Você está na página 1de 5

1

1. Laporan keuangan perusahaan harus disajikan terpisah antara piutang usaha kepada pihak
yang mempunyai hubungan istimewa dengan piutang usaha pihak ketiga untuk menghindari
terjadinya penghindaran pajak akibat adanya hubungan istimewa.
2. Wesel tagih adalah bentuk piutang usaha yang dinyatakan dalam bentuk surat dagang
komersial.
3. Penyajian piutang dalam laporan keuangan biasanya nilai piutang yang tercantum dalam
neraca adalah nilai piutang neto. Piutang neto yang dicantumkan dalam neraca fiscal dan
komersial berbeda. Saldo piutang neto pada neraca fiscal selain usaha:
a. Bank dan badan usaha yang menyalurkan kredit, sewa guna usaha dengan hak opsi,
perusahaan pembiayaan konsumen, dan perusahaan anjak piutang
b. Usaha asuransi termasuk badan penyelenggara jaminan social
c. Lembaga penjamin simpanan
d. Usaha pertambangan
e. Usaha pengolahan limbah industry
Saldo piutang dikurangi dengan piutang yang tidak dapat ditagih sedangkan saldo piutang
neto sedangkan menurut akuntansi komersial ialah saldo piutang dikurangi penyisihan
piutang tak tertagih. Metode penghapusan piutang yang diperkenankan dalam perpajakan
diluar enam usaha yang diatur dalam PMK-81/PMK.03/2009 adalah metode langsung.
4. Dalam akuntansi diperbolehkan dibentuknya penyisihan piutang tak tertagih karena berbeda
dengan peraturan perpajakan yang lebih menekankan pada keadaan senyatanya dan bukan
bersifat antisipatif dengan penyisihan tersebut. Dalam akuntansi komersial, hal ini dianggap
lazim terhadap piutang yang diragukan tingkat koletibilitasnya sehingga perusahaan dapat
menghapus dan membebankannya pada cadangan yang dimaksud.
5. Syarat syarat penghapusan piutang yang nyata nyata tidak dapat ditagih menurut UU
PPH no. 36 th. 2008 pasal 6 ayat 1 sbb:
a. Telah dibebankan sebagai biasa dalam laporan laba rugi komersial
b. WP harus menyerahkan daftar piutang yang tidka dapat ditagih kepada dirjen pajak
c. Telah diserahkan perkara pengadilannya kepada pengadilan negri atau instansi
pemerintah yang menangani piutang Negara, atau adanya perjanjian tertulis tentang
penghapusan piutang atau pembebasan hutang antara kreditur dan debitur yang
bersangkutan; atau telah dipublikasikan dalam penerbitan umum atau khusus; atau
adanya pengakuan dari debitur bahwa hutangnya telah dihapuskan dari jumlah
tertentu
2

d. Syarat sebagaimana dimaksud pada angka tiga, tidka berlaku untuk penghapusan
piutang tak tertagih debitur kecil
6. Sesuai dengan ketentuan perpajakan UU PPH no. 36 tahun 2008 pasal 9 ayat 1 huruf c,
memperkenankan adanya permebtnukan penyisihan untuk jenis usaha tertentu seperti:
a. Usaha bank dan badan usaha lain yang menyalurkan kredit, sewa guna usaha
dengan ak opsi, perusahaan pembiayaan konsumen, dan perusahaan anjak piutang
b. Cadangan untuk usaha asuransi termasuk cadangan bantuan social yang dibentuk
oleh badan penyelenggara jaminan social (BPJS)
c. Cadangan penjaminan untuk lembaga penjaminan simpanan
d. Cadangan biaya reklamasi untuk usah pertambangan
e. Cadangan biaya penanaman kembali untuk usaha kehutanan
f. Cadangan biaya penutupan dan pemeliharaan tempat pembuangan industry untuk
usaha pengolahan limbah industry

7. a) Piutang Usaha Rp 25.000.000,00
Penjualan Rp 25.000.000,00
b) Piutang Usaha Rp 27.500.000,00
PPN Keluaran Rp 2.500.000,00
Penjualan Rp 25.000.000,00

8. PT Anugerah:
Piutang Usaha Rp 33.000.000,00
PPN Keluaran Rp 3.000.000,00
Penjualan Rp 30.000.000,00
Piutang Usaha Rp 22.000.000,00
PPN Keluaran Rp 2.000.000,00
Penjualan Rp 20.000.000,00
Piutang Usaha Rp 11.000.000,00
PPN Keluaran Rp 1.000.000,00
Penjualan Rp 10.000.000,00

