Você está na página 1de 20

ANALISA KELAYAKAN DAN KELAYANAN

KOLOM JEMBATAN JALAN TOL JORRW1


PAKET 7 KOLOM NO.2 P 160 S
KEBON JERUK JAKARTA BARAT






Oleh:
Andi Indianto, Drs.Ir. MT.






PT JAKARTA LINGKAR BARAT SATU
Jakarta, Juli 2013

1



PRAKATA


Atas berkah dan rahmat dari Tuhan Yang Maha Kuasa, kegiatan investigasi kondisi
aktual struktur jembatan dan pembuatan laporan kelayakan dan kelayanan struktur
jembatan jalan tol JORRW1 yang berlokasi di Kebon Jeruk Jakarta barat ini dapat
terlaksana.
kegiatan ini dilaksanakan dalam upaya melakukan evaluasi terhadap kelayakan
dan kelayanan struktur jembatan jalan tol JORW1, serta mencari tahu penyebab kerusakan
yang terjadi pada ruas jalon tol JORRW1 pada paket 3, 6 dan 7, dan menentukan solusi,
penanganan atau tindakan perbaikan terhadap struktur jmbatan jalan tol tersebut.
Hasil evaluasi ,kajian dan analisa ini dapat digunakan oleh pemilik jalan tol, dalam
hal ini adalah PT Jakarta Lingjkar Barat Satu, dalam menentukan tindakan perbaikan atau
perkuatan yang akan dilakukan untuk meningkatkan dala layan atau meningkatkan
kapasitas dari struktur jembatan jualan tol tersebut.

Dengan selesainya kegiatan investigasi dan tersusunnya laporan ini kami tak lupa
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua fihak yang ikut berperan dalam
pelaksanaan kegiatan dari investigasi sampai pembuatan laporan.


Jakarta, 1 Juli 2013
Analisator Struktur


A
Andi Indianto, Drs.Ir. MT.







2


DAFTAR ISI

Hal.
PRAKATA ........................................................................ 1
DAFTAR ISI ........................................................................ 2

Bab I. PENDAHULUAN ........................................................................ 3
1.1 Latar belakang ........................................................................ 3
1.2 Masalah ........................................................................ 4
1.3 Tujuan ........................................................................ 4
1.4 Manfaat ........................................................................ 4

Bab II. ACUAN DAN METODOLOGI ..................................................................... 5
2.1 Acuan: ........................................................................ 5
2.2 Metodologi ........................................................................ 5

Bab III. PENGUMPULAN DATA ........................................................................ 8
3.1 Lokasin Elemen jembatan ................................................. 8
3.2 Struktur jembatan ........................................................................ 8
3.3 Kondisi aktual hasil pemeriksaan dan pengukuran ............. 9
3.4 Data visual kerusakan ........................................................................ 10

Bab IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN ........................................................... 13
4.1 Analisa Kelayakan ........................................................................ 13
4.2 Analisa Kelayanan ........................................................................ 14
4.3 Analisa Kondisi ........................................................................ 20
4.4 Diskripsi dan Solusi ........................................................................ 21
4.5 Penanganan Kerusakan ............................................................. 21

Bab V. PENUTUP ........................................................................ 23
5.1 Kesimpulan ........................................................................ 23
5.2 Saran ........................................................................ 23


3



BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Salah satu type jembatan beton bertulang yang tidak memerlukan persyaratan
clearance adalah type pile slab. Pile Slab adalah type jembatan integral yang tidak
menggunakan girder. Pada type jembatan ini struktur terdiri dari pelat lantai yang
langsung dusatukan dengan pier head, dan pier head yang langsung ditahan oleh
pondasi tiang. Ketiga elemen pembentuk jembatan tersebut dihubungkan secara kaku
atau monolit.
Di Jakarta terdapat banyak jembatan atau jalan layang yang menggunakan
struktur beton bertulang tipe pile slab ini. Salah satunya dalah jembatan jalan tol
JORRW1 yang berlokasi di Kebon jeruk Jakarta barat.
Pada kenyataannya banyak jembatan atau jalan layang dengan tipe ini yang
mengalami masalah, yaitu kerusakan pada lantai dan pier head. Kerusakan pada
umumnya berupa keretakan dengan berbagai macan type yang terjadi hampir pada
semua lantai dan pier head, yang tentunya kerusakan ini akan mengakibatkan
penurunan daya layan jembatan.
Seiring dengan perkembangan berat kendaraan dan umur pakai jembatan, maka
kondisi jembatan pun akan menurun. Jika kapasitasnya sudah kurang dari batas
daya layan yang dapat diterima, maka jembatan tersebut harus direhabilitasi.
Rehabilitasi tentu saja perlu dilakukan agar kerusakan pada jembatan tidak semakin
meluas dan umur rencana jembatan dapat memenuhi umur rencana jembatan yang
telah ditetapkan. Pada RSNI T-12-2004, tentang Perencanaan Struktur beton
Untuk Jembatan, umur jembatan standar adalah 50 tahun dan jembatan khusus
adalah 100 tahun.
Pada Jembatan beton bertulang, penurunan daya layan dapat terjadi karena
kerusakan awal dan kerusakan jangka panjang. Kerusakan awal adalah kerusakan
yang terjadi pada masa pemeliharaan, kerusakan ini umumnya diakibatkan oleh adanya
salah perencanaan dan salah pelaksanaan. Sedangkan kerusakan jangka panjang
adalah kerusakan yang terjadi setelah masa pemeliharaan, kerusakan ini umumnya
diakibatkan oleh adanya beban berlebih dan pengaruh lingkungan seperti gempa, angin,
kebakaran dan korosi.
4


