Você está na página 1de 53

Jangan Menambah Beban Jakarta

TESA OKTIANA SURBAKTI





Upaya menambah luas lahan Jakarta melalui reklamasi yang diwacanakan sejak lama
perlu kajian dan aplikasi terpadu agar tidak salah jalan. Jangan melihat perspektif
reklamasi dari manfaatnya saja. Ada aspek-aspek lain yang harus dipertimbangkan
agar lingkungan tetap seimbang.
RENCANA reklamasi pantai utara Jakarta yang digulirkan sejak bertahun-tahun lalu dapat
menjadi model pembangunan reklamasi yang terencana untuk wilayah lain. Apalagi, sejak
1995 regulasi yang membahas rencana itu sudah dituangkan dalam Keputusan Presiden
(Keppres) Nomor 52.
Pakar Tata Kota Institut Teknologi Bandung (ITB) Hesti Nawangsidi mengatakan reklamasi
atau pengurugan menjadi opsi untuk menyelesaikan persoalan keterbatasan lahan bagi
kawasan pembangunan, termasuk industri dan permukiman. Di samping itu, persoalan lain
yang hendak ditangani melalui reklamasi ialah penurunan permukaan lahan dan pengisian
lahan yang hilang.
Mengapa Jakarta butuh reklamasi? Dari kajian-kajian serta pemantauan yang dilakukan,
status wilayah Jakarta Utara sudah emergency, kata dia dalam diskusi Pengembangan Lahan
untuk Pembangungan Jakarta yang Berkelanjutan, pekan lalu.
Selain Jakarta, ujarnya, wilayah lain di Indonesia yang menerapkan reklamasi, yakni
Manado, Sulawesi Utara, Semarang, Jawa Tengah, dan Pulau Bali, juga turut menjadi atensi
pemerintah pusat.
Ia menyebutkan terkait dengan perlunya reklamasi di Jakarta, kondisi Jakarta Utara paling
memprihatinkan jika dibandingkan dengan wilayah Jakarta lainnya. Banyak penduduk
berkategori ekonomi menengah ke bawah tinggal di kawasan tersebut sehingga tampak
kumuh. Sementara itu, pembangunan kota berskala modern cenderung mengarah ke wilayah
Jakarta Selatan, padahal area selatan merupakan kawasan resapan air. Dengan tingginya
pertumbuhan pembangunan Jakarta, ujar Hesti, reklamasi dapat menjadi solusi untuk
mendorong (counter magnet) pertumbuhan ke arah utara. Selain itu, reklamasi sekaligus
dilakukan terkait dengan hasil studi dan pengawasan secara kontinu bahwa kondisi
permukaan pantai utara Jakarta cenderung menurun sekitar 5 cm-10 cm per tahun. Apabila
kondisi itu dibiarkan berlarut-larut, pada 2050 dapat diprediksikan posisi pusat kota Jakarta
berada di bawah permukaan laut, ujarnya.
Melalui reklamasi, kata Hesti, setidaknya ada dua manfaat yang dapat diambil. Pertama,
mencegah masuknya air laut ke wilayah daratan Jakarta. Manfaat kedua ialah luas daratan Ibu
Kota otomatis bertambah sehingga dapat menampung pertambahan penduduk dan
pertumbuhan pembangunan.
Regulasi terbaru yang tertuang dalam Peraturan Gubernur (Pergub) DKI No 212 Tahun 2012,
kata dia, sebenarnya dapat menjadi acuan bagi pemerintah ataupun pengembang dalam
menerapkan konsep rencana tata ruang wilayah (RTRW). Aturan tersebut juga bisa memandu
setiap pihak yang akan mengembangkan kawasan pantura Jakarta agar tidak salah jalan,
sebab ada acuan aspek dan informasi penataan yang seragam dalam menjalankan upaya
reklamasi.
Kendati sudah ada regulasi terpadu, harus digarisbawahi bahwa jangan melihat perspektif
reklamasi dari manfaatnya saja. Ada aspek-aspek lain yang harus dipertimbangkan agar
lingkungan tetap seimbang, jelasnya.
Persoalan krusial
Ia menyebutkan reklamasi di wilayah utara Jakarta tidak bisa langsung direalisasikan tanpa
ada kajian konsep dan pembangunan terlebih dahulu. Ada persoalan-persoalan krusial
meliputi kabel-kabel bawah laut, jaringan pipa gas bawah laut, Pelabuhan Sunda Kelapa,
Pelabuhan Muara Angke, Pelabuhan Tanjung Priok, dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap
(PLTU) Muara Angke yang perlu diperhatikan ketika reklamasi berjalan.
Selain itu, dari sisi lingkungan atau ekosistem, pemerintah tidak boleh melupakan hutan
mangrove (bakau) dan suaka margasatwa yang menjadi hunian bagi flora dan fauna.
Nasib masyarakat yang akan tergusur oleh proyek reklamasi juga jangan sampai diabaikan
dan tempat relokasi harus dipikirkan. Dari skala mikro, tambahnya, pertimbangan yang tidak
boleh dilupakan meliputi engineering design. Yakni, konstruksi harus terjamin, kestabilan
tanggul dari sisi peletakan batu, limpasan air yang keluar dari sepanjang tanggul, dan yang
terpenting pemantauan secara reguler.
Prinsipnya, reklamasi pulau jangan sampai menambah beban Jakarta. Harus diperhitungkan
dengan saksama bentuk pulau buatan, apakah mengganggu jalur pelayaran, apakah menekan
permukaan air ke wilayah lain, atau apakah mengganggu ekosistem. Jangan sampai
pembuatan pulau baru malah menambah banjir, bukannya mengatasi, ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bagian Penataan Ruang Biro Tata Ruang Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta Benny Agus Chandra mengatakan, sesuai peraturan gubernur, 17 titik pulau buatan
yang akan menjadi hasil reklamasi telah dipetakan. Pulau-pulau tersebut membentang di
pantai wilayah kota administrasi Jakarta Utara.
Jika berjalan lancar, sudah ada 17 paket pulau buatan yang akan terbentuk melalui
reklamasi. Pemerintah sudah membuat pemetaan dan terus mengkaji. Kami tekankan apabila
kajian tidak layak, tidak akan diteruskan, tutur Benny. (J-4)
tesa@mediaindonesia.com















Bagian Hulu Harus Dibenahi


Sebesar apa pun upaya perbaikan di hilir, tidak akan berdampak besar jika bagian
hulu tidak dibenahi.
WAHANA Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) menilai wacana reklamasi pantai utara
(pantura) oleh pemerintah sebagai upaya menyelesaikan persoalan wilayah utara Jakarta dan
menambah lahan baru cenderung mengedepankankan manfaat ekonomis bagi investor. Oleh
karena itu, pemerintah diimbau meninjau kembali dampak yang muncul dari reklamasi bagi
stabilisasi ekosistem.
Manajer Kampanye Eksekutif Walhi Ode Rahman mengatakan poin utama yang perlu
digarisbawahi adalah, apakah Jakarta benar-benar membutuhkan lahan tambahan dan apakah
reklamasi dapat menyelesaikan persoalan banjir.
Segala upaya memang memiliki konsekuensi, namun perlu dipertimbangkan lagi apakah
upaya reklamasi dapat mengimplementasikan pembangunan ramah lingkungan, katanya,
pekan lalu.
Menurutnya, pemerintah akan lebih bijak bila menyelesaikan persoalan tidak hanya fokus di
hilir, melainkan pembenahan juga harus dilakukan dari hulu. Dengan kata lain, pemerintah
jangan memunculkan persoalan lain dari upaya untuk menyelesaikan masalah.
Sebagai contoh, ujar Ode, terkait permasalahan banjir. Ia menyebutkan banjir di Jakarta tidak
semata-mata disebabkan naiknya permukaan air laut. Sistem drainase yang buruk serta
minimnya penghijauan dari bagian hulu (Puncak) membuat Jakarta rentan terendam banjir.
Jangan semuanya berfokus pada hilir saja. Sebesar apa pun upaya perbaikan di hilir, tidak
akan berdampak besar jika di bagian hulu tidak dibenahi. Pembangunan harus
berkesinambungan, katanya.
Ia menekankan, secara kasat mata reklamasi akan berimbas pada bertambahnya tekanan air
ke pulau-pulau terdekat, misalnya Kepulauan Seribu. Hal tersebut dapat memperparah
kondisi Teluk Jakarta yang sudah kronis. Di samping itu, reklamasi pantura Jakarta turut
mengancam keberadaan cagar alam Muara Angke. Mungkin sebelum reklamasi
direalisasikan, pemerintah dapat meninjau kembali apa reklamasi memang diperlukan. Atau
ada upaya lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi segala persoalan di wilayah utara
Jakarta.
Terkait dengan rencana Pemerintah Provinsi DKI yang akan menarik investor untuk
membangun 17 pulau buatan seperti dikatakan Kepala Bagian Penataan Ruang Biro Tata
Ruang Benny Agus Chandra, Ode meminta pemerintah jangan berdalih mengedepankan
kepentingan rakyat jika terdapat maksud terselubung untuk mendatangkan pemasukan
berlimpah bagi pemerintah.
Jangan pakai dalih kepentingan rakyat. Kalau memang pemerintah ingin fokus berinvestasi,
blak-blakan saja, tegasnya. (Tes/J-4)










































Bakal Dapat Hukuman Ringan

ARIF HULWAN


Padahal tabloid Obor Rakyat telah membuat pemberitaan fitnah terhadap capres Joko
Widodo.
PEMERIKSAAN terhadap dua saksi ahli pidana oleh penyidik Bareskrim Polri membuat
Pemimpin Redaksi tabloid Obor Rakyat Setyardi Budiono dan penulisnya, Darmawan
Sepriyossa, potensial hanya dihukum maksimal denda Rp 100 juta. Pasalnya, konstruksi
hukum menghalangi penyidik untuk mengenakan perundangan berlapis.
Kadiv Humas Polri Irjen Ronny F Sompie mengatakan inti dari pendapat dan pemikiran
kedua ahli pidana tersebut didasarkan atas ketentuan pada Pasal 63 UU KUHP soal asas
hukum pengutamaan peraturan perundangan yang khusus (lex spesialis derogat legi
generalis). Artinya, kata dia, perbuatan pidana yang diatur dalam ketentuan khusus, yaitu UU
Pers dan UU Pemilihan Presiden mesti didahulukan dari ketentuan umum (UU KUHP).
Alhasil, delik pencemaran nama baik dan fitnah (Pasal 310, 311 UU KUHP), serta
penyebaran kebencian di muka umum (Pasal 156, 157 UU KUHP), tak bisa diterapkan
kepada dua tersangka. Perbuatan pidana yang diatur empat pasal KUHP itu sudah termuat
dalam Pasal 41 UU No 42 Tahun 2008 tentang Pilpres.
Di sisi lain, jelas Ronny, UU Pilpres sudah tidak mungkin untuk diterapkan akibat putusan
Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) yang secara sepihak menetapkan kasus Obor Rakyat
cacat formal akibat kedaluwarsa, tanpa sempat dilimpahkan ke kepolisian.
Sesuai perundangan, durasi penyelidikan kasus tindak pidana pemilu di Bawaslu, lewat sentra
Gakkumdu, hanya punya tenggat satu hari. Polisi sendiri punya waktu tujuh hari penyidikan.
Itu tidak mungkin dilakukan penyidikan lagi dengan delik umum, tegas Ronny di Jakarta,
kemarin.
Lantaran itulah, lanjut dia, penyidik akan segera menuntaskan proses penyidikan dan
mengirimkan berkas dengan status hukum Setyardi dan Darmawan hanya sebagai tersangka
UU Pers.
Penyidik akan segera me nyelesaikan proses penyidikan. Setelah selesai, penyidik akan
mengirimkan berkas perkara dengan konstruksi UU Pers sesuai pendapat dua orang ahli
pidana yang sudah memberikan keterangannya kepada penyidik, tandas Ronny.
Dua orang itu ditetapkan sebagai tersangka dalam pelanggaran UU Pers Pasal 18 ayat (3).
Hal itu terkait dengan ketiadaan badan hukum (Pasal 9) dan alamat redaksi (Pasal 12).
Penyandang dana
Tersangka kasus tabloid Obor Rakyat Darmawan Sepriyossa mengaku siap menjalani
persidangan.Saya melihat bahwa ini adalah proses hukum yang sudah harus dihormati, kata
Darmawan beberapa waktu lalu.
Dia mengaku tidak mengetahui sama sekali soal pendanaan Obor Rakyat. Semua Setyardi
yang tahu tugas saya hanya menulis dan mengirimkannya melalui email (surat elektronik),
tutur Darmawan.
Namun, Mabes Polri telah memeriksa dua orang yang diduga sebagai penyandang dana
tabloid Obor Rakyat.
Mereka adalah YN dan ZA, yakni dua orang kawan SB (Setyardi Budiono) sebagai
pengusaha selaku penyandang dana (Obor Rakyat), kata Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol
Ronny F Sompie.
Ronny menjelaskan bahwa YN mengeluarkan dana Rp200 juta dan ZA Rp250 juta. Untuk
penyerahannya, ZA menyerahkan kepada YN, kemudian dana Rp450 juta itu diserahkan
kepada SB, tandasnya. (Ant/P-4)
arif_hulwan @mediaindonesia.com

















