Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
b
Bukti. Untuk a = 0 diperoleh pernyataan
b > 0 b
2
> 0
b > 0.
Fakta ini mudah dibuktikan sendiri. Sekarang diasumsikan a > 0 dan b > 0,
yaitu a + b > 0.
(i) (ii): Diketahui a < b, atau a b < 0. Jadi diperoleh
a
2
b
2
= (a b)
. .
<0
(a + b)
. .
>0
< 0
(ii) (i): Diketahui a
2
b
2
= (a b)
. .
<0
(a + b)
. .
>0
< 0. Karena diketahui pula a+b > 0
maka haruslah a b < 0, atau a < b.
(i) (iii): Sebelumnya sudah dibuktikan bahwa jika x, y > 0 maka
x < y x
2
< y
2
.
Pada bagian ini diambil x =
a dan y =
a)
2
dan b =
b)
2
maka diperoleh
a <
b (
a)
2
= a < b = (
b)
2
.
Jadi lengkaplah bukti ini karena telah ditunjukkan berlakunya equivalensi
(iii) (i) (ii).
Teorema 1.2.7 (Rata-rata Aritmatika-Geometri (RAG). Bila a dan b bi-
langan positif maka berlaku
ab
1
2
(a + b) (RAG)
Bukti. Bila a = b maka relasi pada (RAG) menjadi kesamaan (lihat latihan di
bawah). Sekarang diasumsikan a = b. Karena a > 0 dan b > 0 maka
a > 0 dan
b) (
a +
b)
. .
>0
.
Jadi (
b)
2
= a 2
ab + b
ab >
1
2
(a + b).
Pengantar Analisis Real I by Julan HERNADI 10
Latihan 1.2.5. Buktikan bahwa bila a = b maka relasi pada (RAG) menjadi
kesamaan.
Rata-rata aritmatika (RA) dari dua bilangan real a dan b adalah
a+b
2
, sedan-
gkan rata-rata geometri (RG) dari a dan b adalah
k=1
a
k
, RG =
_
n
k=1
a
k
_
1/n
dengan notasi
k=1
a
k
b
k
_
2
_
n
k=1
a
2
k
__
n
k=1
b
2
k
_
.
Bukti. Didenisikan fungsi F : R R dengan
F(t) :=
n
k=1
(a
k
tb
k
)
2
.
Pengantar Analisis Real I by Julan HERNADI 11
Jelas F fungsi taknegatif, karena itu diperoleh
F(t) =
n
k=1
a
2
k
2ta
k
b
k
+ t
2
b
2
k
=
_
n
k=1
b
2
k
_
t
2
2
_
n
k=1
a
k
b
k
_
t +
_
n
k=1
a
2
k
_
0.
Jadi F merupakan fungsi kuadrat denit tak negatif, sehingga diskriminannya
pun tak negatif, yaitu
4
_
n
k=1
a
k
b
k
_
2
4
_
n
k=1
b
2
k
__
n
k=1
a
2
k
_
0.
Akhirnya dengan memindahkan ruas pada ketidaksamaan ini terbuktilah bahwa
_
n
k=1
a
k
b
k
_
2
_
n
k=1
a
2
k
__
n
k=1
b
2
k
_
.
1.3 Nilai Mutlak dan Jarak Pada Bilangan Real
Pada sifat urutan bilangan real kita baru mengetahui urutan lebih besar antara
dua bilangan real tetapi belum menentukan jarak antara dua bilangan real. Jarak
atau metrik pada bilangan real ini ditentukan melalui nilai mutlak.
Denisi 1.3.1. Nilai mutlak suatu bilangan real a, ditulis dengan |a| didensikan
sebagai:
|a| :=
_
_
a bila a > 0,
0 bila a = 0,
a bila a < 0.
Sebagai contoh, |3| = 3, |0| = 0, dan | 1| = 1. Dengan kata lain, nilai
multak bilangan real bersifat dikotomi, yaitu nol atau positif. Diperhatikan tiga
cabang pada denisi nilai mutlak dapat disederhanakan menjadi
|a| :=
_
a bila a 0,
a bila a < 0.
