Você está na página 1de 53

1

BAB 1. PENDAHULUAN


Bab ini akan membahas sekilas mengenai konsep-konsep yang berkaitan dengan
himpunan dan fungsi.

1.1. Himpunan

Ada beberapa notasi himpunan yang sering digunakan dalam Analisis
Real.

(1). merupakan notasi untuk himpunan bilangan asli.
(2) merupakan notasi untuk himpunan
bilangan bulat.
(3)

merupakan notasi untuk himpunan bilangan


rasional.
(4) merupakan notasi untuk himpunan bilangan irasional, dan
(3) merupakan notasi untuk himpunan bilangan Real.

Sama seperti bilangan, ada beberapa operasi pada himpunan yaitu
gabungan , irisan (, kurang dan kali .

Definisi 1.1.
Misalkan A dan B adalah sebarang himpunan.




Selain itu, ada beberapa relasi pada himpunan yaitu subset dan sama dengan
.


Definisi 1.2.
Misalkan A dan B adalah sebarang himpunan.
jika dan hanya jika .
jika dan hanya jika dan .

2

Berdasarkan Definisi 1.2, langkah untuk membuktikan suatu himpunan A subset
dari himpunan B adalah
(a) ambil sebarang anggota A tertentu, sebut saja ,
(b) kemudian tunjukkan bahwa .

Contoh
1. Misalkan dan adalah himpunan. Buktikan bahwa
jika dan hanya jika .
Jawab

Langka pertama adalah buktikan
.
Berdasarkan Definsi 1.2, pembuktikan dilakukan dua tahap.
(1) Pembuktian .
Ambil sembarang , maka .
Jadi, .
(2) Pembuktian .
Ambil sembarang .
Karena , maka .
Artinya dan .
Jadi, .
Kesimpulan, .

Langka pertama adalah buktikan
.
Ambil sembarang .
Karena , maka .
Artinya .
Jadi, .

Terbukti, jika dan hanya jika .


Berikut definisi dari hasil kali Cartesian antara himpunan A dan B.

Definisi 1.3
Jika A dan B adalah dua himpunan tidak kosong, maka hasil kali Cartesian
(Cartesian product) adalah himpunan semua pasangan terurut/ordered pairs ( ) b , a
dengan A ae dan B be .

3

Atau,

( ) { } B b , A a | b a B A
B
A
e e =
)
`

| =
| =
.

Contoh
2. Misal { } 3 2 1 , , A = dan { } 5 4, B = , maka
.


Latihan Soal 1.1

1. Buktikan Hukum Distributif berikut.
(a)
(b)

2. Misalkan , dan
. Tentukan:
(a)
(b)
(c)

3. Gambarkan bidang dari hasil kali Cartesian dimana dan
.

4. Misalkan

untuk setiap . Tentukan:


(a)


(b)


(c)











( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) { } 5 3 4 3 5 2 4 2 5 1 4 1 , , , , , , , , , , , B A =
4

1.2. Fungsi
1.2.1. Definisi Fungsi

Salah satu konsep penting dalam Analisis Real adalah fungsi.

Definisi 1.4
Misal A dan B sembarang himpunan., f dikatakan fungsi dari A ke B, jika
dan untuk setiap , ada tepat satu elemen sehingga
(dengan kata lain, )

Jika ( ) f b , a e , maka dapat ditulis
( ) a f b = atau b a : f .
Sehingga pernyataan

dapat ditulis:
.

Contoh
3. Misal { } 3 2 1 , , A = dan { } 5 4, B = .
Manakah dari himpunan-himpunan berikut yang merupakan fungsi dan bukan
fungsi.
a.
b.
c.
Jawab
(a) bukan fungsi karena ada , tetapi .
Dengan cara lain,
, tetapi .
Pembuktian tersebut mudah dipahami bila kita melihat gambar fungsi
berikut.



( ) ( ) ' b b f ' b , a , b , a = e
1
2
3
4
5
A B
f

5

(b) bukan fungsi karena ada yang tidak memiliki pasangan di .


(c) Hasil kali Cartesian himpunan A dan B,
.
Maka .
Karena tidak ada anggota dengan

, maka pernyataan

selalu bernilai benar.


Terbukti, adalah fungsi.


1.2.2. Daerah Asal, Daerah Kawan dan Daerah Hasil Fungsi

Pada fungsi dikenal beberapa istilah yaitu daerah asal (domain), daerah
kawan (kodomain) dan daerah hasil (range).

Misalkan f adalah fungsi dari A ke B.
Daerah asal f

adalah himpunan semua anggota A yang mempunyai


pasangan di B. Jadi,

.
Himpunan B disebut daerah kawan.
Daerah hasil f

adalah himpunan semua anggota B yang mempunyai


pasangan di A.


Ini berarti daerah hasil fungsi ada di (

)
1
2
3
4
5
A B
h
1
2
3
4
5
A B
g
6

Contoh 3
Misal adalah fungsi dari ke dimana
dan , maka


1
2
3
4
4
5
6
7
R
f
C D
h



1.2.3. Komposisi Fungsi

Definisi dari komposisi fungsi adalah sebagai berikut.

Definisi 1.5
Misal f fungsi dengan A D
f
_ dan B R
f
_ , dan g fungsi dengan B D
g
_ dan
C R
g
_ , maka f g adalah fungsi dari A ke C yang didefinisikan
( ) ( ) ( ) { } g c , b f b , a B b | C A c , a f g e e e - e = dan sehingga

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut.
R
gof
f
g
A B C


Perhatikan bahwa daerah hasil dari adalah
( ) ( ) { }
gof gof
D x | x f g R e = .

Catatan:
g o f terdefinsi jika

.

7

Contoh 4
a. Tentukan g o f dengan
( ) x x f 2 = dan ( )
2
x x g = .
b. Tentukan j h dengan
( ) 1
2
= x x j dan ( ) x x h = .
jawab
(a). Sebelum menentukan g o f perlu diperiksa apakah

?
Kalau f tidak dibatasi untuk nilai-nilai tertentu, maka D
f
adalah domain terbesar
(artinya himpunan terbesar yang membuat fungsi f terdefinisi).
Dengan demikian
D
f
= R dan D
g
= R
Sehingga R
f
= R.
Jadi, R D R
g f
= .
Sehingga
( ) ( ) ( ) ( ) ( )
2 2
4 2 2 x x x g x f g x f g = = = = .

(b) Karena
{ } 1 s = x | x R
j
dan { } 0 > = x | x D
h

maka | =
h j
D R .
Ini berarti j h tidak terdefinisi.


1.2.4. Fungsi Injektif

Fungsi injektif dikenal juga sebagai fungsi satu-satu (fungsi 1-1) atau
korespondensi satu-satu.

Definisi 1.5
Misal f fungsi dari A ke B.
f dikatakan injektif jika
( ) ( ) ' a a f b , ' a , b , a = e , atau ( ) ( ) b a b f a f = = .

Contoh 5
Manakah dari fungsi-fungsi berikut yang merupakan fungsi 1-1.
(a) ( ) 1 + = x x f .
(b) ( ) 1
2
+ = x x g .
8

Jawab
(a) Misal diberikan sembarang R b , a e dengan ( ) ( ) b f a f = . Maka

b a
b a
=
+ = + 1 1

Jadi, f fungsi 1-1.

(b) Karena ada ( ) ( ) 1 2 1 g g = = dengan 1 1= , maka g bukan fungsi 1-1.


Contoh 6
Misal f dan g fungsi dengan ( )
f
D x x x f g e = , .
Tunjukkan bahwa f fungsi injektif dan dan .
Jawab
Akan ditunjukkan f fungsi 1-1.
Misal diberikan sembarang
f
D y , x e dengan . Maka
( ) x x f g = dan ( ) y y f g = .
Karena g fungsi dan ( ) ( ) y f x f = , maka
y x = .
Jadi, f fungsi 1-1.

Akan ditunjukkan .
Misal diberikan sembarang
f
R y e .
Maka
f
D x e - sehingga ( ) x f y = .
Akibatnya
.
Ini berarti
g
D y e .
Jadi,
g f
D R _ .

Akan ditunjukkan


Misal diberikan sembarang
f
D x e .
Maka
f
R y e - sehingga ( ) y x f = .
Akibatnya
( ) ( ) ( ) ( ) x y g x f g x f g = = = .
Ini berarti
g
R x e .
Jadi,

.
g f
D R _
f g
D R _
( ) ( ) y f x f =
g f
D R _
( ) ( ) ( ) ( ) x y g x f g x f g = = =

9

1.2.5. Fungsi Surjektif dan Bijektif

Fungsi surjektif dikenal juga sebagai fungsi pada/onto. Definisi fungsi
surjektif dan injektif adalah sebagai berikut.

