Você está na página 1de 14

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
STT PLN adalah salah satu institusi pendidikan yang bergerak dalam bidang
teknik yang ingin berkembang dalam dunia teknologi informasi.Agar sistem
perkuliahan dapat berjalan dengan baik, maka diperlukan pencatatan kehadiran
mahasiwa yang akurat. Pencatatan kehadiran mahasiwa digunakan sebagai syarat
untuk mengikuti UTS (Ujian Tengah Semester) dan UAS (Ujian Akhir Semester)
yaitu minimal 70% mahasiswa harus menghadiri perkuliahan. Selain itu, pencatatan
kehadiran mahasiswa digunakan sebagai catatan bahwa mahasiswa tersebut
mengikuti perkuliahan serta dapat digunakan sebagai bahan pembanding prestasi
mahasiswa.
Saat ini, STT PLN masih menggunakan pencatatan kehadiran mahasiswa
secara manual, yaitu mahasiswa diberi lembaran untuk ditandatangani setiap
mereka mengikuti perkuliahan. Sistem pencatatan kehadiran mahasiswa seperti ini
dirasa kurang efektif karena peluang mahasiswa untuk melakukan manipulasi data
kehadiran tersebut terhitung masih cukup besar. Selain itu admin juga mengalami
kesulitan dalam menentukan apakah mahasiswa dapat mengikuti ujian atau tidak.
Hal diatas melatarbelakangi pembuatan aplikasi pencatatan kehadiran
mahasiswa dengan menggunakan sidik jari. Dengan adanya aplikasi ini diharapkan
dapat mengurangi bahkan menghilangkan manipulasi data kehadiran mahasiswa
tersebut. Karena sidik jari merupakan salah satu ciri dari seseorang sehingga setiap
mahasiswa pasti mempunyai sidik jari yang berbeda dengan mahasiswa yang
lainnya dan tidak mungkin untuk dititipkan pada mahasiswa lainnya.

2

1.2 Rumusan Masalah
Dari penjelasan di atas maka dapat dirumuskan permasalahan pokok yaitu :
Bagaimana membuat suatu aplikasi pencatatan kehadiran mahasiswa dengan
menggunakan sidik jari yang dapat meningkatkan keakuratan data kehadiran
mahasiswa.
Hal-hal apa saja yang perlu dianalisis setelah aplikasi berhasil dibangun.

1.3 Batasan Masalah
Dalam makalah ini, yang akan dibahas adalah suatu Aplikasi Pencatatan
Kehadiran Mahasiswa Menggunakan Sidik Jari dengan batasan masalah sebagai
berikut :
1. Studi kasus yang akan diambil adalah STT PLN.
2. Tidak membahas transfer data antara server dengan client.
3. Tidak membahas format apa yang digunakan untuk menyimpan hasil scan sidik
jari mahasiswa.
4. Inputan sidik jari yang disimpan dalam database untuk tiap-tiap orang adalah 3.
5. Tidak menangani penjadwalan.
6. Hanya difokuskan pada pencatatan kehadiran mahasiswa.

1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada masalah yang telah didefinisikan di atas maka tujuan
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
Membuat aplikasi pencatatan kehadiran mahasiswa berdasarkan sidik jari
mahasiswa sehingga dapat meningkatkan keakuratan data kehadiran mahasiswa
3

dan dapat membantu dalam menentukan layak tidaknya mahasiswa untuk
mengikuti ujian.
Menganalisis keefisienan aplikasi pencatatan kehadiran mahasiswa
menggunakan sidik jari dibanding dengan pencatatan kehadiran secara manual.

1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dapat tercapai dalam penelitian ini adalah:
Dengan menggunakan sistem ini maka rekapitulasi kehadiran mahasiswa dapat
dilakukan dengan cepat.
Administrasi kehadiran mahasiswa yang terstruktur diharapkan dapat memberikan
dampak positif dalam kaitannya dengan efisiensi pada bagian-bagian terkait
seperti prodi, bagian akademik, dan bagian keuangan.
Mahasiswa tidak akan terganggu konsentrasinya ketika sedang mengikuti kuliah
karena presensi dilakukan ketika mahasiswa masuk atau keluar ruang kuliah
(melewati pintu ruang kuliah).









4

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Mahasiswa
Mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi, baik di universitas,
institut atau akademi. Mereka yang terdaftar sebagai murid di perguruan tinggi dapat
disebut sebagai mahasiswa. Tetapi pada dasarnya makna mahasiswa tidak
sesempit itu. Terdaftar sebagai mahasiswa di sebuah Perguruan Tinggi hanyalah
syarat administratif menjadi mahasiswa, tetapi menjadi mahasiswa mengandung
pengertian yang lebih luas dari sekedar masalah administratif itu sendiri.
Menyandang gelar mahasiswa merupakan suatu kebanggaan sekaligus
tantangan. Betapa tidak, ekspektasi dan tanggung jawab yang diemban oleh
mahasiswa begitu besar. Pengertian mahasiswa tidak bisa diartikan kata per kata,
Mahasiswa adalah Seorang agen pembawa perubahan. Menjadi seorang yang
dapat memberikan solusi bagi permasalahan yang dihadapi oleh suatu masyarakat
bangsa di berbagai belahan dunia.

