Você está na página 1de 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Kendala dalam hal peningkatan produksi salah satunya disebabkan oleh

proses pengeringan, karena masih mengandalkan sinar matahari. Sehingga


ketergantungan pada kondisi iklim saat pengeringan, menjadikan persoalan tersendiri.
Ini mengakibatkan tidak bisa mengoptimalkan kapasitas produksi, karena proses
pengeringan tergantung pada intensitas cahaya matahari, yang memerlukan tempat
yang sangat luas. Selain itu, higienis produk juga menjadi faktor yang tidak
diperhatikan oleh mitra. Selama ini mitra melakukan proses penurunan kadar air
pakan dengan menjemur di bawah sinar matahari selama lebih kurang 3-4 hari. Proses
pengeringan secara konvensional yang dilakukan memiliki beberapa kelemahan yaitu
rendahnya higienitas produk, konsumsi waktu pengeringan dan intensitas matahari
yang tidak merata sepanjang hari. Hal ini mempengaruhi proses produksi yang
menurunkan kualitas produk.
Salah satu penyebab kerusakan bahan dan produk agroindustri adalah
kerusakan mikrobiologis. Kerusakan ini disebabkan karena banyaknya sumber energi
yang terkandung dalam bahan pertanian, seperti protein dan karbohidrat. Kedua
sumber energi ini yang memicu tumbuhnya mikroba. Selain itu faktor kandungan air
yang terkandung dalam bahan juga salah satu keadaan yang disukai oleh
mikroorganisme.
Alat pengering dapat dikelompokkan menjadi dua, berdasarkan jenis bahan
yang dikeringkan, yaitu pengering bahan padat dan pasta, seperti pengering rak,
pengering konveyor, pengering rotary, pengering flash, pengering beku, dan
pengering fluidized bed; pengering bahan cair, seperti spray dryer dan drum dryer.
Banyaknya jenis alat pengeringan memerlukan pengetahuan yang cukup
untuk menentukan penggunaan alat pengeringan dan prosedurnya sesuai jenis
bahan/produk yang akan dikeringkan.

Oleh karena hal tersebut maka dibuat alat-alat pengering yang digunakan
untuk mengeringkan bahan yang tidak tergantung pada matahari, sebagai seorang
sarjana teknik kimia kita perlu mengetahui proses, cara kerja, kelebihan dan
kekurangan alat-alat pengering tersebut.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Drum dryer
Pengeringan merupakan salah satu unit operasi energi paling intensif dalam

pengolahan pasca panen. Unit operasi ini diterapkan untuk mengurangi kadar air
produk seperti berbagai buah-buahan, sayuran, dan produk pertanian lainnya setelah
panen. Pengeringan adalah proses pemindahan panas dan uap air secara simultan
yang memerlukan panas untuk menguapkan air dari permukaan bahan tanpa
mengubah sifat kimia dari bahan tersebut. Dasar dari proses pengeringan adalah
terjadinya penguapan air ke udara karena perbedaan kandungan uap air antara udara
dan bahan yang dikeringkan. Laju pemindahan kandungan air dari bahan akan
mengakibatkan berkurangnya kadar air dalam bahan tersebut.
Pengeringan adalah pemisahan sejumlah kecil air dari suatu bahan sehingga
mengurangi kandungan sisa zat cair di dalam zat padat itu sampai suatu nilai rendah
yang dapat diterima, menggunakan panas. Pada proses pengeringan ini air diuapkan
menggunakan udara tidak jenuh yang dihembuskan pada bahan yang akan
dikeringkan. Air (atau cairan lain) menguap pada suhu yang lebih rendah dari titik
didihnya karena adanya perbedaan kandungan uap air pada bidang antar-muka bahan
padat-gas dengan kandungan uap air pada fasa gas. Gas panas disebut medium
pengering, menyediakan panas yang diperlukan untuk penguapan air dan sekaligus
membawa air keluar. Air juga dapat dipisahkan dari bahan padat, secara mekanik
menggunakan cara pengepresan sehingga air keluar, dengan pemisah sentrifugal,
dengan penguapan termal ataupun dengan metode lainnya. Pemisahan air secara
mekanik biasanya lebih murah biayanya dan lebih hemat energi dibandingkan dengan
pengeringan.
Dasar pengeringan adalah terjadinya penguapan air ke udara karena perbedaan
kandungan uap air antara udara dengan bahan yang dikeringkan. Dalam hal ini,
kandungan uap air udara lebih sedikit atau udara mempunyai kelembaban nisbi yang
rendah sehingga terjadi penguapan. Kemampuan udara membawa uap air bertambah

