Você está na página 1de 13

LAPORAN PENDAHULUAN PADA

KLIEN DENGAN POST REMOVE ORIF TROCANTER DEXTRA


RUANG PRABU KRESNA RSUD KOTA SEMARANG
Disusun oleh:
A!ul R"h#"n As$%"&usu#" 'NIM( )*+,++)-
PROGRAM STUDI DIII KEPERA.ATAN
STIKES KAR/A HUSADA SEMARANG
*+)0
LAPORAN PENDAHULUAN
FRAKTUR
1. Pen1e%$i"n
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang yang umumnya
disebabkan oleh rudapaksa (Mansjoer, Arif, et al, 2000). edangkan menurut
!arpenito (1"""), menyebutkan bah#a Fraktur adalah rusaknya kontinuitas tulang
yang disebabkan tekanan eksternal yang datang lebih besar dari yang dapat
diserap oleh tulang.
Fraktur atau sering disebut patah tulang adalah terputusnya kontinuitas
$aringan tulang dan atau tulang ra#an yang penyebabnya dapat dikarenakan
penyakit pengeroposan tulang diantaranya penyakit yang sering disebut
osteoporosis, biasanya dialami pada usia de#asa, dan dapat juga disebabkan
karena ke%elakaan yang tidak terduga (Mansjoer, 2000).
2. E$iolo1i
1. Fraktur Fisiologis
uatu kerusakan jaringan tulang yang diakibatkan dari ke%elakaan, tenaga
fisik, olahraga, dan trauma dapat disebabkan oleh&
a. 'rauma langsung
(aitu pukulan langsung terhadap tulang sehingga tulang patah se%ara
spontan. yang paling la)im adalah karena ke%elakaan sepeda motor.
Fraktur ini disebabkan karena kekuatan yang berlebihan dan tiba*tiba,
dapat berupa pemukulan, pemuntiran, penekukan maupun penarikan
antara tendon dan ligament sehingga bisa berakibat tulang terpisah.
'rauma langsung menyebabkan patah tulang pada titik terjadinya
kekerasan. Fraktur demikian sering bersifat fraktur terbuka dengan
garis patah melintang atau miring. +enturan pada lengan ba#ah, e,&
fraktur tulang ulna dan radius.
b. 'rauma tidak langsung
(aitu pukulan langsung berada jauh dari lokasi benturan, misalnya
jatuh. 'rauma tidak langsung menyebabkan patah tulang ditempat
yang jauh dari tempat terjadinya kekerasan. (ang patah biasanya
adalah bagian yang paling lemah dalam jalur hantaran -ektor
kekerasan. $atuh tertumpu pada tangan, e,& fraktur kla-ikula.
%. 'rauma akibat tarikan otot
.atah tulang akibat tarikan otot sangat jarang terjadi. /ekuatan dapat
berupa pemuntiran, penekukan, penekanan, kombinasi dari ketiganya,
dan penarikan (0s#ari 1, 1""2).
2. Fraktur .atologis
3alam hal ini kerusakan tulang terjadi akibat proses penyakit dimana
dengan trauma minor dapat mengakibatkan fraktur ataupun akibat
kelemahan tulang akibat kelainan tulang. 3apat terjadi pada berbagai
keadaan berikut&
a. 'umor tulang
'erbagi menjadi jinak dan ganas
b. 4nfeksi seperti 0steomielitis
%. %ur-y (penyakit gusi berdarah)
d. 0steomalasia
e. 5akhitis
f. 0steoporosis
2. T"n!" !"n Ge2"l"
+erikut ini tanda dan gejala yang dapat dijumpai pada pasien dengan
fraktur&
6. 3eformitas (perubahan struktur atau bentuk)
7. +engkak atau penumpukan %airan8darah karena kerusakan pembuluh
darah
9. 1kimosis (perdarahan subkutan)
:. pasme otot karena kontraksi in-olunter disekitar fraktur
;. <yeri, karena kerusakan jaringan dan perubahan struktur yang meningkat
karena penekanan sisi*sisi fraktur dan pergerakan bagian fraktur
". /urangnya sensasi yang dapat terjadi karena adanya gangguan syaraf,
dimana syaraf ini terjepit atau terputus oleh fragmen tulang
10. =ilangnya atau berkurangnya fungsi normal karena ketidakstabilan tulang,
nyeri atau spasme otot
11. .ergerakan abnormal
12. /repitasi, yang dapat dirasakan atau didengar bila fraktur digerakan
12. =asil foto rontgen yang abnormal.
