Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu kesehatan saat ini berkembang dengan pesat sehingga menuntut
tenaga kesehatan untuk lebih maju. Seiring dengan ilmu kesehatan tersebut,
banyak juga penyakit-penyakit yang muncul saat ini. Diantaranya adalah
penyakit keganasan pada alat reproduksi wanita yang memerlukan upaya
pencegahan dan deteksi dini.
Ca Serviks adalah perubahan sel-sel serviks dengan karakteristik histologi,
proses perubahan pertama menjadi tumor ini dimulai terjadi pada sel-sel pada
squamocolumnar junction. Ca serviks merupakan kanker genital kedua yang
paling sering pada wanita dan bertanggungjawab sebanyak 6 % dari semua
kanker pada wanita. Di Amerika Serikat (CancerNet, 2001).
Angka kejadian Ca serviks masih tinggi, WHO menyatakan pada tahun
2001 sebanyak 2,43 juta orang (35 %) meninggal akibat kanker yang salah
satunya termasuk Ca serviks. Untuk Indonesia sendiri khususnya daerah Jawa
pada tahun 2004 ditemukan kasus Ca serviks sebanyak 2780 kasus (33,98 %).
Data dari RSCM Jakarta menunjukkan setiap tahun ditemukan 250 300
kasus Ca serviks, di Rumah Sakit Kanker Darmais Jakarta setiap tahunnya
ditangani 200 kasus baru Ca serviks. Di Sumatera Barat pada tahun 2004
ditemukan 150 kasus Ca serviks (Dinkes Propinsi Sumbar, 2005). Sedangkan
data yang didapatkan dari ruang gynekologi-onkologi kebidanan RSUP
Dr.M.Djamil Padang, pada bulan Oktober 2011 ini ada 6 orang klien yang
dirawat dengan kanker serviks.
Berdasarkan latar belakang tersebut mahasiswa tertarik untuk
mengangkat kasus ini dengan alasan penanganan yang lebih cepat, efektif dan
komprehensif akan dapat mengurangi akibat yang ditimbulkan oleh penyakit
kanker serviks. Selain itu penting bagi perawat untuk memperlajari
patofisiologi, manifestasi klinis, prosedur diagnostik dan asuhan keperawatan
yang komprehensif pada klien dengan kanker serviks beserta keluarganya.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mengaplikasikan ilmu yang sudah didapat secara nyata dalam memberikan
asuhan
keperawatan
pada
klien
dengan
Kanker
Serviks
secara
komprehensif
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada klien dengan kanker
serviks
b. Mahasiswa mampu merumuskan masalah dan menegakkan diagnosa
keperawatan pada klien dengan kanker serviks
c. Mahasiswa mampu membuat rencana keperawatan pada klien dengan
kanker serviks
d. Mahasiswa mampu melakukan implementasi keperawatan pada klien
dengan kanker serviks.
e. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi dari implementasi yang
diberikan pada klien dengan kanker serviks.
C. MANFAAT
1. Memberikan informasi pada perawat dan instansi RSUP Dr.M.Djamil
Padang dalam memberikan yankes pada klien dengan masalah kanker
serviks yang sesuai dengan asuhan keperawatan secara tepat dan benar.
2. Menambah wawasan pada mahasiswa keperawatan mengenai asuhan
keperawatan yang tepat pada klien dengan kanker serviks.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian
Ca serviks adalah perubahan selsel serviks dengan karakteristik
histologi, proses perubahan pertama menjadi tumor ini dimulai pada selsel
squamocolunar junction (Reeger, 1997).
Ca serviks adalah suatu proses keganasan yang terjadi pada serviks,
dimana dalam keadaan ini terdapat sekelompok sel abnormal terbentuk dari
sel jaringan yang tumbuh terus menerus tidak terbatas, tidak terkoordinasi atau
tidak berguna bagi tubuh sehingga selsel sekitarnya tidak dapat
melaksanakan fungsi sebagaimana mestinya, keadaan tersebut biasanya
disertai dengan ada perdarahan atau pengeluaran cairan vagina yang abnormal
( Lucmann, 1995 ).
