Você está na página 1de 8

Evaluasi Program Keluarga Berencana di UPTD Puskesmas Loji

Kabupaten Karawang Periode Januari 2013 sampai dengan Disember 2013


Muhammad Adib Thaqif Bin Mazlan
Fakultas Kedokteran Universitas Kedokteran Kristen Krida Wacana
< avian77camelot@yahoo.com.my>

Abstrak
Hasil Sensus Penduduk 2011 menunjukan jumlah penduduk di Indonesia terus meningkat mencapai
237.641.326 jiwa pada tahun 2010 dengan peningkatan menjadi sekitar 241 juta jiwa pada tahun
2011. Adapun program yang dicanangkan pemerintah untuk menekan laju pertumbuhan penduduk
ini ialah melalui program Keluarga Berencana (KB). Metode yang digunakan adalah melalui
pendekatan sistem dengan membandingkan tolak ukur keberhasilan dengan cakupan di Puskesmas
Kecamatan Loji selama periode Januari - Desember 2013. Hasil yang diperoleh yaitu cakupan
peserta KB Aktif terhadap PUS (69.21%), peserta KB IUD (2.10%), peserta KB MOW (1.26%),
peserta KB MOP (0.64%), peserta KB implant (5.22%), peserta KB suntik (60.43%), peserta KB pil
(28.96%), peserta KB kondom (1.37%), pembinaan peserta KB (100%) dan penanganan efek
samping dan komplikasi ringan (0%). Diperoleh dua prioritas masalah, yaitu persentase cakupan
peserta KB IUD terhadap PUS masih kurang sebesar 11.90%, serta cakupan peserta KB Implant
yang masih kurang sebesar 4.87%. Penyebabnya adalah kurangnya sarana IUD Cu T200 B, pil KB,
dan implant, pencatatan dan pelaporan yang tidak lengkap, serta mayoritas penduduk
berpendidikan rendah. Saran yang diberikan melalui evaluasi program adalah agar dilakukan
penambahan IUD CuT200B, implant, pil KB, pencatatan dan pelaporan yang lebih lengkap,
penyediaan media-media promosi KB, penyuluhan kepada masyarakat khususnya Pasangan Usia
Subur (PUS) mengenai manfaat kontrasepsi serta pelatihan kepada dokter umum, bidan, perawat,
PLKB, dan kader agar bisa memberikan pelayanan dengan baik.

Kata Kunci : Keluarga Berencana, Pasangan Usia Subur, Metode Kontrasepsi
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Penambahan jumlah penduduk di
Indonesia dalam beberapa dekad terakhir telah
menunjukkan peningkatan. Masalah
peningkatan kadar jumlah penduduk Indonesia
dapat terlihat dipengaruhi oleh angka kelahiran
yang lebih tinggi dari angka kematian dalam
setahun. Hasil Badan Pusat Statistik dalam
sensus penduduk tahun 2010 menunjukkan
jumlah penduduk Indonesia adalah sebanyak
237 juta jiwa. Pada tahun 2011, jumlah ini
dipastikan meningkat kepada 241 juta jiwa.
Dalam tahun 1990-2000, penduduk Indonesia
bertambah dengan kecepatan 1,49% per tahun
dan tidak berubah pada periode tahun 2000-
2010. Dengan pertumbuhan penduduk sekitar
1.49% per tahun, dapat diperkirakan penduduk
Indonesia masih meningkat sekitar 3 hingga 4
juta per tahun. Dalam upaya mengatasi
masalah tersebut, pemerintah merencanakan
program Keluarga Berencana yang dinaungi
oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana
(BKKBN) yang bergerak berdasarkan
keputusan presiden Republik Indonesia nomor
8 tahun 1970, menggantikan Lembaga
Keluarga Berencana Nasional (LKBN) yang
bergerak dari November 1968.
1,2,3


