Você está na página 1de 10

Fraktur Clavicula

1. I. PENDAHULUAN
Fraktur adalah retaknya tulang, biasanya disertai dengan cedera di jaringan
sekitarnya. Clavicula merupakan salah satu tulang yang sering mengalami fraktur
apabila terjadi cedera pada bahu karena letaknya yang superfisial. Pada tulang ini
bisa terjadi banyak proses patologik sama seperti pada tulang yang lainnya yaitu bisa
ada kelainan congenital, trauma (fraktur), inflamasi, neoplasia, kelainan metabolik
tulang dan yang lainnya. Fraktur clavicula bisa disebabkan oleh benturan ataupun
kompressi yang berkekuatan rendah sampai yang berkekuatan tinggi yang bisa
menyebabkan terjadinya fraktur tertutup ataupun multiple trauma.
Clavicula adalah tulang yang paling pertama mengalami pertumbuhan pada masa
fetus, terbentuk melalui 2 pusat ossifikasi atau pertulangan primer yaitu medial dan
lateral clavicula, dimana terjadi saat minggu ke-5 dan ke-6 masa intrauterin.
Kernudian ossifikasi sekunder pada epifise medial clavicula berlangsung pada usia
18 tahun sampai 20 tahun. Dan epifise terakhir bersatu pada usia 25 tahun sampai
26 tahun.
1. II. INSIDENSDAN EPIDEMIOLOGI
Menurut data epidemiologi pada orang dewasa insiden fraktur clavicula sekitar 40
kasus dari 100.000 orang, dengan perbandingan laki-laki perempuan adalah 2 : 1.
Fraktur pada midclavicula yang paling sering terjadi yaitu sekitar 85% dari semua
fraktur clavicula, sementara fraktur bagian distal sekitar 10% dan bagian proximal
sekitar 5%.
Sekitar 2% sampai 5% dari semua jenis fraktur merupakan fraktur clavicula.
Menurut American Academy of Orthopaedic Surgeon, frekuensi fraktur clavicula
sekitar 1 kasus dari 1000 orang dalam satu tahun. Fraktur clavicula juga merupakan
kasus trauma pada kasus obstetrik dengan prevalensi 1 kasus dari 213 kasus
kelahiran anak yang hidup.
1. III. ETIOLOGI
Penyebab farktur clavicula biasanya disebabkan oleh trauma pada bahu akibat
kecelakaan apakah itu karena jatuh atau kecelakaan kendaraan bermotor, namun
kadang dapat juga disebabkan oleh faktor-faktor non traumatik. Berikut beberapa
penyebab pada fraktur clavicula yaitu :
Fraktur clavicula pada bayi baru lahir akibat tekanan pada bahu oleh simphisis pubis
(1,2,3,4)

(4)

(1,5,6)

(1,2,6)

(2,4.6,7,8)

selama proses melahirkan.


Fraktur clavicula akibat kecelakaan termasuk kecelakaan kendaraan bermotor, jatuh
dari ketinggian dan yang lainnya.
Fraktur clavicula akibat kompresi pada bahu dalam jangka waktu lama, misalnya pada
pelajar yang menggunakan tas yang terlalu berat.

Fraktur clavicula akibat proses patologik, misalnya pada pasien post radioterapi,

keganasan clan lain-lain.


1. IV. ANATOMI
Clavicula merupakan tulang yang berbentuk huruf S, bagian medial melengkung
lebih besar dan menuju ke anterior. Lengkungan bagian lateral lebih kecil dan
menghadap ke posterior. Ujung medial clavicula disebut extremitas sternalis,
membentuk persendian dengan sternum, dan uJung lateral disebut extremitas
acromialis, membentuk persendian dengan acromion.
Facies superior clavicula agak halus, dan pada facies inferior di bagian medial
terdapat tuberositas costalis. Disebelah lateral tuberositas tersebut terdapat sulcus
subclavius, tempat melekatnya m. Subclavius, dan disebelah lateralnya lagi terdapat
tuberositas coracoidea, tempat melekat lig. Coracoclaviculalis.
(1,2,4,9)

