STEP 7 PROMOSI KESEHATAN Definisi Promosi Kesehatan adalah suatu proses membantu individu dan masyarakat meningkatkan kemampuan dan ketrampilannya guna mengontrol berbagai faktor yang berpengaruh pada kesehatan,sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatannya(WHO).
Promosi kesehatan adalah kombinasi dari pendidikan kesehatan dan faktor-faktor organisasi, ekonomi, dan lingkungan yang seluruhnya mendukung terciptanya perilaku kesehatan meliputi: perilaku pencegahan, perilaku sakit, dan perilaku peran sakit.
Hubley( 2002 )mengatakan bahwa pemberdayaan kesehatan(health empowerment ),sadar kesehatan ( health literacy ) dan promosi kesehatan ( health promotion ) diletakkan dalam kerangka pendekatan yang komprehensif
WHO telah merumuskan suatu bentuk definisi mengenai promosi kesehatan : Health promotion is the process of enabling people to increase control over, and improve, their health. To reach a state of complete physical, mental, and social, well- being, an individual or group must be able to identify and realize aspirations, to satisfy needs, and to change or cope with the environment . (Ottawa Charter,1986). Jadi, dapat disimpulkan dari kutipan tersebut diatas bahwa Promosi Kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial, maka masyarakat harus mampu mengenal serta mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya dan sebagainya). Australian Health Foundation merumuskan batasan lain pada promosi kesehatan sebagai berikut
Health promotion is programs are design to bring about changewithin people, organization, communities, and their environment . Artinya bahwa promosi kesehatan adalah program-program kesehatan yang dirancang untuk membawa perubahan (perbaikan), baik di dalam masyarakat sendiri, maupun dalam organisasi dan lingkungannya.
1. Apa tujuan promosi kesehatan? Tujuan Umum Peningkatan keterpaduan penyelenggaraan program promosi kesehatan tahun 2006 dalam mencapai indikator keberhasilan PHBS RT sehat 37% untuk mendukung Indonesia Sehat 2010.
MODUL SKN LBM 4
Anizatun Nuskiyati Page 2 Tujuan Khusus a. Meningkatnya pengetahuan bagi pengelola promosi kesehatan dalam pencapaian program promosi kesehatan tahun 2006. b. Meningkatkan koordinasi dan integrasi pelaksanaan program promosi kesehatan di daerah dan di pusat. c. Mewujudkan pengembangan desa sehat yang berorientasi promotif dan preventif terutama dalam penanggulangan KLB. d. Peningkatan pengembangan media informasi dan Komunikasi tentang kesehatan. e. Peningkatan pendidikan kesehatan kepada provider dan masyarakat
Menentukan Tujuan Promosi Kesehatan Pada dasarnya tujuan utama promosi kesehatan adalah untuk mencapai 3 hal, yaitu : a. Peningkatan pengetahuan atau sikap masyarakat b. Peningkatan perilaku masyarakat c. Peningkatan status kesehatan masyarakat
Menurut Green (1990) tujuan promosi kesehatan terdiri dari 3 tingkatan, yaitu : a. Tujuan Program Merupakan pernyataan tentang apa yang akan dicapai dalam periode waktu tertentu yang berhubungan dengan status kesehatan b. Tujuan Pendidikan Merupakan deskripsi perilaku yang akan dicapai dapat mengatasi masalah kesehatan yang ada
c. Tujuan Perilaku
Merupakan pendidikan atau pembelajaran yang harus tercapai (perilaku yang diinginkan). Oleh sebab itu, tujuan perilaku berhubungan dengan pengetahuan dan sikap.
Tujuan promosi kesehatan adalah untuk mempengaruhi sikap masing-masing mengenai kesehatan secara individu dan menentukan keputusan mereka atas pilihannya secara personal menuju gaya hidup yang sehat dan positif. Ada beberapa tujuan khusus secara jelas yang harus di sampaikan pada individu adalah sebagai berikut : 1. Mempengaruhi sikap untuk menerima gaya hidup yang sehat dan positif 2. Mempengaruhi dan memelihara kebiasaan makan dengan kandungan gizi yang optimal 3. Mempengaruhi berhenti merokok demi kesehatan 4. Membantu dan mengatasi stress yang dialami dalam kehidupan
MODUL SKN LBM 4
Anizatun Nuskiyati Page 3 2. Apa sasaran promosi kesehatan? Sasaran dibagi dalam 3 kelompok sasaran yaitu : Sasaran Primer (Primary Target) Masyarakat pada umumnya menjadi sasaran langsung segala upaya pendidikan atau promosi kesehatan. Sesuai dengan masalah kesehatan, maka sasaran ini dapat dikelompokkan menjadi kepala keluarga untuk masalah kesehatan umum, ibu hamil dan menyusui untuk masalah KIA, anak sekolah untuk kesehatan remaja dan sebagainya. Upaya promosi yang dilakukan terhadap sasarn primer ini sejalan dengan strategi pemberdayaan masyarakat. Sasaran Sekunder (Secondary Target) Para tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat dan sebagainya. Disebut sasaran sekunder karena dengan memberikan pendidikan kesehatan pada kelompok ini diharapkan untuk selanjutnya kelompok ini akan memberikan pendidikan kesehatan pada masyarakat sekitarnya. Disamping itu dengan perilaku sehat para tokoh masyarakat sebagai hasil pendidikan kesehatan yang diterima, maka para tokoh masyarakat ini akan memberikan contoh atau acuan perilaku sehat bagi masyarakat sekitarnya. Upaya promosi kesehatan yang ditujuakan pada sasaran sekunder ini adalah sejalan dengan strategi dukungan social (Social Suport). Sasaran Tersier (Tertiary Target) Para pembuat keputusan atau penentu kebijakan baik ditingkat pusat maupun daerah adalah sasaran tersier pendidikan kesehatan. Dengan kebijakan-kebijakan atau keputusan yang dikeluarkan oleh kelompok ini akan mempunyai dampak terhadap perilaku para tokoh masyarakat (Sasaran Sekunder), dan juga kepada masyarakat umum (Sasaran Primer). Upaya promosi kesehatan yang ditujuakan kepada sasaran tersier ini sejalan dengan strategi advokasi. ( Sumber : Buku Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo, Rineka Cipta) 3. Apa saja strategi promosi kesehatan? STRATEGI PROMOSI KESEHATAN Menyadari rumitnya hakikat dari perilaku, maka perlu dilaksanakan strategi promosi kesehatan paripurna yang terdiri dari (1) pemberdayaan, yang didukung oleh (2) bina suasana dan (3) advokasi, serta dilandasi oleh semangat (4)kemitraan. Pemberdayaan adalah pemberian informasi dan pendampingan dalam mencegah dan menanggulangi masalah kesehatan, gunamembantu individu, keluarga atau kelompok-kelompok masyarakat menjalani tahap-tahap tahu,mau dan mampu mempraktikkan PHBS. Bina suasana adalah pembentukan suasana lingkungan sosial yang kondusif dan mendorong dipraktikkannya PHBS serta penciptaan panutan-panutan dalam mengadopsi PHBS dan melestarikannya. Sedangkan advokasi adalah pendekatan dan motivasi terhadap pihak-pihak tertentu yang diperhitungkan dapat mendukung keberhasilan pembinaan PHBS baik dari segi materi maupun non materi MODUL SKN LBM 4
Anizatun Nuskiyati Page 4 .
Strategi global menurut WHO 1984 Advokasi (Advocacy) Kegiatan yang ditujukan kepada pembuat keputusan atau penentu kebijakan baik dibidang kesehatan maupun sector lain diluar kesehatan, yang mempunyai pengaruh terhadap public. Tujuannya adalah agar para pembuat keputusan ini mengeluarkan kebijakan-kebijakan, atara lain dalam bentuk : peraturan, undang-undang, instruksi, dan sebagainya yang menguntungkan kesehatan publik. Dukungan social (Social Suport) Kegiatan yang ditujukan kepada para tokoh masyarakat, baik formal (Guru, Lurah, Camat, Petugas kesehatan, dan sebagainya) maupun informal (Tokoh agama dan sebagainya ) yang mempunyai pengaruh dimasyarakt. Tujuan kegiatan ini adalah agar kegiatan dan program kesehatan tersebut memperoleh dukungan dari tokoh masyarakat dan agama. Selanjutnya Toma dan Toga ini dapat menjembatani antara pengelola program kesehatan dengan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat (Empowerment) Pemberdayaan ini ditujukan kepada masyarakat langsung, sebagai sasaran primer promosi kesehatan. Tujuaannya adalah agar masyarakat memiliki kemampuan dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri. Pemberdayaan masyarakat ini dapat diwujutkan dalam berbagai kegiatan antara lain penyuluhan kesehatan, pengorganisasian, dan pembangunan masyarakat dalam bentuk misalnya koperasi dan pelatihan ketrampilan dalam rangka peningkatan pendapatan keluarga (latihan menjahit, pertukangan, peternakan dan sebagainnya). Melalui kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan masyarakat memiliki kemampuan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri (self relince in health).
