Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
“Seluruh jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru
langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya, melainkan
dengan kekuatan.” (QS. Ar Rahman:33)
DISUSUN OLEH:
PRADANA SETIALANA
e-mail/facebook: squ3eze@gmail.com
Banyak misteri di dunia ini yang belum terpecahkan salah satunya adalah
kekuatan supranatural yang dimiliki manusia. Setiap manusia mempunyai
kekuatan supranatural hanya saja hanya sebagian saja yang dapat dan mau
mempelajari cara penggunaan kemampuan tersebut. Oleh karena itu, di
susunlah E-book ini. E-book ini hanya memfokuskan mengenai hal-hal yang
berhubungan dengan Astral Projection atau Meraga Sukma (dalam bahasa
Indonesia). Kebanyakan orang beranggapan bahwa Meraga Sukma hanya bisa
dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai bawaan dari lahir. Tapi siapa
bilang? Meraga Sukma adalah ilmu, dan semua ilmu pasti bisa dipelajari. Bahkan
Meraga Sukma tidak dari semua manusia, seperti peristiwa De Javu (serasa
mengulang suatu kondisi, hingga terasa bahwa pernah melakukan hal yang
sama sebelumnya), peristiwa tindihan (orang Jawa mengatakan kalo itu di tindih
hantu, tapi itu tidak benar), sensai jatuh dalam tidur (bangun dengan kaget
karena serasa jatuh), dll. Jawaban dari semua itu ada dalam e-book ini. E-book ini
sengaja di Protect agar isi dokumen tidak dapat di copy ataupun di edit untuk
menjaga keutuhan data-data dalam e-book ini. Dalam E-book ini hanya di
jelaskan 3 cara untuk melakukan Astral yaitu dengan Visualisasi, Pernafasan,
dan Al Qur’an. Sebenarnya masih ada 15 cari lain untuk melakukan Astral. Tetapi
tidak di jelaskan dalam e-book ini.
Saya berharap, jika anda membaca e-book ini, anda berusaha mempelajarinya
dan mencobanya. Tidak ada salahnya mencoba, jangan takut untuk mencoba.
Astral Projection sangat aman. Hanya rasa takutmu sendiri yang dapat
melukaimu.
A. Kita Hidup dalam Multidemensi
Kehidupan di dimensi lain selain dari yang kita tempati masih menjadi
misteri bagi umat manusia. Oleh sebab itu bagaimana tampaknya dimensi
lain? Di sini akan diberikan penjelasan yang sederhana. Ribuan tahun lalu,
Sakyamuni (Buddha Siddarta Guatama) pernah mengemukakan tentang teori
"dunia tiga ribu". Dia menjelaskan bahwa di dalam sebutir pasir terdapat tiga
ribu dunia lain, yang hampir mirip dengan dunia di mana kita tinggal.
Oleh sebab itu, seperti apakah suatu dunia dalam sebutir pasir? Sebenarnya,
yang kita maksud di sini adalah suatu dunia dalam suatu dunia mikrokosmik.
Tidak hanya sebutir pasir mengandung banyak dunia. Saya telah melihat
dunia seperti ini.
Saya mengambil sepotong kecil kayu dan melihatnya secara dekat. Sekejap
itu, suatu pandangan tampak di hadapan saya. Saya melihat ada lapangan
udara di dalamnya. Dalam lapangan udara tersebut, ada landasan terbang
dan pesawat terbang. Di atas langitnya, ada beberapa pesawat sedang turun
mendarat. Ada sebuah helikopter, mirip dengan helikopter di dunia kita, naik
terus di atas airport tersebut. Itu kelihatannya seperti saya baru saja take off.
Yang sangat aneh adalah ada seekor kura-kura besar, besarnya seperti
helikopter yang terbang di belakangnya. Bentuk dari kura-kura tersebut
mirip dengan salah satu yang kita kenal di dunia kita, bedanya adalah
ekornya lebih besar. Kura-kura tersebut juga bisa terbang di langit.
