Você está na página 1de 15

Kegiatan Belajar 3

Cara-cara Penyusunan skala sikap dan pengolahannya


A. Skala Sikap
Untuk mengukur/mengetahui tingkah laku responden yang berkenaan dengan
matematika tidaklah semudah mengukur/ mengetahui kemampuannya dalam matematika.
Untuk mengukur/mengetahui tingkah laku responden (sikap, minat, kemauan, perhatian
atau pandangan) yang berkenaan dengan matematika dapat dilakukan dengan
menggunakan skala sikap. Untuk itu, berikut ini akan dibahas mengenai cara-cara
penyusunan skala sikap dan bagaimana pengolahannya.
Pengukuran sikap tidak dapat dilakukan secara cermat melalui cara penanyaan
angsung (direct questioning) maupun cara-cara observasi terhadap tingkah laku.
Plengukuran sikap yang dianggap dapat diandalkan dan dapat memberikan penafsiran
terhadap sikap manusia adalah pengukuran melalui skala sikap (attitude scale).
Suatu skala sikap merupakan kumpulan pernyataan-pernyataan sikap (attitude
statements) Pernyataan sikap adalah rangkaian kalimat yang mengatakan sesuatu
mengenai obyek sikap yang diukur. Jadi apabila suatu skala dimaksudkan misalnya untuk
mengukur sikap siswa terhadap Kegiatan ekstra kurikuler, maka kegiatan ekstra
kurikuler merupakan obyek sikap. Suatu hal yang dikatakan mengenai kegiatan ekstra
kurikuler dapat merupakan pernyataan sikap. Sebagai contoh, beberapa pernyataan sikap
mengenai kegiatan ekstra kurikuler adalah:
1. Kegiatan ekstra kurikuler mengganggu kegiatan belajar di sekolah
2. Setiap siswa berhak memilih kegiatan ekstra kurikuler yang diminati.
3. Kegiatan ekstra kurikuler sangat menunjang prestasi siswa di sekolah
Kumpulan pernyataan seperti di atas merupakan isi skala sikap.
Suatu pernyataan sikap dapat berisi hal-hal positif mengenai obyek sikap, artinya
berisi pernyataan yang mendukung atau yang memihak pada obyek sikap. Pernyataan ini
disebut pernyataan yang favorabel (favorable).
Contoh:
1. Kegiatan ekstra kurikuler dapat meningkatkan motivasi siswa untuk aktif
bersekolah.
2. Kegiatan ekstra kurikuler sangat menunjang optimalisasi prestasi belajar
siswa.
3. Kegiatan ekstra kurikuler dapat mengakrabkan hubungan antar siswa.
Sebaliknya, suatu pernyataan sikap dapat pula berisi hal-hal negatif mengenai
obyek sikap, artinya berisi pernyataan yang tidak mendukung atau tidak memihak pada
obyek sikap. Pernyataan ini disebut pernyataan yang tak favorabel (unfavorable).
Contoh:
1. Kegiatan ekstra kurikuler sangat menyita waktu istirahat siswa
2. Kegiatan ekstra kurikuler mengganggu kegiatan belajar siswa