Strategi promosi kesehatan berdasarkan piagam Ottawa (Ottawa Charter) Dikelompokkan menjadi 5 butir yaitu : MODUL SKN LBM 4
Anizatun Nuskiyati Page 5 1. Kebijakan berwawasan kesehatan (healthy public policy) Kegiatan yang ditujukan kepada para pembuat keputusan atau penentu kebijakan. Sehingga dikeluarkan atau dikembangkannya kebijakan-kebijakan pembangunan yang berwawasan kesehatan. Hal ini berarti bahwa setiap kebijakan pembangunan dibidang apa saja harus mempertimbangkan dampak kesehatannya bagi masyarakat. 2. Lingkungan yang mendukung (supportive environment) Kegiatan untuk mengembangkan jaringan kemitraan dan suasana yang mendukung. Kegiatan ini ditujukan kepada para pemimpin organisasi masyarakat serta pengelola tempat-tempat umum (public places). kegiatan mereka diharapkan memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan, baik lingkunagn fisik maupun lingkunagn non fisik yang mendukung atau kondusif terhadap kesehatan masyarakat. 3. Reorientasi pelayanan kesehatan (reorient health service) Kesehatan masyarakat bukan hanya masalah pihak pemberi pelayanan (provider), baik pemerintah maupun swasta saja, melainkan juga masalah masyarakat sendiri (consumer). Oleh sebab itu penyelenggaraan pelayanan kesehatan juga merupakan tanggung jawab bersama antara pihak pemberi pelayanan (provider) dan pihak penerima pelayanan (consumer). Dewasa ini titik berat pelayanan kesehatan masih berada pada pihak pemerintah dan swasta, dan kurang melibatkan masyarakat sebagai penerima pelayanan. Melibatkan masyarakat dalam pelayanan kesehatan berarti memberdayakan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya sendiri. 4. Ketrampilan individu (personal skill) Kesehatan masyarakat adalah kesehatan agregat, yang terdiri dari kelompok, keluarga an individu. Oleh sebab itu kesehatan masyarakat terwujud apabila kesehatan kelompok, kesehatan masing-masing keluarga, dan kesehatan individu terwujud. Oleh sebab itu meningkatkan ketrampilan setiap anggota masyarakat agar mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri adalah sangat penting. 5. Gerakan masyarakat (community action) Kesehatan masyarakat adalah perwujudan kesehatan kelompok, keluarga dan individu. Oleh sebab itu mewujudkan derajat kesehatan masyarakat akan efektif apabila unsure-unsur yg ada dimasyrakat dalam mengupayakan peningkatan kesehatan mereka sendiri adalah wujud dari gerakan masyarakat (community action) ( Sumber : Buku Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo, Rineka Cipta) 4. Apa visi dan misi promosi kesehatan? Visi dan misi visi dari promosi kesehatan tidak akan terlepas dari koridor Undang-Undang Kesehatan Nomor 23 tahun 1992 serta organisasi kesehatan dunia WHO (World Health organization). Adapun visi dari promosi kesehatan adalah sebagai berikut : MODUL SKN LBM 4
Anizatun Nuskiyati Page 6 1. Meningkatnya kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, baik fisik, mental, dan sosialnya sehingga produktif secara ekonomi maupun sosial. 2. Pendidikan kesehatan disemua program kesehatan, baik pemberantasan penyakit menular, sanitasi lingkungan, gizi masyarakat, pelayanan kesehatan, maupun program kesehatan lainnya dan bermuara pada kemampuan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan individu, kelompok, maupun masyarakat. Dalam mencapai visi dari promosi kesehatan diperlukan adanya suatu upaya yang harus dilakukan dan lebih dikenal dengan istilah Misi . Misi promosi kesehatan merupakan upaya yang harus dilakukan dan mempunyai keterkaitan dalam pencapaian suatu visi.
Secara umum Misi dari promosi kesehatan adalah sebagai berikut : 1. Advokasi (Advocation) Advokasi merupakan perangkat kegiatan yang terencana yang ditujukan kepada para penentu kebijakan dalam rangka mendukung suatu isu kebijakan yang spesifik. Dalam hal ini kegiatan advokasi merupakan suatu upaya untuk mempengaruhi para pembuat keputusan (decission maker) agar dapat mempercayai dan meyakini bahwa program kesehatan yang ditawarkan perlu mendapat dukungan melalui kebijakan atau keputusan- keputusan. 2. Menjembatani (Mediate) Kegiatan pelaksanaan program-program kesehatan perlu adanya suatu kerjasama dengan program lain di lingkungan kesehatan, maupun lintas sektor yang terkait. Untuk itu perlu adanya suatu jembatan dan menjalin suatu kemitraan (partnership) dengan berbagai program dan sektor-sektor yang memiliki kaitannya dengan kesehatan. Karenanya masalah kesehatan tidak hanya dapat diatasi oleh sektor kesehatan sendiri, melainkan semua pihak juga perlu peduli terhadap masalah kesehatan tersebut. Oleh karena itu promosi kesehatan memiliki peran yang penting dalam mewujudkan kerjasama atau kemitraan ini. 3. Kemampuan/Keterampilan (Enable) Masyarakat diberikan suatu keterampilan agar mereka mampu dan memelihara serta meningkatkan kesehatannya secara mandiri. Adapun tujuan dari pemberian keterampilan kepada masyarakat adalah dalam rangka meningkatkan pendapatan keluarga sehingga diharapkan dengan peningkatan ekonomi keluarga, maka kemapuan dalam pemeliharaan dan peningkatan kesehatan keluarga akan meningkat. 5. Apa saja ruang lingkup promosi kesehatan? Terdiri dari 2 dimensi yaitu : a. Dimensi Aspek Pelayanan Kesehatan Kesehatan masyarakat itu mencakup 4 aspek pokok, yakni : promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Ahli lain hanya membaginya menjadi 2 aspek, yakni : a) Aspek promotif dengan sasaran kelompok orang sehat, b) Aspek preventif (pencegahan) dan kuratif (penyembuhan) dengan sasaran kelompok orang yang beresiko tinggi terhadap penyakit dan kelompok yang sakit. Sejalan dengan uraian ini, maka ruang lingkup pendidikan / promosi kesehatan juga dikelompokkan menjadi dua. MODUL SKN LBM 4
Anizatun Nuskiyati Page 7 a. Pendidikan kesehatan pada aspek promotif Sasaran pendidikan atau promosi kesehatan pada aspek promotif adalah kelompok orang sehat. Selama ini kelompok orang sehat kurang memperoleh perhatian dalam upaya kesehatan masyarakat. Padahal kelompok orang sehat disuatu komunitas sekitar 80-85% dari populasi. Apabila jumlah ini tidak dibina kesehatannya, maka jumlah ini akan meningkat. Oleh sebab itu pendidikan kesehatan pada kelompok ini perlu ditingkatkan atau dibina agar tetap sehat, atau lebih meningkat lagi.
b. Pendidikan kesehatan pada aspek pencegahan dan penyembuhan Pada aspek ini upaya pendidikan kesehatan mencakup 3 upaya atau kegiatan, yaitu : 1) Pencegahan Tingkat Pertama (Primary Prevention) Sasaran promosi / pendidikan kesehatan pada aspek ini adalah Kelompok masyarakat yang berisiko tinggi (high risk), misalnya : kelompok ibu hamil dan menyusui, para perokok, obesitas, para pekerja seks (wanita atau pria), dan sebagainnya. Tujuan upaya pendidikan / promosi kesehatan pada kelompok ini adalah agar mereka tidak jatuh sakit atau terkena penyakit. 2) Pencegahan Tingkat Kedua (Secondary Prevention) Sasaran promosi kesehatan pada aspek ini adalah para penderita penyakit kronis, misalnya asma, DM, TBC, reumatik, tekanan darah tinggi dan sebagainnya. Tujuan upaya promosi kesehatan pada kelompok ini adalah agar penderita mampu mencegah penyakitnya menjadi lebih parah. 3) Pencegahan Tingkat Ketiga (Tertiary Prevention) Sasaran promosi kesehatan pada aspek ini adalah kelompok pasien yang baru sembuh (recovery) dari suatu penyakit. Tujuannya adalah agar mereka segera pulih kembali kesehatannya.
