Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
DISUSUN OLEH :
PRISILIA SEKE ( 120114064
PARULIAN GULTOM (120114065)
EYVIN BERHIMPONG ( 120114066 )
RESTU GLORIA PUTRI TEDAMPA ( 120114068 )
KATA PENGANTAR
Puji syukur kamu panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena,
berkat rahmat dan karunianya sehingga kamu dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul ASKEP DENGAN ABORTUS tepat pada waktunya.
Kamu mengakui bahwa setiap manusia mempunyai keterbatasan dalam
berbagai hal, begitu juga dengan kamu dalam penulisan dan penyusunan makalah
ini masih banyak kekurangan. Tapi kamu sudah berusaha semaksimal mungkin
sesuai dengan kemampuan yang kamu miliki.
Kamu menyadari tanpa adanya kerjasama dari berbagai pihak dan sumber,
kamu tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Untuk itu kamu
mengucapkan terimakasih terhadap berbagai pihak dan sumber yang
terkait
Penyusun
Daftar Isi
I.
Kata Pengantar ...............................................................................
II.
Daftar isi
...............................................................................
BAB I : Latar Belakang................................................................................
Tujuan .............................................................................................
BAB II :Definis.................................................................................................
Etiologi .................................................................................................
Klasifikasi .............................................................................................
Patofisiologi ..........................................................................................
KOMPLIKASI ....................................................................................
Penatalaksanaan Medis ......................................................................
BAB II Asuhan Keperawatan pada penyakit uretritis
1. Pengkajian .........................................................................................
.
2. Diagnosa Keperawatan ......................................................................
3. Intervensi ..........................................................................................
BAB III Penutup
Daftar Pustaka
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini, terdapat beberapa macam kelainan dalam kehamilan, dan
yang paling sering terjadi adalah abortus. Abortus adalah keluarnya janin
sebelum mencapai viabilitas, dimana masa gestasi belum mencapai usia 22
minggu dan beratnya kurang dari 500gr. Terdapat beberapa macam
abortus, yaitu abortus spontan, abortus buatan, dan abortus terapeutik.
Abortus spontan terjadi karena kualitas sel telur dan sel sperma yang
kurang baik untuk berkembang menjadi sebuah janin. Abortus buatan
merupakan pengakhiran kehamilan dengan disengaja sebelum usia
kandungan 28 minggu. Pengguguran kandungan buatan karena indikasi
medik disebut abortus terapeutik.
Angka kejadian abortus, terutama abortus spontan berkisar 10-15%.
Frekuensi ini dapat mencapai angka 50% jika diperhitungkan banyaknya
wanita mengalami yang kehamilan dengan usia sangat dini, terlambatnya
menarche selama beberapa hari, sehingga seorang wanita tidak
mengetahui kehamilannya. Di Indonesia, diperkirakan ada 5 juta
kehamilan per-tahun, dengan demikian setiap tahun terdapat 500.000 750.000 janin yang mengalami abortus spontan.
Abortus terjadi pada usia kehamilan kurang dari 8 minggu, janin
dikeluarkan seluruhnya karena villi koriales belum menembus desidua
secara mendalam. Pada kehamilan 814 minggu villi koriales menembus
desidua secara mendalam, plasenta tidak dilepaskan sempurna sehingga
banyak perdarahan. Pada kehamilan diatas 14 minggu, setelah ketubah
pecah janin yang telah mati akan dikeluarkan dalam bentuk kantong
amnion kosong dan kemudian plasenta.
Menariknya pembahasan tentang abortus dikarenakan pemahaman di
kalangan masyarakat masih merupakan suatu tindakan yang masih
dipandang sebelah mata. Oleh karena itu, pandangan yang ada di dalam
masyarakat tidak boleh sama dengan pandangan yang dimiliki oleh tenaga
kesehatan, dalam hal ini adalah perawat setelah membaca pokok bahasan
ini.
Peran perawat dalam penanganan abortus dan mencegah terjadinya
abortus adalah dengan memberikan asuhan keperawatan yang tepat.
Asuhan keperawatan yang tepat untuk klien harus dilakukan untuk
meminimalisir terjadinya komplikasi serius yang dapat terjadi seiring
dengan kejadian abortus.
B. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami definisi abortus
2. Mengetahui dan memahami jenis jenis abortus beserta tanda dan
gejalanya.