(1,2,4,9)

Pada facies medialis clavicula terdapat foramen nutricium, yang dilalui oleh
pembuluh darah.
1. I. PENDAHULUAN
Fraktur adalah retaknya tulang, biasanya disertai dengan cedera di jaringan
sekitarnya. Clavicula merupakan salah satu tulang yang sering mengalami fraktur
apabila terjadi cedera pada bahu karena letaknya yang superfisial. Pada tulang ini
bisa terjadi banyak proses patologik sama seperti pada tulang yang lainnya yaitu bisa
ada kelainan congenital, trauma (fraktur), inflamasi, neoplasia, kelainan metabolik
tulang dan yang lainnya. Fraktur clavicula bisa disebabkan oleh benturan ataupun
kompressi yang berkekuatan rendah sampai yang berkekuatan tinggi yang bisa
menyebabkan terjadinya fraktur tertutup ataupun multiple trauma.
Clavicula adalah tulang yang paling pertama mengalami pertumbuhan pada masa
fetus, terbentuk melalui 2 pusat ossifikasi atau pertulangan primer yaitu medial dan
lateral clavicula, dimana terjadi saat minggu ke-5 dan ke-6 masa intrauterin.
Kernudian ossifikasi sekunder pada epifise medial clavicula berlangsung pada usia
18 tahun sampai 20 tahun. Dan epifise terakhir bersatu pada usia 25 tahun sampai
26 tahun.
1. II. INSIDENS DAN EPIDEMIOLOGI
Menurut data epidemiologi pada orang dewasa insiden fraktur clavicula sekitar 40
kasus dari 100.000 orang, dengan perbandingan laki-laki perempuan adalah 2 : 1.
Fraktur pada midclavicula yang paling sering terjadi yaitu sekitar 85% dari semua
fraktur clavicula, sementara fraktur bagian distal sekitar 10% dan bagian proximal
sekitar 5%.
Sekitar 2% sampai 5% dari semua jenis fraktur merupakan fraktur clavicula.
Menurut American Academy of Orthopaedic Surgeon, frekuensi fraktur clavicula
(9)

(1,2,3,4)

(4)

(1,5,6)

sekitar 1 kasus dari 1000 orang dalam satu tahun. Fraktur clavicula juga merupakan
kasus trauma pada kasus obstetrik dengan prevalensi 1 kasus dari 213 kasus
kelahiran anak yang hidup.
1. III. ETIOLOGI
Penyebab farktur clavicula biasanya disebabkan oleh trauma pada bahu akibat
kecelakaan apakah itu karena jatuh atau kecelakaan kendaraan bermotor, namun
kadang dapat juga disebabkan oleh faktor-faktor non traumatik. Berikut beberapa
penyebab pada fraktur clavicula yaitu :
Fraktur clavicula pada bayi baru lahir akibat tekanan pada bahu oleh simphisis pubis
(1,2,6)

(2,4.6,7,8)

selama proses melahirkan.


Fraktur clavicula akibat kecelakaan termasuk kecelakaan kendaraan bermotor, jatuh
dari ketinggian dan yang lainnya.
Fraktur clavicula akibat kompresi pada bahu dalam jangka waktu lama, misalnya pada
pelajar yang menggunakan tas yang terlalu berat.
Fraktur clavicula akibat proses patologik, misalnya pada pasien post radioterapi,
keganasan clan lain-lain.
1. IV. ANATOMI
Clavicula merupakan tulang yang berbentuk huruf S, bagian medial melengkung
lebih besar dan menuju ke anterior. Lengkungan bagian lateral lebih kecil dan
menghadap ke posterior. Ujung medial clavicula disebut extremitas sternalis,
membentuk persendian dengan sternum, dan uJung lateral disebut extremitas
acromialis, membentuk persendian dengan acromion.
Facies superior clavicula agak halus, dan pada facies inferior di bagian medial
terdapat tuberositas costalis. Disebelah lateral tuberositas tersebut terdapat sulcus
subclavius, tempat melekatnya m. Subclavius, dan disebelah lateralnya lagi terdapat
tuberositas coracoidea, tempat melekat lig. Coracoclaviculalis.
Pada facies medialis clavicula terdapat foramen nutricium, yang dilalui oleh
pembuluh darah.
RIGHT CLAVICLE Features
(1,2,4,9)