b. Dimensi tatanan (setting) atau tempat pelaksanaan promosi kesehatan Dapat dikelompokkan menjadi : Promosi kesehatan pada tatanan keluarga (rumah tangga) Keluarga atau rumah tangga adalah unit masyarakat terkecil. Oleh sebab itu untuk mencapai perilaku masyarakat yang sehat harus dimulai di masing- masing keluarga. Di dalam keluargalah mulai terbentuk perilaku-perilaku masyarakat. Orang tua (ayah dan ibu) merupakan sasaran utama dalam promosi kesehatan pada tatanan ini. Pendidikan kesehatan pada tatanan sekolah Sekolah merupakan perpanjangan tangan pendidikan kesehatan bagi keluarga. sekolah, terutama guru pada umumnya lebih dipatuhi oleh murid- muridnya. Oleh sebab itu lingkungan sekolah, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial yang sehat, akan sangat berpengaruh terhadap perilaku MODUL SKN LBM 4
Anizatun Nuskiyati Page 8 sehat anak-anak (murid). Kunci pendidikan kesehatan di sekolah adalah guru, oleh sebab itu perilaku guru harus dikondisikan, melalui pelatihan-pelatihan kesehatan, seminar, lokakarya dan sebagainya. Pendidikan kesehatan di tempat kerja Lingkungan kerja yang sehat (fisik dan non fisik) akan mendukung kesehatan pekerja atau karyawannya dan akhirnya akan menghasilkan produktivitas yang optimal. Sebaliknya lingkungan kerja yang tidak sehat serta rawan kecelakaan kerja akan menurunkan derajat kesehatan pekerjanya dan akhirnya kurang produktif. Oleh sebab itu pemilik, pemimpin atau manajer dari institusi tempat kerja termasuk perkantoran merupakan sasaran promosi kesehatan sehingga mereka peduli terhadap kesehatan para pekerjanya dan mengembangkan unit pendidikan kesehatan di tempat kerja Pendidikan di tempat-tempat umum Tempat tempat umum disini mencakup pasar, terminal bus, bandar udara, tempat-tempat perbelanjaan, tempat-tempat olahraga, taman-taman kota dan sebagainnya. Tempat-tempat umum yang sehat, bukan saja terjaga kebersihannya, tetapi juga harus dilengkapi dengan fasilitas kebersihan dan sanitasi, terutama WC umum dan sarana air bersih, serta tempat sampah. Para pengelola tempat-tempat umum merupakan sasaran promosi kesehatan agar mereka melengkapi tempat-tempat umum dengan fasilitas yg dimaksud, disamping melakukan himbauan himbauan kebersihan dan kesehatan bagi pemakai tempat umum atau masyarakat melalui pengeras suara, poster, leaflet, dan sebagainya. Fasilitas pelayanan kesehatan Fasilitas pelayanan kesehatan ini mencakup RS, puskesmas, poliklinik, rumah bersalin, dan sebagainya. Kadang-kadang sangat ironis, dimana RS atau puskesmas tidak menjaga kebersihan fasilitas pelayanan kesehatan. Keadaan fasilitas tersebut kotor, bau, tidak ada air, tidak ada tempat sampah dan sebagainya. Oleh sebab itu pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan merupakan sasaran utama promosi kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan ini. Mereka inilah yang bertanggung jawab atas terlaksananya pendidikan atau promosi kesehatan di institusinya tersebut.
Ruang Lingkup Berdasarkan Tingkat Pelayanan Berdasarkan dimensi tingkat pelayanan kesehatan, pendidikan kesehatan dapat dilakukan berdasarkan 5 tingkat pencegahan dari Leavel and Clark Promosi Kesehatan (Health Promotion) Dalam tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan misalnya dalam peningkatan gizi, kebiasaan hidup, perbaikan sanitasi lingkungan, kesehatan perorangan dan sebagainya Perlindungan Khusus (Spesific Protection) Dlam program imunisasi sebagai bentuk pelayanan perlindungan khusus ini pendidikan kesehatan sangat diperlukan terutama di negara-negara berkembang. MODUL SKN LBM 4
Anizatun Nuskiyati Page 9 Hal ini karena kesadaran masyarakat tentang pentingnya imunisasi sebagai cara perlindungan terhadap penyakit pada orang dewasa maupun pada anak-anaknya masih rendah. Diagnosis dini dan pengobatan segera (Early Diagnosis and Prompt Treatment) Dikarenakan rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan dan penyakit, maka penyakit-penyakit yang terjadi di dalam masyarakat sering sulit terdeteksi. Bahkan kadang-kadang masyarakat sulit atau tidak mau diperiksa dan diobati penyakitnya. Hal ini akan menyebabkan masyarakat tidak memperoleh pelayanan kesehatan yang layak. Oleh sebab itu pendidikan kesehatan / promosi kesehatan sangat diperlukan pada tahap ini. Pembatasan Cacat (Disability Limitation) Kurangnya pengertian dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan dan penyakit, seringkali mengakibatkan masyarakat tidak melanjutkan pengobatannya sampai tuntas. Mereka tidak melakukan pemeriksaan dan pengobatan yang komplit terhadap penyakitnya. Pengobatan yang tidak layak dan sempurna dapat mengakibatkan orang yang bersangkutan menjadi cacat atau memiliki ketidakmampuan untuk melakukan sesuatu. Oleh karena itu pendidikan kesehatan juga diperlukan pada tahap ini. Rehabilitas (Rehabilitation) Setelah sembuh dari suatu penyakit tertentu, kadang-kadang orang menjadi cacat. Untuk memulihkan cacatnya tersebut diperlukan latihan-latihan tertentu. Oleh karena kurangnya pengertian dan kesadaran orang tersebut, ia tidak atau segan melakukan latihan-latihan yang dianjurkan. Disamping itu orang yang cacat setelah sembuh dari penyakit, kadang merasa malu untuk kembali ke masyarakat. sering terjadi pula masyarakat tidak mau menerima mereka sebagai anggota masyrakat yang normal. Oleh sebab itu jelas pendidikan kesehatan diperlukan bukan saja untuk orang yang cacat tersebut, tetapi juga untuk masyarakat. ( Sumber : Buku Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo, Rineka Cipta)
6. Apa saja kendala dari promosi kesehatan? Kendala-Kendala Pelaksanaan Promosi Kesehatan Dana untuk promosi berasal dari Dana Alokasi Umum (DAU).Dana yang bersumber dari DAU dianggap masih sangat minim yang dialokasikan untuk kegiatan promosi kesehatan. Tahun 2010 sama sekali tidak ada dana dari DAU untuk promosi kesehatan, sehingga berbagai kegiatan terhambat bahkan tidak berjalan seperti kegiatan pelatihan promosi kesehatan.Pemegang program mengakui ada dana operasional maupun dana untuk kegiatan promosi kesehatan. Kepala Puskesmas menyatakan tidak ada dana untuk promosi kesehatan di Puskesmas. Sumber Daya Manusia untuk promosi kesehatan juga cukup menjadi masalah, karena saat ini tenaga promosi kesehatan bervariasi di tiap Puskesmas ada yang belatar belakang pendidikan sanitasi, perawat gigi, bidan, SPK, dll. MODUL SKN LBM 4
Anizatun Nuskiyati Page 10
7. Apa saja metode-metode promosi kesehatan? Ada 3 metode, yaitu ; 1. Metode Pendidikan Individual (perorangan) Dasar digunakannya pendekatan individual ini karena setiap orang mempunyai masalah atau alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan penerimaan atau perilaku baru tersebut. agar petugas kesehatan mengetahui dengan tepat serta dapat membantunya maka perlu menggunakan metode ini. Bentuk pendekatan ini, antara lain : a. Bimbingan dan penyuluhan (Guidance and Counceling) Dengan cara ini kontak antara klien dengan petugas lebih intensif. Setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat diteliti dan dibantu penyelesaiannya. akhirnya klien tersebut dengan sukarela, berdasarkan kesadaran dan penuh pengertian akan menerima perilaku tersebut (mengubah perilaku). b. Interview (wawancara) Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan. Wawancara antara petugas kesehatan dengan klien untuk menggali informasi mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan, apakah ia tertarik atau tidak terhadap perubahan, untuk mengetahui apakah perilaku yang sudah atau yang akan diadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yg kuat. apabila belum maka perlu penyuluhan yg lbh mendalam. 2. Metode Pendidikan Kelompok Dalam memilih metode pendidikan kelompok, harus diingat besarnya kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal dari sasaran. Untuk kelompok yang besar, metodenya akan lain dengan kelompok kecil. Efektifitas suatu metode akan tergantung pula pada besarnya sasaran pendidikan. Kelompok Besar yang dimaksud kelompok besar disini adalah apabila peserta penyuluhan itu lebih dari 15 orang. Metode yang baik untuk kelompok besar ini, antara lain ceramah dan seminar. Kelompok Kecil Apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang biasanya kita sebut kelompok kecil. Metode metode yang cocok untuk kelompok kecil ini antara lain : Diskusi kelompok Agar semua anggota kelompok dapat bebas berpartisipasi dalam diskusi maka formasi duduk para peserta diatur sedemikian rupa sehingga mereka dapat berhadap-hadapan atau saling memandang satu sama lain, misalnya dalam bentuk lingkaran atau segi empat. Untuk memulai diskusi, pemimpin diskusi harus memberikan pancingan-pancingan yang dapat berupa pertanyaan-pertanyaan MODUL SKN LBM 4