16. P"$o3isiolo1i
'ulang bersifat rapuh namun %ukup mempunyai kekeuatan dan gaya pegas
untuk menahan tekanan (Apley, A. >raham, 1""2). 'api apabila tekanan eksternal
yang datang lebih besar dari yang dapat diserap tulang, maka terjadilah trauma
pada tulang yang mengakibatkan rusaknya atau terputusnya kontinuitas tulang
(!arpnito, ?ynda $uall, 1""7). etelah terjadi fraktur, periosteum dan pembuluh
darah serta saraf dalam korteks, marro#, dan jaringan lunak yang membungkus
tulang rusak. .erdarahan terjadi karena kerusakan tersebut dan terbentuklah
hematoma di rongga medula tulang. $aringan tulang segera berdekatan ke bagian
tulang yang patah. $aringan yang mengalami nekrosis ini menstimulasi terjadinya
respon inflamasi yang ditandai dengan -asodilatasi, eksudasi plasma dan leukosit,
dan infiltrasi sel darah putih. /ejadian inilah yang merupakan dasar dari proses
penyembuhan tulang nantinya (+la%k, $.M, et al, 1""2).
17. Pe#e%i&s""n !i"1nos$i&
19. .emeriksaan 5adiologi
a. @*5A(
b. 'omografi& menggambarkan tidak satu struktur saja tapi struktur yang
lain tertutup yang sulit di-isualisasi. .ada kasus ini ditemukan
kerusakan struktur yang kompleks dimana tidak pada satu struktur
saja tapi pada struktur lain juga mengalaminya.
%. Myelografi& menggambarkan %abang*%abang saraf spinal dan
pembuluh darah di ruang tulang -ertebrae yang mengalami kerusakan
akibat trauma.
d. Arthrografi& menggambarkan jaringan*jaringan ikat yang rusak karena
ruda paksa.
e. !omputed 'omografi*%anning& menggambarkan potongan se%ara
trans-ersal dari tulang dimana didapatkan suatu struktur tulang yang
rusak.
1:. .emeriksaan ?aboratorium
a. /alsium erum dan Fosfor erum meningkat pada tahap
penyembuhan tulang
b. Alkalin Fosfat meningkat pada kerusakan tulang dan menunjukkan
kegiatan osteoblastik dalam membentuk tulang.
%. 1n)im otot seperti /reatinin /inase, ?aktat 3ehidrogenase (?3=*7),
Aspartat Amino 'ransferase (A'), Aldolase yang meningkat pada
tahap penyembuhan tulang.
1;. .emeriksaan lain*lain
a. .emeriksaan mikroorganisme kultur dan test sensiti-itas& didapatkan
mikroorganisme penyebab infeksi.
b. +iopsi tulang dan otot& pada intinya pemeriksaan ini sama dengan
pemeriksaan diatas tapi lebih dindikasikan bila terjadi infeksi.
%. 1lektromyografi& terdapat kerusakan konduksi saraf yang diakibatkan
fraktur.
d. Arthros%opy& didapatkan jaringan ikat yang rusak atau sobek karena
trauma yang berlebihan.
e. 4ndium 4maging& pada pemeriksaan ini didapatkan adanya infeksi pada
tulang.
f. M54& menggambarkan semua kerusakan akibat fraktur.
