Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
f
)
N
Menentukan titik tengah proporsi komulatif dari setiap kategori (pk tengah =
1
p+
2
STS
4
0,020
0,020
0,010
- 2,326
0
0
Kategori Jawaban
TS
N
S
36
59
87
0,180
0,295
0,435
0,200
0,495
0,930
0,110
0,348
0,713
- 1,227 - 0.391 0,562
1,099
1,935
2,888
1
2
3
SS
14
0,070
1,000
0,965
1,812
4,138
4
Keterangan:
STS :Sangat Tidak
Setuju
TS:Tidak Setuju
N : Netral
S : Setuju
SS : Sangat Seuju
SS
6
0,030
0,030
0,015
Kategori Jawaban
S
N
TS
29
42
103
0,145
0,216
0,515
0,175
0,385
0,900
0,103
0,280
0,643
STS
20
0,100
1,000
0,950
z
z + 2,170
Pembulatan
- 2,170
0
0
-1,265
0,905
1
0,583
1,586
2
0,366
2,536
3
1,645
3,815
4
SS
8
0,040
0,040
0,020
- 2,054
0
0
Kategori Jawaban
S
N
TS
29
57
74
0,145
0,285
0,370
0,185
0,470
0,840
0,113
0,328
0,655
-1,211
0,445
0,399
0,843
1,609
2,453
1
2
2
STS
32
0,160
1,000
0,920
1,405
4,459
4
Butir 3:
Butir unfavorable (-)
f
p
pk
pk-tengah
z
z + 2,054
Pembulatan
Kalau kita perhatikan ketiga tabel di atas ternyata diperoleh nilai skala dengan
interval yang tidak sama. Namun demikian bobot atau angka deviasi ini tetap dijadikan
nilai skala bagi setiap kategori jawaban responden.
Perhitungan yang serupa dilakukan terhadap jawaban responden terhadap seluruh
pernyataan sikap. Apabila nilai skala semua pernyataan telah diperoleh, maka nilai skala
tersebut menjadi pedoman pemberian skor jawaban setiap responden.
Nilai skala setiap pernyataan yang telah dihitung dapat dicantumkan dalam
sebuah tabel untuk memudahkan pemberian skor sebagai berikut.
Nonor butir
pernyataan
1. (+)
2. (-)
3. (-)
4. (+)
.
.
.
20(+)
STS
0
4
4
.
.
.
.
.
Kategori Jawaban
TS
N
S
1
2
3
3
2
1
2
2
1
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
SS
4
0
0
.
.
.
.
.
Bagaimana cara menentukan skor individual bagi setiap responden? Untuk setiap
pernyataan responden akan diberi skor sesuai dengan nilai skala kategori jawaban yang
diberikannya. Skor responden pada setiap pernyataan kemudian dijumlahkan sehingga
merupakan skor total responden pada skala sikap.
Metode ini dikembangkan pertama kali oleh Renis Likert, sehingga dikenal
dengan nama metode pengembangan Skala Sikap Model Likert atau biasa disingkat
dengan Skala Likert.
Penentuan nilai skala dengan memberikan bobot pada setiap kategori jawaban
seperti di atas, merupakan cara yang cermat dan akan menghasilkan interval nilai yang
sesuai keadaan responden. Namun, cara tersebut memerlukan waktu dan tenaga yang
banyak. Apalagi bila responden berjumlah besar dan tidak tersedia fasilitas komputer.
Untuk mengatasi hal itu, dapat dilakukan penentuan nilai skala kategori jawaban
dengan cara yang sederhana, seperti dirangkum dalam tabel berikut.
Kategori
Jawaban
responden
STS
TS
N
S
SS
4
3
2
1
0
Cara penentuan nilai diberlakukan bagi semua pernyataan sikap yang ada. Apakah
tidak ada kekuatiran bahwa pemberian nilai semacam ini akan memberikan skor yang
tidak cermat? Ya, mungkin saja. Walaupun kekuatiran tersebut belum dibuktikan. Tetapi
Likert sendiri pada tahun 1932 telah menunjukkan penemuannya bahwa skor kelompok
responden dengan cara ini berkorelasi sebesar 0,99 dengan skor kelompok responden
yang diperoleh dengan cara pertama yang rumit tersebut.
Catatan:
Likert menggunakan skala sikap dengan mengelompokkan jawaban responden menjadi
5(lima), yaitu: STS, TS, N, S, dan SS. Dalam hal ini penulis menyarankan sebaiknya
pengelompokan jawaban responden dibuat menjadi 4 (empat) saja dengan meniadakan
pilihan jawabab N. Hal ini dilakukan untuk menghindari penemuan jawaban semua
responden yang cenderung memilih N untuk semua butir pernyataan. Sebab jika terjadi
demikian, maka peneliti tidak bisa menyimpulkan apa-apa tentang responden. Oleh
karena itu, dengan meniadakan pilihan jawab N maka responden dipaksakan untuk
bersikap yang cenderung setuju atau tidak setuju terhadap pernyataan sikap yang
diberikan.