Anizatun Nuskiyati Page 11 atau kasus sehubungan dengan topik yang dibahas. Agar terjadi diskusi yang hidup maka pemimpin kelompok harus mengarahkan dan mengatur jalannya diskusi sehingga semua orang dapat kesempatan berbicara dan tidak menimbulkan dominasi dari salah seorang peserta. Curah Pendapat (brain storming) Metode ini merupakan modifikasi metode diskusi kelompok. Prinsipnya sama dengan metode diskusi kelompok. Bedanya pada permulaannya pemimpin kelompok memancing dengan satu masalah dan kemudian tiap peserta memberikan jawaban-jawaban atau tanggapan (curah endapat). Tanggapan atau jawaban-jawaban tersebut ditampung dan ditulis dalam flipchart atau papan tulis. Sebelum semua peserta mencurahkan pendapatnya, tidak boleh diberi komentar oleh siapapun. Baru setelah semua anggota mengeluarkan pendapatnya, tiap anggota dapat mengomentari dan akhirnya terjadi diskusi. Bola Salju (snow balling) Kelompok dibagi-bagi dalam pasangan-pasangan (1 pasang 2 orang). kemudian dilontarkan suatu pertanyaan atau masalah. Setelah lebih kurang 5 menit maka tiap 2 pasang bergabung menjadi satu. Mereka tetap mendiskusikan masalah tersebut, dan menari kesimpulannya. Kemudian tiap-tiap pasang yg sudah beranggotakan 4 orang ini bergabung lagi dengan pasangan lainnya dan demikian seterusnya sehingga akhirnya akan terjadi diskusi seluruh anggota kelompok. Kelompok-kelompok kecil (buzz group) kelompok langsung dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil yg kemudian diberi suatu permasalahan yg sama atau tidak sama dengan kelompok lain. Masing-masing kelompok mendiskusikan masalah tersebut. selanjutnya hasil dari tiap kelompok didiskusikan kembali dan dicari kesimpulannya. Memainkan peranan (role play) dalam metode ini beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai pemegang peran tertentu untuk memainkan peranan, misalnya sebagai dokter puskesmas, sebagai perawat atau bidan, dan sebagainya sedangkan anggota yang lain sebagai pasien atau anggota masyarakat. Permainan simulasi (simulation game) Metode ini merupakan gabungan antara role play dengan diskusi kelompok. Pesan-pesan kesehatan disajikan dalam beberapa bentuk permainan seperti permainan monopoli. Cara memainkannya dengan menggunakan dadu, gaco (petunjuk arah), selain beberan atau papan main. beberapa orang enjadi pemain dan sebagian lagi berperan sebagai narasumber. MODUL SKN LBM 4
Anizatun Nuskiyati Page 12 3. Metode Pendidikan Massa Metode pendidikan massa cocok untuk mengomunikasikan pesan-pesan kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat. Oleh karena sasaran pendidikan ini bersifat umum Metode : a. Ceramah umum (public speaking) b. Pidato-pidato / diskusi tentang kesehatan melalui media elektronik, baik Tv amupun radio, pada hakekatnya merupakan bentuk pendidikan kesehatan massa. c. Simulasi, dialog antara pasien dengan dokter atau petugas kesehatan lainnya tentang suatu penyakit atau masalah kesehatan disuatu media massa adalah juga merupakan pendekatan pendidikan kesehatan. d. Tulisan-tulisan dimajalah atau koran, baik dalam bentuk artikel amupun tanya jawab/konsultasi tentang kesehatan dan penyakit juga merupakan bentuk pendekatan pendidikan kesehatan massa. e. Billboard, yg dipasang di pingir jalan, spanduk, poster dan sebagainya juga merupakan bentuk pendidikan kesehatan massa. ( Sumber : Buku Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo, Rineka Cipta) PEMBERDAYAAN MASY PEMBERDAYAAN Dalam upaya promosi kesehatan, pemberdayaan masyarakat merupakan bagian yang sangat penting dan bahkan dapat dikatakan sebagai ujung tombak. Pemberdayaan adalah proses pemberian informasi kepada individu, keluarga atau kelompok (klien) secara terus-menerus dan berkesinambungan mengikuti perkembangan klien, serta proses membantu klien, agar klien tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek knowledge), dari tahu menjadi mau (aspek attitude) dan dari mau menjadi mampu melaksanakan perilaku yang diperkenalkan (aspek practice). Oleh sebab itu, sesuai dengan sasaran (klien)nya dapat dibedakan adanya (a) pemberdayaan individu, ( b) pemberdayaan keluarga dan (c)pemberdayaan kelompok/masyarakat. Definisi a. Upaya peningkatan kemampuan masyarakat (miskin) untuk berpartisipasi, bernegosiasi, mempengaruhi, dan mengendalikan kelembagaan masyarakatnya secara bertanggung- gugat demi perbaikan kehidupannya. b. Upaya untuk memberikan daya (empowermwnt) atau kekuatan (strength) kepada masyarakat. c. Adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya perorangan, kelompok dan masyarakat di bidang kesehatan secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat kes yang setinggi-tingginya (Sumber : Buku Sistem Kesehatan, Wiku adisasmito, Ph. D) MODUL SKN LBM 4
Anizatun Nuskiyati Page 13 Sasaran Terciptanya keberdayaan individu, keluarga dan masyarakat dalam bidang kesehatan yang ditandai oleh peningkatan perilaku hidup sehat dan peran aktif dalam memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatan diri dan lingkungan sesuai dengan sosial budaya setemapat, khususnya pada masa kehamilan, masa bayi dan kanak-kanak, remaja perempuan usia produktif, dan kelompok-kelompok lain dengan kebutuhan kesehatan khusus. (Sumber : Buku Pembangunan kesehatan di indonesia, R. Hapsari Habib Rachmat) Terpelihara dan meningkatnya status kesehatan keluarga Terpelihara dan meningkatnya status kesehatan komunitas Terpelihara dan meningkatnya status gizi masyarakat Terpelihara dan meningkatnya status kesehatan jiwa masyarakat Meningkatnya jumlah dan cakupan pemeliharaan kesehatan dgn pembiayaan praupaya Berkurangnya jumlah penduduk miskin dan kelompok masyarakat yang miskin dan berpotensi menjadi miskin. Kegiatan pokok: Penyediaan bantuan dalam bentuk pelayanan social dasar terutama pendidikan dan kesehatan, pemberian potongan harga atau subsidi dalam berbagai pelayanan kebutuhan dasar, pemberian bantuan biaya hidup dan modal. Penyediaan prasarana dan sarana social ekonomi dan penyediaan pendampingan miskin untuk mengembangkan kemampuan usaha dan kebiasaan hidup produktif. Pengembangan system perlindungan social yang sudah ada di masyarakat, usaha swasta dan pemerintah Penyediaan dukungan politik untuk mengurangi bentuk eksploitasi Peningkatan kapasitas daerah untuk mengelola bantuan system perlindungan social
Program peningkatan Keswadayaan Masyarakat Tujuan: Mengembangkan jaringan kerja keswadayaan masyarakat untuk meningkatkan keswadayaan dan memperkuat solidaritas dan ketahanan social masyarakat dan membantu masyarakat miskin dan rentan social. Sasaran: Berkembangnya kelembagaan keswadayaan di masyarakat dan meningkatkan solidaritas dan ketahanan masyarakat terutama kepada masyarakat miskin dan rentan social. Kegiatan pokok: Peningkatan kemampuan pemerintah daerah unuk membantu pengembangan jaringan kerja keswadayaan MODUL SKN LBM 4
Anizatun Nuskiyati Page 14 Pengembangan kapasitas lembaga-lembaga keswadayaan Pengembangan forum komunikasi antartokoh penggerak kegiatan keswadayaan Pengembangan kemitraan lintas pelaku dalam kegiatan keswadayaan Penghapusan berbagai aturan yang menghambat pengembangan lembaga dan organisasi keswadayaan masyarakat. Sumber: Sistem Kesehatan,Wiku Adisasmito,Ph.D.
