Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Mikrobiologi
yang dibimbing oleh Prof. Dr. Dra. Utami Sri Hastuti, M.Pd
Oleh:
Kelompok 6 / H
Allysa Khanza A
(120342422475)
Aminah Alfiani
(120342422476)
Dina Ayu V
(120342422478)
Dwi Rahmawati
(120342422456)
Lalu Irfan A
(120342422479)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sebagaimana kita ketahui sebelumnya mikroorganisme adalah organisme hidup yang
berukuran mikroskopis sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Mikroorganisme
dapat ditemukan di semua tempat yang memungkinkan terjadinya kehidupan, di segala
lingkungan hidup manusia. Mereka ada di dalam tanah, di lingkungan akuatik, dan atmosfer
(udara) serta makanan. Dan karena beberapa hal mikroorganisme tersebut dapat masuk secara
alami ke dalam tubuh manusia, tinggal menetap dalam tubuh manusia atau hanya bertempat
tinggal sementara.
Mikroorganisme ini dapat menguntungkan inangnya tetapi dalam kondisi tertentu dapat
juga menimbulkan penyakit. Untuk itu lah makalah ini disusun guna membahas
mikroorganisme alami penghuni tubuh manusia, sehingga kita dapat mengetahui hubungan
antara manusia dan flora normal tubuh manusia.
B. Tujuan
1. Untuk menjelaskan flora normal pada tubuh manusia
2. Untuk menjelaskan peranan flora normal terhadap inang ( manusia )
3. Untuk menjelaskan kekhususan flora normal pada tubuh manusia
4. Untuk menjelaskan flora normal pada mata
5. Untuk menjelaskan flora normal pada sistem pernapasan manusia
6. Untuk menjelaskan flora normal pada sistem pencernaan manusia
7. Untuk menjelaskan flora normal pada kulit
C. Batasan Masalah
Pada makalah ini dibatasi dengan membahas tentang flora normal pada tubuh manusia,
peranan flora normal terhadap inang ( manusia ), kekhususan flora normal pada tubuh
manusia, flora normal pada kulit manusia, flora normal pada sistem pencernaan manusia,
flora normal pada sistem pernafasan pada manusia
BAB II
ISI
A. Flora Normal Tubuh Manusia
1. Pengertian Flora Normal Tubuh Manusia (Mikrobiota)
Pertumbuhan pada bagian tubuh tertentu bergantung pada faktor-faktor biologis seperti suhu,
3
kelembapan dan tidak adanya nutrisi tertentu serta zat-zat penghambat. Keberadaan flora
tersebut tidak mutlak dibutuhkan untuk kehidupan karena hewan yang dibebaskan (steril) dari
flora tersebut, tetap bisa hidup. Flora yang hidup di bagian tubuh tertentu pada manusia
mempunyai peran penting dalam mempertahankan kesehatan dan hidup secara normal.
Beberapa anggota flora tetap di saluran pencernaan mensintesis vitamin K dan penyerapan
berbagai zat makanan. Flora yang menetap diselaput lendir (mukosa) dan kulit dapat
mencegah kolonialisasi oleh bakteri patogen dan mencegah penyakit akibat gangguan bakteri.
Mekanisme gangguan ini tidak jelas. Mungkin melalui kompetisi pada reseptor atau tempat
pengikatan pada sel penjamu, kompetisi untuk zat makanan, penghambatan oleh produk
metabolik atau racun, penghambatan oleh zat antibiotik atau bakteriosin(bacteriocins).
Supresi flora normal akan menimbulkan tempat kosong yang cenderung akan ditempati oleh
mikroorganisme dari lingkungan atau tempat lain pada tubuh. Beberapa bakteri bersifat
oportunis dan bisa menjadi patogen. (Jawetz, Melnick, dan Adelbergs, Mikrobiologi
Kedokteran (Medical Microbiology), 2005: 277-279). Selain itu, diperkirakan bahwa
stimulasi antigenik dilepaskan oleh flora adalah penting untuk perkembangan sistem
kekebalan tubuhnormal.(pemburumikroba.blogspot.com/2010/09/flora-normal).
