Você está na página 1de 2

1.

Analisa Kasus
a. Teori Etika Utilitiarianisme.
Pada awal PT Freeport memberikan jaminan CSR ke pada masyarakat yang ada di
sekitar PT Freeport terutama masyarakat (papua), tetapi, masyarakat papua merasa
dirugikan terhadap perjanjian awal CSR yg disepakati bersam antara PT Freeport dan
Masyarakat Papua.
b. Teori Etika Deontologi.
Pada awal PT Freeport memberikan jaminan CSR ke pada masyarakat yang ada di
sekitar PT Freeport terutama masyarakat (papua). PT Freeport memberikan biaya CSR
kepada masyarakat papua, biaya CSR kepada sedikit rakyat papua yang digemborgemborkan itu pun tidak seberapa karena tidak mencapai 1 persen keuntungan bersih PT FI.
Malah rakyat papua membayar lebih mahal karena harus menanggung akibat berupa
kerusakan alam serta punahnya habitat dan vegetasi papua Papua yang tiak ternilai itu.
c. Teori Hak
PT Freeport Indonesia tidak memberiak kewajibanya terhadap biaya CSR kepada
masyarakat Papua. PT Freeport Indonesia hanya mengambil Hak-nya saja tapi tidak
menjalankan Kewajibanya.
d. Teori Keutamaan
kesetabilan siklus operasional Freeport, diakui atau tidak, adalah barometer
penting kesetabilan politik koloni Papua. Induksi ekonomi yang terjadi dari berputarnya
mesin anak koperasi raksasa Freeport-McMoran tersebut di kawasan Papua memiliki
magnitude luar biasa terhadap pergerakan ekonomi kawasan, nasional, bahkan global.

2. Analisa kasus dari sudut pandang


a. Ekonomi
PT Freeport Indonesia berizin penambangan tembaga, namun mendapatkan bahan
mineral lain, seperti emas, perak, da konon uranium. Dan keuntungannya pun didapat PT FI
sangat besar, dan hanya sedikit memberikan pajak PNBP kepada Indonesia atau sekadar PPh
dan TKA.
b. Moral
Warga Papua harus menanggung akibat dari perbuatan PT Freeport Indonesia
berupa kerusakan alam serta punahnya habitat dan vegetasi Papua yang tidak ternilai. Biaya
reklamasi tersebut tidak akan bisa tanggung generasi Papua sampai tujuh turunan. Selain
bertentangan dengan PP76/2008 tentang kewajiban Rehabilitas dan Reklamasi Hutan, telah
terjadi bukti paradoksal sikap Freeport ( Davis, G,F., et.al.,2006).
c. Hukum
PT Freeport Indonesia melanggar hukum/perjanjian yang bertentangan UU Nomor
11/1967 tentang ketentuan-ketentuan Pokok Pertambangan dan sudah diubah dengan UU
Nomor 4/2009vtentang Minerba.

Você também pode gostar