Teorema berikut ini menyajikan sifat-sifat dasar nilai mutlak.
Teorema 1.3.1. Misalkan a, b, c bilangan-bilangan real.
(i) |a| = 0 bila hanya bila a = 0
Pengantar Analisis Real I by Julan HERNADI 12
(ii) | a| = |a|
(iii) |ab| = |a||b|
(iv) untuk c 0, |a| c bila hanya bila c a c.
(v) |a| a |a|.
Bukti. (i)(=): langsung dari denisi. (=): dibuktikan melalui kontrapo-
sisinya, yaitu jika a = 0 maka |a| = 0, juga langsung dari denisi.
(ii) Jika a = 0 maka diperoleh |a| = |0| = 0 = | 0| = | a|. Jika a > 0 maka
a < 0 sehingga diperoleh |a| = a = (a) = | a|. Jika a < 0 maka a > 0
sehingga diperoleh |a| = a = |a|.
(iii) Bila minimal salah satu dari a atau b bernilai nol maka kedua ruas bernilai
nol. Bila keduanya tidak ada yang nol, ada 4 kemungkinan nilai a, b yang perlu
diselidiki yaitu a > 0, b > 0, a > 0, b < 0, a < 0, b > 0 dan a < 0, b < 0. Untuk
a > 0, b < 0 maka ab < 0, |a| = a, |b| = b dan
|ab| = (ab) = (a)(b) = |a||b|.
(iv): (=): karena |a| c maka a c dan a c atau a c, digabungkan
diperoleh c a c. (=): bila c a c maka kita mmepunyai a c
dan c a, atau a < c. Karena |a| bernilai |a| atau | a| maka disimpulkan
|a| < c.
(v): dengan mengambil c := |a| 0 pada bagian (iv) maka |a| |a| adalah
pernyataan yang benar. Implikasinya adalah |a| c |a|. Cara lain adalah
dengan menggunakan kenyataan bahwa |a| a berlaku untuk setiap a R.
Karena a R maka |a| = | a| a, atau |a| a. Setelah digabungkan
diperoleh |a| c |a|.
Denisi 1.3.2. Jarak (metrik) antara dua bilangan real a dan b didenisikan
sebagai
d(a, b) := |a b|.
Bila b = 0 maka d(a, 0) = |a| dipandang sebagai jarak a terhadap titik asal 0.
Interpretasi sederhana bilangan real dapat disajikan dalam garis bilangan.
Gambar berikut adalah garis bilangan dan ilustrasi jarak antara 3 dan 2.
Gambar 1.1: Garis bilangan dan jarak antara dua bilangan real
Teorema berikut berkaitan dengan sifat dasar nilai mutlak dan sangat sering
digunakan dalam analisis.
Pengantar Analisis Real I by Julan HERNADI 13
Teorema 1.3.2 (Ketidaksamaan segitiga). Untuk sebarang bilangan real a
dan b berlaku
|a + b| |a| +|b|. (KS)
Bukti. Dari Teorema sebelumnya bagian (v) kita mempunyai |a| < a < |a|
dan |b| < b < |b|. Dengan menjumlahkan dua ketidaksamaan ini diperoleh
(|a| +|b|) < a + b < (|a| +|b|).
Kemudian, dari bagian (iv) dengan menganggap c := (|a| + |b|) maka terbukti
bahwa
|a + b| |a| +|b|.
Latihan 1.3.1. Untuk sebarang bilangan real a dan b, buktikan
(i) ||a| |b|| |a b|.
(ii) |a b| |a| +|b|.
Contoh 1.3.1. Tentukan semua bilangan real x yang memenuhi |x1| > |x+1|.
Penyelesaian. Diperhatikan titik x = 1 dan x = 1 merupakan titik transisi,
yaitu perbatasan dimana nilai mutlak berlainan nilai.
