Você está na página 1de 27

MODUL SKN LBM 4

Anizatun Nuskiyati Page 1


STEP 7
PROMOSI KESEHATAN
Definisi
Promosi Kesehatan adalah suatu proses membantu individu dan masyarakat
meningkatkan kemampuan dan ketrampilannya guna mengontrol berbagai faktor yang
berpengaruh pada kesehatan,sehingga dapat meningkatkan derajat
kesehatannya(WHO).

Promosi kesehatan adalah kombinasi dari pendidikan kesehatan dan faktor-faktor
organisasi, ekonomi, dan lingkungan yang seluruhnya mendukung terciptanya perilaku
kesehatan meliputi: perilaku pencegahan, perilaku sakit, dan perilaku peran sakit.

Hubley( 2002 )mengatakan bahwa pemberdayaan kesehatan(health empowerment
),sadar kesehatan ( health literacy ) dan promosi kesehatan ( health promotion )
diletakkan dalam kerangka pendekatan yang komprehensif

WHO telah merumuskan suatu bentuk definisi mengenai promosi kesehatan :
Health promotion is the process of enabling people to increase control over, and
improve, their health. To reach a state of complete physical, mental, and social, well-
being, an individual or group must be able to identify and realize aspirations, to satisfy
needs, and to change or cope with the environment . (Ottawa Charter,1986).
Jadi, dapat disimpulkan dari kutipan tersebut diatas bahwa Promosi Kesehatan adalah
proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatannya. Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan yang
sempurna, baik fisik, mental, dan sosial, maka masyarakat harus mampu mengenal
serta mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu mengubah atau mengatasi
lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya dan sebagainya).
Australian Health Foundation merumuskan batasan lain pada promosi kesehatan
sebagai berikut

Health promotion is programs are design to bring about changewithin people,
organization, communities, and their environment .
Artinya bahwa promosi kesehatan adalah program-program kesehatan yang dirancang
untuk membawa perubahan (perbaikan), baik di dalam masyarakat sendiri, maupun
dalam organisasi dan lingkungannya.

1. Apa tujuan promosi kesehatan?
Tujuan Umum
Peningkatan keterpaduan penyelenggaraan program promosi kesehatan tahun 2006
dalam mencapai indikator keberhasilan PHBS RT sehat 37% untuk mendukung Indonesia
Sehat 2010.

MODUL SKN LBM 4

Anizatun Nuskiyati Page 2
Tujuan Khusus
a. Meningkatnya pengetahuan bagi pengelola promosi kesehatan dalam pencapaian
program promosi kesehatan tahun 2006.
b. Meningkatkan koordinasi dan integrasi pelaksanaan program promosi kesehatan di
daerah dan di pusat.
c. Mewujudkan pengembangan desa sehat yang berorientasi promotif dan preventif
terutama dalam penanggulangan KLB.
d. Peningkatan pengembangan media informasi dan Komunikasi tentang kesehatan.
e. Peningkatan pendidikan kesehatan kepada provider dan masyarakat

Menentukan Tujuan Promosi Kesehatan
Pada dasarnya tujuan utama promosi kesehatan adalah untuk mencapai 3 hal, yaitu :
a. Peningkatan pengetahuan atau sikap masyarakat
b. Peningkatan perilaku masyarakat
c. Peningkatan status kesehatan masyarakat

Menurut Green (1990) tujuan promosi kesehatan terdiri dari 3 tingkatan, yaitu :
a. Tujuan Program
Merupakan pernyataan tentang apa yang akan dicapai dalam periode waktu
tertentu yang berhubungan dengan status kesehatan
b. Tujuan Pendidikan
Merupakan deskripsi perilaku yang akan dicapai dapat mengatasi masalah
kesehatan yang ada

c. Tujuan Perilaku

Merupakan pendidikan atau pembelajaran yang harus tercapai (perilaku yang
diinginkan). Oleh sebab itu, tujuan perilaku berhubungan dengan pengetahuan dan
sikap.

Tujuan promosi kesehatan adalah untuk mempengaruhi sikap masing-masing mengenai
kesehatan secara individu dan menentukan keputusan mereka atas pilihannya secara
personal menuju gaya hidup yang sehat dan positif.
Ada beberapa tujuan khusus secara jelas yang harus di sampaikan pada individu adalah
sebagai berikut :
1. Mempengaruhi sikap untuk menerima gaya hidup yang sehat dan positif
2. Mempengaruhi dan memelihara kebiasaan makan dengan kandungan gizi yang
optimal
3. Mempengaruhi berhenti merokok demi kesehatan
4. Membantu dan mengatasi stress yang dialami dalam kehidupan

MODUL SKN LBM 4

Anizatun Nuskiyati Page 3
2. Apa sasaran promosi kesehatan?
Sasaran dibagi dalam 3 kelompok sasaran yaitu :
Sasaran Primer (Primary Target)
Masyarakat pada umumnya menjadi sasaran langsung segala upaya pendidikan atau
promosi kesehatan. Sesuai dengan masalah kesehatan, maka sasaran ini dapat
dikelompokkan menjadi kepala keluarga untuk masalah kesehatan umum, ibu hamil
dan menyusui untuk masalah KIA, anak sekolah untuk kesehatan remaja dan
sebagainya. Upaya promosi yang dilakukan terhadap sasarn primer ini sejalan dengan
strategi pemberdayaan masyarakat.
Sasaran Sekunder (Secondary Target)
Para tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat dan sebagainya. Disebut sasaran
sekunder karena dengan memberikan pendidikan kesehatan pada kelompok ini
diharapkan untuk selanjutnya kelompok ini akan memberikan pendidikan kesehatan
pada masyarakat sekitarnya. Disamping itu dengan perilaku sehat para tokoh
masyarakat sebagai hasil pendidikan kesehatan yang diterima, maka para tokoh
masyarakat ini akan memberikan contoh atau acuan perilaku sehat bagi masyarakat
sekitarnya. Upaya promosi kesehatan yang ditujuakan pada sasaran sekunder ini
adalah sejalan dengan strategi dukungan social (Social Suport).
Sasaran Tersier (Tertiary Target)
Para pembuat keputusan atau penentu kebijakan baik ditingkat pusat maupun daerah
adalah sasaran tersier pendidikan kesehatan. Dengan kebijakan-kebijakan atau
keputusan yang dikeluarkan oleh kelompok ini akan mempunyai dampak terhadap
perilaku para tokoh masyarakat (Sasaran Sekunder), dan juga kepada masyarakat
umum (Sasaran Primer). Upaya promosi kesehatan yang ditujuakan kepada sasaran
tersier ini sejalan dengan strategi advokasi.
( Sumber : Buku Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo,
Rineka Cipta)
3. Apa saja strategi promosi kesehatan?
STRATEGI PROMOSI KESEHATAN
Menyadari rumitnya hakikat dari perilaku,
maka perlu dilaksanakan strategi promosi
kesehatan paripurna yang terdiri dari
(1) pemberdayaan, yang didukung oleh
(2) bina suasana dan
(3) advokasi, serta dilandasi oleh semangat
(4)kemitraan.
Pemberdayaan adalah pemberian informasi
dan pendampingan dalam mencegah dan
menanggulangi masalah kesehatan,
gunamembantu individu, keluarga atau
kelompok-kelompok masyarakat menjalani
tahap-tahap tahu,mau dan mampu
mempraktikkan PHBS. Bina suasana adalah
pembentukan suasana lingkungan sosial
yang kondusif dan mendorong
dipraktikkannya PHBS serta penciptaan
panutan-panutan dalam mengadopsi PHBS
dan melestarikannya.
Sedangkan advokasi adalah pendekatan dan
motivasi terhadap pihak-pihak tertentu yang
diperhitungkan dapat mendukung
keberhasilan pembinaan PHBS baik dari segi
materi maupun non materi
MODUL SKN LBM 4

Anizatun Nuskiyati Page 4
.


Strategi global menurut WHO 1984
Advokasi (Advocacy)
Kegiatan yang ditujukan kepada pembuat keputusan atau penentu kebijakan baik
dibidang kesehatan maupun sector lain diluar kesehatan, yang mempunyai pengaruh
terhadap public. Tujuannya adalah agar para pembuat keputusan ini mengeluarkan
kebijakan-kebijakan, atara lain dalam bentuk : peraturan, undang-undang, instruksi,
dan sebagainya yang menguntungkan kesehatan publik.
Dukungan social (Social Suport)
Kegiatan yang ditujukan kepada para tokoh masyarakat, baik formal (Guru, Lurah,
Camat, Petugas kesehatan, dan sebagainya) maupun informal (Tokoh agama dan
sebagainya ) yang mempunyai pengaruh dimasyarakt. Tujuan kegiatan ini adalah agar
kegiatan dan program kesehatan tersebut memperoleh dukungan dari tokoh
masyarakat dan agama. Selanjutnya Toma dan Toga ini dapat menjembatani antara
pengelola program kesehatan dengan masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat (Empowerment)
Pemberdayaan ini ditujukan kepada masyarakat langsung, sebagai sasaran primer
promosi kesehatan. Tujuaannya adalah agar masyarakat memiliki kemampuan dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri. Pemberdayaan masyarakat
ini dapat diwujutkan dalam berbagai kegiatan antara lain penyuluhan kesehatan,
pengorganisasian, dan pembangunan masyarakat dalam bentuk misalnya koperasi
dan pelatihan ketrampilan dalam rangka peningkatan pendapatan keluarga (latihan
menjahit, pertukangan, peternakan dan sebagainnya). Melalui kegiatan-kegiatan
tersebut diharapkan masyarakat memiliki kemampuan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan mereka sendiri (self relince in health).

