Você está na página 1de 8

PERCOBAAN IV

ANALGETIK

Tujuan
1. Mengenal berbagai cara untuk mengevaluasi secara eksperimental efek analgesic suatu
obat.
2. Memahami dasar-dasar perbedaan daya analgesic berbagai analgetika.
3. Mampu memberikan pandangan yang kritis mengenai kesesuaian khasiat yang dianjurkan
bentuk untuk sedian-sedian farmasi analgetik.

Tinjauan Pustaka
Analgetika atau obat penghilang nyeri adalah zat-zat yang mengurangi atau menghalau
rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Nyeri adalah gejala penyakit atau kerusakan yang
paling sering.Walau pun sering berfungsi untuk mengingatkan, melindungi dan sering
memudahkan diagnosis,pasien merasakannya sebagai hal yang tak mengenakkan,kebanyakan
menyiksa dankarena itu berusaha untuk bebas darinya.Seluruh kulit luar mukosa yang
membatasi jaringan dan juga banyak organ dalam bagian luar tubuh peka terhadap rasa
nyeri,tetapi ternyata terdapat juga organ yang tak mempunyai reseptor nyeri,seperti misalnya
otak .
Nyeri timbul jika rangsang mekanik,termal, kimia atau listrik melampaui suatu nilai
ambang tertentu (nilai ambang nyeri) dan karena itu menyebabkan kerusakan jaringan dengan
pembebasan yang disebut senyawa nyeri.
Semua senyawa nyeri (mediator nyeri) seperti histamine,bradikin,leukotriendan
prostaglandin merangsang reseptor nyeri (nociceptor ) di ujung-ujung saraf bebasdi kulit,
mukosa serta jaringan lain dan demikian menimbulkan antara lain reaksi radang dan kejangkejang .

Nociceptor ini juga terdapat di seluruh jaringan dan organtubuh, terkecuali di SSP.Dari
tempat ini rangsangan disalurkan ke otak melalui jaringan lebat dari tajuk-tajuk neuron dengan
sangat banyak sinaps via sumsum- belakang,sumsum-lanjutan dan otak-tengah.Dari thalamus
impuls kemudianditeruskan ke pusat nyeri di otak besar,dimana impuls dirasakan sebagai nyeri
Mediator nyeri penting adalah amin histamine yang bertanggungjawab untuk kebanyakan
reaksi alergi (bronchokonstriksi,pengembangan mukosa, pruritus) dan nyeri.Bradikinin adalah
polipeptida (rangkaian asam amino ) yang dibentuk dari protein plasma.Prostaglandin mirip
strukturnya dengan asam lemak dan terbentuk dari asam arachidonat .
Menurut perkiraan zat-zat ini meningkatkan kepekaan ujung-saraf sensoris bagi
rangsangan nyeri yang diakibatkan oleh mediator lainnya. Zat-zatini berkhasiat vasodilatasi kuat
dan meningkatkan permeabilitas kapiler yangmengakibatkan radang dan udema.Berhubung
kerjanya serta inaktivasinya

pesat

dan bersifat

local,maka

juga

dinamakan hormon

lokal.Mungkin sekali zat-zat ini juga bekerja sebagai mediator.Terkadang, nyeri dapat berarti
perasaan emosional yang tidak nyaman dan berkaitan dengan ancaman seperti kerusakan pada
jaringan karena pada dasarnya rasa nyeri merupakan suatu gejala,serta isyarat bahaya tentang
adanya gangguan padatubuh umumnya dan jaringan khususnya.
Tergantung pada serabut saraf yang menghantarkan impuls nyeri ke korteks sensorik
di otak,maka sensasi nyeri disadari sebagai nyeri yang tajam,menusuk atau nyeri yang lebih
bersifat ngilu.Penyadaran sensasi nyeri sendiri mempunyai komponen psikologi karena
meskipun nilai ambang intensitas stimulus untuk nyeri relative konstan pada orang yang normal
,tetapi sensasi nyeri sendiri dapat sangat bervariasi pada setiap orang.Analgesik narkotik (seperti
morfin) diketahui juga memodifikasi reaksi dan respon orang terhadap nyeri sehingga nyeri yang
disadarinya dapat ditoleransi dengan lebih baik (ringan).
Obat-obat yang dapat mengatasi rasa nyeri digolongkan dalam beberapa kelompok,yaitu :
1. Analgetik yang bekerja sentral (morfin dan sejenisnya)
2. Analgetik yang bekerja perifer
Ada juga beberapa obat (yang meskipun tidak digolongkan analgetik) bekerja secara
spesifik untuk meringankan penderitaan nyeri,contohnya : ergotamine,senyawa-senyawa nitrit
dan kolkhisin.Secara umum dianggap bahwa potensi suatu analgesic tidak dapat dievaluasi

