Você está na página 1de 4

DEPRECIATION, IMPAIRMENTS, AND DEPLETION

A. DEPRECIATION
Depresiasi adalah sarana untuk mengalokasikan biaya.
Selanjutnya dijelaskan bahwa depresiasi adalah proses akuntansi dalam pengalokasian biaya aktiva berwujud
ke beban dengan sistematis dan rasional selama periode yang diharapkan mendapatkan manfaat dari aktiva
yang digunakan tersebut.
Faktor-faktor yang terlibat dalam proses depresiasi
1. What depreciable base is to be used for the asset?
Penentuan dasar untuk penyusutan aktiva merupakan fungsi dari dua faktor, yaitu original cost dan nilai
residu (salvage value) adalah estimasi dari jumlah yang akan diterima oleh perusahaan ketika mereka
menjual aktiva atau menghapusnya dari penggunaan. Nilai residu merupakan jumlah dimana perusahaan
menyusutkan aktiva selama masa manfaatnya.
2. What is the asset's useful life?
Pada umumnya umur manfaat suatu aktiva berbeda dengan umur fisiknya. Perusahaan data menarik
penggunaan atas suatu aktiva karena beberapa hal, diantaranya:
a. Physical factors
Kerusakan, keusangan pada fisik aktiva yang menyebabkan aktiva tersebut tidak dapat bekerja
secara optimal.
b. Economic factors
Inadequancy
Hal ini erjadi ketika penggunaan atas suatu aktiva yang harus dihentikan karena adanya
perubahan pada perusahaan itu sendiri.
Supersession
Penggantian suatu aktiva dengan aktiva lain yang lebih efisien dan ekonomis.
3. What method of cost apportionment is best for the asset?
Terdapat tiga jenis metode untuk penyusutan, yaitu:
a. Activity method
Juga disebut dengan pendekatan beban variable, yaitu dimana penyusutan merupakan fungsi dari
penggunaan atau produktivitas bukan dari berlalunya waktu
Umur aktiva ini dinyatakan dalam istilah keluaran yang disediakan atau masukan seperti jumlah jam
kerja.


b. Straight-line method
Metode garis-lurus mempertimbangkan penyusutan sebagai fungsi dari waktu, bukan dari fungsi
penggunaan. Metode ini lebih sering digunakan karena dianggap lebih mudah.
c. Diminishing (accelerated)-charge method;
- Sum-of-the-years-digits.
beban penyusutan yang menurun berdasarkan pecahan yang menurun dari biaya depresiasi
(original cost dikurangi nilai residu).
- Declining-balance-method
tarif penyusutannya menggunakan kelipatan dari tarif metode garis lurus.
Terdapat beberapa masalah dalam penyusutan, diantaranya:
1. Depreciation and Partial Periods
Untuk menghitung depresiasi pada periode parsial, beban depresiasi untuk satu tahun penuh harus
dihitung terlebih dahulu, baru kemudian hasilnya dirata-rata pada dua periode yang terlibat tersebut, dan
terus berlanjut sampai habis umur manfaat aktiva tersebut.
2. Depreciation and Replacement of Property, Plant, and Equipment
Depresiasi disini sama seperti beban-beban yang lain. Bedanya, penyusutan tidak melibatkan arus kas
keluar pada periode berjalan. Sedangkan untuk penggantian aktiva, dananya berasal dari pendapatan,
tanpa pendapatan tidak ada laba serta tidak ada arus kas masuk yang dihasilkan.
3. Revision of Depreciation Rates
Ketika membeli aktiva tetap, perusahaan menetapkan tarif penyusutan berdasarkan penilaian aktiva yang
sejenis pada masa lalu dan informasi lainnya yang berkaitan. Akan tetapi provisi untuk penyusutan hanya
estimasi dan memungkinkan untuk adanya revisi selama umur manfaat aktiva. Perubahan estimasi harus
dilakukan dalam periode berjalan dan periode mendatang serta tidak berpengaruh terhadap hasil yang
telah dilaporkan sebelumnya. Saldo awal tidak disesuaikan dan tidak ada upaya untuk mengejar periode
sebelumnya.

B. IMPAIRMENTS
Penurunan nilai terjadi apabila jumlah aktiva yang telah tercatat tidak dapat dipulihkan dan oleh karena itu
harus dihapuskan.
Pengukuran Penurunan Nilai
Suatu kerugian akan dihitung jika terjadi penurunan nilai setelah dilakukan pengujian kemampuan
pemulihan terhadap suatu aktiva. Kerugian tersebut terjadi ketika jumlah aktiva yang tercatat nilainya
melebihi nilai wajar.

Restorasi Kerugian Penurunan Nilai
Kerugian penurunan nilai tidak dapat direstorasi atas aktiva yang ditahan dan digunakan, hal ini karena
setelah kerugian penurunan nilai dicatat, maka penurunan nilai tercatat atas aktiva yang ditahan untuk
digunakan tersebut dijadikan dasar biaya yang baru.
Aktiva yang akan dilepaskan
Aktiva yang ditahan untuk dilepaskan dicatat pada periode berikutnya, dan tidak akan disusutkan selama
periode aktiva tersebut dimiliki.

C. DEPLETION
Deplesi merupakan penyusutan atas sumber daya alam. Juga sering disebut aktiva yang dapat habis, seperti,
minyak, mineral, kayu. Aktiva tesebut dapat dikelompokkan dengan dua karakteristik utama, yaitu:
Pengambilan/ penggunaan sepernuhnya atas aktiva tsb;
Penggantian aktiva hanya dapat dilakukan oleh alam.
1. Penetapan Dasar Deplesi
Terdapat empat faktor dalam perhitungan untuk menetapkan dasar deplesi, diantaranya:
a. Biaya Akuisisi
b. Biaya Eksplorasi
c. Biaya Pengembangan
d. Biaya Restorasi
2. Penghapusan Biaya Sumber Daya
biaya sumber daya alam harus dialokasikan ke periode akuntansi, yaitu dengan cara;
biaya deplesi per unit = (total biaya nilai residu)/ total estimasi unit yang tersedia

D. REVALUATION
Berdasarkan IFRS, perusahaan dapat memilih untuk menilai aset jangka panjang mereka dengan cost atau
dengan fair value. Jika perusahaan memilih untuk menggunakan fair value, aset berwujud jangka panjang
setelah perolehan awal, kemudian disesuaikan untuk perubahan fair valuenya dan mencatat laba yang belum
direalisasi atas revaluasi yang dilakukan pada aset berwujud jangka panjnag tersebut.

E. PRESENTATION AND ANALYSIS
Penyajian Properti, Pabrik, Peralatan dan Sumber Daya Alam
Dasar penilaian yang digunakan untuk properti, pabrik, peralatan dan sumber daya alam adalah biaya
historis, dan harus diungkapkan bersama penyajian dan komitmen-komitmen lain yang berhubungan
dengan aktiva tersebut. Karena memiiki pengaruh yang cukup signifikan, maka pengungkapan tersebut
harus mencakup:
a. Beban depresiasi untuk periode berjalan
b. Saldo dari aktiva yang dapat didepresiasi
c. Akumulasi depresiasi
d. Uraian umum mengenai metode depresiasi yang digunakan
Analisis Properti, Pabrik, Peralatan dan Sumber Daya Alam
Aktiva dapat dievaluasi dengan menganalisis secara relatif dengan rasio aktivitas dan profitabilitas.
a. Asset Turnover Ratio
b. Profit Margin on Sales Ratio
c. Rate of Return on Assets

Você também pode gostar