Você está na página 1de 2

Nurly Gofar, Anis Saggaff, Budhi Setiawan

Analisis Distribusi Ukuran Butiran Tanah Berdasarkan Prinsip


Gaya Apung

Abstract

Particle size distribution has been used as a basic for soil classification system as
well as for prediction of soil behaviour. Mechanical sieve analysis was used for
determining the size distribution for particle retained by # 200 Sieve (ASTM
standard). For particle passing the sieve, hydrometer analysis is routinely used.
An alternative testing procedure for the distribution of fine soil particle, called the
bouyancy method, was introduced by Bardet & Young in 1997.
The objective of the research is to compare the distribution of fine particles
determined by the bouyancy method to those obtained by hydrometer analysis.
Seven types of soil are used in this research, each samples is tested three times
with hydrometer and three times by bouyancy methods.
Comparison of the test results show consistency in the measurement using both
methods with a ratio of 0.7544 ! 0.055. Combination of the results of
mechanical sieve analysis and bouyancy methods gives a better graph as
compared to those combined with hydrometer methods. Thus, it can be
concluded that the particle size distribution obtained by the new procedure are
closer to the reality than those shown by hydrometer analysis. Nonetheless there
is still a need to continue research to validate the conclusions.
Keywords: distribution of fine soil particles, hydrometer analysis, buoyancy.
Abstrak

Distribusi ukuran butiran tanah telah digunakan sebagai dasar untuk


menentukan klasifikasi dan memprediksi perilaku tanah. Untuk partikel tanah
yang tertahan saringan No.200 (standard ASTM) umumnya dilakukan analisis
saringan mekanis, sedangkan untuk butiran yang lolos saringan tersebut
digunakan analisis hidrometer. Metode alternatif untuk mengetahui distribusi
ukuran butiran halus menggunakan prinsip gaya apung diperkenalkan oleh
Bardet & Young (1997).
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan distribusi ukuran butiran halus
yang didapat berdasarkan analisis hidrometer dan prisip gaya apung. Tujuh jenis
tanah digunakan dalam penelitian ini, masing-masing sampel diuji tiga kali
dengan hydrometer dan tiga kali dengan bola apung.
Perbandingan hasil pengujian dengan ayakan mekanis menunjukkan hasil yang
konsisten dengan rasio 0.7544 ! 0.55. Penggabungan hasil pengujian

berdasarkan prinsip bola apung dengan hasil analisis saringan mekanis


memberikan grafik yang lebih baik daripada penggabungan hasil analisis
saringan dengan metode hidrometer. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan
bahwa bola apung dapat digunakan sebagai pengganti hidrometer dalam analisis
distribusi ukuran partikel halus. Namun, masih dirasa perlu dilakukan penelitian
lebih lanjut untuk mevalidasikan hasil ini.
Kata-kata kunci: distribusi ukuran butiran halus, analisis hidrometer, prinsip

gaya apung.

Você também pode gostar