Você está na página 1de 9

CONTOH ASKEP

Senin, 21 Juli 2008


ASKEP ANAK DENGAN GASTROENTERITIS
Diposkan oleh ....::::Nurse::::.... di 06:51

A. TEORI

Gastroentritis ( GE ) adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang
memberikan gejala diare dengan atau tanpa disertai muntah (Sowden,et all.).

Gastroenteritis diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk
tinja yang encer dengan frekwensi yang lebih banyak dari biasanya (FKUI,).

Gastroenteritis adalah inflamasi pada daerah lambung dan intestinal yang


disebabkan oleh bakteri yang bermacam-macam,virus dan parasit yang patogen
(Whaley & Wong’s,).

Gastroenteritis adalah kondisis dengan karakteristik adanya muntah dan diare


yang disebabkan oleh infeksi,alergi atau keracunan zat makanan ( Marlenan
Mayers, ).

Dari keempat pengertian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa Gstroentritis


adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang memberikan gejala
diare dengan frekwensi lebih banyak dari biasanya yang disebabkan oleh
bakteri,virus dan parasit yang patogen.

Patofisiologi

Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotravirus, Adenovirus


enteris, Virus Norwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter, Salmonella,
Escherihia Coli, Yersinia dan lainnya), parasit (Biardia Lambia,
Cryptosporidium). Beberapa mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi
pada sel-sel, memproduksi enterotoksin atau Cytotoksin dimana merusak sel-sel,
atau melekat pada dinding usus pada Gastroenteritis akut.

Penularan Gastroenteritis bias melalui fekal-oral dari satu penderita ke yang


lainnya. Beberapa kasus ditemui penyebaran patogen dikarenakan makanan dan
minuman yang terkontaminasi.

Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotic (makanan


yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus
meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus,isi
rongga usus berlebihan sehingga timbul diare ). Selain itu menimbulkan gangguan
sekresi akibat toksin di dinding usus, sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat
kemudian terjadi diare. Gangguan multilitas usus yang mengakibatkan
hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri adalah kehilangan
air dan elektrolit (Dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan asam basa (Asidosis
Metabolik dan Hipokalemia), gangguan gizi (intake kurang, output berlebih),
hipoglikemia dan gangguan sirkulasi darah.

Manifestasi klinis

a. Diare.
b. Muntah.
c. Demam.
d. Nyeri Abdomen
e. Membran mukosa mulut dan bibir kering
f. Fontanel Cekung
g. Kehilangan berat badan
h. Tidak nafsu makan
i. Lemah

Pemeriksaan penunjang

1. Pemeriksaan laboratorium.
i. Pemeriksaan tinja.
ii. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah
astrup,bila memungkinkan dengan menentukan PH keseimbangan
analisa gas darah atau astrup,bila memungkinkan.
iii. Pemeriksaan kadar ureum dan creatinin untuk mengetahui pungsi
ginjal.
2. pemeriksaan elektrolit intubasi duodenum untuk mengetahui jasad renik
atau parasit secara kuantitatif,terutama dilakukan pada penderita diare
kronik.

Penatalaksanaan

3. Pemberian cairan.
4. Diatetik : pemberian makanan dan minuman khusus pada penderita
dengan tujuan penyembuhan dan menjaga kesehatan adapun hal yang
perlu diperhatikan :

 Memberikan asi.
 Memberikan bahan makanan yang mengandung kalori, protein,
vitamin, mineral dan makanan yang bersih.
 Obat-obatan.

Keterangan :

Pemberian cairan,pada klien Diare dengasn memperhatikan derajat dehidrasinya


dan keadaan umum.

 cairan per oral.

Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang,cairan diberikan peroral


berupa cairan yang berisikan NaCl dan Na,Hco,Kal dan Glukosa,untuk
Diare akut diatas umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan,atau sedang kadar
natrium 50-60 Meq/I dapat dibuat sendiri (mengandung larutan garam dan
gula ) atau air tajin yang diberi gula dengan garam. Hal tersebut diatas
adalah untuk pengobatan dirumah sebelum dibawa kerumah sakit untuk
mencegah dehidrasi lebih lanjut.

 Cairan parentral.

