Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
A. DEFINISI
HIPOSPADIA adalah merupakan salah satu kelainan kongenital saluran kemih.
Pada hipospadia terdapat gangguan perkembangan uretra yang mana meatus
uretra eksternus terletak di permukaan ventral penis dan lebih ke proksimal dari
tempatnya yang normal pada ujung penisPada hipospadia didapatkan tiga
kelainan anatomi dari penis yaitu meatus uretra terletak di ventral, terdapat korde,
dan distribusi kulit penis di ventral lebih sedikit dibanding di distal.
B. Insidensi
Hipospadia terjadi kurang lebih pada 1 dari 250 kelahiran bayi laki-laki di
Amerika Serikat. Pada beberapa negara insidensi hipospadia semakin meningkat.
Laporan saat ini, terdapat peningkatan kejadian hipospadia pada bayi laki-laki
yang lahir premature, kecil untuk usia kehamilan, dan bayi dengan berat badan
rendah. Hipospadia lebih sering terjadi pada kulit hitam daripada kulit putih, dan
pada keturunan Yahudi dan Italia
C. ETIOPATOGENESIS
Pembesaran tuberkulum kelamin dan perkembangan selanjutnya dari penis
dan uretra tergantung pada tingkat testosteron selama embriogenesis. Jika testis
gagal untuk menghasilkan jumlah yang cukup dari testosteron atau jika sel-sel
struktur genital kekurangan reseptor androgen yang memadai yaitu enzim
konversi androgen-5 alpha-reductase dapat menyebabkan hipospadia. Genetik dan
faktor nongenetik terlibat dalam penyebab hipospadia dimana angka kejadian
keluarga dari hipospadia ditemukan pada sekitar 28% pasien.
Mekanisme genetik yang tepat mungkin rumit dan variabel. Penelitian
lain adalah turunan autosomal resesif dengan manifestasi tidak lengkap. Kelainan
kromosom ditemukan secara sporadis pada pasien dengan hipospadia. Faktor
nongenetik utama yang terkait dengan hipospadia adalah pemberian hormon seks.
Peningkatan insiden hipospadia ditemukan di antara bayi yang lahir dari ibu
dengan terapi estrogen selama kehamilan. Prematuritas juga lebih sering dikaitkan
dengan hipospadia.
D. KLASIFIKASI
Barcat (1973) ANTERIOR 65 % 70 %
* Glandular
* Coronal
* Anterior Penil
- MIDDLE HYPOSPADIAS
* 10 %
* Middle Penile
- POSTERIOR HYPOSPADIAS
* 20 %
* Posterior Penil
* Penoscrotal
* Perineal
E. TERAPI
TERAPI Dan PENATALAKSANAAN
1. Tujuan : ( Anatomi,
Anatomi, Fungsi)
Fungsi)
2. Yang perlu di pertimbangkan dalam repair hipospadia
hipospadia
Usia
Tipe Hipospadia
Ukuran Penis
Chordee +/-
keberhasilan operasi
2 hal pokok dalam repair hipospadia
Release chordee
Urethroplasty
F. PATHWAYS
Repair hipospadia
Usia
Tehnik operasi
Tipe hipospadia
Chorde /
Ukuran penis
Hasil
Satu tahap
Dua tahap
Malformasi congenital
Hipospadia
grandular
distal penile
penile penoskrotal
scrotal
perineal
Pengelolaan
Pembedahan
Kombinasi
Eksisi chordee
Pembedahan
Urethroplasty
Radio diagnosis
Proses pembedahan
Efek anestesi
Pemasangan kateter
inwhelling
Kecemasan
Nyeri
Hipersalivasi
entry
Gangguan
Penumpukan
gangguan aktivitas
Resiko
Obstruksi
Tinggi
Jalan nafas
Infeksi
Perdarahan
Infeksi
Fistel urethrokutan
Divertikel uretra
Komplikasi paling sering dari reparasi hipospadia adalah fistula,
divertikulum, penyempitan uretral, dan stenosis meatus. 5,6 Penyebab paling sering
dari fistula adalah nekrosis dari flap yang disebabkan oleh terkumpulnya darah
dibawah flap. Fistula itu dapat dibiarkan sembuh spontan dengan reparasi
sekunder 6 bulan sesudahnya.6 Untuk itu kateter harus dipakai selama 2 minggu
setelah fistulanya sembuh, dengan harapan tepi-tepinya akan menyatu kembali,
sedangkan kegunaannya untuk terus diversi lebih lama dari dua minggu.
Penyempitan uretra adalah suatu masalah. Bila penyempitan ini padat,
maka dilatasi uretra akan efektif. Pada penyempitan yang hebat, operasi sekunder
diperlukan. Urethrotomy internal akan memadai untuk penyempitan yang pendek.
Sedang untuk penyempitan yang panjang uretra harus dibuka disepanjang daerah
penyempitan dan ketebalan penug dari graft kulit yang dipakaiuntuk menyusun
kembali ukuran uretra. Suatu kateter dapat dipakai untuk mendukung skin graft.