Sebaliknya, flora normal juga dapat menimbulkan penyakit pada kondisi tertentu.
Berbagai organisme ini tidak bisa tembus (non-invasive) karena hambatan-hambatan yang
diperankan oleh lingkungan. Jika hambatan dari lingkungan dihilangkan dan masuk le dalam
aliran darah atau jaringan, organisme ini mungkin menjadi patogen. (Jawetz, Melnick, dan
Adelbergs,Mikrobiologi Kedokteran (Medical Microbiology), 2005: 279)
Streptococcus viridans, bakteri yang tersering ditemukan di saluran nafas atas, bila
masuk ke aliran darah setelah ekstraksi gigi atau tonsilektomi dapat sampai ke katup jantung
yang abnormal dan mengakibatkan subacute bacterial endocarditis. Bacteroides yang normal
terdapat di kolon dapat menyebabkan peritonitis mengikuti suatu trauma. (Staf Pengajar
Fakultas Kedokteran UI, Mikrobiologi Kedokteran, 1994: 30)
Spesies Bacteroides merupakan flora tetap yang paling sering dijumpai di usus besar
dan tidak membahayakan pada tempat tersebut. Tetapi jika masuk ke rongga peritoneum atau
jaringan panggul bersama dengan bakteri lain akibat trauma, mereka menyebabkan supurasi
dan bakterimia. Terdapat banyak contoh tetapi yang penting adalah flora normal tidak
berbahaya dan dapat bermanfaat bagi tubuh inang pada tempat yang seharusnya atau tidak
ada kelainan yang menyertainya. Mereka dapat menimbulkan penyakit jika berada pada
lokasi yang asing dalam jumlah banyak dan jika terdapat faktor-faktor predisposisi. (Jawetz,
Melnick, dan Adelbergs, Mikrobiologi Kedokteran (Medical Microbiology), 2005: 279)
4
yaitu mikroorganisme jenis tertentu yang biasanya ditemukan pada bagian tubuh tertentu dan
pada usia tertentu. Keberadaan mikroorganismenya akan selalu tetap, baik jenis ataupun
jumlahnya, jika ada perubahan akan kembali seperti semula. Flora normal yang lainnya
bersifat mutualisme. Flora normal ini akan mendapatkan makanan dari sekresi dan produkproduk buangan tubuh manusia, dan tubuh memperoleh vitamin atau zat hasil sintesis dari
flora normal. Mikroorganisme ini umumnya dapat lebih bertahan pada kondisi buruk dari
lingkungannya.
Contohnya : Streptococcus viridans, S. faecalis, Pityrosporum ovale, Candida albicans.
b.
yaitu mikroorganisme nonpatogen atau potensial patogen yang berada di kulit dan selaput
lendir/mukosa selama kurun waktu beberapa jam, hari, atau minggu. Keberadaan
mikroorganisme ini ada secara tiba-tiba (tidak tetap) dapat disebabkan oleh pengaruh
lingkungan, tidak menimbulkan penyakit dan tidak menetap. Flora sementara biasanya sedikit
5
asalkan flora tetap masih utuh, jika flora tetap berubah, maka flora normal akan melakukan
kolonisasi, berbiak dan menimbulkan penyakit.
Contohnya : Escherichia coli, Salmonella sp, Shigella sp, Clostridium perfringens, Giardia
lamblia, virus Norwalk dan virus hepatitis A.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kehadiran flora normal pada tubuh manusia adalah
1.nutrisi
2.kebersihan seseorang (berapa seringnya dibersihkan)
3.kondisi hidup
4.penerapan prinsip-prinsip kesehatan
3. Flora normal pada tubuh manusia
Flora normal biasanya ditemukan di bagian-bagian tubuh manusia yang kontak
langsung dengan lingkungan misalnya kulit, hidung, mulut, usus, saluran urogenital, mata,
dan telinga . Organ-organ dan jaringan biasanya steril.