(1,2,4,9)

(9)

Gambar 1. Anatomi clavicula

( dikutip dari kepustakaan 7 )

1.

V. KLASIFIKASI
Pengklasifikasian fraktur clavicula didasari oleh lokasi fraktur pada clavicula
tersebut. Ada tiga lokasi pada clavicula yang paling sering mengalami fraktur yaitu
pada bagian midshape clavikula dimana pada anak-anak berupa greenstick, bagian
distal clavicula dan bagian proksimal clavicula. Menurut Neer secara umum fraktur
klavikula diklasifikasikan menjadi tiga tipe yaitu :
Tipe I : Fraktur pada bagian tengah clavicula. Lokasi yang paling sering terjadi fraktur.
(1,2,6,10,17)

Gambar 2 Fraktur midclavicula

( dikutip dari Kepustakaan No.1 )

Tipe II : Fraktur pada bagian distal clavicula. Lokasi tersering kedua mengalami
fraktur setelah midclavicula.
Gambar 3. Fraktur distal clavicula

( dikutip dari kepustakaan No.1)

Tipe III : Fraktur pada bagian proksimal clavicula. Fraktur yang paling jarang terjadi
dari semua jenis fraktur clavicula, insidensnya hanya sekitar 5%.
Gambar 4. Fraktur proksimal clavicula

( dikutip dari kepustakaan No.1 )

Ada beberapa subtype fraktur clavicula bagian distal, menurut Neer ada 3 yaitu :
1.

Tipe I : merupakan fraktur dengan kerusakan minimal, dimana ligament tidak


mengalami kerusakan.
2. Tipe : merupakan fraktur pada daerah medial ligament coracoclavicular.
Gambar 8. Fraktur clavicula distal subtype II

( dikutip dari kepustakaan No.1 )

1.

Tipe III : merupakan fraktur pada daerah distal ligament coracoclavicular dan
melibatkan permukaan tulang bagian distal clavicula pada AC joint.
Gambar 9. Fraktur clavicula distal subtype III

( dikutip dari kepustakaan No.1 )

CLAVICLE FX DISTAL Third


Neer. COOR 58:53
1. VI. PATOFISIOLOGI
Fraktur clavicula paling sering disebabkan oleh karena mekanisme kompressi atau
penekanan, paling sering karena suatu kekuatan yang melebihi kekuatan tulang
tersebut dimana arahnya dari lateral bahu apakah itu karena jatuh, keeelakaan
olahraga, ataupun kecelakaan kendaraan bermotor.
Pada daerah tengah tulang clavicula tidak di perkuat oleh otot ataupun ligamentligament seperti pada daerah distal dan proksimal clavicula. Clavicula bagian tengah
juga merupakan transition point antara bagian lateral dan bagian medial. Hal ini
yang menjelaskan kenapa pada daerah ini paling sering terjadi fraktur dibandingkan
daerah distal ataupun proksimal.
1. VII. DIAGNOSIS
1) Gejala Klinis
Diagnosis dari fraktur clavicula biasanya didasari dari mekanisme kecelakaan dan
lokasi adanya ekimosis, deformitas, ataupun krepitasi. Pasien biasanya mengeluh
nyeri setelah terjadinya kecelakaan tersebut dan sulit untuk mengangkat lengan atau
bahu. Fraktur pada bagian tengah clavicula, pada inspeksi bahu biasanya asimetris,
agak jatuh kebawah, lebih kedepan ataupun lebih ke posterior.
(1)

(1,2)

(1,2,16)

Gambar 5. Gambaran klinis fraktur clavicula

( dikutip dari kepustakaan No.7 )

Diagnosis pasti untuk fraktur clavicula ialah berdasarkan pemeriksaan radiologi.


