Você está na página 1de 10

PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN

HIDROGEN KARBONAT MELALUI


TITRASI ASAM BASA
1

Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah menentukan kadar natrium karbonat dan
natrium hidrogen karbonat dengan titrasi asam basa menggunakan indikator visual.

Teori Dasar
Titrasi asam basa merupakan metode yang digunakan untuk memantau
keasaman atau kebasaan suatu larutan dan untuk menentukan kadar zat yang bersifat
asam atau basa, baik organik maupun anorganik. Prinsip umum dari titrasi adalah
larutan yang akan diteliti (analit) direaksikan secara bertahap dengan cara
menambahkan larutan titran yang telah diketahui konsentrasinya hingga titik
ekivalen. Volum titran yang bereaksi diukur, persamaan reaksi yang terjadi telah
diketahui sebelumnya, maka jumlah analit yang bereaksi dapat dihitung. Untuk
membantu mengamati titik akhir titrasi asam basa, dapat digunakan indikator
tertentu yang berupa asam atau basa lemah yang memiliki zat warna yang berbeda
dalam bentuk asam atau basa dan mempunyai nilai pKa di sekitar titik ekivalensi
dari reaksi titrasi yang diamati. Faktor faktor yang harus diperhatikan untuk
keberhasilan titrasi antara lain ketelitian pembuatan larutan, kebersihan dan kualitas
alat-alat yang digunakan.
Asam karbonat merupakan asam diprotik, yang dapat membentuk garam
karbonat dan garam hidrogen karbonat. Dalam air kedua garam ini bersifat basa
sehingga secara bertahap dapat dititrasi dengan asam kuat. Persamaan reaksi yang
terjadi antara asam garam karbonat dan garam hidrogen karbonat dengan asam kuat
adalah :

Laporan Praktikum II Kimia Analitik


Modul I Penentuan Kadar Karbonat dan Hidrogen Karbonat Melalui Titrasi Asam
Basa

CO32- (aq) + H+ (aq) HCO3- (aq)


HCO32- (aq) + H+ (aq) H2CO3 (aq)

pKa = 6,37
pKa = 10,32

(1)

(2)

Mekanisme reaksi yang terjadi antara lain, pertama, seluruh Na2CO3 bereaksi
dengan HCl membentuk NaHCO3 , yang terjadi pada titik ekivalen (TE) pertama
yaitu pada pH TE = (6,37+10,32)/2 = 8,345. Kemudian NaHCO3 dari sampel dan
NaHCO3 hasil perubahan Na2CO3 bereaksi dengan HCl membentuk H2CO3. Titik
ekivalen reaksi ini terjadi pada pH sekitar 3,8.
Dari persamaan reaksi pertama, dapat diketahui jumlah mol Na2CO3 yang
bereaksi setara dengan mol HCl pada reaksi pertama. Sedangkan jumlah mol
NaHCO3 dari sampel setara dengan jumlah mol HCl pada reaksi kedua dikurangi
jumlah mol HCl pada reaksi pertama. Kadar analit dapat dihitung berdasarkan
rumus :
Kadar analit (%) = M x V x P x MR analit x 1/gr sampel x 100%
M = konsentrasi analit
V = volum analit
P = faktor pengenceran

Laporan Praktikum II Kimia Analitik


Modul I Penentuan Kadar Karbonat dan Hidrogen Karbonat Melalui Titrasi Asam
Basa

Cara Kerja

Laporan Praktikum II Kimia Analitik


Modul I Penentuan Kadar Karbonat dan Hidrogen Karbonat Melalui Titrasi Asam
Basa

Data Pengamatan
Massa Na2CO3

: 1,3145

Massa Sampel

: 1,7872

Volume HCl:

Titrasi

Percobaan 1

Percobaan 2

Rata-rata

Indikator

Perubahan Warna

Na2CO3

12,10 ml

12,35 ml

12,23 ml

PP

Pink Tidak berwarna

Sampel

21,20 ml

21,50 ml

21,35 ml

PP

Pink Tidak berwarna

39,30 ml

39,60 ml

39,45 ml

Metil Jingga

Kuning - Jingga

Perhitungan
Mol Na2CO3
Ketika Na2CO3 dilarutkan sampai 250 ml dengan menggunakan aqua dm,
[Na2CO3] =
Ketika diambil 25 ml, molaritas Na2CO3 konstan.
[

Mol

Ketika

diencerkan dengan menambah 50 ml air bebas mineral, mol


konstan.