Strategi promosi kesehatan berdasarkan piagam Ottawa (Ottawa Charter) Dikelompokkan
menjadi 5 butir yaitu :
MODUL SKN LBM 4

Anizatun Nuskiyati Page 5
1. Kebijakan berwawasan kesehatan (healthy public policy)
Kegiatan yang ditujukan kepada para pembuat keputusan atau penentu kebijakan.
Sehingga dikeluarkan atau dikembangkannya kebijakan-kebijakan pembangunan yang
berwawasan kesehatan. Hal ini berarti bahwa setiap kebijakan pembangunan dibidang
apa saja harus mempertimbangkan dampak kesehatannya bagi masyarakat.
2. Lingkungan yang mendukung (supportive environment)
Kegiatan untuk mengembangkan jaringan kemitraan dan suasana yang mendukung.
Kegiatan ini ditujukan kepada para pemimpin organisasi masyarakat serta pengelola
tempat-tempat umum (public places). kegiatan mereka diharapkan memperhatikan
dampaknya terhadap lingkungan, baik lingkunagn fisik maupun lingkunagn non fisik
yang mendukung atau kondusif terhadap kesehatan masyarakat.
3. Reorientasi pelayanan kesehatan (reorient health service)
Kesehatan masyarakat bukan hanya masalah pihak pemberi pelayanan (provider), baik
pemerintah maupun swasta saja, melainkan juga masalah masyarakat sendiri
(consumer). Oleh sebab itu penyelenggaraan pelayanan kesehatan juga merupakan
tanggung jawab bersama antara pihak pemberi pelayanan (provider) dan pihak
penerima pelayanan (consumer). Dewasa ini titik berat pelayanan kesehatan masih
berada pada pihak pemerintah dan swasta, dan kurang melibatkan masyarakat
sebagai penerima pelayanan. Melibatkan masyarakat dalam pelayanan kesehatan
berarti memberdayakan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatannya sendiri.
4. Ketrampilan individu (personal skill)
Kesehatan masyarakat adalah kesehatan agregat, yang terdiri dari kelompok, keluarga
an individu. Oleh sebab itu kesehatan masyarakat terwujud apabila kesehatan
kelompok, kesehatan masing-masing keluarga, dan kesehatan individu terwujud. Oleh
sebab itu meningkatkan ketrampilan setiap anggota masyarakat agar mampu
memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri adalah sangat penting.
5. Gerakan masyarakat (community action)
Kesehatan masyarakat adalah perwujudan kesehatan kelompok, keluarga dan individu.
Oleh sebab itu mewujudkan derajat kesehatan masyarakat akan efektif apabila
unsure-unsur yg ada dimasyrakat dalam mengupayakan peningkatan kesehatan
mereka sendiri adalah wujud dari gerakan masyarakat (community action)
( Sumber : Buku Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo,
Rineka Cipta)
4. Apa visi dan misi promosi kesehatan?
Visi dan misi
visi dari promosi kesehatan tidak akan terlepas dari koridor Undang-Undang Kesehatan
Nomor 23 tahun 1992 serta organisasi kesehatan dunia WHO (World Health
organization).
Adapun visi dari promosi kesehatan adalah sebagai berikut :
MODUL SKN LBM 4

Anizatun Nuskiyati Page 6
1. Meningkatnya kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan, baik fisik, mental, dan sosialnya sehingga produktif secara ekonomi maupun
sosial.
2. Pendidikan kesehatan disemua program kesehatan, baik pemberantasan penyakit
menular, sanitasi lingkungan, gizi masyarakat, pelayanan kesehatan, maupun program
kesehatan lainnya dan bermuara pada kemampuan pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan individu, kelompok, maupun masyarakat.
Dalam mencapai visi dari promosi kesehatan diperlukan adanya suatu upaya yang harus
dilakukan dan lebih dikenal dengan istilah Misi . Misi promosi kesehatan merupakan
upaya yang harus dilakukan dan mempunyai keterkaitan dalam pencapaian suatu visi.

Secara umum Misi dari promosi kesehatan adalah sebagai berikut :
1. Advokasi (Advocation)
Advokasi merupakan perangkat kegiatan yang terencana yang ditujukan kepada para
penentu kebijakan dalam rangka mendukung suatu isu kebijakan yang spesifik. Dalam hal
ini kegiatan advokasi merupakan suatu upaya untuk mempengaruhi para pembuat
keputusan (decission maker) agar dapat mempercayai dan meyakini bahwa program
kesehatan yang ditawarkan perlu mendapat dukungan melalui kebijakan atau keputusan-
keputusan.
2. Menjembatani (Mediate)
Kegiatan pelaksanaan program-program kesehatan perlu adanya suatu kerjasama
dengan program lain di lingkungan kesehatan, maupun lintas sektor yang terkait. Untuk
itu perlu adanya suatu jembatan dan menjalin suatu kemitraan (partnership) dengan
berbagai program dan sektor-sektor yang memiliki kaitannya dengan kesehatan.
Karenanya masalah kesehatan tidak hanya dapat diatasi oleh sektor kesehatan sendiri,
melainkan semua pihak juga perlu peduli terhadap masalah kesehatan tersebut. Oleh
karena itu promosi kesehatan memiliki peran yang penting dalam mewujudkan kerjasama
atau kemitraan ini.
3. Kemampuan/Keterampilan (Enable)
Masyarakat diberikan suatu keterampilan agar mereka mampu dan memelihara serta
meningkatkan kesehatannya secara mandiri. Adapun tujuan dari pemberian keterampilan
kepada masyarakat adalah dalam rangka meningkatkan pendapatan keluarga sehingga
diharapkan dengan peningkatan ekonomi keluarga, maka kemapuan dalam pemeliharaan
dan peningkatan kesehatan keluarga akan meningkat.
5. Apa saja ruang lingkup promosi kesehatan?
Terdiri dari 2 dimensi yaitu :
a. Dimensi Aspek Pelayanan Kesehatan
Kesehatan masyarakat itu mencakup 4 aspek pokok, yakni : promotif, preventif, kuratif
dan rehabilitatif. Ahli lain hanya membaginya menjadi 2 aspek, yakni : a) Aspek
promotif dengan sasaran kelompok orang sehat, b) Aspek preventif (pencegahan) dan
kuratif (penyembuhan) dengan sasaran kelompok orang yang beresiko tinggi
terhadap penyakit dan kelompok yang sakit. Sejalan dengan uraian ini, maka ruang
lingkup pendidikan / promosi kesehatan juga dikelompokkan menjadi dua.
MODUL SKN LBM 4

Anizatun Nuskiyati Page 7
a. Pendidikan kesehatan pada aspek promotif
Sasaran pendidikan atau promosi kesehatan pada aspek promotif adalah
kelompok orang sehat. Selama ini kelompok orang sehat kurang memperoleh
perhatian dalam upaya kesehatan masyarakat. Padahal kelompok orang sehat
disuatu komunitas sekitar 80-85% dari populasi. Apabila jumlah ini tidak dibina
kesehatannya, maka jumlah ini akan meningkat. Oleh sebab itu pendidikan
kesehatan pada kelompok ini perlu ditingkatkan atau dibina agar tetap sehat,
atau lebih meningkat lagi.

b. Pendidikan kesehatan pada aspek pencegahan dan penyembuhan
Pada aspek ini upaya pendidikan kesehatan mencakup 3 upaya atau kegiatan,
yaitu :
1) Pencegahan Tingkat Pertama (Primary Prevention)
Sasaran promosi / pendidikan kesehatan pada aspek ini adalah
Kelompok masyarakat yang berisiko tinggi (high risk), misalnya :
kelompok ibu hamil dan menyusui, para perokok, obesitas, para pekerja
seks (wanita atau pria), dan sebagainnya. Tujuan upaya pendidikan /
promosi kesehatan pada kelompok ini adalah agar mereka tidak jatuh
sakit atau terkena penyakit.
2) Pencegahan Tingkat Kedua (Secondary Prevention)
Sasaran promosi kesehatan pada aspek ini adalah para penderita
penyakit kronis, misalnya asma, DM, TBC, reumatik, tekanan darah
tinggi dan sebagainnya. Tujuan upaya promosi kesehatan pada
kelompok ini adalah agar penderita mampu mencegah penyakitnya
menjadi lebih parah.
3) Pencegahan Tingkat Ketiga (Tertiary Prevention)
Sasaran promosi kesehatan pada aspek ini adalah kelompok pasien
yang baru sembuh (recovery) dari suatu penyakit. Tujuannya adalah
agar mereka segera pulih kembali kesehatannya.

b. Dimensi tatanan (setting) atau tempat pelaksanaan promosi kesehatan
Dapat dikelompokkan menjadi :
Promosi kesehatan pada tatanan keluarga (rumah tangga)
Keluarga atau rumah tangga adalah unit masyarakat terkecil. Oleh sebab itu
untuk mencapai perilaku masyarakat yang sehat harus dimulai di masing-
masing keluarga. Di dalam keluargalah mulai terbentuk perilaku-perilaku
masyarakat. Orang tua (ayah dan ibu) merupakan sasaran utama dalam
promosi kesehatan pada tatanan ini.
Pendidikan kesehatan pada tatanan sekolah
Sekolah merupakan perpanjangan tangan pendidikan kesehatan bagi
keluarga. sekolah, terutama guru pada umumnya lebih dipatuhi oleh murid-
muridnya. Oleh sebab itu lingkungan sekolah, baik lingkungan fisik maupun
lingkungan sosial yang sehat, akan sangat berpengaruh terhadap perilaku
MODUL SKN LBM 4