Definisi 1.6
Misal f fungsi dari A ke B.
f dikatakan surjektif/onto/pada jika B R
f
= . Dengan kata lain,
sehingga .

Berdasarkan definisi di atas, fungsi surjektif dapat dipahami sebagai suatu fungsi
dimana setiap anggota dari kodomain memilik pasangan di domain.


Definisi 1.7
Suatu fungsi f bijektif jika
(i) f injektif, dan
(ii) f surjektif.


Contoh 7
Misalkan dan adalah fungsi dari ke . Manakah dari kedua fungsi tersebut
yang surjektif.
(a)
(b)


Jawab

(a) Akan ditunjukkan bahwa surjektif.
Ambil sembarang .
Pilih

.
Sehingga

.
Jadi, surjektif.

(b) Akan ditunjukkan bahwa bukan fungsi surjektif.
Pilih , maka tidak ada sedemikian sehingga

.
Jadi, anggota dari kodomain tidak memiliki pasangan di domain.
Jadi, bukan fungsi surjektif.


10

1.2.6. Fungsi Invers

Definisi fungsi invers adalah sebagai berikut.

Definisi 1.8
Misal f fungsi bijektif dari ke .

Jika ( ) ( ) { } f b , a | A B a , b g e e = , maka g fungsi bijektif dari ke .
Fungsi g yang demikian disebut fungsi invers dan dinotasikan
1
f .
Bukti

Akan ditunjukkan g fungsi.
Misal ( ) g a , b e , berdasarkan Definisi 1.6, ( ) A B a , b e .
Jadi A B g _ .
Misal diberikan sembarang ( ) ( ) g ' a , b , a , b e , maka ( ) ( ) f b , ' a , b , a e .
Karena f injektif, maka
' a a = .
Jadi, g fungsi.


Akan ditunjukkan g fungsi injektif.
Ambil sembarang

, maka

.
Karena fungsi, maka


Akan ditunjukkan fungsi surjektif.
Ambil sembarang .
Karena fungsi, maka memiliki pasangan di sebut saja .
Artinya .
Akibatnya .
Ini berarti setiap anggota dari kodomain fungsi (), memiliki pasangan di
daerah asal fungsi ().
Jadi, fungsi surjektif.


Contoh 8
Misal f, g fungsi dengan

( )
( )
g
f
D y , y y g f
D x , x x f g
e =
e =



11

Tunjukkan
1
= f g .
Jawab
g dikatakan fungsi invers dari f atau
1
= f g , jika
(i) f, g injektif,
(ii)
f g
R D = dan
f g
D R = ,
(iii) ( ) ( ) g a , b f b , a e e .

Berdasarkan jawaban latihan soal 1.2 nomor 5.
Karena ( )
f
D x , x x f g e = , maka f fungsi injektif dan dan
.
Karena ( )
g
D y , y y g f e = , maka g fungsi injektif dan
f g
D R _ dan
g f
D R _ .
Jadi, f, g injektif,
f g
R D = dan
f g
D R = ,

Akan ditunjukkan ( ) ( ) g a , b f b , a e e .

()
Misal diberikan sembarang ( ) f b , a e , maka ( ) a f b = , dengan
f
D a e .
Sehingga
( ) ( ) ( ) ( ) a b g a f g a f g = = = .
Jadi, ( ) g a , b e

(:)
Misal diberikan sembarang ( ) g a , b e , maka ( ) b g a = , dengan
g
D be .
Sehingga
( ) ( ) ( ) ( ) b a f b g f b g f = = = .
Jadi, ( ) f b , a e .








g f
D R _
f g
D R _
12

1.2.7. Peta dan Prapeta

Peta oleh suatu fungsi disebut juga dengan bayangan (image) dari .
Definisi kedua konsep tersebut adalah sebagai berikut.

Definisi 1.9
Misal B A : f dengan A D
f
= dan B R
f
_ (tidak diasumsikan f injektif).
Jika A E _ , maka peta E oleh f, ditulis ( ) E f , didefinisikan
( ) ( ) { } E x | x f E f e = .
Jika B H _ , maka prapeta H oleh f, ditulis ( ) H f
1
, didefinisikan
( ) ( ) { } H x f | x H f e =
1
.


Catatan:
( ) 3
1
f bermakna jika
1
f ada atau f injektif.
{ } ( ) 3
1
f ada karena merupakan prapeta dari {3}.


Contoh 9
Misal ( ) 3 2 + = x x f , ( ) 3 2
2
+ = x x g , E = [1,2].
Tentukan ( ) ( ) ( ) ( ) E g , E f , E g , E f
1 1


.
Jawab
( ) ( ) { } | | { } { } { }
{ } { } | | 7 5 7 5 7 3 2 5 3 2
4 2 2 3 2 2 1 3 2 2 1 3 2
, a | a x | x
x | x x | x , x | x E x | x f E f
= s s = s + s + =
s s + = s s + = e + = e =

( ) ( ) { } | | { } { }
{ } { } { }
{ } | | 11 5 11 5
11 3 2 5 3 2 8 2 2 3 2 4 1 3 2
2 1 3 2 2 1 3 2
2 2 2 2 2 2
2 2
, b | b
x | x x | x x | x
x | x , x | x E x | x g E g
= s s =
s + s + = s s + = s s + =
s s + = e + = e =


( ) ( ) { } { } { }
{ } | |
2
1
2
1
1
1 1
1 2 2 2 3 2 1

= s s =
s s = s + s = e =
, x | x
x | x x | x E x f | x E f


( ) ( ) { } { } { }
{ }. x | x
x | x x | x E x g | x E g
2
1
2
2 2 1
1
1 2 2 2 3 2 1

s s =
s s = s + s = e =


13

Karena R x , x e > setiap untuk 0
2
, maka tidak ada R x e sehingga
2
1
2
1

s s x .
Jadi, ( ) | =

E g
1
.


Latihan Soal 1.2.

1. Misalkan himpunan dan himpunan

yang merupakan subset dari .


Apakah himpunan merupakan fungsi? Jelaskan!

2. Misal dengan

. Tentukan
(a) apakah merupakan fungsi? Jika ya, buktikan. Jika tidak, buktikan.
(b) apakah merupakan fungsi injektif? Jika ya, buktikan. Jika tidak,
buktikan.
(c) apakah merupakan fungsi surjektif? Jika ya, buktikan. Jika tidak,
buktikan.
(d) apakah merupakan fungsi bijektif? Jika ya, buktikan. Jika tidak,
buktikan.

3. Misal dengan

dan . Tentukan dan

.

4. Misal , apakah fungsi inversnya ada (atau


ada)? Jika ya, tuliskan fungsi inversnya. Jika tidak ada, jelaskan alasannya.

5. Misalkan dan adalah fungsi-fungsi bijektif. Buktikan
bahwa komposisi fungsi juga fungsi bijektif.










14

1.3. Induksi Matematika
1.3.1. Sifat Terurut Baik Bilangan Asli

Setiap himpunan bagian tak kosong dari mempunyai unsur terkecil.
Atau,
m k , m , k S k , m , S , N S s - e | = _ .

1.3.2. Prinsip Induksi Matematika

Prinsip induksi matematika adalah sebagai berikut.
Misal N S _ dengan sifat
(i) S e 1 ,
(ii) S k S k e + e 1 .
Maka S = N.