Seorang kultivator mengambil materi energi tinggi dari ruang vertikal. Ketika
tubuh seseorang sudah digantikan oleh materi energi tinggi secara
menyeluruh, dia dapat melalui dimensi ini. Saya juga telah memiliki
pengalaman seperti ini. Suatu pagi, pada akhir tahun 1999 setelah
saya bangun saya siap-siap untuk latihan Falun Dafa, tiba-tiba
tubuh saya membubung satu meter di atas ranjang. Saya bertahan
di udara untuk waktu yang cukup lama. Kemudian saya mulai
mengambang dan menembus sebuah tembok. Saya kemudian balik
menembus tembok dan pergi menembusi yang lain. Tiba-tiba saya
percepat dan masuk ke dalam dimensi lain, bergerak di dalamnya
dan melihat makhluk-makhluk yang hidup di dalam dimensi
tersebut.
Pengalaman tersebut adalah hanya manifestasi dari Dafa pada tingkat yang
sangat rendah. Namun, terhadap ilmu pengetahuan modern itu sudah
merupakan sesuatu yang tidak dapat dipercaya. Terhadap masalah ini, Mr. Li
berkata sebagai berikut, "Ideologi pembimbing ilmu pengetahuan umat
manusia modern, dalam riset perkembangannya, hanya mampu menyentuh
dalam batas dunia fisik, yakni ketika suatu peristiwa telah dimengerti
barulah dilakukan riset. Sedang dalam ruang kita ini, sesuatu yang tidak
dapat diraba tidak terlihat, padahal secara objektif eksis; fenomena yang
meskipun dapat juga terefleksi dalam ruang fisik kita ini, yang nyata-nyata
terwujud malah tidak berani disentuh, dianggap sebagai fenomena yang
tidak jelas." (Kata Ulasan, Zhuan Falun)
Dalam Artikel tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa sebenarnya kita hidup
dalam multidimensi, kita hidup bersamaan dengan dimensi lain yang menurut
Buddha Siddarta Guatama mencapai 3.000 banyaknya. Salah satu dimensi yang
paling dikenal dalam Islam adalah dimensi jin. Tetapi menurut masyarakat,
dimensi jin ini hanya dapat dilihat oleh orang-orang tertentu saja. Orang-orang
yang sudah terlahir dalam kondisi mempunyai kekuatan supranatural. Benarkah
demikian? Tidak! Itu tidak benar. Semua manusia itu sama dan memiliki
kemampuan yang sama termasuk dalam melihat dimensi lain. Manusia dalam Al-
Quran dijelaskan sebagai makhluk yang paling baik dari ciptaan-Nya yang lain.
Hal ini juga berarti bahwa manusia juga dapat menembus multidimensi hanya
saja ilmu sekarang ini masih minim dipelajar. Ilmu ini sebenarnya masuk dalam
Metafisika dan Fisika Kuantum. Sebelum membahas lebih lanjut mengenai cara
memasuki multidimensi, kita akan lihat terlebih dahulu dasarnya.
Otak manusia memiliki kerumitan yang sangat mendalam dan setiap waktu otak
kita melukuakan hubungan antara neuron-neuron otak. Hal ini mengakibatkan
terjadinya gelombang otak. Gelombang otak terdiri dari 4 macam yaitu,
Beta (14 – 100 Hz). Dalam frekuensi ini kita tengah berada pada kondisi aktif
terjaga, sadar penuh dan didominasi oleh logika. Inilah kondisi normal yang kita
alami sehari-hari ketika sedang terjaga (tidak tidur). Kita berada pada frekuensi
ini ketika kita bekerja, berkonsentrasi, berbicara, berpikir tentang masalah yang
kita hadapi, dll. Dalam frekuensi ini kerja otak cenderung memantik munculnya
rasa cemas, khawatir, stress, dan marah.
Alpha (8 – 13.9 Hz). Ketika otak kita berada dalam getaran frekuensi ini, kita
akan berada pada posisi khusyu’, relaks, meditatif, nyaman dan ikhlas. Dalam
frekuensi ini kerja otak mampu menyebabkan kita merasa nyaman, tenang, dan
bahagia.