Kanker leher rahim adalah tumor ganas primer yang berasal dari sel
epitel skuamosa. Kanker leher rahim merupakan kanker yang terjadi pada
serviks atau leher rahim, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang
merupakan pintu masuk ke arah rahim, letaknya antara rahim (uterus) dan
liang senggama atau vagina (Notodiharjo, 2002).
B. Etiologi
Penyebab Ca serviks secara pasti belum diketahui sampai saat ini,
diduga ada faktor yang dapat diidentifikasikan sehubungan dengan insiden
terjadinya Ca serviks yaitu: (Wiknjosastro, 1999)
1. Menikah usia dini ( < 16 tahun )
2. Mempunyai pasangan lebih dari satu atau ganti ganti pasangan
3. Sering melahirkan dan jarak kehamilan terlalu dekat
4. Riwayat infeksi HPV ( Human Papillo Virus ) tipe 16 atau 18
5. Infeksi virus herpes tipe II
6. Hygine seksual yang jelek
3
Tahap II sudah ada perluasan kanker kearah bawah serviks tapi tidak
melibatkan dinding panggul dan telah mengenai daerah vagina dan akan
terjadi nekrosis pada vagina dan juga akan adanya pengeluaran cairan
vagina yang berbau busuk dan juga dapat disertai dengan terjadinya
perdarahan.
Tahapan III penyebaran ke vagina yang lebih luas dan juga mengalami
perdarahan yang eksesif dan gagal menahun akibat uremia oleh karena
obstruksi ureter. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi prognosis
kanker serviks yaitu :
1.
Umur penderita
2.
Keadaan umum
3.
4.
5.
6.
D. Manifestasi Klinis
1. Keputihan
Stadium 0
Stadium I
Stadium Ia
Stadium Ib occ
: darah.
Secara klinis tumor belum tampak sebagai karsinoma, tetapi
pada pemeriksaan histologik sel tumor telah mengadakan
Stadium Ib
Stadium II
klinis
sudah
di
duga
adanya
tumor
yang
Stadium IIa
Stadium IIb
Stadium III
StadiumIIIa
: Penyebaran
sampai
1/3
bagian
distal
vagina,
ke
Stadium IV
StadiumIVa
StadiumIVb
F. Prognosis
Faktor-faktor yang menentukan prognosis adalah :
1. Umur penderita
2. Keadaan umum
3. Tingkat klinik keganasan
4. Ciri-ciri histopalogis sel tumor
5. Kemampuan ahli atau tim ahli yang menangani
6. Sarana pengobatan yang ada
(Meyer, 1997)
G. Deteksi Dini Kanker Leher Rahim
Deteksi dini merupakan kunci penanggulangan penyakit kanker.
Kanker leher rahim stadium dini sering tidak menimbulkan gejala atau tanda
yang khas. Namun demikian kanker stadium dini dapat dideteksi dengan suatu
pemeriksaan sederhana yang dikenal dengan Pap Smear. Setiap wanita yang
telah melakukan hubungan seksual, berisiko untuk menderita kanker leher
rahim. Oleh karena itu Pap Smear dilakukan setelah ada aktifitas seksual. Jika
setelah pemeriksaan pertama ternyata tidak ada kelainan displasia atau kanker,
maka tes diulangi setelah satu tahun, jika hasilnya tetap negatif pemeriksaan
dilanjutkan tiap 2-3 tahun sampai umur 65-70 tahun. Jika ditemukan pra
kanker, maka pemeriksaan diulangi 6 bulan berikutnya (Nurrochmi, 2001).