1. Kulit
Kulit secara konstan berhubungan dengan bakteri dari udara atau dari bendabenda, tetapi kebanyakan bakteri ini tidak tumbuh pada kulit karena kulit tidak sesuai
untuk pertumbuhannya (Michael J. Pelczar, Jr. dan E.C.S Chan 2008).Kebanyakan
bakteri kulit di jumpai pada epitelium yang seakan-akan bersisik (lapisan luar epidermis),
membentuk koloni pada permukaan sel-sel mati. Kebanyakan bakteri ini adalah spesies
Staphylococcus dan sianobakteri aerobik, atau difteroid. Jauh di dalam kelenjar lemak
dijumpai bakteri-bakteri anaerobik lipofilik, seperti Propionibacterium acnes penyebab
jerawat. Jumlah dari mikroba tidak dipengaruhi oleh pencucian. Staphylococcus yang
terdapat pada epidermidis kulit yang bersifat nonpatogen, namun dapat menimbulkan
penyakit saat mencapai tempat -tempat tertentu seperti katup jantung buatan dan sendi
prostetik (sendi buatan). Bakteri ini lebih sering ditemui pada kulit dibandingkan dengan
kerabatnya yang bersifat patogen yaitu Staphylococcus aureus. Secara keseluruhan ada
sekitar 103-104 mikroorganisme/cm2 yang kebanyakan terletak pada stratum (lapisan)
korneum. Bakteri anaerob dan aerob sering bersama-sama menyebabkan infeksi sinergistik,
selulitis dari kulit dan jaringan lunak. Bakteri-bakteri tersebut merupakan bagian dari flora
normal.
Faktor-faktor yang berperan menghilangkan flora sementara pada kulit adalah pH
rendah, asam lemak pada sekresi sebasea dan adanya lisozim. Berkeringat yang berlebihan
6
atau pencucian dan mandi tidak menghilangkan atau mengubah secara signifikan flora tetap.
Jumlah mikroorganisme permukaan mungkin berkurang dengan menggosok secara kuat
setiap hari dengan sabun yang mengandung heksakloforen atau desinfektan lain, namun flora
secara cepat muncul kembali dari kelenjar sebasea dan keringat, meskipun tidak ada
hubungan secara total terhadap kulit bagian lain maupun lingkungan. Penggunaan tutup rapat
pada kulit cenderung menyebabkan populasi mikrobiota secara keseluruhan sangat meningkat
dan dapat menimbulkan perubahan kualitatif flora kulit. pH kulit pada umumnya 5-6,
sehingga terdapat jenis mikroba pada kulit antara lain: Staphylococcus aureus,
Staphylococcus epidermidis, Corynebacterium sp., Micrococcus sp., C. albican ,
Pityrosporum ovale, Pityrosporum obiculare
Gambar 5. Micrococcus sp
2. Hidung dan Nasofaring (nasopharynx)
Flora utama hidung terdiri dari korinebakteria, stafilokokus dan streptokokus. Dalam
hulu kerongkongan hidung, dapat juga dijumpai bakteri Branhamella catarrhalis (suatu
kokus gram negatif) dan Haemophilus influenzae (suatu batang gram negatif). Pemusnahan
flora normal faring dengan penisilin dosis tinggi dapat menyebabkan over growth: bakteria
negatif Gram seperti Escherichia coli, Klebsiella, Proteus, Pseudomonas atau jamur.
Gambar 6. H. influenza
3. Mulut
Kelembapan yang paling tinggi, adanya makanan terlarut secara konstan dan juga
partikel-partikel kecil makanan membuat mulut merupakan lingkungan ideal bagi
pertumbuhan bakteri. Mikrobiota mulut atau rongga mulut sangat beragam; banyak
bergantung pada kesehatan pribadi masing-masing individu.