Anizatun Nuskiyati Page 8
sehat anak-anak (murid). Kunci pendidikan kesehatan di sekolah adalah guru,
oleh sebab itu perilaku guru harus dikondisikan, melalui pelatihan-pelatihan
kesehatan, seminar, lokakarya dan sebagainya.
Pendidikan kesehatan di tempat kerja
Lingkungan kerja yang sehat (fisik dan non fisik) akan mendukung kesehatan
pekerja atau karyawannya dan akhirnya akan menghasilkan produktivitas
yang optimal. Sebaliknya lingkungan kerja yang tidak sehat serta rawan
kecelakaan kerja akan menurunkan derajat kesehatan pekerjanya dan
akhirnya kurang produktif. Oleh sebab itu pemilik, pemimpin atau manajer
dari institusi tempat kerja termasuk perkantoran merupakan sasaran promosi
kesehatan sehingga mereka peduli terhadap kesehatan para pekerjanya dan
mengembangkan unit pendidikan kesehatan di tempat kerja
Pendidikan di tempat-tempat umum
Tempat tempat umum disini mencakup pasar, terminal bus, bandar udara,
tempat-tempat perbelanjaan, tempat-tempat olahraga, taman-taman kota
dan sebagainnya. Tempat-tempat umum yang sehat, bukan saja terjaga
kebersihannya, tetapi juga harus dilengkapi dengan fasilitas kebersihan dan
sanitasi, terutama WC umum dan sarana air bersih, serta tempat sampah.
Para pengelola tempat-tempat umum merupakan sasaran promosi
kesehatan agar mereka melengkapi tempat-tempat umum dengan fasilitas
yg dimaksud, disamping melakukan himbauan himbauan kebersihan dan
kesehatan bagi pemakai tempat umum atau masyarakat melalui pengeras
suara, poster, leaflet, dan sebagainya.
Fasilitas pelayanan kesehatan
Fasilitas pelayanan kesehatan ini mencakup RS, puskesmas, poliklinik, rumah
bersalin, dan sebagainya. Kadang-kadang sangat ironis, dimana RS atau
puskesmas tidak menjaga kebersihan fasilitas pelayanan kesehatan. Keadaan
fasilitas tersebut kotor, bau, tidak ada air, tidak ada tempat sampah dan
sebagainya. Oleh sebab itu pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan
merupakan sasaran utama promosi kesehatan di fasilitas pelayanan
kesehatan ini. Mereka inilah yang bertanggung jawab atas terlaksananya
pendidikan atau promosi kesehatan di institusinya tersebut.

Ruang Lingkup Berdasarkan Tingkat Pelayanan
Berdasarkan dimensi tingkat pelayanan kesehatan, pendidikan kesehatan dapat
dilakukan berdasarkan 5 tingkat pencegahan dari Leavel and Clark
Promosi Kesehatan (Health Promotion)
Dalam tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan misalnya dalam peningkatan
gizi, kebiasaan hidup, perbaikan sanitasi lingkungan, kesehatan perorangan dan
sebagainya
Perlindungan Khusus (Spesific Protection)
Dlam program imunisasi sebagai bentuk pelayanan perlindungan khusus ini
pendidikan kesehatan sangat diperlukan terutama di negara-negara berkembang.
MODUL SKN LBM 4

Anizatun Nuskiyati Page 9
Hal ini karena kesadaran masyarakat tentang pentingnya imunisasi sebagai cara
perlindungan terhadap penyakit pada orang dewasa maupun pada anak-anaknya
masih rendah.
Diagnosis dini dan pengobatan segera (Early Diagnosis and Prompt Treatment)
Dikarenakan rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap
kesehatan dan penyakit, maka penyakit-penyakit yang terjadi di dalam masyarakat
sering sulit terdeteksi. Bahkan kadang-kadang masyarakat sulit atau tidak mau
diperiksa dan diobati penyakitnya. Hal ini akan menyebabkan masyarakat tidak
memperoleh pelayanan kesehatan yang layak. Oleh sebab itu pendidikan
kesehatan / promosi kesehatan sangat diperlukan pada tahap ini.
Pembatasan Cacat (Disability Limitation)
Kurangnya pengertian dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan dan penyakit,
seringkali mengakibatkan masyarakat tidak melanjutkan pengobatannya sampai
tuntas. Mereka tidak melakukan pemeriksaan dan pengobatan yang komplit
terhadap penyakitnya. Pengobatan yang tidak layak dan sempurna dapat
mengakibatkan orang yang bersangkutan menjadi cacat atau memiliki
ketidakmampuan untuk melakukan sesuatu. Oleh karena itu pendidikan kesehatan
juga diperlukan pada tahap ini.
Rehabilitas (Rehabilitation)
Setelah sembuh dari suatu penyakit tertentu, kadang-kadang orang menjadi cacat.
Untuk memulihkan cacatnya tersebut diperlukan latihan-latihan tertentu. Oleh
karena kurangnya pengertian dan kesadaran orang tersebut, ia tidak atau segan
melakukan latihan-latihan yang dianjurkan. Disamping itu orang yang cacat setelah
sembuh dari penyakit, kadang merasa malu untuk kembali ke masyarakat. sering
terjadi pula masyarakat tidak mau menerima mereka sebagai anggota masyrakat
yang normal. Oleh sebab itu jelas pendidikan kesehatan diperlukan bukan saja
untuk orang yang cacat tersebut, tetapi juga untuk masyarakat.
( Sumber : Buku Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo,
Rineka Cipta)

6. Apa saja kendala dari promosi kesehatan?
Kendala-Kendala Pelaksanaan Promosi
Kesehatan Dana untuk promosi berasal dari Dana Alokasi Umum (DAU).Dana yang
bersumber dari DAU dianggap masih sangat minim yang dialokasikan untuk kegiatan
promosi kesehatan. Tahun 2010 sama sekali tidak ada dana dari DAU untuk promosi
kesehatan, sehingga berbagai kegiatan terhambat bahkan tidak berjalan seperti kegiatan
pelatihan promosi kesehatan.Pemegang program mengakui ada dana operasional
maupun dana untuk kegiatan promosi kesehatan. Kepala Puskesmas menyatakan tidak
ada dana untuk promosi kesehatan di Puskesmas. Sumber Daya Manusia untuk promosi
kesehatan juga cukup menjadi masalah, karena saat ini tenaga promosi kesehatan
bervariasi di tiap Puskesmas ada yang belatar belakang pendidikan sanitasi, perawat gigi,
bidan, SPK, dll.
MODUL SKN LBM 4

Anizatun Nuskiyati Page 10

7. Apa saja metode-metode promosi kesehatan?
Ada 3 metode, yaitu ;
1. Metode Pendidikan Individual (perorangan)
Dasar digunakannya pendekatan individual ini karena setiap orang mempunyai
masalah atau alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan penerimaan
atau perilaku baru tersebut. agar petugas kesehatan mengetahui dengan tepat
serta dapat membantunya maka perlu menggunakan metode ini. Bentuk
pendekatan ini, antara lain :
a. Bimbingan dan penyuluhan (Guidance and Counceling)
Dengan cara ini kontak antara klien dengan petugas lebih intensif. Setiap
masalah yang dihadapi oleh klien dapat diteliti dan dibantu
penyelesaiannya. akhirnya klien tersebut dengan sukarela, berdasarkan
kesadaran dan penuh pengertian akan menerima perilaku tersebut
(mengubah perilaku).
b. Interview (wawancara)
Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan.
Wawancara antara petugas kesehatan dengan klien untuk menggali
informasi mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan, apakah ia
tertarik atau tidak terhadap perubahan, untuk mengetahui apakah perilaku
yang sudah atau yang akan diadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan
kesadaran yg kuat. apabila belum maka perlu penyuluhan yg lbh
mendalam.
2. Metode Pendidikan Kelompok
Dalam memilih metode pendidikan kelompok, harus diingat besarnya
kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal dari sasaran. Untuk
kelompok yang besar, metodenya akan lain dengan kelompok kecil. Efektifitas
suatu metode akan tergantung pula pada besarnya sasaran pendidikan.
Kelompok Besar
yang dimaksud kelompok besar disini adalah apabila peserta penyuluhan
itu lebih dari 15 orang. Metode yang baik untuk kelompok besar ini, antara
lain ceramah dan seminar.
Kelompok Kecil
Apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang biasanya kita sebut
kelompok kecil. Metode metode yang cocok untuk kelompok kecil ini
antara lain :
Diskusi kelompok
Agar semua anggota kelompok dapat bebas berpartisipasi dalam
diskusi maka formasi duduk para peserta diatur sedemikian rupa
sehingga mereka dapat berhadap-hadapan atau saling memandang
satu sama lain, misalnya dalam bentuk lingkaran atau segi empat.
Untuk memulai diskusi, pemimpin diskusi harus memberikan
pancingan-pancingan yang dapat berupa pertanyaan-pertanyaan
MODUL SKN LBM 4

