Você está na página 1de 14

RANGKUMAN PENGERTIAN JASA ATESTASI AKUNTAN PUBLIK

Kantor-kantor akuntan publik yang ada saat ini dapat memberikan jasa-jasa penjamin, salah
satunya adalah jasa atestasi. Jasa atestasi adalah jenis jasa penjamin yang dilakukan kantor
akuntan publik dengan menerbitkan suatu laporan tertulis yang menyatakan kesimpulan
tentang keandalan pernyataan tertulis yang dibuat oleh pihak lain.

Jasa atestasi diberikan untuk memberikan pernyataan atau pertimbangan sebagai pihak yang
independen dan kompeten tentang sesuatu pernyataan (asersi) suatu satuan usaha telah sesuai
dengan kriteria yang ditetapkan.
Ada tiga bentuk jasa atestasi, yaitu :
1. Audit atas laporan keuangan historis.
2. Review atas laporan keuangan historis.
3. Jasa atestasi lainnya.
1. Audit Atas Laporan Keuangan Historis
Audit atas laporan keuangan historis adalah salah satu bentuk jasa atestasi yang dilakukan
auditor. Dalam pemberian jasa ini auditor menerbitkan laporan tertulis yang berisi pernyataan
pendapat apakah laporan keuangan telah disusun sesuai prinsip-prinsip akuntansi yang
berlaku umum.

2. Review Atas Laporan Keuangan Historis.
Review atas laporan keuangan historis adalah jenis lain dari jasa atestasi, yang diberikan
kantor-kantor akuntan public. Banyak perusahaan non publik menginginkan jaminan atas
laporan keuangannya dengan biaya murah, audit atas laporan keuangan menghasilkan
jaminan yang tinggi sedangkan review hanya menghasilkan jaminan yang moderat atas
laporan keuangan, dan untuk mendapatkan jaminan demikian dibutuhkan bukti yang lebih
sedikit. Review untuk keperluan tertentu dipandang sudah cukup memadai dan dapat
dilakukan oleh akuntan publik dengan biaya pemeriksaannya lebih murah.
3. Jasa Atestasi Lainnya.
Selain jasa audit dan review, kantor akuntan publik juaga memberikan jasa atestasi lainnya
yang baiayanya merupakan perluasan dari audit atas laporan keuangan, ini dikarenakan para
pemakai laporan keuangan membutuhkan jaminan independen tentang informasi lainnya,
misalnya bank sering minta kepada debiturnya untuk diperiksa akuntan publik agar
mendapatkan jaminan bahwa debitur telah melaksanakan ketentuan-ketentuan tertentu yang
tercantum dalam akad kredit. Contoh lainnya yakni penjaminan mengenai pengendalian
intern dan jasa atestasi atas laporan keuangan prospektif.
IAI menerbitkan empat macam standar profesional sebagai mutu pekerjaan akuntan publik.
Salah satunya adalah standar atestasi yang memberikan kerangka untuk fungsi atestasi bagi
jasa akuntan publik yang mencakup tingkat keyakinan tertinggi yang diberikan dalam jasa
auditing diatas laporan keuangan historis maupun tingkat keyakinan yang lebih rendah dalam
jasa nonaudit. Standar atestasi ini terdiri dari 11 standar dan dirinci dalam bentuk Pernyataan
Standar Atestasi (PSAT).
Atestasi (attestation) adalah suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan yang diberikan
oleh seorang yang independen dan kompeten yang menyatakan apakah asersi (assertion)
suatu entitas telah sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Asersi adalah suatu
pernyataan yang dibuat oleh satu pihak yang dimaksudkan untuk digunakan oleh pihak lain,
contoh asersi dalam laporan keuangan historis adalah adanya pernyataan manajemen bahwa
laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Standar atestasi membagi tiga tipe perikatan atestasi (1) pemeriksaan (examination),
(2) review, dan (3) prosedur yang disepakati (agreed-upon procedures).
Salah satu tipe pemeriksaan adalah audit atas laporan keuangan historis yang disusun
berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Pemeriksaan tipe ini diatur
berdasarkan standar auditing. Tipe pemeriksaan lain, misalnya pemeriksaan atas informasi
keuangan prospektif, diatur berdasarkan pedoman yang lebih bersifat umum dalam standar
atestasi. Standar atestasi ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia.