Theta (4 – 7.9 Hz). Dalam frekuensi yang rendah ini, seseorang akan berada
pada kondisi sangat khusyu’, keheningan yang mendalam, deep-meditation, dan
“mampu mendengar” nurani bawah sadar. Inilah kondisi yang mungkin diraih
oleh para ulama dan biksu ketika mereka melantunkan doa ditengah keheningan
malam pada Sang Ilahi. Dalam kondisi ini kita mencapai ‘puncak’ bahkan dapat
menyembungkan diri sendiri
Delta (0,1 – 3,9 Hz). Frekuensi terendah ini terdeteksi ketika orang tengah
tertidur pulas tanpa mimpi. Dalam frekuensi ini otak memproduksi human
growth hormone yang baik bagi kesehatan kita. Bila seseorang tidur dalam
keadaan delta yang stabil, kualitas tidurnya sangat tinggi. Meski tertidur hanya
sebentar, ia akan bangun dengan tubuh tetap merasa segar.
Dari ke-4 gelomabang otak tersebut maka gelombang Theta lah yang disebut
dari puncak kemampuan otak kita. Pada gelombang tersebut maka kita dapat
memecahkan misteri terbesar dunia ini, termasuk alam multidimensi.
Oleh: Altairyard
teknik ini adalah teknik yang sudah sangat lama digunakan. Namun tingkat
keberhasilan bagi pemula adalah 60 %. Jadi tidak heran kalau banyak orang luar
menggunakan teknik ini.
Ikuti saja perintah yang ada pada gambar.
Lalu bayangkan tubuh anda menjadi dua, atau bayangkan sebuah titik lingkaran
besar 10 meter dari anda. Rasakan titik itu adalah Vragel anda. Rasakan terus
maka anda akan mencapai tahap V. (dibawah penjelasanya.). Setelah itu, anda
raskan getaran itu. Perlahan-lahan bayangkan anda mulai naik, keatas,
melayang, rasakan massa 0, gravitasi -1. maka sesudah anda merasa bahwa
anda sudah tidak berada pada tempat semula. Atau anda merasa anda sudah
ada diluar tubuh fisik anda. Bayangkan mata anda membuka. Dan lihatlah
keajaiban.
Anda mungkin pernah mendengar cerita seseorang berilmu tinggi, yang mampu
mengunjungi familinya hanya dengan berkonsentrasi. Atau, Anda mungkin
pernah menonton film yang berkisah tentang seorang pendekar yang bertarung
dari jarak jauh dengan “tubuh halus”-nya dengan pendekar yang menjadi
lawannya. Hal semacam itu merupakan ciri dari seorang yang memiliki Ilmu
Meraga Sukma, yang memang dapat dipergunakan untuk melepas sukmanya
tanpa dibatasi ruang dan waktu.
Ilmu Meraga Sukma, atau banyak juga orang mengiistilahkanya sebagai Proyeksi
Astral, Lepas Sukma, Pangaracutan, Proyeksi Mental, Out of Body Experience,
bahkan Astral Projection, adalah suatu proses pelepasan sukma dari raga untuk
melakukan perjalanan yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Proses ini bila
sempurna maka semua rasa panca indera pelakunya dibawa keluar, sehingga
sukmanya mampu mendengar, merasakan, melihat dan meraba lingkungan
sekitarnya dengan sukma itu sendiri secara nyata.
Apakah meraga sukma diperbolehkan dalam syariat Islam? Marilah kita baca
firman Allah SWT ini, “Seluruh jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus
(melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat
menembusnya, melainkan dengan kekuatan.” (QS. Ar Rahman:33).
Penjelasannya bahwa Allah Azza Wa Jalla telah memberikan suatu fasilitas dalam
tubuh manusia untuk melakukan perjalanan ke penjuru langit dan bumi secara
fisik (teknologi: ilmu pengetahuan) dan non fisik (energi: sukma) jika memang
manusia itu memiliki kekuatan atau kemampuan.