2.2 Kehadiran Mahasiswa
Kehadiran mahasiswa di kampus adalah kehadiran dan keikutsertaan
mahasiswa secara fisik dan mental terhadap aktivitas kampus pada jam-jam efektif
di kampus. Sedangkan ketidakhadiran adalah ketiadaan partisipasi secara fisik
mahasiswa terhadap kegiatan-kegiatan kampus. Pada jam-jam efektif kampus,
mahasiswa memang sudah seharusnya berada di kampus untuk mengikuti mata
kuliah yang ada.


5

2.3 Pengertian Biometrik
Biometrik adalah metode untuk mengindentifikasi atau mengenali seseorang
berdasarkan karakteristik fisik atau perilakunya.Biometrik berhubungan dengan
identifikasi otomatis seorang manusia berdasarkan karakteristik fisiologis atau
perilaku.Tidak seperti karakteristik perilaku, selain memiliki basis fisiologis yang
relatif stabil, tetapi juga dipengaruhi oleh kondisi psikologis manusia yang mudah
berubah, sedangkan karakteristik fisiologis relatif lebih stabil
1
.
Beberapa karakteristik fisiologis yang dapat dijadikan basis sistem biometrik
antara lain : wajah, pola retina, iris mata, geometri telapak tangan, sidik jari dan lain-
lain.
Ada empat persyaratan yang harus dipenuhi agar karakteristik fisiologis dapat
digunakan sebagai indikator karakteristik biometrik dalam identifikasi personal, yaitu:
Karakteristik tersebut harus dimiliki oleh semua orang (universal).
Tidak ada dua orang atau lebih identik dalam karakteristik tersebut (unik)
Karakteristik tersebut tidak dapat diubah (permanen)
Karakteristik tersebut dapat diambil atau diukur secara kuantitatif
Sidik jari memenuhi kriteria tersebut. Sidik jari merupakan salah satu teknologi
biometrik yang paling handal
2
.
Sampai saat ini, teknologi yang sering digunakan adalah sidik jari, sementara
pengenalan iris mata atau titik khusus wajah belum banyak diaplikasikan karena
alasan faktor ekonomis. Penggunaan sidik jari adalah paling sering digunakan untuk
umum, karena lebih komersial, dan mudah untuk digunakan semua orang daripada
sistem kepastian pengenalan menggunakan wajah ataupun mata seseorang.

1
www.cs.umd.edu/~clancy/docs/biowbma20003.pdf

2
Ibid
6

2.4 Jenis-jenis Sistem Biometrik
Jenis-jenis sistem biometrik yang sudah tersedia sekarang, antara lain:

2.4.1 Pengenalan sidik jari
Sistem ini meliputi sebuah perangkat keras scanner dan perangkat lunak.
Merekam karakteristik sidik jari yang spesifik, menyimpan data tiap-tiap user ke
dalam sebuah template, ketika user mencoba lagi mengakses maka perangkat
lunak akan membandingkan data yang tersimpan pada template dengan
pembacaan sidik jari dari scanner. Sistem sidik jari sangat akurat tetapi dapat
dipengaruhi oleh perubahan-perubahan di dalam sidik jari (terbakar, bekas luka
dan sebagainya), kotoran dan faktor-faktor lain yang menimbulkan gangguan
pada gambar.

2.4.2 Pengenalan wajah
Pengenalan bentuk-bentuk dan posisi dari ciri-ciri wajah seseorang
adalah tugas yang kompleks. Pertama sebuah kamera menangkap gambar dari
sebuah wajah dan kemudian software memilah-milah pola informasi yang
selanjutnya dibandingkan dengan template user.

2.4.3 Pengenalan bagian mata
Pola bagian mata adalah rumit, dengan keanekaragaman dari
karakteristik yang unik dari tiap-tiap orang. Sebuah sistem pengenalan iris
menggunakan sebuah kamera video untuk menangkap contoh dan perangkat
lunak membandingkan data hasil dengan template-template yang disimpan.

7

2.4.4 Pengenalan retina
Mungkin dari semua itu yang paling aman dari bekerjanya sistem
biometrik adalah retina, dan lapisan-lapisan pembuluh yang dilokasikan di
belakang mata. Gambar retina sulit untuk ditangkap dan selama pendataan user
harus memusatkan sebuah titik serta mempertahankannya sehingga kamera
dapat melaksanakan penangkapan gambar dengan baik. Hal yang sebenarnya
ditentukan adalah pola dari pembuluh-pembuluh darah. Tetapi ketika pola-pola
ini unik pada tiap-tiap orang, identifikasi dapat menjadi lebih presisi. Sistem yang
didasarkan pada dua bagian mata, iris, dan retina dipertimbangkan untuk
menawarkan tingkat keamanan terbaik.