STANDAR UMUM
1. Perikatan harus dilaksanakan oleh seorang praktisi atau lebih yang memiliki keahlian
dan pelatihan teknis cukup dalam fungsi atestasi.
2. Perikatan harus dilaksanakan oleh seorang praktisi atau lebih yang memiliki
pengetahuan cukup dalam bidang yang bersangkutan dengan asersi.
3. Praktisi harus melaksanakan perikatan hanya jika ia memiliki alasan untuk
meyakinkan dirinya bahwa kedua kondisi berikut ini ada:
Asersi dapat dinilai dengan kritera rasional, baik yang telah ditetapkan oleh
badan yang diakui atau yang dinyatakan dalam penyajian asersi tersebut
dengan cara cukup jelas dan komprehensif bagi pembaca yang diketahui
mampu memahaminya
Asersi tersebut dapat diestimasi atau diukur secara konsisten dan rasional
dengan menggunakan kriteria tersebut.
4. Dalam semua hal yang bersangkutan dengan perikatan, sikap mental independen
harus dipertahankan oleh praktisi.
5. Kemahiran profesional harus selalu digunakan oleh praktisi dalam melaksanakan
perikatan, mulai dari tahap perencanaan sampai dengan pelaksanaan perikatan
tersebut.
STANDAR PEKERJAAN LAPANGAN
1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus
disupervisi dengan semestinya.
2. Bukti yang cukup harus diperoleh untuk memberikan dasar rasional bagi simpulan
yang dinyatakan dalam laporan.
STANDAR PELAPORAN
1. Laporan harus menyebutkan asersi yang dilaporkan dan menyatakan sifat perikatan
atestasi yang bersangkutan.
2. Laporan harus menyatakan simpulan praktisi mengenai apakah asersi disajikan sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan atau kriteria yang dinyatakan dipakai sebagai
alat pengukur.
3. Laporan harus menyatakan semua keberatan praktisi yang signifikan tentang
perikatan dan penyajian asersi.
4. Laporan suatu perikatan untuk mengevaluasi suatu asersi yang disusun berdasarkan
kriteria yang disepakati atau berdasarkan suatu perikatan untuk melaksanakan
prosedur yang disepakati harus berisi suatu pernyataan tentang keterbatasan
pemakaian laporan hanya oleh pihak-pihak yang menyepakati kriteria atau prosedur
tersebut.

Atestasi Kepatuhan
Atestasi (attestation) adalah suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan yang
diberikan oleh seorang yang independen dan kompeten yang menyatakan apakah asersi
(assertion) suatu entitas telah sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Asersi
adalah suatu pernyataan yang dibuat oleh satu pihak yang dimaksudkan untuk digunakan oleh
pihak lain, contoh asersi dalam laporan keuangan historis adalah adanya pernyataan
manajemen bahwa laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.


BERDASARKAN STANDAR AUDITING
Standar Auditing adalah sepuluh standar yang ditetapkan dan disahkan oleh Institut Akuntan
Publik Indonesia (IAPI), yang terdiri dari standar umum, standar pekerjaan lapangan, dan
standar pelaporan beserta interpretasinya. Standar auditing merupakan pedoman audit atas
laporan keuangan historis. Standar auditing terdiri atas sepuluh standar dan dirinci dalam
bentuk Pernyataan Standar Auditing (PSA). Dengan demikian PSA merupakan penjabaran
lebih lanjut masing-masing standar yang tercantum di dalam standar auditing.