Hasil Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2007
menyatakan tingkat Pemakai Alat Kontrasepsi
(PAK) atau Contraceptive Prevalence Rate
(CPR) di Indonesia telah mengalami
peningkatan dari 60.3% pada tahun 2002
hingga 2003 menjadi sebanyak 61.0% pada
tahun 2007. Hasil SDKI juga menunjukkan
sebanyak 39% dari wanita usia produktif yang
tidak menggunakan kontrasepsi dengan
sebaran 19% di daerah desa dan 20% di daerah
kota. Distribusi pola pemakaian kontrasepsi
yang digunakan adalah suntik sebesar 31.6%,
pil sebesar 13.2%, Alat kontrasepsi dalam
rahim (AKDR) sebesar 4.8%, Implant sebesar
2.8%, Kondom sebesar 1.3%, Medis Operatif
Wanita (MOW) sebesar 0.2%, Pantang berkala
sebesar 1.5%, Senggama terputus sebesar
2.2% dan metode-metode lain 0.4%.
4

Dengan keberhasilan program
Keluarga Berencana (KB), berdasarkan Survei
Demografi dan Kependudukan Indonesia
(SDKI) tahun 2007, Angka Kematian Ibu
(AKI) sebesar 228/100.000 kelahiran hidup.
Namun demikian, didapatkan dari hasil SDKI
tahun 2012 bahawa nilai ini meningkat kepada
359/100.000 kelahiran hidup. Sasaran
Pembangunan Milenium atau Millenium
Development Goal (MDG), AKI ditetapkan
pada angka 102/100.000 kelahiran pada tahun
2015. Sedangkan angka fertilitas total (Total
fertility Rate/TFR) menurun dari 5.6% menjadi
2.7% pada tahun 2012 berdasarkan hasil SDKI
2012. Didapatkan juga angka fertilitas remaja
(usia 15 hingga 19 tahun) juga masih tinggi
dengan nilai sebesar 48 kelahiran per 1.000
remaja.
4,5

Agar pelaksanaan program KB menuai
hasil yang maksimal, BKKBN telah meminta
pemerintah daerah untuk memprioritaskan
program tersebut dan memfungsikan Petugas
Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) sesuai
dengan tugasnya. Melihat PPM Pencapaian
Peserta KB Aktif sampai dengan Desember
2010 di Kabupaten Karawang telah tercapai
102.41% dari target peserta KB aktif walaupun
dengan pencapaian tingkat kecamatan yang
masih di bawah rata-rata pencapaian seperti
Kecamatan Klari 67,42%, Rawamerta 68.61%
dam Karawang Barat sebesar 70.73%. Hasil
yang didapatkan dari evaluasi program KB di
Puskesmas Kecamatan Loji pada periode
Januari 2013 hingga Desember 2013 masih
belum diketahui, sehingga memerlukan
evaluasi kembali terhadap program ini.
6


B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang yang telah
diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan
masalahnya adalah:-
1. Jumlah penduduk Indonesia pada tahun
2011 sebanyak 241 juta jiwa.
2. Angka Laju Pertumbuhan Penduduk
(LPP) di Indonesia yang masih tinggi
yaitu sebesar 1.49%
3. Angka kematian Ibu yang masih tinggi
dibandingkan dengan sasaran MDG yaitu
sebesar 359/100.000 kelahiran hidup
4. Angka fertilitas total yang masih tinggi
yaitu sebesar 2.6%
5. Tingkat keberhasilan program Keluarga
Berencana yang masih belum diketahui di
Puskesmas Kecamatan Tegalwaru pada
periode Januari 2013 sampai dengan
Desember 2013.

C. Tujuan
Umum
Mengetahui masalah-masalah yang dapat
dikenalpasti pada pelaksanaan program
Keluarga Berencana di UPTD Puskesmas
Kecamatan Loji Kabupaten Karawang pada
periode Januari sampai dengan Desember
2013 dengan menggunakan pendekatan sistem.
Khusus
a) Diketahuinya cakupan peserta KB baru di
Puskesmas Kecamatan Loji, Kabupaten
Karawang periode Januari 2013 sampai
dengan Desember 2013.
b) Diketahuinya cakupan peserta KB aktif di
Puskesmas Kecamatan Loji, Kabupaten
Karawang periode Januari 2013 sampai
dengan Desember 2013.
c) Diketahuinya cakupan peserta KB aktif
berdasarkan alat kontrasepsi di
Puskesmas Kecamatan Loji, Kabupaten
Karawang periode Januari 2013 sampai
dengan Desember 2013.
d) Diketahuinya cakupan penanganan efek
samping dan komplikasi di Puskesmas
Kecamatan Loji, Kabupaten Karawang
periode Januari 2013 sampai dengan
Desember 2013
e) Diketahuinya cakupan pelayanan rujukan
KB di Puskesmas Kecamatan Loji,
Kabupaten Karawang periode Januari
2013, sampai dengan Desember 2013
f) Diketahuinya sistem pencatatan dan
pelaporan yang dilaksanakan di
Puskesmas Kecamatan Loji, Kabupaten
Karawang periode Januari 2013 sampai
dengan Desember 2013.

