Você está na página 1de 9

Tugas II

Manajemen Keuangan

ANALISIS RASIO
LAPORAN KEUANGAN
PT.TELKOM 2011-2012
SALMA HARIS
A31112295

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS HASANUDDIN
2013

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puja dan puji syukur atas rahmat ALLAH SWT pemilik seluruh
jiwa di alam semesta ini karena berkat ridho-NYA akhirnya saya dapat
menyelesaikan tugas ini dengan baik dan selesai sebagaimana seharusnya.
Dalam tugas yang kedua dari mata kuliah manajemen keuangan ini, terdapat
analisis rasio dari laporan keuangan PT.Telkom sebagai alat ukur mengetahui
kinerja dari suatu perusahaan tersebut. Mungkin dalam pemaparannya terdapat
kesalahan yang belum saya ketahui. Maka dari itu sekiranya mohon saran & kritik
dari teman-teman maupun dosen demi tercapainya analisis rasio yang sempurna.

Makassar, September 2013


Penulis

ANALISIS RASIO
LAPORAN KEUANGAN PT.TELKOM 2011-2012

A. Liquidity Ratio
1) Current Ratio

X 100%

2011

X 100% = 96 %

2012

X 100% = 116%

Current ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan


dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh
tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dilihat dari perbandingan di
atas, pada tahun 2011 PT. Telkom hanya mampu menutupi 96% hutang
lancarnya dari aktiva lancar yang dimiliki.Itu artinya setiap Rp.1 hutang
lancar, tidak dapat diselesaikan oleh aset lancar yang hanya sebesar 0.96.
Namun beranjak pada tahun selanjutnya, tahun 2012 PT.Telkom mengalami
peningkatan dan mampu melunaskan seluruh hutang lancarnya dengan sisa
asset lancar sebesar 0,16 atau 16%. Hutang lancar sebesar Rp.1 dapat
dijamin oleh asset lancar sebesar Rp. 1.16. Namun kemajuan tersebut tentu
belum memuaskan perusahaan. Perusahaan boleh dikatakan likuid jika
utang lancarnya sebesar Rp.1 dapat dijamin oleh asset lancar sebesar Rp.2
atau current rasio 200%.
2) Quick Ratio

X 100%

2011

X 100% = 92%

2012

X 100% = 114%

Quick Ratio merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi


kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan, karena
persediaan memerlukan waktu yang relatif lama untuk dikonversi menjadi
uang kas. Dari perbandingan di atas, pada tahun 2011 PT. Telkom hanya

mampu menutupi 92% hutang lancarnya dari aktiva lancar selain persediaan
yang dimiliki. Itu artinya setiap Rp.1 hutang lancar, tidak dapat diselesaikan
oleh aset lancar yang hanya sebesar 0.92. Namun beranjak pada tahun
selanjutnya, tahun 2012 PT.Telkom mengalami peningkatan dan mampu
melunaskan seluruh hutang lancarnya dengan sisa asset lancar sebesar
0.14 atau 14%. Hutang lancar sebesar Rp.1 dapat dijamin oleh asset lancar
sebesar Rp. 1.14.
3) Cash Ratio

X 100%

2011

X 100% = 45%

2012

X 100% = 72%

Cash Ratio ialah alat ukur kemampuan perusahaan dalam menutupi


kewajiban lancarnya yang akan segera jatuh tempo melalui asset lancar
paling likuid yaitu kas dan efek. Dari perbandingan di atas, pada tahun 2011
PT. Telkom hanya mampu menutupi 45% hutang lancarnya dari kas dan
efek yang dimiliki. Itu artinya setiap Rp.1 hutang lancar, tidak dapat
diselesaikan oleh aset lancar yang paling likuid yaitu kas dan efek yang
hanya sebesar 0.45. Kemudian beranjak pada tahun selanjutnya, tahun 2012
PT.Telkom mengalami peningkatan dari 45% menjadi 72% namun belum
mampu menutupi hutang lancarnya. Hutang lancar sebesar Rp.1 tidak dapat
dijamin oleh kas dan efek yang hanya Rp. 0.72.