Anizatun Nuskiyati Page 11
atau kasus sehubungan dengan topik yang dibahas. Agar terjadi
diskusi yang hidup maka pemimpin kelompok harus mengarahkan
dan mengatur jalannya diskusi sehingga semua orang dapat
kesempatan berbicara dan tidak menimbulkan dominasi dari salah
seorang peserta.
Curah Pendapat (brain storming)
Metode ini merupakan modifikasi metode diskusi kelompok.
Prinsipnya sama dengan metode diskusi kelompok. Bedanya pada
permulaannya pemimpin kelompok memancing dengan satu masalah
dan kemudian tiap peserta memberikan jawaban-jawaban atau
tanggapan (curah endapat). Tanggapan atau jawaban-jawaban
tersebut ditampung dan ditulis dalam flipchart atau papan tulis.
Sebelum semua peserta mencurahkan pendapatnya, tidak boleh
diberi komentar oleh siapapun. Baru setelah semua anggota
mengeluarkan pendapatnya, tiap anggota dapat mengomentari dan
akhirnya terjadi diskusi.
Bola Salju (snow balling)
Kelompok dibagi-bagi dalam pasangan-pasangan (1 pasang 2 orang).
kemudian dilontarkan suatu pertanyaan atau masalah. Setelah lebih
kurang 5 menit maka tiap 2 pasang bergabung menjadi satu. Mereka
tetap mendiskusikan masalah tersebut, dan menari kesimpulannya.
Kemudian tiap-tiap pasang yg sudah beranggotakan 4 orang ini
bergabung lagi dengan pasangan lainnya dan demikian seterusnya
sehingga akhirnya akan terjadi diskusi seluruh anggota kelompok.
Kelompok-kelompok kecil (buzz group)
kelompok langsung dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil yg
kemudian diberi suatu permasalahan yg sama atau tidak sama
dengan kelompok lain. Masing-masing kelompok mendiskusikan
masalah tersebut. selanjutnya hasil dari tiap kelompok didiskusikan
kembali dan dicari kesimpulannya.
Memainkan peranan (role play)
dalam metode ini beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai
pemegang peran tertentu untuk memainkan peranan, misalnya
sebagai dokter puskesmas, sebagai perawat atau bidan, dan
sebagainya sedangkan anggota yang lain sebagai pasien atau
anggota masyarakat.
Permainan simulasi (simulation game)
Metode ini merupakan gabungan antara role play dengan diskusi
kelompok. Pesan-pesan kesehatan disajikan dalam beberapa bentuk
permainan seperti permainan monopoli. Cara memainkannya dengan
menggunakan dadu, gaco (petunjuk arah), selain beberan atau papan
main. beberapa orang enjadi pemain dan sebagian lagi berperan
sebagai narasumber.
MODUL SKN LBM 4

Anizatun Nuskiyati Page 12
3. Metode Pendidikan Massa
Metode pendidikan massa cocok untuk mengomunikasikan pesan-pesan
kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat. Oleh karena sasaran
pendidikan ini bersifat umum
Metode :
a. Ceramah umum (public speaking)
b. Pidato-pidato / diskusi tentang kesehatan melalui media elektronik, baik
Tv amupun radio, pada hakekatnya merupakan bentuk pendidikan
kesehatan massa.
c. Simulasi, dialog antara pasien dengan dokter atau petugas kesehatan
lainnya tentang suatu penyakit atau masalah kesehatan disuatu media
massa adalah juga merupakan pendekatan pendidikan kesehatan.
d. Tulisan-tulisan dimajalah atau koran, baik dalam bentuk artikel amupun
tanya jawab/konsultasi tentang kesehatan dan penyakit juga merupakan
bentuk pendekatan pendidikan kesehatan massa.
e. Billboard, yg dipasang di pingir jalan, spanduk, poster dan sebagainya
juga merupakan bentuk pendidikan kesehatan massa.
( Sumber : Buku Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Prof. Dr. Soekidjo
Notoatmodjo, Rineka Cipta)
PEMBERDAYAAN MASY
PEMBERDAYAAN
Dalam upaya promosi kesehatan, pemberdayaan masyarakat merupakan bagian yang
sangat penting dan bahkan dapat dikatakan sebagai ujung tombak. Pemberdayaan
adalah proses pemberian informasi kepada individu, keluarga atau kelompok (klien)
secara terus-menerus dan berkesinambungan mengikuti perkembangan klien, serta
proses membantu klien, agar klien tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau
sadar (aspek knowledge), dari tahu menjadi mau (aspek attitude) dan dari mau menjadi
mampu melaksanakan perilaku yang diperkenalkan (aspek practice). Oleh sebab itu,
sesuai dengan sasaran (klien)nya dapat dibedakan adanya
(a) pemberdayaan individu, (
b) pemberdayaan keluarga dan
(c)pemberdayaan kelompok/masyarakat.
Definisi
a. Upaya peningkatan kemampuan masyarakat (miskin) untuk berpartisipasi, bernegosiasi,
mempengaruhi, dan mengendalikan kelembagaan masyarakatnya secara bertanggung-
gugat demi perbaikan kehidupannya.
b. Upaya untuk memberikan daya (empowermwnt) atau kekuatan (strength) kepada
masyarakat.
c. Adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya perorangan, kelompok dan
masyarakat di bidang kesehatan secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin
tercapainya derajat kes yang setinggi-tingginya
(Sumber : Buku Sistem Kesehatan, Wiku adisasmito, Ph. D)
MODUL SKN LBM 4

Anizatun Nuskiyati Page 13
Sasaran
Terciptanya keberdayaan individu, keluarga dan masyarakat dalam bidang kesehatan
yang ditandai oleh peningkatan perilaku hidup sehat dan peran aktif dalam
memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatan diri dan lingkungan sesuai
dengan sosial budaya setemapat, khususnya pada masa kehamilan, masa bayi dan
kanak-kanak, remaja perempuan usia produktif, dan kelompok-kelompok lain dengan
kebutuhan kesehatan khusus.
(Sumber : Buku Pembangunan kesehatan di indonesia, R. Hapsari Habib Rachmat)
Terpelihara dan meningkatnya status kesehatan keluarga
Terpelihara dan meningkatnya status kesehatan komunitas
Terpelihara dan meningkatnya status gizi masyarakat
Terpelihara dan meningkatnya status kesehatan jiwa masyarakat
Meningkatnya jumlah dan cakupan pemeliharaan kesehatan dgn pembiayaan
praupaya
Berkurangnya jumlah penduduk miskin dan kelompok masyarakat yang miskin
dan berpotensi menjadi miskin.
Kegiatan pokok:
Penyediaan bantuan dalam bentuk pelayanan social dasar terutama pendidikan
dan kesehatan, pemberian potongan harga atau subsidi dalam berbagai
pelayanan kebutuhan dasar, pemberian bantuan biaya hidup dan modal.
Penyediaan prasarana dan sarana social ekonomi dan penyediaan
pendampingan miskin untuk mengembangkan kemampuan usaha dan kebiasaan
hidup produktif.
Pengembangan system perlindungan social yang sudah ada di masyarakat,
usaha swasta dan pemerintah
Penyediaan dukungan politik untuk mengurangi bentuk eksploitasi
Peningkatan kapasitas daerah untuk mengelola bantuan system perlindungan
social

Program peningkatan Keswadayaan Masyarakat
Tujuan:
Mengembangkan jaringan kerja keswadayaan masyarakat untuk meningkatkan
keswadayaan dan memperkuat solidaritas dan ketahanan social masyarakat dan
membantu masyarakat miskin dan rentan social.
Sasaran:
Berkembangnya kelembagaan keswadayaan di masyarakat dan meningkatkan
solidaritas dan ketahanan masyarakat terutama kepada masyarakat miskin dan
rentan social.
Kegiatan pokok:
Peningkatan kemampuan pemerintah daerah unuk membantu pengembangan
jaringan kerja keswadayaan
MODUL SKN LBM 4

Anizatun Nuskiyati Page 14
Pengembangan kapasitas lembaga-lembaga keswadayaan
Pengembangan forum komunikasi antartokoh penggerak kegiatan keswadayaan
Pengembangan kemitraan lintas pelaku dalam kegiatan keswadayaan
Penghapusan berbagai aturan yang menghambat pengembangan lembaga dan
organisasi keswadayaan masyarakat.
Sumber: Sistem Kesehatan,Wiku Adisasmito,Ph.D.