3. Kegiatan ekstra kurikuler melelahkan bagi siswa yang mengikutinya.


Suatu skala sikap hendaknya berisi sebagian pernyataan favorabel dan sebagian
pernyataan tak favorabel, yang banyaknya seimbang. Untuk membuat pernyataan sikap,
penyusun skala bisa menggunakan sumber bacaan, gagasan-gagasan, informasi, hasil
pengamatan atau kreativitas sendiri. Untuk membuat kumpulan pernyataan sikap yang
bermutu, penyusun skala harus merencanakan langkah-langkah penulisan pernyataan
dengan memperhatikan aturan penyusunan skala sikap.
Suatu objek sikap hendaknya dibatasi atau ditentukan dengan cakupan jelas.
Cakupan ini menyertakan semua aspek sikap yang penting bagi obyek sikap itu dan
meninggalkan aspek-aspek yang tidak berarti. Untuk itu, diperlukan pembuatan tabel
spesifikasi (kisi-kisi) tentang penyusunan skala sikap tersebut. Kisi-kisi ini pada
umumnya berisi komponen obyek sikap dan komponen perilaku yang mengindikasikan
adanya sikap tertentu.
Komponen obyek sikap merupakan beberapa hal yang relevan dengan obyek
sikap itu sendiri. Misalnya, dalam penyusunan skala sikap terhadap kegiatan ekstra
kurikuler, komponen obyek sikap yang dipilih adalah waktu pelaksanaan kegiatan, materi
kegiatan, pemberi materi kegiatan, motivasi mengikuti kegiatan, dan manfaat kegiatan.
Komponen perilaku sikap dapat dikelompokkan dalam tiga aspek: perasaan
(afektif), fikiran (kognitif) dan kecenderungan bertindak (konaktif). Aspek-aspek ini
dapat dijadikan sebagai komponen perilaku sikap dalam kisi-kisi yang sedang dirancang.
Berikut ini contoh kisi-kisi yang dapat digunakan dalam menyusun skala sikap
terhadap Kegiatan ekstra kurikuler.
Komponen
obyek
Komponen Sikap
Jumlah
Afektif
Kognitif
Konaktif
sikap
Waktu pelaksanaan
3
3
2
8
kegiatan,
Materi kegiatan
4
3
1
8
Motivasi mengikuti
3
4
1
8
kegiatan
Manfaat kegiatan
4
4
0
8
Pemberi materi
2
2
4
8
kegiatan
Jumlah
16
16
8
40
Keterangan: Bilangan yang tertera pada tabel di atas menunjukkan banyaknya butir
pernyataan sikap yang akan dibuat
Pembuatan kisi-kisi tersebut akan memberikan pedoman bagi penyusun skala sikap
agar pernyataan yang ditulisnya tetap berada dalam cakupan isi obyek sikap dan
relevansinya tetap terjaga. Dalam menyusun skala sikap perlu diperhatikan beberapa
aturan penyusunan sebagai berikut.

1. Jangan menulis pernyataan yang membicarakan mengenai masa lalu.


Meminta responden menjawab mengenai masalah yang telah lama terjadi adalah
hal yang tidak ada relevansi dan kepentingannya dengan sikap responden masa
kini.
2. Jangan menulis pernyataan yang berupa fakta atau dapat ditafsirkan sebagai
fakta.
Pernyataan yang berisi fakta tidak akan dapat memberikan informasi kepada kita
mengenai bagaimana sikap responden yang sebenarnya.
3. Jangan menulis pernyataan yang dapat menimbulkan lebih dari satu
penafsiran.
Jika pernyataan menimbulkan lebih dari satu penafsiran, sudah tentu akan
menimbulkan sikap yang berbeda-beda dari responden, sesuai dengan penafsiran
dari masing-masing responden.
4. Jangan menulis pernyataan yang tidak relevan dengan obyek sikap.
5. Jangan menulis pernyataan yang sangat besar kemungkinannya akan disetujui
oleh hampir semua orang atau bahkan hampir tak seorangpun yang akan
menyetujuinya.
6. Pilihlah pernyataan-pernyataan yang diperkirakan akan mencakup
keseluruhan liputan skala sikap yang diinginkan
7. Usahakan agar setiap pernyataan ditulis dalam bahasa yang sederhana, jelas
dan langsung
8. Setiap pernyataan hendaknya ditulis pendek dengan menghindari kata-kata
yang tidak diperlukan yang tidak akan memperjelas isi pernyataan
9. Setiap pernyataan harus berisi hanya satu ide (gagasan) yang lengkap
10. Pernyataan yang berisi kata-kata seperti: semuanya, selalu, tak
seorangpun, tidak pernah sebaiknya dihindari atau diminimalkan
11. Kata-kata seperti: hanya, sekedar, semata-mata hendaknya digunakan
seperlunya saja.
12. Jangan menuliskan pernyataan dengan menggunakan kalimat-kalimat yang
rumit.
Gunakan kalimat yang sederhana dan jelas.
13. Hindarilah pernyataan yang berisi kata negatif, apalagi dobel negatif.
Jika terpaksa menggunakan, berikan penekanan, atau penggarisbawahan.
B. Pengolahan Skala Sikap
Setelah semua butir disusun dan diberikan kepada responden untuk diisi maka kegiatan
selanjutnya adalah mengolah hasil yang diperoleh dari pengukuran skala sikap. Sebelum
peneliti menentukan skor masing-masing responden, maka peneliti harus menentukan
pembobotan terhadap masing-masing pernyataan sikap, dengan langkah-langkah sebagai
berikut.