1.2 Masalah
Dari hasil survey pendahuluan yang dilakukan pada jalan tol JORRW1 ruas
Kebon jeruk - Penjaringan, pada tanggal 2 September 2012, ditemukan banyak
kasus kerusakan pada struktur lantai dan pier head , berupa keretakan keretakan
yang menyebar pada seluruh lantai dan pier head.

1.3 Tujuan
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk melakukan analisa kelayakan dan
kelayanan terhadap strukur jembatan pile slab pada jalan tol ruas Kebon jeruk
Penjaringan secara umum, dengan melakukan investigasi terlebih dahulu
untuk menentukan penyebab dari ketidaklayakan dan ketidaklayanan dari
struktur jembatan tersebut, lalu menentukan tindakan apa yang tepat untuk
menangani kerusakan dan penurunan daya layannya.

1.4 Manfaat
Untuk dapat dijadikan bahan pertimbangan dan dasar menentukan kebijakan
bagi pemilik bangunan untuk melakukan perawatan dan perbaikan struktur jembatan
jalan tol JORRW1 pada ruas Kebon jeruk - Penjaringan .















5



BAB II
ACUAN DAN METODOLOGI

2.1 Acuan:
Acuan yang menjadi dasar untuk melakukan pemeriksaan dan melakukan
analisa kelayakan dan kelayanan, serta analisa penanganan, adalah standar,
pedoman, manual dan panduan yang diterbitkan oleh kementrian Pekerjaan Umum,
Direktorat Jendral Bina Marga.
Buku buku tersebut adalah sebagai berikut:
a) Standar Pembebanan Untuk Jembatan : RSNI T-02-2005.
b) Standar Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan: RSNI T-12-2004.
c) Pedoman Pemeriksaan Jembatan, Dirjend. Bina Marga : No.005-01/P/BM/2011.
d) Pedoman Perbaikan dan Perkuatan Struktur Beton Pada Jembatan, Dirjend. Bina
Marga: No. 022/BM/2011.
e) Manual Perencanaan Pondasi Pada Jembatan, Dirjend.Bina Marga
:No.23/BM/2011
f) Pedoman Penentuan Nilai Sisa Kapasitas Jembatan, Dirjend. Bina Marga :
No. 024/BM/2011.
g) Panduan Penanganan Preservasi Jembatan, Dirjend.Bina Marga: ISBN 978-602-
97229-3-2

2.2 Metodologi
Untuk mendapatkan hasil akhir, yang berupa kesimpulan dan saran perbaikan,
maka diperlukan tahapan- tahapan pekerjaan sebagai berikut:
a) Survey Pendahuluan:
Survey ini untuk mendapatkan gambaran secara visual bagian bagian yang
mengalami kerusakan, jenis kerusakan dan untuk menentukan jenis pemeriksaan
detail apa yang diperlukan serta alat yang akan digunakan.
b) Pengukuran dan Pemeriksaan:
6