Berdasarkan itu, maka tahap-tahap pembuktian menggunakan induksi matematika
adalah :

Misalkan S = {n | f(n) benar}
Tahap 1. Memeriksa apakah 1 e S.
Tahap 2. Memisalkan k e S.
Tahap 3. Menunjukkan k+1 e S.
Kesimpulan, S = N


Contoh 10
Buktikan
1 + 2 + 3 + + n =
2
1) n ( n +
, n e N
Jawab

Misal S = {n | f(n) benar}
(i) 1 e S sebab 1 = 1(1+1)/2 benar.
(ii) Misalkan k e S, maka
1 + 2 + 3 + + k =
2
1) k ( k +




15

Akan ditunjukkan k+1 e S.
1 + 2 + 3 + + k + (k+1) =
2
1) k ( k +
+ (k+1) =
2
1) k ( k +
+
2
1 2 ) k ( +

=
2
2 1 ) k )( k ( + +

Jadi, k+1 e S.
Terbukti S = N


Contoh 11
Buktikan
n < 2
n
, n e N
Jawab

Misal S = {n | f(n) benar}.
(i) 1 e S sebab 1 < 2
1
benar.
(ii) Misalkan k e S, maka k < 2
k
.
Akan ditunjukkan k+1 e S.
k+1 < 2
k
+1 < 2
k
+2 < 2
k
.2 = 2
k+1
.
Jadi, k+1 e S.
Terbukti S = N


Contoh 12
( ) ( )
( )
. n ,
n f
n f , f 1
4
3 2
1 1 1 >
+
= + =
Buktikan
(a) ( ) N n , n f e s 2 ,
(b) ( ) ( ) N n , n f n f e + s 1 .
Jawab
(a) Misal ( ) { } benar n f | N n S e = .
S e 1 , sebab ( ) 2 1 1 s = f benar.
Misalkan S k e , maka ( ) 2 s k f .
Akan ditunjukkan S k e +1 .
( )
( )
2
4
7
4
3 2 2
4
3 2
1 s =
+
s
+
= +
. k f
k f .
Jadi, S k e +1 .
Terbukti S=N.
16

(b) Misal ( ) { } benar n f | N n S e =
S e 1 , sebab ( ) ( )
4
5
4
3 2 1
2 1 1 =
+
= s =
.
f f benar.
Misalkan S k e , maka ( ) ( ) 1 + s k f k f .
Akan ditunjukkan S k e +1 .
( )
( ) ( )
( ) 2
4
3 1 2
4
3 2
1 + =
+ +
s
+
= + k f
k f k f
k f .
Jadi, S k e +1 .
Terbukti S=N.


1.3.3. Prinsip Induksi Kuat Matematika

Pada kasus-kasus tertentu pembuktian dengan induksi matematika belum
dapat membuktikan kebenaran pernyataan yang dimaksud. Kita membutuhkan
prinsip lainnya yang pada intinya sama dengan sebelumnya yaitu Prinsip Induksi
Kuat Matematika.
Misal N S _ dengan sifat
(i) S e 1 ,
(ii) { } S k S k , k ,..., , e + _ 1 1 2 1 .
Maka S = N.


Contoh 13
Misalkan suatu barisan (x
n
) didefinisikan sebagai berikut: x
1
= 1, x
2
= 2 dan x
n+2
=
2
1
(x
n+1
+x
n
), n e N. Tunjukkan bahwa 1 s x
n
s 2, n e N.
Jawab

Misal S = {n | f(n) benar}.
(i) 1 e S sebab 1 s 1 s 2 benar.
(ii) Misalkan {1,2, , k-1, k} e S, maka
1 s x
k-1
s 2
1 s x
k
s 2
2 s x
k-1
+x
k
s 4
1 s
2
1
(x
k-1
+x
k
) s 2
1 s x
k+1
s 2
Jadi, k+1 e S.
Terbukti S = N.

17

Latihan 1.3

1. Buktikan bahwa

untuk semua .

2. Buktikan bahwa

untuk semua .

3. Buktikan bahwa

untuk
semua .

4. Buktikan bahwa

untuk .
(Petunjuk untuk membuktikannya gunakan tahap-tahap berikut.
(a) periksa apakah untuk pernyataan benar,
(b) asumsikan pernyataan benar untuk .
(c) tunjukkan pernyataan benar untuk )

5. Buktikan bahwa

untuk semua .




















18

I.4. Himpunan Infnit

Himpunan infinit dikenal juga sebagai himpunan tak terhingga.
Sebelumnya kita pelajari dahulu apa yang dimaksud dengan fungsi finit
(terhingga).

Definisi 1.10
Suatu himpunan B adalah finite jika B = C atau jika ada bijeksi dengan daerah
asal B dan daerah hasil dalam segmen awal {1, 2, 3, , n} dari N.
Atau,
B finite jika
(i) B = C, atau
(ii) ada { } n , , , , B : f
pada
3 2 1
1 1

.

Jika tidak ada fungsi yang demikian B dikatakan infinite.
Jika ada N B : f
pada

1 1
, maka B dikatakan denumerable.
Jika suatu himpunan finite atau denumerable, maka himpunan tersebut dikatakan
countable.
Suatu himpunan yang tidak countable (tidak finite dan tidak denumerable) disebut
uncountable.


Contoh 14
Tentukan manakah dari himpunan-himpunan berikut yang finite, infinite,
denumreable, countable dan uncountable.
A = {a, b, c, d, e, f, g, h, i, j}
B = {neN | n s 10000}
C = {neN | n bilangan ganjil positif}
D = N
E = R
F = Q
I = {x | 0 s x s 1}= [0,1]
J = {x | x
2
= -1}
K = {
n
1
| neN}
Jawab


19

A, B, J himpunan finite
C, D, F, K himpunan infinite, denumerable, countable
E, I himpunan uncountable


Teorema 1.1
B dikatakan countable ada f : B
1 1
N
Bukti
(:)
Misalkan ada f : B
1 1
N.
Ada dua kemungkinan.
(1) Jika R
f
= N, maka B denumerable. Menurut definisi B countable.
(2) Jika R
f

c
=
N, maka B finite. Menurut definisi B countable.
Jadi, B countable.
()
Misalkan B countable.
Maka ada dua kemungkinan.
(1) B finite. Ini berarti ada f 1-1 dengan D
f
= B dan R
f

c
=
N.
(2) B denumerable. Ini berarti ada f 1-1 dengan D
f
= B dan R
f
= N.
Jadi, ada f : B
1 1
N.


Teorema 1.2
(a) A _ B, B finite A finite.
(b) A _ B, B countable A countable.


Teorema 1.3
(a) A = {A
1
, A
2
, , A
n
}, A
i
finite, i = 1, 2, , n A finite. Atau,
A
i
finite, i = 1, 2, , n

n
i
i
A
1 =
finite
Bukti

Dengan induksi kuat akan ditunjukkan

n
i
i
A
1 =
finite.
Misalkan S = {neN | f(n) benar}
20

i) 1e S, karena

1
1 = i
i
A = A
1
finite.
ii) Misalkan {1, 2, , k-1, k} _ S, maka

2
1 = i
i
A = A
1
A
2
finite

k
i
i
A
1 =
= B finite.

Akan ditunjukkan k+1eS.

1
1
+
=
k
i
i
A =

k
i
i
A
1 =
A
k
= B A
k
finite.
Jadi, k+1e S. Terbukti S = N.


Pertanyaan
Apakah berlaku kebalikannya yaitu

n
i
i
A
1 =
finite A
i
finite, i = 1, 2, , n
Jawab : Ya

Dari Teorema 1.2, kita tahu bahwa jika A finite maka sembarang subset dari A
adalah finite.
Tulis

n
i
i
A
1 =
= A.
Karena A finite dan A
1
_ A, A
2
_ A, , A
n
_ A, maka A
1
, A
2
, , A
n
finite.
Jadi, A
i
finite, i = 1, 2, , n.

(b) C = {C
1
, C
2
, C
3
, }, C
i
countable, i = 1, 2, 3, C countable. Atau,
C
i
countable, i = 1, 2, 3,

=1 i
i
C countable
Bukti

Tulis

=1 i
i
C = C.
C dikatakan countable jika setiap anggota di C dapat diberi nomor 1, 2, 3,
tanpa ada yang ketinggalan/tercecer.
Jadi untuk membuktikan C countable, maka kita akan memberi nomor setiap
anggota C.

21

Misal
C
1
= { , c , c , c , c
1
4
1
3
1
2
1
1
}
C
2
= { , c , c , c , c
2
4
2
3
2
2
2
1
}

C
n
= { , c , c , c , c
n
4
n
3
n
2
n
1
}

dengan
j
i
c adalah anggota ke-i dari himpunan C
j
.
Definisikan tinggi
j
i
c = i+j.
Karena untuk sembarang bilangan asli m > 2 hanya ada m 1 anggota yang
mempunyai tinggi m, maka kita dapat memberi nomor anggota-anggota C
berdasarkan tingginya sebagai berikut
c , c , c , c , c , c , c
4
1
3
1
2
2
1
3
1
2
2
1
1
1


Secara gambar kita dapat memberi nomor setiap anggota di C dengan mengikuti
arah tanda panah sebagai berikut

, c , c , c , c
1
4
1
3
1
2
1
1


, c , c , c , c
2
4
2
3
2
2
2
1


, c , c , c , c
3
4
3
3
3
2
3
1


, c , c , c , c
4
4
4
3
4
2
4
1



Karena kita dapat memberi nomor setiap anggota di C berdasarkan tingginya
seperti di atas, maka C countable.
Pertanyaan
Apakah berlaku kebalikannya yaitu

=1 i
i
C countable C
i
countable, i = 1, 2, 3,
Jawab : Ya

Dari Teorema 1.2, kita tahu bahwa jika C countable maka sembarang subset dari
C adalah countable.
Tulis

=1 i
i
C = C.
22

Karena C countable dan C
1
_ C, C
2
_ C, , C
n
_ C, maka C
1
, C
2
, , C
n
,
countable.
Jadi, C
i
countable, i = 1, 2, , n.