Jokowi-JK Dirugikan

ABDUS SUKUR


Para relawan, termasuk KIPP, menemukan banyak bukti kecurangan di formulir C-1.
KECURANGAN dalam rekapitulasi suara untuk menjegal pasangan Jokowi-JK semakin
masif. Selain penggelembungan suara di formulir C-1, terdapat pula kejanggalan dalam
proses pengiriman surat suara dalam pilpres di luar negeri. Kecurangan yang merugikan
pasangan Jokowi-JK itu ditemukan masyarakat relawan dan tim nasional kampanye Jokowi-
JK. Hingga kemarin, berbagai bentuk kecurangan dengan menggelembungkan suara di
fomulir C-1 semakin banyak ditemukan di berbagai wilayah.
Dari data yang kami pantau, banyak kesalahan formulir C-1 dijumpai dan itu merupakan
bentuk kecurangan. Tidak menutup kemungkinan kecurangan tersebut dilakukan oleh
oknum-oknum tertentu. Secara objektif, pasangan Jokowi-JK yang dicurangi, kata Wakil
Sekjen Komite Indonesia Pemantau Pemilu (KIPP) Gerindra Sandino di Jakarta, kemarin.
Untuk mengantisipasi semakin masifnya kecurangan itu, Tim Pemenangan Jokowi-JK
memantau dengan ketat proses rekapitulasi di daerah-daerah tertentu yang rawan kecurangan,
seperti di Jawa Barat. Perhatian ke Jawa Barat itu juga disebabkan tidak tertutup
kemungkinan keterlibatan para bupati/wali kota di daerah-daerah. Bisa saja bupati/wali kota
memengaruhi para penyelenggara pemilu untuk melakukan kecurangan.
Juru bicara Tim Pemenangan Jokowi-JK Eva Sundari mengungkapkan pihaknya saat ini
tengah memelototi proses rekapitulasi suara menyeluruh. Hasil penghitungan suara di TPS
berupa C-1 dikumpulkan dan dibandingkan dengan data-data yang dimiliki penyelenggara
pemilu. Kami tidak ingin kebobolan, tegasnya.
Eva juga mengungkapkan indikasi kecurangan juga terjadi di Malaysia. Sebelum kemunculan
surat suara via pos dan drop box, suara Jokowi JK menang telak. Namun, suara pasangan
nomor urut dua tersebut tersaingi setelah tiba surat suara via pos dan drop box.
Cara curang ini dikhawatirkan juga di Hong Kong yang saat ini menang 72%, juga di Arab
Saudi akan mengalami situasi yang seperti di Malaysia, katanya seraya menegaskan
pihaknya siap melayangkan protes dan gugatan kepada Panitia Pemilu Luar Negeri (PPLN)
Malaysia dan KPU.
Atas laporan indikasi kecurangan itu, komisioner KPU Hadar Nafis Gumay menjamin jika
terdapat kesalahan dalam C-1 yang diunggah di website KPU akan diperbaiki atau terkoreksi.
C-1 itu masih bisa diperbaiki dengan rapat pleno di atasnya dan harus disertai berita acara
yang berupa catatan perbaikan.
Hadar juga menyebutkan sejumlah daerah terpaksa menggelar pemungutan suara ulang
(PSU) berdasarkan rekomendasi Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu). Daerah yang
akan melakukan PSU hari ini, di antaranya, TPS 41 Kelurahan Kaliabang Tengah,
Kecamatan Bekasi Utara, lantaran diketahui ada 30 surat suara rusak saat pilpres 9 Juli lalu.
Hingga tadi malam pukul 23.30 WIB, data scan C-1 KPU masih menunjukkan data masuk
sebesar 87,77% atau sebesar 420.253 dari jumlah 478.828 TPS. Sementara itu, data real
count internal dari Tim Kampanye Nasional Jokowi-JK, Djarot Saifulah Hidayat,
menyebutkan berdasarkan data formulir C-1 yang baru terkumpul 91%, perolehan suara
Jokowi-JK 53,24% dan Prabowo-Hatta 46,76%.
Lain halnya dengan tim sukses Prabowo-Hatta yang memilih tertutup saat melakukan real
count berdasarkan formulir C-1. Yang kami lakukan saat ini tidak memberikan hasil
hitungan (real count) internal tersebut kepada masyarakat sesuai arahan KPI, jelas Ketua
DPP PKS Bidang Koordinasi dan Kehumasan, Mardani Ali Sera. (Cah/AT/Gan/X-9)
abdus@mediaindonesia.com
Kirimkan tanggapan Anda atas berita ini melalui e-mail: interupsi@mediaindonesia.com
Facebook: Harian Umum Media Indonesia Twitter: @MIdotcom Tanggapan Anda bisa
diakses di metrotvnews.com

























Jangan Mainkan Suara Rakyat


Jangan sampai gerbang demokrasi yang sudah terbuka ditutup kembali oleh aksi
curang demi menuruti syahwat kekuasaan dan uang.
Silakan tanggapi Editorial ini melalui http://www.metrotvnews.com
ALASAN utama mengapa asas pemilihan umum ditambah dengan kata `jujur, adil, dan
demokratis' di belakang asas langsung, umum, bebas, dan rahasia ialah demi menjamin
pemilu bebas dari kecurangan. Sayangnya, prinsip jujur, adil, dan demokratis itu pulalah yang
selalu menjadi persoalan dari pemilihan ke pemilihan.
Upaya mewujudkan pemilu yang bersih dari perilaku lancung pun masih jauh panggang dari
api. Yang kerap terjadi justru `kerja sama' haram antara penyelenggara pemilu dan kontestan
demi keuntungan sesaat kedua pihak sembari mengkhianati rakyat.
Kasus ditemukannya sejumlah kejanggalan dalam proses rekapitulasi suara yang termaktub di
data formulir C-1 yang diunggah di laman Komisi Pemilihan Umum, misalnya, memberi kita
sinyal bahwa celah untuk munculnya kemungkinan manipulasi belum sepenuhnya hilang.
Di TPS 17 Kecamatan Cempaka Putih, Kelurahan Rawasari, Jakarta Pusat, ada
ketidaksinkronan jumlah dalam formulir C-1 yang diunggah. Suara Prabowo-Hatta sejumlah
497, sedangkan Jokowi-JK 193. Keanehan ada pada jumlah seluruh suara sah yang ditulis
seharusnya 680, tetapi tertera 490.
Hal serupa juga terjadi di TPS 41 Pulo Gadung, Rawamangun, Jakarta Timur. Prabowo-Hatta
memperoleh 289 suara, sedangkan Jokowi-JK memperoleh 231 suara. Namun, jumlah suara
sah tertulis 470 suara.
Kita mengapresiasi KPU yang mengunggah formulir C-1 di laman mereka. Itu semua
dimaksudkan agar prinsip transparansi terpenuhi, dan dugaan bakal munculnya kecurangan
bisa dideteksi sejak dini.
Namun, kita juga tidak bisa berharap banyak dari pengunggahan formulir tersebut. Basis sah
kemenangan pilpres tetaplah penghitungan suara manual yang dirapatplenokan di kelurahan,
kecamatan, kabupaten, provinsi, dan ujungnya di KPU.
Karena itu, tugas mengawasi dan mengawal suara masih jauh dari kata selesai. Temuan
kejanggalan itu justru menjadi pemandu baik bagi pengawas maupun sukarelawan untuk
melipatgandakan kewaspadaan.
Temuan itu sekaligus menjadi alarm bagi penyelenggara pemilu untuk tidak main-main dan
memain-mainkan suara rakyat. Sekecil apa pun upaya `main mata' bakal diketahui publik.
Apalagi, KPK sudah siap menjerat penyelenggara dan pengawas pilpres yang lancung.
Kita sudah sepakat bahwa transisi demokrasi sudah saatnya diakhiri, lalu kita bersiap
memasuki demokrasi sepenuhnya. Jangan sampai gerbang demokrasi yang sudah terbuka
ditutup kembali oleh aksi curang demi menuruti syahwat kekuasaan dan uang.









































Usia QC Puskaptis hanya 5 Jam

NUR AIVANNI


Persepi besok atau lusa akan mengaudit lembaga survei yang menyelenggarakan hitung
cepat hasil Pilpres 2014.
KEJANGGALAN empat lembaga survei penyelenggaran hitung cepat (quick count) yang
memenangkan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa pada Pilpres 2014 semakin terkuak.
Setelah Indonesia Research Center (IRC) mengaku mendapat dana dari stasiun televisi, Pusat
Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis) dikabarkan menganulir hasil hitung
cepatnya.
Saat menanggapi hal itu, anggota Dewan Etik Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia
(Persepi) Hamdi Muluk menyatakan bahwa Puskaptis harus bertanggung jawab kepada
publik. Mereka melalui metode ilmiah atau tidak, kata Hamdi saat dihubungi, kemarin.
Hamdi menegaskan bahwa hasil hitung cepat bisa dijadikan sebagai patokan sampai Komisi
Pemilihan Umum (KPU) mengumumkan hasil resmi pada 22 Juli. Namun, persoalannya saat
ini ada hasil hitung cepat oleh empat lembaga berbeda dengan hasil quick count delapan
lembaga lainnya.
Empat lembaga yang memenangkan Prabowo-Hatta ialah IRC, Puskaptis, Lembaga Survei
Nasional (LSN), dan Jaringan Suara Indonesia (JSI). Adapun berdasarkan hitung cepat
delapan lembaga lainnya, Jokowi-JK unggul atas pasangan lain dengan selisih suara 4%-
5,5%.
Ketika dihubungi, Direktur Puskaptis Husin Yazid menegaskan bahwa dirinya tidak
menganulir hasil hitung cepatnya. Dia menjelaskan bahwa dirinya hanya mengatakan di atas
pukul 18.00 pada hari pencoblosan (9/7), masyarakat bisa mengacu pada hasil real count.
Kami menginformasikan (hitung cepat) kepada masyarakat dari pukul 13.00 sampai pukul
18.00. Pukul 18.00 ke atas masyarakat bisa mendapatkan informasi dari real count karena
data-data dari saksi setiap calon pasangan sudah masuk, ujarnya.
Husin menambahkan pihaknya tetap pada hasil hitung cepat yang mengunggulkan Prabowo-
Hatta dengan suara 52,05%, sedangkan Jokowi-JK sebanyak 47,95%.
Sebelumnya, Kepala Riset IRC Yunita Mandolang mengakui pihaknya menerima kucuran
dana Rp2,5 miliar dari stasiun televisi yang bernaung dalam bendera MNC Group, yakni
RCTI, Global TV, dan MNC TV.
MNC adalah perusahaan milik Hary Tanoesoedibjo yang merupakan pendukung pasangan
Prabowo-Hatta. (Media Indonesia, 13/7).
Surat terbuka
Saat menindaklanjuti persoalan hasil hitung cepat itu, Persepi akan mengaudit lembaga survei
yang tergabung dalam asosiasinya. Tim audit sedang menyiapkan untuk memanggil semua
lembaga survei yang tergabung dalam asosiasi kami. Selasa (15/7) atau Rabu (16/7),
pokoknya secepatnya, kata Hamdi.
Dia menjelaskan audit itu nanti terkait dengan proses dan metodologi yang digunakan oleh
setiap lembaga. Prosesnya seperti apa, mereka harus menjelaskannya.
Pada bagian lain, salah satu pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) Abdillah Toha
mengirimkan surat terbuka kepada cawapres yang juga Ketua Umum PAN Hatta Rajasa.
Saya ingin menyelamatkan PAN sebelum terlambat, ungkapnya, kemarin.
Abdillah mengatakan jangan sampai nasib PAN seperti partai lain yang ingin menang dengan
menggunakan segala cara. Kembalilah kita menjadi partai yang lahir dari reformasi, menjadi
partai yang terhormat, imbuhnya.
Jangan asal mau menang saja tanpa dasar-dasar yang kuat seperti mendasarkan diri pada
survei quick count yang jelas tidak bertanggung jawab, ujarnya. (X-4)
Aivanni @mediaindonesia.com





















Klaim Denny JA Disesalkan



TIM nasional kampanye Joko Widodo-Jusuf Kalla menyesalkan tindakan Direktur Eksekutif
Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA yang mengklaim paling berjasa dalam
mendongkrak popularitas pasangan capres-cawapres tersebut menjelang Pilpres 9 Juli.
Menurut sekretaris timnas kampanye Jokowi-JK, Andi Widjajanto, tindakan yang dilakukan
Denny JA dalam bentuk pemasangan advertorial di sejumlah media massa tak ubahnya
dengan self claim (klaim sendiri) yang mereduksi peran elemen tim sukses dan masyarakat
selaku relawan Jokowi-JK.
Walaupun ada peran Denny JA dalam kampanye Jokowi-JK, itu tidak seperti yang
diklaimnya di berbagai media massa, kata Andi saat ditemui di Jakarta, kemarin. Ia
menjelaskan, peran Denny JA tidak sesentral apa yang disebutkan dalam klaimnya.
Berdasarkan tugas yang diberikan tim nasional kampanye, Denny JA dan timnya ditugasi
melakukan gerakan door to door di 3,25 juta rumah dalam 10 hari sebelum hari pencoblosan.
Ia mengungkapkan, Denny JA juga tidak pernah dilibatkan dalam rapat perumusan kebijakan.
Karena dia memang bukan anggota tim. Jadi seluruh strategi ini dilakukan tim kampanye
nasional, ujarnya.
Secara rinci, Andi menyebutkan, setidaknya ada empat mesin yang digunakan Jokowi-JK
untuk memenangi pilpres, yaitu struktur partai yang dikendalikan badan pemenangan pilpres
partai koalisi.
Sementara itu, mesin kedua ialah tim yang diketuai Tjahjo Kumolo. Tim ini
mengoordinasikan sejumlah koordinatoriat, termasuk tim sekretariat kampanye nasional dan
posko media, ujarnya.
Sementara itu, mesin ketiga yaitu relawan yang bekerja dengan para relawan dengan metode
yang tidak organisatoris. Setidaknya sekitar 1.200 relawan yang terdaftar bekerja untuk
pemenangan Jokowi-JK.
Adapun mesin terakhir, yaitu tim yang dibuat untuk menutup kelemahan yang ada seperti
melakukan door to door di 11 provinsi dan 72 kabupaten yang dilakukan selama 10 hari
terakhir. Misalnya dengan mengetok 10 pintu rumah untuk mengajak masyarakat memilih
Jokowi-JK saat pilpres. (Che/P-1)





