Você está na página 1de 32

Black Brothers Kembali

IWAN KURNIAWAN





Nama band lawas asal Papua itu timbul tenggelam, tetapi tetap ada dan selalu bersinar
laiknya matahari. Jochie dan teman-teman hadir untuk menyuguhkan konser mini di
Bumi Cenderawasih.
WAJAH Jochie Pattipeiluhu sudah tampak keriput. Namun, ia masih energik berkarya
menciptakan lagu-lagu inspiratif.
Malam itu, di sebuah hotel di kawasan Jakarta Pusat, pria berambut gondrong itu baru saja
tiba setelah menempuh perjalanan udara dari Belanda. Ia sangat ramah menyambut Media
Indonesia bercerita tentang proyek terbaru di Indonesia.
Sudah beberapa tahun ini main di Jerman, bukan Belanda. Saya bawa lagu-lagu orang
punya. Saya dengan Hengky (Miratoneng Sumanti) saja, tapi setelah dia meninggal (2006),
saya kini main sendiri, ujar Jochie ditemani rekannya, Sandhy, pekan lalu.
Black Brothers resmi terbentuk pada 1975 di bawah manajemen Andy Ayamiseba dan vakum
pada 1984 karena persoalan politik. Awalnya, Andy melakukan sebuah proses audisi pada
1974. Ia menyeleksi band di Papua dengan memilih tiga band. Pertama, Benny Betay, Steve
Mambor, dan Musa Fakdawer dari band PDK di Jayapura. Kedua, Jochie Pattipeiluhu dari
Pattilapa Bersaudara di Jayapura. Ketiga, Henky MS dari Martini Band di Biak. Setelah
terpilih, kelompok musik itu bernama Iriantos Primitive.
Setahun kemudian, mereka menggunakan nama Black Brothers secara resmi pada 1975 dan
merilis album perdana pada 1976 oleh PT Irama Tara milik mendiang Nyoo Ben Seng. Saat
itu, Black Brothers resmi beranggota mendiang Hengky Miratoneng Sumanti
(gitaris/vokalis), Benny Betay (basis), Agustinus Romaropen (gitaris), Jochie Pattipeiluhu
(keyboardist), Amry Kahar (trompet), Stevie Mambor (drumer), Sandhy Betay (vokalis),
Marthy Messet (lead vocalist), dan David Rumagesan (pemain saksofon).
Kita tidak main sama-sama sejak 1984. Saat itu, Andy berangkat ke Vanuatu dengan
membawa Stevie, Agustinus, dan Benny. Dong (mereka) empat berangkat ke Vanuatu,
sedangkan saya dan Hengki di Belanda, tutur Jochie.
Kini, hanya Amry dan Jochie saja yang masih tinggal di Belanda. Mereka sudah berkeluarga
sehingga menetap di `Negeri Kincir Angin', sedangkan personel lainnya menetap di Australia
dan Jayapura. Hanya saya yang jaga kampung, timpal Sandhy.
Kembali
Lagu-lagu Black Brothers sangat dekat dengan persoalan kemanusiaan. Sebut saja lagu Hari
Kiamat yang sangat kuat dalam penggambaran atas kondisi sosial. Lirik lagu begitu puitis
dan enak didengar. Berikut petikannya: Di tepi jalan si miskin menjerit. Hidup meminta dan
menerima/Yang kaya tertawa berpesta pora. Hidup menumpang di kecurangan/Sadarlah kau
cara hidupmu. Yang hanya menelan korban yang lain/Bintang jatuh hari kiamat. Pengadilan
yang penghabisan//Itulah hidup semakin biasa, seakan tak pedulikan lagi/Tiada kasih bagi
yang lemah. Disiram banjiran air mata//
Kini, Jochie dan beberapa anggota akan menggelar konser mini. Mereka menghibur para
penggemar yang sudah lama tak mereka temui. Konser mini itu akan berlangsung di empat
tempat di Papua dan Papua Barat, yaitu di Boven Digoel, Merauke, Fak-Fak, dan Tembaga
Pura (Mimika), pada 13-20 Agustus. Moto konser, yaitu `sebuah hati yang hilang'. Kita mau
menggali memori orang Papua yang hilang terhadap Black Brothers, ujar Manajer Black
Brothers, Martinus Torib.
Kehadiran Jochie membawa sinyal positif bahwa Black Brothers masih eksis, meski Black
Brothers sudah tak menjadi band utuh lagi. Kendati demikian, karya-karya mereka tetap
terdengar abadi. (M-2)
miweekend @mediaindonesia.com







Renungan dan Introspeksi dari Seorang Wartawan Senior

SOELISTIJONO


Inti suatu negara bukanlah sistem. Pembuat dan pelaksana sistemlah yang merupakan
faktor penting. Merekalah manusia di dalamnya, manusia Indonesia.
IDENTITAS kebangsaan oleh banyak orang mungkin dianggap tidak perlu lagi
diperbincangkan kembali, apalagi ada anggapan bahwa era globalisasi dengan sendirinya
akan mencairkannya. Namun, seorang wartawan kawakan, Mochtar Lubis, justru melihat
masalah identitas bangsa sangatlah penting dan berharga untuk selalu menyertai perjalanan
bangsa.
Mochtar sadar bahwa era kolonialisme Belanda selama 350 tahun yang tujuan utamanya
menguasai dan mengeksploitasi kekayaan alam Nusantara secara rakus juga memberi andil
dalam membentuk karakter penduduknya menjadi bangsa inferior. Pengaruh itu tentu harus
dienyahkan.
Meskipun demikian, pada sisi lain Mochtar juga mengakui ada sifat-sifat genuine yang ada
pada manusia Indonesia yang tidak baik jika dipertahankan.
Buku Manusia Indonesia ini yang merupakan bahan pidato kebudayaan dari seorang Mochtar
Lubis di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, pada 1977, atau 32 tahun setelah Indonesia
merdeka dari penjajahan Belanda, memang masih relevan untuk didiskursuskan. Setelah
menyampaikan pidatonya yang membuat telinga sebagian besar orang yang hadir memerah,
Mochtar dengan gamblang, lugas, dan blak-blakan menyindir dengan sinis sekaligus
membeberkan sifat-sifat yang ada pada diri manusia Indonesia yang dia sebut seharusnya
`tidak perlu dipertahankan keberadaannya'.
Sifat-sifat yang diutarakan Mochtar Lubis di antaranya munafik atau hipokrit yang
menampilkan dan menyuburkan sikap ABS (asal bapak senang), tidak mau bertanggung
jawab, berperilaku feodal, percaya kepada takhayul, berbakat seni, dan berkarakter lemah.
Sifat-sifat tersebut diulas dengan kritis oleh Mochtar Lubis, dilengkapi dengan contoh-
contohnya, bahkan dengan cerdik diikutkan kasus-kasus besar yang menyertainya, yang
sedang melanda negeri ini.
Dalam sejarah kita dapat hitung dengan jari pemimpin yang punya keberanian dan moralitas
untuk tampil ke depan memikul tanggung jawab terhadap sesuatu keburukan yang terjadi di
dalam lingkungan tanggung jawabnya (hlm 21).
BUMN Pertamina dijadikan contoh kasusnya. Akibat `lepas tanggung jawab' yang dilakukan
mulai dari pegawai bawah hingga presiden direktur saat era Ibnu Sutowo, Pertamina dikelola
secara tidak profesional dan ratusan juta dolar AS pun dikorupsi.
Mochtar Lubis juga merasa risi dengan pola hidup orang Indonesia, terutama kalangan elite
yang hidup mewah dan merasa nikmat memakai pakaian potongan coutouriers Paris oleh
Yves St Laurent, Dior, Balmain, Nina Richi, dan lainnya. Kemudian dia perjelas dengan
kegemasan lainnya.
Kita mendengar orang Indonesia yang punya kuda lomba di Paris dan London. Kita
mendengar orang Indonesia yang punya nyai (wanita simpanan) di luar negeri dan
memperlengkapi nyai-nyai dengan apartemen serba ada... Kita biarkan elite negeri ini
memperkaya diri mereka dari tahun ke tahun, melakukan korupsi dan mencuri hak dan milik
rakyat.... (hlm 49).
Idealisme Indonesia
Pidato kebudayaan Mochtar Lubis setebal 80 halaman itu bila dicermati bukan sekadar telaah
penilaian terhadap kondisi psikologis kebangsaan waktu itu yang terwakili oleh karakter atau
pribadi kebanyakan orang Indonesia dalam sikap atau menyikapi kehidupan pribadi,
berbangsa, dan bernegara.
Lihatlah bagaimana dia menyebut jiwa feodal dengan berbagai dampaknya masih hidup
subur, baik di kalangan atas maupun masyarakat bawah. ...yang berkuasa sangat tidak suka
mendengar kritik, dan orang lain amat segan untuk melontarkan kritik terhadap atasannya....
(hlm 25).
Untuk membantu mengatasi persoalan bangsanya itu, Mochtar Lubis dengan cerdas memilih
objek bidikan yang paling jelas, yaitu manusianya (Indonesia) dan tidak langsung ingin
mengatakan bahwa sebuah bangsa bisa jatuh karena ulah manusia atau penduduknya yang
mewarisi watak-watak yang tidak sehat dan tidak mendukung peradaban baru yang lebih
terbuka, dinamis, dan bertanggung jawab, serta diikuti integritas yang tinggi.
Yang jelas dalam buku ini, Mochtar Lubis telah berhasil menyentil lubuk hati sebagian orang,
terutama tokoh dan pejabat di negeri ini. Itu dibuktikan dengan banyaknya orang yang protes
terhadap isi pidato kebudayaan Mochtar Lubis. Dengan begitu, misi untuk membangunkan
anak negeri yang sedang dininabobokan oleh suasana kebatinan yang stagnan karena
pengaruh zamannya itu terbilang sukses.
Wajah lama sudah tak keruan di kaca, sedang wajah baru belum juga jelas. Siapa itu orang
atau manusia Indonesia? Apa dia memang ada? Di mana dia? Seperti apa gerangan
tampangnya? (M-2)
miweekend@mediaindonesia.com

































