuatannya berasal dari terapis dengan besarnya
tahanan disesuaikan dengan kemampuan pasien dan besarnya beban tahanan yang diberikan
tidak dapat diukur secara kuantitatif, sedangkan tahanan mekanik adalah tahanan dengan besar
beban menggunakan peralatan mekanik, dimana jumlah besarnya tahanan dapat diukur secara
kuantitatif. Pemberian tahanan mekanik dapat menggunakan quadriceps setting exercise dengan
alat quadriceps banch, dimana penentuan besarnya tahanan beban dan pengulangan ditentukan
dengan menggunakan tes submaksimal. Tes submaksimal yaitu tes untuk memperkirakan
kekuatan maksimal, dengan menggunakan Diagram Holten.
Diagram Holten menggambarkan hubungan antara jumlah pengulangan dan persentase
kemampuan pasien yang digunakan untuk menghitung 1 RM (Repetition Maximum). 1 RM
adalah beban maksimal yang mampu diangkat satu kali dalam tes submaksimal. Dengan rumus
sebagai berikut :
1 RM = A Kg X 100%
B %

Keterangan :
A Kg = perkiraan berat beban awal yang diberikan.
B % = jumlah pengulangan dalam %.
Penentuan jenis dan dosis latihan berdasarkan Diagram Holten tergantung dari tujuan yang ingin
dicapai seperti dapat dilihat dalam tabel 2.1 , berikut ini :
Tabel 2.1. Jenis Metode Latihan
Metode Intensitas
Dari 1 RM
Repetisi
(kali)
Seri Istirahat
(detik)
Tujuan
Mobilisasi 10 30 % 5 15 1- 4 60 Memperbaiki
mobilitas lokal
Koordinasi 10 35 % 10 20 2 6 30 60 Mempelajari
kembali pergerakan
Endurance 30 65 % > 20 1 3 0 30 Meningkatkan
kekuatan aerobik
lokal
Velocity 70 80 % 11 22 3 4 90 150 Melatih kecepatan
massa otot
Hipertrofi 75 85 % 6 12 3 5 2 5 Meningkatkan mas
sa otot
Kekuatan
absolut
90-100 % 1 4 3 6 3 6 Meningkatkan
kekuatan absolut


BAB II
PEMBAHASAN
A.

Pengertian
Exercise therapy

(Terapi latihan).
Terapi latihan adalah salah satu modalitas fisioterapi dengan menggunakan gerak tubuh baik
secara aktif maupun pasif untuk pemeliharaan dan perbaikan kekuatan, ketahanandan
kemampuan kardiovaskuler, mobilitas dan fleksibilitas, stabilitas, rileksasi,koordinasi,
keseimbangan dan kemampuan fungsional. Teknik terapi latihan inimerupakan teknik fisioterapi
yang paling sering dipergunakan terutama pada keadaankronis. Pada penggunaannya, jenis,
frekuensi, intensitas dan durasi latihan ditentukan berdasarkan pemeriksaan fisik. Jenis latihan
yang dapat dilakukan berupa latihanisometric, isotonic, aerobik maupun latihan akuatik. Jenis
jenis latihan ini biasanya bertujuan untuk memperbaiki jangkauan gerak, meningkatkan
kekuatan, koordinasi,ketahanan, keseimbangan dan postur. Latihan dapat dilakukan secara aktif
dimana penderita mengontrol sendiri gerakannya tanpa bantuan orang lain ataupun pasif
dimanagerakan dilakukan berdasarkan bantuan dari ahli fisioterapi. Terapi latihan
dapatdilakukan pada fase rehabilitasi berbagai jenis kelainan seperti stroke, penggantian
sendimaupun penuaan. Terapi ini dimaksudkan untuk mengembalikan fungsi sekaligusmemberi
penguatan dan pemeliharaan gerak agar bisa kembali normal atau setidaknyamendekati kondisi
normal. Kepada anak, akan diberikan latihan memegang maupunmenggerakkan tangan dan

kakinya. Setelah

mampu, akan dilanjutkan dengan latihanmobilisasi, dimulai dengan berdiri, melangkah, berjalan,
lari kecil, dan seterusnya.Pada kasus patah kaki, contohnya, akan dilakukan fisioterapi secara
bertahap, kapan sianak harus sedikit menapak sampai bisa menapak penuh.Latihan-latihan yang
diberikan bertujuan mempertahankan kekuatan otot-otot dankemampuan fungsionalnya dengan
mempertahankan sendi-sendinya agar tak menjadikaku. Hal ini perlu dilakukan karena kaki
patah yang dipasangi gips umumnya akanmengalami pengecilan otot, sehingga kekuatannya pun
berkurang. Lewat terapi yangdilakukan sambil bermain akan kelihatan bagian mana yang
mengalami penurunan fungsi.
B.

