Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Pengolahan Jerami Padi Melalui Amoniasi Urea dan Kotoran Ayam Sebagai Bahan Pakan Ternak
Ruminansia
Abstrak
Salah satu usaha yang sangat strategis di pedesaan untuk meningkatkan pendapatan penduduk adalah berternak.
Namun ada beberapa kendala yang sering terjadi, umumnya yaitu masalah pakan. Ketika musim kemarau tiba,
peternak sangat kesulitan mencari bahan pakan hijauan untuk ternak mereka. Salah satu alternative bijaksana
sebagai pengganti bahan pakan hijauan adalah menggunakan limbah pertanian yaitu jerami padi, karena
memenuhi aspek kuantitas dan kontinuitas. Untuk memenuhi aspek kualitas, jerami padi perlu diolah terlebih
dahulu agar dapat dimanfaatkan secara luas oleh ternak ruminansia. Salah satu solusi untuk meningkatkan
kualitas jerami padi adalah melakukan pengolahan jerami melalui amoniasi urea dan kotoran ayam. Pemilihan
kotoran ayam sebagai tambahan dalam proses ini karena memiliki keuntungan-keuntungan sebagai berikut:
sebagai enzim urease untuk mempercepat waktu pemeraman jerami amoniasi menjadi empat kali lipat lebih
cepat, dapat mengurangi pencemaran lingkungan, mudah diperoleh, dan mengandung protein kasar yang relatif
tinggi
sehingga
dapat
meningkatkan
kadar
nitrogen
jerami.
1.
PENDAHULUAN
Mata pencaharian penduduk pedesaan sebagian besar adalah bertani, terutama menanam padi serta usaha
lainnya seperti pertambakan dan peternakan. Meskipun peternakan sebagai usaha sampingan, namun peranan
ternak Nampaknya cukup penting bagi penduduk di daerah tersebut. Hampir setiap petani umumnya memiliki
ternak. Namun secara umum, baik usaha pertanian maupun peternakan di daerah pedesaan masih dilaksanakan
secara tradisional, sehingga tidak mengherankan hasil yang di peroleh relatif rendah.
Belum ada upaya untuk memelihara ternak secara intensif dengan cara mengandangkan dan
memberikan pakan secara cukup dan teratur, peternak biasanya membiarkan ternak kambing atau sapi mencari
makan sendiri di padang rumput atau dilahan tidur sekitar desa siang harinya, sedangkan malam harinya mereka
mengandangkan atau menambatkan ternak mereka. Rendahnya produksi ternak selain disebabkan oleh
kurangnya pengetahuan peternak mengenai cara pemeliharaan ternak yang benar, juga di sebabkan oleh
mahalnya harga konsentrat dan sulitnya hijauan pada saat-saat tertentu.
Dengan meningkatnya populasi ternak tentu membutuhkan hijauan yang lebih banyak dan berkualitas
tinggi. Namun penyediaan hijauan tersebut mengalami hambatan yang cukup serius. Bukan saja karena semakin
menyempitnya lahan yang digunakan untuk menanam rumput akibat terus meluasnya pemukiman penduduk,
tetapi juga karena adanya musim kemarau yang menyebabkan turunnya produksi hijauan. Oleh sebab itu
pengembangan ternak khususnya ruminansia dimasa mendatang akan lebih menguntungkan apabila dapat
mencari alternatif pengganti hijauan konvensional. Pemanfaatan limbah pertanian (jerami padi) sebagai pakan
ternak di harapkan dapat menjawab permasalahan di atas, karena di daerah pedesaan jumlah jerami padi sangat
melimpah. Dan tentunya jerami padi di daerah tersebut akan tersedia sepanjang tahun.
2.
4. SARAN
Diharapkan kepada masyarakat agar menghargai limbah dan miningkatkan kualitasnya, karena limbah
khususnya limbah pertanian masih dapat dijadikan alternatif pengganti hijauan sebagai bahan pakan ternak
ruminansia.
5.
DAFTAR PUSTAKA
1. Farida E. 2000. Pengaruh Penggunaan Feses Sapi dan Campuran Limbah Organik LainSebagai
Pakan atau Media Produksi Kokon dan Biomassa Cacing Tanah
Eisenia foetida savigry. Skripsi Jurusan Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak. IPB, Bogor.
2. Nurtjahya, Eddy. Dkk. 2003. Pemanfaatan limbah ternak ruminansia untuk
mengurangi pencemaran lingkungan. Makalah Pengantar Falsafah Sains. Institut Pertanian
Bogor.Bogor.
3. Sofyadi Cahyan, 2003. Konsep Pembangunan Pertanian dan Peternakan Masa
Depan. BadanLitbang Departemen Pertanian. Bogor.
4. Sihombing D T H. 2000. Teknik Pengelolaan Limbah Kegiatan/Usaha
Peternakan. PusatPenelitian Lingkungan Hidup Lembaga Penelitian, Institut
Pertanian Bogor.
5. Soehadji, 1992. Kebijakan Pemerintah dalam Industri Peternakan dan Penanganan
Limbah Peternakan. Direktorat Jenderal Peternakan, Departemen Pertanian. Jakarta.
6. Soeharsono, 2002. Anthrax Sporadik, Tak Perlu Panik . Dalam kompas, 12 September
2002,http://www.kompas.com/kompas-cetak/0209/12/iptek/anth29.htm
7. Widodo, Asari, dan Unadi, 2005. Pemanfaatan Energi Biogas Untuk Mendukung Agribisnis Di
Pedesaan.Publikasi Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian Serpong.
6.
SUMBER
1. http://www.academia.edu/3856593/Limbah_Peternakan
2. http://lensapac.blogspot.com/2011/02/contoh-karya-ilmiah.html