Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
HAMIL
Disusun oleh :
1) Cuncun Wasilawati
2) Lia Awaliaturrohmah
3) Nuraeni Latri
4) Susi Nuraeni
Zat besi : Untuk mencegah anemia sehingga tidak akan terjadi BBLR,
perdarahan,dll
D. IMUNISASI
Pada masa kehamilan ibu hamil diharuskan melakukan imunisasi tetanus
toksoid (TT). Gunanya pada antenatal dapat menurunkan kemungkinan kematian
bayi karena tetanus. Ia juga dapat mencegah kematian ibu yang disebabkan oleh
tetanus.
Menurut WHO seorang ibu tidak pernah diberikan imunisasi tetanus,
sedikitnya 2x injeksi selama kehamilan ( I pada saat kunjungan antenatal I dan II
pada 2 minggu kemudian )
Jadwal pemberian suntikan tetanus adalah :
TT 1 selama kunjungan antenatal I
TT 2 4 minggu setelah TT 1
TT 3 6 minggu setelah TT 2
TT 4 1 tahun setelah TT 3
TT 5 1 tahun setelah TT 4
mengetahui dan mendapat informasi yang benar tentang imunisasi TT.
Petugas Karena imunisasi ini sangat penting, maka setiap ibu hamil hendaknya
kesehatan harus berusaha program ini terlaksana maksimal dan cepat.
E. SENAM HAMIL
Senam hamil bukan merupakan keharusan, namun dengan melakukan senam
hamil akan memberikan banyak manfaat dalam membantu kelancaran proses
persalina, antara lain dapat melatih cara mengedan yang benar. Kesiapan ini
merupakan bakal bagi calon ibu pada saat persalinan.
Tujuan senam hamil adalah :
Memberikan dorongan serta melatih jasmani dan rohani ibu secara bertahap
agar ibu dapat menghadapi persalinan dengan tenang, sehingga proses persalinan
dapat berjalan lancar dan mudah,Membimbing wanita menuju suatu persalinan
yang fisiologis,Melonggarkan persendian yang berhubungan dengan proses
Senam telentang dengan kedua lutut ditekuk, kedua lutut digerakkan kekiri
dan kanan
5. Gerakan untuk mengurangi rasa sakit saat melahirkan
Tidur dengan posisi kaki ditekuk, urut perut dengan kedua tangan dari
bawah perut ke payudara
6. Cara mengejan
Posisi setengah duduk dan kaki direnggangkan
Perlahan-lahan tarik nafas sebanyak 3x pada hitungan ke empat tarik nafas
dan tahan mengejan kearah pantat dan hembuskan
7. Cara pernapasan saat melahirkan
Dilakukan jika bidan mengatakan tidak usah mengejan lagi
Letakkan kedua tangan di atas dada
Buka mulut lebar-lebar bernapas pendek sambil mengatakan hah..hah
F. KUNJUNGAN PMERIKSAAN KEHAMILAN
Setiap wanita hamil menghadapi reaksi komplikasi yang bisa engancam
jiwanya. Oleh karena itu, setiap wanita hamil memerlukan sedikitnya empat kali
kunjungan selama periode antenatal :
TM II
TM III
TM III
dan
Ibu hamil tersebut harus lebih sering dikunjungi jika terdapat masalah dan ia
hendaknya disarankan untuk menemui petugas kesehatan bilamana ia merasakan
tanda-tanda bahaya atau jika ia merasa khawatir.
G. TANDA-TANDA DINI BAHAYA / KOMPLIKASI PADA KEHAMILAN
MUDA
1. Perdarahan Pervaginam
A. Abortus
Kegagalan kehamilan sebelum usia kehamialan 22 ninggu
Jenis abortus :
1. Abortus spontan
Abortus imminens
Tanda / gejala : perdarahan sedikit, nyeri abdomen
Penanganan : tirah baring, jangan melakukan aktifitas fisik berlebihan,
hubungan sex dihentikan sementara, jika perdarahan berhenti
lakukan ANC, jika perdarahan berlangsung nilai kondisi janin /
USG
Abortus insipiens
Tanda / gejala : perdarahan banyak, nyeri karena kontraksi uterus kuat,
ada pembukaan, besarnya uterus sesuai dengan usia kehamilan.
Penanganan : kuretase
Abortus incomplete
Tanda / gejala : perdarahan banyak, ada pembukaan, ada teraba sisa
jaringan, uterus berkontraksi
Penanganan : kuretase
Abortus complete
Tanda / gejala : uterus lebih kecil dari usia kehamilan, perdarahan sedikit
tapi nyeri perut bagian bawah, telah terjadi pengeluaran hasil
konsepsi, perdarahan akan berhenti 10 hari bila berlanjut menjadi
endometritis
Penanganan : tidak perlu evaluasi lagi, observasi untuk melihat adanya
perdarahan, pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu.
2. Abortus provokatus
Abortus medisinalis : melihat adanya komplikasi pada ibu
Abortus kriminalis : disengaja dengan alat dan obat
3. Abortus septik : adanya komplikasi pada ibu
4. Missed abortion
Apabila janin muda yang telah mati tertahan di dalam rahim selama 2 bulan
atau lebih.