Strategi 1. Melakukan penguatan lembaga dan organisasi masyarakat guna mendukung peningkatan posisi tawar dan akses masyarakat untuk memperoleh dan memanfaatkan input sumber daya yang dapat meningkatkan kegiatan ekonomi. 2. Mengembangkan kapasitas masyarakat melalui bantuan peningkatan ketrampilan dan pengetahuan, penyediaan prasarana dan sarana seperti modal, informasi pasar dan teknologi, sehingga dapat memperluas kerja dan memberikan pendapatan yang layak, khususnya bagi keluarga dan kelompok masyarakat miskin. 3. Mengembangkan sistem perlindunagan sosial, terutama bagi masyarakat yang terkena musibah bencana alam dan masyarakat yang terkena dampak krisis ekonomi 4. Mengurangi berbagai bentuk pengaturan yang menghambat untuk membangun lembaga dan organisasi guna penyaluran pendapat, melakukan interaksi sosial untuk membangun kesepakatan di antara kelompok masyarakat dan dengan organisasi sosial politik 5. Membuka ruang gerak selaus-luasnya bagi masyarakat untuk terlibat dan berpartisipasi dalam proses pengembalian keputusan publik malalui pengemabangan forum lintas yang dibangun dan dimiliki masyarakat setempat. 6. Mengembangkan potensi masyarakat untuk membangun lembaga dan organisasi keswadayaan masyarakat di tingkat lokal untuk memperkuat solidaritas dan ketahanan sosial masyarakat dalam memecahkan berbagai masalah kemasyarakatan dan khususnya untuk membantu masyarakat miskin dan rentan sosial. (Sumber : Buku Sistem Kesehatan, Wiku adisasmito, Ph. D) Syarat - Masyarakat memiliki kesadaran - Masyakat haru memiliki pemahaman yg baik - Masyarakat emiliki kemampuan dan ketrampilan
Prinsip Berbasis masyarakat Peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat Pemerintah bersikap terbuka Bertanggung jawab dan tanggap MODUL SKN LBM 4
Anizatun Nuskiyati Page 15 Kemitraan dengan semangat gotong royong
Pemberdayaan masyarakat berbasis tata nilai perorangan, keluarga, masyarakat sesuai social budaya, kebutuhan, & potensi. Dilakukan dg meningkatkan akses informasi & keterlibatan dlm pengambilan keputusan dlm pemberdayaan kesehatan. Dilakukan dg pdkt edukatif untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, kemampuan, kepedulian, peran aktif dlm upaya kesehatan. Dilakukan dg prinsip kemitraan serta terorganisasikan dlm berbagai kelompok/kelembagaan masyarakat. Pemerintah bersikap terbuka, bertanggung jawab, bertanggunggugat, tanggap thd aspirasi masyarakat. Pemerintah sbg pendorong, pendamping, fasilitator, asistensi dlm upaya kesehatan berbasis masyarakat. Sumber: Kuliah Sistem dan Manajemen Kesehatan Palembang, Indonesia 2007, Dian Kusuma, SKM, MPH.
8. Apa tujuan pemberdayaan masy? Menetapkan suasana atau iklim yang memungkinkan berkembangnya potensi yang dimilki masyarakat, baik sumber daya alam maupun sistem nilai tradisional dalam menata kehidupan masyarakat. Memperkuat potensi yang dimilki masyarakat, baik potensi lokal yang telah membudaya dalam menata kehidupan masyarakat melalui pemberian masukan berupa bantuan dana, pembangunan sarana dan prasarana baik fisik (jalan, irigasi, listrik) maupun sosial (pendidikan, kesehatan) serta pengembangan lembaga pendanaan, penelitian dan pemasaran di daerah. Melindungi melalui pemihakan kepada masyarakat yang lemah untuk mencegah persaingan yang tidak seimbang dan bukan berarti mengisolasi atau menutupi dari interaksi. (Sumber : Buku Sistem Kesehatan, Wiku adisasmito, Ph. D)
9. Apa unsur-unsur dari pemberdayaan masy? Unsure Upaya pemberdayaan masyarakat perlu memperhatiakn sedikitnya empat unsur pokok, yaitu : Aksestabilitas informasi, karena informasi merupakan kekuasaan baru kaitannya dengan : peluang, layanan, penegakkan hukum, efektivitas negosiasi, dan akuntabilitas Keterlibatan dan partisipasi, yang menyangkut siapa yang dilibatkan dan bagaimana mereka terlibat dalam keseluruhan proses pembangunan Akuntabilitas, kaitannya dengan pertanggungjawaban publik atas segala kegiatan yang dilakukan dengan mengatasnamakan rakyat MODUL SKN LBM 4
Anizatun Nuskiyati Page 16 Kapasitas organisasi lokal, kaitannya dengan kemampuan bekerja sama, mengorganisasi warga masyarakat, serta memobilisasi sumber daya untuk memecahkan masalah-masalah yang mereka hadapi Buku Sistem Kesehatan, Wiku adisasmito, Ph. D
10. Apa manfaat pemberdayaan masy? Manfaat yang Diharapkan dari Program Pemberdayaan Masyarakat Program Pengembangan masyarakat biasanya dikaji dari sudut pandang ekonomi belaka. Hal ini memang penting, tetapi manfaat ekonomi hanya akan bisa berkelanjutan jika masyarakat sendiri memiliki dan mengelola kegiatan. Pendekatan pemberdayaan pada awalnya terpusat pada perubahan sosial dan organisasi yang dibutuhkan bagi masyarakat agar mampu memegang kendali. Ini akan mendukung: Peningkatan kesejahtaraan jangka waktu panjang yang berkelanjutan Peningkatan penghasilan dan perbaikan penghidupan di masyarakat dan kelompok dengan penghasilan kecil Peningkatan penggunaan sumber-sumber pengembangan secara efektif dan efisien Program pengembangan dan pemberian pelayanan yang lebih efektif, efisien dan terfokus pelanggan Proses pengembangan yang lebih demokratis http://taman-agribisnis.blogspot.com/2010/04/bab-iii-manfaat-dan-hambatan.html
FUNGSI Badan Pemberdayaan Masyarakat : 1. Pengumpulan, pengelolaan dan pengendalian data berbentuk data base serta analisa data untuk menyusun program kegiatan; 2. Perencanaan Strategis pada Badan Pemberdayaan Masyarakat; 3. Perumusan kebijakan teknis Bidang Pemberdayaan Masyarakat; 4. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang Pemberdayaan Masyarakat; 5. Pelaksanaan, pengawasan, pengendalian serta evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan bidang Pemberdayaan Masyarakat; 6. Penyelenggaraan urusan kesekretariatan pada Badan Pemberdayaan Masyarakat; 7. Pembinaan Penyelenggaraan pemerintahan desa dan pemberdayaan masyarakat; 8. Pengkoordinasian, integrasi dan sinkronisasi kegiatan di lingkungan Badan Pemberdayaan Masyarakat; 9. Pembinaan dan pelaksanaan kerjasama dengan masyarakat, lembaga pemerintah dan lembaga lainnya. http://bpm.malangkab.go.id/index.php?kode=29
ADVOKASI ADVOKASI MODUL SKN LBM 4
Anizatun Nuskiyati Page 17 Advokasi adalah upaya atau proses yang strategis dan terencana untuk mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait (stakeholders). Pihak-pihak yang terkait ini berupa tokohtokoh masyarakat (formal dan informal) yang umumnya berperan sebagai narasumber (opinion leader), atau penentu kebijakan (norma) atau penyandang dana. Juga berupa kompok-kelompok dalam masyarakat dan media massa yang dapat berperan dalam menciptakan suasana kondusif, opini publik dan dorongan (pressure) bagi terciptanya PHBS masyarakat. Advokasi merupakan upaya untuk menyukseskan bina suasana dan pemberdayaan atau proses pembinaan PHBS secara umum.
11. Apa saja tahap-tahap advokasi? Perlu disadari bahwa komitmen dan dukungan yang diupayakan melalui advokasi jarang diperoleh dalam waktu singkat. Pada diri sasaran advokasi umumnya berlangsung tahapan-tahapan, yaitu (1) mengetahui atau menyadari adanya masalah, (2) tertarik untuk ikut mengatasi masalah, (3) peduli terhadap pemecahan masalah dengan mempertimbangkan berbagai alternatif pemecahan masalah, (4) sepakat untuk memecahkan masalah dengan memilih salah satu alternatif pemecahan masalah dan (5) memutuskan tindak lanjut kesepakatan.
Dengan demikian, maka advokasi harus dilakukan secara terencana, cermat dan tepat. Bahan-bahan advokasi harus disiapkan dengan matang, yaitu: Sesuai minat dan perhatian sasaran advokasi. Memuat rumusan masalah dan alternatif pemecahan masalah Memuat peran si sasaran dalam pemecahan masalah Berdasarkan kepada fakta atau evidence-based Dikemas secara menarik dan jelas Sesuai dengan waktu yang tersedia Sebagaimana pemberdayaan dan bina suasana, advokasi juga akan lebih efektif bila dilaksanakan dengan prinsip kemitraan. Yaitu dengan membentuk jejaring advokasi atau forum kerjasama. Dengan kerjasama, melalui pembagian tugas dan saling-dukung, maka sasaran advokasi akan dapat diarahkan untuk sampai kepada tujuan yang diharapkan. Sebagai konsekuensinya, metode dan media advokasi pun harus ditentukan secara cermat, sehingga kerjasama dapat berjalan baik.