Pada waktu lahir, rongga mulut pada hakikatnya merupakan suatu inkubator yang
steril, hangat, dan lembab yang mengandung sebagai substansi nutrisi. Air liur terdiri dari air,
asam amino, protein, lipid, dan senyawa-senyawa anorganik. Jadi, air liur merupakan
medium yang kaya serta kompleks yang dapat dipergunakan sebagai sumber nutrien
bagi mikrobe pada berbagai situs di dalam mulut. Jenis-jenis mikroba dalam mulut, antara
lain: C. albicans, S. aureus, Treponema denticum
4. Orofaring (oropharinx)
Orofaring (bagian belakang mulut juga dihuni sejumlah besar bakteri Staphylococcus
aureus dan S. epidermidis dan juga difteroid. Tetapi kelompok bakteri terpenting yang
merupakan penghuni asli orofaring ialah streptokokus hemolitik, yang juga dinamakan
Streptokokus viridans. Biakan yang ditumbuhkan dari orofaring juga akan memperlihatkan
adanya Branchamella catarrhalis, spesies Haemophilus, serta gular-galur pneumokokus
avirulen (Streptococcus pneumonia).
serta
alveoli
atau
gelembung
paru
-paru)
tidak
mengandung
mikroorganisme. Hal ini disebabkan karena saluran pernapasan berlapiskan silia, yaitu
embel-embel seperti rambut, yang menyapu mikroorganisme dan bahan -bahan lain dari
bagian sebelah dalam saluran ke bagian sebelah atas untuk dibuang. Rambut bersama
dengan lendir di dalam lubang hidung itulah yang pertama-tama membantu melindungi
saluran pernapasan dengan cara menyaring bakteri dari udara yang dihirup.
5. Usus Kecil
Lambung dan usus halus tidak mempunyai flora normal, karena lingkungan bersifat asam.
Pada bagian ujung posterior ileum terdapat bakteri E.coli dan Streptococcus faecalis
Gambar 7. E.coli
6. Usus Besar
Di dalam tubuh manusia, kolon atau usus besar, mengandung populasi mikrobe yang
terbanyak. Telah diperkirakan bahwa jumlah mikroorganisme di dalam spesimen tinja adalah
kurang lebih 1012 organisme per gram. Basilus gram negatif anaerobik yang ada meliputi
spesies Bacteroides(B. fragilis, B. melaninogenicus, B. oralis) dan Fusobacterium. Basilus
gram positif diwakili oleh spesies-spesies Clostridium(serta spesies-spesies Lactobacillus.
Flora saluran pencernaan berperan dalam sintesis vitamin K, konversi pigmen empedu dan
asam empedu, absorpsi zat makanan serta antagonis mikroba patogen. Jenis mikroba dalam
usus besar antara lain: E.coli, Enterobacter aerogenes, Salmonella sp., Shigella sp., Candida
sp., Penicillium sp., Aspergillus sp.
7. Saluran Kemih
Pada orang sehat, ginjal, ureter (saluran dari ginjal ke kandung kemih), dan kandung
kemih bebas dari mikroorganisme, namun bakteri pada umunya dijumpai pada uretra (saluran
9
dari kandung kemih ke luar) bagian bawah baik pada pria maupun wanita. Tetapi jumlahnya
berkurang di dekat kandung kemih, hal ini disebabkan oleh efek antibakterial yang
dilancarkan oleh selaput lendir uretra dan seringnya epitelium terbilas oleh air seni. Ciri
populasi ini berubah menurut variasi daur haid. Penghuni utama vagina dewasa adalah
laktobasilus yang toleran terhadap asam. Bakteri ini mengubah glikogen yang dihasilkan
epitelium vagina, dan didalam proses tesebut menghasilkan asam. Penumpukan glikogen
pada dinding vagina disebakan oleh kegiatan indung telur; hal ini tidak dijumpai sebelum
masa akil balig ataupun setelah menopause (mati haid). Sebagai akibat perombakan glikogen,
maka pH di dalam vagina terpelihara pada sekitar 4.4 sampai 4,6.
Mikrooganisme yang mampu berkembang baik pada pH rendah ini dijumpai di dalam
vagina dan mencakup enterokokus, Candida albicans , dan sejumlah besar bakteri anaerobik.