3. Mengetahui dan memahami etiologi dan web of causation abortus
4. Mengetahui dan memahami komplikasi dari abortus
5. Mengetahui dan memahami penatalaksanaan dari abortus
6. Mampu menyusun dan melaksanakan asuhan keperawatan pada
klien dengan abortus.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Definisi
Abortus adalah pengeluaran atau ekstraksi janin atau embrio yang
berbobot 500 gram atau kurang, dari ibunya yang kira kira berumur 20
sampai 22 minggu kehamilan.
Abortus adalah keluarnya janin sebelum mencapai viabilitas. Dimana
masa gestasi belum mencapai usia 22 minggu dan beratnya kurang dari
500 gr.
B.
Etiologi
Sebab-sebab abortus tersebut antara lain:
a. Etiologi dari keadaan patologis
Abortus spontan terjadi dengan sendiri atau yang disebut
dengan keguguran.Prosentase
Faktor ibu
Berbagai penyakit ibu dapat menimbulkan abortus misalnya :
a)
Infeksi akut
a.
b.
c.
2 Infeksi kronis
a.
b.
b)
c)
nephritis
anemia berat
penyakit jantung
d)
e)
f)
g)
4. Faktor Imunologis
a) Autoimun
b) Alloimun
5. Faktor ayah
Translokasi kromosom pada sperma dapat mnyebabkan abortus.
b.
C.
Klasifikasi Abortus :
a.Abortus spontanea
Abortus spontanea adalah abortus yang terjadi tanpa tindakan
atau terjadi dengan sendirinya. Aborsi ini sebagian besar terjadi
pada gestasi bulan kedua dan ketiga. Abortus spontan terdiri dari
beberapa jenis yaitu:
1. Abortus Imminens
Abortus Imminens adalah peristiwa terjadinya perdarahan
dari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu, dimana hasil
konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa adanya dilatasi serviks.
Gejala-gejala abortus imminens antara lalin :
a) perdarahan
pervagina
pada
paruh
pertama
kehamilan.
vagina,
pemeriksaan
kuantitatif
serial
kadar
10
tetap
memantau
kondisi ibu
setelah
penanganan
3. Abortus Inkompletus
Abortus Inkompletus merupakan pengeluaran sebagian hasil
konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa
tertinggal dalam uterus. Apabila plasenta (seluruhnya atau sebagian)
tertahan di uterus, cepat atau lambat akan terjadi perdarahan yang
merupakan tanda utama abortus inkompletus. Pada abortus yang
lebih lanjut, perdarahan kadang-kadang sedemikian masif sehingga
menyebabkan hipovolemia berat.
Gejala-gejala yang terpenting adalah:
a) Setelah terjadi abortus dengan pengeluaran jaringan, perdarahan
berlangsung terus.
b) Servux sering tetap terbuka karena masih ada benda di dalam
rahim yang dianggap corpus allienum, maka uterus akan
berusaha mengeluarkannya dengan kontraksi. Tetapi setelah
dibiarkan lama, cervix akan menutup.
Penanganan abortus inkomplit :
11
4. Abortus kompletus
Pada jenis abortus ini, semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan.
Pada penderita ditemukan perdarahan sedikit, ostium uteri telah
menutup, dan uterus sudah banyak mengecil. Diagnosis dapat
dipermudah apabila hasil konsepsi dapat diperiksa dan dapat
dinyatakan bahwa semuanya sudah keluar dengan lengkap.
Klien dengan abortus kompletus tidak memerlukan pengobatan
khusus, hanya apabila penderita anemia perlu diberikan tablet sulfas
ferrosus 600 mg perhari atau jika anemia berat maka perlu diberikan
transfusi darah.
12
b.
c.
d.
e.
13
E.
Komplikasi
14
a. Perdarahan (haemorrogrie)
b. Perforasi
c. Infeksi dan tetanus
d. Payah ginjal akut
e. Syok, yang disebabkan oleh syok hemoreagrie (perdarahan yang banyak)
dan syok septik atau endoseptik (infeksi berat atau septis)
f. Pada missed abortion dengan retensi lama hasil konsepsi dapat terjadi
kelainan pembekuan darah
F.
Penatalaksanaan Abortus
Teknik aborsi dibedakan menjadi dua jenis yaitu:
a) Teknik bedah
1) Kuretose / dilatasi
Kurotase ( kerokan ) adalah cara menimbulkan hasil konsepsi memakai
alat kuretase (sendok kerokan) sebelum melakukan kuratase, penolong
harus melakukan pemeriksaan dalam untuk menentukan letak uterus,
keadaan serviks. Mengan isi uterus dengan mengerok isinya disebut
kuretase tajam sedangang mengosongkan uterus dengan vakum disebut
kuretase isap .