Pengukuran dilakukan untuk mengetahui dimensi pelat dan pier head aktual
yang ada dilapangan. Sedangkan pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui mutu
beton di lapangan, lebar retak, kedalaman retak, diameter dan jarak tulangan
terpasang, dan lendutan struktur akibat beban lalu lintas.
c) Uji Berat kendaraan:
Uji berat kendaraan yang melewati jalan tol dilakukan untuk mengetahui
apakah beban sumbu kendaraan yang melewati jalan tol melebihi beban sumbu
standar atau tidak.
d) Analisis Kelayakan:
Analisa ini diperlukan untuk mengetahui apakah struktur dalam kondisi layak
atau tidak. Analisa dilakukan dengan cara membandingkan kondisi actual
dilapangan dengan sfesifikasi berdasarkan aturan, atau membandingkan kondisi
actual dilapangan dengan desain.
e) Analisa Kelayanan:
Analisa ini diperlukan untuk mengetahui apakah struktur dalam kondisi layan
atau tidak. Analisa dilakukan dengan cara menghitung kapasitas daya layan
struktur dengan beban standard an beban actual.
f) Penentuan Nilai Kondisi:
Penentuan nilai kondisi ini diperlukan untuk mengetahui kondisi struktur,
agar dapat ditentukan tindakan penanganannya. Nilai kondisi ini mengacu pada
pedoman pemeriksaan jembatan yang dikeluarkan oleh Direktorat jenderal Bina
Marga- Kementrian pekerjaan umum : No.005-01/P/BM/2011.
g) Penentuan type perbaikan dan perkuatan:
Penentuan type perbaikan dan perkuatan ini di dasarkan pada nilai kondisi
struktur jembatan. Penentuan type perbaikan dan perkuatan ini mengacu kepada
Pedoman Perbaikan dan Perkuatan Struktur Beton Pada Jembatan, yang
dikeluarkan oleh Direktorat jenderal Bina Marga- Kementrian pekerjaan umum Bina
Marga: No. 022/BM/2011.



7


Tahapan Pekerjaan dan proses analisa mengikuti flowchart berikut:
































8


BAB III
PENGUMPULAN DATA

3.1 Lokasi Elemen Jembatan
Lokasi Elemen Jembatan : Kolom Jembatan No.2 P 160 S Paket 7
Jembatan jalan tol JORRW1 Kebon Jeruk Jakarta Barat.

Denah Lokasi kolom jembatan yang bergetar

3.2 Struktur jembatan

Potongan memanjang jembatan
9



Detail kolom

3.3 Kondisi aktual hasil pengukuran dan pemeriksaan.
Hasil pengukuran dan pemeriksaan yang dilakukan dari bulan September 2012
hingga bulan pebruari 2013, tertuang pada tabel dibawah:
Hasil Pengukuran dimensi
No. Variabel yang diukur
Hasil pemeriksaan di
as built drawing (m)
Hasil pengukuran di
lapangan (m)
1 Jarak antara kolom arah
memanjang jembatan
5,00 5,19
2 Jarak antara kolom arah
melintang jembatan
4,00 4,05
3 Tebal pelat (t) 0,35 0,35
4 Lebar dasar perahu 0,80 0,80
5 Tebal perahu 0,40 0,40

Hasil Pemeriksaan / uji
No
Variabel yang
diperiksa
Nilai / hasil
pemeriksaan
Nilai batas /
standar
Satu
an
Acuan
1 Lendutan 0,31 0 mm Hasil uji lendutan
2
Beban sumbu
kendaraan
36,147 22,5 ton RSNI T-02-2005
10


Data Tanah
Data NSPT pada P160

11


Data kondisi aktual tiang pancang
No Variabel yang diperiksa
Nilai / hasil
pemeriksaan
Satuan Acuan
1 Tinggi kolom diatas tanah 1,75 m Data existing
2 Kedalaman pemancangan 12 m Data existing
3 Diameter tiang 0,5 m Data existing

3.3 Data visual

Visual existing kolom yang mengalami getaran.


Visual keretakan lantai dan pier head akibat kolom bergetar
12



Pengukuran lenduan



Pengukuran beban sumbu kendaraan.


13



BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN



4.1 Analisa Kelayakan
Analisa kelayakan dilakukan dengan membandingkan kondisi aktual variable
yang ditinjau dengan acuan sebagai dasar pembanding, yang diambil dari gambar sof
drawing, as built drawing dan pedoman atau peraturan yang berlaku yang
berhubungan dengan kasus yang ditinjau. Penilaian dilakukan dengan memberikan
nilai 0 untuk layak dan nilai 1 untuk tidak layak.
Kelayakan dimensi
No. Variabel yang dinilai
Nilai batas/
standar (m)
Hasil
penguku
ran (m)
Nilai
Kondisi
Layak
Tidak
layak
1 Jarak antara kolom arah
memanjang jembatan
5,00 5,19 1 V
2 Jarak antara kolom arah
melintang jembatan
4,00 4,05 1 V
3 Tebal pelat (t) 0,35 0,35 0 V
4 Lebar dasar perahu 0,80 0,81 0 V
5 Tebal perahu 0,40 0,40 0 V