PDIP Siap Terima Partai Pendukung Prabowo

AKHMAD MUSTAIN


Hasil real count sementara makin mendekati kebenaran quick count. Tatanan di
parlemen pun harus segera dibentuk.
PARTAI Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) meyakini hasil penghitungan manual tidak
akan meleset dari angka hitung cepat sejumlah lembaga survei yang memenangkan duet Joko
Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK). Karena itu, PDIP yakin koalisi permanen di DPR akan
bubar.
Konstelasi politik sebentar lagi akan bubar. Ini tinggal tunggu waktu saja, kata anggota
Fraksi PDIP di DPR, Helmy Fauzi, di Jakarta, kemarin. Ia mengakui sempat ada polarisasi
politik di DPR yang dipengaruhi hasil Pilpres 9 Juli lalu. Puncaknya ialah disetujuinya revisi
UU MPR, DPR, DPD, dan DPRD. Saat revisi UU itu disetujui DPR, aspirasi PDIP selaku
pemenang pemilu bersama anggota koalisinya, PKB dan Hanura, diabaikan oleh fraksi-fraksi
lain.
Pilpres kali ini memang sangat sengit karena juga menyebabkan terjadinya dinamika politik
yang tajam di DPR, bebernya.
Karena hasil pilpres berdasarkan hasil hitung cepat condong ke kemenangan Jokowi-JK, ujar
Helmy, PDIP tidak menutup pintu terbentuknya koalisi baru di DPR. Salah satu caranya ialah
bersedia membangun koalisi dengan partai pendukung pasangan Prabowo Subianto-Hatta
Rajasa.
Kami tidak akan menolak jika kemudian partai pendukung Prabowo meminta masuk koalisi
di DPR. Kami bersedia dialog kalau soal koalisi DPR. Toh, koalisi permanen di DPR bubar
juga, kata anggota Komisi I DPR itu.
Dalam rapat paripurna pengesahan revisi UU tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD pada 8
Juli 2014, semua anggota Fraksi PDIP, Hanura, dan PKB walk out karena tidak setuju dengan
isi UU yang baru itu. PDIP merupakan partai pemenang Pemilu 2014 dengan perolehan suara
18,95%, disusul Partai Golkar 14,7%, dan Partai Gerindra 11,81%.
Terkait dengan rencana koalisi masyarakat sipil yang akan menguji materi UU yang baru itu,
PDIP mendukung penuh langkah tersebut. Menurutnya, selain merugikan PDIP sebagai
pemenang pemilu, legislasi itu juga akan menyulitkan agenda pemberantasan korupsi.
Tuntutan perubahan
Di kesempatan berbeda, pengajar ilmu politik Universitas Indonesia Boni Hargens menilai
ada peluang bagi Partai Golkar untuk bergabung dengan kubu Jokowi-JK, asalkan partai
berlambang pohon beringin itu berkeinginan untuk berubah.
Golkar bisa diterima koalisi Jokowi-JK, tapi dengan catatan harus berubah. Berubah ketua
umumnya dan mau terima koalisi tanpa syarat Jokowi-JK, tutur Boni di Metro TV Jakarta,
kemarin. Ia mengatakan perubahan di tubuh Partai Golkar menjadi syarat utama untuk
diterima koalisi yang diusung PDIP.
Pemerintahan Jokowi-JK itu kan orientasinya perubahan. Tentu saja isu-isu besar yang akan
difokuskan contohnya ialah permasalahan lumpur Lapindo. Jika tidak ada perubahan di tubuh
Golkar, ini akan terjadi benturan kepentingan, ucap dia.
Hal senada juga disampaikan Sekretaris Jenderal Partai NasDem, Patrice Rio Capella.
Menurutnya, koalisi di parlemen yang dibangun PDIP selalu terbuka.
Koalisi partai pengusung Jokowi-JK itu yang dikedepankan ialah partainya, bagaimana visi-
misi mereka dalam membangun negara ini. Kalau ada yang merasa cocok, koalisi pendukung
Jokowi-JK selalu terbuka, tandas dia. (RO/*/P-1)
mustain@mediaindonesia.com


























Parlemen tidak Jadi Lebih Baik

ASTRI NOVARIA


Menghilangkan Badan Akuntabilitas Keuangan Negara di DPR berarti pembiaran
adanya korupsi.
UNDANG-UNDANG tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD (MD3) yang telah disahkan
secara aklamasi pada Rapat Paripurna DPR RI, Selasa (8/7), mendapat kritikan dari banyak
pihak. Tidak sedikit yang menilai bahwa kehendak DPR yang awalnya ingin berubah lebih
baik ternyata tidak tampak dalam naskah akhir UU MD3.
Hal itu diungkapkan oleh Koalisi Masyarakat Sipil untuk Perubahan UU MD3 menanggapi
disahkannya UU MD3.
Tidak sampai setahun pembahasan, di tengah perhatian publik terhadap pelaksanaan Pilpres
2014, DPR melalui rapat paripurna mengesahkan RUU MD3. Kita lihat, keinginan di awal
agar DPR bisa lebih baik tidak tampak, yang ada hanya kepentingan politik sesaat yang
dominan muncul sehingga punya konsekuensi negatif dari UU MD3, ujar anggota koalisi
dari Yayasan Penguatan Partisipasi, Inisiatif, dan Kemitraan Masyarakat Indonesia
(YAPPIKA) Hendrik Rosdinar di Kantor Indonesia Corruption Watch, Jakarta, kemarin.
Dia menyatakan Koalisi Masyarakat Sipil menemukan sejumlah temuan yang menjadi
catatan kritis terhadap substansi UU MD3 yang baru. Beberapa di antaranya terkait tren
penambahan kewenangan MPR, mekanisme pemilihan pimpinan DPR (Pasal 84),
keterwakilan perempuan, hak imunitas (Pasal 224), penyidikan (Pasal 245), dan adanya
Mahkamah Kehormatan (Pasal 224).
Termasuk, tambah Hendrik, hilangnya Badan Akuntabilitas Keuangan Negara dari alat
kelengkapan DPR menjadikan fungsi pengawasan terhadap akuntabilitas pengelolaan
keuangan negara tidak tajam. Kemudian muncul juga hak untuk mengusulkan program
pembangunan daerah pemilihan (Pasal 80 huruf J).
Dia menegaskan pengaturan aspek transparansi dan akuntabilitas sangat minim diakomodasi
dalam UU MD3 yang baru. Hal ini disebabkan karena tarik ulur kepentingan yang
terpolarisasi.
Selain itu, lanjut Hendrik, sedikit sekali pihak yang mengawal revisi UU MD3 karena
kesibukan publik jelang Pilpres 2014. Tak hanya itu, sedikit sekali ruang yang dibuka DPR
ke publik. Masukan yang diberikan pun tidak juga digunakan oleh parlemen.
Kami melihat tidak ada visi yang jelas terhadap desain kelembagaan DPR. Misalnya,
mekanisme pemilihan itu kan daur ulang dari mekanisme yang lama yang sudah terbukti
mengakibatkan kinerja DPR periode 2004-2009 khususnya pada tahun pertama menjadi
terhambat, tandasnya.
Hak imunitas
Anggota koalisi dari ICW, Abdullah Dahlan, mengkritisi adanya hak imunitas pada Pasal
224. Menurut Dahlan, hal ini berpotensi membuat anggota DPR yang terkena kasus dugaan
pidana sulit diproses secara hukum.
Pasal itu menjadikan anggota DPR yang dipanggil aparat hukum dalam kaitan proses
penyidikan, harus lewat persetujuan Mahkamah Kehormatan DPR. Ini akan menyulitkan
Mahkamah Kehormatan karena anggotanya juga orang DPR.
Ini terkesan ada resistensi luar biasa. Harusnya jangan ada klausul memperumit aparat
hukum, apalagi jika dalam waktu 30 hari tidak diberikan dapat berpotensi menjadi celah bagi
penghilangan alat bukti atau melarikan diri, jelasnya.
Abdullah menegaskan pihaknya akan mengajukan uji materi UU MD3. (P-4)
astri@mediaindonesia.com

























Tujuh Utang Kasus HAM Menanti Presiden Terpilih



KOMISI Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mencatat negara masih memiliki
utang untuk penyelesaian tujuh kasus hukum pelanggaran HAM berat dan beban tersebut
berada di pundak presiden terpilih mendatang.
Presiden mendatang memiliki beban yang sangat berat, harus melakukan penyelesaian
hukum berbagai pelanggaran HAM berat, kata Ketua Komnas HAM Siti Noor Laila di
Bandar Lampung, Sabtu (12/7).
Tujuh kasus pelanggaran HAM berat tersebut merupakan rekomendasi dari tim penyelesaian
pelanggaran HAM berat di Indonesia yang dibentuk Komnas HAM sejak Desember 2012, di
antaranya kasus Talangsari dan penghilangan orang secara paksa menjelang 1998.
Saat itu, ada 10 kasus pelanggaran HAM berat yang direkomendasikan Komnas HAM untuk
diselesaikan secara hukum oleh negara, tiga di antaranya sudah memasuki proses
persidangan, yaitu kasus kekerasan di Abepura, Timor Timur, dan Tanjung Priok.
Tujuh kasus lain saat ini sudah di Kejaksaan Agung, tetapi lembaga tinggi negara tersebut
belum melakukan peningkatan status ketujuh kasus itu menjadi penyidikan, hingga saat ini.
Akibat kondisi itu, sekarang kasus tersebut jadi konsumsi politik untuk memperoleh suara
pada pemilihan presiden, kata Laila.
Ketujuh kasus pelanggaran HAM berat tersebut ialah kekerasan di Trisakti, Semanggi I dan
Semanggi II, Talangsari, penghilangan orang secara paksa, penembakan misterius (petrus),
pembantaian massal pasca-G30-S/PKI, dan Kerusuhan Mei 1998.
Menurut Laila, pemerintahan baru di bawah pimpinan presiden terpilih yang baru akan
diumumkan pada 22 Juli 2014 harus memiliki iktikad baik penyelesaian kasus tersebut.
Ia menjelaskan ada dua cara yang bisa dilakukan presiden, yaitu penyelesaian yudisial dan
penyelesaian nonyudisial. Penyelesaian yudisial dilakukan dengan cara membentuk
pengadilan HAM untuk mengadili para tersangka pelaku, sedangkan penyelesaian
nonyudisial ialah presiden mengeluarkan langkah politik mengenai kasus tersebut, misalnya
rekonsiliasi nasional.
Pemerintah harus punya kemauan penyelesaian kasus ini karena kalau tidak, akan terus
menjadi duri dalam daging yang akan meletup kapan pun, tambah Laila. (Ant/P-1)





Jokowi Mau Bangun Diplomasi Dagang




CALON presiden (capres) Joko Widodo (Jokowi) mengatakan diplomasi perlu terus
dibangun dalam rangka menciptakan peluang pasar di luar negeri sehingga produk-produk
dalam negeri akan bisa bersaing di pasar luar negeri.
Saya minta nantinya para duta besar Indonesia yang berada di luar negeri itu dilengkapi
dengan diplomasi dagang dan tidak hanya masalah politik. Ini sangat penting untuk
menciptakan pasar di luar negeri, kata Jokowi di kediamannya di Sumber, Solo, Jawa
Tengah, kemarin.
Ia mengatakan metode itu nantinya akan diterapkan jika ia nanti dipercaya untuk menjadi
Presiden Indonesia. Ya nanti 90% diplomasi dagang dan sisanya kita baru untuk politik atau
yang lainnya, katanya.
Ia mengatakan, jika peluang pasar itu sudah terbuka, hal itu akan mudah untuk menggerakkan
rakyat dalam berbagai industri untuk memenuhi pasar tersebut.
Ya untuk sekarang ini kita harus buka pasar dulu, baru memikirkan produk-produknya,
tegasnya.
Jokowi mengatakan di Indonesia sebenarnya cukup banyak produk dari sektor usaha kecil
menengah yang bisa di pasarkan ke luar negeri. Namun, masalah pemasaran yang kurang
digarap dengan baik memberi stigma barang yang dijual ke luar negeri itu susah dipasarkan.
Tanpa meninggalkan yang di dalam negeri, potensi pasar di luar negeri juga cukup besar.
Karena itu, untuk mengatasi masalah ini, negara perlu hadir di tengah-tengahnya. Kalau
tidak, ya seperti sekarang ini, katanya.
Ia mencontohkan produk hasil pertanian. Kualitas produk petani Indonesia berdaya saing di
luar negeri. Tapi harus kita buka dulu pasar di luar negeri dan di sinilah negara harus hadir.
Apabila peluang pasar terbuka, para petani akan mengikutinya dalam menanam, terangnya.
Bersama putrinya, Kahiyang Ayu, Jokowi kemarin `pulang kampung' ke Solo untuk
mengunjungi ibunya, Soedjiatmi Notomihardjo. Di kampung halamannya selama beberapa
hari, ia ingin menikmati ibadah puasa bersama keluarga besarnya. Satu lagi, saya juga ingin
cukur rambut, ujarnya sambil senyum.
Ia mengakui, sejak menjadi kandidat presiden, ia jarang bertemu dengan ibunya yang sudah
sepuh dan hanya berkomunikasi lewat telepon.
Tapi yang jelas, mumpung libur, saya ingin istirahat, tidur, ujarnya. (Ant/WJ/P-1)
Real Count PKS tidak Dibuka untuk Publik


Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak memiliki fasilitas tabulasi suara atau
disebut Cikeas Center, khusus untuk mengetahui penghitungan suara pemilihan
presiden.
PENGHITUNGAN suara hasil pemilihan presiden berdasarkan C-1 oleh tim pemenangan
Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa tidak untuk konsumsi publik. Hal itu dilakukan setelah
mendapatkan arahan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) yang membatasi informasi
penghitungan suara yang bukan langsung oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Kami tidak menghentikan real count berdasarkan C-1. Namun, yang kami lakukan saat ini
tidak memberikan hasil hitungan internal tersebut kepada masyarakat. Pasalnya, hal itu sesuai
arahan KPI juga untuk menjaga dinamika pemilihan presiden tetap kondusif, jelas Ketua
DPP PKS Bidang Koordinasi dan Kehumasan Mardani Ali Sera saat dihubungi Media
Indonesia, kemarin.
Dia mengatakan, situasi politik saat ini memang semakin panas dan tidak baik untuk
pendidikan politik kepada masyarakat. Hal itu setelah memuncaknya perdebatan raihan suara
melalui quick count juga real count internal.
Maka kami melakukan hal ini guna menjaga tujuan demokrasi sebagai pendidikan dan
mencerdaskan pemahaman politik, juga menjaga supaya klaim antarpihak tidak berlanjut di
hadapan masyarakat, cetus Mardani.
Karena itu, pihak tim pemenangan Prabowo Hatta, katanya, tidak membuka informasi perihal
hasil tabulasi yang terus dilakukan. Hal itu hanya untuk internal dan mencocokkan dengan
proses tabulasi formal oleh KPU.
Sementara itu, Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha menegaskan Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono tidak memiliki fasilitas tabulasi Cikeas Center untuk mengetahui
penghitungan suara pilpres.
Tidak ada tabulasi di Cikeas, yang ada hanya fasilitas video conference, yakni Presiden bisa
berkomunikasi dengan jajaran pimpinan TNI, baik di pusat maupun di daerah, kata Julian
dalam keterangan persnya, kemarin.
Dia menanggapi konfirmasi atas pernyataan anggota tim sukses pasangan capres-cawapres
Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, Marwah Daud Ibrahim, yang menyebutkan data real count
yang diperoleh dari tiga pusat data, yakni Kartanegara Centre, data saksi PKS di seluruh TPS
dan data Cikeas, menunjukkan bahwa Prabowo-Hatta menang. Bahkan Marwah Daud juga
sempat merinci hasil tabulasi data real count Cikeas, 54% banding 46%.(Cah/ Che/P-4)
Dunia Mengutuk Kebiadaban Israel