Perlu diketahui, proses meraga sukma sesunggunya tidak melepas roh, tetapi
hanya memproyeksikan energi pikiran yang disebut sukma. Kalau kita melepas
roh bisa menyebabkan kematian. Sebab itu orang yang meraga sukma bisa
menarik kembali energi pikiran yang melanglang buana sehingga dapat hidup
kembali. Energi pikiran atau sukma ini secara otomatis akan kembali ke raga
dalam kondisi tertentu, misalnya saja karena kaget, tertindih energi lain, dan
sebagainya.
Sukma atau jiwa adalah kemampuan manusia yang bersifat kasat mata, gaib,
atau metafisika. Sedangkan sukma atau jiwa ini sangatlah kompleks yang terdiri
dari beberapa sub-sub penyusun.
Salah satu dari sub-sub tersebut adalah kemampuan Bawah Sadar atau orang
ada yang menyebutnya ESP (Extra Sensory Perception), atau juga disebut Indera
Keenam. Kemampuan Bawah Sadar inipun sebenernya kompleks juga. Hanya
yang pasti, kesemuanya ini jelas merupakan anugerah yang diberikan oleh Allah
SWT kepada setiap manusia, sejak dia lahir dengan sifatnya yang khas.
Sifat khas dari kemampuan Indera Keenam ini adalah kemampuan sensoriknya
yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Dengan sifat uniknya ini maka Indera
Keenam mampu melakukan aktivitas “antar dimensi” atau Transdimensi.
Juga mungkin difahami secara sederhana, apa yang disebut sukma atau jiwa ini
dapat dianalogikan sebagai perangkat lunak (software) pada komputer. Kita tahu
bahwa software sendiri terbagi dalam beberapa klasifikasi sesuai kebutuhan
penggunanya.
Jika dalam software komputer dikenal yang namanya Operating System sebagai
basis kegiatan seluruh aktivitas komputer maka, dalam jiwa atau sukma kita pun
ada komponen yang berfungsi sebagai basis kegiatan seluruh aktivitas hidup
kita yang dalam bahasa Qur’an disebut sebagai QALBU
Jadi sebenarnya kegiatan melepas sukma bukan membuat tubuh kita menjadi
kosong tanpa ada roh yang mengisinya. Mengapa? Karena sebenarnya kita
bukan “MELEPASKAN” sukma tapi mendayagunakan kemampuan Extra Sensorik
kita untuk melakukan penjelajahan antar dimensi
Otak manusia adalah suatu organ tubuh yang sangat luar biasa dan teramat
kompleks. Seperti kita ketahui otak manusia terbagi-bagi menjadi banyak sekali
bagian yang masing-masing mengatur suatu fungsi sistem tubuh manusia,
seperti ada yang khusus mengatur syaraf sensorik, lalu ada yang mengatur
khusus untuk syaraf motorik, dan lain-lain. Dan salah satu fungsi penting di
dalam otak, ada suatu bagian otak yang mempunyai tugas sebagai “pengawas”,
yaitu mengawasi seluruh kerja tubuh kita sehingga berjalan dengan semestinya.
Nah, bagian otak ini terus-menerus bekerja walau kita tertidur pulas. Buktinya
adalah walau kita tidur pulas sekali, bagian tubuh seperti jantung terus
memompa darah dari dan ke seluruh tubuh, atau paru-paru yang terus
menghisap oksigen dan melepas CO2, dan lain-lain. Tanpa bagian otak ini tubuh
kita akan tidak dapat berfungsi ketika kita tidur sehingga akibatnya kita bisa
mati, karena kegagalan fungsi tubuh.
Salah satu bagian otak yang penting lainnya adalah suatu bagian otak yang
bertugas untuk menganalisis setiap pesan sensorik yang diterima tubuh lalu
dikirim dalam bentuk neurotransmitter ke otak, seperti dari mata, sehingga kita
bisa melihat, dari kulit sehingga kita bisa merasai sakit ketika kita tertusuk duri,
dari telinga sehingga kita bisa mendengar, dan lain sebagainya. Bagian otak ini
sangat penting bagi manusia karena jika bagian otak ini tidak berfungsi dengan
baik maka kita tidak akan bisa melihat, mendengar, merasakan, membaui, dan
lain-lain. Walaupun mata, telinga, kulit, dan hidung kita normal tidak ada yang
rusak sama sekali, namun jika bagian otak tadi rusak maka tidak akan ada
artinya sama sekali.