Secara praktis diagnostik dibuat berdasarkan anamnesis misalnya apakah ada
riwayat trauma, dan pemeriksaan fisik bias kita dapatkan pembengkakan daerah
clavicula atau aberasi, diagnosanya akan lebih mudah apabila yang terjadi adalah
fraktur terbuka. Pneumotoraks biasa didapatkan pada pasien dengan fraktur
clavicula terutama yang mengalami multiple traumatik, dilaporkan sekitar lebih dari
3% dengan fraktur clavicula mengalami pneumotoraks. Pneumotoraks diakibatkan
masuknya udara pada ruang potensial antara pleura viseral clan parietal. Dislokasi
fraktur vertebra torakal juga dapat ditemukan bersama dengan pneumotoraks.
Laserasi paru merupakan penyebab tersering dari pnerumotoraks akibat trauma
tumpul.
2) Pemeriksaan Radiologi :
a) Plain Photo
Mid clavicula
Evaluasi pada fraktur clavicula yang standar berupa proyeksi anteroposterior (AP)
yang dipusatkan pada bagian tengah clavicula. Pencitraan yang dilakukan harus
cukup luas untuk bisa menilai juga kedua AC joint dan SC joint. Bisa juga digunakan
posisi oblique dengan arah dan penempatan yang baik. Proyeksi AP 20-60 dengan
cephalic terbukti cukup baik karena bisa meminimalisir struktur toraks yang bisa
mengganggu pembacaan.
(1,2,6,7)

(1,2,4,6,7,17)

Gambar 6. Fraktur midclavicula dengan proyeksi AP with cephalic tilt

( dikutip dari kepustakaan No.1 )

Karena bentuk dari clavicula yang berbentuk S, maka fraktur menunjukkan


deformitas multiplanar, yang menyebabkan susahnya menilai dengan menggunakan
radiograph biasa. CT scan, khususnya dengan 3 dimensi meningkatkan akurasi
pembacaan.
Medial clavicula dan SC joint
Proyeksi standar untuk menilai SC joint adalah posteroanterior (PA), lateral dan
oblique. Fraktur medial clavicula dan cedera pada SC joint biasanya sulit dinilai
dengan pencitraan yang biasa karena adanya overlap clavicula dengan sternum dan
costa pertama. Sebagai catatan penting, ossifikasi sekunder pada bagian proksimal
clavicula tidak akan nampak pada usia sebelum 12 tahun dan mungkin sampai umur
25 tahun. Sehingga pada gambaran radiograph biasa akan sulit membedakan antara
suatu fraktur dengan dislokasi pads SC joint.
Gambar 7. Proyeksi rockwood

(dikutip dari kepustakaan No.1 )

Lateral clavicula dan AC joint


Pemeriksaan radiologi pada sisi yang mengalami cedera kadang-kadang cukup sulit,
namun beberapa pemeriksaan membandingkan penampakan pada daerah cedera
tersebut. Proyeksi AP pada AC joint digunakan 15 inclinasi cephalic, sepanjang
tulang scapula. Normal alignment pada sendi dengan proyeksi AP apabila ukuran
celah sendi kurang dari 5 mm dan facies bagian bawah akromion dan distal clavicula
tidak terputus-putus.
b) CT Scan
Medial clavicula dan SC joint
CT scan memegang peranan yang penting dalam mendiagnosa fraktur clavikula
bagian medial dan cedera pada SC joint. CT scan seharusnya digunakan dengan
mencakup SC joint dan secara otomatis setengah dari kedua clavicula untuk
membandingkan satu sisi dengan sisi yang lain.
Gambar 8. CT scan faraktur clavicula

( dikutip dari kepustakaan No.1 )

Jika didapatkan ada kelainan pada vascular, bisa kita nilai dengan menggunakan
intravenous contras..
Lateral clavicula dan AC joint
CT scan merupakan salah satu alat pencitraan di bidang radiologi yang cukup sensitif
dalam menegakkan diagnosa. CT scan kadang-kadang digunakan untuk
mendiagnosa fraktur intra-artikular atau stress fraktur pada AC joint. Meskipun
demikian CT scan terbatas untuk menilai sekitar jaringan lunak termasuk kapsula,
ligament dan sendi sinovial.
1.