SA Seksi 410 membahas tentang kepatuhan terhadap prinsip akuntansi yang berlaku umum.
SA ini menyebutkan standar pelaporan pertama yaitu: Laporan audit harus menyatakan
apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum
di Indonesia. Istilah prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia yang digunakan
dalam standar pelaporan pertama dimaksudkan meliputi tidak hanya prinsip dan praktik
akuntansi, tetapi juga metode penerapannya. Standar pelaporan pertama tidak mengharuskan
auditor untuk menyatakan tentang fakta (statement of fact), namun standar tersebut
mengharuskan auditor untuk menyatakan suatu pendapat mengenai apakah laporan keuangan
telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi tersebut. Jika pembatasan terhadap lingkup
audit tidak memungkinkan auditor untuk memberikan pendapat mengenai kesesuaian tersebut
maka pengecualian semestinya diperlukan dala laporan auditnya.

Statement of fact artinya informasi yang disajikan dalam laporan keuangan tidak semuanya
berupa fakta. Ada informasi yang diukur berdasarkan taksiran (seperti nilai buku aktiva tetap,
kerugian piutang) dan ada informasi yang pada tanggal penyajian laporan keuangan berasal
dari transaksi yang belum selesai secara tuntas (misalnya utang bersyarat). Jika auditor
melaporkan suatu laporan keuangan yang disusun sesuai dengan basis akuntansi
komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, standar pelaporan
pertama akan terpenuhi dengan cara mengungkapkan dalam laporan auditor bahwa laporan
keuangan telah disusun sesuai dengan basis akuntansi komprehensif selain prinsip akuntansi
yang berlaku umum di Indonesia dan dengan menyatakan pendapat (atau pernyataan tidak
memberikan pendapat0 apakah laporan keuangan tersebut disajikan sesuai dengan basis
akuntansi komprehensif yang digunakan.

Istilah prinsip akuntansi yang berlaku umum adalah padanan dari frasa generally accepted
accounting principles dan adalah suatu istilah teknis akuntansi yang mencakup konvensi,
aturan, dan prosedur yang diperlukan untuk membatasi praktik akuntansi yang berlaku umum
di wilayah tertentu pada saat tertentu. Prinsip akuntansi yang berlaku umum di suatu wilayah
tertentu mungkin berbeda dari prinsip akuntansi yang berlaku di wilayah lain. Oleh karena
itu, untuk laporan keuangan yang akan didistribusikan kepada umum di Indonesia, harus
disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Standar pelaporan
pertama akan terpenuhi dengan cara mengungkapkan dalam laporan auditor apakah laporan
keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

Audit kepatuhan dalam audit yang dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang
ditetapkan IAPI
Dalam audit yang dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Intitut Akuntan
Publik Indonesia (IAPI) tanggung jawab auditor untuk mempertimbangkan peraturan
perundangundangan dan bagaimana dampaknya terhadap audit tersebut dijelaskan dalam SA
Seksi 317 [PSA No. 31] dan SA Seksi 316 [PSA No. 70]. SA Seksi 317 paragraf 05
menyamakan tanggung jawab auditor untuk mendeteksi salah saji yang disebabkan oleh
unsur pelanggaran hukum tertentu dengan tanggung jawab atas kekeliruan atau kecurangan
yang lain sebagai berikut:
Auditor biasanya mempertimbangkan hukum dan peraturan yang dipahaminya sebagai hal
yang memiliki pengaruh langsung dan material dalam penentuan jumlah jumlah yang
disajikan dalam laporan keuangan. Sebagai contoh, peraturan perpajakan mempengaruhi
besarnya accrual dan besarnya jumlah yang diperlakukan sebagai beban dalam suatu periode
akuntansi; demikian pula halnya dengan penerapan hukum dan peraturan akan mempengaruhi
jumlah piutang pendapatan dalam kontrak kerja dengan pihak pemerintah. Namun, auditor
lebih mempertimbangkan hukum dan peraturan dari sudut pandang hubungan hukum dan
peraturan dengan tujuan audit yang ditentukan atas dasar pernyataan dalam laporan
keuangan, daripada tinjauan sematamata dari sudut pandang hukum.