Mencintai Bangsanya lewat Cara Kritis


Manusia Indonesia memakai topeng di depan umum, menyembunyikan wajahnya yang
sebenarnya, serbatakut dan khawatir membuka wajahnya dan mengatakan "Inilah
aku!"
KITA boleh tidak senang atau nyaman karena Mochtar Lubis dalam pidato kebudayaannya
seperti menelanjangi identitas bangsa di muka umum. Tak mengherankan jika muncul protes
atau tanggapan balik terhadap pidato kebudayaan tersebut yang sempat diturunkan di Harian
Kompas pada Mei 1977 itu.
Dalam pengantarnya, di buku yang tergolong kontroversial ini, Jakob Oetama, wartawan
senior, pun mengakui bahwa gaya dan sikap Mochtar Lubis yang berterus terang mengupas
utamanya sikap-sikap negatif orang Indonesia, kecuali mengundang reaksi pro dan kontra,
juga membangkitkan pemikiran kritis tentang manusia Indonesia.
Mochtar Lubis seperti sengaja menyandingkan sifat manusia Indonesia dengan apa yang dia
tahu tentang kepribadian dominan yang dimiliki bangsa yang sudah bertengger sebagai
negara maju. Meskipun hal tersebut tidak sepenuhnya benar, tidak juga sepenuhnya salah.
Seperti yang disampaikan (alm) Margono Djojohadikusumo waktu itu yang merasa tergugah
untuk menyampaikan pendapat dan ingin menempatkan proporsi tentang manusia Indonesia
secara wajar. Bahkan Margono mengaku merasa tersinggung dengan pidato Mochtar Lubis
yang cenderung stereotipikal dengan menyebut sepi ing pamrih rame ing gawe, amemayu
ayuning bawana (bekerja keras tanpa mencari keuntungan untuk diri sendiri, manusia
memajukan dunia) sebagai pandangan hidup orang Jawa yang seolah-olah tidak terlihat
dalam praktik dan hanya buah bibir.
Dari sini Mochtar Lubis dinilai terlalu menggeneralisasikan keadaan masyarakat Jawa dalam
konsep feodalisme yang dia anggap menghambat kemajuan masyarakat dalam sebuah
bangsa. Argumentasi yang dia kemukakan ialah dengan menengok pola pendidikan di
keluarganya yang mengedepankan disiplin, kerja keras, dan tanggung jawab untuk mencapai
tujuan.
Sebenarnya banyak pernak-pernik kehidupan masyarakat Indonesia yang dijadikan contoh
oleh Mochtar Lubis sebagai hasil perenungan dan dari perjalanan hidupnya dalam
menghadapi masa-masa sulit penjajahan hingga rezim pemerintah Indonesia yang toleran
terhadap perilaku korup.
Mochtar Lubis mengakui bahwa stereotip yang dia kemukakan tidak untuk menjustifikasi
bahwa semua manusia Indonesia seperti itu. Masih ada pribadi-pribadi yang tetap
mengedepankan nilai-nilai luhur dalam memandang persoalan bangsanya.
Saya memberikan lukisan yang suram, tetapi saya tidak melihat hari depan manusia dengan
mata yang suram, kata sastrawan autodidak itu.
Di sinilah buku ini justru semakin menjadi menarik. Tatkala reformasi sedang berkembang
menjadi masa pancaroba, sosok manusia Indonesia seperti dilukiskan wartawan-budayawan
itu lebih kuat lagi aktualitas dan relevansinya.
Jakob setidaknya mencatat ada dua gejala dalam perkembangan masyarakat Indonesia. Di
satu sisi, tumbuh dan meluasnya sosok manusia Indonesia baru, bukan saja berpendidikan,
tetapi juga kritis, berupaya menanggalkan sifat-sifat lama, lebih lugas; ya, ya, tidak, tidak.
(Sto/M-2)




