DIKA DANIA KARDI


Ribuan orang mengikuti aksi solidaritas Palestina di berbagai negara Eropa, seperti
London, Paris, dan Oslo.
AKHIR pekan lalu, militer Israel mengintensifkan agresi mereka ke Jalur Gaza, Palestina.
Setelah hanya serangan udara, tentara Israel mulai menjejaki pesisir Gaza. Padahal, kutukan
atas kebiadaban Israel menggema di seantero dunia.
Pada Sabtu sore waktu setempat atau Minggu (13/7) waktu Indonesia, selama sekitar dua
jam, Gedung Putih--pusat pemerintahan Amerika Serikat (AS) di Washington--dipenuhi
demonstran yang mengutuk agresi Israel ke Gaza. Mustafa Hawa, salah seorang keturunan
Palestina yang kini menjadi warga negara AS, mengacungkan poster bertulisan `Let Gaza
Live' ke arah Gedung Putih.
Kami hanya ingin suara kami didengar, ujar Hawa, orang-orang berpikir kami (warga
Palestina) adalah teroris semua. Kami bukan (teroris). Ada banyak anak-anak yang tanpa
alasan telah terbunuh (akibat roket Israel ke Gaza).
Mustafa dan para demonstran menuntut AS menekan Israel untuk menghentikan aksi militer
yang telah mengorbankan ratusan warga sipil, termasuk anak-anak. Iman Potter dari Virginia
membawa foto anak-anak Palestina yang terluka akibat agresi Israel pada 2008. Di foto-foto
itu ia membubuhkan tanda tangan.
Saya masih memiliki tanda tangan ini karena hal yang sama masih terjadi. Tidak ada yang
berubah. Mereka (Israel) masih membunuh, kecam Potter yang datang bersama putri dan
dua cucunya di depan Gedung Putih. Sehari sebelumnya, para warga Palestina-Amerika itu
melakukan unjuk rasa di Kedutaan Besar Israel untuk Amerika.
Menuntut PBB
Ribuan orang mengikuti aksi solidaritas Palestina juga terjadi di berbagai negara Eropa,
seperti London, Paris, dan Oslo. Lebih dari 4.000 orang di Sydney, Australia, menuntut PBB
bertindak untuk menghentikan agresi militer Israel.
(Aksi Israel) ini melanggar hukum-hukum PBB, tetapi PBB tidak melakukan apa pun. Itu
alasan kami di sini untuk membuat dunia sadar ada ketidakadilan yang sedang terjadi. Anda
tidak bisa duduk dan mengabaikannya begitu saja, tukas Kiltom Al-Tobi, 25, warga
Merryland.
Dari New York sampai Afrika Selatan, Oslo, dan London, kami berdiri atas nama solidaritas
melawan kekejaman di Gaza, ujar Damien Ridgewell, salah satu koordinator aksi solidaritas
Palestina di Sydney.
Paus Francis memimpin ribuan orang di Alun-Alun Santo Peter, Vatikan, untuk
mengheningkan cipta bagi korban dan perdamaian di Gaza. Ia menilai kekerasan telah
mengalahkan upaya perdamaian Palestina-Israel.
Aksi mengutuk serangan Israel ke Gaza juga terjadi di berbagai kawasan Indonesia, kemarin.
Di Banda Aceh, ratusan warga menggelar solidaritas terhadap rakyat Palestina di halaman
depan Masjid Raya Baiturrahman.
Aksi itu diikuti Wali Kota Banda Aceh Illiza Saaduddin dan anggota DPRA. Demonstrasi
terhadap Palestina juga berlangsung di Bundaran Hotel Indonesia dan Kedutaan Besar AS,
Jakarta. (Washington Post/Reuters/AP/Al Jazeera/SMH/ Ant//I-4)
dika@mediaindonesia.com






























Menahan Godaan Perilaku Konsumtif

SYARIEF OEBAIDILLAH


Ramadan dikemas oleh pelaku bisnis demi meraih keuntungan. Hal itu makin
mendorong perilaku dan budaya konsumtif. Definisi dan pedoman hidup sederhana
telah berubah dan cenderung menjadi absurd. Padahal, sejatinya Islam telah memiliki
landasan normatif yang harus kita pegang.
IBADAH puasa Ramadan yang dijalani umat Islam seharusnya bisa menghindarkan diri dari
perilaku dan budaya hidup konsumtif sehari-hari. Namun, kenyataannya hal tersebut masih
sulit diwujudkan. Hal itu tidak lepas dari peran setan yang terus berupaya menjerumuskan
manusia pada kesesatan.
Setan dan iblis tahu betul sifat dan perilaku manusia. Sebagai makhluk senior yang lebih
dulu ada daripada manusia, mereka terus berupaya menggoda manusia dengan berbagai cara.
Nah, di bulan Ramadan ini upaya dan strateginya diubah sesuai dengan target dan sasaran
yang dituju. Budaya konsumtif ternyata belum bisa diredakan umat yang berpuasa, papar
KH Muhyidin Junaidi saat menjadi khotib pada khotbah di Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat
(11/7).
Ketua Majelis Ulama Indonesia itu menyayangkan bahwa umat Islam yang tengah berpuasa
masih banyak yang tergoda dengan budaya konsumtif dan cenderung hedonis. Iklan dan
promosi yang masif di televisi dan media sosial pun turut mengubah pola hidup dan tatanan
sosial.
Komersialisasi Ramadan dikemas sedemikian rupa oleh pelaku bisnis demi meraih
keuntungan. Bahkan melibatkan pemuka agama dan ustaz. Mereka turut menjadi pendukung
komersialisasi, memanfaatkan popularitas dan ketokohan untuk menjadi daya tarik
pemasaran suatu produk, jelasnya.
Alhasil, lanjutnya, definisi dan pedoman hidup sederhana telah berubah dan cenderung
menjadi absurd. Padahal, sejatinya Islam telah memiliki landasan normatif yang harus kita
pegang.
Ia mencontohkan salah satu ayat Alquran Surah Al Baqarah ayat 13 yang artinya, `Makan
dan minumlah kamu dan jangan melampaui batas atau berlebihan. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang yang melampaui batas'. Selain itu, dalam sebuah hadis, Rasululullah SAW
juga bersabda, Makanlah dan minumlah dan berbusanalah tanpa berlebihan.
Virus perilaku konsumtif, menurut Muhyidin, sudah menjalari umat Islam. Sehingga ada
anggapan tidak sempurna ibadah Ramadan dan Idul Fitri jika tidak dibarengi pergantian
busana baru. Perubahan sikap itu dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh pelaku bisnis.
Perancang mode pun mengeluarkan hasil kreativitasnya dalam produk-produk yang menarik
konsumen.
Sehingga terjadi deal bisnis yang dikemas dengan nuansa religius dan dipasarkan ke
publik, katanya.
Makna puasa
Muhyidin menegaskan bahwa puasa bukan sekadar menahan lapar, haus, dan mengendalikan
nafsu syahwat. Puasa merupakan penguasaan diri untuk menghindari perbuatan yang
mendatangkan dosa dan merusak moral.
Sebagai makhluk sosial dan biologis, manusia dalam berhubungan dengan sesama setiap
harinya sarat dengan godaan dan dorongan untuk bersikap subjektif dalam memandang diri
sendiri. Pemicunya, menurut Muhyidin, beraneka ragam mulai dari yang kecil hingga besar.
Terkadang kepentingan pribadi mengalahkan tuntunan dan pedoman agama, ujarnya.
Puasa dan ibadah-ibadah Ramadan seharusnya mampu meredam itu semua. Dengan
demikian, makna dan manfaat puasa dapat diperoleh secara utuh. Jangan sampai kita
berpuasa, tapi tak mendapatkan apa-apa selain rasa lapar dan haus sebagaimana yang
dilukiskan Nabi dalam sabdanya, Banyak orang berpuasa hanya mendapat lapar dan haus
dan banyak orang qiyamul lail di malam hari hanyalah sekedar terjaga. (H-3)
oebay@mediaindonesia.com






















TAFSIR AL-MISHBAH

Alquran Pedoman Manusia



TAFSIR Al Mishbah kali ini membahas Alquran Surah Al Isra ayat 105 hingga 111.
Ayat-ayat itu menjelaskan keutamaan Alquran.
Pada ayat 105 dan 106 dijelaskan mengenai turunnya Alquran, `Dan Kami turunkan
(Alquran) itu dengan dasar kebenaran dan (Al Quran) itu turun dengan (membawa)
kebenaran. Dan Kami mengutus engkau (Muhammad), sebagai pembawa berita gembira dan
pemberi peringatan. Dan Alquran (Kami turunkan) berangsur-angsur agar engkau
(Muhammad) membacakannya kepada manusia perlahan-lahan dan Kami menurunkannya
secara bertahap'.
Jadi, Alquran yang membawa kebenaran diturunkan dengan cara yang benar, yakni dengan
diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW. Sebagai perbandingan, banyak hal baik yang
disampaikan dengan cara yang kurang baik, begitu pun sebaliknya. Berbeda dengannya
Alquran yang memenuhi unsur kebenaran baik dari segi tujuan maupun cara penyampaiannya
pada manusia.
Nabi Muhammad diutus sebagai pembawa berita gembira, yakni keselamatan melalui agama
Islam yang telah disempurnakan. Alquran juga diturunkan dengan berangsur-angsur sebagai
furqan (pembeda), yakni membedakan kebenaran dari yang salah.
Pada ayat 107 hingga 109, Allah SWT berfirman, Katakanlah (Muhammad): Berimanlah
kamu kepadanya (Alquran) atau tidak usah beriman (sama saja bagi Allah). Sesungguhnya
orang yang telah diberi pengetahuan sebelumnya, apabila (Alquran) dibacakan kepada
mereka, mereka menyungkur wajah, bersujud, dan mereka berkata `Mahasuci Tuhan Kami.
Sungguh, janji Tuhan kami pasti dipenuhi'. Dan mereka menyungkurkan wajah sambil
menangis dan mereka bertambah khusyuk. Maksud ayat tersebut ialah seruan untuk beriman
kepada Alquran bukanlah kebutuhan Allah SWT, melainkan manusia.
Sebagai makhluk ciptaan-Nya, manusia memerlukan pedoman hidup. Itulah tujuan
diturunkannya Alquran. Karena itu, kebutuhan untuk mengimani Alquran ialah kebutuhan
manusia.
Penafsir menjelaskan umat manusia sejak dulu selalu memercayai utusan Allah SWT,
termasuk Nabi Muhammad SAW yang akrab dengan julukan Al-Amin (yang tepercaya).
Itulah mengapa ketika Alquran dibacakan kepada mereka yang tahu kebenaran Alquran,
mereka akan bersujud dan memuji kebesaran Allah SWT.
Ayat 110 menerangkan tentang asma ulhusna, yakni nama-nama Allah yang mulia,
`Katakanlah (Muhammad): Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana
saja kamu dapat menyeru, karena Dia mempunyai nama-nama yang terbaik dan janganlah
engkau mengeraskan suaramu dalam salat dan jangan (pula) merendahkannya dan usahakan
jalan tengah di antara kedua itu'.
Para ulama berpesan kepada manusia yang hendak berdoa untuk menyesuaikan pengucapan
nama Allah SWT dengan isi doa. Contohnya, ketika berdoa untuk meminta rezeki, kita bisa
memohon kepada Allah dengan kata ya Razaak yang artinya maha pemberi rezeki. Atau
ketika hendak memohon ampun, gunakanlah kata ya Ghaffar yang artinya maha pengampun.
Sebuah hadis menyebutkan bahwasanya nama-nama Allah SWT berjumlah 99. Namun,
penafsir menjelaskan apabila berpatokan pada Alquran, sesungguhnya nama-nama Allah
SWT bisa lebih dari itu.
Mahabesar Allah dengan segala firman-Nya, sebagaimana diungkap pada ayat 111, `Dan
katakanlah: Segala puji bagi Allah yang tidak mempunyai anak dan tidak (pula) mempunyai
sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia bukan pula hina yang memerlukan penolong dan
agungkanlah Dia seagung-agungnya'. (Fat/H-3)































CANDA PUASA

Soal Ujian SIM



HARI-HARI terakhir di Ramadan umumnya diwarnai dengan fenomena mudik. Mudik
menjadi ajang silaturahim para perantau di kota dengan sanak saudara dan handai tolan di
kampung halaman.
Tidak terkecuali bagi Sumarno, perantau di Jakarta. Ia juga berencana mudik menjelang
Lebaran nanti. Baginya, kegiatan tahunan itu sangatlah menyenangkan meski melelahkan.
Berbeda dengan tahun lalu, tahun ini ia ingin mengendarai mobil yang baru saja didapatnya
dari sebuah undian. Sayangnya, ia belum memiliki surat izin mengemudi (SIM). Karena
itulah, ia datang ke Kantor Samsat untuk membuat SIM.
Ketika sampai, ia diharuskan mengikuti ujian SIM agar lulus dan mendapatkan SIM secara
legal.
Penguji utama bertanya, Saat kamu mengendarai mobil di sebuah jalan, tiba-tiba menjumpai
satu orang dan seekor anjing, kamu pilih menabrak orang itu atau menabrak anjing?
Sumarno tanpa banyak berpikir segera menjawab, Ah, sudah tentu anjing yang akan saya
tabrak.
Penguji utama itu menggeleng-gelengkan kepalanya dan berkata, Sebaiknya kamu pulang
saja dan lain kali datang mengulang ikut ujian lagi.
Sumarno dengan penasaran bertanya lebih jauh, Masak sih saya diharuskan menabrak
orang? Setelah memandangnya sejenak, penguji utama itu berkata, Sudah tentu bukan
begitu. Kamu harus cepat-cepat menginjak rem agar tidak menabrak mereka. Sumarno pun
hanya bisa manggut-manggut. (*/H-3)
Diolah dari http://www.ketawa.com.