Menyusun frekuensi jawaban untuk setiap pilihan jawaban (kategori jawaban)


Menentukan proporsi untuk setiap kategori, dengan membagi setiap kategori
dengan banyak responden (p =

f
)
N

Menentukan proporsi kumulatif untuk setiap kategori (= pk)

Menentukan titik tengah proporsi komulatif dari setiap kategori (pk tengah =

1
p+
2

pkb, dengan pkb = proporsi kumulatif dalam kategori di kirinya)


Menentukan nilai deviasi Z untuk masing-masing titik tengah proporsi kamulatif
dengan menggunakan tabel deviasi normal (Tabel Z)
Mentransformasikan nilai untuk setiap kategori menjadi nilai yang tidak negatif
dengan menambahkan lawan dari bil. negatif terbesar yang terdapat pada langkah
di atasnya
Membulatkan setiap bilangan untuk setiap kategori.
Misal suatu skala sikap disampaikan kepada responden. Setelah hasilnya
dikumpulkan, butir 1 sampai dengan 3 yang disampaikan kepada responden
mendapatkan hasil yang dapat dirangkum dalam tabel berikut.

Distribusi jawaban dan bobot penskoran


Butir 1:
Butir favorable (+)
f
p
pk
pk-tengah
z
z + 2,326
Pembulatan

STS
4
0,020
0,020
0,010
- 2,326
0
0

Kategori Jawaban
TS
N
S
36
59
87
0,180
0,295
0,435
0,200
0,495
0,930
0,110
0,348
0,713
- 1,227 - 0.391 0,562
1,099
1,935
2,888
1
2
3

SS
14
0,070
1,000
0,965
1,812
4,138
4

Keterangan:
STS :Sangat Tidak
Setuju
TS:Tidak Setuju
N : Netral
S : Setuju
SS : Sangat Seuju

Baris pertama tabel di atas memuat frekuensi jawaban responden (= f) untuk


setiap kategori. Jika keseluruhan frekuensi itu dijumlahkan diperoleh bilangan yang
menunjukkan banyaknya responden (= N). Dalam contoh ini N = 200. Untuk
memperoleh p, kita bagi setiap nilai f dengan N. Dalam contoh ini proporsi jawaban STS
4
adalah
200
Pada baris ketiga adalah pk yang merupakan proporsi kumulatif. Sebagai contoh
pk untuk kategori TS adalah 0,020 + 0,180. Jadi pk = 0,200. Sedangkan pk tengah
diperoleh dari setengah proporsi ditambah proporsi kumulatif di sebelah kirinya. Secara
simbolik, pk tengah = p + pkb, dengan pkb = proporsi kumulatif di sebelah kirinya.
Dalam contoh di atas, pk tengah untuk jawaban N adalah (0,295) + 0,200 = 0,3475,
yang dibulatkan menjadi 0,348. Jadi pk tengah = 0,348.
Nilai deviasi Z diperoleh dari Tabel Z (terlampir), dengan cara menggunakan
masing-masing nilai pk tengah. Pada baris berikutnya, memuat harga Z yang dijadikan
bilangan tak negatif, dengan cara menambahkan setiap harga Z dengan nilai Z pada
kategori STS. Dalam hal ini Z + 2,326. Selanjutnya dilakukan pembulatan terhadap
bilangan-bilangan yang diperoleh.
Selanjutnya untuk butir 2 dan 3 (butir unfavorable), kategori SS diletakkan paling
kiri dan STS paling kanan. Distribusi jawaban dan pengolahannya sebagai berikut.
Butir 2:
Butir unfavorable (-)
f
p
pk
pk-tengah