Meskipun kecurangan merupakan konsep hukum yang luas, kepentingan auditor berkaitan
secara khusus ke tindakan kecurangan yang berakibat terhadap salah saji material dalam
laporan keuangan. Faktor yang membedakan antara kecurangan dan kekeliruan adalah
apakah tindakan yang mendasarinya, yang berakibat terjadinya salah saji dalam laporan
keuangan, berupa tindakan yang disengaja atau tidak disengaja.
Oleh karena itu, auditor harus mendesain auditnya untuk memberikan keyakinan memadai
bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material sebagai akibat dari pelanggaran
peraturan perundang-undangan yang berdampak langsung dan material atas jumlah-jumlah
yang tercantum dalam laporan keuangan.

BERDASARKAN STANDAR ATESTASI
SAT Seksi 500 Atestasi Kepatuhan
SAT Seksi 500 membahas tentang atestasi kepatuhan. SAT ini bertujuan untuk memberikan
panduan bagi perikatan yang berkaitan dengan asersi tertulis manajemen tentang (a)
kepatuhan entitas terhadap persyaratan perundangan, peraturan, ketentuan, kontrak atau hibah
tertentu atau (b) efektivitas struktur pengendalian intern entitas atas kepatuhan terhadap
persyaratan tertentu. Asersi manajemen dapat berkaitan dengan persyaratan kepatuhan baik
yang bersifat keuangan maupun nonkeuangan. Perikatan atestasi yang dilaksanakan sesuai
dengan SAT ini harus mematuhi standar umum, standar pekerjaan lapangan, dan standar
pelaporan dalam SAT Seksi 100 dan standar khusus yang ditetapkan dalam SAT ini.

Praktisi dapat melaksanakan suatu perikatan yang berkaitan dengan asersi tertulis manajemen
tentang kepatuhan entitas terhadap persyaratan tertentu atau efektivitas pengendalian intern
atas kepatuhan jika kedua kondisi berikut ini dipenuhi:
1. Manajemen menerima tanggung jawab atas kepatuhan entitas terhadap persyaratan
tertentu dan efektivitas pengendalian intern terhadap kepatuhan.
2. Manajemen mengevaluasi kepatuhan entitas terhadap persyaratan tertentu atau
efektivitas pengendalian intern terhadap kepatuhan.
Bagi praktisi, untuk melaksanakan suatu pemeriksaan, beberapa kondisi yang harus
terpenuhi:
Manajemen membuat asersi tentang kepatuhan entitas terhadap persyaratan tertentu.
Jika laporan praktisi dimaksudkan untuk pemakaian umum, asersi tersebut harus
dalam bentuk surat representasi kepada praktisi dan dalam laporan terpisah yang akan
melampiri laporan praktisi. Jika penggunaan laporan praktisi dibatasi hanya kepada
pihak dalam entitas yang bersangkutan dan badan pengatur tertentu, asersi dapat
hanya berbentuk surat representasi.
Asersi manajemen dapat dievaluasi dengan menggunakan kriteria yang masuk akal,
yang ditetapkan oleh badan yang diakui atau dinyatakan dalam asersi secara cukup
jelas dan komprehensif bagi pembaca yang berpengetahuan untuk memahaminya, dan
asersi tersebut dapat diestimasi dan diukur secara masuk akal dengan menggunakan
kriteria tersebut.
Terdapat bukti yang cukup atau dapat dikembangkan untuk mendukung evaluasi
manajemen.