2.5 Representasi Citra Sidik Jari
Representasi yang berbasis pada profil citra sidik jari grayscale sudah lazim
dalam sistem verifikasi menggunakan pencocokkan optikal.Keperluan dari sistem
yang menggunakan representasi tersebut masih terbatas karena faktor-faktor seperti
variasi terang-gelap citra, variasi kualitas citra, goresan bekas luka, dan distorsi
global yang muncul dalam citra sidik jari.Representasi yang mengandalkan struktur
alur sidik jari sebagian besar tidak berbeda pada variasi terang-gelap citra, namun
lebih sensitif pada kualitas citra sidik jari.
Representasi tersebut terutama berbasis pada alur berhenti (ridge ending)
atau alur bercabang (ridge bifurcation), keduanya dikenal dengan istilah minutiae
3
.




3
http://www.ravirajtech.com/biometrics_fingerprint_technology.html

8

2.6 Otentifikasi Sidik Jari
Diantara semua teknik biometrik, identifikasi fingerprint-based adalah metode
yang paling tua yang telah sukses digunakan pada banyak aplikasi. Semua orang
mempunyai sidik jari yang unik. Suatu sidik jari dibuat dari satu rangkaian ridge dan
kerut pada permukaan jari. Keunikan suatu sidik jari dapat ditentukan oleh pola ridge
dan kerut seperti halnya poin-poin rincian yang tidak penting. Poin-poin rincian yang
tidak penting adalah karakteristik ridge lokal yang terjadi baik pada suatu
pencabangan dua ridge maupun suatu ridge berakhir.
Teknik sidik jari dapat ditempatkan ke dalam dua kategori: minutiae-based
dan berdasarkan korelasi. Teknik minutiae-based yang pertama temukan poin-poin
rincian yang tidak penting dan kemudian memetakan penempatan yang sejenis pada
jari. Bagaimanapun, penggunaan pendekatan ini ada beberapa kesulitan. Hal itu
sukar untuk menyadap poin-poin rincian yang tidak penting itu dengan teliti sehingga
sidik jari mutunya menjadi rendah. Metode ini juga tidak mempertimbangkan pola
ridge kerut dan hubungan yang global. Metode correlation-based bisa mengalahkan
sebagian dari berbagai kesulitan pendekatan yang minutiae-based. Bagaimanapun,
masing-masing mempunyai kekurangan sendiri-sendiri. Teknik Correlation-based
memerlukan penempatan yang tepat untuk suatu pendaftaran dan dibuat oleh
terjemahan gambar dan perputaran
4
.

Gambar 2.1 Beberapa Titik Sambungan Ridge Pada Sidik Jari

4
Jain,Anil., and Ross, Arun., and Prabhakar, Salil. Fingerprint matching using minutiae
and texture features,Michigan State University, 2001

9






Gambar 2.2. Kesesuaian Ridge Pada Sidik Jari

Kesesuaian dasar sidik jari pada minutiae mempunyai permasalahan dalam
penyesuaian perbedaan ukuran pola minutiae. Struktur ridge lokal tidak bisa dengan
sepenuhnya ditandai oleh minutiae. Dalam otentifikasi sidik jari terdapat 3 komponen
utama perancangan, yaitu : akuisisi, ekstraksi feature, dan pencocokkan
5
.







2.5.1 Akuisisi Citra Sidik Jari
Akuisisi citra sidik jari mempunyai dua metode yaitu offline (inked) dan online
(livescan). Pada metode offline, sidik jari dicetak pada kertas dan setelah itu
dilakukan scanning. Metode ini biasanya menghasilkan image dengan kualitas yang
kurang bagus karena non-uniform spread pada tinta yang digunakan untuk

5
http://www.ravirajtech.com/biometrics_fingerprint_technology.html
a. Enrollment
b. Authentication
Image
Acquisition
Template(s)
Feature
Extraction
Image
Aquisition
Matching Feature
Extraction
Template(s)
Gambar 2.3 Proses Otentifikasi Sidik Jari
10

mencetak sidik jari tersebut. Sedangkan metode online, kualitas gambar yang
dihasilkan lebih baik dan biasanya resolusinya 512 dpi dimana dapat meningkatan
keandalan pada proses pencocokan dibandingkan dengan metode sidik jari diprint di
kertas.
Teknologi yang paling terkenal untuk memperoleh citra sidik jari yang diambil
secara langsung (live-scan) adalah berbasis pada konsep optikal. Ketika jari
diletakkan pada satu sisi dari prisma, daerah yang menonjol pada jari (ridge), akan
menyentuh permukaan prisma, sedangkan bagian lembahnya tidak menyentuh.
Cahaya yang mengenai bagian kaca yang tersentuh oleh alur sidik jari akan
disebarkan secara acak, sementara pada bagian lembah dari jari, cahaya akan
dipantulkan kembali ke dalam, dan menghasilkan citra sidik jari pada bagian citra.
Sebagai akibatnya, bagian citra yang terbentuk oleh alur sidik jari akan terlihat gelap
dan bagian citra yang terbentuk dari lembah sidik jari akan terlihat terang
6
.