Mengenai seberapa banyak cairan yang harus diberikan tergantung dari


berat badan atau ringannya dehidrasi,yang diperhitungkan kehilangan
cairan sesuai dengan umur dan berat badannya.

i. Dehidrasi ringan.
 1 jam pertama 25 – 50 ml / Kg BB / hari
 Kemudian 125 ml / Kg BB / oral
ii. Dehidrasi sedang.
 1 jam pertama 50 – 100 ml / Kg BB / oral
 kemudian 125 ml / kg BB / hari.
iii. Dehidrasi berat.
 Untuk anak umur 1 bulan – 2 tahun dengan berat badan 3 –
10 kg
o 1 jam pertama : 40 ml / kg BB / jam = 10 tetes / kg
BB / menit (infus set 1 ml = 15 tetes atau 13 tetes /
kg BB / menit.
o 7 jam berikutnya 12 ml / kg BB / jam = 3 tetes / kg
BB / menit ( infus set 1 ml = 20 tetes ).
o 16 jam berikutnya 125 ml / kg BB oralit per oral
bila anak mau minum,teruskan dengan 2A intra
vena 2 tetes / kg BB / menit atau 3 tetes / kg BB /
menit.
 Untuk anak lebih dari 2 – 5 tahun dengan berat badan 10 –
15 kg.

o 1 jam pertama 30 ml / kg BB / jam atau 8 tetes / kg BB /


menit ( infus set 1 ml = 15 tetes ) atau 10 tetes / kg BB /
menit ( 1 ml = 20 tetes ).
o 7 jam kemudian 127 ml / kg BB oralit per oral,bila anak
tidak mau minum dapat diteruskan dengan 2A intra vena 2
tetes / kg BB / menit atau 3 tetes / kg BB / menit.
o Untuk anak lebih dari 5 – 10 tahun dengan berat badan 15 –
25 kg.
o 1 jam pertama 20 ml / kg BB / jam atau 5 tetes / kg
BB / menit ( infus set 1 ml = 20 tetes ).
o 16 jam berikutnya 105 ml / kg BB oralit per oral.
ii. Diatetik ( pemberian makanan ).

Terafi diatetik adalah pemberian makan dan minum khusus kepada


penderita dengan tujuan meringankan,menyembuhkan serta
menjaga kesehatan penderita.

Hal – hal yang perlu diperhatikan :

i Memberikan Asi.
ii Memberikan bahan makanan yang mengandung cukup
kalori,protein,mineral dan vitamin,makanan harus bersih.
ii. Obat-obatan.
i Obat anti sekresi.
ii Obat anti spasmolitik.
iii Obat antibiotik.

Komplikasi

Komplikasi dari bronchopneumonia adalah :

a. Atelektasis adalah pengembangan paru-paru yang tidak sempurna atau


kolaps paru merupakan akibat kurangnya mobilisasi atau refleks batuk
hilang.
b. Empisema adalah suatu keadaan dimana terkumpulnya nanah dalam
rongga pleura terdapat di satu tempat atau seluruh rongga pleura.
c. Abses paru adalah pengumpulan pus dalam jaringan paru yang meradang.
d. Infeksi sitemik
e. Endokarditis yaitu peradangan pada setiap katup endokardial.
f. Meningitis yaitu infeksi yang menyerang selaput otak.
TUMBUH KEMBANG ANAK.

Berdasarkan pengertian yang didapat,penulis menguraikan tentang pengertian dari


pertumbuhan adalah berkaitan dengan masa pertumbuhan dalam besar, jumlah,
ukuran atau dengan dimensi tentang sel organ individu, sedangkan perkembangan
adalah menitik beratkan pada aspek perubahan bentuk atau fungsi pematangan
organ individu termasuk perubahan aspek dan emosional.

Anak adalah merupakan makhluk yang unik dan utuh, bukan merupakan orang
dewasa kecil, atau kekayaan orang tua yang nilainya dapat dihitung secara
ekonomi.

Tujuan keperawatan anak adalah meningkatkan maturasi yang sehat bagi anak,
baik secara fisik, intelektual dan emosional secara sosial dan konteks keluarga dan
masyarakat.

Tumbuh kembang pada bayi usia 6 bulan.

g. Motorik halus.

 Mulai belajar meraih benda-benda yang ada didalam jangkauan


ataupun diluar.
 Menangkap objek atau benda-benda dan menjatuhkannya
 Memasukkan benda kedalam mulutnya.
 Memegang kaki dan mendorong ke arah mulutnya.
 Mencengkram dengan seluruh telapak tangan.
b Motorik kasar.
 Mengangkat kepala dan dada sambil bertopang tangan.
 Dapat tengkurap dan berbalik sendiri.
 Dapat merangkak mendekati benda atau seseorang.
c Kognitif.
 Berusaha memperluas lapangan.
 Tertawa dan menjerit karena gembira bila diajak bermain.
 Mulai mencari benda-benda yang hilang.
d Bahasa.

Mengeluarkan suara ma, pa, ba walaupun kita berasumsi ia sudah dapat


memanggil kita, tetapi sebenarnya ia sama sekali belum mengerti.

DAMPAK HOSPITALISASI TERHADAP ANAK.

