Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
: III/Rabu Siang
Zulfajri
NIM : 21030113140169
NIM : 21030113120085
: 3 Rabu Siang
3. Anggota
1. Nama Lengkap
: Zulfajri
NIM
: 21030113140169
Jurusan
: Teknik Kimia
Universitas/Institut/Politeknik
: Universitas Diponegoro
2. Nama Lengkap
NIM
: 21030113120xxx
Jurusan
: Teknik Kimia
Universitas/Institut/Politeknik
: Universitas Diponegoro
3. Nama Lengkap
: Diveganasia Lauwis
NIM
: 21030113120085
Jurusan
: Teknik Kimia
Universitas/Institut/Politeknik
: Universitas Diponegoro
Puji Lestari
Penyusun
DAFTAR ISI
2
DAFTAR TABEL
4
DAFTAR GAMBAR
Gambar Alat Iodo Iodimetri ............................................................................................. 15
5
SUMMARY
BAB I
8
BAB II
9
oks + n
Dimana red menunjukan bentuk tereduksi (disebut juga reaktan atau zat
pereduksi), oks adalah bentuk teroksidasi (oksidan atau zat pengoksidasi), n adalah
jumlah elektron yang ditransfer dan adalah elektron.
II.2 Reaksi redoks
Reaksi redoks secara luas digunakan dalam analisa titrimetrik dari zat-zat
anorganik maupun organik. Untuk menetapkan titik akhir titrasi redoks dapat dilakukan
secara potensiometrik atau dengan bantuan indikator.
Contoh dari reaksi redoks:
5Fe2+ + MnO4 + 8H+
Dimana:
5Fe2+
5Fe3+ + 5e
MnO4 + 8H+ + 5e
Mn2+ + 4H2O
10
I2 + 2e
II.4 Iodimetri
Iodimetri adalah analisis titrimetrik yang secara langsung digunakan untuk zat reduktor
atau natrium tiosulfat dengan menggunakan larutan iodin atau dengan penambahan
larutan baku berlebihan. Kelebihan iodin dititrasi kembali dengan larutan tiosulfat.
Reduktor +I2
2I
Na2S2O3 +I2
NaI + Na2S4O6
Harganya murah
Mudah didapat
11
3 gram kanji dimasukkan ke dalam beaker glass 250 ml, lalu ditetesi aquades
sampai terbentuk pasta.
Masukkan air yang telah dipanaskan pada suhu 60-65 C sebanyak 100 cc ke
dalam beaker glass yang berisi pasta amylum tersebut kemudian diaduk sampai
amylum benar-benar larut.
Diamkan sampai mengendap, setelah dingin ambil bagian tengah larutan sebagai
indikator.
2CuI + I2
2I- + S4O62-
Anion Tiosulfat bereaksi secara khas dengan asam (H+) menghasilkan sulfur,
sulfur dioksida, dan air
S2O3(aq) + 2H+
Anion Tiosulfat bereaksi secara stokiometri dengan iodin dan terjadi reaksi
redoks
2S2O32-(aq) + I2(aq)
S4O62-(aq) + 2I-(aq)
2. HCl
Fisis :
BM : 36,47 gr/mol
BJ : 1,268 gr/cc
TD : 85C
TL : -110C
Kelarutan dalam 100 bagian air 0C = 82,3
Kelarutan dalam 100 bagian air 100C = 56,3
Chemist :
Bereaksi denga Hg2+ membentuk endapan putih Hg2Cl2 yang tidak larut
dalam air panas dan asam encer tapi larut dalam amoniak encer, larutan KCN
serta tiosulfat.
2HCl + Hg2+
Hg2Cl2 + 2NH3
2H+ + Hg2Cl2
Hg(NH4)Cl +Hg +NH4Cl
PbCl2 + 2H+
2KCl + I2(aq)
KI3(aq)
14
15
16
18
BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
IV. 1 Hasil Percobaan
Tabel 4.1 Hasil Percobaan Penentuan Kadar Cu2+ Metode Iodimetri
Kadar Yang
Kadar Yang
Ditemukan
Sebenarnya
Sampel 1
222.39 ppm
599,04 ppm
64,2 %
Sampel 2
301,805 ppm
778,89 ppm
61,85%
Sampel 3
418,57 ppm
1018,36 ppm
58,5%
NO
Sampel
Persen Error
IV. 2 Pembahasan
IV. 2. 1. Hal Yang Menyebabkan Kadar Cu2+ Yang Kami Peroleh Lebih Rendah
Dari Kadar Yang Sebenarnya.