Dalam perikatan pemeriksaan, asersi tertulis manajemen dapat mengambil berbagai macam
bentuk, namun harus cukup spesifik sehingga pemakai yang memiliki kompetensi dalam
memanfaatkan kriteria pengukuran dan pengungkapan yang sama atau serupa dapat mencapai
kesimpulan yang secara material sama. Sebagai contoh, asersi yang dapat diterima tentang
kepatuhan terhadap persyaratan tertentu dapat berbentuk pernyataan sebagai berikut :PT
KXT mematuhi aturan pembatasan yang ditetapkan dalam Perjanjian Penarikan Kredit dari
Bank Y, bertanggal 1 Januari 20X1, pada tanggal dan untuk periode tiga bulan yang berakhir
pada tanggal 30 Juni 20X2. Namun, praktisi dilarang memeriksa suatu asersi yang terlalu
luas atau subjektif untuk dapat diestimasi atau diukur secara masuk akal.
Manajemen bertanggung jawab untuk memberikan keyakinan bahwa entitas mematuhi
persyaratan yang berlaku bagi aktivitasnya. Tanggung jawab ini mencakup :
1. Pengidentifikasian persyaratan kepatuhan yang berlaku.
2. Penetapan dan pemeliharaan kebijakan dan prosedur struktur pengendalian intern
untuk memberikan keyakinan memadai bahwa entitas mematuhi persyaratan tersebut.
3. Mengevaluasi dan memantau kepatuhan entitas.
4. Menentukan laporan yang memenuhi persyaratan hukum, peraturan, atau kontrak.

Evaluasi manajemen dapat mencakup dokumentasi data akuntansi dan statistik, panduan
kebijakan entitas, memorandum berupa uraian, panduan prosedur, bagan alir, pedoman
akuntansi, kuesioner yang telah diisi, laporan auditor intern. Manajemen dapat menugasi
praktisi dalam mengumpulkan informasi untuk membantu dalam mengevaluasi kepatuhan
entitas. Terlepas prosedur yang dilaksanakan oleh praktisi, manajemen harus menerima
tanggung jawab atas asersinya dan dilarang menjadikan prosedur praktisi sebagai satu-
satunya dasar.

BERDASARKAN STANDAR AUDIT PEMERINTAHAN
SA Seksi 801 Audit Kepatuhan Yang Diterapkan Atas Entitas Pemerintah Dan
Penerima Lain Bantuan Keuangan Pemerintah
Entitas pemerintahan umumnya diatur oleh berbagai peraturan perundang-undangan yang
berdampak terhadap laporan keuangannya. Aspek penting prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia yang diterapkan dalam entitas pemerintahan adalah diakuinya berbagai
aturan kontrak dan hukum yang khusus berlaku dalam lingkungan pemerintahan. Entitas
pemerintahan, organisasi nirlaba, atau perusahaan dapat menugasi auditor untuk mengaudit
laporan keuangan entitas tersebut berdasarkan Standar Audit Pemerintahan. Dalam
melaksanakan audit berdasarkan Standar Audit Pemerintahan, auditor memikul tanggung
jawab melampaui tanggung jawab yang dipikulnya dalam audit berdasarkan standar auditing
yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia untuk melaporkan tentang kepatuhan dengan
peraturan perundang-undangan dan tentang pengendalian intern. Dalam melaksanakan audit
atas laporan keuangan entitas pemerintah atau penerima lain bantuan keuangan pemerintah
yang melakukan penawaran efek melalui pasar modal, auditor wajib mematuhi ketentuan
Undang-Undang Pasar Modal.

Entitas Pemerintahan
Entitas pemerintahan umumnya diatur oleh berbagai peraturan perundangundangan yang
berdampak terhadap laporan keuangannya. Aspek penting prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia yang diterapkan dalam entitas pemerintahan adalah diakuinya berbagai
aturan kontrak dan hukum yang khusus berlaku dalam lingkungan pemerintahan.
Auditor harus memperoleh pemahaman tentang kemungkinan dampak peraturan perundang-
undangan terhadap laporan keuangan yang umumnya diperkirakan oleh auditor berdampak
langsung dan material atas penentuan jumlah yang tercantum dalam laporan keuangan.
Auditor harus menentukan apakah manajemen telah mengidentifikasi peraturan perundang-
undangan yang mempunyai pengaruh langsung dan material dalam penentuan jumlah-jumlah
yang tercantum dalam laporan keuangan entitas pemerintahan.
Dalam suatu audit atas laporan keuangan entitas pemerintahan, pemahaman ini mencakup
pengetahuan tentang desain pengendalian intern yang relevan dengan asersi laporan keuangan
yang dipengaruhi oleh kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berdampak
langsung dan material terhadap penentuan jumlah yang tercantum dalam laporan keuangan
dan tentang apakah pengendalian intern tersebut telah dioperasikan. Dalam perencanaan
audit, pengetahuan tersebut harus digunakan untuk mengidentifikasikan tipe salah saji
potensial, untuk mempertimbangkan faktor-faktor yang berdampak terhadap risiko salah saji
material, dan untuk mendesain pengujian substantif. Penentuan risiko pengendalian oleh
auditor atas asersi yang dipengaruhi oleh kepatuhan terhadap peraturan perundang undangan
dapat dipengaruhi oleh pengendalian intern dalam semua komponen pengendalian intern
(lingkungan pengendalian, penaksiran risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan
komunikasi, dan pemantauan).