(4gnata-i%ius, 3onna 3, 1""7)
1". Ko#4li&"si 3%"&$u%
1. /omplikasi A#al
a. /erusakan Arteri
.e%ahnya arteri karena trauma bisa ditandai dengan tidak adanya nadi,
!5' menurun, %yanosis bagian distal, hematoma yang lebar, dan
dingin pada ekstrimitas yang disebabkan oleh tindakan emergensi
splinting, perubahan posisi pada yang sakit, tindakan reduksi, dan
pembedahan.
b. Kompartement Syndrom
Kompartement Syndrom merupakan komplikasi serius yang terjadi
karena terjebaknya otot, tulang, saraf, dan pembuluh darah dalam
jaringan parut. 4ni disebabkan oleh oedema atau perdarahan yang
menekan otot, saraf, dan pembuluh darah. elain itu karena tekanan
dari luar seperti gips dan pembebatan yang terlalu kuat.
%. Fat Embolism Syndrom
Fat Embolism Syndrom (F1) adalah komplikasi serius yang sering
terjadi pada kasus fraktur tulang panjang. F1 terjadi karena sel*sel
lemak yang dihasilkan bone marro# kuning masuk ke aliran darah dan
menyebabkan tingkat oksigen dalam darah rendah yang ditandai
dengan gangguan pernafasan, ta%hikardi, hypertensi, ta%hipnea, dan
demam.
d. 4nfeksi
ystem pertahanan tubuh rusak bila ada trauma pada jaringan. .ada
trauma orthopaedi%, infeksi dimulai pada kulit (superfi%ial) dan masuk
ke dalam. 4ni biasanya terjadi pada kasus fraktur terbuka, tapi bisa
juga karena penggunaan bahan lain dalam pembedahan seperti pin dan
plat.
e. Avaskuler Nekrosis
Avaskuler Nekrosis (AA<) terjadi karena aliran darah ke tulang rusak
atau terganggu yang bisa menyebabkan nekrosis tulang dan dia#ali
dengan adanya Volkmans Ischemia.
f. ho%k
ho%k terjadi karena kehilangan banyak darah dan meningkatnya
permeabilitas kapiler yang bisa menyebabkan menurunnya oksigenasi.
4ni biasanya terjadi pada fraktur.
2. /omplikasi 3alam Baktu ?ama
a. Delayed nion
Delayed nion merupakan kegagalan fraktur berkonsolidasi sesuai
dengan #aktu yang dibutuhkan tulang untuk menyambung. 4ni
disebabkan karena penurunan supai darah ke tulang.
b. Nonunion
Nonunion merupakan kegagalan fraktur berkonsolidasi dan
memproduksi sambungan yang lengkap, kuat, dan stabil setelah 9*"
bulan. Nonunion ditandai dengan adanya pergerakan yang berlebih
pada sisi fraktur yang membentuk sendi palsu atau pseudoarthrosis.
4ni juga disebabkan karena aliran darah yang kurang.
%. !alunion
!alunion merupakan penyembuhan tulang ditandai dengan
meningkatnya tingkat kekuatan dan perubahan bentuk (deformitas).
!alunion dilakukan dengan pembedahan dan reimobilisasi yang baik.
20. Pen"$"l"&s"n""n F%"&$u%
.enatalaksanaan medis menurut !haeruddin 5osjad (1"";), sebelum
menggambil keputusan untuk melakukan penatalaksanaan definitife. .rinsip
penatalaksanaan fraktur ada 6 5 yaitu &
1. "ecognition& diagnose dan penilaian fraktur
.rinsip pertama adalah mengetahui dan menilai keadaan fraktur dengan
anamnesa, pemeriksaan klinis dan radiologi. .ada a#al pengobatan perlu
diperhatikan& lokasi fraktur, bentuk fraktur, menentukan tehnik yang sesuai
untuk pengobatan, komplikasi yang mungkin terjadi selama pengobatan.