Strategi
1. Melakukan penguatan lembaga dan organisasi masyarakat guna mendukung
peningkatan posisi tawar dan akses masyarakat untuk memperoleh dan
memanfaatkan input sumber daya yang dapat meningkatkan kegiatan ekonomi.
2. Mengembangkan kapasitas masyarakat melalui bantuan peningkatan
ketrampilan dan pengetahuan, penyediaan prasarana dan sarana seperti modal,
informasi pasar dan teknologi, sehingga dapat memperluas kerja dan
memberikan pendapatan yang layak, khususnya bagi keluarga dan kelompok
masyarakat miskin.
3. Mengembangkan sistem perlindunagan sosial, terutama bagi masyarakat yang
terkena musibah bencana alam dan masyarakat yang terkena dampak krisis
ekonomi
4. Mengurangi berbagai bentuk pengaturan yang menghambat untuk membangun
lembaga dan organisasi guna penyaluran pendapat, melakukan interaksi sosial
untuk membangun kesepakatan di antara kelompok masyarakat dan dengan
organisasi sosial politik
5. Membuka ruang gerak selaus-luasnya bagi masyarakat untuk terlibat dan
berpartisipasi dalam proses pengembalian keputusan publik malalui
pengemabangan forum lintas yang dibangun dan dimiliki masyarakat setempat.
6. Mengembangkan potensi masyarakat untuk membangun lembaga dan
organisasi keswadayaan masyarakat di tingkat lokal untuk memperkuat
solidaritas dan ketahanan sosial masyarakat dalam memecahkan berbagai
masalah kemasyarakatan dan khususnya untuk membantu masyarakat miskin
dan rentan sosial.
(Sumber : Buku Sistem Kesehatan, Wiku adisasmito, Ph. D)
Syarat
- Masyarakat memiliki kesadaran
- Masyakat haru memiliki pemahaman yg baik
- Masyarakat emiliki kemampuan dan ketrampilan

Prinsip
Berbasis masyarakat
Peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat
Pemerintah bersikap terbuka
Bertanggung jawab dan tanggap
MODUL SKN LBM 4

Anizatun Nuskiyati Page 15
Kemitraan dengan semangat gotong royong

Pemberdayaan masyarakat berbasis tata nilai perorangan, keluarga, masyarakat
sesuai social budaya, kebutuhan, & potensi.
Dilakukan dg meningkatkan akses informasi & keterlibatan dlm pengambilan
keputusan dlm pemberdayaan kesehatan.
Dilakukan dg pdkt edukatif untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,
kemampuan, kepedulian, peran aktif dlm upaya kesehatan.
Dilakukan dg prinsip kemitraan serta terorganisasikan dlm berbagai
kelompok/kelembagaan masyarakat.
Pemerintah bersikap terbuka, bertanggung jawab, bertanggunggugat, tanggap
thd aspirasi masyarakat.
Pemerintah sbg pendorong, pendamping, fasilitator, asistensi dlm upaya
kesehatan berbasis masyarakat.
Sumber: Kuliah Sistem dan Manajemen Kesehatan
Palembang, Indonesia 2007, Dian Kusuma, SKM, MPH.

8. Apa tujuan pemberdayaan masy?
Menetapkan suasana atau iklim yang memungkinkan berkembangnya potensi yang
dimilki masyarakat, baik sumber daya alam maupun sistem nilai tradisional dalam
menata kehidupan masyarakat.
Memperkuat potensi yang dimilki masyarakat, baik potensi lokal yang telah
membudaya dalam menata kehidupan masyarakat melalui pemberian masukan
berupa bantuan dana, pembangunan sarana dan prasarana baik fisik (jalan, irigasi,
listrik) maupun sosial (pendidikan, kesehatan) serta pengembangan lembaga
pendanaan, penelitian dan pemasaran di daerah.
Melindungi melalui pemihakan kepada masyarakat yang lemah untuk mencegah
persaingan yang tidak seimbang dan bukan berarti mengisolasi atau menutupi dari
interaksi.
(Sumber : Buku Sistem Kesehatan, Wiku adisasmito, Ph. D)

9. Apa unsur-unsur dari pemberdayaan masy?
Unsure
Upaya pemberdayaan masyarakat perlu memperhatiakn sedikitnya empat unsur
pokok, yaitu :
Aksestabilitas informasi, karena informasi merupakan kekuasaan baru
kaitannya dengan : peluang, layanan, penegakkan hukum, efektivitas
negosiasi, dan akuntabilitas
Keterlibatan dan partisipasi, yang menyangkut siapa yang dilibatkan dan
bagaimana mereka terlibat dalam keseluruhan proses pembangunan
Akuntabilitas, kaitannya dengan pertanggungjawaban publik atas segala
kegiatan yang dilakukan dengan mengatasnamakan rakyat
MODUL SKN LBM 4

Anizatun Nuskiyati Page 16
Kapasitas organisasi lokal, kaitannya dengan kemampuan bekerja sama,
mengorganisasi warga masyarakat, serta memobilisasi sumber daya untuk
memecahkan masalah-masalah yang mereka hadapi
Buku Sistem Kesehatan, Wiku adisasmito, Ph. D

10. Apa manfaat pemberdayaan masy?
Manfaat yang Diharapkan dari Program Pemberdayaan Masyarakat
Program Pengembangan masyarakat biasanya dikaji dari sudut pandang ekonomi belaka.
Hal ini memang penting, tetapi manfaat ekonomi hanya akan bisa berkelanjutan jika
masyarakat sendiri memiliki dan mengelola kegiatan. Pendekatan pemberdayaan pada
awalnya terpusat pada perubahan sosial dan organisasi yang dibutuhkan bagi masyarakat
agar mampu memegang kendali. Ini akan mendukung:
Peningkatan kesejahtaraan jangka waktu panjang yang berkelanjutan
Peningkatan penghasilan dan perbaikan penghidupan di masyarakat dan kelompok
dengan penghasilan kecil
Peningkatan penggunaan sumber-sumber pengembangan secara efektif dan efisien
Program pengembangan dan pemberian pelayanan yang lebih efektif, efisien dan
terfokus pelanggan
Proses pengembangan yang lebih demokratis
http://taman-agribisnis.blogspot.com/2010/04/bab-iii-manfaat-dan-hambatan.html

FUNGSI Badan Pemberdayaan Masyarakat :
1. Pengumpulan, pengelolaan dan pengendalian data berbentuk data base serta analisa
data untuk menyusun program kegiatan;
2. Perencanaan Strategis pada Badan Pemberdayaan Masyarakat;
3. Perumusan kebijakan teknis Bidang Pemberdayaan Masyarakat;
4. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang Pemberdayaan
Masyarakat;
5. Pelaksanaan, pengawasan, pengendalian serta evaluasi dan pelaporan
penyelenggaraan bidang Pemberdayaan Masyarakat;
6. Penyelenggaraan urusan kesekretariatan pada Badan Pemberdayaan Masyarakat;
7. Pembinaan Penyelenggaraan pemerintahan desa dan pemberdayaan masyarakat;
8. Pengkoordinasian, integrasi dan sinkronisasi kegiatan di lingkungan Badan
Pemberdayaan Masyarakat;
9. Pembinaan dan pelaksanaan kerjasama dengan masyarakat, lembaga pemerintah dan
lembaga lainnya.
http://bpm.malangkab.go.id/index.php?kode=29

ADVOKASI
ADVOKASI
MODUL SKN LBM 4

Anizatun Nuskiyati Page 17
Advokasi adalah upaya atau proses yang strategis dan terencana untuk mendapatkan
komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait (stakeholders). Pihak-pihak yang
terkait ini berupa tokohtokoh masyarakat (formal dan informal) yang umumnya berperan
sebagai narasumber (opinion leader), atau penentu kebijakan (norma) atau penyandang
dana. Juga berupa kompok-kelompok dalam masyarakat dan media massa yang dapat
berperan dalam menciptakan suasana kondusif, opini publik dan dorongan (pressure)
bagi terciptanya PHBS masyarakat. Advokasi merupakan upaya untuk menyukseskan bina
suasana dan pemberdayaan atau proses pembinaan PHBS secara umum.

11. Apa saja tahap-tahap advokasi?
Perlu disadari bahwa komitmen dan dukungan yang diupayakan melalui advokasi jarang
diperoleh dalam waktu singkat. Pada diri sasaran advokasi umumnya berlangsung
tahapan-tahapan, yaitu
(1) mengetahui atau menyadari adanya masalah,
(2) tertarik untuk ikut mengatasi masalah,
(3) peduli terhadap pemecahan masalah dengan mempertimbangkan berbagai alternatif
pemecahan masalah,
(4) sepakat untuk memecahkan masalah dengan memilih salah satu alternatif pemecahan
masalah dan
(5) memutuskan tindak lanjut kesepakatan.

Dengan demikian, maka advokasi harus dilakukan secara terencana, cermat dan tepat.
Bahan-bahan advokasi harus disiapkan dengan matang, yaitu: Sesuai minat dan perhatian
sasaran advokasi.
Memuat rumusan masalah dan alternatif pemecahan masalah
Memuat peran si sasaran dalam pemecahan masalah
Berdasarkan kepada fakta atau evidence-based
Dikemas secara menarik dan jelas
Sesuai dengan waktu yang tersedia
Sebagaimana pemberdayaan dan bina suasana, advokasi juga akan lebih efektif bila
dilaksanakan dengan prinsip kemitraan. Yaitu dengan membentuk jejaring advokasi atau
forum kerjasama. Dengan kerjasama, melalui pembagian tugas dan saling-dukung, maka
sasaran advokasi akan dapat diarahkan untuk sampai kepada tujuan yang diharapkan.
Sebagai konsekuensinya, metode dan media advokasi pun harus ditentukan secara
cermat, sehingga kerjasama dapat berjalan baik.

