Você está na página 1de 3

BAB IV

JUSTIFIKASI ETIK
4.1 Rangkuman Karakteristik Penelitian
Pemenuhan kebutuhan air minum masyarakat saat ini sangat bervariasi. Di
kota besar, dalam hal pemenuhan kebutuhan air minum masyarakat juga
mengkonsumsi air minum dalam kemasan , karena praktis dan dianggap lebih
higienis. Air minum dalam kemasan diproduksi oleh industri melalui proses otomatis
dan disertai dengan pengujian kualitas sebelum diedarkan ke masyarakat. Akan
tetapi, pada beberapa tahun terakhir ini masyarakat merasa bahwa air minum dalam
kemasan semakin mahal, sehingga muncul alternatif lain yaitu air minum yang
diproduksi oleh depot air minum isi ulang. Depot air minum isi ulang adalah badan
usaha yang mengelola air minum untuk keperluan masyarakat dalam bentuk curah
dan tidak dikemas. Ditinjau dari harganya air minum isi ulang lebih murah dari air
minum dalam kemasan, bahkan ada yang mematok harga hingga 1/4 dari harga air
minum dalam kemasan.
Namun dari segi kualitasnya, masyarakat masih meragukan karena belum ada
informasi yang jelas dari segi proses maupun peraturan tentang peredaran dan
pengawasannya.
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menunjukkan banyaknya
depot air minum yang tidak memenuhi standar kelayakan sarana. Karena yang layak
adalah prosesnya terlihat higienis, ada izin layak sehat, ada hasil uji laboratorium
terbaru, dan sumber airnya memenuhi syarat. Kenyataannya sampai saat ini masih
banyak Depot Air Minum yang tidak memenuhi standar kesehatan, di karenakan
banyak depot yang mencuci gallon hanya dengan membilas, tidak disikat. Termasuk
tidak menyalakan lampu ultraviolet untuk sterilisasi, dan perlakuan karyawan depot
air minum yang tidak hygienis, keadaan ini dapat berpengaruh terhadap mutu kualitas
air yang di jual (URL. Mulya Nurbilkis 2013).
Hasil penelitian Athena dkk dari Badan Penelitian Pengembangan Kesehatan
pada tahun 2004, persentase persyaratan air baku yang tidak memenuhi persyaratan
bakteriologis sebesar 18,4%, persyaratan air yang memenuhi syarat bakteriologis
yaitu tidak mengandung sama sekali bakteri coliform dan Escherichia coli (Dirjen
PP&PL, 2011)
Escherichia coli merupakan bakteri yang berasal dari kotoran hewan atau
manusia.Oleh karena itu ,dikenal juga dengan istilah koli tinja. Bakteri E .coli
merupakan mikroorganisme normal yang terdapat dalam kotoran manusia,baik sehat
maupun sakit. Dalam satu gram kotoran manusia terdapat sekitar seratus juta bakteri.
Escherichia coli adalah salah satu jenis spesies utama bakteri gram negative
,ditemukan oleh Theodor Escherich. Hidup pada tinja dan menyebabkan masalah
kesehatan manusia seperti diare ,muntaber serta masalah pencernaan lainnya terutama
pada balita. ( Tomasia,2012)
Jumlah kasus penderita penyakit diare yang terdata di Puskesmas Putri ayu
pada Tahun 2013 yaitu sebanyak 1209 penderita yang terdiri dari usia <1 tahun
sebanyak 171 penderita, usia 1-4 tahun sebanyak 577 penderita,dan usia >5 tahun
sebanyak 439 penderita. Jumlah penderita tersebut merupakan yang tertinggi di
seluruh wilayah kerja puskesmas yang terdapat di Kota Jambi. (Dinkes Kota Jambi,
2013).
Oleh karena itu ,perlu dilakukan suatu penelitian mengenai pelaksanaan
hygiene sanitasi dan kandungan bakteri Escherichia coli pada depot air minum isi
ulang di wilayah kerja puskesmas dengan angka kejadian diare tertinggi di Kota
Jambi agar menjadi bahan pertimbangan untuk melakukan proses pengawasan yang
lebih maksimal jika didapatkan hasil yang tidak sesuai dengan persyaratan yang ada..
Penelitian ini merupakan penelitian survey deskriptif untuk mengetahui pelaksanaan
hygiene sanitasi dan kandungan bakteri Escherichia coli pada depot air minum isi
ulang. Subyek penelitian adalah seluruh depot air minum isi ulang di wilayah kerja
puskesmas. Pengolahan data dilakukan dengan bantuan SPSS 19,0 kemudian
ditampilkan dalam bentuk grafik, diagram dan pernyataan-pernyataan deskriptif.

4.2 Kelayakan Etik
Penelitian ini bertujuan untuk Mendeskripsikan karakteristik sosiodemografi
dan faktor risiko penderita osteoporosis di RSUbP Dr. Mohammad Hoesin
Palembang. Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan informasi medis dan
hasilnya bermanfaat bagi pengembangan ilmu dan penelitian di masa depan. Dalam
penelitian ini setelah mendapat persetujuan dari subyek (pasien), pasien diminta
untuk mengisi kuesioner yang telah disusun oleh peneliti. Dalam penelitian ini tidak
ada pihak yang dirugikan termasuk subyek penelitian, identitas pasien akan dijaga
kerahasiaanya karena nama subyek tidak dicantumkan sewaktu hasil penelitian
dipublikasikan.

4.3 Prosedur I nformed Consent
Pada penelitian ini subyek diminta untuk mengisi kuesioner atau diwawancarai
jika subyek tidak bisa membaca. Tidak ada paksaan untuk menjadi pasrtisipan
maupun risiko dalam proses pengisian kuesioner atau wawancara karena tidak
tergolong sulit. Dalam penelitian ini peneliti tidak meminta biaya pada subyek.7

4.4 Kesimpulan
Penelitian ini memiliki landasan ilmiah yang kuat, bermanfaat, dan tidak
merugikan pihak manapun; baik peneliti maupun pihak lainnya yang terkait dengan
penelitian. Maka penelitian ini layak etik untuk dilaksanakan.

Você também pode gostar