Untuk x < 1, maka x 1 < 0 dan x + 1 > 0 sehingga |x 1| = (x 1) dan
|x + 1| = (x + 1). Subtitusi kedalam ketidaksamaan diperoleh
(x 1) > (x + 1) 1 > 1
suatu pernyataan yang benar untuk setiap x < 1.
Untuk 1 < x < 1 berlaku |x 1| = (x 1) dan |x + 1| = (x + 1). Subtitusi
kedalam ketidaksamaan diperoleh
(x 1) > (x + 1) 2x >< 0 x < 0.
Untuk x > 1 berlaku |x 1| = x 1 dan |x + 1| = x + 1. Subtitusi kedalam
ketidaksamaan diperoleh
x 1 > x + 1 1 > 1
suatu pernyataan yang salah untuk setiap x > 1. Dengan menggabungkan ketiga
hasil ini diperoleh himpunan penyelesaian untuk x sebagai berikut
{x : x < 1} {x : x < 0} = {x : x < 0}.
Cara lain adalah dengan menggunakan Teorema 1.2.6, yaitu
|x1| > |x+1| (x1)
2
> (x+1)
2
x
2
2x+1 > x
2
+2x+1 4x < 0 x < 0.
Pengantar Analisis Real I by Julan HERNADI 14
Latihan 1.3.2. Tentukan semua bilangan real x yang memenuhi |x| +|x+1| < 2.
Latihan 1.3.3. Jika x < z, buktikan bahwa x < y < z bila hanya bila |x y| +
|y z| = |x z|. Interprestasikan fakta ini secara geometris.
Dapat diperiksa bahwa jarak (metrik) seperti diberikan pada Denisi 1.3.2
mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
1. d(x, y) 0 untuk setiap x, y R.
2. d(x, y) = 0 bila hanya bila x = y.
3. d(x, y) = d(y, x) untuk setiap x, y R.
4. d(x, y) d(x, z) + d(z, y) untuk setiap x, y R.
Catatan 1.3.1. Sifat 4 ini merupakan generalisasi dari ketidaksamaan segitiga
(KS). Himpunan bilangan real yang dilengkapi dengan metrik d ini disebut ruang
metrik. Lebih lanjut, pada analisis dikenal pula ruang bernorma, ruang Banach,
dan lain-lain.
Latihan 1.3.4. Misalkan S himpunan takkosong, buktikan fungsi d pada S S
yang didenisikan oleh
d(s, t) :=
_
0 bila s = t,
1 bila s = 0.
merupakan metrik. Metrik ini disebut metrik diskrit.
Bentuk lain generalisasi (KS) diungkapkan pada teorema berikut.
Teorema 1.3.3. Untuk sebarang bilangan real a
1
, a
2
, , a
n
, berlaku
|a
1
+ a
2
+ + a
n
| |a
1
| +|a
2
| + +|a
n
|.
Bukti. Dapat dibuktikan dengan induksi. Ingat dengan prinsip induksi, jika
berlaku untuk dua bilangan maka akan berlaku untuk sejumlah berhingga bilan-
gan.
1.4 Supremum dan Inmum
Ketika kita diberikan himpunan A = [0, 1) maka minimum atau anggota terke-
cil himpunan ini adalah 0. Pertanyaannya, apakah A mempunyai maksimum ?
Kalau ada, berapa nilainya. Perhatikan bahwa 1 bukan nilai maksimum karena
ia tidak termuat di dalam A.
Pengantar Analisis Real I by Julan HERNADI 15
Latihan 1.4.1. Buktikan bahwa himpunan A = (0, 1] tidak mempunyai maksi-
mum. (Petunjuk: gunakan bukti tak langsung dengan kontradiksi).
Walaupun 1 bukan maksimum A namun tidak ada anggota A yang melebihinya.
Dengan kata lain, 1 merupakan batas atas paling kecil untuk himpunan A.
Denisi 1.4.1. Misalkan S suatu himpunan bagian dari R.
(i) Bilangan u R dikatakan batas atas S jika s u untuk setiap s S.
(ii) Bilangan w R dikatakan batas bawah S jika w s untuk setiap s S.