Buktikan bahwa Q countable.
Bukti
Bilangan rasional Q adalah bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk
n
m
,
dengan m,n e Z dan n = 0.

Untuk membuktikkan Q countable perhatikan himpunan-himpunan berikut.
A
0
= {0}
A
1
= { } ,.... , , , , ,
1
3
1
3
1
2
1
2
1
1
1
1

A
2
= { } ,.... , , , , ,
2
3
2
3
2
2
2
2
2
1
2
1


A
n
= { } ,.... , , , , ,
n
3
n
3
n
2
n
2
n
1
n
1

Perhatikan bahwa A
i
, i = 1, 2, , n, adalah himpunan countable, dengan

n
i
i
A
1 =
= Q.
Berdasarkan Teorema 1.3, maka Q countable.


Buktikan I = [0, 1] uncountable
Bukti
Andaikan I countable, maka I finite atau denumerable.
Karena I memuat {
n
1
| n e N} maka I infinite.
Jadi, I denumerable.
Tulis I = {x
1
, x
2
, x
3
, , x
n
, } dengan 0 s x
i
s 1 ieN.
Dengan demikian x
i
dapat ditulis.
x
1
= 0,a
1
a
2
a
3
, a
i
e {0,1,2, , 9}
x
2
= 0,b
1
b
2
b
3
, b
i
e {0,1,2, , 9}
x
3
= 0,c
1
c
2
c
3
, c
i
e {0,1,2, , 9}

x
n
=




23

Definisikan y = 0,y
1
y
2
y
3
dengan
y
1
=

s
>
4 7
5 2
1
1
a ,
a ,

y
2
=

s
>
4 7
5 2
2
2
b ,
b ,

y
3
=

s
>
4 7
5 2
3
3
c ,
c ,


Sehingga y = x
i
, x
i
padahal 0 s y s 1 (kontradiksi).
Jadi pengandaian salah.
Haruslah I uncountable.


Akan dibuktikan bahwa R uncountable.
Jawab
Andaikan R countable maka sembarang subset dari R juga countable.
I = [0,1] adalah subset dari R. Akibatnya I countable.
Hal ini bertentangan dengan I uncountable.
Jadi, pengadaian R countable salah.
Haruslah R uncountable.


Contoh 16
Buktikan bahwa himpunan-himpunan
C = {neN | n bilangan ganjil positif}
K = Z
denumerable.
Jawab
Untuk menunjukkan himpunan-himpunan tersebut denumerable berarti harus
menunjukkan ada f : B N yang 1-1 dan pada.


Akan ditunjukkan C denumerable.

Misalkan f : C N dengan
f(c) =
2
1 + c
., ceC.

24

Akan ditunjukkan f fungsi.
Misalkan diberikan sembarang (a,b)ef, maka aeC dan b = f(a) =
2
1 + a
.
Karena a bilangan ganjil positif, maka a+1 bilangan genap positif.
Akibatnya
2
1 + a
= b e N.
Ini berarti (a, b) e CxN.
Jadi, f _ CxN.

Misalkan a=b e C, maka
f(a) =
2
1 + a
=
2
1 + b
= f(b).
Jadi, f fungsi.

Akan ditunjukkan f 1-1.
Misalkan f(a) = f(b) e N, maka

2
1 + a
=
2
1 + b

a+1 = b+1
a = b.
Jadi, f 1-1.

Akan ditunjukkan f fungsi pada.
Karena f fungsi dari C ke N, maka R
f
_ N.
Misalkan y e N, maka ada 2y-1 e C sehingga
f(2y-1) =
2
1 1 2 + ) y (
=
2
2y
= y.
Ini berarti y e R
f
.
Jadi N _ R
f
.

Karena R
f
_ N dan N _ R
f
, maka R
f
= N.
Terbukti f fungsi onto.
Kesimpulan, C denumerable.







25

Akan ditunjukan denumerable.

Misalkan f : Z N dengan
f(z) =

s +
> +
1 1 2
0 1 2
z , ) z (
z , ) z (
, zeZ.

Misalkan (a,b)ef, maka aeZ dan b = f(a).
Jika a > 0, maka
a+1 > 1
2(a+1) = f(a) = b > 1.
Jika a s -1, maka
2a s -2
(2a + 1) s 1
-(2a+1) = f(a) = b > 1.
Ini berarti b > 1 atau dengan kata lain b e N.
Akibatnya (a,b) e ZxN.
Jadi, f _ ZxN.

(i) Misalkan a=b > 0, maka
f(a) = 2(a+1) = 2(b+1) = f(b).
(ii) Misalkan a=b s -1, maka
f(a) = -(2a + 1) = -(2b + 1) = f(b).
Jadi f fungsi.

Akan ditunjukkan f 1-1.
(i) Misalkan f(a) = f(b) genap, maka
f(a) = 2(a+1)
f(b) = 2(b+1),
untuk suatu a, b > 0.

Karena f(a) = f(b) maka
2(a+1) = 2(b+1)
a = b.

(ii) Misalkan f(a) = f(b) ganjil, maka
f(a) = -(2a+1)
f(b) = -(2b+1)
untuk suatu a,b s -1.

26

Karena f(a) = f(b), maka
-(2a+1) = -(2b+1)
a = b.
Jadi, f 1-1.

Akan ditunjukkan f fungsi onto.
Artinya R
f
= N.
Karena f fungsi dari Z ke N, maka R
f
_ N.
Misalkan diberikan sembarang y e N.
(i) Jika y genap, maka ada
2
y
-1 > 0 sehingga
f(
2
y
-1) = 2(
2
y
-1 +1) = 2 .
2
y
= y
Jadi y e R
f
.

(ii) Jika y ganjil, maka ada
2
1 y
s -1 sehingga
f(
2
1 y
) = -(2.
2
1 y
+1) = -(-y-1+1) = -(-y) = y.
Jadi y e R
f
.
Jadi N _ R
f
.
Karena R
f
_ N dan N _ R
f
, maka R
f
= N.
Terbukti f fungsi onto.

Kesimpulan, Z denumerable.



27
BAB 2. BILANGAN REAL

Bab ini akan membahas sifat-sifat aljabar, terurut dan kelengkapan dari bilangan
real

2.1. Sifat-sifat Aljabar dari R

Operasi pada himpunan S adalah suatu fungsi. Untuk sembarang a,beS,
kita tulis ab untuk (a,b).
: S x S S
(a,b) (a,b)

Misal adalah operasi pada hmpunan S. S dikatakan tertutup di bawah operasi
jika
a,b e S, ab e S.

Grup adalah suatu pasangan terurut (S, ) dengan S adalah himpunan dan
adalah operasi pada S yang memenuhi:
(i) asosiatif
(ii) memiliki unsur identitas
(iii) ada unsur invers.

R dengan operasi + bersifat : (i) asosiatif
(R, +) (ii) -0eR, aeR, a+0 = 0+a = a
(iii) aeR, -(-a)eR, a+(-a) = (-a)+a = 0
(iv) komutatif

R {0} dengan operasi bersifat : (i) asosiatif
(R {0}, x) (ii) -1eR, aeR, ax1 = 1xa = a
(iii) aeR, -(1/a)eR, ax(1/a) = (1/a)xa = 1
(iv) komutatif

(R, +, x) bersifat : distributif, ax(b+c) = (axb) + (axc), a,b,c e R.

Himpunan-himpunan yang memenuhi sifat-sifat di atas disebut field. Field
adalah triple (F, +, x) sedemikian sehingga (F, +) adalah suatu grup abelian
(identitasnya 0) dan (F {0}, x) juga suatu grup abelian, dan memenuhi sifat
distributif
ax(b+c) = (axb) + (axc), a,b,c e F.