dengan baik (secara eksperimental dengan orang sehat) sehingga eksperimen-eksperimen untuk
maksud ini selalu direncanakan untuk situasi klinik.
Prinsip pengujian efek analgesic secara eksperimental pada hewan percobaan adalah
mengukur kemampauan obat untuk menghilangkan atau mencegah kesadaran sensasi nyeri yang
ditimbulkan secara eksperimental,secara eksperimental sensasi ini timbul dengan cara-cara fisik
kimiawi.
Metoda yang digunakan untuk uji analgetik :
1. Metoda jentik ekor
Ekor tikus dimasukkan ke dalam air panas dan akan merasakan nyeri panas dan ekor
dijentikkan dari air panas tersebut.
2. Metode plat panas
Rangsangan nyeri yang digunakan berupa lantai kandang yang panas (55-56 C).Rasa
nyeri panas pada kaki mencit akan menyebabkan respon mengangkat kaki depan dan di
jilat,rata-rata hewan mencit memberikan respon dengan metode ini dalam waktu 3-6
detik.
3. Metode siegmund
Rangsangan nyeri yang digunakan adalah zat kimia yaitu asam asetat secara
intraperitonial.Respon nyeri berupa geliatan yaitu retraksi abdomen.Hewan mencit
dengan rangsang nyeri ini akan memberikan respon minimal 1 kali geliatan dalam 5
menit.(percobaan ini melakukan dengan metode siegmund).

Alat dan Bahan


1. Seperangkat alat siegmund
2. Stopwatch
3. Alat suntik
4. Timbangan
5. Kawat
6. Mencit 2 ekor

7. NaCMC
8. Air panas
9. Antalgin
10. Asam asetat

Cara Kerja
1. Timbang masing-masing berat mencit.
2. Buat sediaan untuk kontrol dan perlakuan.
3. Suntikkan masing-masing sediaan terhadap hewan percobaan yang telah dipersiapkan.
4. Setelah menunggu 30 menit sambil mengamati,kemudian hitung berapa kali hewan
percobaan tersebut melakukan geliatan.
5. Hewan perlakuan disuntik kembali dengan obat serta dosis yang telah ditentukan secara
Ip.
6. Selanjutnya hitung % proteksi antara geliatan perlakuan dan geliatan kontrol.
7. Buat masing-masing grafik control dan perlakuan dengan perbandingan antara % proteksi
dan waktu.

Hasil
Dosis untuk mencit :
1. Kontrol

= NaCMC 1% = 0,1 g/mL


= air panas 20 x 0,1 g
= 2 mL

2. 100 mg/kg BB

= 100 mg x 0,6348 g = 0,1269 g


500 mg

3. 125 mg/kg BB

= 125 mg x 0,6348 g = 0,1587 g


500 mg

4. 150 mg/kg BB

= 150 mg x 0,6348 g = 0,0190 g

500 mg
5. 175 mg/kg BB

= 175 mg x 0,6348 g = 0,2221 g


500 mg

6. 200 mg/kg BB

= 200 mg x 0,6348 g = 0,2539 g


500 mg

NB :

Kelompok 2 sampai 6 menggunakan obat Antalgin yang disuntikkan secara IP.

