Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
Obligasi adalah surat pengakuan utang yang disertai dengan kepastian tentang
tanggal jatuh tempo, jumlah, tingkat bunga dan tanggal pembayaran bunganya.
Jenis utang atau surat kesanggupan membayar jangka panjang yang dikeluarkan
peminjamn, berjanji membayar kepada pemegangnya, pembayaran dengan nilai
bunga tetap setiap tahun
Karakteristik utama obligasi, yaitu:
Nilai nominal (nilai pari/face value)
Adalah nilai pokok dari suatu obligasi yang akan diterima oleh pemegang
obligasi pada saat obligasi tersebut jatuh tempo.
Kupon (the interest rate)
Adalah nilai bunga yang diterima pemegang obligasi secara berkala
(kelaziman pembayaran kupon obligasi adalah 3 atau 6 bulanan). Kupon
obligasi dinyatakan dalam annual prosentase.
Jatuh tempo (maturity)
Adalah tanggal dimana pemegang obligasi akan mendapatkan pembayaran
kembali pokok atau nilai nominal obligasi yang dimilikinya. Obligasi yang
akan jatuh tempo dalam 1 tahun akan lebih mudah untuk diprediksi, sehingga
memiliki resiko yang lebih kecil dibandingkan dengan obligasi yang memiliki
periode jatuh tempo dalam 5 tahun. Secara umum, semakin panjang jatuh
tempo suatu obligasi, semakin tinggi kupon/bunganya.
Penerbit/emiten (issuer)
Mengetahui dan mengenal penerbit obligasi merupakan faktor sangat penting
dalam melakukan investasi obligasi ritel. Mengukur resiko dan kemungkinan
dari penerbit obligasi tidak dapat melakukan pembayaran kupon dan atau
pokok obligasi tepat waktu (disebut default risk) dapat dilihat dari peringkat
(rating) obligasi yang dikeluarkan oleh lembaga pemeringkat seperti
PEFINDO atau Kasnic Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
zero-coupon bond
imbal hasillnya tidak bisa dipanen cepat satu tahun atau dua tahun. Jika
investor membutuhkan dana tunai, jalan satu-satunya hanya menjual obligasi
tersebut di pasar.
Harga zero coupon bond akan naik dari waktu ke waktu mendekati
tanggal jatuh tempo. Disitulah keuntungan yang bisa dinikmati investor.
Sedangkan bagi issuer atau penerbit, meskipun nilai obligasi yang ditawarkan
mencapai Rp100 miliar, jika obligasi tanpa bunga tersebut terjual semua,
maka perusahaan ABC hanya akan menerika dana tunai sebesar Rp60 miliar
saja. Tentu ini belum dipotong biaya-biaya dalam rangka penerbitan. Dari sisi
issuer, obligasi tanpa bunga memiliki kelebihan bahwa perusahaan tidak
dipusingkan dengan bunga yang harus dibayar tiga bulan sekali sebagaimana
obligasi pada umumnya. Perusahaan hanya memikirkan agar saat jatuh tempo
10 tahun mendatang harus ada dana tunai Rp100 miliar untuk membayar
pokok obligasi tersebut.
2. Coupon Bond: Fixed Rate and Floating Rate
Obligasi dengan kupon yang dapat diuangkan secara periodik sesuai
dengan ketentuan penerbitnya.
Kupon bisa juga disebut sebagai tingkat bunga yang dibayarkan oleh pihak
yang mengeluarkan obligasi kepada investor.
Coupon Bond terdiri dari:
a. Fixed-Rate Bond
Fixed-rate bond adalah obligasi dengan tingkat kupon/bunga yang tetap,
berkebalikan dengan floating-rate bond. Fixed-rate bond adalah surat
hutang jangka panjang yang membawa tingkat bunga yang telah
ditentukan sebelumnya.Tingkat bunga dikenal sebagai tingkat kupon dan
bunga dapat dibayarkan pada tanggal tertentu sebelum obligasi tersebut
jatuh tempo.