Lindung Nilai Perlu Segera

IQBAL MUSYAFFA


Pasar valas Indonesia termasuk paling bergejolak karena didominasi transaksi tunai,
yang mencapai sekitar 70%.
RISIKO utang luar negeri yang menguat lewat kenaikan debt service ratio (DSR) kembali
memantik urgensi pendalaman pasar instrumen lindung nilai (hedging).
Saat dijumpai di Bandung, akhir pekan lalu, Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan
Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI) Juda Agung mengingatkan soal tren kenaikan
DSR. DSR merupakan rasio dari jumlah pembayaran bunga dan cicilan pokok utang luar
negeri jangka panjang dibagi dengan jumlah penerimaan ekspor. Jika DSR semakin besar,
beban utang luar negeri semakin berat dan serius. Beberapa waktu sebelumnya DSR kita
hanya 25%, tetapi sekarang mencapai 50%, kata Juda.
Kuartal I lalu, DSR di kisaran 46%. Kenaikan DSR terutama disumbang kenaikan utang luar
negeri perusahaan-perusahaan di dalam negeri. Ini akibat dari berlebihnya likuiditas (di luar
negeri) dan biaya rendah, serta ketersediaan dana, imbuh Juda.
Juda menyebutkan peningkatan utang luar negeri akan diikuti peningkatan risiko
perekonomian suatu negara, termasuk risiko nilai tukar dan risiko overleveraged (utang lebih
besar daripada pendapatan).
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Ekonom Bank Mandiri Destry Damayanti mengingatkan
banyak utang luar negeri swasta yang belum lindung nilai. Padahal, kenaikan rasio utang luar
negeri rawan mendapat sekaligus memberi tekanan terhadap rupiah.
Pasar hedging kita masih limited. Makanya BI mendorong pertumbuhan hedging market
untuk mengurangi risiko kurs, ujarnya.
Lindung nilai merupakan suatu cara atau strategi untuk mengurangi atau meniadakan risiko
keuangan baik yang timbul di sisi aset maupun kewajiban karena ketidakpastian harga,
terutama nilai tukar dan suku bunga.
Sementara itu, Ekonom Senior Standard Chartered Fauzi Ichsan mengatakan selama defisit
neraca perdagangan dan defisit APBN masih tinggi, DSR susah ditekan. Untuk mengurangi
defisit tersebut, laju pertumbuhan ekonomi harus direm. Dengan begitu, secara otomatis
utang luar negeri dapat ditekan dengan mengurangi impor.
Terkait dengan hedging, Fauzi menyarankan agar dilakukan separuhnya saja apabila
perusahaan khawatir kondisi nilai tukar mendatang akan memberi impak negatif.
Tidak bisa memaksa
Dalam catatan BI, dari 100 perusahaan pengutang terbesar saat ini, hanya 12 yang melakukan
hedging. Kendati demikian, otoritas moneter belum bisa memaksa perusahaan perusahaan
untuk melakukan lindung nilai tersebut.
Mengenai upaya penanganan masalah itu, Juda menyebutkan ada tiga pendekatan, yaitu
liberal, dikontrol, dan prudential measures.
Juda menyebutkan pendekatan liberal digunakan negara-negara maju yang pasar
keuangannya sudah maju. Kalau kita mengarah kepada aturan agar perusahaan berhati-hati
dalam melakukan utang luar negeri.
Pemerintah sendiri telah mendorong perusahaan-perusahaan pelat merah untuk melakukan
hedging. Namun, dari BUMN yang acap bertransaksi valas, kata Direktur Departemen
Pengelolaan Moneter BI Edi Susianto, baru PT Garuda Indonesia Tbk dan PT Krakatau Steel
Tbk yang sudah menerapkan hedging.
Pertamina dan PLN, ujar Edi, masih berada dalam proses finalisasi infrastruktur pendukung
seperti standar operasi dan prosedur, sistem, dan sumber daya manusia. (Ant/E-2)
iqbal@mediaindonesia.com

























Biaya Ekstra untuk Pajak Udara Bikin Pelancong Jera



LAZIMNYA, di bandara di seluruh dunia, selain membeli tiket pesawat, penumpang harus
membayar biaya tambahan untuk kelebihan bagasi, pajak penumpang, atau prioritas
boarding. Namun, ada satu bandara yang sekarang mengenakan ongkos tambahan untuk
fasilitas yang kasatmata, yakni udara.
Siapa pun yang berangkat dari Bandara Internasional Maiquetia, di utara ibu kota Venezuela,
Caracas, kini harus membayar retribusi sebesar 127 bolivar. Biaya ekstra setara Rp234 ribu
itu hanya untuk membayar udara segar dari unit pendingin ruangan (air conditioner/AC)
yang baru saja dipasang awal tahun ini. Kebijakan itu berlaku mulai 1 Juli tahun ini.
Kementerian Transportasi Udara dan Air menyatakan AC di Bandara Simon Bolivar
menggunakan ozon untuk memurnikan sistem pendingin udara bandara. Sistem itu
mengeliminasi bakteri dan menyuntikkan ozon ke atmosfer untuk memperbaiki kualitas udara
dan melindungi kesehatan penumpang.
Pun, pemerintah yang dipimpin Presiden Nicolas Maduro mengklaim layanan itu menjadi
yang pertama di Amerika Selatan dan Kepulauan Karibia.
Kontan, `pajak pernapasan' untuk penumpang domestik ataupun internasional itu menuai
protes. Banyak yang mengekspresikan keberatan mereka di media sosial Twitter. Mereka
rata-rata mengaku jera untuk kembali ke Venezuela. Seperti dikutip dari akun Lukas Biba
@bibalukas yang menyebut, Toilet tidak ada air, AC rusak, anjing-anjing liar di dalam
bandara, tapi ada ozon? Penumpang lain, Chipopo, dalam akun @ ElvDav menyebut biaya
ekstra itu tidak termasuk untuk menurunkan suhu udara di bandara. Suhu 36 derajat celsius,
itu pasti suntikan ozon yang membuat suhu melonjak, ejeknya.
Hal itu dikhawatirkan akan semakin menurunkan kunjungan wisata dan bisnis ke negara
sosialis itu. Pasalnya, beberapa maskapai internasional seperti Air Canada dan Alitalia telah
menangguhkan sejumlah penerbangan ke Venezuela dalam beberapa bulan terakhir.
Mereka memprotes kontrol ketat pemerintah terhadap nilai tukar mata uang. Hal itu dibalas
pemerintah dengan memblokir dana para operator penerbangan.
Dua maskapai Amerika Serikat, Delta Air Lines dan American Airlines, juga akan
mengurangi 85% dan 80% rute penerbangan mereka ke Venezuela mulai 1 Agustus.
Keduanya mengklaim memiliki piutang sekitar US$750 juta yang ditahan pemerintah
Venezuela.
Menurut Asosiasi Transportasi Udara Internasional, Venezuela telah memblokir hampir
US$4 miliar dana dari penjualan tiket penerbangan milik 24 operator. Hal itu bertentangan
dengan perjanjian internasional.
Venezuela tidak memiliki utang kepada maskapai penerbangan asing, demikian bantahan
Menteri Transportasi Udara Luis Caraballo Graterol, awal pekan lalu. (Ayomi
Amindoni/CNN/CB/E-4)














































Sikap Mental Penyebab Kemiskinan


Sikap mental rendah diri dan pemalas muncul karena merasa alam menyediakan
segalanya, serta rasa terpinggirkan menjadi akar kemiskinan.
MENTERI Kordinator bidang Perekonomian Chairul Tanjung berpendapat sikap mental atau
budaya kemiskinan sebagai penyebab kemiskinan dan kesenjangan ekonomi.
Sikap mental itu meliputi perasaan rendah diri dan malas karena merasa alam menyediakan
segalanya, tergantung pada pertolongan orang lain, serta merasa terkucilkan atau
terpinggirkan, ucap Chairul dalam pidato penganugerahan gelar doktor kehormatan bidang
kewirausahaan dari Universiti Teknologi MARA, Selangor, kemarin, seperti dilaporkan
wartawan senior Media Indonesia Usman Kansong, dari Malaysia, kemarin.
Chairul Tanjung yang juga pengusaha nasional itu mendapat gelar doktor kehormatan karena
dianggap telah menunjukkan kehebatan seorang pribumi dalam dunia industri dan
kewirausahaan.
Upacara penganugerahan doctor honoris causa dihadiri Seri Paduka Baginda Yang Dipertuan
Agung Almu'tasimu Billahi Muhibbuddin Tuanku Alhaj Abdul Halim Mu'adzam Shah yang
juga penasihat Universiti Teknologi MARA.
Menurut Chairul, berkaca pada pengalamannya selama 30 tahun berbisnis, perbaikan kualitas
sumber daya manusia (SDM) harus dibarengi kemampuan berinovasi, eksekusi, dan
kewirausahaan. Agar inovasi bisa dieksekusi menjadi sesuatu yang komersial dan bernilai
tambah, harus ada kepemimpinan yang kuat dan efektif.
Chairul kemudian mengingatkan Masyarakat Ekonomi ASEAN menjelang. Ia mengajak
Malaysia sebagai negara serumpun, bersama Indonesia memajukan kaum pribumi agar
sanggup bersaing dan keluar dari kemiskinan.
Seri Paduka Baginda Yang Dipertuan Agung Almu'tasimu Billahi Muhibbuddin Tuanku
Alhaj Abdul Halim Mu'adzam Shah juga mengajak Indonesia bekerja sama dengan Malaysia
dalam meningkatkan kualitas SDM melalui pendidikan.
Chairul Tanjung ialah orang ketiga dari luar Malaysia yang mendapat gelar doktor
kehornatan dari Universiti Teknologi MARA. Universitas tersebut sebelumnya
menganugerahi mantan Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela dan ahli kimia Pakistan
Abdurrahman. Selain mendapat doktor kehormatan, Chairul juga dikukuhkan sebagai
profesor tamu. (E-1)