BINA SUASANA 12. Bagaimana proses bina suasana? BINA SUASANA Bina Suasana adalah upaya menciptakan lingkungan sosial yang mendorong individu anggota masyarakat untuk mau melakukan perilaku yang diperkenalkan. Seseorang akan MODUL SKN LBM 4
Anizatun Nuskiyati Page 18 terdorong untuk mau melakukan sesuatu apabila lingkungan sosial di mana pun ia berada (keluarga di rumah, organisasi siswa/mahasiswa, serikat pekerja/ karyawan, orang-orang yang menjadi panutan/idola, kelompok arisan, majelis agama dan lain-lain, dan bahkan masyarakat umum) menyetujui atau mendukung perilaku tersebut. Oleh karena itu, untuk memperkuat proses pemberdayaan, khususnya dalam upaya meningkatkan para individu dari fase tahu ke fase mau, perlu dilakukan bina suasana. Terdapat tiga kategori proses bina suasana, yaitu (a) bina suasana individu, (b) bina suasana kelompok dan (c) bina suasana public
BINA SUASANA INDIVIDU Bina suasana individu dilakukan oleh individu-individu tokoh masyarakat. Dalam kategori ini tokoh-tokoh masyarakat menjadi individu-individu panutan dalam hal perilaku yang sedang diperkenalkan. Yaitu dengan mempraktikkan perilaku yang sedang diperkenalkan tersebut (misalnya seorang kepala sekolah atau pemuka agama yang tidak merokok). Lebih lanjut bahkan mereka juga bersedia menjadi kader dan turut menyebarluaskan informasi guna menciptakan suasana yang kondusif bagi perubahan perilaku individu. BINA SUASANA KELOMPOK Bina suasana kelompok dilakukan oleh kelompok-kelompok dalam masyarakat, seperti pengurus Rukun Tetangga (RT), pengurus Rukun Warga (RW), majelis pengajian, perkumpulan seni, organisasi Profesi, organisasi Wanita, organisasi Siswa/mahasiswa, organisasi pemuda, serikat pekerja dan lain-lain. Bina suasana ini dapat dilakukan bersama pemuka/tokoh masyarakat yang telah peduli. Dalam kategori ini kelompok- kelompok tersebut menjadi kelompok yang peduli terhadap perilaku yang sedang diperkenalkan dan menyetujui atau mendukungnya. Bentuk dukungan ini dapat berupa kelompok tersebut lalu bersedia juga mempraktikkan perilaku yang sedang diperkenalkan, mengadvokasi pihak-pihak yang terkait dan atau melakukan kontrol sosial terhadap individu-individu anggotanya. BINA SUASANA PUBLIK Bina suasana publik dilakukan oleh masyarakat umum melalui pengembangan kemitraan dan pemanfaatan media-media komunikasi, seperti radio, televisi, koran, majalah, situs internet dan lain-lain, sehingga dapat tercipta pendapat umum. Dalam kategori ini media media massa tersebut peduli dan mendukung perilaku yang sedang diperkenalkan. Dengan demikian, maka media-media massa tersebut lalu menjadi mitra dalam rangka menyebarluaskan informasi tentang perilaku yang sedang diperkenalkan dan menciptakan pendapat umum atau opini publik yang positif tentang perilaku tersebut. Suasana atau pendapat umum yang positif ini akan dirasakan pula sebagai pendukung atau penekan (social pressure) oleh individu-individu anggota masyarakat, sehingga akhirnya mereka mau melaksanakan perilaku yang sedang diperkenalkan.
TAMBAHAN 13. Apakah peran petugas kesehatan thdp pemeberdaan kesehatan - Memfasilitasi masy melalului kegiatan2/ program2 pemberdayaan masy MODUL SKN LBM 4
Anizatun Nuskiyati Page 19 - Meberikan motivasi kepada masy untuk bekerja sama dalam melaksanakan pemberdayaan - Mengalihkan pengetahuan keterampilan dengan melakukan pelatihan2 yang bersifat fokasinal
14. Pengertian tujuan dan sasaran program partisipasi masy Definisi Menurut Sustrino (1995:222) ada dua pengertian partisipasi yakni : Pertama, partisipasi adalah dukungan masayrakat terhadap rencana/proyek pembangunan yang dirancang dan tujuannya ditentukan perencana : kedua, partisipasi masyarakat dalam pembangunan, merupakan kerjasama yang erat antara perencana dan rakyat dalam merencanakan, melaksanakan, melestarikan dan mengembangkan hasil pembangunan yang telah dicapai. Menurut Uphoff, kohen, dan Goldsmith (1979:4), pengertian partisipasi merupakan istilah deskriptif yang menunjukkan ketertibatan beberapa orang dengan jumlah signifikan dalam berbagai situasi atau tindakan yang dapat meningkatkan kesejahteraan hidup mereka. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa merupakan salah satu persyaratan utama untuk keberhasilan proses pembangunan di pedesaan, namun adanya hambatan- hambatan yang dihadapi di lapangan dalam usaha melaksanakan proses pembangunan yang partisipatif karena pihak perencana dan pelaksana pembangunan (dalam hal ini pemerintah) belum memahami makna sebenarnya dari konsep partisipasi. Definisi partisipasi yang berlaku di lingkungan aparat perencana dan pelaksana pembangunan adalah kemauan rakyat untuk mendukung secara mutlak program-program pemerintah yang dirancang dan tujuannya ditentukan oleh pemerintah. Proyek-proyek pembangunan pedesaan yang berasal dari pemerintah diistilahkan sebagai proyek pembangunan yang dibutuhkan masyarakat, sedangkan proyek pembangunan yang diusulkan masayrakat dianggap sebagai keinginan, karena itu proyek ini menjadi prioritas yang rendah dari pemerintah. Definisi inilah yang berlaku secara universal tentang partisipasi. TUJUAN PARTISIPASI MASYARAKAT Tujuan Berdasarkan pendapat tersebut menjelaskan munculnya paradigm pembangunan partisipatori mengindikasikan adanya dua perspektif, antra lain : 1. Pelibatan masyarakat setempat dalam pemilihan, perencanaan, perencanan dan pelaksana program atau proyek yang akan mewarnai hidup mereka, sehingga dengan demikian dapatlah dijamin bahwa persepsi setempat, pola sikap dan pola berpikir serta nilai-nilai dan pengetahuannya ikut dipertimangkan secara penuh 2. Membuat umpan balik (feed back) yang hakekatnya merupakan bagian tidak terlepaskan dari kegiatan pembangunan
MODUL SKN LBM 4
Anizatun Nuskiyati Page 20 15. Bagaimakah kebijakan pokok dan strategi peningkatan program dalam pasrtisipasi masy KEBIJAKSAANAAN POKOK DAN STRATEGI PENINGKATAN PROGRAM PARTISIPASI MASYARAKAT Kebijakan pokok program partisipasi masyarakat a. Dilakukan melalui berbagai jalur : - mengutamakan organisasi kemasyarakatan yang ada - menerapkan teknologi komunikasi, informasi, motivasi (KIM) b. Pembentukan dan pembinaan kepemimpinan yang berorientasi kesehatan terhadap pemimpin/pemuda/tokoh dalam organisasi kemasyarakatan. c. Pemberian kemampuan, kekuatan dan kesempatan yang lebih banyak kepada organisasi kemasyarakatan untuk berkiprah dalam pembangunan kesehatan dengan mendaya gunakan sumberdaya masyarakat sendiri d. Peningkatan para penyelenggara upaya kesehatan dalam menerapkan (KIM) dan menggalang (PSM) untuk pembangunan kesehatan
16. Bagaimakah langkah dan kegiatan pengembangan partisipasi masy LANGKAH DAN KEGIATAN PENGEMBANGAN PARTISIPASI MASYARAKAT 1. Cara menumbuhkan partisipasi Partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan akan terwujud sebagai suatu kegiatan nyata apabila terpenuhi adanya tiga faktor utama yang mendukungnya, yaitu (1) kemauan, (2) kemampuan, dan (3) kesempatan bagi masyarakat untuk berpartisipasi (Slamet, 1992 dalam Sumardjo dan Saharudin, 2003). Ketiga faktor tersebut akan dipengaruhi oleh berbagai faktor di seputar kehidupan manusia yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya, seperti psikologis individu (needs, harapan, motif, reward), pendidikan, adanya informasi, keterampilan, teknologi, kelembagaan yang mendukung, structural dan stratifikasi sosial, budaya lokal serta peraturan dan pelayanan pemerintah. Menurut Oppenheim (1973) dalam Sumardjo dan Saharudin (2003) ada unsur yang mendukung untuk berperilaku tertentu pada diri seseorang (Person inner determinants) dan terdapat iklan atau lingkungan (Environmental factors) yang memungkinkan terjadinya perilaku tersebut. Menurut Sahidu (1998) bahwa faktor-faktor yang mampengaruhi tingkat kemauan masyarakat untuk berpartisipasi adalah motif, harapan, needs, rewards dan penguasaan informasi. Faktor yang memberikan kesempatan masyarakat untuk berpartisipasi adalah pengaturan dan pelayanan, kelembagaan, struktur dan stratifikasi sosial, budaya lokal, kepemimpinan, sarana dan prasarana. Sedangkan faktor yang mendorong adalah pendidikan, modal dan pengalaman yang dimiliki. 13)