Koefisien

dan HCl dalam reaksi tersebut, oleh karena itu, ketika mencapai

titik ekivalen, mol


Molaritas HCl = [

mol HCl =

Laporan Praktikum II Kimia Analitik


Modul I Penentuan Kadar Karbonat dan Hidrogen Karbonat Melalui Titrasi Asam
Basa

Jadi, dengan titrasi pembakuan, didapat harga molaritas HCl adalah 0,1014 Molar.
Pada saat titrasi sampel dengan menggunakan pp, volume HCl yang dibutuhkan
adalah: 21,35 ml
Mol HCl = V.M = 21,35 ml x 0,1014 M = 2,165 mmol

Mol

= Mol

= 2,165 mmol

Karena larutan sampel yang dititrasi adalah seperempat dari volume awal (25 ml
dari 100ml), maka 2,165 mmol adalah seperempat dari mol

yang ada di

dalam sampel.
Mol

dalam sampel = 4 x 2,165mmol = 8,66 mmol

Massa

% massa

dalam sampel =

Pada saat titrasi sampel dengan menggunakan metil jingga, volume HCl yang
dibutuhkan adalah: 39,45 ml
Mol HCl = V.M = 39,45 ml x 0,1014 M = 4,002 mmol

Mol

= mol

= 4,002 mmol

Dengan alasan yang sama seperti sebelumnya, mol


seperempat dari mol
Mol

tersebut adalah

total.

total = 4 x 4,002 mmol = 16,008 mmol

Laporan Praktikum II Kimia Analitik


Modul I Penentuan Kadar Karbonat dan Hidrogen Karbonat Melalui Titrasi Asam
Basa

Perlu diingat bahwa mol

di sini merupakan gabungan mol

ada di sampel dan mol

yang

yang merupakan hasil dari reaksi pertama.

Mol

Massa

dalam sampel = mol

% massa

x Mr

= 7,348 mmol x 84

dalam sampel =

Analisis dan Pembahasan

Tugas dari modul


o
10,36
pH TE karbonat menjadi hydrogen karbonat = (pKa1 +pKa2) = 8,35
pH TE karbonat menjadi asam karbonat berada di kisaran pH kerja metil
jingga (3,1-4,4), yaitu 3,9.
o Pada dasarnya, ada banyak cara untuk membuat air bebas mineral dari air
ledeng, di antaranya adalah dengan menggunakan destilasi bertingkat,
deionisasi,

osmosis

balik,

filtrasi

karbon,

microporous

filtration,

ultrafiltrasi, oksidasi ultraviolet, atau dengan dialisis.


Destilasi adalah suatu metode pemisahan berdasarkan titik didihnya. Pada
titik didih air, air akan berubah fase menjadi fase uap dan pengotor
pengotor (mineral mineral) lainnya tertinggal. Walaupun kemungkinan ada
pengotor (mineral) yang terbawa, namun pada destilasi bertingkat, akan
terjadi pengembunan dan penguapan kembali sehingga akan didapatkan air
yang benar benar murni (bebas mineral) yang kemudian dikondensasi
kembali menjadi fase cairnya.
Deionisasi adalah sebuah proses fisika yang menggunakan resin penukar
ion khusus yang mengikat dan menyaring garam garam mineral dari air.
Laporan Praktikum II Kimia Analitik
Modul I Penentuan Kadar Karbonat dan Hidrogen Karbonat Melalui Titrasi Asam
Basa