Kelayakan Kapasitas
No
Variabel yang
dinilai
Hasil
pengukuran/
Pemeriksaan
nilai batas/
standar
Nilai
Kondisi
Layak
Tidak
layak
1 Lendutan 0,31 mm
0
1 V
2
Beban sumbu
kendaraan
36,147 ton 22,5 ton 1 V
3
Luas daerah
tangkapan
beban
5,19 x 4,05 =
21,02 m
2

5 x 4 =
20 m
2

1 V
14


Kelayakan struktur
No
Variabel yang
dinilai
Hasil
pengukuran/
Pemeriksaan
nilai batas/
standar/acu
an
Nilai
Kondisi
Layak
Tidak
layak
1 Nilai NSPT pada
dasar tiang
35 50 1 V
2 Kondisi pier head
dan lantai diatas
kolom
Mengalami
keretakan parah
tidak terjadi
keretakan
1 V


Diskripsi kelayakan
Dari hasil analisa diatas dapat didiskripsikan bahwa elemen kolom jembatan
nomor 2 pada P160 S tersebut dalam kondisi tidak layak. Ketidaklayakan tersebut
diakibatkan oleh: adanya diformasi vertikal pada kolom ketika kendaraan lewat
diatasnya, keretakan yang parah pada pier head dan lantai yang terjadi diatas kolom
,dasar kolom tidak menumpu pada tanah keras, dan oleh adanya overload. Score
ketidaklayakan struktur dan kapasitas sebesar (5/5)x100%=100%.

1.2 Analisa Kelayanan
Analisa kelayanan dilakukan dengan analisa perhitungan kapasitas tiang
pancang dengan beban yang ditahan diatasnya, dengan memperhitungkan beban
standard an beban actual. Analisa kelayanan ini mengacu pada Standar Pembebanan
Untuk Jembatan : RSNI T-02-2005, Hasil uji pembebanan, dan Buku Perencanaan
Teknik Jembatan, ISBN 978-60297229-2-5 Direktorat Bina Marga Kementrian
Pekerjaan Umum.
Beban Vertikal Untuk Satu Kolom
Data: Jarak kolom arah memanjang jembatan = 5,19 m
Jarak kolom arah melintang jembatan = 4,05 m ( terisi 1,5 kendaraan )
Tebal pelat lantai = 0, 35 m
Tebal lapisan aspal = 0,05 m
Luas penampang pier head = (


Luas penampang kolom = (0,25 x x 0,5
2
) (0,25 x x 0,32
2
) = 0,116 m
2

Panjang kolon tinjauan = 1,75 + 2 = 3,75 m ( sampai kedalamam pada NSPT =5)
15


Perhitungan pembebanan untuk beban standar ( qll = 0,9 t/m
2
dan Pll = 4,9 t/m)
Aspal = ( 5,19 x 4,05 ) x 0,05 x 2,2 = 2,31 ton
Lantai = ( 5,19 x 4,05 ) x 0,35 x 2,4 = 17,66 ton
Pier head = 0,48 x 4,05 x 2,4 = 4,67 ton
Kolom = 0,116 x 3,75 x 2,4 = 1,04 ton
Beban hidup merata = ( 5,19 x 4,05 ) x 0,9 = 18,92 ton
Beban hidup garis = ( 4,9 x 1,4 x 4,05 ) = 27,78 ton +
Beban layan untuk satu kolom ( Qa) = 72,38 ton
Perhitungan pembebanan untuk beban actual (Tll = 36,147 ton)
Aspal = ( 5,19 x 4,05 ) x 0,05 x 2,2 = 2,31 ton
Lantai = ( 5,19 x 4,05 ) x 0,35 x 2,4 = 17,66 ton
Pier head = 0,48 x 4,05 x 2,4 = 4,67 ton
Kolom = 0,116 x 3,75 x 2,4 = 1,04 ton
Beban hidup gandar = ( 36,147 x 1,3 x 1,5 ) = 70,49 ton +
Beban layan untuk satu kolom ( Qa) = 96,17 ton
Kapasitas daya layan satu kolom
























16


Analisa Kelayanan
No
Tula
ngan
Beban Standar Beban Aktual Terpasang
Tul.
Tp.kiri
Tul. Tp.
kanan
dan Lp
Tul.
Tp.kiri
Tul. Tp.
kanan
dan Lp
Tul.
Tp.kiri
Tul. Tp.
kanan
dan Lp
1 Atas D19-140 D19-280 D19-85 D19-170 D19-125 D19-250
2 Bawah D19-280 D19-140 D19-170 D19-85 D19-150 D19-150
Diskripsi Tidak Layan Tidak Layan