Jika kita bisa memfungsikan dua bagian otak di atas secara maksimal, maka kita
akan bisa melepas sukma. Caranya adalah kita harus bisa membuat kesadaran
otak kita tetap terjaga, walau tubuh kita tertidur pulas sekali. Dengan menjaga
kesadaran otak yang penuh ketika kita tidur, maka ketika kita tidak lagi
merasakan tubuh (tidak bisa menggerakkan/ merasakan tubuh kita sama sekali
tapi kita masih sadar sepenuhnya), maka pikiran kita ini bisa “melayang-layang”
kemana-mana, pergi ke manapun yang kita mau dengan bebas seakan-akan kita
sudah bangun.
Suatu hal penting yang perlu ditegaskan adalah kemampuan melepas sukma ini
adalah murni kemampuan memanipulasikan kemampuan otak, bukan roh. Jadi
kalau kita mengganggap melepas sukma adalah melepas nyawa atau roh, hal ini
jelas sama tidak benar. Buktinya adalah kita masih bisa bebas balik lagi ke tubuh
wadag kita, tanpa ada hal-hal yang aneh. Bayangkan, kalau roh tentu kita tidak
bisa balik lagi ke tubuh wadagnya, kecuali atas izin Allah SWT dalam kasus yang
yang spesifik dan langka sifatnya.
Orang yang ingin melepas sukma harus memiliki energi tubuh yang cukup besar
supaya mampu melontarkan sukma ke luar raga, dan dipergunaskan untuk
proses perjalanan luar tubuh. Orang itu harus mengetahui teknik melepas sukma
untuk dilatih dengan disilpin dan kontinyu.
2. Anda lakukan menarik nafas dari hidung dan mengeluarkannya dari mulut
dengan aturan nafas:
- Ambil nafas dan keluarkan nafas 50% lalu ambil nafas dari titik itu dan
keluarkan semua.
- Ambil nafas dan keluarkan nafas 90% lalu ambil nafas dari titik itu dan
keluarkan nafas semua.
- Ambil nafas dan keluarkan nafas 1% lalu ambil nafas dari titik itu dan keluarkan
nafas semua.
- Ambil nafas dan keluarkan 100% lalu ambil nafas dari titik itu dan keluarkan
semuannya.
- Ambil nafas dan keluarkan 30% lalu ambil nafas dari titik itu dan keluarkan
semuanya.
- Ambil nafas dan keluarkan 20% lalu ambil nafas dari titik itu dan keluarkan
nafas semuanya.
4. Anda membuka mata dan niatkan untuk meraga sukma. Setelah itu biarkan
tubuh Anda rilaks dan tetap berbaring sambil tidur-tiduran sampai Anda
memasuki kondisi sangat relaks atau setengah tidur. Sebab pada saat itu Anda
mengalami sensasi seperti berputar atau gerakan energi dari dalam tubuh yang
ingin keluar. Apabila tubuh Anda menjadi dua maka Anda tinggal mengendalikan
“tubuh halus” alias sukma untuk berjalan-jalan.
Teknik meraga sukma metoda Meditasi Levitasi Pikiran Chi Kung ini sangat aman
dan efektif. Anda yang melakukan tahapan latihan dengan benar manpu
melepas sukma hanya beberapa kali latihan saja. Apabila Anda ingin
mengembalikan “badan halus” alias sukma hanya tinggal meniatkan menarik
sukma masuk tubuh dan membuka mata Anda.
Perlu dikatahui, dalam penguasaan melepas sukma ini banyak sekali orang yang
memakai metoda tirakat yang biasanya meminta bantuan jin. Metoda bantuan
jin ini jelas tidak bisa dipertanggungjawabkan secara syariat Islam karena kita
telah berkolaborasi dengan jin yang dilarang Allah untuk berhubungan dengan
jin (Baca QS. Al-Jin:9).