Tanda : rahim semakin mengecil, buah dada mengecil kembali, amenorrhoe
berlangsung terus
Penanganan : di Rumah Sakit
B. Kehamilan Mola
Patologi : sebagian dari vili berubah menjadi gelembung-gelembung berisi cairan
jernih
Tanda dan gejala :
Perdarahan sedang banyak
Serviks terbuka
Uterus lunak dan lebih besar dari usia kehamilan
Hyperemesis lebih lama
Kram perut bagian bawah
Tidak ada tanda-tanda adanya janin
Keluar jaringan seperti anggur
Penanganan :Segera dikeluarkan karena bernahaya.
C. Kehamilan Ektopik
kehamilan dimana se telur yang dibuahi berimplantasi dan tumbuh diluar
endometrium kavum uteri
Gejala : amenorhoe, nyeri perut, perdarahan pervaginam sedikit, syok karena
hypovolemia, nyeru palpasi dan nyeri pada toucher, tumor dalam rongga
panggul, gangguan kencing, Hb menurun.
2. Hyperemesis Gravidarum
Kesadaran menurun
Nadi kecil, halus dan cepat
Dehidrasi berat, ikterus
Suhu badan meningkat, TD & BB turun
3. Nyeri Perut Bagian Bawah
Nyeri perut pada kehamilan 22 minggu atau kurang
Diagnosis nyeri perut bagian bawah :
a. Kista ovarium
Gejala dan tanda : nyeri perut, tumor adreksa pada PD, rasa tumor di
perut bawah, perdarahan vaginal ringan
b. Apendisitis : radang umbai cacing usus buntu
Gejala : nyeri perut bawah, demam, nyeri lepas
c. Sintitis : disuria, sering berkemih, nyeri perut
d. Pielonefritis : infeksi akut saluran kemih dengan gejala disuria, demam
tinggi, sering berkemih, nyeri perut
e. Peritronitis : radang selaput perut dalam rongga panggul, dengan gejala
demam, nyeri perut bawah, bising usus negatif
f. Kehamilan ektopik : tandanya nyeri perut, ada perdarahan sedikit, serviks
tertutup, uterus sedikit besar dan lunak
H. TANDA-TANDA DINI BAHAYA / KOMPLIKASI IBU DAN JANIN
PADA KEHAMILAN LANJUT
1. Perdarahan Pervaginam
Disebut juga PerdarahanAntepartum, yaitu perdarahan yang terjadi setelah
kehamilan 28 minggu (TM III), biasanya lebih banyak dan lebih berbahaya dari
perdarahan kehamilan sebelum 20 minggu.
a. Preeklamsia ringan
Tanda : TD 140/90 mmHg, oedema kaki, jari tangan & muka/kenaikan
BB1 Kg atau lebih perminggu, protein urin +1 atau +2 pada urin kateter
b. Preeklamsia berat
Tanda : TD 160/110 mmHg atau lebih, protein urin 5 gr atau lebih
perliter, oliguria, yaitu jumlah urin kurang dari 500 cc/24 jam
Keluhan subjektif :
Nyeri epigastrium, gangguan penglihatan, nyeri kepala, oedema paru dan
sianosis, gangguan kesadaran
Pencegahan :
Pemeriksaan antenatal yang teratur
Harus selalu waspada terhadap kemungkinan terjadinya preeklamsi kalau
ada faktor-faktor predisporsi
Berikan penerangan tentang menfaat istirahat dan tidur, ketenangan serta
pentingnya mengatur diet rendah garam.
Eklamsia
Kelanjutan preeklamsia berat menjadi eklamsi dengan tambahan gejala
kejang-kejang / koma.
Kejang-kejang pada eklamsi terdiri dari tingakat :
a. Stadium invasi awal
Berlangsung 30 35 detik
Tangan dan kelopak mata bergetar
Mata terbuka dengan pandangan kosong
Kepala diputar ke kiri/ke kanan
Demam menggigil
Nyeri perut, uterus nyeri
Nadi cepat
Perdarahan pervaginam sedikit-sedikit
c. Vaginitis
Gejala dan tanda :
Cairan vagina berbau
Tidak ada riwayat KPD
Gatal, keputihan, nyeri perut
Disuria
3. Keluarnya Cairan Pervaginam
Ibu tidak merasakan lagi gerakan janin pada usia kehamilan 22 minggu
atau selama persalinan.
a. Gawat janin
Gerakan janin tidak ada
DJJ abnormal (<> 100/menit)
Cairan ketuban bercampur mekonium
b. Kematian janin
Kematian hasil konsepsi yang masih berada dalam uteri tanpa
memandang umur kehamilannya.
Seba-sebab kematian janin :
Toxemia gravidarum
Penyakit infeksi
Kelainan bawaan yang berat
Gejala :
DJJ tidak terdengar lagi
Rahim tidak membesar
Fundus uteri makin turun
Pergeseran anak tidak teraba lagi
Palpasi tidak jelas
Penanganan / penatalaksanaan :
Meningkatkan ANC
Perbaikan teknik resusitasi
Meningkatkan pemeriksaan kesehatan
Mengatasi bentuk infeksi perinatal
5. Nyeri Perut yang Hebat
Ibu mengeluh nyeri perut pada kehamilan . 22 minggu
a. Ruptura uteri
Cara terjadinya :
Ruptur uteri spontan
o Terjadi spontan dan sebagian besar pada persalinan
o Terjadi gangguan mekanisme persalinan sehingga menimbulkan
ketegangan segmen bawah rahim yang berlebihan
Ruptur uteri traumatik
DAFTAR PUSTAKA
Saifuddin,