Jika pilihan jawab N ditiadakan, maka pemberian nilai dilakukan sesuai dengan
tabel berikut.
Kategori
Jawaban
responden
STS
TS
S
SS
3
2
1
0
Pemberian nilai juga dapat dilakukan dengan meniadakan nilai 0, seperti tabel berikut.
Kategori
Jawaban
responden
STS
TS
S
SS
4
3
2
1
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Menentukan proporsi untuk setiap katagori, dgn membagi setiap katagori dengan
banyak responden
Menentukan proporsi kumulatif untuk setiap katagori
Menentukan titik tengah proporsi komulatif dari setiap katagori
Menentukan nilai deviasi Z untuk masing-masing titik tengah proporsi kamulatif
dengan menggunakan tabel deviasi normal
Mentransformasikan nilai untuk setiap kategori menjadi nilai yang tidak negatif
dengan menambahkan lawan dari bil. negatif terbesar yang terdapat pada langkah di
atasnya
Membulatkan setiap bilangan untuk setiap kategori.
Rangkuman
Pengukuran sikap tidak dapat dilakukan secara cermat melalui cara penanyaan
langsung (direct questioning) maupun cara-cara observasi terhadap tingkah laku.
Pengukuran sikap yang dianggap dapat diandalkan dan dapat memberikan penafsiran
terhadap sikap manusia adalah pengukuran melalui skala sikap (attitude scale).
Suatu pernyataan sikap dapat berisi hal-hal positif mengenai obyek sikap, artinya
berisi pernyataan yang mendukung atau yang memihak pada obyek sikap. Pernyataan ini
disebut pernyataan yang favorabel (favorable).
Sebaliknya, suatu pernyataan sikap dapat pula berisi hal-hal negatif mengenai
obyek sikap, artinya berisi pernyataan yang tidak mendukung atau tidak memihak pada
obyek sikap. Pernyataan ini disebut pernyataan yang tak favorabel (unfavorable).
Tes formatif 3
1. Kita melakukan pengukuran sikap dengan menggunakan skala sikap karena ..
a. skala sikap merupakan kumpulan pernyataan-pernyataan sikap
b.
pernyataan sikap dapat berisi hal-hal yang negatif maupun yang positif
mengenai obyek sikap
c.
pengukuran sikap tidak dapat dilakukan dengan cara penanyaan langsung
ataupun observasi
d.
pernyataan sikap merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan sesuatu
mengenai obyek sikap yang diukur.
2. Berikut ini yang merupakan contoh pernyataan sikap yang favorabel adalah ..
a. Pembelajaran matematika yang dilakukan guru matematika sangat membosankan
b Saya merasa takut bertanya kepada guru matematika
c. Saya tidak mendapatkan kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok
matematika saya.
d. Pembelajaran matematika yang dilakukan guru matematika dapat mengaktifkan siswa
3. Yang BUKAN merupakan contoh pernyataan sikap yang favorabel adalah ..
a. Saya merasa nyaman mengikuti pembelajaran yang dilakukan oleh guru matematika
b. Saya merasa senang jika pembelajaran matematika dikurangi waktunya.
c. Pembelajaran matematika yang disajika sangat menarik
d. Guru matematika saya dapat melibatkan para siswanya untuk berperan aktif dalam
pembelajaran
4. Pernyataan Guru matematika menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan
materi yang diajarkan merupakan pernyataan sikap
a. favorable
c. pernyataan negarif
b. unfavorable
d. pernyataan tak positif
5. Sedangkan pernyataan Kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan di sekolah sangat
menyita waktu belajar saya merupakan pernyataan sikap .
a. favorable
c. pernyataan tak negarif
b. unfavorable
d. pernyataan positif
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 3 yang terdapat
di bagian belakang modul ini dan hitunglah jumlah jawaban Anda yang benar. Kemudian
gunakanlah rumus di bawah ini untuk menmgetahui tingkat penguasaan Anda dalam
memahami materi Kegiatan Belajar 1 yang telah Anda pelajari.
Rumus:
Jumlah jawaban Anda yang benar
Tingkat penguasaan = ------------------------------------------ X 100%
5
Arti tingkat penguasaan Anda adalah:
90% - 100% baik sekali
80% - 89% baik
70% - 79% sedang
< 79% kurang
Jika Anda telah mencapai tingkat penguasaan 80% ke atas, maka Anda bisa
meneruskan
dengan Kegiatan Belajar berikutnya. Bagus! Akan tetapi bila tingkat
penguasaan Anda masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 3,
terutama bagian yang belum Anda kuasai.