BINA SUASANA
12. Bagaimana proses bina suasana?
BINA SUASANA
Bina Suasana adalah upaya menciptakan lingkungan sosial yang mendorong individu
anggota masyarakat untuk mau melakukan perilaku yang diperkenalkan. Seseorang akan
MODUL SKN LBM 4

Anizatun Nuskiyati Page 18
terdorong untuk mau melakukan sesuatu apabila lingkungan sosial di mana pun ia berada
(keluarga di rumah, organisasi siswa/mahasiswa, serikat pekerja/ karyawan, orang-orang
yang menjadi panutan/idola, kelompok arisan, majelis agama dan lain-lain, dan bahkan
masyarakat umum) menyetujui atau mendukung perilaku tersebut. Oleh karena itu, untuk
memperkuat proses pemberdayaan, khususnya dalam upaya meningkatkan para individu
dari fase tahu ke fase mau, perlu dilakukan bina suasana. Terdapat tiga kategori proses
bina suasana, yaitu (a) bina suasana individu, (b) bina suasana kelompok dan (c) bina
suasana public

BINA SUASANA INDIVIDU
Bina suasana individu dilakukan oleh individu-individu tokoh masyarakat. Dalam kategori
ini tokoh-tokoh masyarakat menjadi individu-individu panutan dalam hal perilaku yang
sedang diperkenalkan. Yaitu dengan mempraktikkan perilaku yang sedang diperkenalkan
tersebut (misalnya seorang kepala sekolah atau pemuka agama yang tidak merokok).
Lebih lanjut bahkan mereka juga bersedia menjadi kader dan turut menyebarluaskan
informasi guna menciptakan suasana yang kondusif bagi perubahan perilaku
individu.
BINA SUASANA KELOMPOK
Bina suasana kelompok dilakukan oleh kelompok-kelompok dalam masyarakat, seperti
pengurus Rukun Tetangga (RT), pengurus Rukun Warga (RW), majelis pengajian,
perkumpulan seni, organisasi Profesi, organisasi Wanita, organisasi Siswa/mahasiswa,
organisasi pemuda, serikat pekerja dan lain-lain. Bina suasana ini dapat dilakukan
bersama pemuka/tokoh masyarakat yang telah peduli. Dalam kategori ini kelompok-
kelompok tersebut menjadi kelompok yang peduli terhadap perilaku yang sedang
diperkenalkan dan menyetujui atau mendukungnya. Bentuk dukungan ini dapat berupa
kelompok tersebut lalu bersedia juga mempraktikkan perilaku yang sedang diperkenalkan,
mengadvokasi pihak-pihak yang terkait dan atau melakukan kontrol sosial terhadap
individu-individu anggotanya.
BINA SUASANA PUBLIK
Bina suasana publik dilakukan oleh masyarakat umum melalui pengembangan kemitraan
dan pemanfaatan media-media komunikasi, seperti radio, televisi, koran, majalah, situs
internet dan lain-lain, sehingga dapat tercipta pendapat umum. Dalam kategori ini media
media massa tersebut peduli dan mendukung perilaku yang sedang diperkenalkan.
Dengan demikian, maka media-media massa tersebut lalu menjadi mitra dalam rangka
menyebarluaskan informasi tentang perilaku yang sedang diperkenalkan dan
menciptakan pendapat umum atau opini publik yang positif tentang perilaku tersebut.
Suasana atau pendapat umum yang positif ini akan dirasakan pula sebagai pendukung
atau penekan (social pressure) oleh individu-individu anggota masyarakat, sehingga
akhirnya mereka mau melaksanakan perilaku yang sedang diperkenalkan.

TAMBAHAN
13. Apakah peran petugas kesehatan thdp pemeberdaan kesehatan
- Memfasilitasi masy melalului kegiatan2/ program2 pemberdayaan masy
MODUL SKN LBM 4

Anizatun Nuskiyati Page 19
- Meberikan motivasi kepada masy untuk bekerja sama dalam melaksanakan
pemberdayaan
- Mengalihkan pengetahuan keterampilan dengan melakukan pelatihan2 yang bersifat
fokasinal

14. Pengertian tujuan dan sasaran program partisipasi masy
Definisi
Menurut Sustrino (1995:222) ada dua pengertian partisipasi yakni : Pertama, partisipasi
adalah dukungan masayrakat terhadap rencana/proyek pembangunan yang dirancang
dan tujuannya ditentukan perencana : kedua, partisipasi masyarakat dalam
pembangunan, merupakan kerjasama yang erat antara perencana dan rakyat dalam
merencanakan, melaksanakan, melestarikan dan mengembangkan hasil pembangunan
yang telah dicapai.
Menurut Uphoff, kohen, dan Goldsmith (1979:4), pengertian partisipasi merupakan istilah
deskriptif yang menunjukkan ketertibatan beberapa orang dengan jumlah signifikan
dalam berbagai situasi atau tindakan yang dapat meningkatkan kesejahteraan hidup
mereka.
Partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa merupakan salah satu persyaratan
utama untuk keberhasilan proses pembangunan di pedesaan, namun adanya hambatan-
hambatan yang dihadapi di lapangan dalam usaha melaksanakan proses pembangunan
yang partisipatif karena pihak perencana dan pelaksana pembangunan (dalam hal ini
pemerintah) belum memahami makna sebenarnya dari konsep partisipasi. Definisi
partisipasi yang berlaku di lingkungan aparat perencana dan pelaksana pembangunan
adalah kemauan rakyat untuk mendukung secara mutlak program-program pemerintah
yang dirancang dan tujuannya ditentukan oleh pemerintah. Proyek-proyek pembangunan
pedesaan yang berasal dari pemerintah diistilahkan sebagai proyek pembangunan yang
dibutuhkan masyarakat, sedangkan proyek pembangunan yang diusulkan masayrakat
dianggap sebagai keinginan, karena itu proyek ini menjadi prioritas yang rendah dari
pemerintah. Definisi inilah yang berlaku secara universal tentang partisipasi.
TUJUAN PARTISIPASI MASYARAKAT
Tujuan
Berdasarkan pendapat tersebut menjelaskan munculnya paradigm pembangunan
partisipatori mengindikasikan adanya dua perspektif, antra lain :
1. Pelibatan masyarakat setempat dalam pemilihan, perencanaan, perencanan dan
pelaksana program atau proyek yang akan mewarnai hidup mereka, sehingga dengan
demikian dapatlah dijamin bahwa persepsi setempat, pola sikap dan pola berpikir serta
nilai-nilai dan pengetahuannya ikut dipertimangkan secara penuh
2. Membuat umpan balik (feed back) yang hakekatnya merupakan bagian tidak terlepaskan
dari kegiatan pembangunan


MODUL SKN LBM 4

Anizatun Nuskiyati Page 20
15. Bagaimakah kebijakan pokok dan strategi peningkatan program dalam pasrtisipasi masy
KEBIJAKSAANAAN POKOK DAN STRATEGI PENINGKATAN PROGRAM PARTISIPASI
MASYARAKAT
Kebijakan pokok program partisipasi masyarakat
a. Dilakukan melalui berbagai jalur :
- mengutamakan organisasi kemasyarakatan yang ada
- menerapkan teknologi komunikasi, informasi, motivasi (KIM)
b. Pembentukan dan pembinaan kepemimpinan yang berorientasi kesehatan terhadap
pemimpin/pemuda/tokoh dalam organisasi kemasyarakatan.
c. Pemberian kemampuan, kekuatan dan kesempatan yang lebih banyak kepada organisasi
kemasyarakatan untuk berkiprah dalam pembangunan kesehatan dengan mendaya
gunakan sumberdaya masyarakat sendiri
d. Peningkatan para penyelenggara upaya kesehatan dalam menerapkan (KIM) dan
menggalang (PSM) untuk pembangunan kesehatan

16. Bagaimakah langkah dan kegiatan pengembangan partisipasi masy
LANGKAH DAN KEGIATAN PENGEMBANGAN PARTISIPASI MASYARAKAT
1. Cara menumbuhkan partisipasi
Partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan akan terwujud sebagai suatu kegiatan
nyata apabila terpenuhi adanya tiga faktor utama yang mendukungnya, yaitu (1)
kemauan, (2) kemampuan, dan (3) kesempatan bagi masyarakat untuk berpartisipasi
(Slamet, 1992 dalam Sumardjo dan Saharudin, 2003).
Ketiga faktor tersebut akan dipengaruhi oleh berbagai faktor di seputar kehidupan
manusia yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya, seperti psikologis individu
(needs, harapan, motif, reward), pendidikan, adanya informasi, keterampilan, teknologi,
kelembagaan yang mendukung, structural dan stratifikasi sosial, budaya lokal serta
peraturan dan pelayanan pemerintah. Menurut Oppenheim (1973) dalam Sumardjo dan
Saharudin (2003) ada unsur yang mendukung untuk berperilaku tertentu pada diri
seseorang (Person inner determinants) dan terdapat iklan atau lingkungan (Environmental
factors) yang memungkinkan terjadinya perilaku tersebut.
Menurut Sahidu (1998) bahwa faktor-faktor yang mampengaruhi tingkat kemauan
masyarakat untuk berpartisipasi adalah motif, harapan, needs, rewards dan penguasaan
informasi. Faktor yang memberikan kesempatan masyarakat untuk berpartisipasi adalah
pengaturan dan pelayanan, kelembagaan, struktur dan stratifikasi sosial, budaya lokal,
kepemimpinan, sarana dan prasarana. Sedangkan faktor yang mendorong adalah
pendidikan, modal dan pengalaman yang dimiliki.
13)