Sasaran
Pasangan Usia Subur (PUS), yaitu pasangan
yang istrinya berumur antara 15 49 tahun,
dalam hal ini termasuk pasangan yang istrinya
lebih dari 49 tahun tetapi masih mendapat
mestruasi, di wilayah Kecamatan Loji periode
Januari 2013 sampai dengan Desember 2013.

II. Materi dan Metode
A. Materi
Materi yang dievaluasi dalam program ini
terdiri dari laporan hasil kegiatan bulanan
puskesmas mengenai program KB di
Puskesmas Kecamatan Loji, Kabupaten
Karawang, pada periode Januari 2013
Desember 2013, yang berisi kegiatan:-
1. Konseling
2. Pelayanan kontrasepsi
3. Pembinaan dengan Komunikasi
Informasi Edukasi (KIE)
4. Penanganan efek samping dan
komplikasi yang ringan
5. Pelayanan rujukan
6. Pencatatan dan pelaporan
B. Metode
Evaluasi dilakukan dengan cara
membandingkan cakupan program KB di
Puskesmas Kecamatan Loji, Kabupaten
Karawang periode Januari 2013 sampai
dengan Desember 2013 terhadap tolok ukur
yang ditetapkan dengan mengadakan
pengumpulan data, pengolahan data, analisis
data dan interpretasi data dengan
menggunakan pendekatan sistem sehingga
dapat ditemukan masalah-masalah yang ada
dari pelaksanaan program KB di puskesmas
Kecamatan Loji, di mana setelah itu dilakukan
usulan dan saran sebagai pemecahan masalah
berdasarkan penyebab masalah yang
ditemukan dari unsur-unsur sistem.

III. Kerangka Teoritis
A. Metode Pendekatan Sistem
Menurut pemahaman Ryan, sitem adalah satu
gabungan dari elemen yang saling
berhubungan dalam satu proses atau struktur
dan berfungsi sebagai satu organisasi dalam
upaya menghasilkan sesuatu yang telah
ditetapkan. Elemen-elemen yang diterapkan
adalah:-
i. Masukan (input)
Kumpulan bagian atau elemen yang
terdapat dalam sistem dan yang
diperlukan untuk berfungsinya
sistem tersebut.
ii. Proses (process)
Kumpulan bagian atau elemen yang
terdapat dalam sistem dan yang
berfungsi dalam mengubah masukan
menjadi keluaran yang direncanakan.
iii. Keluaran (output)
Kumpulan bagian atau elemen yang
dihasilkan dari berlangsungnya
proses dalam sistem
iv. Umpan Balik (feedback)
Kumpulan bagian atau elemen yang
merupakan keluaran dari sistem dan
sekaligus sebagai masukan bagi
sistem tersebut
v. Lingkungan (environment)
Dunia di luar sistem yang tidak
dikelola oleh sistem tetapi
mempunyai pengaruh besar terhadap
sistem
vi. Dampak (impact)
Akibat yang dihasilkan oleh keluaran
suatu sistem

B. Tolok Ukur
Tolok ukur yang dipakai terdiri dari variabel
masukan, proses, keluaran, dampak,
lingkungan dan umpan balik. Digunakan
sebagai pembanding atau target yang harus
dicapai dalam Program Keluarga Berencana.
IV. Hasil serta Pembahasan Masalah
Dari hasil evaluasi program KB yang
dilakukan dengan cara pendekatan sistem di
Puskesmas Loji Kecamatan Tegalwaru periode
Janurai sampai dengan Desember 2013,
didapatkan hasil