INTERVENSI
kurangnya hilang/berkurang
pengetahuan
satelah
mengenai
asuhan
kondisi,prognosis,
keperawatan
dan
RASIONAL
tingkat Berikan
pemahaman
fasilitas
perencanaan program
dilakukan pasien
pengajaran
pengobatan
dengan
criteria sumber
dapat
memenuhi
pasian
a. mengutarakan
keadaan
untuk belajar
Melaksanakan
Meningkatkan
proses
penyakit/proses
preoperasi
harapan
dan program
pasca pengajaran
operasi
yang
diperlukan
atau
operasi individual
b. melakukan
prosedur
pemahaman
memungkinkan
partisipasi
dalam
perawatan
pasca
operasi
untuk
menjelaskan
alasan
Informasikan
dari pasien/orang
suatu tindakan
c. memulai
Informasi
dan
hidup
akan
dperlukan
dan dokter/orang
operasi,
mencegah
logistik
keraguan
kebingungan
kesehatan
perawatan
INTRA OPERASI
Resiko
tubuh
b/d stabil
penggunaan
dlakukan
obat/zat anerstesi
keperawatan
suhu permukaan
setelah pada
pasien keudara
asuhan dengan
elevasi dibutuhkan
suhu operasi
kulit
mungkin
untuk
menurunkan suhu
criteria
mempertahankan
yang
cepat/ malignan
harus
komplikasi
yang
serius
Sediakan
selimut Anestesi
inhalasi
pada akan
menekan
penghangat
dan
mengakibatkan
regulasi suhu tubuh
PASCA OPERASI
Tidak efektif pola Setelah
nafas
b/d tindakan
neuromuscular,
ketidakseimbangan
menit,
perceptual/kognitif
stabil
polanafas memiringkan
efektif, kepala,
akan:
rahang,
Menetapakn
pola udara
napas
yang oral
aliran
faringeal
tanda-tanda mungkin
hipoksia lainnya
membuka
pada alveolus,
pasien
yang mengeluarkan
reaktif
dan sekresi,
lanjutkan
pada meningkatkan
periode
pasca pengangkutan
operasi
oksigen, membuang
gas anestesi
Resiko
tinggi Volume
terhadap
cairan Berikan
pasien
dapat pengukuran
bantuan Peningkatkan
berkemih
relaksasi
otot
sesuai perineal
dan
memudahkan upaya
dilakukan
pengosongan.
tidak
tindakan
normal(perdarahan,
keperawatan
muntah, dll)
1X24jam,dengan
yang
KH klien akan:
alat
dapat
mendemonstrsikan
interval reguler
drein
keseinbangan
cairan
pada berlebihan
mengacu
kepada
hipovolemia
yang
atau
hemoragi.
adekuat,
Pembengkakan local
TTV stabil,
mungkin
mengindikasikan
membran
formasi hematoma/p
mukosa
lembab,
Pengeluaran
erdarahan.
urine Pantau
suhu Kulit
yang
dingin
yang sesuai
kulit,palpasi
denyut perifer
lemah
mengindikasikan
penurunan
sirkulasi
perifer
dan
dibutuhkan
untuk
pemberian
cairan
tambahan
Gangguan
rasa Setelah
dilakukan Evaluasi
sakut
b/d
reguler,
integritas
jaringan
gangguan keperawatan
rasa Sediakan
secara mengenai
catat kebutuhan/evektivita
akan lokasi
informasi
s intervensi.
dan
Dorong
Lepaskan
tegangan
sakit
telah relaksasi
terkontrol/
Lakukan
dihilangkan
sesuai petunjuk
Tampak
santai
reposisi Memungkinkan
mengurangi rsa sakit
dan
meningkatka
dapat
serkulasi.
Posisi
beristirahat/tidur
semi-fowler
dapat
dan
serta
mengurangi tegangan
aktiftas
dalam
ikut
sesuai kemampuan.
otot
punggung
arthritis,
sedangkan
minring mengurangi
tekanan dorsal.
DAFTAR PUSTAKA
Barlow, Sheilla dan Weller, Barbara F.(1985) Pediatric Nursing. Jakarta : Engish Langue
Book Society
Carpenito, Linda Juall.(2001).Buku saku diagnosa keperawatan,Jakarta :EGC
Drice, Sylvia A dan Wilson, Lorraine M.(1995) Pathofisiologi Konsep Klinis Proses
Penyakit, Jakarta : EGC
Rekso Prodjo, Soelarto.(1995) Ilmu Bedah.Jakarta :FKUI
Suriadi dan Yuliani,Rita.(2001).Askep Pada Anak,edisi 1. Jakarta : Fajar Interpretama
Smelzer, Suzane. (2002). Keperawatan Medikal Bedak,edisi 8.Jakarta : EGC
www.medicastore.ko.org