SS
6
0,030
0,030
0,015

Kategori Jawaban
S
N
TS
29
42
103
0,145
0,216
0,515
0,175
0,385
0,900
0,103
0,280
0,643

STS
20
0,100
1,000
0,950

z
z + 2,170
Pembulatan

- 2,170
0
0

-1,265
0,905
1

0,583
1,586
2

0,366
2,536
3

1,645
3,815
4

SS
8
0,040
0,040
0,020
- 2,054
0
0

Kategori Jawaban
S
N
TS
29
57
74
0,145
0,285
0,370
0,185
0,470
0,840
0,113
0,328
0,655
-1,211
0,445
0,399
0,843
1,609
2,453
1
2
2

STS
32
0,160
1,000
0,920
1,405
4,459
4

Butir 3:
Butir unfavorable (-)
f
p
pk
pk-tengah
z
z + 2,054
Pembulatan

Kalau kita perhatikan ketiga tabel di atas ternyata diperoleh nilai skala dengan
interval yang tidak sama. Namun demikian bobot atau angka deviasi ini tetap dijadikan
nilai skala bagi setiap kategori jawaban responden.
Perhitungan yang serupa dilakukan terhadap jawaban responden terhadap seluruh
pernyataan sikap. Apabila nilai skala semua pernyataan telah diperoleh, maka nilai skala
tersebut menjadi pedoman pemberian skor jawaban setiap responden.
Nilai skala setiap pernyataan yang telah dihitung dapat dicantumkan dalam
sebuah tabel untuk memudahkan pemberian skor sebagai berikut.
Nonor butir
pernyataan
1. (+)
2. (-)
3. (-)
4. (+)
.
.
.
20(+)

STS
0
4
4
.
.
.
.
.

Kategori Jawaban
TS
N
S
1
2
3
3
2
1
2
2
1
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

SS
4
0
0
.
.
.
.
.

Bagaimana cara menentukan skor individual bagi setiap responden? Untuk setiap
pernyataan responden akan diberi skor sesuai dengan nilai skala kategori jawaban yang
diberikannya. Skor responden pada setiap pernyataan kemudian dijumlahkan sehingga
merupakan skor total responden pada skala sikap.

Metode ini dikembangkan pertama kali oleh Renis Likert, sehingga dikenal
dengan nama metode pengembangan Skala Sikap Model Likert atau biasa disingkat
dengan Skala Likert.
Penentuan nilai skala dengan memberikan bobot pada setiap kategori jawaban
seperti di atas, merupakan cara yang cermat dan akan menghasilkan interval nilai yang
sesuai keadaan responden. Namun, cara tersebut memerlukan waktu dan tenaga yang
banyak. Apalagi bila responden berjumlah besar dan tidak tersedia fasilitas komputer.
Untuk mengatasi hal itu, dapat dilakukan penentuan nilai skala kategori jawaban
dengan cara yang sederhana, seperti dirangkum dalam tabel berikut.
Kategori
Jawaban
responden
STS
TS
N
S
SS

Nilai untuk butir


favorable unfavorable
0
1
2
3
4

4
3
2
1
0

Cara penentuan nilai diberlakukan bagi semua pernyataan sikap yang ada. Apakah
tidak ada kekuatiran bahwa pemberian nilai semacam ini akan memberikan skor yang
tidak cermat? Ya, mungkin saja. Walaupun kekuatiran tersebut belum dibuktikan. Tetapi
Likert sendiri pada tahun 1932 telah menunjukkan penemuannya bahwa skor kelompok
responden dengan cara ini berkorelasi sebesar 0,99 dengan skor kelompok responden
yang diperoleh dengan cara pertama yang rumit tersebut.
Catatan:
Likert menggunakan skala sikap dengan mengelompokkan jawaban responden menjadi
5(lima), yaitu: STS, TS, N, S, dan SS. Dalam hal ini penulis menyarankan sebaiknya
pengelompokan jawaban responden dibuat menjadi 4 (empat) saja dengan meniadakan
pilihan jawabab N. Hal ini dilakukan untuk menghindari penemuan jawaban semua
responden yang cenderung memilih N untuk semua butir pernyataan. Sebab jika terjadi
demikian, maka peneliti tidak bisa menyimpulkan apa-apa tentang responden. Oleh
karena itu, dengan meniadakan pilihan jawab N maka responden dipaksakan untuk
bersikap yang cenderung setuju atau tidak setuju terhadap pernyataan sikap yang
diberikan.
Jika pilihan jawab N ditiadakan, maka pemberian nilai dilakukan sesuai dengan
tabel berikut.