Tabel 1. Pencapaian Program KB Puskesmas
Kecamatan Klari periode Januari Desember 2012
Variabel Pencapaian Tolok
Ukur
Cakupan Konseling 100% 100%
Peserta KB Baru
3.355
orang
-
Persentase PA
terhadap PUS
69.21% 70%
Cakupan peserta
KB IUD
2.10% 13%
Cakupan peserta
KB MOW
0.64% 9%
Cakupan peserta
KB MOP
1.26% 2%
Cakupan peserta
KB Implant
5.22% 10%
Cakupan peserta
KB Suntik
60.43% 19%
Cakupan peserta KB
Pil
28.96% 17%
Cakupan peserta
KB Kondom
1.37% 2.5%
Cakupan pembinaan
peserta KB
100% 100%
Cakupan pelayanan
efek samping dan
komplikasi
0% <12,5%
Cakupan pelayanan
rujukan KB
Tidak ada
kasus yang
dirujuk
100%

Tabel 2. Masalah Pada Variabel Masukan Program
KB Puskesmas Kecamatan Klari periode Januari
Desember 2012
No. Variabel
Tolok
Ukur
Pencapaian
Masalah
1.
2. .
Implant
IUD Cu
T200 B
50
Set
100
buah
30 set
40 buah
(+)
(+)
3. Pil KB 1200
strip
600 strip (+)

Tabel 3. Masalah Pada Variabel Lingkungan
Program KB Puskesmas Kecamatan Klari periode
Januari Desember 2012
No
.
Variabel Tolok Ukur Pencapaian
Masalah
1.




2.
Pendidik
an (Non-
Fisik)


Agama
(non
fisik)
Pendidika
n sedang
tinggi.


Tidak
menjadi
faktor
penghamb
at.
Mayoritas
berpendidika
n rendah


Menjadi
faktor
penghambat
(+)




(+)


Tabel 4. Masalah Pada Variabel Umpan Balik
Program KB Puskesmas Kecamatan Klari periode
Januari Desember 2012
N
o.
Variabel
Tolok
Ukur
Pencapaian
Masalah
1.





Pencatata
n dan
pelaporan
yang
lengkap
dan
sesuai
Ada
dan
lengka
p



Belum
lengkap
(+)






Dari hasil di atas ditemukan masalah menurut
keluaran:
a) Cakupan peserta KB IUD masih kurang
(2.10%) dari target sebesar 13%, jadi
besarnya masalah sebesar 11.90%.
b) Cakupan Peserta KB MOW masih kurang
(1.26%) dari target sebesar 9%, jadi
besarnya masalah sebesar 7.74%
c) Cakupan Peserta KB Implant masih
kurang (5.22%) dari target sebesar 10%,
jadi besarnya masalah sebesar 4.87%
d) Cakupan Peserta KB Suntik yang
berlebihan (60.43%) dari target sebesar
19%, jadi besar masalah sebesar 41.43%.
e) Cakupan Peserta KB Pil yang berlebihan
(11.96%) dari target sebesar 17%, jadi
besar masalah sebesar 11.96%.
f) Cakupan Peserta KB MOP masih kurang
(0.64%) dari target sebesar 2% jadi
besarnya masalah sebesar 1.36%.
g) Cakupan Peserta KB Kondom masih
kurang (1.37%) dari target sebesar 2.5%,
jadi besarnya masalah sebesar 1.13%
Masalah lain
Masalah menurut masukan
a) Jumlah Implant yang kurang (30 set)
berbanding yang diharapkan (50 set)
b) Jumlah IUD Cu T200B yang kurang (40
buah) berbanding yang diharapkan (100
buah)
c) Jumlah Pil KB yang kurang (600 Strip)
berbanding yang diharapkan (1200 Strip)
d) Dana APBD II yang tidak tersedia
e) Dana BOK terbatas walaupun tersedia
Masalah menurut umpan balik
a) Pencatatan dan pelaporan program KB
termasuk data peserta KB baru periode
Januari 2013 hingga Desember 2013
secara lengkap tidak ada.
b) Pencatatan dan pelaporan program KB
setiap bulan dan sesuai waktu yang
ditentukan tidak tersedia
Masalah menurut lingkungan
a) Lingkungan Non fisik menunjukkan
tingkat pendidikan, pengetahuan dan
tingkat ekonomi penduduk yang
mayoritas rendah
b) Lingkungan Non Fisik menunjukkan
agama yang menjadi faktor penghambat
kepada masyarakat dalam program KB