28
R dengan operasi + dan x adalah field.
Selain R ada field-field yang lain yaitu C, dan Q.

Teorema 2.1
(a). Jika z,a e R dan z+a = a, maka z = 0.
Bukti
a + (-a) = 0
(z+a) + (-a) = 0
z + (a + (-a)) = 0
z + 0 = 0
z = 0

(b) Jika u,beR dan b=0 dan u.b=b, maka u=1.
Bukti
b (
b
1
) = 1
(u.b) (
b
1
) = 1
u (b.
b
1
) = 1
u.1 = 1
u = 1


Teorema 2.2
(a) Jika a,beR, a+b = 0, maka b = -a.
Bukti
-a +0 = -a
-a + (a+b) = -a
(-a+a) + b = -a
0 + b = -a
b = -a

(b) Jika a = 0 dan be R sehingga a.b = 1, maka b = 1/a.
bukti
(1/a) .1 = 1/a
(1/a) . ab = 1/a
((1/a).a) . b = 1/a
1. b = 1/a
b = 1/a



29
Teorema 2.3
Misal R b , a e , maka
(i) persamaan b x a = + mempunyai selesaian tunggal ( ) b a x + = .
(ii) Jika 0 = a , maka persamaan b x . a = mempunyai selesaian tunggal b . x
a
1
= .


Teorema 2.4
Jika R ae , maka
(i) 0 0 = . a
bukti

.

(ii) ( ) a a . = 1
bukti


.

(iii) ( ) a a =
bukti



(iv) ( )( ) 1 1 1 = .


Teorema 2.5
Misal R c , b , a e .
(i) jika 0 = a , maka 0
1
=
a
dan a
a
=
1
1
.
(ii) jika c . a b . a = dan 0 = a , maka c b =
(iii) jika 0 = b . a , maka 0 = a atau 0 = b .


Operasi kurang didefinisikan dengan ( ) b a b a + = .
Operasi bagi didefinisikan dengan ( )
b b
a
. a
1
= .


30
Bilangan Rasional

Teorema 2.6
Tidak ada bilangan rasional r yang memenuhi 2
2
= r .

Contoh 1
Jika R ae dengan a a . a = , maka 0 = a atau 1 = a .
jawab
Karena 1 . a a = dan a a . a = , maka 1 . a a . a = .
Jika 0 = a , berdasarkan teorema 2.1.6, maka 1 = a .
Jika 0 = a , maka 0.0 = 0 benar.
Jadi, 0 = a atau 1 = a .

Latihan 2.1

1. Buktikan Teorema 2.4.

2. Jika , buktikan bahwa:
(a) (b)
(c)

(d)

.

3. Jika yang memenuhi . Buktikan bahwa atau .


2.2. Sifat Terurut dari R

Definisi 2.7
Ada subset P dari R yang tak kosong, yang disebut himpunan bilangan real positif
kuat, yang memenuhi sifat-sifat.
(i) a,b e P a + b e P
(ii) a,b e P a x b e P

(iii) aeR tepat satu memenuhi hal-hal berikut:
aeP, a=0, -aeP.


Definisi 2.2
Jika aeP, kita namakan bilangan real positif kuat, dan ditulis a>0.
Jika aeP atau a=0 , kita namakan bilangan real positif, dan ditulis a>0.
31
Jika -aeP, kita namakan bilangan real negatif kuat, dan ditulis a<0.
Jika -aeP atau a=0 , kita namakan bilangan real negatif, dan ditulis as0.


Definisi 2.3
Misalkan a,beR.
(i) a b e P a > b atau b < a.
(ii) a b e P {0} a >b atau b s a.


Teorema 2.7
Misalkan a,b,c e R.
(a) Jika a>b dan b>c, maka a>c.
bukti
Karena a>b dan b>c, maka a-b e P dan b-c e P.
Sehingga (a-b) + (b-c) = a-c e P.
Ini berarti a>c.

(b) Hanya satu memenuhi hal berikut.
a>b, a = 0, a<b.
bukti
Berdasarkan sifat terurut dari R, maka hanya satu dari hal-hal berikut yang
dipenuhi yaitu
a-beP, a-b = 0, -(a-b) = b-a e P.

Ini berarti hanya tepat satu memenuhi
a>b, a = 0, a<b.

(c) Jika a > b dan b > a, maka a = b.
bukti
Andaikan a = b, maka a > b atau b > a.
Jika a > b, hal ini bertentangan dengan b > a.
Jika b > a, hal ini bertentangan dengan a > b.
Jadi, pengandaian salah.
Terbukti a = b.


Teorema 2.8
(a) Jika aeR dan a = 0, maka a
2
> 0.
(b) 1 > 0.
32
(c) Jika neN, maka n>0.


Teorema 2.9
Misal a, b, c, d e R.
(a) a>b a+c > b+c.
(b) a>b dan c>d a+c > b+d.
(c) a>b dan c>0 ac > bc.
a>b dan c<0 ac < bc.
(d) a>0 1/a > 0.
a<0 1/a < 0.
Bukti


Misal P = {x | x>0}
(a) Karena a>b maka a b e P. Sehingga
(a+c) (b+c) = a b e P.
Jadi, a+c > b+c.

(b) Karena a>b dan c>d, maka a b, c d e P. Sehingga
(a+c) (b+d) = (a b) + (c d) e P.
Jadi, a+c > b+d.

(c) Karena a>b dan c>0, maka a b, c 0 = c e P. Sehingga
(ac bc) = c(a b) e P.
Jadi, ac > bc.

Jika c < 0, maka c e P. Sehingga
(bc ac) = (-c)(a b) e P.
Jadi, ac < bc.

(d) Karena a > 0, maka a = 0.
Sehingga 1/a = 0.
Berdasarkan sifat Trichotomy maka 1/a > 0 atau 1/a < 0.
Misalkan 1/a < 0, maka berdasarkan Teorema 2.2.6 (c) berlaku
a(1/a) = 1 < 0 (kontradiksi).
Hal ini berarti tidak mungkin 1/a < 0.
Jadi, 1/a > 0.

Hal yang serupa untuk a < 0.
Karena a < 0, maka a = 0.
33
Sehingga 1/a = 0.
Berdasarkan sifat Trichotomy maka 1/a > 0 atau 1/a < 0.
Misalkan 1/a > 0, maka berdasarkan Teorema 2.2.6 (c) berlaku
a(1/a) = 1 < 0 (kontradiksi).
Hal ini berarti tidak mungkin 1/a > 0.
Jadi, 1/a < 0.


Teorema 2.10
a, b e R, a > b a >
2
1
(a+b) > b
bukti
Karena a > b maka 2a = a + a > a + b dan a + b > b + b = 2b.
Berdasarkan Teorema 2.2.4 (a), maka
2a > a+b > 2b
Karena 2 > 0, maka
2
1
> 0. Sehingga

2
1
(2a) >
2
1
(a+b) >
2
1
(2b)
a >
2
1
(a+b) > b.

Corollary 2.1
a e R, a > 0 a >
2
1
a > 0.
bukti
Berdasarkan Teorema 2.2.7 dengan b = 0, maka
a >
2
1
a > 0.


Teorema 2.11
a e R, 0 s a < c, c>0 a = 0.
bukti
Misalkan a > 0.
Berdasarkan Corollary 2.2.8, maka a >
2
1
a > 0.
Pilih c
0
=
2
1
a>0. Maka
a > c
0
.
Hal ini bertentangan dengan a < c, c>0.
Haruslah a = 0.


Teorema 2.12
ab > 0 (i) a>0 dan b>0, atau (ii) a<0 dan b<0.
34
bukti
Karena ab > 0, maka a=0 dan b=0.
Berdasarkan sifat Trichotomy, maka a>0 atau a<0.
Jika a>0, berdasarkan Teorema 2.2.6 (d), maka
a
1
> 0. Sehingga
b = 1.b = (a
a
1
) b =
a
1
(ab) > 0.
Jika a<0, berdasarkan Teorema 2.2.6 (d), maka
a
1
< 0. Sehingga
b = 1.b = (a
a
1
) b =
a
1
(ab) < 0.

Corollary 2.2
ab < 0 (i) a<0 dan b>0, atau (ii) a>0 dan b<0.


Contoh 2
Cari semua bilangan real x sehingga
(a) x
2
> 3x + 4.
Jawab
Karena x
2
> 3x + 4, maka
x
2
- 3x - 4 > 0.
(x 4)(x+1) >0
Sehingga
(i) x 4>0 dan x+1>0. Ini berarti x>4 dan x>-1.
Jadi, x>4. Atau,

(ii) x 4<0 dan x+1<0. Ini berarti x<4 dan x<-1.
Jadi, x<-1.

Jadi, A = {x | x
2
> 3x + 4} = {x | x>4 atau x<-1}.