Kategori
Jawaban
responden
STS
TS
S
SS

Nilai untuk butir


favorabel unfavorabel
0
1
2
3

3
2
1
0

Pemberian nilai juga dapat dilakukan dengan meniadakan nilai 0, seperti tabel berikut.
Kategori
Jawaban
responden
STS
TS
S
SS

Nilai untuk butir


Favorable unfavorabel
1
2
3
4

4
3
2
1

Untuk lebih memantapkan pemahaman Anda terhadap materi pada Kegiatan


Belajar 3 , kerjakanlah Soal Latihan berikut ini!
1. Buatlah masing-masing 2(dua) contoh pernyataan sikap yang favorable dan yang
unfavorable.
2. Buatlah contoh kisi-kisi yang dapat digunakan untuk menyusun skala sikap
3. Jelaskan langkah-langkah yang harus ditempuh untuk melakukan pembobotan setiap
pernyataan sikap.
Untuk mengetahui jawaban soal di atas, silakan Anda memperhatikan jawaban
Latihan berikut!
1. Contoh pernyataan sikap yang favorable bermacam-macam, misalnya:
a.
Tugas-tugas matematika sebaiknya selalu diberikan setelah selesai pelajaran
b.
Cara guru matematika menyampaikan materi pelajaran sangat menarik perhatian
siswa
Contoh pernyataan sikap yang unfavorable juga bemacam-macam, misalnya:
a. Pembelajaran matematika yang disajikan sangat menjemukan
b. Guru matematika tidak menguasai materi pelajaran yang disajikan
2. Contoh kisi-kisi yang dapat digunakan dalam menyusun skala sikap bervariasi tergantung
kebutuhan peneliti yang bersangkutan serta obyek sikap yang diinginkan. Untuk lebih
meyakinkan silakan dibaca petunjuk pembuatan kisi-kisi skala sikap, dan jangan lupa
diskusikan dengan teman Anda.
3. Langkah-langkah yang harus ditempuh untuk melakukan pembobotan setiap pernyataan
sikap adalah
a.
menyusun frekuensi jawaban untuk setiap katagori

b.
c.
d.
e.
f.

g.

Menentukan proporsi untuk setiap katagori, dgn membagi setiap katagori dengan
banyak responden
Menentukan proporsi kumulatif untuk setiap katagori
Menentukan titik tengah proporsi komulatif dari setiap katagori
Menentukan nilai deviasi Z untuk masing-masing titik tengah proporsi kamulatif
dengan menggunakan tabel deviasi normal
Mentransformasikan nilai untuk setiap kategori menjadi nilai yang tidak negatif
dengan menambahkan lawan dari bil. negatif terbesar yang terdapat pada langkah di
atasnya
Membulatkan setiap bilangan untuk setiap kategori.