Sistem urinari dan genital secara anatomis terletak berdekatan, suatu penyakit yang
menginfeksi satu sistem akan mempengaruhi sistem yang lain khususnya pada laki-laki.
Saluran urin bagian atas dan kantong urine steril dalam keadaan normal. Saluran uretra
mengandung
mikroorganisme
sepertiStreptococcus,
Bacteriodes,
Mycobacterium,
konjungtiva
terutama
adalah
difteroid (Coynebacterium
xerosis), S. epidermidis dan Streptokukus non hemolitik. Neiseria dan basil gram negatif yang
menyerupai spesies Haemophilus (Moraxella) seringkali juga ada. Flora konjungtiva dalam
keadaan normal dikendalikan oleh aliran air mata, yang mengandung lisozim.
Flora liang telinga luar biasanya merupakan gambaran flora kulit. Dapat dijumpai
Streptococcus
Pseudomonas aeruginosa,
Gambar 8. S. pneumonia
10
interferensi. Flora residen di daerah tertentu memainkan peranan yang nyata dalam
mempertahankan kesehatan dan fungsi normal. Anggota flora residen dalam saluran cerna
menyintesis vitamin K dan membantu absorpsi makanan. Pada membran mukosa dan kulit,
flora residen mencegah kolonisasi patogen dan kemungkinan terjadinya penyakit melalui
interferensi bakteri (Yulianti,2013)
Menurut Brooks dkk dalam Nasution (2010) menyatakan bahwa mekanisme
gangguan interfernsi tersebut tidak jelas.Mekanisme tersebut dapat meliputi kompetisi
terhadap reseptor atau tempat pengikatan (binding sites) pada sel pejamu, kompetisi
mendapatkan makanan, saling menghambat oleh hasil metabolik atau toksik, saling
menghambat oleh bahan antibiotik atau bakteriosin, atau dengan mekanisme lain. Supresi
flora normal secara jelas menyebabkan kekosongan lokal parsial yang cenderung diisi oleh
organisme dari lingkungan atau dari bagian tubuh yang lain. Organisme tersebut bersifat
oportunistik dan dapat menjadi patogen.
11
12
Mekanisme pertahanan primer terhadap infeksi adalah lapisan epitel yang meliputi
konjungtiva sedangkan mekanisme pertahanan sekundernya adalah sistem imun yang berasal
dari perdarahan konjungtiva, lisozim dan imunoglobulin yang terdapat pada lapisan air mata,
mekanisme pembersihan oleh lakrimasi dan berkedip. Adanya gangguan atau kerusakan pada
mekanisme pertahanan ini dapat menyebabkan infeksi pada konjungtiva (Amadi dalam
Anonim 2012).
Mikroorganisme
yang
dapat
ditemukan
adalah
Corynebacterium
xerosis,
13
Mycoplasma (Whidia, 2010). Walaupun saat mikroorganisme memasuki mukosa trakea akan
ada mekanisme fisik untuk mengeluarkannya seperti batuk (Ryan, 2011). Namun pada
kondisi normal, di bronkus hampir tdak ada mikroorganisme yang dapat ditemukan. Dan
umumnya kondisi bronkiolus dan alveolus adalah steril.
Secara umum seluruh manusia adalah karier (pembawa) bagi mikroorganisme tertentu
penyebab infeksi saluran pernapasan. Mikroorganisme tersebut dapat hidup di saluran
pernapasan manusia sehat dan manusia ini dikatakan sebagai karier sehat (healthy carrier).
Mikroorganisme yang ada pada karier sehat selain yang telah disebutkan di atas ada pula
Haemophillus influenza (penyebab influenza), Diplococcus pneumonia (penyebab radang
paru), Neisseria meningitides (penyebab meningitis), dan Streptococcus pyogenes (penyebab
faringitis) (Ryan, 2011).
G. Flora Normal Saluran Pencernaan (Traktus Digestivus)
Saluran pencernaan adalah saluran yang berliku dan panjang. Mikroorganisme
memasuki saluran pencernaan dengan mudah dari makanan yang masuk ke dalam tubuh.