Hak Pendidikan Penyandang Disabilitas

Doni Koesoema A Pemerhati Pendidikan




BARU pertama kalinya di dalam sejarah, kedua tim sukses dari setiap kubu calon presiden
(capres), yaitu Prabowo-Hatta dan Jokowidodo-Jusuf Kalla, berdialog dengan para
penyandang disabilitas untuk membahas masa depan mereka. Tema tentang hak-hak
penyandang disabilitas bisa dikatakan sangat marjinal, jarang bahkan tidak dibahas dalam
debat visi dan misi calon presiden, serta luput dari gelora kampanye.
Dalam dialog yang diadakan di aula Pegadaian, Kramat Raya, beberapa waktu lalu,
perwakilan dari kedua tim sukses, Edy Prabowo (kubu Prabowo-Hatta), Rieke Dyah Pitaloka
(kubu Jokowi-JK) berjanji untuk tetap memperjuangkan hak-hak penyandang disabilitas
siapa pun presidennya. Kedua juru bicara itu ialah wakil rakyat yang lolos ke Senayan dalam
pemilu legislatif lalu. Namun, persoalan penyandang disabilitas bukanlah masalah janji-janji
manis, melainkan aksi nyata yang membuat keberadaan mereka lebih bermartabat.
Kasus persyaratan SNMPTN yang diskriminatif bagi penyandang disabilitas dan diskriminasi
masuk SMA/SMK hanyalah gunung es dari persoalan fundamental pendidikan yang tidak
memandang penyandang disabilitas sebagai manusia. Mereka dianggap sebagai objek
penghalang dan beban.
Penyandang disabilitas ialah manusia yang bermartabat dan memiliki hak. Perjuangan
mereka merupakan perjuangan demi penegakan kemanusiaan itu sendiri. Hak memperoleh
pendidikan yang layak bagi penyandang disabilitas dilindungi oleh konstitusi. Mereka bukan
hanya memiliki hak untuk memperoleh pendidikan, melainkan juga sama seperti individu
nondisabilitas, mereka memiliki keseluruhan hak untuk berpartisipasi secara aktif dalam
kehidupan bernegara, di bidang politik, sosial, ekonomi, dan kebudayaan.
Publik mulai menyadari persoalan penyandang disabilitas ketika penyandang disabilitas
mulai menyadari pentingnya menyuarakan hak-hak mereka. Bahkan, para penyandang
disabilitas sudah sangat maju dengan secara resmi mengajukan Rancangan Undang-Undang
Penyandang Disabilitas (RUU Penyandang Disabilitas), sebagai pengganti Undang-Undang
No 4 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat.
Perubahan radikal
RUU Penyandang disabilitas sudah masuk pada salah satu prioritas Prolegnas 2014. RUU itu
akan mengubah secara radikal paradigma kita terhadap penyandang disabilitas, dan tentu
saja, perubahan paradigma itu akan memiliki pengaruh besar pada praksis pendidikan kita.
Perubahan radikal pertama ialah perubahan filosofis dari paradigma karitatif menjadi hak
asasi manusia. UU No 4 Tahun 1997 masih memandang penyandang disabilitas sebagai
individu yang patut dikasihani, tapi tidak memiliki hak. Karena itu, perlakuan terhadap
mereka sekadar karitatif, berdasarkan rasa belas kasihan semata. Paradigma itu berubah
menjadi pendekatan hak. Sebagai hak asasi, hak para penyandang disabilitas bersifat
universal, langgeng, tidak dapat dikurangi, dibatasi, dicabut, atau dihilangkan oleh siapa pun
termasuk negara.
Konvensi Hak-Hak Penyandang Disabilitas yang telah ditandatangani Pemerintah Indonesia
pada 2007 dan dikuatkan dengan UU No 19 Tahun 2011 tentang Pengesahan Konvensi
Mengenai Hak-Hak Penyandang Disabilitas mewajibkan bahwa keseluruhan peraturan
perundang-undangan yang ada melindungi hak-hak asasi penyandang disabilitas.
Kedua, persoalan penyandang disabilitas bukanlah persoalan individual, yaitu masalah ada
pada penyandang disabilitas, melainkan pada unsur sosial, yaitu pemahaman masyarakat,
negara, dan aparatur negara terhadap keberadaan penyandang disabilitas sebagai warga
negara. Mereka selama ini dianggap sebagai aib, objek penghalang. Masyarakatlah yang
harus mengubah cara pandang mereka terhadap penyandang disabilitas. Mereka juga manusia
yang memiliki hak dan martabat yang luhur, yang tidak pernah boleh dilecehkan siapa pun.
Ketiga, secara hukum yuridis, konsep tentang penyandang disabilitas berubah. Bila dalam
UU No 4/1997 masih memakai istilah penyandang cacat, istilah itu sudah tidak tepat lagi dan
harus dihilangkan, sebab cacat fisik dan mental bukanlah sebuah kecelakaan yang
membedakan manusia satu dengan yang lainnya. Istilah yang lebih manusiawi dan dipakai
sekarang ialah penyandang disabilitas. Pembedaannya bukan antara yang cacat dan normal,
melainkan pada disable dan non disable. Mereka semua ialah sama-sama manusia yang
memiliki hak dan martabat yang tak dapat diganggu gugat siapa pun.
Bukan inklusi
Pemenuhan hak-hak para penyandang disabilitas dalam praksis pendidikan kita selama ini
hanyalah tempelan dan tambahan. Itu terbukti dengan adanya lembaga pendidikan yang
inklusif. Padahal, semestinya tidak ada sekolah yang inklusi, sebab pendidikan itu pada
hakikatnya adalah inklusi. Pendidikan inklusif menimbulkan pembatasan-pembatasan apa
pun atas dasar alasan disabilitas, dan itu merupakan sikap tidak adil serta diskriminatif. Setiap
penyandang disabilitas memiliki hak untuk masuk dan mengenyam pendidikan dari semua
jenjang, jalur, dan jenis pendidikan.
Konsep kita tentang pendidikan umum dengan program inklusi harus dihapus. Pemahaman
yang distortif terhadap pendidikan inklusi telah berakibat bahwa praksis pendidikan inklusi
sekadar formalitas. Pemerintah secara formal menyediakan keberadaan pendidikan inklusi,
tapi hal-hal fundamental, seperti ketersediaan sarana belajar, guru, akomodasi wajar proses
belajar siswa, sistem evaluasi dan kurikulum, tidak berubah. Ketiadaan sarana-prasarana dan
tenaga di perguruan tinggi tidak bisa menjadi alasan untuk menyingkirkan para penyandang
disabilitas dari akses mereka terhadap pendidikan di setiap jenjang pendidikan, mulai dari
pendidikan dasar, sampai tinggi. Negara bertanggung jawab untuk menyediakan akses itu.
Bukan semalam
Membalik keadaan, dengan sistem pendidikan kita memiliki jiwa adil dan menerapkan
prinsip nondiskriminasi terhadap penyandang disabilitas bukanlah pekerjaan semalam.
Namun, pekerjaan itu tidak dapat dilakukan bila paradigma dan visi kita tentang kehadiran
para penyandang disabilitas tidak berubah. Dalam konteks pendidikan, perubahan radikal itu
harus disertai desain jangka panjang dan eksplisitasi penghargaan terhadap penyandang
disabilitas dalam aturan hukum dan perundang-undangan kita. Untuk itu, ada tiga prioritas
yang mesti segera dikerjakan.
Pertama, pemerintah harus secara eksplisit dan tegas menyatakan dan mengukuhkan dalam
produk hukum dan praksis bahwa penyandang disabilitas tidak didiskriminasi dalam
mengenyam pendidikan dalam jenjang mana pun. Kedua, pemerintah harus mendesain secara
jelas kebijakan afirmatif apa yang akan mereka lakukan untuk mengakomodasi kehadiran
para penyandang disabilitas agar memiliki keterbukaan akses pada setiap jalur pendidikan,
mulai dari pendidikan dasar sampai tinggi. Pemerintah harus secara jelas menyatakan bahwa
pendidikan dari tingkat dasar sampai tinggi inklusif.
Ketiga, harus ada proses penilaian dan assessment yang utuh ketika pemerintah menentukan
seseorang harus masuk sekolah khusus, melalui kriteria dan proses yang secara objektif dapat
dipertanggungjawabkan. Sekolah khusus hanya diperuntukkan bagi mereka yang sungguh-
sungguh secara khusus tidak dapat berintegrasi dengan sekolah umum baik dari segi
kurikulum, metode, sarana, guru, dan tujuan.
Masyarakat dan para pengambil kebijakan harus terbuka dan berani mengoreksi konsep dan
paradigma mereka tentang kehadiran para penyandang disabilitas. Penyandang disabilitas
ialah manusia. Mereka ialah saudara-saudara kita, yang patut kita perlakukan dengan penuh
cinta, dan dilindungi dalam sebuah produk hukum, undang-undang, peraturan, dan praksis
kehidupan bermasyarakat yang menghargai harkat dan martabat mereka sebagai ciptaan
Tuhan.












CALAK EDU

Menerima Perbedaan, Menghargai Kesetaraan

Oleh: Ahmad Baedowi



SEBUAH konstruksi sosial dan budaya lewat perubahan kata dalam bahasa ternyata belum
mampu mengubah atau setidaknya menurunkan sikap diskriminatif kita terhadap perbedaan.
Ambil contoh kata difabel, yang berasal dari singkatan berbahasa Inggris diffable dan
merupakan kependekan dari differenly able atau yang juga sering disebut sebagai different
ability. Istilah difabel merupakan pengindonesiaan dari kependekan istilah different abilities
people (orang dengan kemampuan yang berbeda).
Dengan istilah difabel, masyarakat diajak untuk merekonstruksi nilai-nilai sebelumnya, yang
semula memandang kondisi cacat atau tidak normal sebagai kekurangan atau
ketidakmampuan menjadi pemahaman terhadap difabel sebagai manusia dengan kondisi fisik
berbeda yang mampu melakukan aktivitas dengan cara dan pencapaian yang berbeda pula.
Wacana penggunaan istilah difabel dimaksudkan untuk memberi sikap positif yang
menekankan pada perbedaan kemampuan dan bukan pada keterbatasan, ketidakmampuan
atau kecacatan baik fisik maupun mental. Karena itu setiap sikap yang diskriminatif, terutama
di bidang pendidikan, bertentangan dengan UUD 1945 Pasal 31(1) yang menjamin bahwa
`setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan'.
Bahkan secara lebih khusus, Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 5
menjelaskan bahwa `setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh
pendidikan yang bermutu', serta `warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional,
mental, intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus'.
Namun, kata `pendidikan khusus' dalam UU Sisdiknas nyatanya masih setengah hati
dijabarkan pemerintah, mengingat faktanya para difabel belum memperoleh layanan
pendidikan yang setara dan berkeadilan. Harus diakui bahwa masalah keadilan dan
kesetaraan dalam tata kelola pendidikan kita dalam tiga dekade terakhir tidak pernah bisa
diselesaikan secara baik dalam kerangka sistem pendidikan nasional. Bukan hanya di
Indonesia, isu soal keadilan dan kesetaraan dalam pendidikan juga menjadi isu yang tak
kunjung selesai dibicarakan seluruh dunia.
Kebingungan itu salah satunya bisa jadi bermula dari definisi kesetaraan pendidikan itu
sendiri, yaitu apakah kesetaraan bermula dari keterbatasan input sumber daya terhadap
sekolah atau kesetaraan dari output di luar sekolah.

Akses luas
Jika kesetaraan dilihat dari aspek input sumber daya sekolah, seluruh kebutuhan yang
menjadi prasyarat terciptanya sebuah sekolah yang nondiskriminatif seperti guru yang
berkualitas, sarana dan fasilitas yang memadai, serta manajemen pengelolaan yang transparan
dan akuntabel haruslah dirasakan oleh seluruh siswa dalam setiap aspek pelayanan. Termasuk
kategori ini ialah akses terhadap anak berkebutuhan khusus dalam pelayanan pendidikan bagi
para penyandang difabel.
Selama ini disediakan fasilitas pendidikan khusus bagi anak-anak difabel, disesuaikan dengan
derajat dan jenis difabelnya, yaitu sekolah luar biasa (SLB). Disadari atau tidak, sistem
pendidikan SLB itu telah membangun tembok besar eksklusivisme bagi anak-anak yang
berkebutuhan khusus. Pendidikan yang terpisah dari pendidikan reguler sudah barang tentu
menghambat proses saling mengenal antara anak-anak difabel dan anak-anak pada umumnya.
Kelompok difabel menjadi komunitas yang teralienasi dari dinamika sosial masyarakatnya.
Mereka merasa keberadaan mereka bukan menjadi bagian yang integral dari kehidupan
masyarakat di sekitarnya.
Sementara itu, masyarakat umum juga menjadi tidak begitu akrab dengan persoalan-
persoalan kehidupan kelompok difabel. Masalah akses pendidikan bagi difabel dan mereka
yang berkebutuhan khusus memang menjadi persoalan di seluruh dunia.
Di banyak negara, 50%-60% anak-anak tanpa kecacatan dan hanya 2%-3% anak difabel
masuk sekolah. Itulah sebabnya, badan dunia seperti UNESCO memberi perhatian serius
mengenai persoalan ini. Dalam Penyataan Salamanca (UNESCO, 1995) misalnya, ditekankan
hal-hal yang berkaitan dengan hak para difabel seperti memperoleh penyesuaian pendidikan
agar dapat mengikuti sekolah sebagaimana halnya anak-anak normal.
Pemerintah semestinya memikirkan secara khusus anggaran pendidikan yang tidak
diskriminatif dalam mengejar ketertinggalan anak-anak difabel. Selain itu, pemerintah perlu
memikirkan masalah kesetaraan yang bersumber dari output sekolah. Tingkat kemampuan
ekonomi orangtua dan cara lingkungan tempat siswa difabel berada juga merupakan masalah
serius yang harus diselesaikan dan harus menjadi faktor pertimbangan pemerintah dalam
mengerjakan kebijakan nondiskriminatif itu.
Tentu terdapat banyak sekali ketimpangan yang luar biasa dan menyebabkan anak-anak
difabel menjadi semakin jauh dari isu kesetaraan dalam menerima pendidikan yang
berkualitas, seperti terbatasnya kemampuan negara untuk menjadikan mereka sebagai
penduduk yang sejahtera, dengan faktor kebutuhan khusus dan kemiskinan hanya
dieksploitasi sebagai kebutuhan politik semata.
Dalam buku Politics, Language, and Culture: A Critical Look at School Reform, Joseph
Check (2004) memastikan bahwa dalam setiap sistem pendidikan sebuah negara melalui
muatan kurikulumnya tak akan pernah bisa menghindari isu RAS, bahasa, dan budaya,
karena isu-su tersebut selalu berkaitan dengan persoalan pemerataan (equity) pendidikan
masih tetap tinggi, akses (access), dan kualitas (quality) pendidikan juga masih rendah.
Untuk itulah, perlu dipikirkan dan dibuat rancang bangun mekanisme yang terintegrasi
terhadap proses pendidikan, antara anak-anak difabel dan anak-anak yang normal. Kapan?
Sebaiknya sekarang, dan kita berharap pemerintahan baru akan mewujudkan pendidikan
inklusif itu dengan sungguh-sungguh, bukan setengah hati.










