H. Diagnosis Kanker Leher Rahim
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan sebagai
berikut (Suharto, 2007) :
a. Pemeriksaan pap smear
Pap smear dapat mendeteksi sampai 90% kasus kanker leher rahim secara
akurat dan dengan biaya yang tidak mahal, akibatnya angka kematian
akibat kanker leher rahim pun menurun sampai lebih dari 50%. Setiap
wanita yang telah aktif secara seksual sebaiknya menjalani pap smear
secara teratur yaitu 1 kali setiap tahun. Apabila selama 3 kali berturut-turut
menunjukkan hasil pemeriksaan yang normal, maka pemeriksaan pap
smear bisa dilakukan setiap 2 atau 3 tahun sekali. Hasil pemeriksaan pap
smear adalah sebagai berikut:
Normal.
Displasia ringan (perubahan dini yang belum bersifat ganas).
Displasia berat (perubahan lanjut yang belum bersifat ganas).
Karsinoma in situ (kanker terbatas pada lapisan serviks paling luar).
Kanker invasif (kanker telah menyebar ke lapisan serviks yang lebih
dalam atau ke organ tubuh lainnya).
b. Biopsi
Biopsi dilakukan jika pada pemeriksaan panggul tampak suatu
pertumbuhan atau luka pada serviks, atau jika hasil pemeriksaan pap
smear menunjukkan suatu abnormalitas atau kanker.
c. Kolposkopi (pemeriksaan serviks dengan lensa pembesar)
d. Tes Schiller
Serviks diolesi dengan larutan yodium, sel yang sehat warnanya
akan berubah menjadi coklat, sedangkan sel yang abnormal warnanya
menjadi putih atau kuning.
I. Pencegahan Kanker Leher Rahim
Sebagian besar kanker dapat dicegah dengan kebiasaan hidup sehat
dan menghindari faktor-faktor penyebab kanker meliputi (Dalimartha, 2004) :
a. Menghindari berbagai faktor risiko, yaitu hubungan seks pada usia muda,
pernikahan pada usia muda, dan berganti-ganti pasangan seks.
b. Wanita usia di atas 25 tahun, telah menikah, dan sudah mempunyai anak
perlu melakukan pemeriksaan pap smear setahun sekali atau menurut
petunjuk dokter.
c. Pilih kontrasepsi dengan metode barrier, seperti diafragma dan kondom,
karena dapat memberi perlindungan terhadap kanker leher rahim.
d. Dianjurkan untuk berperilaku hidup sehat, seperti menjaga kebersihan alat
kelamin dan tidak merokok.
e. Memperbanyak makan sayur dan buah segar.
10
J.
c. Kemoterapi
Apabila kanker telah menyebar ke luar panggul, maka dianjurkan
menjalani kemoterapi. Kemoterapi menggunakan obat obatan untuk
membunuh sel-sel kanker. Obat anti-kanker bisa diberikan melalui
suntikan intravena atau melalui mulut.
d. Terapi biologis
Terapi biologi berguna untuk memperbaiki sistem kekebalan tubuh
dalam melawan penyakit. Terapi biologis tersebut dilakukan pada kanker
yang telah menyebar ke bagian tubuh lainnya.
e. Terapi gen
Terapi gen dilakukan dengan beberapa cara :
11
Menghentikan
kerja
gen
yang
bertanggung
jawab
terhadap
radioterapi.
Menghentikan kerja gen yang memicu pembuatan pembuluh darah
baru di jaringan kanker sehingga sel-sel kankernya mati.
K. Pemeriksaan penunjang
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Radiologi
9.
Barium enema
10.
USG
(Purwanto, 2002)
12
Riwayat menstruasi
Adanya riwayat menstruasi yang tidak teratur, lama dan
siklus haid, usia menarce.
Riwayat perkawinan
Adanya riwayat menikah pada usia dini (<16 tahun),
mempunyai pasangan yang lebih dari satu, sering melahirkan dan
jarak kehamilan yang dekat.
c. Aspek Psikososial
Perilaku
Kecemasan dapat diekspresikan secara langsung melalui
perubahan fisiologis dan prilaku secara tidak langsung melalui
13
Faktor predisposisi
Dalam mengkaji faktor predisposisi akan ditemukan hal yang
dapat menyebabkan terjadi kecemasan, antara lain : peristiwa
traumatik, konflik yang dialami, frustasi, gangguan fisik, pola keluarga
menghadapi stress, riwayat gangguan kecemasan dalam keluarga dan
pengobatan yang pernah didapat.