Misal: Coupon obligasi 18% per tahun dengan nilai nominal Rp
1.000.000,00 selama 5 tahun, maka pembeli obligasi akan menerima Rp
180.000,00 per tahun selama 5 tahun ditambah dengan Rp 1.000.000,00.
b. Floating-Rate Bond
Floating-rate bond adalah obligasi yang mempunyai kupon yang berubahubah, mengikuti tingkat bunga pasar uang seperti suku bunga Bank
Indonesia, dan juga spread. Spread adalah tingkat yang tetap konstan (bisa
dianggap sebagai tingkat keuntungan tambahan atas risiko). Hampir semua
floating-rate bond mempunyai kupon secara kuartal, tiga bulanan. Pada
tiap awal periode kupon, tingkat kupon dihitung dengan mengambil
referensi suku bunga pasar pada hari tersebut, kemudian menambahkan
spread.
Misalnya:
Pada tahun pertama menawarkan suku bunga 19% (tetap), tapi pada
tahun berikutnya menawarkan suku bunga mengambang (dikaitkan dengan
suku bunga beberapa bank ditambah dengan presentase tertentu). Sebagai
contoh : suku bunga mengambang ditawarkan sama dengan rata-rata suku
bunga deposito 6 bulan dari bank-bank umum di tambah 1,75%.
3. Callable Bond
Obligasi yang memberikan hak kepada emiten untuk membeli kembali
obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut. Callable bond
merupakan obligasi yang dapat ditebus sebelum jatuh tempo. Hak penebusan
ini digunakan emiten jika tingkat bunga pasar lebih rendah dari pada tingkat
bunga obligasi dan tidak digunakan jika tingkat bunga pasar lebih tinggi dari
pada tingkat bunga obligasi. Callable bond sangat menarik dan tidak
berbahaya. Karena callable bond memiliki "double-life" dan mereka lebih
kompleks dibandingkan obligasi pada umumnya serta membutuhkan lebih
banyak atensi dari investor.
Callable bonds memiliki dua cakupan kehidupan yang potensial, salah
satu berakhir pada original maturity date dan lainnya pada "callable date".
Pada callable date, issuer mungkin melakukan "recall" obligasi dari investor.
Hal ini secara mudah berarti bahwa issuer pensiun obligasi melalui
pengembalian dana investor.
= P20 = Rp 1.000.000.000
P10
= Rp 1.100.000.000
P15
= Rp 1.050.000.000
= 20 tahun = 40 semester
= 6% x Rp 1.000.000.000 = Rp 60.000.000
P Rp 717.022.949 Rp 377.001.859,7
P Rp 1.094.024.808,7
Harga w ajar jika obligasi ditebus setelah 15 tahun :
(1 (1 5,5%)30 ) Rp 60.000.000 Rp 1.050.000.000
P
5,5%
(1 5,5%)30
P Rp 872.024.710,2 Rp 210.676.216,4
P Rp 1.082.700.926,6
Harga wajar jika obligasi ditebus setelah 20 tahun :
(1 (1 5,5%) 40 ) Rp 60.000.000 Rp 1.000.000.000
5,5%
(1 5,5%)40
P Rp 962.767.481,1 Rp 117.463.142,3
P
P Rp 1.080.230.623,4
4. Bond Rating
Dalam investasi, rating merupakan salah satu hal yang sangat penting
karena menentukan suatu perusahaan / negara bisa mendapatkan pendanaan
dari penerbitan obligasi atau tidak dan berapa besar kupon atau imbal hasil
yang harus dibayarkan supaya mau diterima oleh investor. Rating adalah
suatu penilaian yang terstandarisasi terhadap kemampuan suatu negara atau
perusahaan dalam membayar hutang-hutangnya. Karena terstandarisasi
artinya rating suatu perusahaan atau negara dapat dibandingkan dengan
perusahaan atau negara yang lain sehingga dapat dibedakan siapa yang
mempunyai kemampuan lebih baik, siapa yang kurang.
Bond Rating adalah penilaian yang diberikan kepada obligasi yang
berindikasi pada kualitas kredit mereka. Ada badan khusus yang independen
dimana bergerak dalam bidang jasa yang memberikan penilaian standard
kemampuan
membayar
pokok
dan
bunga
obligasi,
dibandingkan kategori A.