(b) 1 < x
2
< 4.
Karena 1 < x
2
< 4, maka 1 < x
2
dan x
2
< 4.
(i) Karena 1 < x
2
, maka (x+1)(x-1) > 0.
Sehingga
- x+1>0 dan x-1>0. Ini berarti x >-1 dan x >1.
Jadi, x >1. Atau,
- x+1< 0 dan x-1< 0. Ini berarti x < -1 dan x < 1.
Jadi, x < -1.
Jadi, semua x yang memenuhi 1 < x
2
adalah x > 1 atau x < -1.

(ii) Karena x
2
< 4, maka (x+2)(x-2) < 0.
Sehingga
35
- x+2 > 0 dan x-2 < 0. Ini berarti x > -2 dan x < 2.
Jadi, -2 < x < 2.
- x+2 < 0 dan x-2 > 0. Ini berarti x < -2 dan x > 2.
Karena tidak mungkin x < -2 dan x > 2, maka tidak ada x yang memenuhi
x+2 < 0 dan x-2 > 0.
Jadi semua x yang memenuhi x
2
< 4 adalah -2 < x < 2.

Jadi, B = {x | 1 < x
2
< 4} = {x | x > 1 atau x < -1}dan {x | -2 < x < 2}
= {x | -2 < x <1 atau 1 < x < 2}.





Contoh 3
a < b dan c < d ad + bc < ac+bd.
jawab
Misal P = {x | x > 0}.
Karena a < b dan c < d maka b a, d c e P. Sehingga
(ac+bd) (ad+bc) = (b a)(d c) e P.
Ini berarti ad + bc < ac+bd.


Contoh 4
Misalkan a,beR dan untuk setiap c>0, berlaku a - c < b. Tunjukkan a s b.
jawab
Andaikan a > b.
Pilih c
0
= a b, maka
a - c
0
= a (a b) = b < b (kontradiksi).
Jadi, a s b.


Latihan 2.2

1. Misalkan dan . Buktikan bahwa .

2. Misalkan . Tunjukkan bahwa

dan

.

3. Misalkan . Tunjukkan bahwa

.

36
4. Cari semua nilai x yang memenuhi pertidaksamaan berikut.
(a)

(b)


(c)

(d)



5. Misalkan dan untuk setiap berlaku . Buktikan bahwa
.







2.3. Nilai Mutlak

Definisi 2.4

<
>
=
0
0
a , a
a , a
a , dengan R ae .


Teorema 2.13
(a) R a semua untuk , a a e = .
bukti
Jika a = 0, maka |-0| = 0 = |0|.
Jika a > 0, maka a < 0. Sehingga
| a | a ) a ( a = = = .
Jika a < 0, maka a > 0. Sehingga
| a | a | a | = = .

(b) R b a, semua untuk , b a ab e = .
bukti
Jika a = 0 atau b = 0, maka | ab | dan | b | | a | sama dengan 0.
Jika a > 0 dan b > 0, maka ab > 0. Sehingga
| b || a | ab | ab | = = .
Jika a < 0 dan b < 0, maka ab > 0. Sehingga
| b || a | ) b )( a ( ab | ab | = = = .
Jika a > 0 dan b < 0, maka ab < 0. Sehingga
| b || a | ) b ( a ab | ab | = = = .
Jika a < 0 dan b > 0, maka ab < 0. Sehingga
37
| b || a | ) b ( a ab | ab | = = = .

(c) c a c - jika hanya dan jika , c a maka , c jika s s s > 0 .
bukti
Misalkan c>0.
()
Karena c | a | s , maka c a s dan c a s .
Kita tahu bahwa c a s ekuivalen dengan a c s .
Karena a c s dan c a s , maka c a c s s .
(:)
Jika c a c s s , maka a c s dan c a s . Sehingga
c | a | s .

(d) R a semua untuk , a a a e s s .
bukti
Ganti c = |a| pada c akan diperoleh a a a s s .

Ketidaksamaan Segitiga
Untuk sembarang a, b e R, berlaku
| b | | a | b a + s + .
bukti
Karena
a a a s s dan b b b s s ,
maka

( ) | b | | a | b a | b | | a |
| b | a b a | b | a
+ s + s +
+ s + s

Jadi,
| b | | a | b a + s + .


Corollary 2.3
Untuk sembarang a, b e R, berlaku
(a) | b a | | b | | a | s .
bukti
Karena | b | | b a | | b b a | | a | + s + = , maka
| b a | | b | | a | s .
Karena | a | | a b | | a a b | | b | + s + = , maka
38
| a b | | a | | b | s
( ) | b a | | | b | | a | s
Sehingga dari ( ) | b a | | | b | | a | s dan | b a | | b | | a | s , diperoleh
| b a | | b | | a | s

(b) | b | | a | b a + s
bukti
Ganti b dengan b pada ketidaksamaan segitiga diperoleh
| b | | a | | b | | a | b a + = + s .



Contoh 4
Cari semua x e R yang memenuhi pertidaksamaan berikut
5(a). 13 5 4 s | x |
jawab
Karena 13 5 4 s | x | , maka

( )
4
18
4
1
4
1
4
1
2
18 4 8
18 4 8
5 13 5 5 4 5 13
13 5 4 13
s s
s s
s s
+ s + s +
s s
x
x
x
x
x

Jadi, A = { } { }
4
18
2 13 5 4 s s = s x | x | x || x .

5(c). | x | | x | 1 1 + >
jawab

Cara I

(i) Jika 1 > x , maka

.
x x
2 0
1 1
>
+ >

Ini berarti tidak ada 1 > x yang memenuhi pertidaksamaan.

(ii) Jika 1 < x , maka
39

( ) ( )
.
x x
x x
2 0
1 1
1 1
>
>
+ >

Ini berarti untuk semua 1 < x memenuhi pertidaksamaan.

(iii) Jika 1 1 < s x , maka

( )
0
0 2
1 1
1 1
<
<
+ > +
+ >
x
x
x x
x x

Ini berarti 0 1 < s x memenui pertidaksamaan.

Jadi, B = { } { } 0 1 1 < = + > x | x | x | | x || x .


Contoh 5
Tunjukkan bahwa
c + < < c c < a x a | a x | .
bukti
()
Karena c < | a x | , maka
c < < c a x
a a a x a + c < + < + c
c + < < c a x a .
(:)
Karena c + < < c a x a , maka
a a a x a a c + < < c
c < < c a x
c < | a x | .


Contoh 6
Misal ( )
1 2
1 3 2
2

+
=
x
x x
x f , untuk setiap 3 2 s s x .
Cari konstanta M>0 sehingga ( ) M | x f | s , untuk setiap 3 2 s s x .
jawab
Karena | | | x | | x | | x x | 1 3 2 1 3 2
2 2
+ + s + dan 3 s x , maka
28 1 3 3 3 2 1 3 2
2 2
= + + s + . . | x x | .
Karena | | | x | | x | 1 2 1 2 > dan 2 > x , maka
40
3 1 2 2 1 2 = > . | x | .
Sehingga
( )
3
28
1 2
1 3 2
2
s
=
+
=
| x |
| x x |
| x f | .
Pilih M =
3
28
>0, maka
( ) M | x f | s , untuk setiap 3 2 s s x .








Latihan 2.3

1. Misalkan .Tunjukkan bahwa
jika dan hanya jika .

2. Misalkan dengan . Buktikan bahwa jika , maka
.

3. Carilah semua yang memenuhi pertidaksamaan berikut
(a) (b)




2.4. Lingkungan

Definisi 2.5
Misalkan aeR.
(i) Untuk suatu c>0, lingkungan-c dari a adalah himpunan
V
c
(a) = {xeR | |x a| < c}



( )
a
a-c a+c
V
c
(a)
41
(ii) Suatu lingkungan dari a adalah sembarang himpunan yang memuat
lingkungan-c dari a, untuk suatu c > 0.


Teorema 2.14
Misalkan R ae . Jika R x e sehingga x anggota setiap lingkungan dari a, maka
x =a.
bukti
Karena ( ) a V x
c
e untuk setiap 0 > c , maka c < | a x | untuk setiap 0 > c .
Berdasarkan Teorema 2.2.9, maka 0 = a x .
Jadi a x = .




Contoh 7
Tunjukkan bahwa jika U dan V adalah lingkungan aeR, maka V U dan V U
juga lingkungan dari a.
jawab
Karena U lingkungan maka ada
1
c ,
2
c > 0 sehingga ( ) a U
1 c
_ U dan ( ) a V
2 c
_ V.
Sehingga
( ) a U
1 c
_ ( ) ( ) V U a V a U _
c c 2 1

Ini berarti V U juga lingkungan dari a.