VIII. DIAGNOSIS BANDING


Fraktur clavicula didiagnosis banding dengan beberapa kelainan yaitu fraktur kosta,
fraktur sternum, dislokasi sendi bahu, dan rotator cuff injury.
1. 1. Fraktur kosta
Penyebab paling sering pada fraktur kosta adalah trauma tumpul pada dinding dada,
tergantung lokasi yang mengalami trauma bisa menyebabkan fraktur 1 tulang costa
atau lebih. Pada pasien dengan fraktur kosta bisa menyebabkan terjadinya
pneumotoraks, hematotoraks karena perdarahan atau cedera pada fleksus brakhialis
untuk fraktur kosta I III. Untuk fraktur kosta I III gejala dan tanda bisa mirip
dengan fraktur clavicula, harus bisa dibedakan dengan seksama pada pemeriksaan
radiologi .
(1,2,6,11)

(12)

Gambar 9. fraktur kosta

( dikutip dari kepustakaan No. 12 )

1.

2. Fraktur sternum
Fraktur sternum paling sering karena trauma pada dada, biasanya disertai dengan
trauma pada jantung dan paru-paru. Untuk mendiagnosis fraktur sternum biasanya
dipakai plain photo proyeksi lateral seperti pada gambar dibawah ini.
(13)

Gambar 10. Fraktur sternum

( dikutip dari kepustakaan No.1 )

1.

3. Dislokasi sendi bahu


Dislokasi sendi pada bahu ada 4 jenis yaitu anterior dislocation, posterior
dislocation, multidirectional instability dan inferior dislocation. Paling sering adalah
anterior dislocation sekitar 85% dari semua dislokasi sendi bahu. Pasien dengan
dislokasi sendi bahu juga bisa mengeluh nyeri, bengkak ataupun susah
menggerakkan lengan
.(14)

Gambar 11. anterior dislocation

( dikutip dari Kepustakaan No.14 )

1.

4. Rotator cuff injury pada bahu


Pasien dengan rotator cuff injury biasanya datang dengan keluhan utama nyeri pada
persendian bahu disertai dengan kekakuan, terbatasnya pergerakan sendi bahu dan
krepitasi. Pemeriksaan yang paling akurat pada kelainan ini adalah MRI.
(15)

Gambar 12. rotator cuff injury (MRI)

( dikutip dari kepustakaan No. 15 )

1.

IX. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan pada fraktur clavicula ada dua pilihan yaitu dengan tindakan bedah
atau operative treatment dan tindakan non bedah atau nonoperative treatment
Tujuan dari penanganan ini adalah untuk menempatkan ujung-ujung dari patah
tulang supaya satu sama lain saling berdekatan dan untuk menjaga agar mereka
tetap menempel sebagaimana mestinya sehingga tidak terjadi deformitas dan proses
penyembuhan tulang yang mengalami fraktur lebih cepat.
. (2,3,5,6)