Umat Harus Peduli Rumah Ibadahnya

Oleh M. Fuad Nasar Wakil Sekretaris BAZNAS


Umat Islam Indonesia patut bersyukur dengan suasana islami yang tercipta setiap Ramadhan.
Masjid dipadati jamaah yang melaksanakan shalat tarawih dan menyimak ceramah ramadhan.
Banyak masjid di perkotaan menggelar buka puasa gratis untuk musafir dan warga yang ingin
menikmati kebersamaan dalam hari-hari Ramadhan.
Organisasi pemuda dan remaja masjid pertama di Jakarta, yaitu Youth Islamic Study Club
(YISC) Al-Azhar di Masjid Agung Al-Azhar, Kebayoran Baru Jakarta Selatan, setiap
Ramadhan mengusung tema kegiatan yang berkesan, yakni Cahaya Ramadhan Cahaya
Masjid. Menengok ke Bandung, di Masjid Salman ITB, masjid kampus pertama di
Indonesia, dapat pula disaksikan agenda ramadhan yang semarak dengan nuansa khas masjid
kampus. Syiar ramadhan bergema di masjid-masjid lainnya di seluruh wilayah tanah air yang
mencerminkan kehidupan Islam di Indonesia.
Sepuluh hari terakhir Ramadhan kegiatan malam Iktikaf di berbagai masjid tidak hanya
diikuti orang-orang tua, tetapi juga generasi muda. Syiar Ramadhan tidak terpisahkan dari
syiar memakmurkan masjid. Ramadhan mendekatkan umat Islam dengan masjid sebagai
pusat jantung kehidupan keagamaan.
Peran dan fungsi masjid dalam masyarakat Islam sebagai pusat ibadah dan pembinaan umat
perlu dipelihara sepanjang zaman. Masjid merupakan tempat integrasi dan reintegrasi umat,
kata almarhum Mohammad Natsir. Masjid satu-satunya tempat yang dapat mempertemukan
umat Islam di bawah naungan akidah dan ikatan ukhuwah islamiyah sebagaimana diajarkan
Nabi Muhammad SAW.
Zaman terus berubah dan musim berganti. Di pusat-pusat kota dan kawasan pengembangan
perkotaan terjadi perubahan yang tidak terbayangkan sebelumnya. Kemajuan dan semarak
kehidupan Islam di tanah air kita bukannya tanpa tantangan. Di satu sisi semarak syiar Islam
yang mengesankan, namun di sisi lain pengaruh materialisme dari hari ke hari kian mendesak
nilai-nilai keagamaan bangsa kita.
Pembatalan dan pengalihan tanah wakaf beberapa kali terjadi dalam masyarakat untuk
kepentingan komersil. Di masa lalu tidak terbayangkan masjid yang merupakan harta wakaf
diambil kembali oleh ahli waris untuk dijual karena tergiur harta tanah yang mahal. Uang
bisa mengalahkan rasa takut manusia kepada Tuhan.
Sewaktu saya berbincang dengan Direktur Eksekutif Badan Wakaf Indonesia (BWI) Drs. H.
Achmad Djunaedi, MBA, tanggal 24 Mei 2014 lalu, diungkapkan banyak masjid di DKI
Jakarta dan Sekitarnya (Jabodetabek) belum memiliki sertifikat wakaf.
Menurut Achmad Djunaedi banyak masjid di daerah jalan protokol di Jakarta dan kompleks
perumahan (real estate) di Jabodetabek belum memiliki sertifikat wakaf. Status tanah masjid
kebanyakan adalah tanah negara dan fasilitas sosial milik pengembang (developer). Masjid
negara (Masjid Istiqlal) ternyata juga tidak memiliki sertifikat wakaf. Sekian banyak masjid
di atas tanah wakaf ternyata belum bersertifikat.
Di samping itu, maraknya pembangunan super-block perumahan dan kawasan bisnis seluas
ribuan hektar tidak boleh menghilangkan masjid dan mushalla yang telah berdiri sejak
puluhan atau ratusan tahun di daerah itu. Jika tidak ada yang peduli, tidak mustahil Islam
tidak kelihatan lagi di tempat itu karena tergusur oleh pembangunan. Ujar mantan pejabat
Kementerian Agama itu.
Dalam kaitan ini patut kita dukung rencana BWI yang ingin mendata dan mensosialisasikan
pentingnya sertifikasi tanah wakaf masjid. Setiap tanah negara dan lahan fasilitas sosial yang
di atasnya berdiri masjid harus disertifikatkan. BWI telah meminta kepada Majelis Ulama
Indonesia (MUI) agar menetapkan fatwa bahwa tanah masjid harus wakaf. Masjid di atas
tanah wakaf yang belum bersertifikat sangat riskan di masa mendatang dan beberapa kasus
telah terjadi di kota-kota besar.
Sudah saatnya masalah ini menjadi perhatian agar umat Islam tidak dirugikan ketika terjadi
perubahan tata ruang, pembebasan tanah dan alih fungsi lahan untuk kepentingan komersial.
Lahan fasilitas sosial di kompleks-kompleks perumahan yang telah dibangun masjid di
atasnya seharusnya diurus alih-status menjadi tanah wakaf bersertifikat. Sertifikasi wakaf
sangat diperlukan agar setiap masjid yang berdiri mempunyai kekuatan hukum yang tetap dan
tidak mudah diganggu-gugat. Masjid yang memiliki sertifikat wakaf secara hukum
terlindungi dari penggusuran dan alih fungsi lahan.
Semarak masjid di bulan suci Ramadhan diharapkan mendorong umat Islam lebih care dan
peduli dengan rumah ibadahnya. Kepedulian dan kecintaan umat terhadap masjid tidak cukup
hanya sebatas membangun, memperindah dan memakmurkannya, tetapi juga
mengamankannya. Kita tidak menginginkan rumah ibadah umat Islam (masjid dan mushalla)
lenyap dan tergusur disebabkan kita tidak peduli dengan sertifikasi tanah wakaf. Setiap
jengkal tanah wakaf harus dilestarikan sebagai harta agama.
Dari tahun ke tahun pemerintah tidak memiliki cukup anggaran untuk program sertifikasi
tanah wakaf. Saya kira umat Islam melalui para nazhir wakaf dan pihak terkait harus
mengembangkan inisiatif sendiri untuk pensertifikatan aset-aset umat berupa tanah wakaf
demi kepentingan agama dan generasi mendatang.
Kita selama ini peduli dengan rumah ibadah orang lain di sekitar kita, tapi kurang peduli
untuk mengamankan rumah ibadah kita sendiri. Jika kendalanya hanya masalah dana, umat
Islam melalui lembaga zakat dapat memanfaatkan sebagian zakat, infak dan sedekah untuk
keperluan sertifikasi tanah wakaf yang di atasnya terdapat bangunan rumah-rumah ibadah
sebagai bagian dari peruntukan zakat untuk fisabilillah. Tetapi jika terkait dengan kebijakan,
sudah selayaknya pemerintah memberikan keberpihakan.
Wallahu a'lam bisshawab.













































Gerakan Zakat Berjamaah

Oleh Irfan Syauqi Beik Staf Ahli BAZNAS



Dalam berbagai kesempatan, salah seorang ulama muda kharismatik KH Yusuf Mansur,
senantiasa menyerukan pentingnya berjamaah. Apapun persoalan yang dihadapi, seberat
apapun, akan mudah diatasi dengan cara berjamaah. Dengan berjamaah, maka akan ada
distribusi beban dan kewajiban. Semakin besar bilangan pembagi beban tersebut, maka
kewajiban kita akan semakin ringan. Sebaliknya, semakin kecil bilangan pembagi beban
tersebut, maka akan semakin besar pula kewajiban yang harus ditunaikan.
Sebagai contoh, ketika kita bermaksud membeli sebuah hotel bintang 4 seharga Rp 150
miliar, maka nilai tersebut akan terasa fantastis jika harus ditanggung sendirian. Tapi coba
bayangkan, bila ada 1 juta warga yang siap menanggung secara bersama pembelian hotel
tersebut, maka seorang warga hanya akan terkena kewajiban Rp 150 ribu per tahun. Jika
jumlah ini dibagi dengan 12 bulan, maka setiap orang cukup mengeluarkan Rp 12.500 per
bulan selama 1 tahun. Angkanya menjadi sangat kecil, sehingga jumlah Rp 150 milyar inipun
menjadi terlihat sedikit. Bukan sesuatu yang menakutkan dan memberatkan. Inilah yang
dimaksud dengan istilah bilangan pembagi, yaitu jumlah warga yang terlibat dan durasi
waktu proses pelaksanaannya.
Dengan ilustrasi seperti itu, maka bagi KH Yusuf Mansur, akan sangat mudah untuk
menggerakkan bangsa ini untuk mau membeli kembali aset-aset negara yang telah tergadai
kepada pihak asing. Jika seluruh warga negara terlibat, maka beragam persoalan, seperti
ketiadaan sumber dana bagi pembangunan infrastruktur, dapat diatasi dengan baik dan cepat.
Inilah dahsyatnya efek dari berjamaah. Karena itu, Alquran memerintahkan kita untuk
berjamaah dalam segala hal, sehingga dengan kekuatan jamaah, maka seluruh potensi yang
dimiliki dapat dioptimalkan. Rasulullah dan para sahabat telah membuktikan bahwa kekuatan
berjamaah adalah kunci keberhasilan dalam membangun peradaban Islam dalam waktu
singkat.
Jika semangat berjamaah ini juga diaplikasikan dalam gerakan zakat, maka efektivitas dan
tingkat keberhasilan pembangunan zakat diyakini akan mengalami peningkatan. Untuk itu,
diperlukan adanya langkah strategis agar upaya untuk membangun soliditas jamaah gerakan
zakat bisa berjalan efektif.
Pertama, basis atau pondasi berjamaah adalah adanya rasa saling percaya di antara pihak
yang terlibat. Adanya kepercayaan ini merupakan sebuah keniscayaan. Tidak mungkin
gerakan zakat berjamaah dapat diwujudkan jika antar elemen pegiat zakat masih ada unsur
saling curiga dan buruk sangka. Namun demikian, satu hal yang perlu disadari adalah
munculnya trust ini haruslah melalui proses perjalanan yang panjang dan berliku. Bukan
proses yang bersifat instan dan jangka pendek.
Kedua, dalam berjamaah, diperlukan adanya kesediaan untuk memimpin dan dipimpin.
Dalam konteks memimpin, hampir semua pihak menyatakan kesiapannya. Namun, tidak
semua pihak siap untuk dipimpin. Untuk itu, kepemimpinan gerakan zakat haruslah bersifat
konstitusional dengan merujuk pada UU yang ada. Dalam konteks pengelolaan zakat di tanah
air, UU No 23/2011 dan PP No 14/2014 telah mengamanatkan BAZNAS untuk memimpin
proses integrasi pengelolaan zakat nasional. Tentu, proses kepemimpinan dan koordinasi
tidak akan berjalan efektif manakala Baznas daerah dan LAZ tidak bersedia untuk
bekerjasama dan bersinergi.
Ketiga, kepemimpinan dalam jamaah akan efektif apabila bersifat aspiratif dan akomodatif
terhadap kepentingan para pemangku kebijakan, dengan tetap mengacu pada kerangka sistem
yang dibangun menurut ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Jadi bukan asal
menyenangkan semua pihak tapi kemudian menabrak rambu-rambu peraturan yang ada.
Disinilah pentingnya posisi BAZNAS dalam memainkan perannya sebagai koordinator zakat
nasional.
Keempat, adanya jaminan akuntabilitas sistem zakat yang tengah dibangun. Maksudnya,
kerangka acuan sistem zakat ini harus disusun diatas prinsip pertanggungjawaban yang jelas
dan kuat, sehingga semua pihak yang terlibat memiliki akseptansi terhadap sistem zakat yang
sedang dibangun ini. Akuntabilitas ini dapat dilihat dari berbagai aspek, yaitu akuntabilitas
administratif, akuntabilitas proses dan mekanisme, serta akuntabilitas moral dan sosial.
Wallaahu a'lam.























Cesar dan Scolari Beda Pilihan

AGUS TRIWIBOWO


Jika Julio Cesar menyatakan ingin pensiun, Luiz Felipe Scolari memilih bungkam
dengan rencana masa depannya.
HASIL mengecewakan skuat Brasil sebagai tuan rumah Piala Dunia 2014 membuat kiper
Julio Cesar kecewa berat. Mantan kiper utama klub Inter Milan Italia itu pun berpikir
pensiun.
Ini mungkin menjadi Piala Dunia terakhir saya, ungkap Cesar setelah Brasil ditaklukkan
Belanda 0-3 di laga perebutan posisi ketiga di Brasilia, kemarin dini hari WIB.
Tetap tampil untuk Copa America 2015 (ajang sepak bola Amerika Latin) pada saat usia
sudah 35 tahun menjadi sesuatu yang rumit. Tampil di sana tanpa berpikir untuk Piala Dunia
2018 seperti mementingkan diri sendiri, jelas Cesar.
Kekalahan dari Belanda itu seperti mengulang derita Cesar di Piala Dunia 2010 silam.
Brasil dikalahkan tim yang sama dengan skor 1-2 di babak perempat final.
Namun, Cesar kemudian terpanggil untuk kembali membela Selecao. Pelatih Luiz Felipe
Scolari yang memanggilnya lagi, tahun lalu, setelah dipercaya sebagai pelatih skuat tim
`Samba'.
Kelihaian Cesar yang kini bermain di klub Toronto FC Kanada membuatnya menjadi
pahlawan kemenangan Brasil ketika mengalahkan Cile di 16 besar, dua pekan silam. Akan
tetapi, dia tidak mampu berbuat banyak ketika gawangnya dibombardir Jerman dengan tujuh
gol saat takluk 1-7 di semifinal.
Ini saat menyedihkan bagi sepak bola Brasil, jelas Cesar yang telah 86 kali membela tim
`Samba'. Sekarang saya berpikir untuk menenangkan diri dan melupakan segalanya.
Waktunya untuk kiper lain dan saya pikir Brasil memiliki tujuh atau delapan orang yang
mampu memakai kostum tim nasional, tegas Cesar.
Itu pernyataan yang mungkin menjadi akhir karier Cesar di skuat Brasil. Tim nasional sudah
dibelanya sejak 2004. Debutnya dilakukan di ajang Copa America pada tahun yang sama.
Tergantung CBF
Jika Cesar menyatakan ingin pensiun setelah kegagalan Brasil, beda halnya dengan apa yang
akan dilakukan Scolari. Pelatih yang berjaya mengantar Brasil memenangi Piala Dunia 2002
itu memilih bungkam dengan rencana masa depannya.
Felipao--julukan Scolari-tidak memberi ketegasan apakah akan mundur setelah kegagalan itu.
Mantan arsitek timnas Portugal tersebut mengembalikan semuanya kepada kebijakan
Federasi Sepak Bola Brasil (CBF).
Semua bergantung kepada keputusan presiden (CBF). Kami sekarang memegang laporan
akhir dan akan menyerahkan kepadanya untuk dianalisis mengenai apa yang perlu
diselesaikan, ungkap Big Phil kepada Sky Sports.
Saya tidak akan membicarakan masa depan saya dengan Anda. Menang atau kalah adalah
hasil akhir yang harus kita terima, jelas Scolari.
Scolari menilai para pemainnya tampil cukup baik pada laga melawan Belanda meski
akhirnya tidak dapat apa-apa. Baginya, setidaknya Brasil berhasil menempati empat besar tim
terbaik di Piala Dunia kali ini.
Kami memuji para pemain meskipun kami gagal pada turnamen kali ini, setidaknya kami
tidak bermain buruk hari ini. Saya sudah melatih pada tiga Piala Dunia, dan sekarang kami
berada di empat besar, kilah Scolari.
Padahal, desakan agar Scolari meletakkan jabatan telah terdengar sejak kekalahan telak dari
Jerman di semifinal. Mantan gelandang timnas Brasil Juninho Pernambucano meminta
Scolari dan seluruh staf pelatih Brasil--termasuk Carlos Alberto Parreira--mundur.
Itu kekalahan paling telak dalam sejarah sepak bola dan itu dialami Brasil. Jika saya pelatih,
saya akan mundur di akhir laga, jelas Juninho. (fifa.com/skysport/Agt/R-3)
agustewe @mediaindonesia.com