PIGURA

Rama Mudik

ONO SARWONO


SETELAH hidup ngulandara selama lebih dari 13 tahun, Ramawijaya (Rama) mudik ke
Ayodya. Rakyat menyambutnya di sepanjang jalan hingga alun-alun dan sitihinggil Keraton
Ayodya. Warga tumpah ruah mengelu-elukannya. Tidak sedikit yang sesenggukan dan
berlinang air mata. Sebagian ada yang berupaya menggapai menyentuh kaki Rama.
Itulah gambaran sekilas Rama yang didampingi istri, Sinta, serta adiknya, Leksmana, ketika
mengayunkan kaki dengan taklim menuju rumah mereka. Sesekali Rama menghentikan
langkahnya, menoleh ke kiri dan ke kanan menebarkan senyum kepada rakyat yang tiada
henti mengagungkan.
Kala akan menapaki lantai sitihinggil, Rama terhenti sejenak. Terlintas dalam benaknya, saat-
saat belasan tahun lalu ketika ia melangkahkan kaki keluar dari keraton. Dan kini, untuk
pertama kalinya, ia kembali menyentuh rumah, tempat ia lahir dan dibesarkan.
Semerbak semilir angin sejuk meniup. Tercium aroma bunga kanthil dan kenanga yang
tersebar di atas lantai marmer. Di sana, tampak adiknya, Barata, yang dengan senyum
mengembang menyambut. Barata kemudian mengalungkan rangkaian bunga melati kepada
Rama dan menghantarkannya dengan khidmat ke singgasana Raja Ayodya.
Itulah momen-momen bersejarah ketika Rama `harus' menjadi raja menggantikan ayahnya
yang telah mangkat lebih dari satu dekade lalu. Ia masih ingat terompah yang dibawa Barata
berada di kaki singgasana.
Terusir dari istana
Rama alias Regawa ialah anak sulung Prabu Dasarata, raja Ayodya. Ia lahir dari rahim
permaisuri pertama Dasarata yang bernama Kasulya. Ia memiliki empat saudara lain ibu. Dari
Dewi Sumitra, lahir anak laki bernama Leksmana, sedangkan dari Dewi Kekayi, lahir tiga
anak, yakni Barata, Satrugna, dan Dewi Kawakwa.
Ketika Dasarata sudah sepuh dan ingin lengser, Rama-lah yang digadang untuk
menggantikannya. Sesuai dengan paugeran negara, memang anak sulung lelaki sang raja
yang harus menjadi raja jika ayahnya turun takhta.
Apalagi Rama sudah menikah dengan Sinta, sekar kedhaton Kerajaan Mantili. Jadi
persyaratan tampak mulus. Rakyat pun saeyek-saekapraya (bersatu) mendukung Rama
menggantikan Dasarata yang ingin turun takhta.
Akan tetapi, harapan Dasarata itu terganjal oleh istri ketiganya, Kekayi. Sang raja ditagih
janjinya. Ketika dipinang sang raja, Kekayi menyatakan bersedia bila permintaannya
dipenuhi. Ketika itu, Dasarata sanggup memenuhinya. Sejenak mengingat, Dasarata mengaku
tidak lupa akan janji yang terucap. Maka, ia bertanya kepada Kekayi, apa yang diinginkan. Di
luar dugaannya, Kekayi meminta agar anaknya, Barata, diangkat menjadi raja jika Dasarata
lengser.
Dasarata kaget. Namun, ia tidak ingin dianggap mencla-mencle, sabda pendhita ratu tan kena
wola-wali. Maka, meski dengan penyesalan yang mendalam, ia memenuhi permintaan itu.
Rama pun menyatakan kepada ayahanda bahwa dirinya legawa tidak menjadi raja.
Meski demikian, Kekayi masih khawatir jika Dasarata mangkat dan Rama masih berada di
istana. Ia curiga, Rama, dengan kesaktiannya, akan dengan mudah menjungkalkan Barata
dari kekuasaan. Karena itu, Kekayi menghadap Dasarata lagi dan meminta agar Rama diusir
ke Hutan Dandaka selama 13 tahun.
Sungguh hancur hati Dasarata. Namun, Rama selalu memberikan solusi. Dengan penuh
keyakinan, Rama matur kepada ayahnya bahwa dirinya dengan legawa dan senang hati
keluar istana dan menjalani hidup di tengah belantara Dandaka.
Maka, setelah berpamitan kepada ayah dan ibunya, Rama berangkat menuju Dandaka dengan
didampingi Sinta. Ikut pula Leksmana. Mereka tanpa membawa bekal yang cukup. Rama
mengganggap `pembuangan' dirinya sebagai masa pendadaran jiwa-raga sebagai kesatria.
Tanpa diduga, Barata menyusul Rama ke Dandaka. Kepada sang kakak, Barata menyatakan
tidak bersedia menjadi raja seperti yang dikehendaki ibu. Ia mendesak Rama kembali ke
Ayodya menggantikan sang ayah.
Namun, Rama menolak. Ia memerintahkan Barata tetap menjadi raja. Bahkan Rama
memberikan santiaji berupa delapan laku watak alam kepada Barata sebagai bekal
memegang pemerintahan Ayodya. Kedelapan laku utama itu dikenal dengan ajaran astabrata.
Barata menyanggupinya tapi posisinya sebagai ad interim. Ia menganggap bahwa raja
sesungguhnya adalah Rama. Untuk itu, Barata meminta terompah sang kakak dan itu ditaruh
di bawah kursi singgasana sebagai simbol raja yang sesungguhnya.
Menjemput Sinta
Selama di hutan, Rama menghadapi berbagai cobaan yang tidak enteng. Pada awalnya, ia
kesulitan hidup dalam hutan gungliwang-liwung, jalma mara jalma mati, sato mara sato
mati--penggambaran hutan yang sangat-sangat angker. Namun, cobaan yang paling menguras
pikiran dan tenaga ialah ketika ia kehilangan sang istri.
Sinta diculik Raja Alengka Dasamuka alias Rahwana untuk dipinang. Sinta berada di taman
Argasoka di Istana Alengka selama hampir 13 tahun. Namun, selama itu, Dasamuka tidak
bisa menaklukkan cinta Sinta kepada Rama. Dasamuka gagal mempersuntingnya.
Dengan dibantu Raja Goakiskenda Narapati Sugriwa dan bala tentara wanara, Rama
menjemput Sinta ke Alengka. Dasamuka dan seluruh bala tentara Alengka tumpes. Hanya
tersisa Gunawan Wibisana, adik Dasamuka, yang berpihak kepada Rama.
Setelah kembali bersatu, tibalah saatnya Rama bersama Sinta dan adiknya, Leksmana, mudik
ke Ayodya. Perjuangan penuh penderitaan di Dandaka menjadi modal Rama memegang
kendali kekuasaan dan memerintah rakyat Ayodya menggantikan Dasarata yang telah
mangkat.
Nilai yang bisa dipetik dari kisah Rama ialah ia anak yang menjunjung tinggi harkat dan
martabat orangtua. Selain itu, ia lulus menjalani kehidupan di belantara sebagai wahana
pendadaran jiwa raganya sebelum mengemban tugas sebagai pemimpin. (M-2)































Tya Subiakto

Asimilasi Orkestra dan Musik Tradisional


Pernah dikenal sebagai konduktor termuda, Tya kini lebih banyak berkarya lewat film.
Lewat wadah itu pula ia ingin mengeksplorasi musik tradisional dalam musik orkestra.
NAMANYA memang tidak lagi sepopuler pada akhir 90-an,ketika rajin muncul di layar kaca
bersama T&T Orchestra. Namun, Tya Subiakto nyatanya masih produktif bahkan sibuk
berkarya hingga kini.
Perempuan yang pernah disebut sebagai konduktor termuda itu menjadi salah satu sosok
penting di banyak film layar lebar. Ayat-Ayat Cinta, Tendangan dari Langit, Hafalan Shalat
Delisa, Habibie & Ainun, hingga Soekarno hanyalah beberapa film yang musiknya ditangani
Tya.
Lewat media film pula, perempuan berusia 35 tahun itu bereksplorasi dengan musik-musik
tradisional. Di Indonesia sendiri, perempuan komposer film bisa dihitung dengan jari. Bahkan
yang ternama bisa dibilang hanya Tya Subiakto dan Dian HP.
Saat ini dirinya tengah menjabat sebagai Ketua Umum Indonesia Motion Picture Audio
Association sejak September 2013. Lalu, seperti apa mimpinya ke depan dan bagaimana
dengan rencana konsernya untuk memperingati 17 tahun berkarya?
Meski enggan bicara soal isu pasca pilpres, perempuan yang setidaknya telah membuat musik
untuk 46 film ini dengan ramah berbagi kisah kepada Media Indonesia saat ditemui di sebuah
studio di kawasan Pondok Labu, Jakarta, Jumat (18/7).
Awal mengenal dunia layar lebar?
Berkat Dwi Ilalang. Ia orang yang pertama kali membawa saya ke dunia film. Lewat film
Sang Dewi (2007) karyanya, saya dipercaya untuk menata musiknya.
Kenapa Ayat-Ayat Cinta begitu berarti?
Ini film besar berdurasi panjang perdana yang aku bikin. Kesuksesan film ini juga membawa
nama saya sebagai music director perempuan yang diperhitungkan. Setelah karya ini saya
garap, beragam film mulai saya kerjakan.
Tapi kenapa sepertinya dari 2012 karya Anda tidak lagi banyak?
Justru bukan diturunkan produktivitasnya, saya sadar kualitas karya saya semakin baik dan
tawaran pun banyak berdatangan tapi saya mencoba memilih, sudah saatnya saya
mengerjakan film yang berkualitas.
Seperti pada tahun lalu saya memilih menggarap Soekarno. Ini film Indonesia pertama yang
dibawa ke Moskow untuk tata musiknya. Semua proses produksi mulai rekaman orkestra dan
quire menggunakan musisi klasik Eropa.
Apa alasannya?
Saya ingin mendapatkan keaslian energi dari orkestra Eropa. Pemilihan tersebut juga didasari
atas interpretasi musik klasik di Eropa lebih tinggi dan hal itu yang dibutuhkan di film
Soekarno. Di sana saya juga mendapat pujian dari para komposer ternama, dan itu memacu
saya untuk meningkatkan kualitas lagi. Saya tidak pernah puas dengan karya yang saya buat.
Film apa yang paling berkesan?
Yang pasti Hafalan Shalat Delisa (2011) menjadi film perdana saya yang melibatkan musik
tradisi Aceh. Film yang menceritakan kejadian tsunami Aceh ini masuk nominasi Asia
Pasific Film Festival ke-5 di Makau pada 2012.
Saat mengerjakan musik di film ini, saya merasakan sebuah kekuatan dari sebuah musik
tradisional, terutama soal rasa ketika musik tersebut dikumandangkan. Saya memang selalu
ada adrenalin yang membuat saya untuk berkarya lagi lewat musik tradisional.
Apa mungkin menggabungkan orkestra dengan musik tradisional?
Iya memang tidak tertutup kemungkinan untuk mengasimilasi orkestra dengan musik
tradisional. Orkestra yang merupakan musik Eropa bisa digabungkan dengan musik
Indonesia yang terdiri dari gamelan, gondang 12, dan lain sebagainya.
Saya pernah eksplorasi musik Makassar dan Toraja, saya masih ingin eksplorasi ke daerah
lain.
Dalam waktu dekat akan mengeluarkan karya apa?
Saya akan menggelar konser tunggal dalam rangka 17 tahun berkarya. Sebuah pertunjukan
menggunakan video mapping sedang digodok. Saya ingin mengapresiasi orang-orang yang
telah berkontribusi untuk saya. Konsernya akan berbentuk seperti apa, nantikan saja.
Lebih dari satu dekade Anda berkarya, apa rahasia eksisnya?
Guru saya, Elfa Secioria, pernah bilang, Musik itu tren, berputar. Saya yakini pesan itu dan
memang benar sebagai musisi harus bisa mengikuti tren musik yang ada, tidak bisa baku dan
diam di satu tren karena tren itu akan terulang kembali di masa mendatang. (M-4)
Kenal Musik sebelum Bisa Bicara