besar jika perbedaan antara kelembaban nisbi udara pengering dengan udara sekitar
bahan semakin besar. Salah satu faktor yang mempercepat proses pengeringan adalah
kecepatan angin atau udara yang mengalir. Udara yang tidak mengalir menyebabkan
kandungan uap air di sekitar bahan yang dikeringkan semakin jenuh sehingga
pengeringan semakin lambat.
Tujuan pengeringan untuk mengurangi kadar air bahan sampai batas
perkembangan organisme dan kegiatan enzim yang dapat menyebabkan pembusukan
terhambat atau bakteri terhenti sama sekali. Dengan demikian bahan yang
dikeringkan mempunyai waktu simpan lebih lama.
Proses pengeringan diperoleh dengan cara penguapan air. Cara tersebut
dilakukan dengan menurunkan kelembapan nisbi udara dengan mengalirkan udara
panas di sekeliling bahan, sehingga tekanan uap air bahan lebih besar dari tekanan
uap air di udara. Perbedaan tekanan itu menyebabkan terjadinya aliran uap air dari
bahan ke udara.
Di Industri kimia proses pengeringan adalah salah satu proses yang penting.
Proses pengeringan ini dilakukan biasanya sebagai tahap akhir sebelum dilakukan
pengepakan suatu produk ataupun proses pendahuluan agar proses selanjutnya lebih
mudah, mengurangi biaya pengemasan dan transportasi suatu produk dan dapat
menambah nilai guna dari suatu bahan. Dalam industri makanan, proses pengeringan
ini digunakan untuk pengawetan suatu produk makanan. Mikroorganisme yang dapat
mengakibatkan pembusukan makanan tidak dapat dapat tumbuh pada bahan yang
tidak mengandung air, maka dari itu untuk mempertahankan aroma dan nutrisi dari
makanan agar dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama, kandungan air dalam
bahan makanan itu harus dikurangi dengan cara pengeringan.

2.2

Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pengeringan

1.

Luas Permukaan
Makin luas permukaan bahan makin cepat bahan menjadi kering Air menguap

melalui permukaan bahan, sedangkan air yang ada di bagian tengah akan merembes

ke bagian permukaan dan kemudian menguap. Untuk mempercepat pengeringan


umumnya bahan pangan yang akan dikeringkan dipotong-potong atau di iris-iris
terlebih dulu. Hal ini terjadi karena:
a. pemotongan atau pengirisan tersebut akan memperluas permukaan bahan dan
permukaan yang luas dapat berhubungan dengan medium pemanasan
sehingga air mudah keluar.
b. potongan-potongan kecil atau lapisan yang tipis mengurangi jarak dimana
panas harus bergerak sampai ke pusat bahan pangan. Potongan kecil juga akan
mengurangi jarak melalui massa air dari pusat bahan yang harus keluar ke
permukaan bahan dan kemudian keluar dari bahan tersebut.

2.

Perbedaan Suhu dan Udara Sekitarnya


Semakin besar perbedaan suhu antara medium pemanas dengan bahan pangan

makin cepat pemindahan panas ke dalam bahan dan makin cepat pula penghilangan
air dari bahan. Air yang keluar dari bahan yang dikeringkan akan menjenuhkan udara
sehingga kemampuannya untuk menyingkirkan air berkurang. Jadi dengan semakin
tinggi suhu pengeringan maka proses pengeringan akan semakin cepat. Akan tetapi
bila tidak sesuai dengan bahan yang dikeringkan, akibatnya akan terjadi suatu
peristiwa yang disebut "Case Hardening", yaitu suatu keadaan dimana bagian luar
bahan sudah kering sedangkan bagian dalamnya masih basah.

3.

Kecepatan Aliran Udara


Makin tinggi kecepatan udara, makin banyak penghilangan uap air dari

permukaan bahan sehinngga dapat mencegah terjadinya udara jenuh di permukaan


bahan. Udara yang bergerak dan mempunyai gerakan yang tinggi selain dapat
mengambil uap air juga akan menghilangkan uap air tersebut dari permukaan bahan
pangan, sehingga akan mencegah terjadinya atmosfir jenuh yang akan memperlambat
penghilangan air. Apabila aliran udara disekitar tempat pengeringan berjalan dengan

baik, proses pengeringan akan semakin cepat, yaitu semakin mudah dan semakin
cepat uap air terbawa dan teruapkan.

4.