1. Oksidasi dari Iodida pada kondisi asam oleh O2 dari udara.
4I- + O2 + 4H+ 2I2 + 2H2O
Oksidasi ini berjalan lambat dalam keaadaan netral dan berlangsung
cepat dalam keadaan asam. Sinar matahari dapat mempercepat reaksi
ini. Oleh karena itu, ion-ion iodide yang diasamkan harus segera
dititrasi. Oksidasi dari iodide tersebut dapat mengakibatkan
konsentrasi iodide dapat mengalmi penurunan. Penurunan ini akan
mengakibatkan titik akhir titrasi lebih cepat terjadi dan berimbas pada
titran yang dibutuhkan akan lebih rendah.
(Maris Kasyafri, 2011)
2. Pada pH asam muncul gangguan lainnya yaiut bereaksinya I2 yang
terbentuk dengan air dan hasil reaksinya bereaksi lanjut
19
2. Beta Amilosa
3. Amilopektin
22
BAB V
PENUTUP
V. 1. Kesimpulan
1. Kadar Cu2+ yang ditemukan dalam percobaan lebih kecil dari kadar yang
sebenarnya
2. Kadar yang lebih kecil disebabkan oleh adanya oksidasi iodide, pH yang terlalu
asam, dan titrasi yang berjalan lambat.
3. Amylum mempunyai 3 lapisan yaitu lapisan alfa amilosa, lapisa kedua yaitu
beta amilosa dan lapisan ketiga yaitu ailopektin. Beta amilosa digunakan sebagai
indicator
4. Aplikasi redoks dalam bidang pangan dan energy yaitu sebagai dasar pembuatan
aki dan baterai, pemisahan logam, dan penentuan kadar vitamin C
V. 2. Saran
1. Bersihkan alat dan pastikan semuanya telah kering
2. Perhatikan perubahan warna pada sampel, dan pastikan TAT telah tercapai.
3. Hindarkan amylum dari sinar matahari langsung
4. Perhatikan penggunaan indicator amylum. Pastikan indicator yang digunakan
adalah lapisan tengah (lapisan kedua)
5. Perubahan warna pada sampel dengan indicator amylum menghasilkan warna
biru. Namun setelah titrasi, warna biru dapat hilang seketika. Tunggu warna biru
kembali sebab reaksinya tidak bersifat spontan.
23
DAFTAR PUSTAKA
Anonym. 2012. Alfa Amilosa. http://en.wikipedia.org/wiki/Alpha-amylase. Diakses
pada tanggal 20 november 2013
Anonym. 2012. Beta Amilosa. http://en.wikipedia.org/wiki/B-amylase. diakses pada
tanggal 20 november 2013
Anonym.2012. Amilopektin. http://id.wikipedia.org/wiki/Amilopektin. diakses pada
tanggal 20 november 2013
Anonim. 2011. Redoks. http://www.scribd.com/doc/82757708/Redoks. diakses pada
tanggal 15 november 2013
Anonym. 2010. Instrumen Analisis Iodimetri Indikator. http://www.chem-istry.org/materi_kimia/%20instrumen_analisis/iodimetri/indikator/. Diakses pada
tanggal 19 november 2013
Anonym. 2010. Laporan Titrasi Iodimetri. http://melangkahdengansepatuku.
blogspot.com /2010/01/laporan-titrasi-iodimetri.html. diakses pada tanggal 19
november 2013
Barmanto, susiloyudi. 2011. Iodometri dan Iodimetri. http://susiloyudibharmanto.