Tiga prinsip dasar dalam menumbuhkan partisipasi masyarakat agar ikut serta dalam pembangunan dapat dilakukan dengan cara: (1) Learning process (learning by doing); Proses kegiatan dengan melakukan aktivitas proyek dan sekaligus mengamati, menganalisa kebutuhan dan keinginan masyarakat. (2) Institusional development; Melakukan kegiatan melalui pengembangan pranata sosial yang sudah ada dalam masyarakat. Karena institusi atau pranata sosial masyarakat merupakan daya tamping dan daya dukung sosial. MODUL SKN LBM 4
Anizatun Nuskiyati Page 21 (3) Participatory; Cara ini merupakan suatu pendekatan yang umum dilakukan untuk dapat menggali need yang ada dalam masyarakat (Marzali, 2003 dalam Sahidu, 1998). 14)
(Sumber : Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan May 26, 2009
17. Sebutkan faktor yang mempengaruhi partisipasi masy FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI MASY Faktor yg mempengaruhi partisipasi masyarakat a. Perilaku individu Perilaku individu dipengaruhi oleh berbagai hal seperti : tingkat pengetahuan, sikap mental, tingkat kebutuhan individu, tingkat keterikatan dalam kelompok, tingkat kemampuan sumber daya yang ada. 1) Tingkat pengetahuan Tingkat pengetahuan seseorang mempengaruhi perilaku individu. Makin tinggi pendidikan / pengetahuan kesehatan seseorang, makin tinggi kesadaran untuk berperan serta. Penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan langsung antar tingkat pendidikan ibu dan kesehatan keluarganya. Dalam permasalahan kesehatan, sering dijumpai bahwa persepsi masyarakat tidak selalu sama dengan persepsi dengan persepsi pihak provider kesehatan (tenaga kesehatan). Untuk mencapai kesepakatan atau kesamaan persepsi sehingga tumbuh keyakinan dalam hal masalah kesehatan yang dihadapi diperlukan suatu proses (KIM) yang mantap. Dalam proses ini diharapkan terjadi perubahan perilaku seseorang, yang tahap-tahapnya adalah : - pengenalan (awarenes) - peminatan (interest) - penilaian (evaluation) - percobaan (trial) - penerimaan (adoption) 2) Sikap mental Sikap mental pada hakekatnya merupakan kondisi kejiwaan, perasaan dan keinginan (mind, feeling and mood) seseorang sehingga hal tersebut berpengaruh pada perilaku serta pada akhinya perbuatan yang diwujudkannya. Kondisi ini didapatkan dari proses tumbuh kembang individu sejak masa bayi/anak dan berkembang pula dari pendidikan serta pengalaman hidupnya dalam berinteraksi dengan lingkungan/masyarakatnya. Dengan memahami sikap mental masyarakat (norma), maka para pemberi pelayanan sebagai Prime Mover akan dapat membentuk strategi perekayasaan manusia dan sosial.. 3) Tingkat kebutuhan individu MODUL SKN LBM 4
Anizatun Nuskiyati Page 22 Berkaitan dengan sistem kebutuhan yang terdapat dalam diri individu, MASLOW mengatakan bahwa pada diri manusia terdapat sejumlah kebutuhan dasar yang menggerakkannya untuk berperilaku. Kelima kebutuhan menurut MASLOW tersebut terikat dalam suatu hirarki tertentu berdasarkan kuat lemahnya MOTIVASI. Motivasi adalah penggerak batin yang mendorong seseorang dari dalam untuk menggunakan tenaga yang ada pada dirinya sebaik mungkin demi tercapainya sasaran. Implikasi dari uraian diatas adalah bahwa sepanjang perilaku berperan serta yang dikehendaki dapat memenuhi kebutuhan poko anggota masyarakat dan sejalan dengan norma dan nilai yang dianut, maka peran serta tersebut dapat berkembang. Sebaliknya, perilaku yang lain (baru ataupun berlawanan) tidak akan muncul dengan mudah apabila kebutuhan pokok anggota masyarakat tersebut tidak dipenuhi. 4) Tingkat keterikatan kelompok Suatu masyarakat terdiri dari individu/keluarga yang hidup bersama, terorganisi dalam suatu sistem sosial atau ikatan. Sesuai dengan kepentingan dan aspirasi anggotanya sistem sosial tersebut dapat berupa organisasi/ikatan : politik, ekonomi, sosbud, agama, profesi, pendidikan, hukum, dll. Organisasi / institusi bentukan dari sistem sosial tersebut bervariasi besarnya dan profil sosial ekonominya, serta tingkatannya, mulai dari paguyuban atau bahkan kelompok terisolir pada tingkat desa, kota dan nasional. 5) Tingkat kemampuan sumber daya perilaku individu juga diepengaruhi oleh tersedianya sumber daya terutama sarana untuk pemenuhan kebutuhan baik yang dimiliki olehnya maupun yang tersedia dimasyarakat b. Perilaku masyarakat Perilaku masyarakat dipengaruhi terutama oleh keadaan politik, ekonomi, sosial budaya, pendidikan dan agama 1) Keadaan dan struktur politik ; sangat penting peranannya dalam mempengaruhi derajat perilaku masyarakat yang selanjutnya akan mewujudkan peran serta masyarakat. Kestabilan dan kesepakatan politik, perangkat-perangkat lunak juga hukum yang ada serta wadah yang jelas merupakan hal penting dalam menunjang perwujudan kearah itu. 2) Keadaan ekonomi ; Sangat penting pula pengaruhnya terhadap perwujudan peran serta masyarakat, mengingat kemajuan yang dicapai dibidang ekonomi lebih memungkinkan kemampuan masyarakat untuk berperan serta dalam berbagai aspek pembangunan MODUL SKN LBM 4
Anizatun Nuskiyati Page 23 3) Aspek sosial-budaya ; turut menentukan pula pengaruhnya terhadap perwujudan peran serta masyarakat. Dalam berbagai hal masih sering dijumpai situasi dimana tata nilai budaya masyarakat indonesia tertentu belum lagi memungkinkan terwujudnya perilaku hidup sehat, apalagi untuk berperan serta dalam pembangunan kesehatan seperti yang diharapkan. 4) Aspek pendidikan ; tingkat pendidikan suatu bangsa akan mempengaruhi perilaku rakyatnya. Makin tinggi pendidikan masyarakat makin tinggi kesadaran kesehatannya. 5) Aspek Agama ; ketentuan atau ajaran-ajaran yang berlaku dalam berbagai agama mempengaruhi perilaku masyarakat. Agama dapat merupakan jembatan ataupun hambatan bagi terwujudnya perilaku positif masyarakat dalam kesehatan.
18. Sebutkan bentuk/tingkat pastrisipasi masy BENTUK/TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT Bentuk atau tingkatan2 partisipasi masyarakat Mengembangkan dan membina partisipasi masyarakat bukan pekerjaan mudah. Partisipasi masyarakat memerlukan kemampuan, kesempatan dan motivasi. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat dapat terjadi dalam berbagai tingkatan, yaitu : 1) Tingkat partisipasi masyarakat karena perintah atau karena paksaan 2) Tingkat partisipasi masyarakat karena imbalan atau karena insentif 3) Tingkat partisipasi masyarakat karena identifikasi atau karena ingin meniru 4) Tingkat partisipasi masyarakat karena kesadaran 5) Tingkat partisipasi masyarakat karena tuntutan akan hak azasi dan tanggung jawab Tingkat partisipasi masyarakat nomor 5 biasanya muncul di negara-negara maju yang berpaham demokrasi. Sedangkan partisipasi yang muncul di negara-negara sedang berkembang yang pola budayanya umumnya paternalistik, tingkat partisipasi masyarakatnya adalah nomor 1 s/d nomor 4 (terutama nomor 1 s/d 3). Umumnya orang berpendapat bahwa partisipasi masyarakat erat kaitannya dengan sifat gotong-royong masyarakat yang sudah membudaya, namun itu bukan satu-satunya faktor penentu yang mempengaruhi partisipasi, akan tetapi partisipasi masyarakat itu merupakan hal yang kompleks dan sering sulit diperhitungkan karena terlalu banyak faktor yang mempengaruhinya.