Stressor pencetus
Stressor pencetus berasal dari sumber internal atau eksternal.
Stressor pencetus dapat pula dikelompokkan dalam dua kategori :
-
Ancaman
terhadap
integritas
seseorang
yang
meliputi
Mekanisme koping
Ketika mengalami kecemasan indivisu menggunakan berbagai
14
atau meningkat.
Kepala : rambut rontok, konjungtiva anemis, membran mukosa
kemih.
Genitalia : keluar cairan (keputihan, darah) kemerahan, laserasi dan
bau busuk.
Ekstremitas : kelemahan, edema.
e. Pemeriksaan Penunjang
Papanicalow Smear
Biopsi
Kolposkopi
Radiologi
2. Diagnosa Keperawatan
Kemungkinan diagnosa keperawatan yang dapat muncul antara lain :
a.
b.
c.
15
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
16
3. Intervensi
Diagnosa Keperawatan
Nyeri b.d proses penyakit
(kompresi/destruksi jaringan
saraf, kekurangan suplai
Intervensi (NIC)
Level nyeri
Kriteria hasil :
a. Laporkan frekuensi
Manajemen Nyeri
nyeri
b. Kaji frekuensi nyeri
c. Lamanya nyeri
berlangsung
d. Ekspresi wajah
terhadap nyeri
e. Perubahan TTV
Kontrol nyeri
Kriteria hasil :
a. Mengenal faktor
penyebab
b. Gunakan tindakan
pencegahan
c. Gunakan tindakan
Aktivitas
non analgetik
d. Gunakan analgetik
menyatakan pengalamannya
terhadap nyeri serta dukungan
yang tepat
2.
Ketidakseimbangan nutrisi
nutrient
Pengontrolan berat badan
Manajemen Nutrisi
makanan
Kaji makanan kesukaan klien
Kolaborasi dengan ahli gizi jumlah
kalori dan jenis nutrisi yang
dibutuhkan
Anjurkan klien untuk meningkatkan
intake Fe
Anjurkan klien untuk meningkatkan
intake protein dan vit. C
lembut
Yakinkan bahwa diet yang diberikan
mengandung cukup serat
Keseimbangan cairan
Keseimbangan elektrolit
Manajemen cairan
Hitung haluran
Pertahankan intake yang akurat
Pasang kateter urin
Monitor status hidrasi (seperti :
kelembapan mukosa membran,
nadi)
Monitor hasil lab. terkait retensi
cairan (peningkatan BUN, Ht )
Monitor TTV
Monitor adanya indikasi
retensi/overload cairan (seperti
4. Implementasi
Kegiatan pada tahap ini merupakan pelaksanaan dari rencana yang
telah ditetapkan. Dalam pelaksanaannya perawat menerapkan pengetahuan,
sikap dan keterampilan berdasarkan ilmu keperawatan dan ilmu yang terkait
secara terintegrasi.
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan untuk
mengukur keberhasilan dari tujuan yang ingin dicapai.
6. Dokumentasi
Setelah melakukan asuhan keperawatan setiap data, rencana maupun tindakan
serta evaluasi yang dilakukan harus didokumentasikan. Hal ini dilakukan agar
dapat diketahui bagaimana
BAB III
TINJAUAN KASUS
Tanggal Pengkajian : 18 Juni 2007
I. Identitas Diri Klien
Nama
: Ny. S
Tempat/Tgl. Lahir
: 2 februari 1975
Umur
: 38 tahun
Pekejaan
Alamat
Agama
: Islam
Pendidikan
: SD
No. Mr
: 536520
Tanggal masuk RS
: 18 juni 2007
Diagnosa Medis
Riwayat Menstruasi
Kilen mengatakan mendapat menstruasi pertama pada usia 13 tahun.