2. "eduction
'ujuannya untuk mengembalikan panjang dan kesegarisan tulang. 3apat
di%apai yang manipulasi tertutup8reduksi terbuka progresi. 5eduksi
tertutup terdiri dari penggunaan traksimoval untuk menarik fraktur
kemudian memanipulasi untuk mengembalikan kesegarisan
normal8dengan traksi mekanis.
5eduksi terbuka diindikasikan jika reduksi tertutup gagal 8 tidak
memuaskan. 5eduksi terbuka merupakan alat frusasi internal yang
digunakan itu mempertahankan dalam posisinya sampai penyembuhan
tulang solid seperti pen, ka#at, skrup dan plat.
"eduction interna #i$ation (054F) yaitu dengan pembedahan terbuka dan
mengimobilisasi fraktur yang berfungsi pembedahan untuk memasukkan
skrup8pen kedalam fraktur yang berfungsi untuk menfiksasi bagian*bagian
tulang yang fraktur se%ara bersamaan.
2. "etention
4mobilisasi fraktur tujuannnya men%egah fragmen dan men%egah
pergerakan yang dapat mengan%am union. Cntuk mempertahankan reduksi
(ektremitas yang mengalami fraktur) adalah dengan traksi.
'raksi merupakan salah satu pengobatan dengan %ara menarik8tarikan pada
bagian tulang*tulang sebagai kekuatan dengan %ontrol dan tahanan beban
keduanya untuk menyokong tulang dengan tujuan men%egah reposisi
deformitas, mengurangi fraktur dan dislokasi, mempertahankan ligament
tubuh8mengurangi spasme otot, mengurangi nyeri, mempertahankan
anatomi tubuh dan mengimobilisasi area spesifik tubuh. Ada 2
pemasangan traksi adalah& skin traksi dan skeletal traksi.
6. "ehabilitation & mengembalikan aktifitas fungsional seoptimal
mungkin.
21. Fo&us Pen1&"2i"n
Fokus pengkajian pada pasien dengan fraktur adalah sebagai berikut &
1. Aktifitas 8 istirahat
'anda & /eterbatasan atau kehilangan fungsi pada bagian yang terkena
(mungkin segera, fraktur itu sendiri atau terjadi se%ara sekunder dari
pembengkakan jaringan dan nyeri).
2. irkulasi
'anda & =ipertensi (kadang*kadang terlihat sebagai respon terhadap
nyeri atau ansietas) da hipotensi (kehilangan darah), takikardia (respon
stress, hipo-olemia) penurunan nadi atau tidak ada nadi pada bagian yang
%idera, pembengkakan jaringan atau massa, hematoma pada sisi %idera.
2. <eurosensori
>ejala & =ilang gerakan atau sensasi, spasme otot, babas kesemutan.
'anda & 3edormitas lokal angulasi, abnormal, pemendekan, rotasi,
krepitasi, (bunyi berderik), spasme otot, kelemahan atau kehilangan fungsi,
agitasi (mungkin berhubungan dengan nyeri atau ansietas dan trauma lain).
6. <yeri 8 kenyamanan
>ejala & <yeri berat tiba*tiba saat %idera (mungkin terlokalisasi pada
area jaringan atau kerusakan tulang dapat berkurang pada immobilisasi),
tidak ada nyeri akibat kerusakan saraf, spasme atau kram otot (setelah
immobilisasi).
7. .enyuluhan 8 pembelajaran
>ejala & ?ingkungan %idera.
9. /eamanan
'anda & ?aserasi kulit, o-olsi jaringan, perdarahan, perubahan #arna,
pembengkakan lokal (dapat meningkat se%ara bertahap atau tiba*tiba).
22. Di"1nos" Ke4e%"5"$"n
Merupakan pernyataan yang menjelaskan status kesehatan baik aktual
maupun potensial. .era#at memakai proses kepera#atan dalam mengidentifikasi
dan mengsintesa data klinis dan menentukan inter-ensi kepera#atan untuk
mengurangi, menghilangkan, atau men%egah masalah kesehatan klien yang
menjadi tanggung ja#abnya.