4.3 Analisa Kondisi
Analisa kondisi dilakukan untuk mengetahui kondisi akhir elemen jembatan
dengan mengacu pada Pedoman Pemeriksaan Jembatan, Dirjend. Bina Marga :
No.005-01/P/BM/2011.
Penilaian dilakukan dengan memberikan score 0, untuk struktur yang tidak
berbahaya, untuk kerusakan yang tidak parah, untuk area yang mengalami kerusakan
kurang dari 50%, untuk elemen yang masih berfungsi dan untuk kerusakan elemen
yang tidak berdampak terhadap kerusakan elemen lain atau terhadap lalu lintas.
Penilaian dilakukan dengan memberikan score 1, untuk struktur yang
berbahaya, untuk kerusakan yang parah, untuk area yang mengalami kerusakan lebih
dari 50%, untuk elemen yang tidak berfungsi dan untuk kerusakan elemen yang
berdampak terhadap kerusakan elemen lain atau terhadap lalu lintas.
Tinjauan beban standar
No Nilai Symbol Kriteria Score
1 Struktur S Berbahaya 1
2 Kerusakan R Parah 1
3 Perkembangan K Meluas seluas lantai 1
4 Fungsi F Masih berfungsi 0
5 Pengaruh P Tidak berpangaruh 0
Nilai Kondisi NK ( S + R + K + F + P ) 3

Tinjauan beban aktual
No Nilai Symbol Kriteria Score
1 Struktur S Berbahaya 1
2 Kerusakan R Parah 1
17


3 Perkembangan K Meluas seluas lantai 1
4 Fungsi F Masih berfungsi 0
5 Pengaruh P Tidak berpangaruh 0
Nilai Kondisi NK ( S + R + K + F + P ) 3

Diskripsi :
Tinjauan terhadap beban standar maupun beban aktual, struktur lantai ini nilai
kondisinya 3 ( rusak ), yaitu kerusakan struktur yang membutuhkan perhatian dan
penanganan segera.

4.4 Diskripsi dan Solusi
Kondisi struktur lantai antara kolom 1 - 2, P 142 143 N Paket 6 ini dalam
kondisi tidak layak dan tidak layan. Ketidak layakan dan ketidak layanan ini
disebabkan oleh karena bentang yang lebih panjang dari desain, tulangan yang
terpasang lebih jarang dari desain, dan pengaruh beban overload yang berulang.
Karena struktur ini mengalami keretakan struktur yang cukup parah, sampai terjadi
rembesan yang dapat mengakibatkan tulangan korosi, dan tulangan terpasang tidak
mencukupi, maka secepatnya dilakuakn perkuatan struktur.

4.5 Penanganan Kerusakan
Penentuan penanganan mengacu kepada Panduan Penanganan Preservasi
Jembatan, Dirjend.Bina Marga: ISBN 978-602-97229-3-2 dan Pedoman Perbaikan
dan Perkuatan Struktur Beton Pada Jembatan, Dirjend. Bina Marga: No. 022/BM/2011.
Berdasarkan analisa kelayakan dan kelayanan diatas, maka penanganan yang diusulkan
adalah perkuatan dengan steel plat bonding atau dengan fiber reinforcement. Sebelum
dilakukan perkuatan, pada bagian atas pelat diberi lapisan waterproofing. Sedangkan
pada bagian bawah pelat, keretakan ditutup dengan injeksi epoxy resin dan patching.
Perkuatan dengan Steel plat bonding







18













Perkuatan dengan Fiber Reinforcement






19

















BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Struktur Lantai antara kolom 1-2, pada P 142 143 N Paket 6 Jembatan jalan
tol JORRW1 Kebon Jeruk Jakarta Barat, dalam kondisi tidak layak dan tidak layan
menerima beban standar dan beban actual. Ketidaklayakan dan ketidaklayanan di
akibatkan oleh: bentang melebihi desain, getaran akibat pembebaban dan oleh akibat
overload, untuk itu dalam jangka waktu singkat struktur lantai ini harus diperkuat.

5.2 Saran
Berhubung kuat tekan beton pada lantai ini masih diatas yang disyaratkan,
maka perkuatan yang disarankan adalah perkuatan dengan steel plat bonding atau
dengan fiber reinforcement, dan sebelum dilakukan perkuan, pada bagian atas pelat
diberi lapisan waterproofing, sedangkan pada bagian bawah pelat, keretakan ditutup
dengan injeksi epoxy resin dan patching.

Jakarta, 1 Juli 2013
Analisator Struktur


A
Andi Indianto, Drs.Ir. MT.

Você também pode gostar