19. Sebutkan faktor pendorong dan penghambat pastrisipasi masy FAKTOR PENDORONG DAN PENGHAMBAT PARTISIPASI MASY Faktor pendorong dan penghambat partisipasi masyarakat Faktor Pendorong Partisipasi Masyarakat MODUL SKN LBM 4
Anizatun Nuskiyati Page 24 Dalam upaya mengembangkan dan membina partisipasi masyarakat ada beberapa faktor yang bisa membantu atau mendorong upaya tersebut, yang antara lain adalah : a. Faktor pendorong di masyarakat Konsep partisipasi masyarakat sebenarnya bukan hal yang baru bagi kita di Indonesia. Dari sejak nenek moyang kita, telah dikenal adanya semangat gotong-royong dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan di masyarakat. Semangat gotong-royong ini bertolak dari nilai-nilai budaya yang menyangkut hubungan antar manusia. Semangat ini mendorong timbulnya partisipasi masyarakat . Faktor pendorong di pihak provider Faktor pendorong terpenting yang ada di pihak provider adalah adanya kesadaran di lingkungan provider, bahwa perilaku merupakan faktor penting dan besar pengaruhnya terhadap derajat kesehatan. Kesadaran ini melandasi pemikiran pentingnya partisipasi masyarakat. Selain itu keterbatasan sumber daya dipihak provider juga merupakan faktor yang sangat mendorong pihak provider untuk mengembangkan dan membina partisipasi masyarakat. Faktor Penghambat Partisipasi Masyarakat a. Faktor penghambat yang terdapat di masyarakat a. persepsi masyarakat yang sangat berbeda dengan persepsi provider tentang masalah kesehatan yang dihadapi b. susunan masyarakat yang sangat heterogen dengan kondisi sosial budaya yang sangat berbeda-beda pula c. pengalaman pahit masyarakat tentang program sebelumnya d. adanya kepentingan tetap (vested interest) dari beberapa pihak dimasyarakat e. sistim pengambilan keputusan dari atas kebawah f. adanya berbagai macam kesenjangan sosial g. kemiskinan b. Faktor penghambat yang terdapat di pihak provider a. terlalu mengejar target sehingga terjerumus dalam pendekatan yang tidak partisipatif b. pelaporan yang tidak obyektif (ABS) hingga provider keliru mentafsirkan situasi c. birokrasi yang sering memperlambat kecepatan dan ketepatan respons pihak provider terhadap perkembangan masyarakat d. persepsi yang berbeda antara provider dan masyarakat
20. Sebutkan Keuntungan patrisipasi masy bagi peningkatan derajat kesehatan KEUNTUNGAN PARTISIAPASI MASY BAGI PENINGKATAN DERAJAT KESEHATAN Keuntungan partisipasi masyarakat a. Bagi masyarakat Dengan berpartisipasinya masyarakat dibidang kesehatan maka : MODUL SKN LBM 4
Anizatun Nuskiyati Page 25 a. Upaya kesehatan yang dilaksanakan benar-benar sesuai dengan masalah yang dihadapi masyarakat, tidak hanya bertolak dari asumsi para penyelenggara semata. b. Upaya kesehatan bisa diterima dan terjangkau oleh masyarakat, baik secara fisik, sosial maupun secara ekonomis. Ini karena mesyarakat berpartisipasi dalam merumuskan masalahnya dan dalam merencanakan pemecahannya c. Masyarakat merasa puas, karena mempunyai andil pula dalam menilai pelaksanaan daripada upaya kesehatan yang sudah direncanakan dan dilaksanakan bersama. d. Dengan berpartisipasinya masyarakat dalam proses pemecahan masalah dibidang kesehatan akan mengembangkan kemampuan dan sikap positif serta motivasi mereka untuk hidup sehat atas dasar swadaya. b. Bagi pihak penyelenggara pelayanan (provider) a. dengan adanya partisipasi masyarakat, berarti adanya penemuan dan pengerahan potensi masyarakat untuk pembangunan di bidang kesehatan, dan membantu memecahkan masalah keterbatasan sumber daya yang dimiliki pemerintah, baik sumber daya tenaga, biaya, maupun fasilitas. b. Partisipasi masyarakat membantu upaya perluasan jangkauan pelayanan kesehatan c. Partisipasi masyarakat menciptakan adanya rasa ikut memiliki dan rasa ikut bertanggungjawab dipihak masyarakat terhadap masalah dan program kesehatan, hingga hal ini memperlancar munculnya aspirasi-aspirasi dari bawah. d. Partisipasi masyarakat dapat pula merupakan wadah dan jalur untuk kontrol terhadap pelayanan kesehatan yang dilaksanakan pemerintah e. Partisipasi masyarakat dibidang kesehatan dapat menjadi pintu masuk (entry point) bagi partisipasi masyarakat dalam pembangunan di bidang lain f. Partisipasi masyarakat merupakan mekanisme berkembangnya dialog antara masyarakat dan pihak penyelenggaraan pelayanan (provider) dan antara masyarakat denganmasyarakat sendiri, hingga tercipta kesamaan berbagai pengertian dan pandangan tentang masalah dan cara pendekatannya.
21. Bagaimanakah kedudukan pemberdyaan sebagai dasar pembangunan kesehatan KEDUDUKAN PEMBERDAYAAN SBG DASAR PEMBANGUNAN KES Merupakan Dasar nomer 2 : Pemberdayaan setiap orang dan masyarakat bersama dengan peran pemerinta untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Meningkatnya peran aktif masyarakat, seperti lembaga swadaya masyarakat, organisasi profesi, dan swasta dalam hal pengorganisasian, penggerakkan dan pendanaan kegiatan masyarakat merupakan peluang yg nyata dewasa ini di Indonesia, yg harus tetap dimantapkan. Juga meningkatnya kesadaran masyarakat atau perorangan terhadap pola hidup sehat serta pentingnya lingkungan hidup yg sehat merupakan peluang yg nyata di Indonesia dan juga diberbagai negara lain.
Setiap orang dan juga masyarakat bersama dengan pemerintah berperan, berkewajiban dan bertanggung jawab untuk memelihara, serta meningkatkan derajat kesehatan MODUL SKN LBM 4
Anizatun Nuskiyati Page 26 perorangan, keluarga, masyarakat beserta lingkungannya. Setiap upaya kesehatan harus mampu membangkitkan dan mendorong peran serta masyarakat. Pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan berlandaskan pada kepercayaan atas kemampuan dan kekuatan sendiri serta bersendikan kepribadian bangsa. Sesuai dengan peraturan perundangan yg berlaku, masyarakat memiliki kesempatan utk berperan serta dalam penyelenggaraan upaya kesehatan beserta penyediaan sumber dananya. Selanjutnya, pemerintah mpy kewajiban dan wewenang utk membina, mendorong dan menggerakkan swadaya masyarakat agar dapat lebih berhasil guna dan berdaya guna dengan mempersiapkan perangkat peraturan dan tata caranya. Pemberdayaan masyarakat melalui lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (disebut Dewan Kelurahan) dan Dewan Kecamatan yg meibatkan berbagai unsur, memiliki potensi besar utk meningkatkan upaya kesehatan masyarakat. Upaya pemberdayaan masyarakat hingga saat ini masih menempatkan masyarakat sebagai obyek dan upayanya lebih banyak berupa bantuan kemanusiaan (charity) yg bersifat mendesak (emergency), pengerakan (mobilisasi) baru bersifat sementara dan baru pada tahap pengembangan ( Sumber : Buku Pembangunan Kesehatan di Indonesia, R. Hapsara Habib Rachmat)
22. Bagaimanakah pemberdayaan kesehatan sebagai sub sistem SKN PEMBERDAYAAN KES SBG SUB SISTEM SKN Pemberdayaan masyarakat adalah sebagai subyek sekaligus obyek dari sistem kesehatan. Dalam dimensi kesehatan, pemberdayaan merupakan proses yg dilakukan oleh masyarakat (dengan atau tanpa campur tangan pihak luar) utk meperbaiki kondisi lingkungan, sanitasi dan aspek lainnya secara langsung maupun tdk langsung berpengaruh dlm kesehatan masyarakat.
Program pemberdayaan yg akan mempengaruhi kualitas hidup adalah pemberdayaan masyarakat miskin. faktor ini akan mampu memutuskan ketertinggalan rakyat baik dari segi pendidikan, ekonomi maupun kesehtan. Faktor lain yg akan menjamin penguatan daya tawar dan akses guna mendukung masyarakat utk memperoleh dan memanfaatkan input sember daya yg dpt meningkatkan kegiatan ekonomi adalah melakukan penguatan lembaga dan organisasi masyarakat.
Pembiayaan program pemberdayaan akan menjadi aspek yg penting utk menjamin keberlangsungan program. Oleh karena itu, berdirinya lembaga swadaya dgn dukungan pihak ketiga seperti perusahaan dan volunter sangat berpengaruh terhadap penguatan organisasi masyarakat. Pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat menciptakan suasana yg memungkinkan potensi masyarakat utk berkembang disertai dgn dorongan dan motivasi bahwa pada dasarnya setiap orang memiliki potensi yg harus dikembangkan.
MODUL SKN LBM 4
Anizatun Nuskiyati Page 27 Pemberdayaan masyarakat diselenggarakan melalui upaya promosi kesehatan atau disebut pendidikan kesehatan masyarakat atau penyuluhan masyarakat. Pasal 38 UU No.23 tahun 1992 menyebutkan bahwa penyuluhan kesehatn masyarakat diselenggarakan guna meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan, kemampuan masyarakat utk hidup sehat, aktif dan berperan serta dalam upaya kesehatan (Sumber : Buku Sistem Kesehatan, Wiku adisasmito, Ph. D)
STEP 4
PROMOSI KESEHATAN BINA SUASANA STRATEGI ADVOKASI PEMBERDAYAAN MASY MISI VISI TUJUAN PHBS PARTISIPASI MASY PROGRAM PEM- KESEHATAN PRIMER SEKUNDER TERSIER