Masalah yang mendapat prioritas
i. Cakupan Peserta KB IUD 2.10%
dibandingkan besar sasaran 13%. Besar
masalah 11.90%
ii. Cakupan Peserta KB Suntik 60.43%
dibandingkan besar sasaran 19%. Besar
masalah 41.43%

V. Penyelesaian Masalah
Masalah 1 : Cakupan Peserta KB IUD di
Puskesmas Kecamatan Tegalwaru periode
Januari 2013 Desember 2013 masih kurang
(2.10%) dari target sebesar 13%, jadi
besarnya masalah (11.90%)

Penyebab:-
Kurang lengkapnya pencatatan dan
pelaporan mengenai pemakaian KB
IUD perbulan yang dilakukan di luar
puskesmas.
Kurang lengkapnya inventaris alatan
IUD yang digunakan atau yang telah
rosak sehingga mempengaruhi jumlah
alatan IUD yang dicatatkan di laporan
Kurang lengkapnya konseling
mengenai pemakaian alat KB yang
sesuai pada pasangan usia subur
sehingga dapat mempengaruhi
keputusan pengambilan alat KB yang
dipakai
Kurangnya sarana alat kontrasepsi Cu
T 200 B sehingga mengakibatkan
peserta KB yang menginginkan
pemakaian IUD tidak dapat diberikan
Penyimpanan Alat KB IUD yang tidak
sesuai, yaitu diletakkan di kawasan
gedung yang jarang dibersihkan dan
sering dilewati hewan pengerat.
Penyuluhan mengenai keselamatan
dan keselesaan pemakaian alat IUD
yang masih kurang dijelaskan oleh
Bidan, Petugas PLKB dan kader
Penyuluhan dari ahli agama mengenai
pemakaian alat KB yang masih belum
dijalankan sehingga PUS masih
memikirkan agama sebagai faktor
penghambat
Tidak adanya perlantikan dari ahli
agama di daerah wilayah kerja
sehingga menyulitkan penyuluhan dari
sisi agama mengenai Keluarga
Berencana
Tidak merencanakan perlantikan dari
ahli agama di daerah wilayah kerja
Kurang menekankan perlatihan bidan,
petugas KLB dan kader yang kurang
menjelaskan tentang kepentingan dan
kelemahan tiap alat KB.
Permintaan Alat IUD yang masih
kurang tanpa memberikan alasan
kukuh mengenai berkurangnya alat
IUD
Target sasaran yang terlalu tinggi
mengenai alat Metode Kontrasepsi
Jangka Panjang sehingga memerlukan
jumlah yang tinggi tanpa melihat per
kelompok usia.
Mayoritas berpendidikan rendah
sehingga kurang memahami
penggunaan IUD
Mayoritas yang masih mempunyai
budaya mengikuti saranan teman dan
ahli keluarga tanpa mengetahui
tentang metode alat kontrasepsi
lainnya.

Aternatif Penyelesaian Masalah
Memerhatikan dan melakukan
pencatatan dan pelaporan dengan
benar pemakaian KB IUD perbulan
yang dilakukan di luar puskesmas
dengan melakukan kerjasama dengan
bidan desa dan tenaga kesehatan di
luar gedung
Melakukan pengawasan dan
menyimpan alat IUD dengan benar
Memperkukuhkan konseling dengan
alat penyuluhan yang lebih bagus
melihatkan pendidikan dan
pengetahuan PUS yang masih kurang
sehingga mereka dapat memilih
dengar benar akan pemakaian alat KB
yang sesuai
Penyimpanan alat kontrasepsi yang
lebih sesuai, seperti di dalam lemari
dan sering melakukan pemeriksaan
mengenai kebersihan dan keutuhan
alat tersebut.
Perlatihan Bidan, Petugas KLB dan
kader mengenai langkah untuk
memberikan rasa nyaman dan
keselesaan kepada pemakai alat IUD.
Perlantikan dan melakukan kerjasama
dengan ahli agama dalam melakukan
penyuluhan mengenai alat KB dari sisi
agama.
Permintaan alat IUD dengan
memberikan alasan mengenai alat IUD
yang telah lama
Target sasaran untuk alat ini
diturunkan sesuai presentase bakal
pemakai alat IUD
Penyuluhan per kelompok yang
menyarankan keterlibatan teman dan
ahli keluarga tentang alat metode
kontrasepsi lainnya.