Karena mayoritas dari ketidakmurnian air disebabkan oleh garam yang


terlarut, deionisasi akan menghasilkan air dengan kemurnian sangat tinggi
yang secara umum sama dengan air hasil destilasi dan keuntungan dari
proses ini adalah proses deionisasi umumnya dapat dilakukan dengan cepat
tanpa memperhatikan faktor faktor lainnya. Bagaimanapun, deionisasi tidak
mengeliminasi molekul organik, virus, atau bakteri secara signifikan,
kecuali dengan menjerat secara incidental di dalam resin. Resin anion basa
kuat yang dibuat secara khusus dapat digunakan untuk menjerat Gramnegative bacteria serta menghilangkannya dari air. Deionisasi dapat
digunakan secara kontinu dan kita juga bisa menggunakan elektrodeionisasi
yang biayanya cukup murah. Namun, deionisasi tidak dapat menghilangkan
ion hidroksida atau ion hidronium dari air karena ion ion tersebut
merupakan

hasil

dari

ionisasi-diri

dari

water

untuk

mencapai

kesetimbangan, oleh karena itu, menghilangkan ion ion itu sama saja
dengan menghilangkan air itu sendiri.
o Untuk menghilangkan CO2 dari air, kita bisa menggunakan pompa vakum.

Dengan mengalirkan Ba(OH)2, kita bisa mendapatkan air yang bebas dari
CO2 karena:

Sedangkan

sendiri berwujud padat pada suhu ruangan sehingga

dapat terpisahkan dengan jelas antara air dan

Laporan Praktikum II Kimia Analitik


Modul I Penentuan Kadar Karbonat dan Hidrogen Karbonat Melalui Titrasi Asam
Basa

o Metode titrasi ini dapat digunakan untuk campuran campuran hasil ionisasi
asam diprotik.
o Pada titrasi ini, kita harus menggunakan air yang bebas dari karbondioksida
karena di dalam air, CO2 dapat bereaksi dengan air menjadi H2CO3
sehingga titrasi yang dilakukan menjadi tidak tepat lagi.

Larutan standar primer adalah larutan standar yang dapat dibuat dan ditentukan
konsentrasi pastinya hanya dengan menimbang padatannya, kemudian
dilarutkan dalam sejumlah pelarut, misalnya pelarut air.
Syarat larutan standar primer:

Memiliki kemurnian 100%

Bersifat stabil pada suhu kamar dan stabil pada suhu pemanasan
(pengeringan) disebabkan standar primer biasanya dipanaskan dahulu
sebelum ditimbang.

Mudah didapatkan (tersedia diaman-mana).

Memiliki berat molekul yang tinggi (MR), hal ini untuk menghindari
kesalahan relative pada saat menimbang. Menimbang dengan berat yang
besar akan lebih mudah dan memiliki kesalahan yang kecil dibandingkan
dengan menimbang sejumlah kecil zat tertentu.

Harus memenuhi kriteria syarat-syarat titrasi, yaitu:


o Reaksi antara titran dengan analit harus stoikiometri. Artinya reaksi
keduanya dapat ditulis dalam persamaan reaksi yang telah diketahui
dengan pasti. Jadi produk reaksi antara titran dan analit diketahui secara
pasti sehingga kita dapat menulis dan menyetarakan reaksinya.
o Reaksi antara titran dan analit harus berlangsung dengan cepat, hal ini
untuk memastikan proses titrasi cepat berlangsung dan titik equivalent
cepat diketahui.
o Tidak ada reaksi lain yang mengganggu reaksi antara titran dan analit.
Bila ada zat-zat pengganggu maka zat tersebut harus dihilangkan.
Sebagai contoh bila kita melakukan titrasi asam asetat dengan NaOH
maka tidak boleh ada asam lain seperti H2SO4 yang nantinya akan
mengganggu reaksi antara asam asetat dan NaOH.