Proses penyembuhan pada fraktur clavicula memerlukan waktu yang cukup


lama.Penanganan nonoperative dilakukan dengan pemasangan saling selama 6
minggu. Selama masa ini pasien harus membatasi pergerakan bahu, siku dan tangan.
Setelah sembuh, tulang yang mengalami fraktur biasanya kuat dan kembali
berfungsi. Pada beberapa patah tulang, dilakukan pembidaian untuk membatasi
pergerakan. atau mobilisasi pada tulang untuk mempercepat penyembuhan. Patch
tulang lainnya harus benar-benar tidak boleh digerakkan (immobilisasi). Imobilisasi
bisa dilakukan melalui:
1. Pembidaian : benda keras yang ditempatkan di daerah sekeliling tulang.
(2,3,5,6,10)

b. Pemasangan gips : merupakan bahan kuat yang dibungkuskan di sekitar tulang


yang patah Modifikasi spika bahu (gips klavikula) atau balutan berbentuk angka
delapan atau strap klavikula dapat digunakan untuk mereduksi fraktur ini, menarik
bahu ke belakang, dan mempertahankan dalam posisi ini. Bila dipergunakan strap
klavikula, ketiak harus diberi bantalan yang memadai untuk mencegah cedera
kompresi terhadap pleksus brakhialis dan arteri aksilaris. Peredaran darah dan saraf
kedua lengan harus dipantau.
1.

Penarikan (traksi) : menggunakan beban untuk menahan sebuah anggota, gerak


pada tempatnya.
Gambar 15. Fraktur sternum

( dikutip dari kepustakaan No. 13 )

d. Fiksasi internal : dilakukan pembedahan untuk menempatkan piringan (plate)


atau batang logam pada pecahan-pecahan tulang atau sering disebut open reduction
with internal fixation (ORIF).
Gambar 16. Fiksasi internal

( dikutip dari kepustakaan No. 13 )

1.

Fiksasi eksternal
Immobilisasi lengan atau tungkai menyebabkan otot menjadi lemah dan menciut.
Karena itu sebagian besar penderita perlu menjalani terapi fisik.

1.

X. KOMPLIKASI
Komplikasi pada fraktur clavicula dapat berupa : (2,6,10)

Malunion.
Malunion merupakan suatu keadaan dimana tulang yang patah telah sembuh dalam
posisi yang tidak seharusnya, membentuk sudut, atau miring. Komplikasi seperti ini
dapat dicegah dengan melakukan analisis yang cermat sewaktu melakukan reduksi,
dan mempertahankan reduksi itu sebaik mungkin terutama pada masa awal periode
penyembuhan.
Gejala malunion pada clavicula dapat menyebabkan penderita tidak puas. Gejala
sebelum operasi termasuk kelemahan, nyeri, gejala-gejala neurologik, dan
munculnya perasaan yang cemas (bahu yang semakin memburuk dengan gejalagejala lainnya)

Nonunion
Lebih umum terjadi pada fraktur yang ditangani dengan cara operasi, khususnya
pada studi sebelumnya. Secara keseluruhan, angka non union yang lebih kurang dari
1 % hingga yang lebih besar dari 10%, telah dilaporkan.

Paling banyak pada fraktur 1/3 distal tetapi hasilnya secara fungsional
memperlihatkan kepuasan.
Penanganan operasi termasuk stabilisasi dan graft tambahan pada tulang
memberikan hasil yang memuaskan serta fiksasi dengan plate dan peralatan
intermedullary.
Fraktur 1/3 tengah dengan lebih dari 2 cm dan fraktur 1/3 lateral menjadi faktor
resiko lebih tinggi nonunion.