PT Budi:
Pembelian Rp 30.000.000,00
PPN Masukan Rp 3.000.000,00
3

Utang Usaha Rp 33.000.000,00

PT Cika:
Pembelian Rp 20.000.000,00
PPN Masukan Rp 2.000.000,00
Utang Usaha Rp 22.000.000,00

Dandi:
Pembelian Rp 10.000.000,00
PPN Masukan Rp 1.000.000,00
Utang Usaha Rp 11.000.000,00

9. Ketentuan perpajakan tidak memperkenankan pembentukan cadangan penghapusan
tersebut. Ketentuan perpajakan lebih melihat realitas dan memberlakukan metode
penghapusan langsung. Adapun syarat-syarat penghapusan piutang yang nyata-nyata tidak
dapat ditagih menurut UU PPh Nomor 36 Pasal 6 ayat (1) huruf h adalah sebagai berikut:
1. Telah dibebankan sebagai biaya dalam laporan laba rugi komersial
2. Wajib Pajak harus menyerahkan daftar piutang yang tidak dapat ditagih kepada
Direktorat Jenderal Pajak
3. Telah diserahkan perkara penagihannya kepada Pengadilan Negeri atau instansi
pemerintah yang menangani piutang negara; atau adanya perjanjian tertulis
mengenai penghapusan piutang/pembebasan utang antara kreditur dan debitur
yang bersangkutan; atau telah dipublikasikan dalam penerbitan umum atau khusus;
atau adanya pengakuan dari debitur bahwa utangnya telah dihapuskan untuk jumlah
utang tertentu
4. Syarat sebagaimana dimaksud pada angka 3 tidak berlaku untuk penghapusan
piutang tak tertagih debitur kecil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1)
huruf k; yang pelaksanaannya diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan
Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih dapat dibebankan sebagai biaya sepanjang
Wajib Pajak telah mengakuinya sebagai biaya dalam laporan laba-rugi komersial dan telah
melakukan upaya-upaya penagihan yang maksimal atau terakhir. Yang dimaksud dengan
penerbitan tidak hanya berarti penerbitan berskala nasional, melainkan juga penerbitan
internal asosiasi dan sejenisnya.
4

Akan tetapi, pembentukan atau pemupukan dana cadangan diperbolehkan untuk jenis
usaha tertentu, yaitu:
1. cadangan piutang tak tertagih untuk usaha bank dan badan usaha lain yang
menyalurkan kredit, sewa guna usaha dengan hak opsi, perusahaan pembiayaan
konsumen, dan perusahaan anjak piutang;
2. cadangan untuk usaha asuransi termasuk cadangan bantuan sosial yang dibentuk
oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial;
3. cadangan penjaminan untuk Lembaga Penjamin Simpanan;
4. cadangan biaya reklamasi untuk usaha pertambangan;
5. cadangan biaya penanaman kembali untuk usaha kehutanan; dan
6. cadangan biaya penutupan dan pemeliharaan tempat pembuangan limbah industri
untuk usaha pengolahan limbah industri,
yang ketentuan dan syarat-syaratnya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan sesuai dengan UU PPh Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 9 ayat (1) huruf c jo. PMK-
81/PMK.03/2009.

10. Cadangan maksimal piutang tak tertagih yang dapat dibentuk PT Dion Leasing untuk tahun
pajak 2011 adalah:
{(Rp 500.000.000,00 + Rp 750.000.000,00) : 2} x 0.5% = Rp 3.125.000,00.

11. PT NOEL
Skedul Umur Piutang Usaha
Per 31 Desember 2012 (dalam Rupiah)
No Nama Debitur
Umur Piutang (Hari)
Total
Belum jatuh
tempo
1-30 hari 31-60 hari 61-90 hari >90 hari
1 PT Apple 60.000.000 60.000.000
2 PT Cherry 40.000.000 40.000.000
3 PT Cappucino 20.000.000 20.000.000
4 PT Espresso 31.000.000 51.000.000 82.000.000
5 PT Monica 15.000.000 15.000.000
5

6 PT Queen 14.000.000 14.000.000
Total 60.000.000 0 0 46.000.000 125.000.000 231.000.000
Persentase 5% 15% 25% 35% 45%

Estimasi Piutang
Tak Tertagih
5.000.000 0 0 16.100.000 56.250.000 77.350.000

Jurnal:
Cadangan Piutang Tak Tertagih Rp 49.850.000,00
Piutang Usaha Rp 49.850.000,00
Beban Piutang Tak Tertagih Rp 77.350.000,00
Cadangan Piutang Tak Tertagih Rp 77.350.000,00

12. Cadangan klaim asuransi yang dapat dijadikan biaya pada tahun 2010:
Rp 15.000.000.000,00

Você também pode gostar