5. b Cara menyimpulkan hasil angket yang sudah dirangkum dalam tabel distribusi frekuensi
pada umumnya dengan memperhatikan persentase terbesar, bukan terkecil atau rataratanya
Tes Formatif 2
1. c. Yang BUKAN merupakan macam observasi adalah buatan, sedangkan observasi
partisipan, observasi quasi partisipan dan observasi non partisipan merupakan macam
observasi dengan memperhatikan peran observernya
2. a. Observasi yang dilakukan tidak pada saat terjadi atau berlangsungnya peristiwa yang
diamati disebut observasi tak langsung, karena pengamatannya tidak bersamaan dengan
saat terjadinya peristiwa
3.b. Observasi quasi partisipan adalah observasi yang observernya berpura-pura berperan aktif
dalam kehidupan orang yang diamati, tetapi sesungguhnya dia tidak berperan serta
dalam kehidupan orang yang diamati
4. a. Kelemahan penggunaan observasi adalah
Hasil pengamatan sangat tergantung pada kemampuan pengamatan dalam mengingat.
Kelemahan-kelemahan dalam pencatatan, misalnya disebabkan karena kesan umum dari
responden yang diamati, pengaruh keinginan menolong bagi pengamat, sehingga ada
kecenderungan memberikan penilaian yang menguntungkan., pengaruh pengamatan
sebelumnya (selalu baik atau selalu buruk), ada beberapa kejadian yang sulit diobservasi
terutama yang menyangkut kehidupan pribadi dan sangat rahasia.
Pengamat kadang-kadang menjumpai seseorang yang bertingkah laku baik dan
menyenangkan karena tahu bahwa ia sedang diamati. Sebaliknya, mungkin ia bertindak
tidak baik dan tidak menyenangkan untuk menyesatkan pengamat yang tidak diinginkan
kehadirannya.
Ada gejala-gejala tertentu yang hanya dapat diamati dalam kondisi lingkungan tertentu,
sehingga jika terjadi gangguan yang tiba-tiba, maka pengamatan tidak dapat
dilaksanakan.
5. d. Keunggulan penggunaan observasi adalah
Ada beberapa gejala yang hanya dapat diselidiki dengan observasi sehingga hasilnya
akurat dan sulit dibantah
Ada responden yang hanya bersedia diambil datanya hanya dengan observasi, misalnya
karena terlalu sibuk dan kurang waktu untuk mengisi angket.
Kejadian yang serempak dapat diamati dan dicatat secara serempak pula dengan
memperbanyak pengamat.
Ada beberapa gejala yang hanya dapat diselidiki dengan observasi sehingga hasilnya
akurat dan sulit dibantah
Ada kejadian yang dipandang kecil yang tidak dapat ditangkap oleh alat pengumpul data
yang lain, yang ternyata sangat penting, justru bisa diungkap melalui observasi.
Tes Formatif 3
1. b. Kita melakukan pengukuran sikap dengan menggunakan skala sikap karena pengukuran
sikap tidak dapat dilakukan dengan cara penanyaan langsung ataupun observasi
2. d.
Yang merupakan contoh pernyataan sikap yang favorabel adalah Pembelajaran
matematika yang dilakukan guru matematika dapat mengaktifkan siswa sedangkan
pernyataan yang lain merupakan pernyataan tak favorabel.
3. b. Yang BUKAN merupakan contoh pernyataan sikap yang favorabel adalah Saya merasa
senang jika pembelajaran matematika dikurangi waktunya sedangkan pernyataan yang
lain merupakan pernyataan yang favorabel
4. a. Pernyataan Guru matematika menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan
materi yang diajarkan merupakan pernyataan sikap favorable, karena merupakan
pernyataan yang bersifat positif.
5. b.
Sedangkan pernyataan Kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan di sekolah sangat
menyita waktu belajar saya merupakan pernyataan sikap tak favorabel karena
merupakan pernyataan yang bersifat negatif.
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta, Bina Aksara, 1989
Azwar, Saifuddin. (1988). Sikap Manusia, Yogyakarta, Liberty.
Erman Suherman, (2001) Evaluasi Proses dan Hasil Belajar Matematika, Jakarta, Pusat
penerbitan Universitas Terbuka
Margono, S. (1996). Metodologi Penelitian Pendidikan, Semarang, Rineka Cipta.
Nasution, S., (2004), Metode Research (Penelitian Ilmiah), Jakarta, Mumi Aksara.
Riyanto, Yatim, (2001), Metodologi Penelitian Pendidikan, Surabaya, S