blogspot.com /2011/12/iodometri-dan-iodimetri.html. diakses pada tnggal 19
november 2013
Diaz, rizqi. 2012. Penerapan Konsep Reaksi Redoks. http://rizqidiaz.blogspot.com
/2012/02 /penerapan-konsep-reaksi-redoks-dalam.html. diakses tanggal 15
november 2013
R. A, Day, Jr. A. L. Underwood, 1986. Analisis Kimia Kuantitatif, edisi 5. Erlangga :
Jakarta
Syafri, mariska. 2011. Iodo Iodimetri. http://mariskasyafri.blogspot.com/2011/04/iodoiodimetri .html diakses pada tanggal 19 november 2013
Vogel, A. L. 1989. The Text of Quantitative Chemical Analysis, 5th Edition. Longman
24
25
26
27
Mn2+ + 4H2O
MnO2 + 2H2O
MnO42
MnO42- + 2H2O + 2e
MnO4- + 2H2O + 3e
2. H2SO4
30
31
Perhitungan :
mg zat = ml titran x N titran x BE zat
BE zat =
Kadar =
33
Kadar Yang
Ditemukan
Sebenarnya
Sampel 1
0.072%
0.035%
104.8%
Sampel 2
0.055%
0.0351%
57.14%
Sampel 3
0.051%
0.0377%
37.8%
NO
Sampel
Persen Error
IV. 2 Pembahasan
IV. 2. 1 Hal Yang Menyebabkan Kadar Yang Kami Peroleh Lebih Besar
Dari Kadar Yang Sebenarnya
1. Sensitivitas KMnO4 yang relative tinggi terhadap sinar. Hal
ini dapat mengakibatkan larutan KMnO4 akan terurai menjadi
MnO2, sehingga pada saat titik akhir titrasi akan diperoleh
endapan berwarna cokelat dan akan menutupi warna merah
rosa. Endapan cokelat oleh MnO2 cenderung lebih lama
terbentuk dibanding warna merah rosa, sehingga hal ini dapat
mengakibatkan volume titran KMnO4 yang dibutuhkan lebih
banyak.
(Odeyoni, 2012)
2. Penambahan KMnO4 yang terlalu lambat pada larutan seperti
asam oksalat yang telah ditambahkan H2SO4 dan telah
dipanaskan mungkin akan menyebabkan terjadinya
kehilangan oksalat, karena terbentuknya peroksida yang
kemudian terurai menjadi air
H2C2O4 + O2 H2O2 + 2CO2
34
36
2.
3.
4.
5.
Gunakan suatu penyaring yang tidak mereduksi seperti wol kaca yang telah
dimurnikan
37
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Laporan Kimia Analisis Fakultas Teknik Universitas Sumatra Utara
Anonim. 2012. Penetapan Kadar Kalsium Secara Permanganometri. http://missteen31
.wordpress.com/2012/11/23/penetapan-kadar-kalsium-secara-permanganometri/.
diakses pada 15 november 2013
Anonim. 2012. Laporan Laboratorium Kimia Analisis D3 Teknik Kimia PTI-PTS
Anwar, Dedy. 2009. Permanganometri.
http://dedyanwarkimiaanalisa.blogspot.com
38
39
Sampel 1
Volume Total Na2S2O3 percobaan 1 = 2.7 ml
Volume Total Na2S2O3 percobaan 2 = 3.4 ml
Volume Total Na2S2O3 percobaan 3 = 2.3 ml
Volume Rata-Rata = 2.8 ml
(
(
)
Sampel 2
Volume Total Na2S2O3 percobaan 1 = 4.7 ml
Volume Total Na2S2O3 percobaan 2 = 3.4 ml
Volume Total Na2S2O3 percobaan 3 = 3.3 ml
Volume Rata-Rata = 3.8 ml
(
A-1
Sampel 3
Volume Total Na2S2O3 percobaan 1 = 5.7 ml
Volume Total Na2S2O3 percobaan 2 = 5.0 ml
Volume Total Na2S2O3 percobaan 3 = 3.3 ml
Volume Rata-Rata = 5.27 ml
(
Sampel 1
Kadar Cu2+ yang sebenarnya = 599.04 ppm