Selain itu, metoda tirakat kolaborasi dengan jin jelas sekali memiliki efek-efek
negatif secara medis. Sebagai contoh, si jin hanya membantu menproyeksikan
dan melevitasikan pikiran keluar tubuh dengan merekayasa sistem syaraf otak
kita, sehingga potensial bisa mengganggu sistem syaraf kita jika saja kita tidak
kuat dan sungguh-sungguh telah siap.
Jika ingin bertemu dengan ruh diri sendiri atau ruh orang lain, maka bacalah 4
ayat terakhir dari surah Al-Kahfi. Kiranya, penjelasan yang sepertinya naïf ini
bukanlah isapan jempol semata….
Al-Qur’an adalah kitab suci ummat Islam yang diturunkan oleh Allah SWT kepada
Nabi Muhammad SAW lewat perantara Malaikat Jibril as. Kitab ini terdiri dari 30
juz, 114 surah, yang isi kandungannya menyelimuti seluruh aspek kehidupan
dunia dan akhirat. Ada masalah Tauhid, hukum, ilmu pengetahuan, juga kisah
para anbiya dan mursalin atau kisah orang-orang shaleh yang begitu gigih dan
berani berkorban demi mempertahankan iman kepada Allah SWT. Salah satunya
adala kisah para pemuda beriman kepada Allah pengikut Nabi Isa as, di masa
pemerintahan raja Dikyanus (Dicius). Merekalah yang disebut sebagai Ashabul
Kahfi. Kisah tentang mereka terdapat dalam Surah Al-Kahfi.
Selain kisah para Ashbul Kahfi, di dalam surah ini juga diceritakan tentang Nabi
Musa as yang disertai salah seorang muridnya mencari Nabi Khidir as
dipertemuan dua arus laut untuk belajar ilmu gaib, namun sayang Nabi Musa
tidak sabar sehingga tidak bisa menimba ilmu tersebut.Menurut para ahli ilmu
hikmah, jika seseorang membaca surah Al-Kahfi pada malam Jum’at satu kali,
maka akan diampuni oleh Allah dosanya selama satu minggu sebelumnya, dan
satu minggu sesudahnya.
Sedangkan ahli hikmah lainnya mengatakan, jika ingin bertemu dengan ruh diri
sendiri atau ruh orang lain, maka bacalah 4 ayat terakhir dari surah Al-Kahfi.
Kiranya, penjelasan yang sepertinya naïf ini bukanlah isapan jempil semata.
Penulis adalah seorang saksi yang telah membuktikan kebenarannya.
Kejadian ini saya alami sekitar tahun 86-an silam. Ketika itu, saya masih kuliah di
salah satu perguruan Agama Islam di Banjarmasin. Sebagai mahasiswa, saya
amat suka membeli dan membaca buku, baik yang berhubungan dengan mata
kuliah, maupun buku-buku yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan
perkuliahan. Misalnya, buku telepati atau buku-buku ilmu hikmah.
Salah satu kitab ilmu hikmah yang penulis baca dan amalkan adalah Kitab
Mujarabat. Saya pernah mengamalkan membaca surah Al-Ikhlas disertai puasa
mutih agar bisa bertemu dengan khodamnya yang bernama Syekh Abdul Wahid,
namun saya tidak berhasil untuk bertemu dengan khodam tersebut.
Kemudian saya coba mengamalkan 4 ayat terakhir surah Al-Kahfi sebanyak 160
kali. Apa yang terjadi?
Menurut petunjuk kitab Mujarabat tersebut, jika Anda ingin bertemu dengan ruh
diri Anda sendiri, atau ruh orang lain, maka bacalah 4 ayat terakhir surat Al-Kahfi
sebanyak 160x. Diceritakan bahwa amalan ini pernah diamalkan oleh seseorang
di dalam penjara di zaman Belanda.
Pada waktu tengah malam, orang tersebut didatangi oleh ruh dirinya sendiri
yang mengatakan bahwa dia sebentar lagi akan dibebaskan dari penjara. Tidak
lama kemudian, orang tersebut benar-benar dibebaskan dari penjara.