Tekanan Udara
Semakin kecil tekanan udara akan semakin besar kemampuan udara untuk

mengangkut air selama pengeringan, karena dengan semakin kecilnya tekanan berarti
kerapatan udara makin berkurang sehingga uap air dapat lebih banyak tetampung dan
disingkirkan dari bahan pangan. Sebaliknya jika tekanan udara semakin besar maka
udara disekitar pengeringan akan lembab, sehingga kemampuan menampung uap air
terbatas dan menghambat proses atau laju pengeringan.

5.

Kelembapan Udara
Makin lembab udara maka Makin lama kering sedangkan Makin kering udara

maka makin cepat pengeringan. Karena udara kering dapat mengabsobsi dan
menahan uap air Setiap bahan mempunyai keseimbangan kelembaban nisbi masingmasing. kelembaban pada suhu tertentu dimana bahan tidak akan kehilangan air
(pindah) ke atmosfir atau tidak akan mengambil uap air dari atmosfir.

2.3

Prinsip Dasar Pengeringan


Proses pengeringan pada prinsipnya menyangkut proses pindah panas dan

pindah massa yang terjadi secara bersamaan (simultan). Pertama panas harus di
transfer dari medium pemanas ke bahan. Selanjutnya setelah terjadi penguapan air,
uap air yang terbentuk harus dipindahkan melalui struktur bahan ke medium
sekitarnya. Proses ini akan menyangkut aliran fluida di mana cairan harus di transfer
melalui struktur bahan selama proses pengeringan berlangsung. Jadi panas harus di
sediakan untuk menguapkan air dan air harus mendifusi melalui berbagai macam
tahanan agar supaya dapat lepas dari bahan dan berbentuk uap air yang bebas. Lama
proses pengeringan tergantung pada bahan yang di keringkan dan cara pemanasan
yang digunakan. Makin tinggi suhu dan kecepatan aliran udara pengeringan makin

cepat pula proses pengeringan berlangsung. Makin tinggi suhu udara pengering,
makin besar energi panas yang di bawa udara sehingga makin banyak jumlah massa
cairan yang di uapkan dari permukaan bahan yang dikeringkan. Jika kecepatan aliran
udara pengering makin tinggi maka makin cepat massa uap air yang dipindahkan dari
bahan ke atmosfer. Kelembaban udara berpengaruh terhadap proses pemindahan uap
air. Pada kelembaban udara tinggi, perbedaan tekanan uap air didalam dan diluar
bahan kecil, sehingga pemindahan uap air dari dalam bahan keluar menjadi
terhambat. Pada pengeringan dengan menggunakan alat umumnya terdiri dari tenaga
penggerak dan kipas, unit pemanas (heater) serta alat-alat kontrol. Sebagai sumber
tenaga untuk mengalirkan udara dapat digunakan blower. Sumber energi yang dapat
digunakan pada unit pemanas adalah tungku, gas, minyak bumi, dan elemen pemanas
listrik.
Proses utama dalam pengeringan adalah proses penguapan air maka perlu
terlebih dahulu diketahui karakteristik hidratasi bahan pangan yaitu sifat-sifat bahan
yang meliputi interaksi antara bahan pangan dengan molekul air yang dikandungnya
dan molekul air di udara sekitarnya. Peranan air dalam bahan pangan dinyatakan
dengan kadar air dan aktivitas air, sedangkan peranan air di udara dinyatakan dengan
kelembaban relatif dan kelembaban mutlak.

2.4

Mekanisme Pengeringan
Mekanisme keluarnya air dari dalam bahan selama pengeringan adalah

sebagai berikut:
1. Air bergerak melalui tekanan kapiler.
2. Penarikan air disebabkan oleh perbedaan konsentrasi larutan disetiap bagian
bahan.
3. Penarikan air ke permukaan bahan disebabkan oleh absorpsi dari lapisanlapisan permukaan komponen padatan dari bahan.
4. Perpindahan air dari bahan ke udara disebabkan oleh perbedaan tekanan uap.