BB, B, CCC, CC Obligasi pada peringkat BB, B, CCC, dan CC secara
berturut-turut semakin rapuh kemampuannya. Obligasi yang masuk ke
dalam peringkat ini mulai bersifat spekulatif dalam hal kemampuan
perusahaan membayar bunga dan pokok pinjaman.
C Peringkat C disediakan untuk obligasi pendapatan dnegan tidak ada
bunga dibayar.
Plus (+) atau minus (-) untuk menyediakan indikasi yang lebih
mengenai kualitas kredit, peringkat AA ke BB bisa dimodifikasikan dengan
menambah tanda plus dan minus untuk menunjukkan posisi relatif diantara
kategori peringkat utama.
Peringkat obligasi bukanlah suatu saran untuk membeli atau menjual
obligasi. Meskipun begitu, lembaga pemeringkat efek dapat menjembatani
kesenjangan informasi antara emiten atau perusahaan penerbit dan investor
melalui penyediaan informasi standar atas tingkat resiko kredit suatu
perusahaan. Investor umumnya memanfaatkan peringkat suatu obligasi untuk
mengukur resiko yang dihadapi dalam pembelian obligasi tersebut.
= 1000.000
kupon
= 9,28% x 3/12 x Rp 5 jt
= 116.000
capital gain
= (102%x Rp 5 jt) - Rp 5 jt
= 100.000
total keuntungan
-
= 216.000
Pajak
pajak atas obligasi =20%x116.000
23.200
20.000
total pajak
43.200
meterai 26.000
12.000
6.600
25.000
total biaya
43.600
= 129.200
Biaya-biaya
Beli 5jt di Bank Permata setelah 3 bulan dijual dengan harga 98 (turun)
Keuntungan:
bunga 3 bln
= 9,28%x3/12x5juta
= 116.000
capital gain
= (98%x5juta)-5juta
= -100.000
total keuntungan
= 16.000
Pajak
pajak atas obligasi =20%x116.000
= 23.200
total pajak
= 23.200
Biaya-biaya
meterai 26.000
12.000
6.600
25.000
total biaya
43.600
= -48.600
B. Jenis Saham
1. Dari segi kemampuan dalam hak tagih/klaim
Saham Biasa
Saham biasa merupakan bagian sumber dana terbesar dalam
perushaan dan merupakan sumber dana terbesar dalam perusahaan,
dan apabila perusahaan dikuidasi, pemilik saham biasa akan
mendapatkan hak terakhir dalam pengembalian modalnya baik
Saham Prioritas
Saham prioritas disebut juga preference share atau preffered stock
atau saham preferen atau saham istimewa. Saham prioritas dikatakan
memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa,
karena menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi) tetapi
juga bisa mendatangkan hasil sebagaimana yang dikehendaki investor.
Dan dikatakan sebagai saham biasa karena mewakili kepemilikan
ekuitas dan diterbitkan tanpa tanggal jatuh tempo serta membayar
dividen.
V= FCF (1 + g)
WACC g
= $5,250 million
0.09-0.05
Free cash flow adalah cash flow yang tersedia untuk dibagikan
kepada seluruh investor, bukan hanya pemegang saham. WACC adalah
rata-rata rate of return yang diinginkan seluruh investor ,bukan hanya
pemegang saham. Oleh sebab itu, V adalah nilai seluruh operasi
perusahaan, bukan hanya nilai dari equity. Jika perusahaan tidak
mempunyai nonoperating assets, seperti investasi jangka pendek short
term investment di marketable securities,kita harus menambah ke V nya
untuk mencari total nilai nya. Contoh perusahaan di atas tidak mempunyai
nonoperating assets, jadi totalnya nilai nya $5,250 million. Untuk mencari
nilai equity maka kurangi dengan nilai klaim yang dilakukan oleh semua
kelompok selain pemegang common stock, debholders dan preferred
stockholders. Jika nilai hutang dan saham preferred $ 2,000 million. Maka
nilai equity $ 5,250 - $2,000 = $3,250 million. Jika saham yang beredar
325 million maka nilai intrinsik sahamnya $3,250/325 = $10 per lembar.