Siklus menstruasinya tidak teratur, kadang satu bulan dua kali, kadang
tidak mengalami menstruasi dalam satu bulan. Lamanya 4-5 hari,
banyaknya 2-3 kali ganti duk dalam sehari, nyeri haid ada tapi tidak
mengganggu aktivitasnya. Tetapi sejak 3 bulan yang lalu, klien mengalami
menstruasi yang memanjang yaitu 10-12 hari, banyaknya 3-4 kali duk,
disertai dengan nyeri haid.
5.
Riwayat Perkawinan
Klien mengatakan ia menikah 1 kali pada usia 15 tahun, klien melahirkan
anak pertama pada usia 17 tahun. Klien memiliki 5 orang anak
(multiparitas)Klien tidak pernah mengalami keguguran, jarak antara
kelahiran anak pertama dan kedua 3 tahun dan jarak kelahiran anak ketiga
sampai anak kelima masing-masing 2 tahun.
6.
= 25,39
2
2
2,4025
TB (m) (1,55)
4. LILA: 32 cm
5. Frekuensi makan 3 kali sehari, banyaknya setengah porsi menu rumah
sakit,
dan buah-buahan.
6. Klien mengatakan napsu makan berkurang di bandingkan sebelum sakit.
7. Klien mengatakan tidak mengalami penurunan atau penambahan berat
badan dalam tiga bulan terakhir ini.
VI. Pola Eliminasi
1. Buang Air Besar (BAB)
Sejak sakit frekuensi BAB 1x perhari, waktunya pada pagi hari,
konsistensi keras, warnanya kuning.
2. Buang Air Kecil (BAK)
Frekuensi 4-5x/hari warnanya kuning, baunya seperti baunya khas urine.
V. Pola Tidur dan Istirahat
1. Sebelum sakit
a. Waktu tidur: Dari jam 9 sampai jam 5 WIB
b. Lama tidur 8 jam
c.Tidak ada kebiasaan menjelang tidur
2. Selama sakit
Waktu tidur:Dari jam 9 sampai jam 5 WIB
4
Keterang :
= Klien
= Tinggal serumah
= Perempuan
5
I. Riwayat Lingkungan
Kebersihan : Lingkungan
perkarangan
klien
bersih
rumah
dan
Bahaya
Polusi :
X. Aspek Psikologis
1. Persepsi diri
a. Hal yang amat dipikirkan saat ini
Klien mengatakan ia merasa cemas dengan kondisi penyakit saat ini, ia
tidak mau dan sangat takut dioperasi. Klien lebih memilih kemoterapi
untuk mengobati penyakitnya. Klien sering bertanya kepada perawat
tentang penyakitnya,klien sering mengulangi pertanyaan
b. Harapan setelah menjalani perawatan
Klien berharap cepat sembuh tanpa operasi.
2. Pertahanan Koping
Klien mengatakan ia tabah menjalani perawatan di rumah sakit, klien
selalu diberikan support oleh suami dan anaknya.
3. Sistem Nilai dan Kepercayaan
Klien beragama Islam dan melaksanakan ibadah sesuai dengan
kepercayaannya. Sejak sakit, klien tidak pernah melakukan sholat karna
klien menganggap dirinya sedang tidak bersih, saat ini hanya dapat berdoa
agar cepat sembuh, klien yakin dan percaya kekuasaan Allah SWT bahwa
setiap penyakit pasti ada obatnya.
4. Riwayat psikososial
Klien terlihat cemas , klien sering bertanya kepada perawat mengenai
penyakitnya.klien sering mengulang pertanyaannya.