Diperhatikan dengan seksama bahwa batas bawah atau batas atas suatu
himpunan tidak harus berada di dalam himpunan tersebut. Ilustrasi batas atas
dan batas bawah diberikan pada gambar berikut.
Gambar 1.2: Batas atas dan batas bawah suatu himpunan
Contoh 1.4.1. Diberikan S := [0, 1), maka batas atas S adalah himpunan {x :
x 0} dan batas bawah S adalah {x : x 1}. Diperhatikan 0 merupakan batas
bawah dan termasuk didalam S, sedangkan 1 batas atas S tetapi ia tidak termuat
didalam S.
Contoh 1.4.2. Himpunan bilangan asli N tidak mempunyai batas bawah maupun
batas atas.
Contoh 1.4.3. Himpunan S := {
1
n
: n N} mempunyai himpunan batas bawah
{x : x 0} dan mempunyai himpunan batas atas {x : x 1}.
Contoh 1.4.4. Misalkan S := himpunan kosong maka setiap bilangan real
adalah batas atas S. Argumennya dapat dijelaskan sebagai berikut. Bilangan
u R batas atas S dapat disajikan dalam kalimat logika berikut
s S = s < u.
Dalam kasus S himpunan kosong maka pernyataan s S bernilai salah, sehingga
kalimat implikasi s S = s < u selalu benar. Dengan argumen yang sejalan
dapat disimpulkan bahwa semua bilangan real juga merupakan batas bawah him-
punan kosong. Kenyataan ini sepertinya dibuat-buat, tetapi inilah konsekuensi
logis denisi.
Pengantar Analisis Real I by Julan HERNADI 16
Latihan 1.4.2. Tuliskan denisi v
1
bukan batas atas S, juga denisi w
1
bukan
batas bawah S.
Denisi 1.4.2. Himpunan yang mempunyai batas atas disebut terbatas diatas
(bounded above), sedangkan himpunan dikatakan terbatas dibawah (bounded
below) jika ia mempunyai batas bawah. Himpunan dikatakan terbatas jika ia
terbatas diatas dan terbatas dibawah.
Contoh 1.4.5. Himpunan bilangan real R := (, ) tidak terbatas diatas
maupun dibawah. Himpunan S := [1, ) terbatas dibawah. Himpunan E :=
{
1
n
: n N} terbatas.
Denisi 1.4.3. Misalkan S himpunan bagian dari R.
(i) Bila S terbatas diatas maka batas atas u dikatakan supremum dari S jika
tidak ada bilangan lain yang lebih kecil dari u yang menjadi batas atas S.
Dengan kata lain u batas atas yang paling kecil.
(ii) Bila S terbatas dibawah maka batas bawah w dikatakan inmum dari S
jika tidak ada bilangan lain yang lebih besar dari w yang menjadi batas
bawah S. Dengan kata lain w batas bawah yang paling besar.
Berdasarkan denisi ini, supremum himpunan S dapat dikarakterisasi oleh
dua kondisi berikut, yaitu :
1. s u untuk setiap s S
2. bila ada v R dengan v < u maka ada s
0
S sehingga v < s
0
.
Kondisi pertama menyatakan bahwa v haruslah batas atas S dan kondisi kedua
menyatakan bahwa batas atas ini haruslah yang terkecil.
Latihan 1.4.3. Buatlah karakterisasi w inmum S.
Biasanya supremum dan inmum himpunan S disingkat dengan
sup S dan inf S.
Ilustrasi supremum dan inmum diberikan pada gambar berikut.
Gambar 1.3: Supremum dan inmum suatu himpunan
Pengantar Analisis Real I by Julan HERNADI 17
Catatan 1.4.1. Supremum suatu himpunan selalu tunggal.