Tujuan
Secara keselutuhan, terapi latihan (exercise therapy)merupakan aktivitas fisik yang sistematis
dan bertujuan untuk :


Memperbaiki atau mencegah gangguan fungsi tubuh


Memperbaiki kecacatan




Mencegah atau mengurangi faktor resiko gangguan kesehatan


Mengoptimalkan status kesehatan dan kebugaran


Mengembangkan, memperbaiki, menjaga kekuatan otot, daya tahan otot dankebugaran
kardiovaskuler, mobilitas dan fleksibilitas sendi, stabilitas sendi, relaksasiotot , koordinasi dan
keseimbangan.Terapi latihan dirancang untuk menyesuaikan kebutuhan individual setiap
penderitadengan tujuan utama mengoptimalkan fungsi tubuh. Fungsi tubuh dalam hal ini
berkaitandengan beberapa parameter seperti keseimbangan, kebugaran kardiorespirasi,
koordinasi,fleksibilitas, mobilitas, kontrol motorik, kontrol neuromuskular, kontrol postural
danstabilitas.
C.

Teknik

teknik dalam terapi latihan
a)

GERAKAN PASIF ( PASSIVE MOVEMENT )
1.

Relaxed Pasive Movement ( RPM )Merupakan gerakan yang murni berasal dari luar atau
terapis tanpa disertai gerakan
dan
tanpa diikuti kerja otot dari bagiananggota tubuh pasien. Gerakan ini bertujuanuntuk melatih otot
secara pasif, oleh karena gerakan berasal dari luar atau terapissehingga dengan gerak
relaxed passive movement
ini diharapkan otot yang dilatihmenjadi rilek maka menyebabkan efek pengurangan atau
penurunan nyeri akibat incisiserta mencegah terjadinya keterbatasan gerak serta menjaga
elastisitas otot.

Efek dan kegunaan RPM :


Mencegah proses perlengketan jaringan untuk memelihara kebebasan gerak sendi.


Mendidik kembali pola gerakan dengan stimulasi pada propioceptor.


Memelihara ekstensibilitas otot dan mencegah pemendekan otot.


Memeperbaiki/memperlancar sirkulasi darah/limfe.


Rileksasi.2.

Forced Passive Movement ( FPM )Adalah gerakan yang terjadi oleh karena kekuatan dari luar
tanpa diikuti kerja otottubuh itu sendiri tetapi pada akhirnya gerakan diberikan penekanan.
Forced passivemovement merupakan teknik latihan yang pada dasarnya adalah latihan
passif sehingga perlu diperhatikan ketentuan melakukan passive movement sebelummelakukan
latihan yaitu :


1)

Bagian yang tidak digerakan harus di suport dengan baik.2)

Bagian yang akan digerakan harus di pegang dengan benar .3)

Gerakan yang terjadi dapat dari distal ke proksimal atau sebaliknya.4)

Pegangan pada bagian kulit yang tertarik harus memudahkan mencegah tarikanyang
berlebihan.5)

Pegangan harus dekat dengan sendi untuk memberikan gerakan yangmemungkinkan.6)

Gerakan yang terjadi pada sendi memungkinkan memberikan slight traksi dantekanan harus
mempunyai pengaruh dorongan pada jarak ekstremitas.7)

Gerakan harus halus dan teratur, pengulangan gerakan diberikan dengan selangwaktu (tempo).8)

Pengubahan pegangan harus dilakkukan dengan halus dan posisi pengaturantangan atau
pegangan seminimal mungkin yang diperlukanSebelum memberikan latihan forced passive
movement pasien diberikan penyinaraninfra merah sebagai persiapan latihan.Efek dan kegunaan
:Membebaskan perlengketan jaringan, mencegah pemendekan struktur sekitar sendi ,menjaga
elastisitas jaringan, mencegah
kontraktur
dan mengurangi nyeri.
b)

GERAKAN AKTIF ( ACTIVE MOVEMENT )
1.

Free Active MovementFree active movement merupakan bagian dari active movement

yang dihasilkan olehkontraksi otot yang melawan gaya gravitasi pada bagian tubuh yang
bergerak, tanpaadanya bantuan atau tenaga dari luar, dengan tujuan sebagai mobilisasi, rileksasi
dansebagai persiapan untuk latihan selanjutnya.Klasifikasi :a.

Lokal exerciseDitujukan untuk mendapatkan efek lokal mobilisasi sendi tertentu atau
penguatangrup otot tertentu. b.

General exerciseDitujukan untuk meningkatkan kebugaran, melibatkan banyak sendi dan grup-
grup otot efek yang luas.Sifat latihan :

Você também pode gostar