Pada dasarnya saat dilahirkan, usus adalah steril yang kemudian dapat dimasuki
mikroorganisme melalui air susu. Dimana sebagian besar mikroorganisme pada saluran
pencernaan in bersifat anaerob dan sisanya anaerob fakultatif (Dian, 2011).
Mikroorganisme saluran pencernaan biasanya ditemukan pada usus besar, walaupun
tidak menutup kemungkinan ditemukan di organ lain. (Tanjung, 2012). Pada mulut, ada 2
macam mikroorganisme dominan yang menyebabkan kerusakan gigi, yaitu Strepcoccus
sanguinis dan S. aureus. Keduanya adalah bakteri yang menghasilkan polisakarida ekstra
seluler (dekstran) sebagai perekat bakteri pada permukaan gigi yang disebut plak (Plague).
Fermentasi gula oleh bakteri dapat menyebabkan turunnya pH (asam) yang dapat
menyebabkan email gigi larut dan gigi berlubang . Selain kedua bakteri tersebut,
mikroorganisme penetap pada mulut antara lain adalah C. albicans,Treponema denticum,
anggota Streptococcus, Neisseria, Actynomyces, dan Lactobacillus (Ismail, 2012).
Pada esofagus dan lambung, umumnya bersifat steril kecuali saat ada makanan yang
masuk atau melewatinya. Makanan yang tidak steril secara otomatis akan menjadi steril
ketika memasuki lambung dan terkena getah lambung. Pada saluran setelah lambung, akan
lebih sering ditemukan bakteri E. coli. Pada usus duabelas jari, terdapat bakteri yang
didominasi bentuk kokus dan basil, sedangkan pada bagian jejunum terdapat bakteri yang
15
antara lain merupakan anggota dari : Enterococcus, Lactobasilus, Difteroid, Candida. Pada
Ileum ditemukan banyak E. coli.
Selanjutnya adalah pada usus besar. Pada usus besar ditemukan banyak jenis
mikroorganisme tinggal dan merupakan populasi terbanyak flora normal dalam saluran
pencernaan (Ismail, 2012). Jenis mikroba yang hidup dalam usus besar antara lain adalah
E.coli, Enterobacter aerogenes, Salmonella sp, Shigella sp, Candida sp, Penicillium sp, dan
Aspergillus sp. Hal ini disebabkan karena pada usus besar banyak terdapat makanan yang
telah dicerna dan sisa-sisa makanan, sehingga menjadi tempat yang ideal bagi
mikroorganisme untuk dapat hidup.
Secara umum, flora normal yang ada pada saluran pencernaan dapat dilihat pada
gambar berikut:
Gambar 13 bagan persebaran flora normal tubuh manusia terutama pada saluran
pernapasan dan saluran pencernaan. Gambar diperoleh dari rujukan Ismail, 2012.
Bakteri normal / Flora normal merupakan mikroorganisme yang secara alami berada di
tubuh kita. Mikroorgansime alami tersebut sejatinya tidak berbahaya bagi tubuh manusia jika
tubuh manusia dalam keadaan yang sehat. Mikroorganisme alami dapat membahayakan
manusia jika tubuh manusia tidak berjalan dengan normal. Contohnya jika sistem kekebalan
tubuh manusia mengalami penurunan, dan saat bagian tubuh tersebut rusak dan
mengakibatkan mikroorganisme dapat masuk kedalam tubuh manusia.
Kulit merupakan barier / perlindungan pertama bagi tubuh, melindungi tubuh agar
mikrooorganisme tidak masuk ke dalam tubuh. Kulit manusia secara umum bukanlah tempat
tinggal bagi kebanyakan mikroorganisme, tetapi kulit dapat mendukung pertumbuhan
mikroba tertentu yang ditetapkan sebagai bagian flora normal kulit. Pada bagian kulit
superfisial, bakteri aerobi tertentu memproduksi asam lemak dari sebum (kelenjar minyak).