Masalah 2: Cakupan Peserta KB Suntik di
Puskesmas Kecamatan Tegalwaru periode
Januari 2013 Desember 2013 yang
berlebihan (2.10%) dari target sebesar
19%, jadi besarnya masalah (41.43%)

Penyebab:
Kurang lengkapnya pencatatan dan
pelaporan mengenai pemakaian KB
Suntik perbulan yang dilakukan di luar
puskesmas.
Kurang lengkapnya konseling
mengenai pemakaian alat KB yang
sesuai pada pasangan usia subur
sehingga dapat mempengaruhi
keputusan pengambilan alat KB yang
dipakai
Penyuluhan mengenai keselamatan
dan keselesaan pemakaian alat KB
lainnya yang masih kurang dijelaskan
oleh Bidan, Petugas PLKB dan kader
Kurang menekankan perlatihan bidan,
petugas KLB dan kader yang kurang
menjelaskan tentang kepentingan dan
kelemahan tiap alat KB.
Target pemakai KB Suntik yang
terlalu rendah mengenai alat Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang sehingga
dapat mempengaruhi nilai
keberhasilan pada akhirnya.
Mayoritas berpendidikan rendah
sehingga kurang memahami
penggunaan alat KB
Mayoritas yang masih mempunyai
budaya mengikuti saranan teman dan
ahli keluarga tanpa mengetahui
tentang metode alat kontrasepsi
lainnya.

Alternatif Penyelesaian Masalah
Memerhatikan dan melakukan
pencatatan dan pelaporan dengan
benar pemakaian KB Suntik perbulan
yang dilakukan di luar puskesmas
dengan melakukan kerjasama dengan
bidan desa dan tenaga kesehatan di
luar gedung
Memperkukuhkan konseling dengan
alat penyuluhan yang lebih bagus
melihatkan pendidikan dan
pengetahuan PUS yang masih kurang
sehingga mereka dapat memilih
dengar benar akan pemakaian alat KB
yang sesuai
Perlatihan Bidan, Petugas KLB dan
kader mengenai langkah untuk
memberikan rasa nyaman dan
keselesaan kepada pemakai alat KB
Target sasaran untuk alat ini
diturunkan sesuai presentase bakal
pemakai alat KB
Penyuluhan per kelompok yang
menyarankan keterlibatan teman dan
ahli keluarga tentang alat metode
kontrasepsi lainnya.

VI. Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
Dari hasil evaluasi dengan cara pendekatan
sistem di Puskesmas Kecamatan Loji
Kabupaten Karawang periode Januari 2013
sampai Desember 2013, dapat disimpulkan
bahawa program ini belum berhasil karena
masih ada beberapa variabel yang belum
sesuai dengan tolok ukur yang telah ditentukan
beserta beberapa masalah lain yang harus
diperbaiki. Berikut merupakan hasil evaluasi
secara singkat:-
1. Cakupan Konseling mencapai 100%
2. Cakupan Peserta KB Aktif mencapai
69.21%
3. Cakupan Peserta KB Aktif Berdasarkan
Alat Kontasepsi
a. IUD mencapai 2.10%
b. MOW mencapai 1.26%
c. MOP mencapai 0.64%
d. Implant mencapai 5.22%
e. Suntik mencapai 60.43%
f. Pil mencapai 28.96%
g. Kondom mencapai 1.37%
4. Cakupan pembinaan Peserta KB
mencapai 100%
5. Cakupan penanganan efek samping dan
komplikasi ringan mencapai 0%
6. Tidak ada kasus komplikasi yang dirujuk
keluar dari puskesmas

Dari hasil evaluasi tersebut, diprioritaskan dua
masalah yaitu:-
1. Cakupan Peserta KB IUD 2.10%
dibandingkan besar sasaran 13%. Besar
masalah 11.90%
2. Cakupan Peserta KB Suntik 60.43%
dibandingkan besar sasaran 19%. Besar
masalah 41.43%