B. Activity Ratio
1) Total Asset Turnover (Perputaran Aset) =

X 100%

Asset Turnoner tahun 2011

X 100% = 69%

Asset Turnover tahun 2012

X 100% = 69.3%

Total Asset Turnover menggambarkan kemampuan perusahaan dalam


menghasilkan

pendapatan

dari

total

aktiva

yang

dimilikinya.

Dari

perbandingan di atas, pada tahun 2011 terdapat Rp.1 total aktiva yang dapat
menghasilkan penjualan bersih sebesar Rp. 0.69. Beranjak di tahun 2012

terjadi peningkatan produktifitas asset., Total aktiva sebesar Rp.1 mampu


menghasilkan penjualan bersih sebesar Rp. 0.693.
2) Working Capital Turnover (Perputaran Modal Kerja)

X 100%
Working Capital Turnover tahun 2011 =

X 100% = -77

Working Capital Turnover tahun 2012 =

X 100% = 20

C. Leverage Ratio (Solvabilitas Ratio)


1) Total Debt to Total Asset

2011 =

X 100% = 41%

2012 =

X 100% = 40%

X 100%

Rasio ini menunjukkan posisi antara kewajiban perusahaan terhadap


kekayaan perusahaan. Semakin besar rasio ini, semakin besar pembelian
aset perusahaan dengan menggunakan hutang dan semakin besar resiko
keuangan yang dimiliki kreditor ataupun investor. Dari perbandingan di atas,
didapati pada tahun 2011, 41% total aktiva dibiayai oleh hutang dan pada
tahun 2012 total aktiva dibiayai sebesar 40%. Debt Ratio yang semakin kecil
menujukkan hutang perusahaan semakin berkurang di tahun 2012.
2) Total Debt to Total Equity =
2011 =

X 100% = 69%

2012 =

X 100% = 66%

X 100%

Rasio keuangan ini menunjukkan proporsi relatif dari ekuitas dan hutang yang
digunakan untuk membiayai aset perusahaan. Rasio ini mencerminkan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang
ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk
membayar hutang. Dari perbandingan di atas, didapati pada tahun 2011, 69%
dana bersumber dari hutang dan 31% dari modal sendiri. Tahun 2012, 66%

dana dari hutang dan 34% dari modal sendiri.. Debt to total equity yang
semakin kecil menujukkan semakin besar pendanaan berasal dari modal
sendiri perusahaan.
3) Total Equity to Total asset =

X 100%

2011 =

X 100% = 59%

2012 =

X 100% = 60%

Rasio ini menunjukkan perbandingan antara kemampuan perusahaan


terhadap

perputaran

asset

untuk

membiayai

kegiatan

operasional

perusahaan. Di tahun 2011 kegiatan operasional perusahaan 59% berasal


dari investasi pemegang saham dan 41% dari aktiva perusahaan. Beranjak ke
tahun 2012, pendanaan kegiatan operasional perusahaan bersumber 60%
dari modal sendiri perusahaan dan 40% berasal dari aktiva yang dimiliki
perusahaan.
D. Profitabilitas Ratio
1) Grate of Return on Asset =
2011 =

X 100% = 21%

2012 =

X 100% = 23%

X 100%

Rasio di atas menggambarkan kemampuan asset perusahaan dalam


pengembalian laba bersih hasil operasi perusahaan. Dari perbandingan
tersebut, PT.Telkom mengalami peningkatan 2% laba usaha dari aktiva yang
digunakan. Di tahun 2011, untuk setiap Rp.1 total aktiva, mampu
menghasilkan laba usaha sebesar Rp.0.21, Sedangkan di tahun 2012, Rp.1
total aktiva menghasilkan Rp.0.23 laba usaha. Perbandingan di atas
menunjukkan kemampuan perusahaan semakin baik dalam penggunaan aset
secara efisien untuk memperoleh keuntungan dalam kegiatan operasional
perusahaan.
2) Return On Investment