Separation ansiety

o Tergantung pada orang tua


o Stress bila berpisah dengan orang yang berarti
Tahap putus asa : berhenti menangis, kurang aktif, tidak mau makan,
o
main, menarik diri, sedih, kesepian dan apatis
o Tahap menolak : Samar-samar seperti menerima perpisahan, menerima
hubungan denga.n orang lain dan menyukai lingkungan
B. PATHWAYS

Pathways dapat dilihat disini

C. ANALISA DATA
TGL /
NO DATA PROBLEM ETIOLOGI
JAM
Berisi data masalah yang sedang
Etiologi
Diisi pada subjektif dan data dialami pasien seperti
berisi tentang
saat objektif yang gangguan pola nafas,
1 penyakit yang
tanggal didapat dari gangguan keseimbangan
diderita
pengkajian pengkajian suhu tubuh, gangguan
pasien
keperawatan pola aktiviatas,dll
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
o Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan output cairan yang berlebihan.


o Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubuingan
dengan mual dan muntah.
o Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi,frekwensi BAB yang
berlebihan.
o Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi abdomen.
o Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang
penyakit,prognosis dan pengobatan.
Cemas berhubungan dengan perpisahan dengan orang tua,prosedur yang
o
menakutkan.
E. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

DIAGNOSA
NO TUJUAN PERENCANAAN
KEPERAWATAN
 Observasi tanda-
tanda vital.
 Observasi tanda-
tanda dehidrasi.
 Ukur input dan
output cairan (balanc
Devisit cairan ccairan).
dan elektrolit  Berikan dan
Defisit volume
teratasi Dengan anjurkan keluarga untuk
cairan dan elektrolit
Kriteria Hasil : memberikan minum
kurang dari
yang banyak kurang
kebutuhan tubuh
1 Tanda-tanda lebih 2000 – 2500 cc per
berhubungan
dehidrasi tidak hari.
dengan output
ada, mukosa  Kolaborasi
cairan yang
mulut dan bibir dengan dokter dalam
berlebihan.
lembab, balan pemberian therafi
cairan seimbang cairan, pemeriksaan lab
elektrolit.

 Kolaborasi
dengan tim gizi dalam
pemberian cairan rendah
sodium.
 Kaji pola nutrisi
klien dan perubahan
yang terjadi.
 Timbang berat
Gangguan badan klien.
pemenuhan  Kaji factor
kebutuhan nutrisi penyebab gangguan
Gangguan teratasi pemenuhan nutrisi.
kebutuhan nutrisi  Lakukan
kurang dari Kriteria Hasil : pemerikasaan fisik
2 kebutuhan tubuh abdomen
berhubuingan Intake nutrisi (palpasi,perkusi,dan
dengan mual dan klien meningkat, auskultasi).
muntah. diet habis 1 porsi  Berikan diet
yang disediakan, dalam kondisi hangat
mual,muntah dan porsi kecil tapi
tidak ada. sering.

 Kolaborasi
dengan tim gizi dalam
penentuan diet klien.
 Ganti popok
anak jika basah.
 Bersihkan
Gangguan bokong perlahan sabun
integritas kulit non alcohol.
teratasi  Beri zalp seperti
Gangguan integritas
zinc oxsida bila terjadi
kulit berhubungan
Kriteria Hasil : iritasi pada kulit.
dengan
3  Observasi
iritasi,frekwensi
Integritas kulit bokong dan perineum
BAB yang
kembali normal, dari infeksi.
berlebihan.
iritasi tidak ada,
tanda-tanda  Kolaborasi
infeksi tidak ada dengan dokter dalam
pemberian therafi
antipungi sesuai
indikasi.
 Observasi tanda-
tanda vital.
 Kaji tingkat rasa
Nyeri dapat nyeri.
teratasi  Atur posisi yang
Gangguan rasa nyaman bagi klien.
nyaman nyeri Kriteria hasil :  Beri kompres
4 berhubungan hangat pada daerah
dengan distensi Nyeri dapat abdoment.
abdomen. berkurang /
hiilang, ekspresi  Kolaborasi
wajah tenang dengan dokter dalam
pemberian therafi
analgetik sesuai
indikasi.
5 Kurang Pengetahuan  Kaji tingkat
pengetahuan keluarga pendidikan keluarga
berhubungan meningkat klien.
dengan kurangnya  Kaji tingkat
informasi tentang Kriteria hasil : pengetahuan keluarga
penyakit,prognosis tentang proses penyakit
dan pengobatan. Keluarga klien klien.
mengerti dengan  Jelaskan tentang
proses penyakit proses penyakit klien
klien, ekspresi dengan melalui penkes.
wajah tenang,  Berikan
keluarga tidak kesempatan pada
banyak bertanya keluarga bila ada yang
belum dimengertinya.

lagi tentang  Libatkan


proses penyakit keluarga dalam
klien. pemberian tindakan
pada klien.

Você também pode gostar