BAKAT besar Tya di bidang musik tidak lepas dari peran orangtuanya. Sang ayah, Subiakto
Priosoedarsono, ialah pemilik perusahaan pembuat jingle iklan. Sang ibu, Aan Anggraini
Subiakto, juga sosok yang sangat mendorong anak-anaknya untuk mengenal musik.
Bahkan Tya telah dimasukkan ke sekolah musik sejak umur tiga tahun. Saya tidak bisa baca
buku dan bicara, hanya bisa baca not balok. Sampai ibu saya memasukkan saya ke Bina
Vokalia agar bisa berbicara. Baru di usia 6 tahun saat masuk sekolah dasar mulai bisa
berbicara, kenang Tya.
Di kelas 3 SD pun anak tertua dari tiga bersaudara ini mengaku telah bercita-cita menjadi
komposer musik sekaligus konduktor. Ia terkesan oleh direktur musik film ET John Williams.
Tya kemudian bersekolah musik selama 13 tahun di Yamaha Musik Indonesia. Lepas itu ia
pindah ke sekolah musik Yayasan Pendidikan Musik di Jakarta dengan jurusan utama piano
klasik, klarinet, dan saksofon alto.
Cita-cita itu mulai ia wujudkan di usia 16 tahun dengan membentuk T&T Orchestra bersama
dua adiknya, Dion dan Sati. Orkestra itu terus berkembang dan sukses di akhir 90-an. Namun,
Tya terkenal kerap mendapat keluhan dari para pemain orkestranya. Ini bukan lantaran ia
tidak pandai memimpin. Saya suka membuat komposisi yang sulit untuk dimainkan, jadi
banyak yang komplain langsung kepada saya, tuturnya.
Bicara soal kualitas pemain orkestra dalam negeri, Tya menilai bahwa sebenarnya mereka
sudah memiliki kemampuan yang bagus. Hanya saja ini soal etika. Banyak yang
menganggap karena butuh uang mereka dengan gampangnya bisa izin di sela-sela waktu
latihan, seperti tidak menghargai waktu yang sudah ditentukan, keluhnya.
Bermusik bersama anak
Meraih kesuksesan lewat musik tidak lantas membuat Tya memaksa buah hati mengikuti
jejaknya. Namun, ia juga senang melihat anak keduanya, Srikandi Larasati, 10, punya bakat
ketertarikan di musik.
Tya menuturkan Srikandi sudah ingin masuk sekolah musik dan belajar biola, piano, serta
vokal. Bahkan Srikandi kerap ikut menjajal membuat komposisi musik. Sementara itu, anak
sulungnya, Muhammad Satrio Wibisono Hamid, 13, lebih tertarik pada film.
Tidak hanya sibuk di karier dan keluarga, Tya juga menyalurkan hobi. Sejak 2011,
perempuan yang sekarang langsing itu menekuni dunia fotografi.
Ia pertama belajar fotografi lewat buku-buku foto. Tya memang selalu tertantang untuk hal
baru yang menarik baginya. Jika saya harus fokus dalam satu hal, saya harus tuntas, sampai
tahu. Kalau ditanya orang agar bisa jawab, celotehnya.
Kini Tya sedang berkonsentrasi dengan foto hitam putih yang menjadi daya tariknya. Selain
itu, memotret objek dengan teknik candid pun sangat disukainya.
Lebih lanjut Tya mengimani film dan musik merupakan corong untuk menjajah kebudayaan.
Bahkan menurutnya bangsa Indonesia sampai saat ini tetap dijajah lewat kebudayaan. Kita
bisa lawan penjajahan itu dengan karya yang kita buat lagi, kita andalkan musik-musik
tradisional yang kita miliki, kita buat lewat film dan musik baru, ajaknya.
Baginya, kebudayaan Indonesia ialah hal yang sangat seksi. Banyaknya suku bangsa yang
dimiliki menuntut kita untuk belajar mengenalnya. Ini bukti sebuah bangsa yang besar. Tidak
mudah belajar mengenal keragaman. Ini yang selalu membuat saya terus tertantang untuk
berkarya, pungkasnya. (FIK/M-4)































Pengusaha SPBU Koordinasi Antisipasi Antrean

ANSHAR DWI WIBOWO




Selain pembatasan solar nelayan, mulai besok waktu penjualan solar untuk SPBU di
cluster tertentu di Jawa, Sumatra, Kalimantan, dan Bali juga dibatasi.
Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) tengah
berkoordinasi dengan PT Pertamina terkait kebijakan pengendalian BBM bersubsidi bertahap
mulai bulan ini.
Koordinasi itu selain untuk mengantisipasi respons konsumen menjelang aktivitas warga
yang kembali normal seusai mudik Lebaran, juga terkait risiko tergerusnya profit para
pengusaha stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) itu. Tentunya profit pasti akan
berkurang walau tidak signifikan, ujar Ketua DPD Hiswana Migas wilayah DKI Jakarta,
Jawa Barat, dan Banten, Juan Tarigan, saat dihubungi Media Indonesia, kemarin.
Seperti diberitakan, kebijakan pembatasan konsumsi BBM bersubsidi, terutama solar, sudah
diterapkan sejak 1 Agustus 2014. Pembatasan dimulai dari SPBU-SPBU Pertamina di Jakarta
Pusat yang tidak lagi menjual solar subsidi, melainkan solar nonsubsidi yang dilabeli
pertamina dex.
Juan berharap akan ada peralihan konsumsi ke pertamina dex. Namun, konsumen lebih
mencari ke wilayah Ibu Kota yang belum terkena kebijakan Badan Pengatur Hilir Minyak
dan Gas Bumi (BPH Migas) itu. Apalagi, disparitas harga antara solar bersubsidi dan
nonsubsidi sangat mencolok. Harga per liter pertamina dex sekitar Rp13 ribu, sedangkan
solar Rp5.500 per liter.
Dari sisi volume penjualan juga ada perbedaan. Rerata penjualan 26 SPBU Jakarta Pusat
2.000-3.000 liter solar per hari. Penjualan pertamina dex sekitar 500-1.000 liter per hari.
Kendati margin keuntungan pertamina dex lebih besar, yakni Rp375 per liter--solar Rp190-
Rp235 per liter-penjualan pertamina dex tidak bisa mengejar dari sisi volume.
Juan melanjutkan, Pertamina sedang mempertimbangkan penaikan margin keuntungan.
Namun, teknisnya masih dibahas antara pihak Hiswana Migas dan Pertamina.
Ia menambahkan ada kekhawatiran di kalangan operator SPBU dalam memberi penjelasan
kepada konsumen angkutan umum ataupun truk logistik tentang kebijakan-kebijakan baru itu.
Saat ini belum terjadi antrean, tapi periode dua minggu mendatang mungkin mulai terasa.
Ini sedang dikoordinasikan dengan Pertamina.
Fokus moda darat
Mulai besok, alokasi solar bersubsidi untuk nelayan juga akan dipotong 20% dengan prioritas
penyaluran untuk kapal nelayan di bawah 30 GT. Meski sejumlah nelayan di daerah mengaku
bisa menerima kebijakan itu, Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) tetap berharap tidak ada
pemotongan alokasi solar bersubsidi untuk nelayan. Pemerintah sebaiknya fokus untuk
mengatur pembatasan BBM untuk moda darat.
Yang lain dioptimalkan dulu sebelum memotong jatah nelayan, ujar Ketua Umum KTNA
Winarno. Pasalnya, kata dia, jatah solar bersubsidi bagi nelayan selama ini saja masih kurang,
terutama untuk yang di luar Jawa. Jika dibatasi, ia khawatir suplai ikan akan terusik karena
nelayan tidak optimal melaut. Ujung-ujungnya, harga ikan dan hasil laut bisa melonjak 1%-
20%.
Nelayan enggak banyak jumlahnya dibanding kendaraan (darat). Prioritaskan di darat, yang
mobil mewah, pintanya. (E-2)