Penyebab dari masalah-masalah di atas adalah
Kurang lengkapnya pencatatan dan
pelaporan mengenai pemakaian KB
perbulan yang dilakukan di luar
puskesmas.
Kurang lengkapnya konseling mengenai
pemakaian alat KB yang sesuai pada
pasangan usia subur
Penyuluhan mengenai keselamatan dan
keselesaan pemakaian alat KB lainnya
yang masih kurang dijelaskan oleh Bidan,
Petugas PLKB dan kader
Kurang menekankan perlatihan bidan,
petugas KLB dan kader yang kurang
menjelaskan tentang kepentingan dan
kelemahan tiap alat KB.
Target pemakai KB yang tidak sesuai
dengan persentase pemakai alat
kontrasepsi sehingga dapat
mempengaruhi nilai keberhasilan pada
akhirnya.
Mayoritas berpendidikan rendah sehingga
kurang memahami penggunaan Alat KB
Mayoritas yang masih mempunyai
budaya mengikuti saranan teman dan ahli
keluarga tanpa mengetahui tentang
metode alat kontrasepsi lainnya.

B. Saran
Saran yang diusulkan untuk penyelesaian
masalah adalah
Memerhatikan dan melakukan
pencatatan dan pelaporan dengan
benar pemakaian KB Suntik perbulan
yang dilakukan di luar puskesmas
dengan melakukan kerjasama dengan
bidan desa dan tenaga kesehatan di
luar gedung
Memperkukuhkan konseling dengan
alat penyuluhan yang lebih sehingga
mereka dapat memilih dengar benar
akan pemakaian alat KB yang sesuai
Perlatihan Bidan, Petugas KLB dan
kader mengenai langkah untuk
memberikan rasa nyaman dan
keselesaan kepada pemakai alat IUD.
Target sasaran untuk alat ini
diturunkan sesuai presentase bakal
pemakai alat IUD
Penyuluhan per kelompok yang
menyarankan keterlibatan teman dan
ahli keluarga tentang alat metode
kontrasepsi lainnya.
Sebaiknya mengajukan permintaan
tambahan alat kontrasepsi dalam
jumlah yang memadai agar dapat
mencukupi jumlah pemakaian
disertakan alasan yang sesuai.
Dengan terlaksananya saran yang telah
diberikan, diharapkan masalah yang ada pada
program Keluarga Berencana di UPTD
Puskesmas Loji akan dapat terselesaikan dan
tidak akan berulang kembali pada masa
mendatang.

Daftar Pustaka
1. Badan Pusat Statistik Hasil Sensus
Penduduk Indonesia;2010. Dikutip pada
12 Juli 2014. Diunduh dari
http://www.bps.co.id/download_file/SP20
10_agregat_data_perProvinsi.pdf
2. Badan Pusat Statistik: Laju Pertumbuhan
Penduduk menurut Provinsi; 2010.
Dikutip pada 12 Juli 2014. Diunduh dari
http://www.bps.co.id/tab_sub/view.php?ta
bel=1&daftar=1&id_subyek=12&notab=
2
3. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Pedoman kerja Puskesmas:
Keluarga Berencana, Jilid II. Jakarta:
Depkes RI; 2003.
4. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. Buku panduan praktis
pelayanan kontrasepsi. Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta;
2003
5. Setyo Budiantoro. Angka kematian ibu
melonjak, Indonesia mundur 15 tahun.
Prakarsa Policy Review, Jakarta ; 2013.
Dikutip pada 14 Juli 2014. Diunduh dari
http://theprakarsa.org/new/ck_uploads/fil
es/Prakarsa%20Policy_Oktober_Rev3-
1.pdf
6. Badan Keluarga Berencana dan
Peberdayaan Perempuan Kabupaten
Karawang. Profil badan keluarga
berencana dan pemberdayaan perempuan
Kabupaten Karawang. 2010/ Dikutip pada
16 Juli 2014. Diunduh dari
http://www.karawangkab.go.id/dokumen/
bkbpp-0
7. Badan Koordinasi Keluarga Berencana
Narional. Peningkatan ketahanan keluarga
dalam mewujudkan keluarga kecil
berkualitas; 2010. Dikutip pada 12 Juli
2014. Diunduh dari
www.bkkbn.co.id/Webs/index.php/infopr
ogram/download/350
8. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Survei demografi dan
kesehatan Indonesia: Pelaksanaan
program keluarga berencana nasional.
2007. Dikutip pada 14 Juli 2014. Diunduh
dari http://www.datastatistik-
indonesia.com/sdki/

Você também pode gostar