2.5

Sistem Kerja Drum Dryer


Drum dryer umumnya terdiri dari satu atau dua silinder berongga yang

dipasang horizontal yang terbuat dari besi cor bermutu tinggi atau stainless steel,
bingkai penunjang, sistim aliran produk, dan scraper. Diameter drum berkisar antara
0,5 6 m dan panjang antara 1 6 m (sesuai skala produksi). Tiga komponen utama
dari Drum dryer adalah :
1. Tangki
Fungsi : Sebagai tempat produk yang akan dikeringkan. Produk yang
akan dikeringkan ditampung dan dikumpulkan di tempat ini. Bentuk tangki
dibuat sedemikian rupa agar semua produk dapat dikeringkan dengan
sempurna.
2. Drum
Fungsi : Sebagai alat pengering dimana ditempatkan uap panas ke
dalam drum . Drum mempunyai konstruksi sedemikian rupa sehingga dapat
dimasukan uap panas ke dalamnya. Saat drum berputar maka proses
pengeringan yang dilakukan pada drum ini merupakan proses pengeringan
lapis batas dimana produk akan bersinggungan dengan permukaan panas dan
menempel pada drum sehingga dapat terangkut mengikuti putaran drum.
Selama pengangkutan ini kandungan air dalam produk akan menguap
sehingga saat drum berputar menyelesaikan siklus putarnya produk telah
mencapai kadar air yang diinginkan. Putaran Drum dan panas uap yang
dimasukkan diatur sedemikian rupa untuk mendapatkan produk dengan kadar
air yang ditetapkan.
3. Pisau Skrap
Fungsi: Memisahkan produk yang telah kering. Produk yang
diinginkan dan masih menempel di drum dipisahkan dan ditampung ke
dalam tangki keluaran. Proses pemisahan ini dilah-ukan dengan sebuah pisau
skrap yang dibentuk sedemikian rupa sehingga dapat memisahkan produk
dari drum dengan sempurna.

Dalam operasional pengering drum, ada 4 hal yang harus diperhatikan, yaitu:

Tekanan uap-panas atau suhu media pemanas

Kecepatan putaran

Ketebalan film

Sifat umpan, yaitu konsentrasi padatan, reologi dan suhu (Devahastin,


2001).

Sistem kerja, uap sampai suhu 200oC akan memanaskan permukaan bagian
dalam drum. Bahan/material yang seragam diletakan dalam lapisan tipis (0,5 2 mm)
ke luar drum permukaan. Waktu tinggal produk pada drum berkisar antara beberapa
detik sampai puluhan detik untuk mencapai kadar air akhir kurang dari 5%.
Konsumsi energi dalam pengering drum berkisar antara 1,1 kg uap per kg air yang
diuapkan dan 1,6 kg uap per kg air menguap, sesuai dengan efisiensi energi sekitar
60% 90%.
Dalam kondisi ideal, kapasitas penguapan maksimum pengering drum dapat
mencapai 80 kg H2O/hr m2. Pengering drum dapat menghasilkan produk pada
tingkat antara 5 kg/ hr m2 dan 5 kg/ hr m2, tergantung pada jenis makanan, kadar air
awal dan akhir, serta kondisi operasional lainnya.
Beberapa permasalahan yang timbul pada drum dryer yang mengakibatkan
kinerja pengeringan yang tidak konsisten antara lain:

terjadi fluktuasi kadar air dan ketebalan bahan

akumulasi noncondensable gas dalam tabung yang mempengaruhi


keseragaman pengeringan

2.6

suhu permukaan drum mungkin berbeda-beda sepanjang drum.

Metode Umum Pengeringan


Metode dan proses pengeringan dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara

yang berbeda. Proses pengeringan dapat dikelompokkkan sebagai:

1. Batch; bahan dimasukkan ke dalam peralatan pengering dan pengering


berlangsung selama periode waktu tertentu.
2. Kontinu; bahan ditambahkan secara terus-menerus ke dalam pengering dan
bahan kering dipindahkan secara terus-menerus.

2.7

Klasifikasi Drum Dryer


Pengering Drum diklasifikasikan menjadi 3, yaitu single drum dryer, double

drum dyer, dan twin drum dryer seperti terlihat pada gambar berikut.

Gambar 2.1 (a) single drum dryer dan (b) double drum dryer

Gambar 2.2 (a) driving system dan (b) feeding system


Double drum dyer memiliki dua drum yang berputar terhadap satu sama lain
pada bagian atas. Gap antara dua drum akan mengontrol ketebalan lapisan bahan
yang diletakan pada permukaan drum. Twin drum dryer juga memiliki dua drum,
tetapi berputar berlawan satu sama lain pada bagian atas.
Diantara tiga jenis drum dryer, single dan double drum dryer paling sering
digunakan untuk buah-buahan dan sayuran. Misalnya untuk keripik kentang (single
drumdryer) dan pasta tomat (double drum dryer). Sedangkan twin drum dryer
digunakan untuk pengeringan bahan yang menghasilkan produk berupa butiran/debu.
Untuk bahan yang sensitif terhadap panas, modifikasi dengan vacum drum
dryer dapat digunakan untuk mengurangi suhu/panas pengeringan. Vacum drum
dryer pada prinsipnya mirip dengan drum dryer, hanya drum tertutup dalam ruang
kedap udara/vakum.