Polisi Buru Aktor dalam Tayangan ISIS


POLISI telah mengetahui profil aktor dalam tayangan video ajakan bergabung dengan negara
Islam Irak dan Suriah atau Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Bahkan Polri terus
memantau peredaran tayangan video tersebut.
Yang pasti kami terus memantau perkembangannya. Mengenai identitas, tidak perlu kami
informasikan, kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Boy
Rafli Amar, kemarin.
Disinggung aktor tersebut berasal dari sejumlah kelompok Islam, Boy menjawab diplomatis.
Siapa pun itu sebaiknya harus menjadi warga negara yang baik. Jangan menyimpang dari
Pancasila dan UUD 1945.
Sementara itu, politikus muda PDIP Noer Fajrieansyah mengakui kehadiran ISIS
menandakan kini Pancasila tidak lagi menjadi dasar pemikiran bangsa.
Kehadiran ISIS menjadi pertanda generasi muda mengabaikan pendidikan berbasis ideologi
bangsa. Karena aliran politik dari Timur Tengah itu mengajak pengikutnya membentuk
negara Islam dan artinya bertentangan dengan ideologi dan NKRI, ujar mantan Ketua PB
HMI tersebut.
Karena itu, pemerintah khususnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta
Kementerian Agama perlu membuat sistem yang mampu menghalau ideologi semacam ISIS
dari generasi muda.
Pernyataan senada dilontarkan Ketua Bidang Luar Negeri PP Pemuda Muhammadiyah Teguh
Santosa. Ia mengutuk aksi kekerasan dan teror yang dilakukan ISIS karena bertentangan
dengan ajaran Islam.
Mustahil orang yang peduli dengan tegaknya substansi ajaran Islam berada di belakang
gerakan ini, ungkap Teguh.
Pemuda Muhammadiyah menyerukan Organisasi Konferensi Islam tegas menyikapi gerakan
ISIS agar tidak menginspirasi umat Islam lain.
Ketua Pusat Studi Politik dan Keamanan Unpad Muradi Clark mengemukakan fenomena
ISIS tidak boleh dianggap remeh. Sejak berdirinya ISIS Indonesia telah mengirimkan lebih
dari 200 anggota ke Irak dan Suriah. Kini keanggotaan ISIS di Indonesia mendekati 1.000
orang. Kekerasan atas nama agama bukan wacana lagi, tandas Muradi. (Gol/Cah/X-3)

Israel dan Hamas Saling Tuding

SERANGAN Angkatan Bersenjata Israel (IDF) terus berlanjut hingga kemarin setelah
gencatan senjata 72 jam yang seharusnya dimulai pada Jumat (1/8) pagi gagal dan dilanggar.
Sebagian besar serangan militer Israel diarahkan ke Rafah, Gaza selatan. Wilayah tersebut
diduga lokasi penculikan seorang tentara Israel, Hadar Goldin, 23, yang dilakukan sayap
milisi Hamas pada Jumat (1/8).
Secara keseluruhan hingga kemarin pagi, gelombang kekerasan yang terjadi sejak Jumat (1/8)
menewaskan lebih dari 150 orang Palestina di Gaza. Belasan korban tewas di antaranya anak
berusia 3-12 tahun, dan lebih dari 350 warga Palestina terluka.
Jumlah korban tewas akibat agresi Israel ke Gaza mencapai 1.654 jiwa sejak serangan 8 Juli
lalu. Di kubu Israel, jumlah korban tewas melebihi 60 orang yang mayoritas tentara.
Dalam pernyataannya, kemarin, sayap militer Hamas Brigade Ezzedine al-Qassam
menyatakan serangan kelompoknya dilakukan sekitar pukul 07.00 waktu setempat atau sejam
sebelum gencatan senjata dimulai dua hari lalu (Jumat 1/8). Serangan sebagai balasan atas
operasi darat militer Israel.
Al-Qassam menyatakan insiden itu terjadi setelah tentara Israel menyerbu terowongan di
Rafah. Kelompok sayap Hamas itu menyatakan bahwa Israel justru yang melanggar gencatan
senjata terlebih dulu. .
Di sisi lain, pihak militer Israel menyatakan penculikan itu dan serangan roket balasan dari
milisi Hamas telah melanggar kesepakatan gencatan senjata. Gencatan senjata 72 jam itu
seharusnya dimulai sejak pukul 08.00 waktu setempat, tetapi hampir 2 jam hal tersebut batal.
Sekjen Perserikatan BangsaBangsa (PBB) Ban Ki-moon melalui juru bicaranya, Stephane
Dujarric, menyatakan keprihatinan atas gagalnya gencatan senjata di Gaza dua hari lalu.
Dia menegaskan bahwa Ban juga mengecam milisi Hamas yang dilaporkan telah membuat
gencatan senjata kembali gagal.
Langkah tersebut mempertanyakan kredibilitas jaminan Hamas kepada PBB, kata Dujarric
yang juga mendesak tentara Israel itu dibebaskan. (Reuters/AP/Kid/I-3)








Jokowi-JK Mulai Matangkan Kabinet



PEKAN depan presiden dan wakil presiden terpilih 2014-2019 Joko Widodo-Jusuf Kalla
(Jokowi-JK) mulai intensif mematangkan susunan kabinet dan pos kementerian untuk menuju
pemerintahan yang efektif.
Sejauh ini Jokowi-JK sudah menyamakan struktur dan personalia kabinet, termasuk
membahas pemerintahan transisi dengan tim dari pemerintahan Presiden SBY, kata
Wasekjen PDIP Ahmad Basarah kepada Media Indonesia, kemarin.
Menurut Basarah, Jokowi-JK pasti akan mengakomodasi usulan partai politik anggota koalisi
untuk kabinet mendatang. Sebagai kader partai, Jokowi paham salah satu tujuan partai ialah
memperoleh kekuasaan politik secara sah dan konstitusional.
Selain itu, lanjut Basarah, dalam sistem presidensial dengan model multipartai saat ini
pemerintah mencari keseimbangan di parlemen sehingga Jokowi-JK juga membutuhkan 50+1
dukungan suara di parlemen.
Yang penting Jokowi tidak disandera oleh kandidat yang tidak jujur, bersih, merakyat,
profesional, dan mampu memimpin kementerian secara efektif, ujar Basarah.
Soal pertimbangan untuk meniadakan jabatan wakil menteri, menurut Basarah, dia sangat
mendukung karena akan menghemat anggaran. Jabatan itu tidak diperlukan ketika calon
memenuhi semua kriteria.
Saat menanggapi kandidat dari partai politik, pakar hukum tata negara Margarito Kamis
mengusulkan sebaiknya presiden dan wakil presiden terpilih tidak menunjuk ketua umum
partai menjadi menteri kelak.
Ketua partai harus fokus membangun partai agar semakin solid dan kukuh. Jangan mengaku
negarawan kalau urusan begini mereka tidak legowo, ungkap Margarito.
Sementara itu, Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa Marwan Jafar menilai ketua umum
partai amat layak menjadi menteri dalam kabinet. Marwan beralasan keberhasilan ketua
umum memimpin partai tentu menjamin keberhasilannya sebagai menteri dalam kabinet
Jokowi-JK.
Ketua umum memiliki keunggulan yang tidak dimiliki anggota partai ataupun tokoh
nonpartai karena berpengalaman memimpin, berintegritas, dan mempunyai basis konstituen
luas, kata Marwan. (Nur/Ant/X-3)


Sosok JK Jadi Daya Tarik Kader Golkar untuk
Bergabung


SIKAP politik Partai Golkar ialah segera berpaling dari Koalisi Merah Putih untuk merapat
ke kubu Joko Widodo dan Jusuf Kalla (Jokowi-JK). Hal itu ditegaskan oleh salah seorang
politikus partai berlambang pohon beringin tersebut, Nudirman Munir, kemarin.
Terlebih lagi terdapat sosok Jusuf Kalla yang juga merupakan kader Partai Golkar. Kalau
dilakukan munas, ada kemungkinan Golkar merapat ke kubu Jokowi-JK. Itu seperti
pengalaman masa lalu. Begitu munas, terjadi perubahan haluan, kata Nudirman kepada
Media Indonesia.
Menurut Nudirman, kini sedang terjadi perpecahan di dalam tubuh partai tersebut. Karena itu,
Golkar harus segera menggelar musyawarah nasional (munas) untuk menentukan sikap ke
depan.
Selain untuk introspeksi, juga harus dievaluasi terkait dengan kekalahan-kekalahan beruntun
yang dialami Golkar. Kami tidak ingin Golkar hanya menjadi partai kenangan, harus jadi
partai modern, ujar Nudirman.
Nudirman mengaku belum melihat bagaimana mayoritas sikap kader partai, apakah merapat
ke kubu JokowiJK atau tetap dalam koalisi permanen. Kalau sikap formalnya Aburizal
Bakrie (Ical) membawa gerbong ke Koalisi Merah Putih.
Kendati demikian, lanjut Nudirman, ada perubahan yang dialami kader Golkar di daerah.
Mereka menginginkan munas segera digelar. Dengan munas tersebut, mungkin bisa saja
partai merapat ke kubu Jokowi-JK.
Sementara itu, Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat Amir Syamsuddin mengakui, jika
pihaknya diminta bergabung ke kubu Jokowi-JK, kemungkinan itu bisa saja terjadi.
Sangat mungkin (bergabung), tetapi bagi saya sebagai kader Demokrat, kita jangan
membebani pemerintah baru yang telah mengajak dengan menuntut ini dan itu. Harus murni
kerja sama untuk rakyat, jelas Amir.
Lebih lanjut, Amir menegaskan hal tersebut terkait dengan sikap Partai Demokrat yang saat
ini berada di posisi tengah atau netral.
Meskipun presiden terpilih sudah ditentukan, kami tidak boleh mengabaikan upaya hukum
yang dilakukan pihak lain. Itu berguna untuk meningkatkan kualitas demokrasi, papar Amir.
Lebih lanjut, menurut Amir, SBY tetap di dalam sikap dan pernyataannya yang selalu ingin
memberikan keteduhan kepada semua pihak.
Sebagai kader Demokrat, alangkah baiknya kami mendukung sikap beliau untuk sama-sama
menjaga keteduhan. Akan tetapi, Demokrat pasti mendukung siapa pun presiden terpilih,
tandas Amir. (Nur/X-3)














