Cerita tersebut, sangat menarik minat saya untuk mengamalkan 4 ayat terakhir
surah Al-Kahfi. Waktu itu, kebetulan saya tinggal sendiri dikos-kosan. Dengan
demikian saya bisa membuat persiapan yang dibutuhkan dengan matang.
Seperti menyediakan hio cap buah Tao, serta puasa hari kamis. Malam
Jum’atnya, barulah saya membaca amalan tersebut di atas susuai dengan
petunjuk yang ada dalam Mujarobat.
Ternyata, butuh waktu berjam-jam untuk menyelesaikan amalan tersebut.
Namun, Alhamdulillah, penulis berhasil menyelesaikannya dengan baik. Setelah
itu, saya membakar hio kemudian berbaring di atas dipan. Posisi tubuh telentang
dengan kedua tangan disedekapkan di dada seperti orang shalat sambil
berdzikir.
Sebenarnya, tuntunan dzikir seperti ini tidak ada didalam kitab tersebut. Hal ini
saya lakukan atas inisiatif sendiri.
Ketika berdzikir “Khafi Allah…Allah,” penulis merasakan suatu kenikmatan yang
luar biasa sampai suatu ketika, saya dikejutkan oleh kehadiran anak-anak kecil
berusia lima tahunan. Mereka melempari tubuh penulis dengan bola-bola tenis.
Penulis jadi terusik dengan kehadiran mereka. Kemudian saya bangun untuk
mengusir mereka. Namun apa yang terjadi? Ketika saya bangkit, ternyata
penulis dapat meninggalkan tubuh sendiri yang telentang di atas dipan.
Anehnya, hal yang musykil ini tidak sempat saya pikirkan. Penulis malah
langsung mengusir anak-anak tersebut hingga akhirnya mereka menghilang.
Setelah itu, saya terjalan kembali lagi ke tubuh semula yang masih terbaring di
atas dipan.
Setelah sadar dengan pengalaman tersebut, saya bertambah yakin dengan
kebenaran petunjuk di dalam kitab. Karena itulah, pengalaman pertama melihat
ruh diri sendiri di malam Jum’at tersebut, membuat penulis ingin mengulanginya
kembali.
Sama seperti malam Jum’at sebelumnya, kali ini pun saya melakukan prosesi
yang serupa. Hingga sampailah ketika saya sedang asyik dengan dzikiran, tiba-
tiba saya dikagetkan dengan kemunculan orang-orang tinggi besar.
Ya, tinggi badan orang-orang itu dari lantai sampai flafon. Tubuhnya yang tinggi
besar ditumbuhi oleh bulu-bulu hitam pekat. Tubuh mereka juga hanya
dibungkus dengan cawat putih, dengan mata sebesar bola pingpong berwarna
merah.
Mereka melempari penulis dengan obor-obor yang menyala. Dalam hati penulis
berpikir, “Pasti mereka adalah orang tua dari anak-anak yang malam Jum’at
sebelumnya menggangguku. Tentu orang tua mereka menuntut balas padaku!”
Tanpa rasa takut walau sedikitpun, penulis bangkit dari tidur. Aneh, sama seperti
kejadian sebelumnya, tubuh penulis ketinggalan di atas dipan. Namun saya tidak
menghiraukan hal tersebut. Dengan gigih saya membalas serangan mereka
dengan menangkap lemparan obor-obor mereka. Setelah berhasil saya tangkap,
kemudian penulis lempar lagi ke arah mereka.
Namun mereka begitu tangguh. Buktinya, mereka selalu bisa menghindari
lemparan penulis. Hingga, pada lemparan terakhir, penulis membaca ayat
Qursyi. Kemudian melempar obor api itu dengan sekuat tenaga. Akhirnya,
terdengar lengkingan panjang. Merekapun menghilang.
Begitulah yang penulis alami. Subhanallah!
Setelah mengalami dua kali kejadian tersebut, maka pada malam Jum’at
berikutnya, penulis mengulang lagi amalan tersebut diatas. Namun kejadian kali
ini sungguh luar biasa bagi penulis yang waktu itu belum pernah berguru pada
seseorang, sehingga tidak mengerti kejadian apa yang sedang penulis alami.