Asam lemak tersebut menghambat pertumbuhan sebagian besar
kerja kesehatan selama kontak langsung dengan pasien atau lingkungan yang berbatasan
dengan pasien. Mikroorganisme mungkin mejadi koloni yang persisten seperti S.aureus
(Gambar 13), Gram negatif basilus atau ragi (yeast).
BAB III
PENUTUP
19
KESIMPULAN
1. Flora normal adalah kumpulan mikroorganisme yang secara alami terdapat pada
tubuh manusia normal dan sehat. Mikroorganisme yang secara tetap terdapat pada
permukaan tubuh bersifat komensal. Flora yang hidup di bagian tubuh tertentu pada
manusia mempunyai peran penting dalam mempertahankan kesehatan dan hidup
secara normal. Sebaliknya, flora normal juga dapat menimbulkan penyakit pada
kondisi tertentu. Berbagai organisme ini tidak bisa tembus (non-invasive) karena
hambatan-hambatan yang diperankan oleh lingkungan.
2. Awal mula tubuh manusia mulai ditempati oleh flora normal sejak Mikroba diperoleh
melalui kontak permukaan, penelanan atau penghisapan. Mikrobe-mikrobe ini segera
disertai oleh mikrobe-mikrobe lain dari banyak sumber yang langsung berada di
sekeliling bayi yang baru lahir tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi kehadiran
flora normal pada tubuh manusia adalah nutrisi, kebersihan seseorang (berapa
seringnya dibersihkan), kondisi hidup, penerapan prinsip-prinsip kesehatan. Flora
normal biasanya ditemukan di bagian-bagian tubuh manusia yang kontak langsung
dengan lingkungan misalnya kulit, hidung, mulut, usus, saluran urogenital, mata, dan
telinga . Organ-organ dan jaringan biasanya steril.
3. Mata merupakan organ yang sebagian besar lapisannya berupa mukosa pada
konjungtiva. Flora normal pada mata memiliki peran sebagai pencegah kolonisasi
kuman patogen dan kemungkinan terjadinya penyakit. Mekanisme pencegahan
tersebut dilakukan melalui mekanisme interferensi. Mikroorganisme yang dapat
ditemukan
adalah
Corynebacterium
xerosis,
Staphylococcus
contohnya: S.aureus.
DAFTAR RUJUKAN
Anonim.2012. Konjungtiva Chapter II (Online). http://repository.usu.ac.id/bitstream/Chapter
%20II.pdf. Diakses pada tanggal 01 November 2014
Dian, Yulia. 2011. Mikroorganisme Pada Saluran Pencernaan. Makalah. Makalah tidak
diterbitkan.
21
Ismail, Elza. 2012. Flora Normal Tubuh Manusia. Handout. Handout tidak diterbitkan.
Jawetz, Melnick and Adelbergs, 2005. Mikrobiologi Kedokteran (Medical Microbiology).
Jakarta: Salemba Medika.
Michael J. Pelczar and E.C.S Chan. 2008. Dasar-Dasar Mikrobiologi Jilid 2. Jakarta: UIPress
Raharja, Budi. 2010. Mikrobiologi Untuk Tehnisi Kesehatan: Flora Normal Manusia.
Makalah. Makalah tidak diterbitkan.
Ryan, Chaterina. 2011. Bakteriologi: Flora Normal (Bakteri) Saluran Napas. Makalah.
Makalah tidak diterbitkan.
Staf Pengajar Fakultas Kedokteran UI. 1994. Mikrobiologi Kedokteran Edisi Revisi.Jakarta:
Bina Rupa Aksara.
Tanjung, Ratna. 2012. Flora Normal Tubuh Manusia. Makalah. Makalah tidak diterbitkan.
Yulianti,Suryani.2013. FLORA NORMAL PADA MATA (online).
www.fkunissula.ac.id/index.php. Diakses pada tanggal 01 November 2014
Whidia, Weda. 2010. Flora Normal Tubuh Manusia. Makalah. Makalah tidak diterbitkan.
22