Pemahaman atas Dampak Peraturan Perundang-undangan
Auditor harus memperoleh pemahaman tentang kemungkinan dampak peraturan perundang-
undangan terhadap laporan keuangan yang umumnya diperkirakan oleh auditor berdampak
langsung dan material atas penentuan jumlah yang tercantum dalam laporan keuangan.
Auditor dapat mempertimbangkan untuk melaksanakan prosedur berikut ini:
Pertimbangkan pengetahuan tentang peraturan perundang-undangan yang diperoleh
dari audit tahun sebelumnya.
Bicarakan peraturan perundang-udangan tersebut dengan pejabat yang bertanggung
jawab atas keuangan entitas tersebut, penasihat hukum, pimpinan program atau
pimpinan proyek.
Lakukan review atas bagian yang relevan setiap perjanjian yang terkait secara
langsung, seperti yang berkaitan dengan bantuan dan pinjaman.
Lakukan review terhadap notulen rapat badan legislatif entitas pemerintahan yang
diaudit mengenai pemberlakuan peraturan perundang-undangan yang berdampak
langsung dan material terhadap penentuan jumlah yang tercantum dalam laporan
keuangan entitas pemerintahan tersebut.
Dapatkan keterangan dari auditor pemerintah tentang peraturan perundang-undangan
yang berlaku untuk entitas yang berada di bawah wewenangnya, termasuk persyaratan
keseragaman pelaporan.
Dapatkan keterangan dari pimpinan program atau pimpinan proyek entitas
pemerintahan yang memberikan bantuan, tentang pembatasan, syarat-syarat dan
kondisi yang harus dipenuhi untuk mendapatkan bantuan tersebut.
Lakukan review terhadap informasi tentang persyaratan kepatuhan yang ditetapkan
oleh auditor pemerintah.

Entitas Lain yang Menerima Bantuan Keuangan Pemerintah
Pemerintah memberikan bantuan keuangan kepada entitas lain, termasuk organisasi nirlaba
dan perusahaan. Di antara bantuan keuangan pemerintah adalah bantuan (grant) berbentuk
kas atau aktiva lain, pinjaman, jaminan pinjaman, subsidi tariff bunga. Dengan menerima
bantuan tersebut, baik entitas pemerintahan maupun nonpemerintah dapat terkena peraturan
perundang-undangan yang mungkin berdampak langsung dan material terhadap penentuan
jumlah yang tercantum dalam laporan keuangan. Tanggung jawab auditor untuk mendeteksi
salah saji material laporan keuangan sebagai akibat dari pelanggaran peraturan perundang-
undangan yang berdampak langsung dan material atas penentuan jumlah-jumlah yang
tercantum dalam laporan keuangan. Auditor harus mendokumentasikan prosedur yang
dilaksanakan untuk mengevaluasi kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang
berdampak langsung dan material dalam penentuan jumlah yang tercantum dalam laporan
keuangan.

SA Seksi 333 [PSA No. 17] Representasi Manajemen, mengharuskan auditor untuk
memperoleh representasi tertulis dari manajemen sebagai bagian dari audit yang dilaksanakan
berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Di antara masalah
yang dimasukkan dalam representasi tersebut adalah "pelanggaran atau kemungkinan
pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan yang dampaknya harus
dipertimbangkan untuk pengungkapan dalam laporan keuangan atau sebagai dasar untuk
pencatatan kerugian bersyarat."