Pada malam kejadian tersebut, saya merasakan tubuh saya dapat naik dan
berputar-putar seperti spirial. Pertama menembus atap rumah. Saya tentu kaget
bukan kepalang. Terlebih saat menengok ke bawah, maka saya dapat melihat
tubuh sendiri yang masih telentang dengan posisi tangan bersedekap seperti
orang shalat.
Tubuh penulis terus naik dengan kecepatan yang tinggi. Tetapi di saat yang
sama ada kenikmatan luar biasa yang belum pernah penulis rasakan seumur
hidup. Dalam kenikmatan tersebut, penulis sempat melewati bintang-bintang
dengan aneka warna yang sangat indah. Setelah itu, barulah penulis ingat akan
tubuhku yang masih tertinggal di bumi, tepatnya di atas dipan.
Lalu membatin, “Pastilah saya sedang dalam perjalanan menuju ke alam
kematian. Alangkah enaknya jika saya mati seperti ini. Karena menurut cerita,
kalau orang mau mati, sakitnya luar biasa sewaktu ruhnya mau keluar dari raga.
Tetapi yang saya rasakan adalah sebaliknya, kenikmatan yang luar biasa.”
Dalam perjalanan melewati bintang-bintang kali ini, penulis teringat kedua
orangtua. Mereka mengharapkan saya bisa menjadi sarjana. Tidak sebagaimana
saudara-saudara penulis yang kuliahnya berhenti di tengah jalan. “Lantas, kalau
aku mati, pupuslah harapan mereka!” Batin penulis. Karena itulah dalam
seketika muncul keinginan tidak mau mati saat itu. Ya, penulis ingin kembali ke
dunia!
Seketika, saya terhempas ke bumi. Tubuh ini sampai terlonjak. Saya pun lalu
menangis tanpa tahu sebabnya. Untuk meredam tangis agar tidak didengar oleh
para tetangga, maka saya pun menutup mulut dengan bantal.
Sejak kejadian tersebut, saya tidak berani lagi mengamalkan 4 ayat terakhir
surah Al-Kahfi tersebut. Mengapa? Sebab saya sangat takut tidak bisa kembali
lagi dan mati, untuk kemudian dikubur. Padahal bisa jadi, saat itu saya belum
semestinya mati.
Beberapa tahun kemudian, saya sempat bertemu dengan seorang yang ahli
dalam ilmu Hikmah. Ternyata, menurut H. Hasyim, salah seorang berderajat
Waliyullah yang kebetulan bertemu dengan penulis di kampung Karang Tengah,
Martapura, Kalimantan Selatan, menjelaskan bahwa sebenarnya kejadian yang
saya alami itu bukan menuju alam kematian, tetapi menuju suatu tempat
dimana di tempat tersebut penulis akan diajarkan ilmu laduni.
Sedangkan guru spiritual penulis mengatakan, bahwa orang yang mengamalkan
4 ayat terkahir surah Al-Kahfi, ruhnya akan menjadi ringan. Tapi orang yang
mengamalkan 4 ayat itu, sebelumnya harus mempunyai pagaran badan yang
kuat agar tidak diganggu makhluk gaib sewaktu ruh atau sukmanya
meninggalkan badan.
Oleh guru spiritual ini, saya diminta untuk tidak melakukan meraga sukma untuk
beberapa waktu. Penulis diberi amalan untuk membuat pagaran badan agar
kalau sedang meraga sukma tidak akan mengalami hal-hal yang tidak
diinginkan. Amalan untu pagaran badan ini berupa puasa selama 7 hari, serta
wirid selama 7 malam berturut-turut.
Ahamdulillah, setelah selesai menjalani ritual pagaran badan, penulis diajak
meraga sukma oleh guru. Setelah itu penulis dengan mudah melakukan meraga
sukma berkat mengamalkan 4 ayat terakhir surah Al-Kahfi.
Demikian pengalaman sejati yang telah saya lakoni sendiri. Semoga ada
hikmahnya. Pesan saya, jangan sekali-kali mendalami ilmu gaib tanpa bimbingan
seorang guru, sebab bisa fatal akibatnya.
is
PENUTUP