Brasil Tuai Ejekan di Negeri Sendiri

SATRIA SAKTI UTAMA


Kapten Thiago Silva minta maaf kepada pendukung Brasil atas kekalahan beruntun
mereka.
BRASIL harus kembali menelan pil pahit setelah kalah telak secara beruntun dalam ajang
Piala Dunia kali ini. Dalam laga perebutan tempat ketiga kemarin, Selecao--julukan timnas
Brasil--dipaksa tunduk kepada Belanda dengan skor meyakinkan 0-3.
Robin van Persie membuka keran gol tim `Oranye' melalui titik penalti saat laga baru
berjalan menit ketiga setelah Arjen Robben dijatuhkan Thiago Silva di kotak terlarang.
Anak asuhan Louis van Gaal itu menggandakan keunggulan di menit 17 melalui winger
Daley Blind. Kemenangan 3-0 Belanda akhirnya dilengkapi gelandangnya, Georginio
Wijnaldum, saat pertandingan memasuki perpanjangan waktu.
Dalam pertandingan yang digelar di Stadion Nacional de Brasilia tersebut, Brasil memang
bermain seperti tanpa determinasi. Kekalahan menyakitkan 1-7 atas Jerman di pertandingan
sebelumnya disebut-sebut menjadi biang keladi kekalahan Thiago Silva dkk atas Belanda.
Di sisi lain, kekalahan itu juga menambah luka para pendukung Brasil yang harus melihat tim
kebanggaan mereka keok di rumah sendiri. Kapten Brasil Thiago Silva pun menyatakan
permintaan maafnya atas hasil buruk yang diperoleh.
Saya tidak berpikir kami harus mengakhiri seperti ini. Kami perlu meminta maaf kepada
para suporter. Mereka mengejek kami hingga akhir dan itu normal, mereka memiliki perasaan
juga. Ini sangat sulit, ungkap Silva.
Pendukung tuan rumah sempat mengungkapkan kekesalannya dengan mengeluarkan kata-
kata ejekan kepada para pemain Brasil saat gol kedua Belanda terjadi akibat kesalahan David
Luiz. Kemarahan para suporter pun kembali memuncak setelah tim `Samba' kembali
kemasukan di menit akhir laga.
Selain itu, hasil tersebut semakin memperburuk catatan Brasil yang menjadi tuan rumah Piala
Dunia untuk kali kedua. Brasil pernah menjadi tuan rumah Piala Dunia pada 1950. Dalam
pergelaran tersebut Brasil gagal menjadi juara dunia untuk pertama kalinya setelah
menempati posisi kedua setelah kalah bersaing dengan Uruguay.
Beri apresiasi
Belanda mengakhiri perjalanannya di Piala Dunia 2014 dengan meraih posisi ketiga setelah
mengalahkan tuan rumah Brasil. Dengan hasil tersebut, gelar `juara tanpa mahkota' yang
sudah lama disematkan tetap bertahan.
Tim asal negeri `Kincir Angin' itu memang seperti tidak dinaungi Dewi Fortuna di setiap
ajang Piala Dunia yang mereka ikuti. Tiga kali mencapai laga puncak Piala Dunia (1974,
1978, 2010), tidak pernah sekali pun mereka mengangkat piala.
Meski begitu, pelatih Belanda Luis van Gaal mengaku tetap memberikan apresiasi tinggi
kepada anak asuhnya. Performa Belanda selama Piala Dunia sebenarnya cukup baik dengan
tidak pernah menelan kekalahan dalam 90 menit waktu normal dalam laga yang mereka
jalani. Langkah mereka hanya terhenti oleh Argentina di babak semifinal setelah kalah dalam
babak adu penalti beberapa saat lalu.
Selama turnamen ini kami berhasil mencetak 15 gol dalam 7 laga dan hanya kemasukan
empat. Saya pikir kami dapat melihat ini sebagai suatu kesuksesan dan saya bangga dengan
para pemain dan staf saya, tutur Van Gaal. (Reuters/R-3)
satria@mediaindonesia.com




























Matinya Sepak Bola Brasil di Kandang

Achmad Maulana, dari Brasil



HUUU ..., teriak serentak ribuan penonton yang memadati Fan Fest di Pantai Copacabana,
Rio de Janeiro, setiap kali para pemain Brasil kehilangan bola atau saat mencoba melakukan
serangan dalam pertandingan perebutan tempat ketiga di Stadion Nacional, Brasilia, kemarin.
Sebaliknya, mereka memberi tepuk tangan ketika para pemain Belanda melakukan serangan
berbahaya, termasuk saat tim `Oranye' mencetak gol ketiga mereka. Ironis, memang, karena
yang berteriak-teriak itu sebagian besar ialah para fan Brasil sendiri.
Perasaaan frustrasi setelah tim kesayangan mereka dua kali beruntun menjadi bulan-bulan
lawan sepertinya memunculkan perasaan antipati. Kekecewaan itu pun mereka lontarkan
dalam bentuk hujatan. Bahkan beberapa di antara mereka membawa poster yang berisi
berbagai umpatan untuk arsitek Luiz Felipe Scolari.
Segala cemoohan itu tak ubahnya sebuah orkestra yang mengiringi lonceng kehancuran
Selecao. Itulah mimpi terburuk Brasil. Jauh lebih buruk ketimbang tragedi Maracanazo, saat
mereka kalah 0-1 dari Uruguay di final Piala Dunia 1950.
Betapa tidak? Alih-alih mendapat hadiah hiburan setelah dihantam Jerman 1-7, Selecao justru
kembali menjadi pecundang. Belanda menghantam mereka dengan skor 0-3. Ketiga gol tim
`Oranye' itu dicetak Robin van Persie, Daley Blind, dan Georginio Wijnaldum.
Inilah mimpi terkelam persepakbolaan Brasil, tegas Furtado, salah seorang fan Brasil di
Copacabana.
Brasil yang tampil dengan penuh percaya diri dengan status sebagai tuan rumah turnamen
dan ditambah status sebagai juara Piala Konfederasi 2013 justru mengalami kehancuran di
saat-saat terakhir. Mereka bukan saja gagal total, melainkan juga kebobolan 10 gol dalam dua
laga terakhir. Alhasil, Piala Dunia 2014 yang semula hendak dijadikan sebagai pesta untuk
merayakan hexa (gelar keenam) seolah berubah menjadi ajang penguburan.
Ini menunjukkan sepak bola Brasil butuh perubahan, tandas Airton Vantas, seorang warga.
`Kembalikan Pele', tulis seorang fan lainnya dalam poster cukup mencolok yang dia usung.
(X-4)





BINTANG

Pemain Serbabisa Skuat Oranye



DALEY Blind meneruskan jejak sang ayah, legenda Belanda Danny Blind, dengan menjadi
salah satu pilar utama tim `Oranye'. Blind junior juga mengikuti langkah seniornya--yang kini
menjadi asisten Louis van Gaalsama-sama mengusung klub Ajax Amsterdam.
Gol yang dilesakkan ke gawang Brasil membuat Daley Blind kian mengukuhkan kemampuan
bermain di berbagai posisi. Blind berada di kotak penalti ketika menerima bola buangan
tandukan kepala bek Brasil David Luiz. Dengan tenang, pemain kelahiran 9 Maret 1990 itu
mengontrol bola dan melepas tendangan untuk membuahkan gol kedua bagi Belanda.
Itu menjadi gol pertama Blind sepanjang 18 kali membela Belanda. Debut dilakukan tahun
lalu ketika laga melawan Italia, 6 Maret 2013-tiga hari sebelum usianya genap 23 tahun.
Blind, seperti juga sang ayah, memiliki kemampuan sebagai pemain bertahan. Ia juga bisa
menjadi gelandang bertahan.
Bek kiri menjadi posisi yang sering ditempatinya di Ajax, sesuai dengan arahan pelatih
Ronald de Boer. Posisi itu membuatnya meraih predikat pemain muda terbaik Ajax
Amsterdam.
Blind juga punya kemampuan di sektor gelandang. Gaya main Blind sebagai midfielder itu
mengingatkan kepada sepak terjang kapten timnas Jerman Philip Lahm. Blind pun dijuluki
`Philip Lahm dari Belanda'.
Tidak hanya sampai di situ. Blind memang tidak akan bermain sebagai gelandang bertahan
jika Nigel de Jong dalam kondisi prima. Van Gaal ternyata mendudukkan dia sebagai pilihan
ketiga sebagai salah satu dari duo bek sentral.
Dari posisi-posisi tersebut, Blind tidak kehilangan naluri menyerang. Saat Belanda jumpa
Spanyol, Blind mengirim umpan matang sehingga dituntaskan dengan tandukan oleh Robin
van Persie. Gol sambil terbang itu dijuluki the Flying Dutchman.
Blind juga sering menerobos hingga posisi terdalam dari lini pertahanan tim lawan. Itu yang
ditunjukkan ketika berdiri di kotak penalti Brasil pada laga perebutan posisi ketiga di Stadion
Nasional Brasilia, untuk mencetak gol kedua Belanda di menit ke-17.
Kemampuan Blind itu membuatnya menjadi incaran klub raksasa Inggris Manchester United.
Kesempatan hijrah ke Old Trafford--markas MU-terbuka lebar karena musim depan klub itu
bakal ditukangi Van Gaal. Blind diyakini mampu menggantikan posisi kapten MU asal
Prancis Patrice Evra.
Raihan posisi ketiga di Piala Dunia 2014 membuat Blind memiliki harapan lebih baik
bersama tim `Oranye' di masa mendatang. Apalagi Blind menjadi salah satu dari jajaran
pemain muda seperti Bruno Martins Indi, Daryl Janmaat, dan Stefan de Vrij. Mereka pemain
muda yang menyokong permainan pemain senior seperti Van Persie, Arjen Robben, serta
Wesley Sneijder.
Kami para pemuda bermain sangat baik. Ada yang pergi dan ada yang menggantikan. Kami
harus melihat ke masa depan dan saya harap kami para pemain muda tetap bersama, tegas
Blind, pemain terbaik Liga Belanda musim lalu. (Fifa. com/Agt/R-3)







































TENDANGAN BEBAS

Dunia Sepak Bola semakin Mendunia

SURYOPRATOMO Anggota Dewan Redaksi Media Grup


Tidak tanggung-tanggung, sepak bola masuk sampai Gedung Putih. Presiden Barack
Obama menggelar nobar di Auditorium Gedung Putih.
SEPAK bola? Permainan apa itu? Olahraga yang tidak menarik karena lamban dan sedikit
gol yang bisa dicetak sepanjang pertandingan. Itulah pandangan umum orang Amerika
Serikat ketika berbicara tentang sepak bola.
Mereka tidak pernah mau peduli bahwa sepak bola adalah olahraga yang paling banyak
penggemarnya di dunia. Bangsa Amerika tidak mau tahu bahwa penyelenggaraan Piala Dunia
selalu menyedot perhatian penonton yang lebih besar daripada penyelenggaraan Olimpiade
yang multievent.
Itulah yang membuat bangsa Amerika mengembangkan football sendiri. Sepak bola yang
dianggap sepak bola sesungguhnya adalah American Football. Apabila final American
Football dilangsungkan, tidak kurang 20 juta mata pemirsa menyaksikannya melalui layar
televisi.
American Football menjadi olahraga yang paling populer di Amerika. Bisnis yang berkaitan
dengan yang namanya American Football bergulir luar biasa. Spot iklan televisi termahal di
Amerika adalah ketika dipasang pada pertandingan final American Football.
Penaklukan AS merupakan tantangan bagi Federasi Sepak Bola Dunia. Apabila sepak bola
bisa merasuk ke AS dan menjadi tontonan di rumah-rumah di Negeri Paman Sam, sepak bola
benar-benar sudah menaklukkan dunia.
Penunjukan AS sebagai tuan rumah Piala Dunia 1994 merupakan bagian dari upaya
masyarakat sepak bola untuk menaklukkan AS. Praktis hanya masyarakat AS yang tidak
mengenal sepak bola dan tidak pernah peduli dengan keingarbingaran Piala Dunia.
Meski Presiden Bill Clinton yang membuka penyelenggaraan Piala Dunia 1994 dan penyanyi
terkenal Whitney Houston yang menyanyikan theme song Piala Dunia AS, sepak bola tetap
tidak mampu membuat masyarakat Amerika mau memalingkan matanya. Negeri dengan
penduduk nomor tiga terbesar di dunia itu tetap memandang sebelah mata terhadap sepak
bola.
Setelah 20 tahun kampanye sepak bola tiada henti dilakukan di AS, akhirnya bangsa Amerika
luluh juga. Masyarakat Amerika akhirnya tergugah untuk mendukung tim nasional mereka
ketika berhadapan dengan Jerman yang menentukan nasib tim asuhan Juergen Klinsmann itu
untuk bisa lolos ke 16 Besar Piala Dunia 2014 atau tidak.
Tidak tanggung-tanggung, sepak bola masuk sampai Gedung Putih. Presiden Barack Obama
menggelar nobar di Auditorium Gedung Putih untuk memberi dukungan kepada tim nasional
AS yang sedang berlaga di Brasil.
Untuk pertama kalinya jumlah penonton televisi pertandingan sepak bola melebihi jumlah
penonton pertandingan American Football. Ketika partai AS-Jerman dilangsungkan, jumlah
penontonnya mencapai 24,8 juta orang. Sebuah rekor penonton untuk tayangan olahraga di
AS! Para orangtua di Amerika kini mulai mengirimkan anak-anaknya untuk berlatih sepak
bola. Bukan hanya anak-anak keluarga Hispanik yang kini bermain sepak bola, tetapi juga
anak-anak dari keluarga Amerika.
Dalam satu dekade terakhir jumlah anak yang bermain sepak bola di Amerika tumbuh dari
semula hanya sekitar 3 juta anak menjadi lebih 20 juta sekarang ini. Perusahaan apparel
olahraga AS, Nike menjadikan sepak bola sebagai salah satu produk jualan mereka.
Nike menjadi pesaing utama perusahaan Jerman, Adidas dalam memperebutkan pangsa
pakaian sepak bola. Mulai dari kostum, kaus kaki, sarung tangan, hingga sepatu sepak bola
dikembangkan teknologinya oleh Nike. Mereka pun kini menjadi sponsor klub-klub besar
seperti Barcelona.
Ketika minat masyarakat dan bisnis bisa bertemu, olahraga pasti akan berkembang pesat.
Sepak bola pun pasti akan semakin tumbuh di AS. Apalagi kesebelasan nasional mereka bisa
lolos hingga 16 Besar Piala Dunia 2014 ini.
Satu yang masih harus diedukasikan kepada masyarakat Amerika adalah aturan permainan
dan aturan pertandingan. Persoalannya, bangsa Amerika adalah bangsa yang sangat rasional.
Mereka sulit untuk mengerti ketika sesuatu tidak masuk logika.
Masyarakat Amerika merasa heran bagaimana kesebelasan nasional mereka yang dipaksa
menyerah 0-1 dari Jerman di babak penyisihan grup, masih bisa lolos ke 16 Besar. Di mata
masyarakat Amerika, tim yang kalah harusnya ya tersingkir. Tetapi dalam kompetisi sepak
bola, sebuah kekalahan ternyata tetap bisa dirayakan sebagai sebuah keberhasilan.
Semua itu tentunya tidak harus mengurangi keberhasilan sepak bola dalam menaklukkan
dunia. Sepak bola sekarang benar-benar sudah mendunia. Apalagi Piala Dunia 2014 mampu
menyuguhkan pertandingan-pertandingan yang menarik dengan produktivitas yang tinggi.
(R-3)

Você também pode gostar