(
)
(
(
)
Sampel 2
Kadar Cu2+ yang sebenarnya = 778.89 ppm
(
)
(
(
)
A-2
Sampel 3
Kadar Cu2+ yang sebenarnya = 1018.36 ppm
(
)
(
(
)
4. Persen Error
Sampel 1
Kadar Praktis
= 222.39 ppm
Kadar Teoritis
= 599.04 ppm
Sampel 2
Kadar Praktis
= 301.85 ppm
Kadar Teoritis
= 778.89 ppm
Sampel 3
Kadar Praktis
= 418.30 ppm
Kadar Teoritis
= 1018.36 ppm
A-3
A-4
)
(
)
(
Sampel 1
Volume KMnO4 = 0.4 ml
Berat Sampel
= 3.21 gr
(
(
)
(
Sampel 2
Volume KMnO4 = 0.3 ml
Berat Sampel
= 3.19 gr
(
A-5
)
(
Sampel 3
Volume KMnO4 = 0.3 ml
Berat Sampel
= 3.43 gr
(
(
)
(
3. Persen Error
Sampel 1
Kadar Praktis
= 0.072 %
Kadar Teoritis
= 0.035 %
Sampel 2
Kadar Praktis
= 0.055 %
Kadar Teoritis
= 0.0351 %
A-6
Sampel 3
Kadar Praktis
= 0.051 %
Kadar Teoritis
= 0.0377 %
A-7
LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA I
Materi :
IODO IODIMETRI PERMANGANOMETRI
NAMA
: Zulfajri
NIM : 21030113140169
GROUP
: 3 Rabu Siang
REKAN KERJA
: 1. Diveganasia Lauwis
2. Rahmatika Luthfiani Safitri
TUJUAN PERCOBAAN
1. Menentukan Kadar Cu2+ dalam sampel
2. Menentukan Kadar Fe dalam Sampel
II.
PERCOBAAN
1. Bahan Yang Digunakan
a. Iodo Iodimetri
Sampel
Na2S2O3
K2Cr2O7
HCl pekat
KI 0,1 N
3 gr Kanji
Aquadest
b. Permanganometri
3.12 gr Sampel 1
3,19 gr Sampel 2
3.43 gr Sampel 3
KMnO4 0.1 N
H2SO4 6 N
Na2C2O4 0.1 N
Buret
Klem
Statif
Erlenmeyer
Gelas ukur
Beaker glass
Pipet tetes
B-2
Pipet ukur
Corong
Pengaduk
Thermometer
Indikatot pH
Kompor listrik
3. Cara Kerja
a. Iodo iodimetri
Pembuatan amylum
1. Timbang 3 gram kanji, masukkan ke dalam beaker glass 250 ml
2. Tambahkan 100 ml aquades, panaskan sampai suhu 40C sambil
diaduk
3. Kemudian lanjutkan proses pemanasan sampai suhu 60C tanpa
pengadukan
4. Angkat, tutup dengan kantong plastik hitam, simpan di tempat gelap,
tunggu 5 menit, lapisan tengah yang berwarna putih susu yang
digunakan sebagai indikator
Standarisasi Na2S2O3 dengan K2Cr2O7 0,01 N
1. Ambil 10 ml K2Cr2O7, encerkan dengan aquadest sampai 40 ml.
2. Tambahkan 2,4 ml HCl pekat.
3. Tambahkan 12 ml KI 0,1 N.
4. Titrasi campuran tersebut dengan Na2S2O3sampai warna kuning
hampir hilang.
5. Kemudian tambahkan 3-4 tetes amylum sampai warna biru.
6. Lanjutkan titrasi sampai warna biru hilang.
7. Catat kebutuhan titran Na2S2O3 seluruhnya.
8. N Na2S2O3 =
5. Perhitungan :
mg zat = ml titran x N titran x BE zat
BE zat =
Kadar =
4. Hasil Percobaan
a. Iodo Iodimetri
Kadar Yang
Kadar Yang
Ditemukan
Sebenarnya
Sampel 1
222.39 ppm
599,04 ppm
64,2 %
Sampel 2
301,805 ppm
778,89 ppm
61,85%
Sampel 3
418,57 ppm
1018,36 ppm
58,5%
Kadar Yang
Kadar Yang
Ditemukan
Sebenarnya
NO
Sampel
Persen Error
b. Permanganometri
NO
Sampel
Sampel 1
0.072%
0.035%
104.8%
Sampel 2
0.055%
0.0351%
57.14%
Sampel 3
0.051%
0.0377%
37.8%
PRAKTIKAN
Persen Error
MENGETAHUI
ASISTEN
ZULFAJRI
TANDA TANGAN
TANGGAL
B-6