Tiga prinsip dasar dalam menumbuhkan partisipasi masyarakat agar ikut serta dalam
pembangunan dapat dilakukan dengan cara:
(1) Learning process (learning by doing); Proses kegiatan dengan melakukan aktivitas
proyek dan sekaligus mengamati, menganalisa kebutuhan dan keinginan masyarakat.
(2) Institusional development; Melakukan kegiatan melalui pengembangan pranata sosial
yang sudah ada dalam masyarakat. Karena institusi atau pranata sosial masyarakat
merupakan daya tamping dan daya dukung sosial.
MODUL SKN LBM 4

Anizatun Nuskiyati Page 21
(3) Participatory; Cara ini merupakan suatu pendekatan yang umum dilakukan untuk
dapat menggali need yang ada dalam masyarakat (Marzali, 2003 dalam Sahidu, 1998).
14)

(Sumber : Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan May 26, 2009

17. Sebutkan faktor yang mempengaruhi partisipasi masy
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI MASY
Faktor yg mempengaruhi partisipasi masyarakat
a. Perilaku individu
Perilaku individu dipengaruhi oleh berbagai hal seperti : tingkat
pengetahuan, sikap mental, tingkat kebutuhan individu, tingkat keterikatan
dalam kelompok, tingkat kemampuan sumber daya yang ada.
1) Tingkat pengetahuan
Tingkat pengetahuan seseorang mempengaruhi perilaku individu.
Makin tinggi pendidikan / pengetahuan kesehatan seseorang, makin
tinggi kesadaran untuk berperan serta. Penelitian menunjukkan bahwa
ada hubungan langsung antar tingkat pendidikan ibu dan kesehatan
keluarganya.
Dalam permasalahan kesehatan, sering dijumpai bahwa persepsi
masyarakat tidak selalu sama dengan persepsi dengan persepsi pihak
provider kesehatan (tenaga kesehatan).
Untuk mencapai kesepakatan atau kesamaan persepsi sehingga
tumbuh keyakinan dalam hal masalah kesehatan yang dihadapi
diperlukan suatu proses (KIM) yang mantap.
Dalam proses ini diharapkan terjadi perubahan perilaku seseorang,
yang tahap-tahapnya adalah :
- pengenalan (awarenes)
- peminatan (interest)
- penilaian (evaluation)
- percobaan (trial)
- penerimaan (adoption)
2) Sikap mental
Sikap mental pada hakekatnya merupakan kondisi kejiwaan,
perasaan dan keinginan (mind, feeling and mood) seseorang
sehingga hal tersebut berpengaruh pada perilaku serta pada
akhinya perbuatan yang diwujudkannya.
Kondisi ini didapatkan dari proses tumbuh kembang individu sejak
masa bayi/anak dan berkembang pula dari pendidikan serta
pengalaman hidupnya dalam berinteraksi dengan
lingkungan/masyarakatnya.
Dengan memahami sikap mental masyarakat (norma), maka para
pemberi pelayanan sebagai Prime Mover akan dapat membentuk
strategi perekayasaan manusia dan sosial..
3) Tingkat kebutuhan individu
MODUL SKN LBM 4

Anizatun Nuskiyati Page 22
Berkaitan dengan sistem kebutuhan yang terdapat dalam diri
individu, MASLOW mengatakan bahwa pada diri manusia terdapat
sejumlah kebutuhan dasar yang menggerakkannya untuk
berperilaku.
Kelima kebutuhan menurut MASLOW tersebut terikat dalam suatu
hirarki tertentu berdasarkan kuat lemahnya MOTIVASI. Motivasi
adalah penggerak batin yang mendorong seseorang dari dalam
untuk menggunakan tenaga yang ada pada dirinya sebaik mungkin
demi tercapainya sasaran.
Implikasi dari uraian diatas adalah bahwa sepanjang perilaku
berperan serta yang dikehendaki dapat memenuhi kebutuhan poko
anggota masyarakat dan sejalan dengan norma dan nilai yang
dianut, maka peran serta tersebut dapat berkembang.
Sebaliknya, perilaku yang lain (baru ataupun berlawanan) tidak akan
muncul dengan mudah apabila kebutuhan pokok anggota
masyarakat tersebut tidak dipenuhi.
4) Tingkat keterikatan kelompok
Suatu masyarakat terdiri dari individu/keluarga yang hidup bersama,
terorganisi dalam suatu sistem sosial atau ikatan. Sesuai dengan
kepentingan dan aspirasi anggotanya sistem sosial tersebut dapat
berupa organisasi/ikatan : politik, ekonomi, sosbud, agama, profesi,
pendidikan, hukum, dll. Organisasi / institusi bentukan dari sistem
sosial tersebut bervariasi besarnya dan profil sosial ekonominya,
serta tingkatannya, mulai dari paguyuban atau bahkan kelompok
terisolir pada tingkat desa, kota dan nasional.
5) Tingkat kemampuan sumber daya
perilaku individu juga diepengaruhi oleh tersedianya sumber daya
terutama sarana untuk pemenuhan kebutuhan baik yang dimiliki
olehnya maupun yang tersedia dimasyarakat
b. Perilaku masyarakat
Perilaku masyarakat dipengaruhi terutama oleh keadaan politik, ekonomi,
sosial budaya, pendidikan dan agama
1) Keadaan dan struktur politik ;
sangat penting peranannya dalam mempengaruhi derajat perilaku
masyarakat yang selanjutnya akan mewujudkan peran serta masyarakat.
Kestabilan dan kesepakatan politik, perangkat-perangkat lunak juga
hukum yang ada serta wadah yang jelas merupakan hal penting dalam
menunjang perwujudan kearah itu.
2) Keadaan ekonomi ;
Sangat penting pula pengaruhnya terhadap perwujudan peran serta
masyarakat, mengingat kemajuan yang dicapai dibidang ekonomi lebih
memungkinkan kemampuan masyarakat untuk berperan serta dalam
berbagai aspek pembangunan
MODUL SKN LBM 4

Anizatun Nuskiyati Page 23
3) Aspek sosial-budaya ;
turut menentukan pula pengaruhnya terhadap perwujudan peran serta
masyarakat. Dalam berbagai hal masih sering dijumpai situasi dimana
tata nilai budaya masyarakat indonesia tertentu belum lagi
memungkinkan terwujudnya perilaku hidup sehat, apalagi untuk
berperan serta dalam pembangunan kesehatan seperti yang
diharapkan.
4) Aspek pendidikan ;
tingkat pendidikan suatu bangsa akan mempengaruhi perilaku
rakyatnya. Makin tinggi pendidikan masyarakat makin tinggi kesadaran
kesehatannya.
5) Aspek Agama ;
ketentuan atau ajaran-ajaran yang berlaku dalam berbagai agama
mempengaruhi perilaku masyarakat. Agama dapat merupakan
jembatan ataupun hambatan bagi terwujudnya perilaku positif
masyarakat dalam kesehatan.

18. Sebutkan bentuk/tingkat pastrisipasi masy
BENTUK/TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT
Bentuk atau tingkatan2 partisipasi masyarakat
Mengembangkan dan membina partisipasi masyarakat bukan pekerjaan mudah.
Partisipasi masyarakat memerlukan kemampuan, kesempatan dan motivasi. Kenyataan di
lapangan menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat dapat terjadi dalam berbagai
tingkatan, yaitu :
1) Tingkat partisipasi masyarakat karena perintah atau karena paksaan
2) Tingkat partisipasi masyarakat karena imbalan atau karena insentif
3) Tingkat partisipasi masyarakat karena identifikasi atau karena ingin meniru
4) Tingkat partisipasi masyarakat karena kesadaran
5) Tingkat partisipasi masyarakat karena tuntutan akan hak azasi dan tanggung jawab
Tingkat partisipasi masyarakat nomor 5 biasanya muncul di negara-negara maju yang
berpaham demokrasi. Sedangkan partisipasi yang muncul di negara-negara sedang
berkembang yang pola budayanya umumnya paternalistik, tingkat partisipasi
masyarakatnya adalah nomor 1 s/d nomor 4 (terutama nomor 1 s/d 3).
Umumnya orang berpendapat bahwa partisipasi masyarakat erat kaitannya dengan sifat
gotong-royong masyarakat yang sudah membudaya, namun itu bukan satu-satunya
faktor penentu yang mempengaruhi partisipasi, akan tetapi partisipasi masyarakat itu
merupakan hal yang kompleks dan sering sulit diperhitungkan karena terlalu banyak
faktor yang mempengaruhinya.

