Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
FRAKTUR
Disusun oleh:
NIPP: 32-114-05-11-2009
2009
PENDAHULUAN
A. Definisi
Fraktur merupakan terputusnya kontinyuitas dari tulang, lempeng epifisis, atau tulang rawan
sendi.
B. Jenis
Terdapat berbagai macam jenis fraktur. Untuk lebih sistematisnya, dapat dibagi berdasarkan:
• Lokasi
Fraktur dapat terjadi diberbagai tempat pada tulang seperti pada diafisis, metafisis,
epifisis, atau intraartikuler. Jika fraktur didapatkan bersamaan dengan dislokasi sendi,
maka dinamakan fraktur dislokasi.
• Luas
Terbagi menjadi fraktur lengkap dan tidak lengkap. Fraktur tidak lengkap contohnya
adalah retak.
• Konfigurasi
Dilihat dari garis frakturnya, dapat dibagi menjadi transversal (mendatar), oblik
(miring), atau spiral (berpilin). Jika terdapat lebih dari satu garis fraktur, maka
dinamakan kominutif.
• Hubungan antara bagian yang fraktur dapat masih berhubungan (undisplaced) atau
terpisah jauh (displaced).
• Hubungan antara fraktur dengan jaringan sekitar
fraktur dapat dibagi menjadi fraktur terbuka (jika terdapat hubungan antara tulang
dengan dunia luar) atau fraktur tertutup (jika tidak terdapat hubungan antara fraktur
dengan dunia luar).
• Komplikasi
Fraktur dapat terjadi dengan disertai komplikasi, seperti gangguan saraf, otot, sendi.
A. Gejala Klinis
• Adanya fraktur dapat ditandai dengan adanya :
• Pembengkakan. Kecuali frakturnya terjadi jauh didalam seperti pada tulang leher atau
tulang paha.
• Perubahan bentuk, dapat terjadi angulasi (terbentuk sudut), rotasi (terputar), atau
pemendekan.
• Terdapat rasa nyeri yang sangat pada daerah fraktur.
A. Pemeriksaan Tambahan
Biasanya dengan tanya jawab dan pemeriksaan fisik yang cermat, diagnosis fraktur sudah
dapat ditegakkan. Pemeriksaan pencitraan (seperti roentgen) dapat membantu dalam
melihat jenis dari frakturnya sehingga dapat membantu dalam pemilihan terapi
selanjutnya. Hal yang perlu diingat dalam pemeriksaan roentgen adalah hasilnya harus
meliputi dua sendi, dua sisi, dan dua tulang (kanan dan kiri). Roentgen juga berguna
untuk mengevaluasi hasil dari terapi yang diberikan.
B. Penatalaksanaan
Empat tujuan utama dari penanganan fraktur adalah :
1. Untuk menghilangkan rasa nyeri.
Nyeri yang timbul pada fraktur bukan karena frakturnya sendiri, namun karena
terluka jaringan disekitar tulang yang patah tersebut. Untuk mengurangi nyeri tersebut, dapat
diberikan obat penghilang rasa nyeri dan juga dengan tehnik imobilisasi (tidak menggerakkan
daerah yang fraktur). Tehnik imobilisasi dapat dicapai dengan cara pemasangan bidai atau
gips.
• Pembidaian : benda keras yang ditempatkan di daerah sekeliling tulang.
• Pemasangan gips : merupakan bahan kuat yang dibungkuskan di sekitar tulang yang
patah
2. Untuk menghasilkan dan mempertahankan posisi yang ideal dari fraktur.
Bidai dan gips tidak dapat mempertahankan posisi dalam waktu yang lama. Untuk itu
diperlukan lagi tehnik yang lebih mantap seperti pemasangan traksi kontinyu, fiksasi
eksternal, atau fiksasi internal tergantung dari jenis frakturnya sendiri.
• Penarikan (traksi) :
Menggunakan beban untuk menahan sebuah anggota gerak pada tempatnya.
Sekarang sudah jarang digunakan, tetapi dulu pernah menjadi pengobatan utama untuk patah
tulang paha dan panggul.
• Fiksasi internal :
Dilakukan pembedahan untuk menempatkan piringan atau batang logam pada
pecahan-pecahan tulang.
KASUS
An B 10 th dibawa ke ruang operasi dengan terpasang balutan tensocrap di tangan sebelah
kiri. Pasien takut, cemas, dan terlihat mukanya menahan nyeri. Tanda-tanda vital yang
didapat suhu 36.2 C, napas 26 x/mnt, TD 115/70 mmHg, dan nadi 74x/mnt.
Diagnosa Keperawatan Pre Operasi
Cemas b/d kurang pengetahuan tentang pembedahan