Komplikasi neurovaskular, bisa menyebabkan timbulnya trombosis dan

pseudoaneurisma pada arteri axillaris dan vena subclavian kemudian bisa


menyebabkan timbulnya cerebral emboli. Kerusakan nervus supraclavicular
menyebabkan timbulnya nyeri dinding dada.
Refraktur, fraktur berulang pada clavicula yang mengalami fraktur sebelumnya.
Pneumothoraks biasa didapatkan pada pasien dengan fraktur clavicula terutama yang
mengalami multiple traumatik, diakibatkan oleh karena robeknya lapisan pleura
sehingga masuk udara pada ruang potensial antara pleura viseral dan parietal.
XI. PROGNOSIS
Prognosis jangka pendek dan panjang sedikit banyak bergantung pada berat
ringannya trauma yang dialami, bagaimana penanganan yang tepat dan usia
penderita. Pada anak prognosis sangat baik karena proses penyembuhan sangat
cepat, sementara pada orang dewasa prognosis tergantung dari penanganan, jika
penanganan baik maka komplikasi dapat diminimalisir. Fraktur clavicula disertai
multiple trauma memberi prognosis yang lebih buruk daripada pognosis fraktur
clavicula murni.
DAFTAR PUSTAKA
Hahn B. Clavicle, Fractures and Dislocations. In: Bruno MA, Coombs BD, Pope TL,
Krasny RM, Chew FS, editors [online]. 2007 [cited 2008 January 4];[14 screens].
Available from: URL:http://www.emedicine.com.
Trurnble TE, Budoff JE, Cornwall R, editors. Hand, Elbow and Shoulder: Core
Knowledge in orthopaedics. I ed. Philadelphia: Mosby Elsevier; 2006. p. 623-7.
Available from: URL:http://www.racingmaster.com
Housner JA, Kuhn JE. Clavicle Fractures, 2003 December [cited 2008 Agust 5]; Vol
31. No 12. Available from: URL:http://www.sportsmedicine.com
Crowther CL, editor. Primary Orthopedic Care. d ed. Philadelphia: Mosby Elsevier;
2004. p. 46-7
Browner BD, Levine AM, Jupiter JB, Trafton PG, editors. Skeletal Trauma: Basic
science, Management and reconstruction. 3th ed. Philadelphia: Saunders Elsevier;
2003. p. 1633-47
(1,2,6,7)

1.

(2,6,11)

1.

2.
3.
4.
5.
6.

7. Mettler FA, editor. Essentials of Radiology. I ed. Philadelphia: Saunders Company;


1996. p.293-300
8. Available from: URL:http://www.aofoundation.org
9. Luhulima, JW, editor. Musculosceletal. I 4th ed. Makassar: FKUH; 2004.p. 6-7.
10. Basmania CJ. IM Pin Fixation of Clavicle Frx. In: Clifford R. Wheeless, editors
[online]. 1993 [cited 2008 Augst 5];. Available from:
URL:http://www.dukehealti.org/surgery/div orthopaedic.asp
11. Brilliant LC. Fractures, Clavicle. In: Counselman F, Talavera F, Scaletta T, Halamka
J, Kulkarni R, editors [online]. 2007 [cited 2008 Jan 9];[ 12 screens]. Available from:
URL: http://www.emedicine.com
12. Schimpf M, Neira C, Edwar G, he Deveptive Nature of Clavicle Fractures in Young
Patients. In: The Physician and Sportmedicine, Vol 27 No 3 [online]. 1999 March
[cited 2008 Augst 5, Available from: URL: http://www.sportsmedicine.com
13. Fisher DA. Sternum Fractures. In: Lenchik L, Coombs BD, Keats TE, Krasny RM,
Chew FS, editors [online]. 2007 [cited 2008 Jan 9];[8 screens]. Available from:
URL: http://www.emedicine.com
14. Tseng GY._Shoulder Dislocations. In: Levey DS, Coombs BD, Reinus WR, Krasny
RM, Chew FS, editors [online]. 2007 [cited 2008 Jan 9];[ 11 screens]. Available from:
URL: http://www.emedicine.com
15. Tuite M. Shoulder, Rotator Cuff Injury (MR-1). In: Levey DS, Coombs BD, Steinbach
LS, Krasny RM, Chew FS, editors [online]. 2007 [cited 2008 Jan 9];[10 screens].
Available from: URL: http://www.emedicine.com
16. Eif Patrice M, Hatch Robert L, Calmbach Walter L, editors. Fracture Management
For Primary Care. 2` ed. Portland: Saunders; 1998. p. 198-6
Crenshaw AH, Fractures of Shoulder, Arm, and Forearm. In: Campbells, editors.
Operative Orthopaedics. 5 ed. Philadelphia: J.B. Lippincott Company: 2000. p.
2985-8.
T

Você também pode gostar