Tentukan { }
2 1 4
c c = c , min . Maka
( ) ( ) ( ) a V a U a V
2 1 4 c c c
_ .
Karena ( ) ( ) V U a V a U _
c c 2 1
, maka ( ) V U a V _
c3
.
Ini berarti V U juga lingkungan dari a.
Contoh 8
Periksa apakah
(a) { } 1 0 s s = x | x I lingkungan dari 0.
(b) { } 1 0 < < = x | x U lingkungan dari
2
1

jawab
(a) I bukan lingkungan dari 0 karena untuk sembarang 0 > c ,
( ) { } c < < c =
c
x | x V 0 I.
(b) U lingkungan dari
2
1
, karena ada 0
4
1
0
> = c , sehingga
( ) { } { }
4
3
2
1
4
1
2
1
4
1
2
1
0
< < = < < =
c
x | x x | x V _ U.

42

Latihan 2.4

1. Misalkan , dan . Buktikan bahwa

dan

adalah lingkungan- untuk suatu yang sesuai.



2. Buktikan bahwa jika dengan , maka ada lingkungan U dari a
dan lingkungan V dari b sedemikian sehingga .







2.5. Sifat Kelengkapan dari R

Supremum dan Infimum

Sifat kelengkapan bilangan Real berkaitan dengan konsep supremum dan
infimum.

Definisi 2.6
Misal R S _ .
(i) R u e dikatakan batas atas jika memenuhi
u s S s s e .
(ii) R we dikatakan batas bawah jika memenuhi
s w S s s e .

Batas atas terkecil disebut supremum.
Batas bawah terbesar disebut infimum.


Definisi 2.7
Misal R S _ .
(a) R p e disebut supremum jika memenuhi
(i) S s , p s e s (p batas atas)
(ii) u p S s , u s s e s .
(b) R q e disebut infimum jika memenuhi
43
(i) S s , s q e s (q batas bawah)
(ii) q w S s , s w s e s .

Catatan
Jika p supremeum dari S dan q infimum dari S maka p dan q tunggal.

Akan ditunjukkan bahwa supremum p tunggal.
Bukti
Andaikan ada supremum yang lain, sebutlah m.
Karena m supremum dan p batas atas maka p ms .
Karena p supremum dan m batas atas maka m p s .
Sehingga, m = p.



Lemma 2.1
Suatu batas atas u dikatakan supremum dari S (sup S)
c c
< c e - > c s u S s , sehingga 0 .

bukti
(:)
Misalkan v batas atas yang lain dari S.
Akan ditunjukkan v u s .
Andaikan v u > , maka 0 > v u .
Pilih 0 > = c v u .
Maka ada S s e
c
sehingga
c
< = = c s v ) v u ( u u .
Hal ini bertentangan dengan v adalah batas atas dari S.
Jadi, pengandaian v u > salah.
Haruslah v u s .

()
Misalkan S u sup = .
Misal pula diberikan sembarang 0 > c .
Karena u u < c , maka c u bukan batas atas dari S.
Sehingga ada anggota dari S, sebutlah S s e
c
yang melebihi c u .
( )
c
ada s
c
sehingga c < s
c


S

44
Atau,
c
< c s u .


Contoh 9
Misalkan { } 1 0 s s = x | x S
Tunjukkan bahwa sup S = 1.
1 batas atas karena S s , s e s 1 .
Karena S e 1 , maka sembarang batas atas v dari S akan memenuhi 1 < v.
Jadi, sup S = 1.


Contoh 10
Misalkan { } 1 0 < < = x | x A
Tunjukkan bahwa sup A = 1.
1 batas atas karena A s , s e s 1 .
Misal diberikan sembarang 0 > c dengan (i) 1 0 < c < atau (ii) .
(i)
Maka dapat dipilih A s e =
c
c
2
1
Sehingga
( ) c < = =
c c
c
2 2
1 1 s u
Jadi, sup A = 1.

(ii)

Sifat Supremum dari R
Setiap himpunan bagian tak kosong dari R yang terbatas di atas mempunyai
supremum.
Atau dengan kata lain,

ada sup
atas di terbatas
A
A
A
R A

| =
_
.

Hal yang sama dengan Sifat Infimum dari R.
Setiap himpunan bagian tak kosong dari R yang terbatas di bawah mempunyai
infimum.

Misal S adalah himpunan bagian tak kosong dari R dan S terbatas di atas dan misal
pula R ae . Didefinisikan
45
{ } S s | s a S a e + = + .
Maka
sup(a+S) = a + sup S.
bukti

Misalkan sup S = u, maka

. u a x a
, S x , u x
+ s +
e s

Ini berarti a+u adalah batas atas untuk a+S.
Misalkan pula v adalah batas atas yang lain untuk a+S. Maka

a v x
S x , v x a
s
e s +

Ini berarti v a batas atas untuk S.
Karena u = sup S, maka

v a u
a v u
s +
s

Jadi, u+a = sup(a+S).

Contoh 11
Misal { } 1 0 s s = x | x S .
Tentukan sup(2+S).
jawab
sup(2+S) = 2 + sup S = 2 + 1 = 3.
Misalkan R D _ , dan fungsi

( ) ( ) { }
( ) ( ) { }. D x | x g D g
D x | x f D f
e =
e =

adalah himpunan-himpunan terbatas di R.
Maka
(i) ( ) ( ) ( ) ( ) D g D f D x , x g x f sup sup s e s
(ii) ( ) ( ) ( ) ( ) D g D f D y , x , y g x f inf sup s e s

46

( ) ( ) D x , x g x f e s ( ) ( ) D y , x , y g x f e s

bukti
(i) Misal sup g(D) = t, maka ( ) D g x , t x e s , atau ( ) D x , t x g e s .
Karena ( ) ( ) D x , x g x f e s , maka ( ) t x f s .
Jadi, t batas atas dari f(D).
Sehingga, ( ) t D f s sup .
Jadi, ( ) ( ) D g D f sup sup s .

(ii) Untuk membuktikan ( ) ( ) D g D f inf sup s , pertama misalkan y tetap. Maka
( ) ( ) D x , y g x f e s .
Ini berarti g(y) adalah batas atas dari f(D).
Sehingga ( ) ( ) y g D f s sup .
Karena ( ) ( ) D x , y g x f e s berlaku untuk sembarang D y e . Maka
( ) ( ) D y y g D f e s , sup .
Ini berarti sup f(D) adalah batas bawah dari g(D).
Sehingga
( ) ( ) D g D f inf sup s .


Contoh 12
Misalkan S himpunan terbatas di R dan | = _
0 0
S , S S . Tunjukkan bahwa
S S S S sup sup inf inf
0 0
s s s .
jawab
Karena
0 0
sup inf S S s maka untuk membuktikan pernyataan di atas cukup
dengan menunjukkan
(a)
0
inf inf S S s
(b) S S sup sup
0
s
D
f
g
f(D)
g(D)
g
f
f(D)
g(D)
D
47
(a) Akan ditujukkan
0
inf inf S S s .
Misalkan inf S = t, maka S x , x t e s .
Karena S S _
0
, maka
0
S x , x t e s .
Ini berarti t batas bawah dari S
0
.
Karena | = _ _
0 0
S , R S S , dan S
0
terbatas di bawah, maka inf S
0
ada.
Sehingga
0
inf S t s .
Jadi,
0
inf inf S S s

(b) Akan ditujukkan S S sup sup
0
s
Misalkan sup S = m, maka S x , m x e s .
Karena S S _
0
, maka
0
S x , m x e s .
Ini berarti m batas atas dari S
0
.
Karena | = _ _
0 0
S , R S S , dan S
0
terbatas di atas, maka sup S
0
ada.
Sehingga m S s
0
sup .
Jadi, S S sup sup
0
s .


Sifat Archimedes
x x
n x n R x < - e sehingga
(himpunan bilangan asli tidak terbatas).
bukti

Andaikan N terbatas.
Karean | = N dan R N _ , dan N terbatas maka sup N ada, sebutlah u.
Pilih 1 = c , maka N me - sehingga
m u < 1
1 + < m u .
Karena N m e +1 , maka 1 + < m u bertentangan dengan u adalah sup N.
Jadi, pengandaian salah.
Terbukti N tidak terbatas.

Corollarry 2.4
Misalkan y dan z adalah bilangan real positif kuat. Maka
(a) N ne - sehingga ny z < .
(b) N ne - sehingga y
n
< <
1
0 .
(c) N ne - sehingga n z n < s 1 .
bukti

48
(a) Karena y dan z adalah bilangan real positif kuat maka R
y
z
e .
Berdasarkan sifat Archimedes, maka N ne - sehingga

ny z
n
y
z
<
<


(b) Pilih z = 1 pada Corollary (a), maka N ne - sehingga ny < 1 .
Karena N ne , maka y
n
< <
1
0 .