Rangkuman
Pengukuran sikap tidak dapat dilakukan secara cermat melalui cara penanyaan
langsung (direct questioning) maupun cara-cara observasi terhadap tingkah laku.
Pengukuran sikap yang dianggap dapat diandalkan dan dapat memberikan penafsiran
terhadap sikap manusia adalah pengukuran melalui skala sikap (attitude scale).
Suatu pernyataan sikap dapat berisi hal-hal positif mengenai obyek sikap, artinya
berisi pernyataan yang mendukung atau yang memihak pada obyek sikap. Pernyataan ini
disebut pernyataan yang favorabel (favorable).
Sebaliknya, suatu pernyataan sikap dapat pula berisi hal-hal negatif mengenai
obyek sikap, artinya berisi pernyataan yang tidak mendukung atau tidak memihak pada
obyek sikap. Pernyataan ini disebut pernyataan yang tak favorabel (unfavorable).
Tes formatif 3
1. Kita melakukan pengukuran sikap dengan menggunakan skala sikap karena ..
a. skala sikap merupakan kumpulan pernyataan-pernyataan sikap
b.
pernyataan sikap dapat berisi hal-hal yang negatif maupun yang positif
mengenai obyek sikap
c.
pengukuran sikap tidak dapat dilakukan dengan cara penanyaan langsung
ataupun observasi
d.
pernyataan sikap merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan sesuatu
mengenai obyek sikap yang diukur.
2. Berikut ini yang merupakan contoh pernyataan sikap yang favorabel adalah ..
a. Pembelajaran matematika yang dilakukan guru matematika sangat membosankan
b Saya merasa takut bertanya kepada guru matematika
c. Saya tidak mendapatkan kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok
matematika saya.
d. Pembelajaran matematika yang dilakukan guru matematika dapat mengaktifkan siswa
3. Yang BUKAN merupakan contoh pernyataan sikap yang favorabel adalah ..
a. Saya merasa nyaman mengikuti pembelajaran yang dilakukan oleh guru matematika
b. Saya merasa senang jika pembelajaran matematika dikurangi waktunya.
c. Pembelajaran matematika yang disajika sangat menarik
d. Guru matematika saya dapat melibatkan para siswanya untuk berperan aktif dalam
pembelajaran
4. Pernyataan Guru matematika menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan
materi yang diajarkan merupakan pernyataan sikap
a. favorable
c. pernyataan negarif
b. unfavorable
d. pernyataan tak positif
5. Sedangkan pernyataan Kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan di sekolah sangat
menyita waktu belajar saya merupakan pernyataan sikap .
a. favorable
c. pernyataan tak negarif
b. unfavorable
d. pernyataan positif

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 3 yang terdapat
di bagian belakang modul ini dan hitunglah jumlah jawaban Anda yang benar. Kemudian
gunakanlah rumus di bawah ini untuk menmgetahui tingkat penguasaan Anda dalam
memahami materi Kegiatan Belajar 1 yang telah Anda pelajari.
Rumus:
Jumlah jawaban Anda yang benar
Tingkat penguasaan = ------------------------------------------ X 100%
5
Arti tingkat penguasaan Anda adalah:
90% - 100% baik sekali
80% - 89% baik
70% - 79% sedang
< 79% kurang
Jika Anda telah mencapai tingkat penguasaan 80% ke atas, maka Anda bisa
meneruskan
dengan Kegiatan Belajar berikutnya. Bagus! Akan tetapi bila tingkat
penguasaan Anda masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 3,
terutama bagian yang belum Anda kuasai.

Kunci Jawaban Tes Formatif


Tes Formatif 1
1. a Kelebihan penggunaan angket antara lain:
Dalam waktu singkat dapat diperoleh data yang relatif banyak
Dalam mengisi angket, responden dapat memilih waktu senggangnya, sehingga tidak
terlalu mengganggu kesibukannya.
Secara psikologis responden tidak merasa terpaksa, dan bisa menjawab lebih terbuka
2. d
Yang dimaksud dengan angket tertutup adalah angket yang terdiri atas
pertanyaan/pernyataaan yang diikuti dengan sejumlah pilihan jawaban
3. c Kelemahan angket terbuka antara lain ..
Data yang diperoleh sukar diolah dan dianalisis.
Memerlukan waktu yang banyak untuk mengisinya
Ada kemungkinan angket bentuk ini tidak dikirimkan kembali kepada pembuat
angket/peneliti.
4. d .Angket yang dikirim kepada orang lain untuk dimintai pendapat tentang responden
disebut angket tak langsung bukan angket yang langsung karena bukan responden secara
langsung yang mengisi angket.