Gugatan Senjata Makan Tuan

CAHYA MULYANA


Pelanggaran terstruktur, sistematis, dan masif berkaitan dengan kekuasaan. Pihak
berkuasa justru ada di kubu penggugat.
GUGATAN atas hasil Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2014 yang
diajukan kubu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa akan disidangkan oleh majelis kakim
konstitusi mulai 6 Agustus 2014. Persidangan di MK menjadi ajang pertaruhan alat bukti
antara pihak beperkara dan pihak terkait.
Menurut pengamat hukum tata negara Refly Harun, tuduhan dalam berkas gugatan yang
diajukan Tim Advokasi Prabowo-Hatta tergolong lemah. Tuduhan tersebut hanya bersifat
irreguler atau tidak fokus pada kecurangan dan kesalahan fatal dari Komisi Pemilihan Umum
selaku penyelenggara pilpres.
Walaupun berkas gugatan hanya tiga bundel, tidak masalah untuk mendukung gugatan
pelanggaran yang dinilai terstruktur, sistematis, dan masif (TSM). Yang jadi masalah tuduhan
itu melemahkan kubu Prabowo-Hatta sendiri karena mengarah kepada kekuatan kekuasaan.
Kita tahu bahwa partai penguasa saat ini mendukung Prabowo-Hatta, jelas Rey di Jakarta,
kemarin.
Menurutnya, tuduhan itu sulit untuk dibuktikan oleh kubu Prabowo-Hatta. Apalagi, dalam
tiga bundel berkas yang diberikan ke MK tidak serinci tuduhannya, malah berisikan tuduhan
yang tidak kuat seperti soal daftar pemilih khusus tambahan (DPKTb).
Jadi, menurut saya, fokus gugatan tidak ada karena ada TSM, DPKTb, dan sistem noken di
Papua. Untuk DPKTb, hal itu tidak bisa menunjukkan kecurangan karena tidak dipastikan
memilih pasangan selain Prabowo-Hatta. Lalu, sistem noken sudah ditetapkan oleh konstitusi.
Tuduhan TSM malah seperti senjata makan tuan.
Untuk KPU, imbuh Rey, dalam sidang di MK nanti mesti menjelaskan seadanya. Tidak
usah memaparkan semua dokumen, tetapi sesuai tuduhan saja guna menjaga stamina dan
tidak jauh dari materi gugatan, paparnya.
Ketua KPU Husni Kamil Manik mengatakan akan menjalani proses persidangan secara
responsif, esien, dan bertanggung jawab. Hal itu supaya tidak keluar dari gugatan dan
menjaga energi supaya mampu mengikuti seluruh tahapan persidangan. Kita harus tetap
humble, rendah hati, membuka informasi, mempertimbangkan saran, dan tidak konfrontatif
karena kita lembaga negara yang bersifat layanan dan tidak boleh bersikap otoriter. Kita
harus sabar menghadapi hal ini yang dianggap sebagian pihak masalah, tukasnya.
Husni meminta KPU seluruh tingkatan untuk tetap menjaga sikap selama proses persidangan
di MK. Pasalnya, KPU dalam proses persidangan di MK bukan mengharapkan kemenangan,
melainkan pembuktian atas kebenaran. Kita tunjukkan kebenaran untuk keadilan pemohon
dan termohon. Kita saat ini seolah-olah pihak yang salah, tapi yang penting tidak melakukan
apa yang dituduhkan, pungkasnya.
Kuasa hukum KPU, Adnan Buyung Nasution, mengatakan KPU harus berusaha sebaik-
baiknya walaupun gugatan pemohon tidak rinci. Gugatan seperti kucing dalam karung,
hanya menyatakan provinsi dan TPS, tetapi tidak rinci di mana saja yang dipermasalahkan.
Namun, kita harus menyiapkan saksi dan bukti yang kuat, tuturnya.
Sementara itu, Tim Advokasi Prabowo-Hatta, Habiburrahman, mengatakan pihaknya telah
menyiapkan alat bukti yang mendukung gugatan.
Kami telah menyiapkan 52.000 C-1 yang valid dan akan diserahkan kepada sembilan hakim
MK, katanya. (P-3)
cahya@mediaindonesia.com





























Pansus Pilpres Wujud Kekerdilan Politik


Usulan pembentukan pansus pilpres merupakan wujud dari kekerdilan berpolitik terutama
dalam menyikapi hasil Pilpres 2014. Hal itu dikemukakan Ketua Badan Pemenangan Pemilu
DPP Partai NasDem Ferry Mursyidan Baldan dalam menanggapi rencana yang dikemukakan
penasihat pasangan Prabowo-Hatta, Akbar Tandjung, Jumat (25/7).
Usulan itu tidak mencerminkan kehendak untuk memperbaiki sistem pemilu, tetapi sekadar
alat untuk mempersoalkan hasil Pilpres 2014, kata Ferry melalui keterangan tertulis yang
diterima Antara di Jakarta, kemarin.
Menurut Ferry, anggota dewan semestinya melakukan pengawasan yang bersifat mencegah
dan mengawal proses pilpres sejak awal, bukan malah setelah ada hasil. Adapun dari segi
fungsi, pansus di DPR berfungsi menyelidiki kebijakan yang diduga merugikan negara. Dia
mempertanyakan apakah pansus pilpres yang akan dibentuk bertujuan menyelidiki adanya
pelanggaran atau justru mempersoalkan hasil?
Pelaksanaan pilpres ialah perintah konstitusi, bukan kemauan KPU, sedangkan jika
berkaitan dengan hasil pilpres, itu pilihan dan kehendak rakyat. Apakah kita punya hak untuk
marah atau tidak suka terhadap pilihan rakyat dalam menggunakan hak politiknya? ujar
Ferry.
Dari sisi waktu, keanggotaan DPR periode 2009-2014 juga berakhir pada 30 September 2014
sehingga praktis hanya tersisa 42 hari kerja. Lebih baik fokus menyelesaikan undang-
undang yang belum tuntas.
Sebelumnya, Akbar Tandjung mengatakan partai Koalisi Merah Putih melakukan konsolidasi
atas pembentukan pansus pilpres untuk menindaklanjuti dugaan kecurangan pilpres. Salah
satu bentuknya itu (pansus pilpres), ungkap Akbar.
Sementara itu, menurut pengamat politik dari Universitas Sumatra Utara, Medan, Dadang
Darmawan, usulan pembentukan pansus pilpres penuh dengan motif politik, apalagi itu
disampaikan di penghujung masa tugas DPR periode 2009-2014.
Pansus hanya menguntungkan pihak tertentu yang dinyatakan kalah dalam pilpres, tandas
Dadang kepada Antara, kemarin. (X-3)





Barca di Persimpangan Jalan

UPAYA Catalonia untuk memisahkan diri dari Spanyol ternyata menimbulkan situasi
dilematis bagi pemilik 21 gelar juara La Liga, Spanyol, Barcelona. Klub yang berada di ibu
kota Catalonia itu terancam dicoret dari La Liga jika Catalonia benar-benar mendapatkan
kemerdekaannya.
Presiden Federasi Sepak Bola Spanyol (LFP), Javier Tebaz, mengatakan, sesuai dengan
undang-undang olahraga yang berlaku, jika Catalonia memperoleh kemerdekaan, Barcelona
harus angkat kaki dari kompetisi La Liga.
Saya tidak mau berspekulasi tentang sesuatu yang belum tentu terjadi. Catalonia akan selalu
menjadi bagian dari Spanyol, ujarnya pada surat kabar Spanyol, AS.
Tebaz menambahkan, jika Catalonia memperoleh kemerdekaan, bukan hanya Barcelona yang
harus hengkang dari kompetisi yang dilangsungkan oleh LFP, sejumlah klub yang bermarkas
di Catalonia, seperti Nastic, Girona, Espanyol, Llagostera, dan Sabadell juga harus enyah dari
liga Spanyol.
Menurut Tebaz, sebenarnya masih ada jalan lain bagi Barcelona dan klub asal Catalonia
lainnya jika ingin tetap berlaga di La Liga jika Catalonia resmi merdeka dari Spanyol.
Caranya ialah dengan perjanjian antarnegara dan sekaligus mengubah UU Olahraga Spanyol
yang mengakomodasi klub dari negara lain berlaga di Spanyol.
Andorra contohnya, mereka bisa berlaga di kompetisi kami karena UU secara spesifik
menyebutkan mereka bisa ikut berkompetisi. Dengan itu, kami bisa membuat pengecualian
bagi klub dari negara lain, tandas Tebaz.
Gerakan prokemerdekaan Catalonia memang telah lama didengungkan. Bahkan selama ini
Barcelona kerap dilambangkan sebagai simbol perlawanan dari bangsa Catalan.
Gerakan prokemerdekaan kadang dikumandangkan sejumlah fan Barcelona saat Lionel Messi
dkk berlaga di Camp Nou. Spanduk bertuliskan `Catalan bukan Spanyol' sering terselip di
tribun penonton.
Sebelumnya, Perdana Menteri Spanyol Mariano Rajoy dan Presiden Catalonia telah
merencanakan penyelenggaraan referendum pada November mendatang. Namun,
kesepakatan tidak didapat dari pertemuan keduanya. (AP/Rtr/ Gnr/R-4)