19. Sebutkan faktor pendorong dan penghambat pastrisipasi masy
FAKTOR PENDORONG DAN PENGHAMBAT PARTISIPASI MASY
Faktor pendorong dan penghambat partisipasi masyarakat
Faktor Pendorong Partisipasi Masyarakat
MODUL SKN LBM 4

Anizatun Nuskiyati Page 24
Dalam upaya mengembangkan dan membina partisipasi masyarakat ada beberapa faktor
yang bisa membantu atau mendorong upaya tersebut, yang antara lain adalah :
a. Faktor pendorong di masyarakat
Konsep partisipasi masyarakat sebenarnya bukan hal yang baru bagi kita di Indonesia.
Dari sejak nenek moyang kita, telah dikenal adanya semangat gotong-royong dalam
melaksanakan kegiatan-kegiatan di masyarakat. Semangat gotong-royong ini bertolak
dari nilai-nilai budaya yang menyangkut hubungan antar manusia. Semangat ini
mendorong timbulnya partisipasi masyarakat
. Faktor pendorong di pihak provider
Faktor pendorong terpenting yang ada di pihak provider adalah adanya kesadaran di
lingkungan provider, bahwa perilaku merupakan faktor penting dan besar pengaruhnya
terhadap derajat kesehatan. Kesadaran ini melandasi pemikiran pentingnya partisipasi
masyarakat. Selain itu keterbatasan sumber daya dipihak provider juga merupakan faktor
yang sangat mendorong pihak provider untuk mengembangkan dan membina partisipasi
masyarakat.
Faktor Penghambat Partisipasi Masyarakat
a. Faktor penghambat yang terdapat di masyarakat
a. persepsi masyarakat yang sangat berbeda dengan persepsi provider tentang masalah
kesehatan yang dihadapi
b. susunan masyarakat yang sangat heterogen dengan kondisi sosial budaya yang sangat
berbeda-beda pula
c. pengalaman pahit masyarakat tentang program sebelumnya
d. adanya kepentingan tetap (vested interest) dari beberapa pihak dimasyarakat
e. sistim pengambilan keputusan dari atas kebawah
f. adanya berbagai macam kesenjangan sosial
g. kemiskinan
b. Faktor penghambat yang terdapat di pihak provider
a. terlalu mengejar target sehingga terjerumus dalam pendekatan yang tidak partisipatif
b. pelaporan yang tidak obyektif (ABS) hingga provider keliru mentafsirkan situasi
c. birokrasi yang sering memperlambat kecepatan dan ketepatan respons pihak provider
terhadap perkembangan masyarakat
d. persepsi yang berbeda antara provider dan masyarakat


20. Sebutkan Keuntungan patrisipasi masy bagi peningkatan derajat kesehatan
KEUNTUNGAN PARTISIAPASI MASY BAGI PENINGKATAN DERAJAT KESEHATAN
Keuntungan partisipasi masyarakat
a. Bagi masyarakat
Dengan berpartisipasinya masyarakat dibidang kesehatan maka :
MODUL SKN LBM 4

Anizatun Nuskiyati Page 25
a. Upaya kesehatan yang dilaksanakan benar-benar sesuai dengan masalah yang dihadapi
masyarakat, tidak hanya bertolak dari asumsi para penyelenggara semata.
b. Upaya kesehatan bisa diterima dan terjangkau oleh masyarakat, baik secara fisik, sosial
maupun secara ekonomis. Ini karena mesyarakat berpartisipasi dalam merumuskan
masalahnya dan dalam merencanakan pemecahannya
c. Masyarakat merasa puas, karena mempunyai andil pula dalam menilai pelaksanaan
daripada upaya kesehatan yang sudah direncanakan dan dilaksanakan bersama.
d. Dengan berpartisipasinya masyarakat dalam proses pemecahan masalah dibidang
kesehatan akan mengembangkan kemampuan dan sikap positif serta motivasi mereka
untuk hidup sehat atas dasar swadaya.
b. Bagi pihak penyelenggara pelayanan (provider)
a. dengan adanya partisipasi masyarakat, berarti adanya penemuan dan pengerahan
potensi masyarakat untuk pembangunan di bidang kesehatan, dan membantu
memecahkan masalah keterbatasan sumber daya yang dimiliki pemerintah, baik sumber
daya tenaga, biaya, maupun fasilitas.
b. Partisipasi masyarakat membantu upaya perluasan jangkauan pelayanan kesehatan
c. Partisipasi masyarakat menciptakan adanya rasa ikut memiliki dan rasa ikut
bertanggungjawab dipihak masyarakat terhadap masalah dan program kesehatan, hingga
hal ini memperlancar munculnya aspirasi-aspirasi dari bawah.
d. Partisipasi masyarakat dapat pula merupakan wadah dan jalur untuk kontrol terhadap
pelayanan kesehatan yang dilaksanakan pemerintah
e. Partisipasi masyarakat dibidang kesehatan dapat menjadi pintu masuk (entry point) bagi
partisipasi masyarakat dalam pembangunan di bidang lain
f. Partisipasi masyarakat merupakan mekanisme berkembangnya dialog antara masyarakat
dan pihak penyelenggaraan pelayanan (provider) dan antara masyarakat
denganmasyarakat sendiri, hingga tercipta kesamaan berbagai pengertian dan
pandangan tentang masalah dan cara pendekatannya.

21. Bagaimanakah kedudukan pemberdyaan sebagai dasar pembangunan kesehatan
KEDUDUKAN PEMBERDAYAAN SBG DASAR PEMBANGUNAN KES
Merupakan Dasar nomer 2 : Pemberdayaan setiap orang dan masyarakat bersama
dengan peran pemerinta untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat. Meningkatnya peran aktif masyarakat, seperti lembaga swadaya masyarakat,
organisasi profesi, dan swasta dalam hal pengorganisasian, penggerakkan dan
pendanaan kegiatan masyarakat merupakan peluang yg nyata dewasa ini di Indonesia,
yg harus tetap dimantapkan. Juga meningkatnya kesadaran masyarakat atau perorangan
terhadap pola hidup sehat serta pentingnya lingkungan hidup yg sehat merupakan
peluang yg nyata di Indonesia dan juga diberbagai negara lain.

Setiap orang dan juga masyarakat bersama dengan pemerintah berperan, berkewajiban
dan bertanggung jawab untuk memelihara, serta meningkatkan derajat kesehatan
MODUL SKN LBM 4

Anizatun Nuskiyati Page 26
perorangan, keluarga, masyarakat beserta lingkungannya. Setiap upaya kesehatan harus
mampu membangkitkan dan mendorong peran serta masyarakat. Pembangunan
kesehatan dilaksanakan dengan berlandaskan pada kepercayaan atas kemampuan dan
kekuatan sendiri serta bersendikan kepribadian bangsa.
Sesuai dengan peraturan perundangan yg berlaku, masyarakat memiliki kesempatan utk
berperan serta dalam penyelenggaraan upaya kesehatan beserta penyediaan sumber
dananya. Selanjutnya, pemerintah mpy kewajiban dan wewenang utk membina,
mendorong dan menggerakkan swadaya masyarakat agar dapat lebih berhasil guna dan
berdaya guna dengan mempersiapkan perangkat peraturan dan tata caranya.
Pemberdayaan masyarakat melalui lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (disebut Dewan
Kelurahan) dan Dewan Kecamatan yg meibatkan berbagai unsur, memiliki potensi besar
utk meningkatkan upaya kesehatan masyarakat.
Upaya pemberdayaan masyarakat hingga saat ini masih menempatkan masyarakat
sebagai obyek dan upayanya lebih banyak berupa bantuan kemanusiaan (charity) yg
bersifat mendesak (emergency), pengerakan (mobilisasi) baru bersifat sementara dan
baru pada tahap pengembangan
( Sumber : Buku Pembangunan Kesehatan di Indonesia, R. Hapsara Habib Rachmat)


22. Bagaimanakah pemberdayaan kesehatan sebagai sub sistem SKN
PEMBERDAYAAN KES SBG SUB SISTEM SKN
Pemberdayaan masyarakat adalah sebagai subyek sekaligus obyek dari sistem kesehatan.
Dalam dimensi kesehatan, pemberdayaan merupakan proses yg dilakukan oleh
masyarakat (dengan atau tanpa campur tangan pihak luar) utk meperbaiki kondisi
lingkungan, sanitasi dan aspek lainnya secara langsung maupun tdk langsung
berpengaruh dlm kesehatan masyarakat.

Program pemberdayaan yg akan mempengaruhi kualitas hidup adalah pemberdayaan
masyarakat miskin. faktor ini akan mampu memutuskan ketertinggalan rakyat baik dari
segi pendidikan, ekonomi maupun kesehtan. Faktor lain yg akan menjamin penguatan
daya tawar dan akses guna mendukung masyarakat utk memperoleh dan memanfaatkan
input sember daya yg dpt meningkatkan kegiatan ekonomi adalah melakukan penguatan
lembaga dan organisasi masyarakat.

Pembiayaan program pemberdayaan akan menjadi aspek yg penting utk menjamin
keberlangsungan program. Oleh karena itu, berdirinya lembaga swadaya dgn dukungan
pihak ketiga seperti perusahaan dan volunter sangat berpengaruh terhadap penguatan
organisasi masyarakat. Pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat menciptakan
suasana yg memungkinkan potensi masyarakat utk berkembang disertai dgn dorongan
dan motivasi bahwa pada dasarnya setiap orang memiliki potensi yg harus
dikembangkan.

MODUL SKN LBM 4

Anizatun Nuskiyati Page 27
Pemberdayaan masyarakat diselenggarakan melalui upaya promosi kesehatan atau
disebut pendidikan kesehatan masyarakat atau penyuluhan masyarakat. Pasal 38 UU
No.23 tahun 1992 menyebutkan bahwa penyuluhan kesehatn masyarakat
diselenggarakan guna meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan, kemampuan
masyarakat utk hidup sehat, aktif dan berperan serta dalam upaya kesehatan
(Sumber : Buku Sistem Kesehatan, Wiku adisasmito, Ph. D)










STEP 4

PROMOSI KESEHATAN
BINA SUASANA
STRATEGI
ADVOKASI PEMBERDAYAAN
MASY
MISI
VISI
TUJUAN
PHBS
PARTISIPASI
MASY
PROGRAM PEM- KESEHATAN
PRIMER
SEKUNDER
TERSIER

Você também pode gostar