Bukti. Andaikan u = sup S dan u
1
= sup S dengan u = u
1
. Karena itu ada dua
kemungkinan yang dapat terjadi, yaitu u < u
1
atau u > u
1
. Untuk u < u
1
berarti
u bukan batas atas S, ini berlawanan dengan u = sup S. Untuk u > u
1
berarti
u
1
bukan batas atas S, ini bertentangan dengan u
1
= sup S. Jadi pengandaian
u = u
1
salah, seharusnya u = u
1
Latihan 1.4.4. Buktikan bahwa inmum suatu himpunan selalu tunggal.
Berikut adalah kriteria yang mudah dan sering digunakan untuk mengetahui
suatu batas atas merupakan supremum atau bukan.
Teorema 1.4.1. Misalkan u suatu batas atas S.
u = sup S > 0, s S sehingga u < s.
Bukti. (=): Ambil > 0 sebarang. Karena diketahui u = sup S maka u
bukan batas atas S, jadi ada s S sehingga u < s. (=): Akan ditunjukkan
bahwa u yang memenuhi sebelah kanan merupakan supremum S. Misalkan untuk
sebarang bilangan real v, v < u. Ambil := u v > 0, maka ada s S sehingga
u = u (u v) = v < s.
Ini berarti v bukan batas atas S, dan berdasarkan karakteristik supremum dis-
impulkan bahwa u = sup S.
Teorema ini dapat diilustrasikan secara grak sebagai berikut.
Gambar 1.4: Kriteria supremum
Latihan 1.4.5. Misalkan w suatu batas bawah S. Buktikan bahwa
w = inf S > 0, s S sehingga w + > s.
Contoh 1.4.6. Diperhatikan himpunan S := {x : 0 x < 1}. Maka maks S
tidak ada, sup S = 1, min S = inf S = 0.
Contoh 1.4.7. Diperhatikan himpunan S := {
1
n
: n R}. Maka maks S =
sup S = 1, min S tidak ada tetapi inf S = 0. Hasil ini dapat dibuktikan sebagai
berikut. Jika diberikan > 0 sebarang maka selalu dapat dipilih bilangan asli n
0
dengan n
0
> 1/. Nah, s =
1
n
0
S dan 0 + s > . Berdasarkan kriteria inmum
(latihan sebelumnya) maka disimpulkan 0 adaah inmum S.
Pengantar Analisis Real I by Julan HERNADI 18
Catatan 1.4.2. Pada pembuktian inmum sebelumnya kita dapat memilih bilan-
gan asli yang lebih besar dari suatu bilangan real yang diberikan. Ada referensi
yang menyebut sifat ini sebagai sifat Archimedes. Secara formal sifat ini di-
ungkapkan sebagai berikut.
Jika x R maka ada n
x
N sehingga n
x
> x.
Catatan 1.4.3. Bila suatu himpunan S mempunyai maksimum dan minimum
maka
sup S = maks S, inf S = min S.
Latihan 1.4.6. Buktikan bahwa bilangan real R tidak mempunyai supremum
dan inmum.
Latihan 1.4.7. Misalkan S := {1
(1)
n
n
: n N}. Tentukan inf S dan sup S.
Buktikan hasil yang anda peroleh.
1.5 Kepadatan bilangan rasional
Sebelumnya kita pahami dulu sifat supremum dan inmum sebagai berikut:
Sifat supremum dan inmum pada R
Sifat ini dapat disajikan secara sederhana sebagai berikut. Setiap himpunan tak
kosong yang terbatas diatas selalu mempunyai supremum, dan setiap himpunan
tak kosong yang terbatas dibawah selalu mempunyai inmum.
Sifat supremum ini dikenal juga dengan sifat kelengkapan bilangan real.
Dengan sifat ini terjamin bahwa garis bilangan adalah padat, artinya tidak
ada satupun titik yang hilang. Sebagai ilustrasi, diperhatikan himpunan terbatas
berikut
A := {x > 0 : x
2
< 2}.
Himpunan A ini tidak mempunyai maksimum tetapi A mempunyai supremum,
yaitu sup A =
2.
Pertanyaannya, seberapa banyak bilangan irrasional yang ada. Lebih banyak
mana, bilangan rasional atau bilangan irrasional. Nah, berikut ini diberikan sifat
kepadatan bilangan rasional dalam R.