Perburuan Pemain Terus Berlanjut

GHANI NURCAHYADI

Meski sudah ada aturan yang ketat mengenai transfer pemain, klub-klub Eropa seolah
kurang menghiraukannya.
JEDA kompetisi benar benar dimanfaatkan sejumlah klub untuk membeli pemain baru guna
memperkuat skuat mereka menghadapi musim depan. Bahkan meski sudah mendapatkan
pemain baru, banyak dari klub itu yang juga belum merasa puas.
Liverpool, misalnya. Keberhasilan mendapatkan tanda tangan penyerang tim nasional Belgia
Divock Origi ke Anfield ternyata tidak membuat sang manajer Brendan Rodgers dan
manajemen klub berpuas diri di bursa transfer musim panas.
Kali ini, the Reds memfokuskan diri untuk memperkuat lini belakang. Bos Liverpool Ian
Ayre bahkan rela menempuh perjalanan ke Spanyol untuk melakukan upaya pendekatan
intensif mendatangkan dua bek sekaligus, Alberto Moreno dari Sevilla dan Javier Manquillo
dari Atletico Madrid.
The Reds sebelumnya telah menawarkan sebesar 16 juta pound (Rp318 miliar) kepada
Sevilla untuk melepas Moreno ke Anfield. Namun, Los Rojiblancos tetap bertahan dengan
harga 20 juta pound (Rp397 miliar).
Sikap keras Sevilla membuat Liverpool menyiapkan alternatif bila gagal mendapatkan
Moreno. Nama Ryan Bertrand dan Ben Davies yang masing-masing bermain untuk
Southampton dan Tottenham Hotspur pun kini masuk daftar incaran.
Adapun untuk Manquillo, the Reds sepertinya semakin dekat untuk mendapatkan bek kanan
Atletico Madrid itu dengan status pinjaman selama dua musim. Liverpool juga menyiapkan
klausul pembelian permanen Manquillo jika pemain timnas U-20 Spanyol tersebut bermain
bagus selama masa pinjaman.
Kami memang masih menginginkan sejumlah posisi terisi hingga akhir Agustus mendatang
sehingga kami bisa menyiapkan skuat yang kuat untuk berlaga di musim depan, kata
Rodgers.
Raksasa Liga Primer lainnya, Arsenal, juga masih berniat menguras kocek untuk
mendatangkan pemain baru. Hal itu ditegaskan sendiri oleh manajer Arsene Wenger yang
menyatakan kedatangan Alexis Sanchez, David Ospina, Mathieu Debuchy, dan Calum
Chambers ke Emirates belumlah cukup.
Sejumlah nama beken menjadi incaran Wenger selanjutnya, di antaranya gelandang Real
Madrid Sami Khedira dan Morgan Schneiderlin dari Southampton. Wenger juga telah
memanggil pulang penyerang Kosta Rika Joel Campbell yang sejak 2011 dipinjamkan ke
sejumlah klub.
Perimbangan kekuatan di Liga Primer kali ini lebih merata jika dibandingkan dengan lima-
enam tahun lalu. Dengan aturan FFP (financial fair play) kini kami merasa lebih memiliki
kekuatan dari segi finansial yang tentunya membuat kami memiliki kesempatan yang lebih
baik, ujar Wenger.
Selain gelandang berpengalaman, Wenger dikabarkan mengincar pemain berposisi bek untuk
mengantisipasi kepergian sang kapten Thomas Vermaelen. Bek Real Madrid Alvaro Arbeloa
menjadi salah satu incaran arsitek asal Prancis itu.
Belum puas
Kepuasan juga belum didapatkan raksasa Catalan Barcelona. Meski telah mendapatkan lima
pemain baru dengan menghabiskan dana sebesar 156 juta euro (Rp2,46 triliun), Presiden
Barcelona Josep Maria Bartomeu menegaskan aktivitas klubnya di bursa transfer belum usai.
Bursa transfer baru akan berakhir kira-kira sebulan lagi. Saya rasa kami masih memiliki
beberapa hal lagi yang bisa dilakukan di sisa waktu yang ada, kata Bartomeu.
Blaugrana kini berambisi memperkuat lini belakangnya. Salah satu nama yang didekati
manajemen Barcelona ialah Marquinhos, bek tengah Paris-Saint German. Nama punggawa
Liverpool, Daniel Agger, juga menjadi salah satu incaran.
Selain bek, Barcelona secara informal telah menyetujui transfer penyerang Kolombia yang
kini bermain di Fiorentina Juan Cuadrado. Namun, pihak kedua klub belum memberikan
pernyataan resmi terkait dengan rumor tersebut. (Guardian/Goal/R-4)
gani@mediaindonesia.com