2.8

Metode Feeding
Metode penyaluran bahan produk pada permukaan drum berbeda-beda,

tergantung pada susunan drum, konsentrasi zat padat, viskositas, dan kemampuan

membasahi pada bahan. Untuk skala industri, pengeringan drum menggunakan 5


metode penyaluran bahan (feeding) yaitu, roll feed, nip feed, pencelupan,
penyemprotan, dan percikan.

Gambar 2.3 Berbagai metode feeding dalam drum dryer:


(a) roll feed; (b) nip feed; (c) dip feed;(d) spray;
dan (e) splash. (Tang,et al,2003)

(a) Roll feed : digunakan baik pada single maupun double drum dryer. Metode ini
efektif pada bahan yang viscous dan kental. Multirolls sering digunakan untuk
meningkatkan ketebalan film,sehingga throughput juga meningkat. Jarak
antara drum dengan rolls dapat diatur secara individu. Kecepatan putar rolls
dapat sama atau tidak sama dengan kecepatan putar drum. Metode roll feeding

kadang-kadang digunakan bersamaan dengan teknik feeding lainnya untuk


menghasilkan karakteristik pengeringan yang diinginkan pada beberapa
produk tertentu.
(b) Nip feed : merupakan metode feeding paling sederhana. Hanya digunakan
dalam double drum dryer. Cocok digunakan untuk mengeringkan lapisan tipis
seperti susu dan whey. Nip feeding menggunakan jarak yang dapat diatur
antara 2 drum untuk mengontrol ketebalan film. Keseragaman distribusi
umpan (feed) sepanjang drum merupakan hal yang perlu diperhatikan pada
metode feeding ini.
(c) Dip feed : digunakan pada single maupun double drum dryer. Dengan metode
ini, drum sebagian tenggelam dalam tray dan produk dalam tray melekat pada
permukaan drum yang berputar. Cocok digunakan pada bahan berupa
suspensi padatan dan untuk menghindari terjadinya penggumpalan bahan
dalam tray.
(d) Spray feeding : bahan yang akan dikeringkan dikabutkan dengan nozzle ke
permukaan drum. Nozzle dapat berada di bagian bawah drum atau lokasi lain.
Kuantitas produk ditentukan oleh sistem nozzle.
(e) Splash feeding : metode ini khusus digunakan pada bahan yang mempunyai
laju sedimentasi yang tinggi. Dapat digunakan pada single maupun double
drum dryers.

Keuntungan penggunaan rotary/drum dryer sebagai alat pengering adalah :


1. Dapat mengeringkan baik lapisan luar ataupun dalam dari suatu padatan
2. Penanganan bahan yang baik sehingga menghindari terjadinya atrisi
3. Proses pencampuran yang baik, memastikan bahwa terjadinya proses
pengeringan bahan yang seragam/merata
4. Efisiensi panas tinggi
5. Operasi sinambung
6. Instalasi yang mudah

7. Menggunakan daya listrik yang sedikit


Kekurangan dari penggunaan pengering drum diantaranya adalah :
1. Dapat menyebabkan reduksi kuran karena erosi atau pemecahan
2.

Karakteristik produk kering yang inkonsisten

3. Efisiensi energi rendah


4. Perawatan alat yang susah
5. Tidak ada pemisahan debu yang jelas
http://westryantindaon.blogspot.com/2013/07/pengeringan.html
http://adimarjani.wordpress.com/2010/09/15/teknologi-pengeringan-drumdrum-drying/

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. http://tsffarmasiunsoed2012.wordpress.com/2012/06/15/metodepengeringan-rotary-dryer/ . 11 November 2014


Tindaon, W. 2013. Pengeringan. http:// westryantin daon .blogspot.com/2013/07/
pengeringan.html. 11 November 2014
Luqman,

A.

2012.

http://agungluqman-online.blogspot.com/2012/02/drum-

drying.html. 11 November 2014


Marjani, 2010. http://adimarjani.wordpress.com/2010/09/15/teknologi-pengeringandrum-drum-drying/. 11 November 2014
Tindaon, W. 2013. Pengeringan. http:// westryantin daon .blogspot.com/2013/07/
pengeringan.html. 11 November 2014

Você também pode gostar