(c) Sifat Archimedes menjamin bahwa { } m z | N m < e dari N adalah tidak
kosong. Berdasarkan sifat terurut baik dari N, maka { } m z | N m < e
mempunyai unsur terkecil, sebutlah n. Maka
n z n < s 1 .


Teorema Density
y r x Q r y x , R y , x < < e - < e sehingga .
(di antara dua bilangan real, ada bilangan rasional)
bukti

Tanpa mengurangi sifat keumumanya, misalkan x > 0.
Karena y x < < 0 dengan R y , x e , maka R
x y
e

1
.



Berdasarkan sifat Archimedes, maka N ne - sehingga

nx ny
nx ny
n
x y
+ >
<
<

1
1
1

Dengan menggunakan Corollary 2.4.8.(c) untuk 0 > nx , maka N me - sehingga
m nx m < s 1 .
Ini berarti nx m + s1 .
Sehingga
ny nx m nx < + s < 1 .
Ini berarti

y x
ny m nx
n
m
< <
< <

Tulis Q r
m
m
e = .
49
Maka y r x < < .


Corollary 2.5
y z x I z y x , R y , x < < e - < e sehingga .
(di antara dua bilangan real, ada bilangan irasional)
bukti

Karena R y , x e dengan y x < , maka R ,
y
x
e
2 2
dengan
2 2
y
x
> .
Berdasarkan Teorema Density, maka Q r e - sehingga

y r x
r
y
x
< <
< <
2
2 2

Tulis I z r e = 2 .
Maka y z x < < .

Latihan 2.5

1. Misalkan . Tentukan sup A dan buktikan.

2. Misalkan . Tentukan sup A dan buktikan.

3. Misalkan adalah himpnan tak kosong, subset dari , dan terbatas di bawah.
Buktikan bahwa .
2.6. Titik Cluster (Cluster Point)

Definisi 2.8
Suatu titik R x e dikatakan titik cluster dari subset R S _ , jika setiap
lingkungan-c dari x, ( ) ( ) c + c =
c
x , x x V memuat paling sedikit satu titik dari S
yang berbeda dengan x.
Atau
Suatu titik R x e dikatakan titik cluster dari subset R S _ jika
( ) { } | = > c
c
x \ S x V , 0 .
Suatu titik R x e dikatakan bukan titik cluster dari subset R S _ jika
( ) { } | = > c -
c
x \ S x V , 0 .
50


Contoh 13
Misalkan { } 20 6 5
1
, , S = dan { } N n | S
n
e =
1
2
.
a. Apakah 5 titik cluster dari S
1
? Bukan
bukti
Ada 0
2
1
> = c sehingga ( ) ( ) { } | = = 5 5 4 5
1
2
1
2
1
2 1
\ S , V
/
.

b. Apakah
100
1
titik cluster dari S
2
? Bukan
bukti
Ada 0
1000
1
> = c sehingga
( ) ( ) { } | = + =
100
1
2
1000
1
100
1
1000
1
100
1
100
1
1000 1
\ S , V
/
.

c. Apakah 0 titik cluster dari S
2
? Ya
bukti
Misal diberikan sembarang 0 > c .
Maka berdasarkan Corollary 2.4.8.(b), N me - sehingga c < <
m
1
0 .
Ini berarti ( ) ( ) c c =
c
, V 0 memuat
2
1
S
m
e .
Sehingga
( ) { } | =
c
0 0
2
\ S V .
Jadi, 0 adalah titik cluster dari S
2
.
2.7. Himpunan Terbuka (Open Set) dan Tertutup
(Closed Set) di R

Definisi 2.9
(i) Suatu subset G dari R adalah terbuka di R jika untuk setiap G x e , ada
lingkungan V dari x sehingga G V _ .
Atau
G terbuka ( ) G x , x , G x _ c + c > c - e sehingga 0 .
(ii) Suatu subset F dari R dikatakan tertutup di R jika R\F terbuka di R.


Contoh 14
( )
x
ada yeS, y = x

S
) (
xc x+c
51
a. Buktikan bahwa sembarang selang terbuka I = (a,b) adalah himpunan terbuka.
jawab
Misal diberikan sembarang I x e , maka b x a < < .
Pilih { } x b , a x = c min > 0.
Akan ditunjukkan ( ) I x V _
c
.
Misalkan ( ) { } x y x | y x V u + c < < + c = e
c
maka x u x + c < < + c .
Ada dua kemungkinan:
(i) jika a x = c , maka

. x
a b x
x b a x
a b
2
2
+
s
+ s
s

Sehingga
( ) b a . a x x a x x u x x ) a x ( a
a b
= < = + = + c < < + c = + =
+
2
2 2 .
Jadi, b u a < < .
Dengan kata lain I u e .

(ii) jika x b = c , maka

. x
a b x
x b a x
a b
2
2
+
>
+ >
>


Sehingga
( ) b x x b x u x x ) x b ( b x b . a
a b
= + = + c < < + c = + = s =
+
2 2
2
.
Jadi, b u a < < .
Dengan kata lain I u e .
Jadi, ( ) I x V _
c
.
Kesimpulan, I = (a,b) adalah himpunan terbuka.

b. Tunjukkan bahwa himpunan I = [0,1] tidak terbuka.
jawab
Pilih I e 0 .
Misal diberikan sembarang 0 > c .
Akan ditunjukkan ( ) { } I x | x V . c < < c =
c
0 .
Pilih ( ) 0
2
c
c
e V , maka I e
c
2
.
Jadi, ( ) I V .
c
0 .
Kesimpulan, I = [0,1] tidak terbuka.

c. Buktikan bahwa I = [0,1] tertutup.
52
jawab
Karena R \ I = (0,1) adalah himpunan terbuka di R maka I tertutup di R.

d. Buktikan bahwa { } 1 0 < s = x | x H tidak terbuka juga tidak tertutup.
jawab
Akan ditunjukkan H tidak terbuka.
Karena ada I e 0 sehingga untuk setiap 0 > c berlaku ( ) H V .
c
0 , maka H
tidak terbuka di R.
Akan ditunjukkan H tidak tertutup.
Andaikan H tertutup, maka H terbuka di R.
Hal ini bertentangan dengan H tidak terbuka.
Jadi, haruslah H tidak tertutup.


Sifat Himpunan Terbuka
(a) Gabungan dari sembarang koleksi dari himpunan-himpunan terbuka adalah
terbuka.
(b) Irisan dari koleksi finite dari himpunan-himpunan terbuka adalah terbuka.
Bukti


(a) Misalkan { } A e _ = i R G | G G
i i
tebuka, adalah sembarang koleksi dari
himpunan-himpunan terbuka di R.
Misal diberikan sembarnag G x e , maka x adalah anggota salah satu dari G
i
,
sebutlah G
1
.
Karena G
1
terbuka, maka 0 > c - sehingga ( )
1
G x V _
c
.
Karena G G _
1
, maka ( ) G x V _
c
.
Jadi, G adalah himpunan terbuka di R.

(b) Misalkan
n
G ... G G G =
2 1
untuk suatu N ne adalah irisan dari
koleksi finite dari himpunan-himpunan terbuka di R.
Misal diberikan sembarang G x e , maka
1
G x e ,
2
G x e , , dan
n
G x e .
Karena G
1
terbuka, maka 0
1
> c - sehingga ( )
1
1
G x V _
c
.
Karena G
2
terbuka, maka 0
2
> c - sehingga ( )
2
2
G x V _
c
.
Dan seterusnya sampai G
n
terbuka, maka 0 > c -
n
sehingga ( )
n
G x V
n
_
c
.
Pilih { }
n
, , c c c = c , ... min
2 1
> 0.
Maka
( )
1
G x V _
c
dan ( )
2
G x V _
c
, dan , dan ( )
n
G x V _
c

53
Jadi, ( ) G G ... G G x V
n
= _
c 2 1
.
Jadi, G adalah himpunan terbuka di R.



DAFTAR PUSTAKA


Bartle, R. G. & Sherbert, D.R. (1982). Introduction to Real Analysis. New York:
John Willey & Sons, Inc.

Bruckner, T. (2008). Elementary Real Analysis, 2
nd
Editions. New York: Prentice
Hall.

Trench, W. F. (2003). Introduction to Real Analysis. San Antonio: Pearson
Education.

Você também pode gostar