A. Analisa Data
No
1 DS :
Data
Masalah
Perubahan perpusi jaringan
Klien
mengatakan
ia
mengalami
perdarahan
Klien
mengatakan
saat
perdarahan
berupa
ini
ia
mengalami
flek-flek
merah
kehitaman
-
Klien
mengatakan ia mudah lelah
DO :
-
Klien
tampak
9
lelah
-
Konjungtiva
anemis
Keluar
darah
Hb 7,9 gr%
DS :
Klien
nyeri
Klien
mengatakan
ia
mengalami
perdarahan
Klien
mengatakan saat ini ia masih mengalami
perdarahan
berupa
flek-flek
merah
kehitaman
-
Klien
mengatakan ia merasa nyeri di ari-ari
DO :
-
Skala nyeri 5
Klien
didiagnosa Ca Serviks stadium IIA
10
klien
mengalami
perdarahan
tampak
pervaginam
Porsio
tidak
rata,
ada
teraba
pembengkakan
dan Ansietas
menimbulkan perdarahan
-
Klien
tampak
TD
110/70
cemas
dengan
mengatakan
ia
12
RENCANA KEPERAWATAN
No
DX
1
Diagnosa Keperawatan
Perubahan
Tujuan
Rasional
perpusi
Intervensi
Dan kriteria
untuk
pengiriman oksigen.
Mandiri :
1. awasi tanda vital, kaji - Memberikan
pengisian,
kulit/membran
informasi
warna
mukosa,
intervensi.
- Meningkatkan
2. tinggikan
kepala
tentang
sesuai
toleransi.
ekspansi
memaksimalkan
paru
oksigenasi
dan
untuk
kebutuhan seluler.
- Dispnea, gemericik menunjukan GJK
bunyi
karena
regangan
jantung
nafas
bunyi
jantung.
adventisius.
- Iskemia
seluler
,mempengaruhi
1
keluhan
nyeri
dada, palpitasi.
- Dapat
mengindikasikan
gangguan
mudah
terangsang,
agitasi,gangguan memori,
dan
kemampuan
binggung.
melakukan/memperahankan
kebutuhan AKS.
vasodilatasi
(penurunan
perpusi organ).
pertahankan
lingkungan
suhu
dan
tubuh
8. Hindari
memperbaiki
defisiensi
untuk
- Memaksimalkan
transpor
oksigen
kejaringan,
Kolaborasi.
9. awasi
laboratorium
pemeriksaan
misalnya - transplantasi
sum-sum
tulang
GDA.
tulang
10. berikan
prodak
SDM
lengkap,
darah
sesuai
11. siapkan
intervensi
pembedahan
sesuai
indikasi.
2
b.d
jaringan syaraf
kompresi Setelah
1. Tentukan
dilakukan
intervensi
riwayat
nyeri -
Informasi
memberikan
data
intensitas)
atau
keefektifan
intervensi
atau hilang
Kriteria hasil
-
Klien dapat mengikuti 2. Evaluasi terapi tertentu seperti terapi yang diberikan.
atau
aktivitas
evaluasi
penghilangan
rasa
nyeri..
secara
mendiri
minimalnya
rasa
nyeri
penggunaan
Memungkinkan
klien
untuk
rasa kontrol.
terbimbing
dan
sentuhan terapeutik
4. Pantau tanda-tanda vital
Kolaborasi
3
Ansietas
berhubungan
5. Berikan
dengan
analgetik
sesuai -
indikasi
ancaman/perubahan
Setelah
dilakukan
status kesehatan
analgesia
dapat
menurunkan
tekanan darah
intervensi
-
ulang
pasien
pengalaman
orang
terdekat
Informasi
membantu
dalam
Kriteria hasil
-
Menunjukkan
rentang
menjelaskan
mendiskusikan takut/masalah
-
yang
akurat
pada kanker.
kepada
pasien
telah tercapai
2. Dorong
pasien
untuk -
perasaan
3. Berikan
informasi
akurat,
memperdebatkan
tentang
persepsi
terhadap
situasi
pasien
tertawa,
pasien
membuat
menerima
atau
kenyataan
menggunakan
strategi
secara
positif
dengan
perawatan.
Berikan
waktu -
kenyamanan
fisik
perasaan,
kontrol
atau
klien