Pelaporan Berdasarkan Standar Audit Pemerintahan
Entitas pemerintahan, organisasi nirlaba, atau perusahaan dapat menugasi auditor untuk
mengaudit laporan keuangan entitas tersebut berdasarkan Standar Audit Pemerintahan.
Dalam melaksanakan audit berdasarkan Standar Audit Pemerintahan, auditor memikul
tanggung jawab melampaui tanggung jawab yang dipikulnya dalam audit berdasarkan standar
auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia untuk melaporkan tentang kepatuhan
dengan peraturan perundang-undangan dan tentang pengendalian intern. Dalam
melaksanakan audit atas laporan keuangan entitas pemerintah atau penerima lain bantuan
keuangan pemerintah yang melakukan penawaran efek melalui pasar modal, auditor wajib
mematuhi ketentuan Undang-Undang Pasar Modal.

Auditor dapat melaporkan masalah kepatuhan terhadap peraturan perundang undangan dan
pengendalian intern dalam laporan audit atas laporan keuangan atau dalam suatu laporan
terpisah. Apabila auditor melaporkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dan
pengendalian intern dalam laporan audit atas laporan keuangan, maka auditor harus
mencantumkan dalam suatu paragraf pengantar yang menjelaskan pokok-pokok temuan
utama dari audit atas laporan keuangan dan dari pengujian atas kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan serta pelaksanaan pengendalian intern.

Ketidakpatuhan material didefinisikan sebagai kegagalan mematuhi persyaratan, atau
pelanggaran terhadap larangan, batasan dalam peraturan, kontrak, atau bantuan yang
menyebabkan auditor berkesimpulan bahwa kumpulan salah saji (estimasi terbaik auditor
tentang total salah saji) sebagai akibat kegagalan atau pelanggaran tersebut adalah material
bagi laporan keuangan. Bila prosedur yang dilaksanakan oleh auditor mengungkapkan
ketidakpatuhan material, auditor harus memodifikasi pernyataan keyakinan positif dan
negatif dalam laporan auditnya.

Auditor harus melaporkan hal material dari ketidakpatuhan terlepas apakah akibat salah saji
telah dikoreksi dalam laporan keuangan entitas. Auditor dapat mengharapkan untuk
memasukkan suatu pernyataan tentang apakah salah saji sebagai akibat hal material dari
ketidakpatuhan telah dikoreksi dalam laporan keuangan atau suatu pernyataan yang
menjelaskan dampak salah saji tersebut dalam laporannya atas laporan keuangan pokok.
Standar Audit Pemerintahan mengharuskan auditor untuk melaporkan hal-hal atau indikasi
unsur perbuatan melanggar/melawan hukum yang dapat berakibat ke penuntutan pidana.
Namun, auditor tidak memiliki keahlian untuk menyimpulkan tentang apakah suatu unsur
pelanggaran hukum atau kemungkinan pelanggaran hukum dapat berakibat ke penuntutan
pidana. Oleh karena itu, dalam mematuhi persyaratan untuk melaporkan hal-hal atau indikasi
adanya unsur pelanggaran hokum yang dapat berakibat ke penuntutan pidana, auditor dapat
memilih untuk melaporkan semua unsur pelanggaran hukum atau kemungkinan unsur
pelanggaran hukum yang ditemukan.