Laporan Praktikum II Kimia Analitik


Modul I Penentuan Kadar Karbonat dan Hidrogen Karbonat Melalui Titrasi Asam
Basa

o Bila reaksi antara titran dengan analit telah berjalan dengan sempurna
(artinya titran dan analit sama-sama habis bereaksi) maka harus ada
sesuatu yang dapat dipergunakan untuk penanda keadaan ini. Perubahan
ini bisa berupa berubahnya warna larutan, perubahan arus listrik,
ataupun perubahan sifat fisik larutan yang lain. Perubahan ini dalam
titrasi asam basa bisa dipergunakan indikator tapi yang perlu diingat
jarak antara titik akhir titrasi dengan titik equivalent harus berdekatan.
o Kesetimbangan reaksi harus mengarah jauh ke pembentukan produk
sehingga dapat diukur secara kuantitatif. Bila reaksi tidak mengarah
jauh ke pembentukan produk maka akan sulit untuk menentukan titik
akhir titrasi.

Larutan standar sekunder adalah larutan standar yang tidak dapat dibuat dan
ditentukan konsentrasinya hanya dengan melarutkan padatannya dalam sebuah
pelarut. Pada larutan standar sekunder, konsentrasi pasti ditentukan dengan
menitrasi larutan asam tersebut dengan suatu titran tertentu (titran harus berupa
larutan standar primer) yang sudah diketahui konsentrasi pastinya.

pH kerja pp berada pada interval 8,0 sampai 9,6 dan pH titik ekivalen karbonat
berada pada pH 8,3 (berada di dalam rentang pH kerja fenolftalein). Oleh
karena itu, pada titrasi karbonat, digunakan indikator fenolftalein.

Selain itu, metil jingga juga digunakan sebagai indicator karena pH kerja dari
metil jingga adalah 3,1-4,4 dan pH titik ekivalen dari hydrogen karbonat adalah
3,9 (berada di dalam rentang pH kerja metil jingga). Oleh karena itu, metil
jingga juga digunakan sebagai indikator dalam titrasi hidrogen karbonat.

Pada titrasi ini, ada kemungkinan bahwa hasil yang diperoleh tidak 100% tepat.
Beberapa faktor yang memungkinkan adanya kesalahan-kesalahan tersebut
adalah ketidaktepatan pembacaan volume HCl pada saat titrasi, ketidaktepatan
pengambilan larutan sampel saat akan dititrasi, ketidakbersihan alat yang
digunakan, dan sebagainya.

Kesimpulan

Titrasi asam basa dengan menggunakan indicator visual dapat digunakan untuk
menentukan kadar suatu zat di dalam suatu senyawa.

Laporan Praktikum II Kimia Analitik


Modul I Penentuan Kadar Karbonat dan Hidrogen Karbonat Melalui Titrasi Asam
Basa

Kadar

Kadar

dalam sampel = 51,36 % massa


dalam sampel =

% massa

Daftar Pustaka
http://en.wikipedia.org/wiki/Purified_water (Diakses tanggal 10 Oktober 2009
pukul 11.22)
http://kimiaanalisa.web.id/bagaimana-membuat-larutan-standar/ (Diakses tanggal
10 Oktober 2009 pukul 14.30)
http://kimiaanalisa.web.id/syarat-memilih-titran-dan-analit-untuk-titrasi/

(Diakses

tanggal 10 Oktober 2009 pukul 14.40)


http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008/Sri%20Ratisah%20054828/
materi.HTM (Diakses tanggal 6 Oktober 2009 pukul 20.00)
http://rumahkimia.wordpress.com/2009/05/02/titrasi-asam-basa/ (Diakses tanggal 6
Oktober pukul 17.54)
http://warnadunia.com/apa-itu-titrasi-asam-basa/ (Diakses tanggal 6 Oktober 2009
pukul 20.15)
http://www.chemistry.org/materi_kimia/kimia_fisika1/kesetimbangan_asam_basa/
kurva_ph_titrasi/ (Diakses tanggal 6 Oktober 2009 pukul 22.23)

Laporan Praktikum II Kimia Analitik


Modul I Penentuan Kadar Karbonat dan Hidrogen Karbonat Melalui Titrasi Asam
Basa

10

Você também pode gostar