X 100%

2011 =

X 100% = 15%

2012 =

X 100% = 16%

Dari perbandingan tersebut, PT.Telkom mengalami peningkatan 1% laba


bersih dari aktiva yang digunakan. Di tahun 2011, untuk setiap Rp.1 total
aktiva, mampu menghasilkan laba bersih sebesar Rp.0.15, Sedangkan di
tahun 2012, Rp.1 total aktiva menghasilkan Rp.0.16 laba bersih.

3) Return on net worth

2011 =

X 100% = 25%

2012 =

X 100% = 27%

X 100%

Rasio di atas menunjukkan persentase pengelolaan modal perusahaan dalam


mendapatkan laba atas modal tersebut Dari perbandingan tersebut,
PT.Telkom mengalami peningkatan 2% laba usaha dari investasi pemilik
saham dalam perusahaan. Di tahun 2011, untuk setiap Rp.1 total ekuitas,
mampu menghasilkan laba bersih sebesar Rp.0.25, Sedangkan di tahun
2012, Rp.1 total ekuitas menghasilkan Rp.0.27 laba bersih. Peningkatan
tersebut menunjukkan kemajuan dalam hal pengembalian modal bagi para
pemegang saham.

KESIMPULAN
Tahun

Current Ratio
96%
116%

2011
2012

Liquidity Ratio
Quick Ratio
92%
114%

Cash Ratio
45%
72%

Activity Ratio
Total Asset Turnover
Working Capital Turnover
69%
-77%
69.3%
20%

Tahun
2011
2012

Tahun
2011
2012

Tahun
2011
2012

Total Debt to
Total Asset Ratio
41%
40%

Leverage Ratio
Total Debt to
Total Equity Ratio
69%
66%

Total Equity to
Total Asset Ratio
59%
60%

Return on Asset
Ratio
21%
23%

Profitabilitas Ratio
Return on
Investment Ratio
15%
16%

Return on Net
Worth Ratio
25%
27%

Melalui analisis rasio di atas dapat disimpulkan bahwa PT. Telkom mengalami
masalah pendanaan yang signifikan di tahun 2011. Hal tersebut di tunjukkan
melalui rasio likuiditas. PT. Telkom memiliki hutang lancar yang lebih tinggi
dibandingkan asset lancar yang dimiliki sehingga perusahaan menjadi tidak
likuid. Namun kita bisa melihat pada perputaran asset di tahun 2011, PT.
Telkom mampu mengolah 69% dari total aktivanya menjadi pendapatan.
Sehigga belum bisa diputuskan tidak likuidnya perusahaan dikarenakan oleh
ketidakmampuan mengolah aktiva yang dimiliki. Jika kita meninjau kembali
pada

Leverage

pendanaan

Ratio,

perusahaan

masalah
yang

mungkin

bersumber

diakibatkan
dari

hutang.

oleh
Hal

tingginya
tersebut

mengakibatkan asset yang dimiliki tidak mampu menutupi kewajiban yang


dimiliki perusahaan. Sebesar 69% pendanaan dari hutang dan hanya 31%
melalui modal sendiri. Namun diluar masalah pendanaan yang dimiliki
PT.Telkom, kita bisa melihat pada Laporan Rugi Laba perusahaan mampu

menghasilkan laba bersih sebesar Rp. 15.481 miliar. Berangkat ke periode


selanjutnya, di tahun 2012 PT.Telkom mulai mengatasi ketidaklikuidannya
menutupi hutang lancarnya namun hanya mampu mengklaim 8% dari total
asset lancar sebagai asset perusahaan. Namun secara keseluruhan kita
dapat menyimpulkan PT.Telkom mengalami kemajuan di tahun 2012 dari
tahun sebelumnya yaitu tahun 2011..

Você também pode gostar