Teorema 1.5.1. Bila a dan b bilangan real dengan a < b maka terdapat bilangan
rasional r dengan a < r < b.
Pengantar Analisis Real I by Julan HERNADI 19
Bukti. Diperhatikan bahwa
1
ba
suatu bilangan real positif. Menurut sifat Archimedes
terdapat bilangan asli n sehingga n >
1
ba
. Untuk n ini berlaku
nb na > 1. (*)
Sekarang ambil m sebagai bilangan bulat pertama yang lebih besar dari na, dan
berlaku
m1 na < m. (**)
Dari (*) dan (**) diperoleh
na < m na + 1 < nb.
Bentuk terakhir ini dapat ditulis na < m < nb, dan dengan membagi semua ruas
dengan n, didapat
a <
m
n
< b
dan dengan mengambil r :=
m
n
maka bukti Teorema selesai.
Contoh 1.5.1. Tentukan 3 buah bilangan rasional diantara
2 dan
3
2
.
Penyelesaian. 1. Diketahui a =
2 1, 4142, b = 3/2 = 1, 5
2. d =
1
1,51,4142
11.6569
3. Jadi bilangan asli yang yang dapat diambil adalah n = 12, 13, 14, 15, 16.
4. Untuk n = 12 diperoleh na (12)(
2 dan 3/2.
Akibat 1.5.1. Bila a dan b bilangan real dengan a < b maka terdapat bilangan
irrasional z dengan a < z < b.
Bukti. Dengan menerapkan Teorema sebelumnya pada dua bilangan real
a
2
dan
b
2
maka ada bilangan rasional r sehingga
a
2
< r <
b
2
.
Selanjutnya diambil z := r
1
2
(a
2
+ b
2
).
13. Jika 0 < c < 1, buktikan bahwa 0 < c
2
< c < 1, tetapi jika c > 1 maka
1 < c < c
2
.
14. Buktikan bahwa |a + b| = |a| +|b| bila hanya bila ab 0.
15. Jika a < x < b dan a < y < b, tunjukkan bahwa |x y| < b a. Inter-
prestasikan fakta ini secara geometris.
16. Tentukan dan sketsalah pasangan titik (x, y) pada R R yang memenuhi
(a) |x| = |y|.
(b) |xy| = 1.
17. Tentukan dan sketsalah pasangan titik (x, y) pada R R yang memenuhi
Pengantar Analisis Real I by Julan HERNADI 21
(a) |x| +|y| 1.
(b) |xy| 2.
18. Misalkan S himpunan takkosong yang terbatas dibawah. Buktikan
inf S = sup{s : s S}.
19. Misalkan S himpunan terbatas dan S
0
himpunan bagian dari S. Buktikan
inf S inf S
0
sup S
0
sup S.
20. Misalkan S himpunan takkosong yang terbatas diatas. Untuk a R diden-
isikan
a + S := {a + x : x S}.
Buktikan
sup(a + S) = a + sup S.
21. Misalkan S := {
1
n
1
m
: m, n N}. Tentukan sup S dan inf S, buktikan
hasil yang anda peroleh.
22. Misalkan S himpunan takkosong. Untuk a bilangan real tidak nol diden-
sikan aS := {as : s S}. Buktikan
(i) Bila a > 0 maka
inf(aS) = a inf S, dan sup(aS) = a sup S.
(ii) Bila a < 0 maka
inf(aS) = a sup S, dan sup(aS) = a inf S.
23. Misalkan A dan B himpunan takkosong dan A+B := {a+b : a A, b B}.
Buktikan bahwa
sup(A + B) = sup A + sup B dan inf(A + B) = inf A + inf B.
24. Misalkan f dan g dua fungsi yang didenisikan pada domain X. Jika
rangenya terbatas, buktikan
(i) sup{f(x) + g(x) : x X} sup{f(x) : x X} + sup{g(x) : x X}.
(ii) inf{f(x) + g(x) : x X} inf{f(x) : x X} + inf{g(x) : x X}.