Pelaporan Atas Pengendalian Intern
Konsisten dengan SA Seksi 325 [PSA No. 35] Komunikasi Masalah yang Berhubungan
dengan Pengendalian Intern yang Ditemukan dalam Suatu Audit, auditor harus
mengkomunikasikan setiap kondisi yang dapat dilaporkan yang ditemukan selama auditnya;
namun, pelaporan atas pengendalian intern berdasarkan Standar Audit Pemerintahan berbeda
dengan pelaporan hal yang sama berdasarkan SA Seksi 325. Standar Audit Pemerintahan
mengharuskan auditor membuat laporan tertulis atas pengendalian intern dalam semua audit;
SA Seksi 325 [PSA No. 35] mengharuskan komunikasilisan atau tertulishanya jika
auditor telah menemukan kondisi yang dapat dilaporkan. Standar Audit Pemerintahan
mengharuskan suatu gambaran setiap kondisi yang dapat dilaporkan yang ditemukan,
termasuk identifikasi kondisi yang dipandang merupakan kelemahan material.

Standar Audit Pemerintahan mengharuskan bahwa laporan auditor tentang masalah-masalah
yang berkaitan dengan pengendalian intern menggambarkan lingkup pekerjaannya dalam
pemerolehan suatu pemahaman tentang pengendalian intern dan dalam penentuan risiko
audit. Auditor dapat memenuhi persyaratan ini dengan menyatakan bahwa ia telah
memperoleh suatu pemahaman tentang pengendalian intern yang relevan dan apakah
pengendalian intern tersebut telah dioperasikan dan bahwa ia telah menentukan risiko
pengendalian.

Paragraf 6.28 Standar Audit Pemerintahan mengatur: Apabila informasi tertentu dilarang
untuk diungkapkan kepada umum, laporan audit harus menyatakan sifat informasi yang tidak
dilaporkan tersebut dan persyaratan yang menyebabkan tidak dilaporkannya informasi
tersebut.
Bilamana auditor telah menemukan kondisi yang dapat dilaporkan dalam audit atas laporan
keuangan yang didasarkan atas Standar Audit Pemerintahan, laporan auditor tentang
pengendalian intern harus berisi:
1. Suatu pernyataan bahwa auditor telah mengaudit laporan keuangan dan suatu
pengacuan ke laporan auditor atas laporan keuangan, termasuk suatu penjelasan setiap
penyimpangan dari laporan baku.
2. Suatu pernyataan bahwa audit telah dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang
ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia dan Standar Audit Pemerintahan yang
ditetapkan Badan Pemeriksa Keuangan.
3. Suatu pernyataan bahwa, dalam perencanaan dan pelaksanaan audit atas laporan
keuangan, auditor telah mempertimbangkan pengendalian intern entitas untuk
menentukan prosedur audit yang ditujukan untuk menyatakan pendapat atas laporan
keuangan dan tidak untuk memberikan keyakinan atas pengendalian intern.
4. Suatu pernyataan bahwa penyusunan dan pemeliharaan pengendalian intern
merupakan tanggung jawab manajemen.
5. Suatu penjelasan tujuan, lingkup, dan keterbatasan bawaan setiap pengendalian
intern.
6. Suatu gambaran pengendalian intern entitas, yang dipandang sebagai bagian dari
pemahaman auditor atas pengendalian intern entitas.
7. Suatu penjelasan lingkup pekerjaan auditor, yang menyatakan bahwa auditor
memperoleh suatu pemahaman tentang desain pengendalian intern yang relevan,
menentukan apakah pengendalian intern tersebut dioperasikan, dan menentukan risiko
pengendalian.
8. Definisi kondisi yang dapat dilaporkan, Definisi kelemahan material.
9. Suatu penjelasan kondisi yang dapat dilaporkan yang ditemukan dalam audit.
10. Suatu pernyataan tentang apakah auditor yakin bahwa setiap kondisi yang dilaporkan
sebagaimana dijelaskan dalam laporannya merupakan kelemahan material, jika
demikian, identifikasi kelemahan material yang ditemukan.
11. Jika berlaku, suatu pernyataan bahwa masalah-masalah lain tentang pengendalian
intern dan operasinya telah dikomunikasikan kepada manajemen dalam surat terpisah.
12. Suatu pernyataan bahwa laporan dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada
komite audit, manajemen, dan badan legislatif atau badan pengatur tertentu, namun
tidak dimaksudkan untuk membatasi distribusinya, jika hal ini menyangkut catatan
publik.

Você também pode gostar