Bayar Kepala di Sentani

IWAN KURNIAWAN

Tradisi Yu menjadi sebuah simbol adat dalam prosesi kematian di Sentani. Ada sanksi
adat bagi warga yang tidak bisa membayar harta adat itu.
TERIK matahari siang sedikit membakar kulit. Namun, orang-orang terus berbondong-
bondong memenuhi kawasan perhelatan Festival Danau Sentani VII di Khalkote, Sentani,
Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua, siang itu. Mereka ingin menyaksikan prosesi adat
pembayaran harta `kepala' (Yu).
Di atas panggung, tiga tetua adat berpakaian rumbai-rumbai khas Sentani pun mulai
membacakan prosesi (Yu). Satu per satu tetua adat bergiliran meletakkan batu lonjong (rella)
berukuran kecil hingga besar di lantai. Prosesi sakral itu menjadi pemandangan menarik.
Tembang-tembang dan mantra-mantra berbahasa daerah setempat pun dikumandangkan
secara repetitif.
Martha Nere, Ismail Nere, dan Gustaf Kaegere, ketiga tetua itu, tampak selalu sigap di
tempat. Mereka menjadi perantara untuk melangsungkan prosesi adat, terutama pada prosesi
kematian dalam tatanan hidup masyarakat Sentani.
Prosesi adat Yu yang warga suguhkan pada perhelatan Festival Danau Sentani, Juni silam,
itu, sangat unik. Pelaksanaan Yu kali ini memiliki nilai-nilai ritus karena bertepatan dua
bulan meninggalnya salah satu Ondoafi Sentani, Agus Ohe. Tetua adat itu meninggal dunia
pada 19 April.
Melihat pada literasi, para sejarawan memperkirakan tradisi Yu telah berlangsung sejak abad
ke-18. Tidak ada perubahan mendasar karena masyarakat adat Sentani sangat memegang
teguh adat-istiadat leluhur mereka. Sebenarnya, tradisi adat ini seharusnya dilangsungkan di
rumah keluarga duka. Namun, pemerintah meminta upacara adat ini dipertontonkan sehingga
bisa diketahui masyarakat umum, ujar Martha seusai prosesi adat selama dua jam itu.
Dalam tatanan hidup masyarakat Sentani, prosesi kelahiran, pernikahan, dan kematian
memiliki arti penting. Tradisi Yu sesungguhnya sangat berkaitan erat dengan pembayaran
`mas kawin'. Untuk itulah, saat kepala kampung meninggal, maka tradisi Yu pun sering
disebut sebagai `bayar kepala'.
Sesungguhnya, saat rombongan wartawan dari Jakarta yang meliput prosesi Yu sempat
berpikir bahwa prosesi itu berhubungan dengan kepala manusia yang seutuhnya. Namun,
setelah budayawan setempat, James Modouw, menjelaskan secara panjang lebar dan
terperinci, barulah rombongan pun paham.
Tidak mungkin, kami memotong kepala orang untuk dibayar kepada orang yang berduka.
Ini sebagai simbol atas prosesi adat. Yu menjadi ikatan antara keluarga orang yang meninggal
dan orang yang ditinggalkan, tutur James.
Pada proses Yu, masyarakat selalu menggunakan rella sebagai pembayaran syah dalam adat.
Rella berukuran antara 10-17 cm. Ada tiga warna rella, yaitu hijau (hawa), kuning (haye),
dan biru (nokho).
Kebersamaan
Setiap kematian orang Sentani, keluarga dari pihak istri (miyeayo) atau keluarga dari pihak
ibu (anakhoyo) akan berusaha mengantarkan berbagai makanan untuk mencukupi segala
kebutuhan dalam menjamu kumpulan orang yang sedang berkabung.
Pemberian makanan ini sebagai bentuk perhatian dan kasih sayang untuk menghibur mereka
yang berduka. Ini menunjukkan bahwa pihak keluarga yang berduka tak sendiri. Masih ada
keluarga dari pihak istri atau ibu yang setia menemani prosesi duka cita itu. Kebersamaan
ini sangat kami jaga sehingga orang yang berduka merasa tidak sendiri di dunia ini.
Kehadiran pihak keluarga istri dan ibu menjadi simbol akan kasih sayang, turut Melki
Puraro, warga setempat.
Melki yang juga berprofesi sebagai guru SD YPK Asey Besar, Distrik Sentani Timur, itu
menuturkan bahwa prosesi Yu memiliki nilai filosofis, yaitu ikatan kebersamaan dan kasih
sayang. Pembayaran `kepala' itu sebagai simbol atas ajaran nenek moyang akan kasih yang
masih berlangsung hingga saat ini.
Tradisi Yu dilaksanakan untuk menunjukkan nilai-nilai adat. Apalagi, peran seorang ondoafi
(kepala adat) sangat penting. Pasalnya, seorang ondoafi dipilih secara adat sejak kecil.
Pembayaran `kepala' pun berlangsung dalam dua tahap pembayaran.
Pertama, yaitu pembayaran dengan menggunakan batu khusus. Kedua adalah pembayaran
dengan menggunakan gelang. Batu dan gelang pun disusun rapi di lantai. Semua pun harus
berurutan mulai dari yang berukuran kecil hingga besar.
Tingkat dan besaran pembayaran harga adat sangat berbeda-beda. Tergantung pada strata
sosial orang yang meninggal. Ada dua tingkatan, yaitu keluarga inti (imaeyei) dan perangkat
pimpinan adat (yakhala). Bila yang meninggal keluarga inti, biasanya pembayaran dilakukan
pihak keluarga istri atau ibu yang melahirkannya. Namun, bila yang meninggal perangkat
pimpinan, pembayaran dilakukan masyarakat adat secara bersama-sama.
Sebuah batu kini dihargai senilai Rp500 ribu-Rp1,5 juta, sedangkan sebuah gelang berkisar
antara Rp300 ribu-Rp1 juta. Meski masyarakat Sentani sudah menggunakan uang sebagai alat
transaksi, secara adat pembayaran dengan alat tukar berupa batu masih syah dan mutlak.
Pelaksanaan tradisi Yu menjadi penting. Sayang, akhir-akhir ini pembayaran Yu sangat
memberatkan ekonomi warga sehingga tanpa disadari telah memiskinkan keluarga-keluarga
di Sentani secara struktural. Ibarat dua mata koin berbeda. Di satu sisi, masyarakat ingin
mempertahankan transisi leluhur agar tidak punah. Namun di lain sisi, keluarga harus
menanggung beban pembayaran harta adat itu.
Ada sanksi adat bagi warga yang tidak bisa membayar. Mereka akan dikucilkan dalam
pergaulan sosial. Ini sanksi yang kejam sehingga warga akan tetap menjaga tradisi itu.
Kekurangan-kekurangan biasanya akan ditutupi oleh keluarga dekat lainnya, timpal James.
Ikatan kekeluargaan dan kebersamaan orang Sentani sangat kuat. Itu membuat mereka tetap
setia menjalankan ritus nenek moyang. Mereka tetap mencari jalan untuk bisa
menyelenggarakan ritual `bayar kepala' secara gotong-royong. Bagi mereka, tradisi harus
tetap dijalankan agar terbebas dari kutukan para leluhur. (M-2)
miweekend@mediaindonesia.com































BIDASAN BAHASA

Peserta Didik

SETYANINGSIH Penulis Bilik Literasi Solo


Panggilan anak hanya sesuai jika digunakan untuk membahasakan pelajar SD atau
SMP.
DI dunia pendidikan, ada pelbagai istilah untuk memanggil atau membahasakan pelajar,
yakni anak, murid, siswa, atau peserta didik. Istilah-istilah itu dari masa ke masa memberikan
narasi berbeda oleh pelbagai pihak.

Istilah anak, murid, siswa, dan pelajar masih terdengar lumrah karena ini merujuk ke
peristiwa menuai ilmu, bertemu guru, belajar, dan bersekolah. Panggilan anak juga sering
digunakan guru-guru. Guru sering kali mengucapkan, Selamat pagi, anak-anak, atau,
Mari, anak-anak. Guru berperan sebagai orangtua pengganti di sekolah dan menganggap
pelajar sebagai anak sendiri.
Semakin berjalan waktu, muncul istilah peserta didik. Istilah itu sering kali diucapkan
pemangku kebijakan pendidikan, pengamat pendidikan, ahli pendidikan, atau kaum elite
birokrat. Pihak tertentu merasa memiliki otoritas dan legitimasi sebagai perancang
pendidikan. Ada kesan untuk meninggalkan istilah anak dan beranggapan bahwa panggilan
anak hanya sesuai jika digunakan untuk membahasakan pelajar SD atau SMP. Pelajar SMA
dianggap sebagai pembelajar dewasa.
Namun, istilah peserta didik malah memiliki kesan berjarak dengan pelajar. Istilah peserta
mengingatkan kita pada seminar, lomba, konferensi, atau kongres. Peserta merujuk ke daftar
hadir, ongkos, registrasi, dan jumlah kursi. Segala hal berkaitan dengan peserta memiliki
kesan sistematis, teratur, beraturan, dan terbatas. Imajinasi pendidikan seperti ruang seminar
atau perkantoran dengan kapasitas terbatas, berongkos mahal, dan serbadiatur.
Peserta juga membuat dunia pendidikan seperti perusahaan. Hal terpenting ialah segala
sistem dan kelengkapan, alih-alih imajinasi anak, kegembiraan, bermain, gairah berkreasi,
atau rasa berteman. Roem Topatimasang (2013) pernah menelusuri gejala sekolah beralih
perusahaan. Sekolah sibuk mengutamakan administrasi, manajemen, proyeksi, anggaran
belanja, rencana induk pengembangan, dan promosi relasi. Mengurus sekolah seperti
mengurus perusahaan. Ratusan anak ibarat karyawan. Mereka menentukan untung-rugi
institusi.
Pada 1952, terbit buku berjudul Dasar-Dasar Pendidikan Baru oleh S Bradjanagara, yang
memberi lima faktor yang harus diperhatikan: murid, guru, masyarakat, lingkungan
pendidikan, dan cita-cita. Namun, dalam setiap penjelasan, Bradjanagara lebih sering
menggunakan istilah anak daripada murid, apalagi peserta didik. Ada emosi mendalam.
Urusan sekolah bukan sekadar urusan administratif, melainkan psikologis yang harus
menempatkan anak sebagai pusat. Terlebih, sebelum seorang anak menjadi murid sebuah
sekolah, sudah pasti anak menjadi anak bapak-ibu terlebih dahulu. Bradjanagara mengatakan,
Ajah, ibu, dan guru harus mempunjai pengetahuan tentang ilmu pertumbuhan kanak-kanak
(paedologie), dan ilmu-djiwa ini memberi pedoman kepada pendidik dalam menghadapi
anak-anak atau muridnja. Anak adalah tubuh merasa, bertumbuh, dan bergembira dalam
menjalani pengajaran di rumah dan di sekolah.
Penggunaan istilah panggilan sering kali disepelekan. Terkadang, ada kesengajaan memilih
istilah asing dan gaul tanpa mempertimbangkan psikologis anak. Pendidikan bermartabat
bukan sekadar disebabkan sistem, melainkan juga bergantung dengan kata dan bahasa. Ini
akan menjadi jalan melipat ribuan jarak dan membawa waktu belajar bersama anak lebih
bermakna.


Media Indonesia menerima kiriman artikel yang terkait dengan bahasa, dengan panjang
naskah 440 kata dan berformat .doc (word document). Naskah dikirim ke alamat surat
elektronik bahasa@mediaindonesia.com.

Você também pode gostar