5. b Cara menyimpulkan hasil angket yang sudah dirangkum dalam tabel distribusi frekuensi
pada umumnya dengan memperhatikan persentase terbesar, bukan terkecil atau rataratanya

Tes Formatif 2
1. c. Yang BUKAN merupakan macam observasi adalah buatan, sedangkan observasi
partisipan, observasi quasi partisipan dan observasi non partisipan merupakan macam
observasi dengan memperhatikan peran observernya
2. a. Observasi yang dilakukan tidak pada saat terjadi atau berlangsungnya peristiwa yang
diamati disebut observasi tak langsung, karena pengamatannya tidak bersamaan dengan
saat terjadinya peristiwa
3.b. Observasi quasi partisipan adalah observasi yang observernya berpura-pura berperan aktif
dalam kehidupan orang yang diamati, tetapi sesungguhnya dia tidak berperan serta
dalam kehidupan orang yang diamati
4. a. Kelemahan penggunaan observasi adalah
Hasil pengamatan sangat tergantung pada kemampuan pengamatan dalam mengingat.
Kelemahan-kelemahan dalam pencatatan, misalnya disebabkan karena kesan umum dari
responden yang diamati, pengaruh keinginan menolong bagi pengamat, sehingga ada
kecenderungan memberikan penilaian yang menguntungkan., pengaruh pengamatan
sebelumnya (selalu baik atau selalu buruk), ada beberapa kejadian yang sulit diobservasi
terutama yang menyangkut kehidupan pribadi dan sangat rahasia.
Pengamat kadang-kadang menjumpai seseorang yang bertingkah laku baik dan
menyenangkan karena tahu bahwa ia sedang diamati. Sebaliknya, mungkin ia bertindak
tidak baik dan tidak menyenangkan untuk menyesatkan pengamat yang tidak diinginkan
kehadirannya.
Ada gejala-gejala tertentu yang hanya dapat diamati dalam kondisi lingkungan tertentu,
sehingga jika terjadi gangguan yang tiba-tiba, maka pengamatan tidak dapat
dilaksanakan.
5. d. Keunggulan penggunaan observasi adalah
Ada beberapa gejala yang hanya dapat diselidiki dengan observasi sehingga hasilnya
akurat dan sulit dibantah
Ada responden yang hanya bersedia diambil datanya hanya dengan observasi, misalnya
karena terlalu sibuk dan kurang waktu untuk mengisi angket.
Kejadian yang serempak dapat diamati dan dicatat secara serempak pula dengan
memperbanyak pengamat.
Ada beberapa gejala yang hanya dapat diselidiki dengan observasi sehingga hasilnya
akurat dan sulit dibantah
Ada kejadian yang dipandang kecil yang tidak dapat ditangkap oleh alat pengumpul data
yang lain, yang ternyata sangat penting, justru bisa diungkap melalui observasi.

Tes Formatif 3
1. b. Kita melakukan pengukuran sikap dengan menggunakan skala sikap karena pengukuran
sikap tidak dapat dilakukan dengan cara penanyaan langsung ataupun observasi
2. d.
Yang merupakan contoh pernyataan sikap yang favorabel adalah Pembelajaran
matematika yang dilakukan guru matematika dapat mengaktifkan siswa sedangkan
pernyataan yang lain merupakan pernyataan tak favorabel.
3. b. Yang BUKAN merupakan contoh pernyataan sikap yang favorabel adalah Saya merasa
senang jika pembelajaran matematika dikurangi waktunya sedangkan pernyataan yang
lain merupakan pernyataan yang favorabel
4. a. Pernyataan Guru matematika menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan
materi yang diajarkan merupakan pernyataan sikap favorable, karena merupakan
pernyataan yang bersifat positif.
5. b.
Sedangkan pernyataan Kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan di sekolah sangat
menyita waktu belajar saya merupakan pernyataan sikap tak favorabel karena
merupakan pernyataan yang bersifat negatif.

Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta, Bina Aksara, 1989
Azwar, Saifuddin. (1988). Sikap Manusia, Yogyakarta, Liberty.
Erman Suherman, (2001) Evaluasi Proses dan Hasil Belajar Matematika, Jakarta, Pusat
penerbitan Universitas Terbuka
Margono, S. (1996). Metodologi Penelitian Pendidikan, Semarang, Rineka Cipta.
Nasution, S., (2004), Metode Research (Penelitian Ilmiah), Jakarta, Mumi Aksara.
Riyanto, Yatim, (2001), Metodologi Penelitian Pendidikan, Surabaya, S

Você também pode gostar