2) Aspirasi haid
Aspirasi rongga endometrium menggunakan sebuah kanula karman 5
atau 6 mm fleksibel dan tabung suntik, dalam 1 sampai 3 minggu
setelah keterlambatan haid disebut juga induksi haid, haid instan dan
mini abortus.
3) Laporotomi
Pada beberapa kasus, histerotomi atau histerektomi abdomen untuk
abortus lebih disukai daripada kuretase atau induksi medis. Apabila ada
penyakit yang cukup significanpada uterus, histerektomi mungkin
merupakan terpa ideal.
b) Teknik medis
1)
Oksitosin
2)
Prostaglandin
3)
Urea hiperosomik
15
4)
Kelainan ovum
Gangguan sirkulasi
plasenta
Psikologis ibu
MK : Risti
infeksi
Lepasnya PD dan
plasenta ibu
ABORTUS
kecemasan
Pathway
perdarahan
Hipovolemik
anemia
Prostaglandin
MK: anxietas
Dilatasi serviks
kelemahan
MK : Resiko syok
hemorrhagic
nyeri
MK : Gangguan
aktivitas
MK : Gangguan rasa
nyaman : nyeri
16
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A.
Pengkajian
1.
Identitas klien
Meliputi nama, usia, alamat, agama ,bahasa, status perkawinan,
pendidikan, pekerjaan, golongan darah, tanggal masuk rumah sakit,
dan diagnosa medis.
2. Keluhan utama
Dalam kasus abortus masalah yang banyak dikeluhkan pasien
pada umumnya adalah rasa nyeri pada bagian abdomen. Tingkat nyeri
yang dirasakan dapat menunjukkan jenis aborsi yang terjadi.
3. Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan yang dimonitor adalah riwayat kesehatan
sekarang, riwayat kesehatan dahulu(faktor pendukung terjadinya
aborsi misalnya mioma uteri) dan keluarga(faktor genetik), riwayat
pembedahan ( seksio sesaria atau tidak), riwayat penyakit yang pernah
dialami(misal : hipertensi, DM, typhoid, dll), riwayat kesehatan
reproduksi, riwayat seksual, riwayat pemakaian obat(misalnya : obat
B.
C.
No
b.
c.
d.
e.
Tujuan
Intervensi
Rasional
17
Keperawatan
1.
Resiko syok
Tidak terjadi
Mandiri :
hemorrhagic b.d
devisit volume
1. Cek Airway,
Perdarahan
cairan, seimbang
Breathing, and
pertolongan
Circulation
pertama pada
output baik
1. Sebagai
keadaan syok
jumlah maupun
2.Penderita
kualitas
dibaringkan dalam
gangguan perfusi
Kriteria Hasil:
posisi trendelenburg,
1.Pasien tidak
auto transfusi
menglami syok
akibat
sedikit tinggi 30
perdarahan.
derajat
2. devisit
keseimbangan
cairan normal.
2. Mencegah
3. Pengeluaran
cairan pervaginal
sebagai akibat
abortus memiliki
karekteristik
bervariasi
4. Jumlah cairan
ditentukan dari
jumlah kebutuhan
harian ditambah
dengan jumlah
cairan yang hilang
pervaginal
Kolaborasi :
1. Tranfusi
1. Berikan sejumlah
mungkin
cairan pengganti
diperlukan pada
18
harian(NaCl 0.9%,
kondisi
RL, Dekstran),
perdarahan massif
dilakukan secara
hemodinamika
harian melalui
pemeriksaan fisik
3. untuk
3. Setelah kebebasan
mencegah atau
menanggulangi
untuk meningkatkan
asidosis
oksigenasi dapat
diberi oksigen 100%
kira- kira 5 liter pm
melalui jalan nafas
dan bila perlu
penderita diberi
cairan bikarbonat
natricus
Gangguan
Klien dapat
Mandiri :
1. Mungkin klien
Aktivitas b.d
melakukan
1. pantau tingkat
tidak mengalami
kelemahan,
aktivitas tanpa
kemampuan klien
perubahan berarti,
penurunan
adanya
untuk beraktivitas
tetapi perdarahan
sirkulasi
komplikasi
masif perlu
diwaspadai untuk
menccegah
Kriteria Hasil:
1. pasien dapat
buruk.
memenuhi
2. Monitor pengaruh
aktivitas sehari
aktivitas terhadap
2. Aktivitas
merangsang
19
hari, seperti
kondisi
peningkatan
penuhan nutrisi.