3iagnose yang sering meun%ul pada pasien dengan post 5emo-e 054F
tro%anter antara lain&
1. <yeri akut b8d gangguan integritas tulang.
2. >angguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri, pembengkakan,
prosedur bedah, immobilisasi.
2. 5esti infeksi b8d. inflamasi bakteri ke daerah luka.
22. In$e%6ensi !"n R"sion"l
1. <yeri akut b8d gangguan integritas tulang
4<'15A1<4 /1.15ABA'A< 5A40<A?
1. /aji tipe atau lukasi nyeri.
.erhatikan intensitas pada skala
0*10. .erhatikan respon
terhadap obat.
2. Moti-asi penggunaan tehnik
menejemen stres, %ontoh napas
dalam dan -isualisasi.
2. /olaborasi pemberian obat
analgesik
Menguatkan indikasi
ketidaknyamanan, terjadinya
komplikasi dan e-aluasi kee-ektifan
inter-ensi.
Meningkatkan relaksasi,
mem-okuskan kembali perhatian, dan
dapat meningkatkan kemampuan
koping, menghilangkan nyeri.
Mungkin dibutuhkan untuk
penghilangan nyeri8ketidaknyamanan.
2. >angguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri, pembengkakan,
prosedur bedah, immobilisasi.
4<'15A1<4 /1.15ABA'A< 5A40<A?
1. 3orong partisipasi pada akti-itas
terapeutik.
2. 4nstruksikan pasien untuk latihan
rentang gerak pada ekstremitas.
2. +erikan8bantu dalam mobilisasi
dengan kursi roda, kruk, tongkat.
4nstruksikan keamanan dalam
menggunakan alat mobilitas.
6. A#asi '3 saat berakti-itas.
Meningkatkan keper%ayaan diri klien
dalam menjalankan ren%ana tindakan
yang akan diintruksikan pera#at
Memperlan%ar peredaran darah pada
bagian ektrimitas klien
Melatih kemandirian klien
Mengetahui keadaan umum klien
2. 5esti infeksi b8d. inflamasi bakteri ke daerah luka.
4<'15A1<4 /1.15ABA'A< 5A40<A?
1. ?akukan pera#atan luka dengan
teknik aseptik
2. 4nspeksi luka, perhatikan
karakteristik drainase.
2. 0bser-asi tanda*tanda -ital dan
tanda*tanda peradangan lokal
pada luka.
6. /alaborasi .emberian antibiotik.
'eknik asepti% dapat mengurangi
bakteri pathogen oada daerah luka.
Cntuk mengobser-asi keadaan luka,
sehinggga dapat menentukan
tindakan selanjutnya.
'anda*tanda -ital untuk mengetahui
keadaan umum klien
Antibioti% dapat membunuh bakteri
yang dapat menyebabkan infeksi.
DAFTAR PUSTAKA
!arpenito (2000), Diagnosa Kepera%atan&Aplikasi pada 'raktik Klinis, 1d. 9,
1>!, $akarta.
3oenges, M.1., Marry, F..M and Ali%e, !.>., 2000. "encana Asuhan
Kepera%atan( 'edoman ntuk 'erencanaan Dan 'endokumentasian
'era%atan 'asien. $akarta, .enerbit +uku /edokteran 1>!.
=ardjo#idjoto, . 1""2. Anatomi Fisiologi )raktus rogenital* Surabaya+
'rogram Studi rologi Fakultas Kedokteran niversitas Airlangga 8
5C3. dr. oetomo.
?ong, +.!., 1""9. 'era%atan !edikal ,edah ( Suatu 'endekatan 'roses
Kepera%atan. $akarta, .enerbit +uku /edokteran 1>!.
.ri%e, yl-ia A,. 2007. Konsep Klinis 'roses&proses penyakit* Edisi -+ Volume .*
$akarta& 1>!.
melt)e. 2002. ,uku A/ar Kepera%atan !edikal 0 ,edah* 1>!& $akarta.

Você também pode gostar