Gambar 2.4 Sidik Jari Yang Diletakkan Di Sensor

Gambar 2.5 Sidik Jari Hasil Scan

6
http://www.cim.mcgill.ca/~vleves/homepage/research/taxel/image_acq/acq.htm
11

2.5.2 Ekstraksi Feature
Ekstraksi minutiae mendapatkan alur berhenti dan alur bercabang dari citra
masukkan sidik jari. Performansi dari algoritma ekstraksi minutiae sangat
bergantung kepada kualitas dari citra sidik jari. Tujuan pemilihan feature citra adalah
untuk mencari ciri yang paling optimum dari suatu objek yang dapat membedakan
objek tersebut dengan objek-objek yang lain
7
.

Gambar 2.6 Ridge Ending dan Ridge Bifurtion

2.5.3 Pencocokan Sidik Jari
Dengan memberikan dua sifat (masukkan dan template) yang berasal dari
dua sidik jari, tujuan dari sistem pencocokkan sifat adalah menentukan apakah sidik
jari tersebut menunjukkan jari yang sama.









7
http://www.ravirajtech.com/biometrics_fingerprint_technology.html
12

BAB III
Metodelogi Penelitian
3.1 Kerangka Pemikiran
Pada tahap ini penulis membuat suatu kerangka pemikiran secara bertahap.
Kerangka pemikiran merupakan pola pikir penulis dari awal sampai berakhirnya
suatu penelitian.

3.1.1 Identifikasi Masalah
Pada tahap ini penulis merumuskan beberapa permasalahan yang
akan dibahas secara rinci dalam penelitian.

3.1.2 Kajian Pustaka
Kajian pustaka merupakan tahap awal yang dilakukan dalam memulai
suatu penelitian. Pada tahap ini penulis mempelajari metode otentikasi sidik
jari yang diperoleh dari buku-buku, artikel, dan dari sumber-sumber lain yang
relevan untuk menunjang penyelesaian pembuatan makalah ini.

3.1.3 Pengumpulan Data
Tahap berikutnya setelah kajian pustaka adalah tahap pengumpulan
data. Tahap ini dilakukan dengan pengumpulan data dari teori-teori yang
sesuai dengan penelitian, serta survey untuk memperoleh data yang
diperlukan dan gambaran nyata mengenai kebutuhan sistem.



13

3.1.4 Analisis dan Perancangan Sistem
Tahapan ini menentukan rancangan sistem yang akan dibuat,
berdasarkan desain yang diusulkan dan analisis system yang telah dilakukan.
Rancangan sistem menggunakan desain terstruktur.

3.1.5 Pembuatan Program
Pada tahap ini dilakukan pembuatan program yang disesuaikan
dengan rancangan sistem. Dalam tahap ini penulis menggunakan metode
pengembangan perangkat lunak.

3.1.6 Implementasi Program
Tahapan ini adalah tahapan untuk implementasi rancangan sistem
yang telah disetujui dengan menggunakan bahasa pemrograman dan alat
bantu yang sesuai.

3.1.7 Pengujian
Tahap terakhir yang dilakukan untuk pengujian sistem secara
fungsional yaitu per proses dan menganalisis sistem baru terhadap sistem
lama.

3.2 Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan dalam sistem penelitian ini adalah :
a. Perangkat keras yang digunakan dalam pembuatan aplikasi ini sebagai berikut :
1. Processor Intel Pentium IV
2. RAM 128 MB
14

3. 64 VGA Card
4. Hard Disk 20 GB
b. Sedangkan Perangkat lunak yang digunakan dalam pembuatan aplikasi ini
adalah :
1. Sistem Operasi Windows XP
2. Microsoft Visual Basic
3. Adobe Photoshop 7.0

3.3 Lokasi Penelitian
3.3.1 Waktu Penelitian
Waktu penelitian berlangsung selama satu semester, yaitu terhitung
sejak bulan sepember 2012 sampai dengan Februari 2013.

3.3.2 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan pada Sekolah Tinggi Teknik PLN Jl.
Lingkar Luar Barat Duri Kosamb, Cengkareng Jakarta.

Você também pode gostar