uterus/kandungan
vaskularisasi dan
pulsasi organ
reproduksi
3. Mengistiratkan
memenuhi kebutuhan
klilen secara
aktivitas sehari-hari
optimal
4. Mengoptimalkan
melakukan tindakan
kondisi klien,
sesuai dengan
pada abortus
kemampuan / kondisi
imminens,
klien
istirahat mutlak
sangat diperlukan
5. Evaluasi
perkembangan
5. Menilai kondisi
umum klien
kemampuan klien
3
melakukan aktivitas
Mandiri :
Gangguan rasa
Klien dapat
nyaman : Nyeri
beradaptasi
1. Monitor
1.Pengukuran nilai
b.d Kerusakan
dengan nyeri
kondisi nyeri
jaringan
yang dialami.
yang dialami
dilakukan dengan
intrauteri
Kriteria Hasil
klien
skala maupun
1.pasien
deskripsi
menangani rasa
nyeri yang
Edukasi:
1. Meningkatkan
dirasakannya.
1. Terangkan nyeri
melakukan guidance
dan penyebabnya
mengatasi nyeri
Kolaborasi :
1. Mengurangi onset
1. Kolaborasi
20
pemberian
dilakukan dengan
analgetika
pemberian analgetika
oral maupun sistemik
dalam spectrum
Resiko tinggi
Tidak terjadi
Mandiri :
luas/spesifik
1. Perubahan yang
Infeksi b.d
infeksi selama
1. Monitor
terjadi pada
perdarahan,
perawatan
kondisi
dishart dimonitor
kondisi vulva
perdarahan.
keluaran/dischart
setiap saat
lembab
Kriteria Hasil :
yang keluar;
dischart keluar.
Kondisi vulva
jumlah, warna,
Adanya warna
pasien dalam
dan bau
keadaan bersih
2. Lakukan
sebelum dan
perawatan vulva
enak mungkin
sesudah
merupakan tanda
perawatan.
infeksi
2. Inkubasi kuman
pada area genital
yang relatif cepat
dapat
menyebabkan
infeksi
Edukasi:
1. 1. Terangkan pada
1. Infeksi dapat
timbul akibat
klien pentingnya
kurangnya kebersihan
perawatan vulva
genital.
selama masa
perdarahan
2. 2. Berbagai
2.
manivestasi klinik
3. 2. Terangkan pada
klien cara
nonspesifik infeksi;
mengidentifikasi
demam dan
21
tanda infeksi
peningkatan rasa
nyeri mungkin
merupakan gejala
infeksi
4. 3. Anjurkan pada
3. 3. Pengertian pada
keluarga sangat
melakukan hubungan
senggama selama
kebaikan ibu;
masa perdarahan
senggama dalam
kondisi perdarahan
dapat memperburuk
kondisi system
reproduksi ibu dan
sekaligus
meningkatkan resiko
infeksi pada
pasanganyang lebih
luar
Kolaborasi:
1. Lakukan
1. Berbagai kuman
pemeriksaan biakan
dapat teridentifikasi
pada dischart
melalui dischart
Cemas b.d
Tidak terjadi
kurang
kecemasan,
1.
pengetahuan
pengetahuan
tingkat pengetahuan/
klien dan
peningkatan rasa
keluarga
keluarga terhadap
cemas
terhadap
penyakit.
penyakit
Mandiri :
Monitor
2. Monitor derajat
1.Ketidaktahuan
1. Kecemasan yang
22
meningkat.
kecemasan yang
tinggi dapat
Kriteria Hasil:
dialami klien.
menyebabkan
1. pasien tidak
penurunan
penialaian objektif
kejadian yang di
klien tentang
alaminya.
penyakit.
3. Bantu klien
2. Kelibatan klien
mengidentifikasi
penyebab
tindakan
kecemasan
keperawatan
merupakan
support yang
mungkin berguna
bagi klien dan
meningkatkan
kesadaran diri
klien.
3. Peningkatan nilai
Edukasi :
objektif terhadap
1. Terangkan hal-hal
masalah
berkontibusi
menurunkan
kecemasan.
1. Konseling bagi
klien sangat
diperlukan bagi klien
untuk meningkatkan
pengetahuan dan
membangun support
system keluarga;
untuk mengurangi
kecemasan klien dan
23
keluarga
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Ada beberapa kesimpulan yang kami temukan dalam melaksanakan
asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan kasus abortus yaitu:
24
DAFTAR PUSTAKA
25
26