Sedangkan kelompok 1 hanya mengerjakan atau membuat untuk larutan yang digunakan
sebagai kontrol saja.

a. Geliatan Kontrol
Waktu ( 10 menit)

Geliatan

1-10 menit

30

11- 20 menit

30

21-30 menit

31

b. Geliatan Perlakuan
Waktu ( 10 menit )

Geliatan

1-10 menit

11-20 menit

11

21-30 menit

14

% proteksi = 100 - (geliatan perlakuan x 100%)


Geliatan control
= 100 - (34 x 100%)
91
= 100 37,36 = 62,64 %

Pembahasan
Percobaan mengenai pengujian efek analgesik ini memiliki tujuan utama untuk menguji
efek analgesik yang dilakukan pada hewan percobaan.Obat analgesik adalah obat yang
digunakan untuk menekan atau

mengurangi rasa nyeri terhadap rangsang

nyeri mekanik,

termik, listrik atau kimiawi di sistem syaraf pusat dan perifer.Mekanisme umum kerja obat ini
adalah penghambatan pembentukan prostaglandin yang merupakan mediator rasa nyeri.Obatobat analgesik dibagi menjadi dua golongan, yaitu analgesik narkotika yang berkhasiat kuat dan
analgesik non narkotika (AINS) yang berkhasiat tidak terlalu kuat dibandingkan dengan
obatanalgesik narkotika
Mekanisme penghambatan

prostaglandin oleh obat analgesik adalah dengan

menghambat biosintesis prostaglandin.Prostaglandin akan dilepaskan oleh sel yang mengalami


kerusakan. Pembentukan prostaglandin dihambat dengan menghambat enzim siklooksigenase
yang bertugas mengubah asam arachidonat menjadi endoperoksida (PGG2/PGH).PGH akan
memproduksi prostaglandin,sehingga secara tidak langsung obat analgesik menghambat
pembentukan prostaglandin.Prostaglandin berperan
kerusakan

pada nyeri yang

berkaitan dengan

jaringan atau inflamasi dan menyebabkan sensitivitas reseptor nyeri terhadap

stimulasi mekanik dan kimiawi.


Metode yang dilakukan pada percobaan ini mentode induksi kimia.Metode induksi kimia
digunakan terutama untuk menguji obat analgesik non narkotik,yaitu dengan menggunakan
senyawa kimia.
Obat ini diujikan pada sejumlah hewan percobaan.Obat analgesik yang digunakan adalah
antalgin dengan perbedaan dosis pada masing-masing kelompok,sedangkan untuk uji kontrol
digunakan Na- CMC dan sebagai zat penginduksinya asam asetat 2 %.
Mula-mula dilakukan penimbangan hewan percobaan terlebih dahulu serta perhitungan
pemberian sediaan dahulu. Hewan percobaan yang digunakan dalam percobaan ini adalah
mencit.Digunakan hewan ini karena mencit merupakan hewan yang mudah diamati dan dapat
menunjukkan efek analgesik yang diberikan dengan hanya memperhatikan jumlah geliatnya.
Selanjutnya, hewan percobaan dibagi dalam 2 kelompok, yaitu kelompok kontrol dan kelompok
uji.

Pada t = 0 hewan percobaan pada kelompok kontrol diberikan suspensi Na cmc 1 %


secara per oral, pada hewan percobaan kelompok uji diberi antalgin secara per oral.Selanjutnya
diberikan penginduksi asam asetat 2 % pada 30 menit berikutnya secara peritonial.Pemberian
obat dan penginduksi dilakukan sesuai dengan perhitungan dosis yag telah dilakukan.Asam
asetat merupakan asam lemah yang tidak terkonjugasi dalam tubuh,pemberian sediaan asam
asetat terhadap hewan percobaan akan merangsang prostaglandin untuk menimbulkan rasa nyeri
akibat adanya kerusakan jaringan atau inflamasi. Prostaglandin meyebabkan sensitisasi reseptor
nyeri terhadap stimulasi mekanik dan kimiawi sehingga prostaglandin dapat menimbulkan
keadaan

hiperalgesia,kemudian

mediator

kimiawi

seperti

bradikinin

dan

histamine

merangsangnya dan menimbulkan nyeri yang nyata. Akibat dari adanya rasa nyeri inilah hewan
percobaan akan menggeliatkan kaki belakangnya saat efek dari penginduksi ini bekerja.
Pemberian sediaan asam asetat pada peritonial atau selaput gastrointestinal hewan
memungkinkan sediaan lebih mudah diabsorbsi oleh tubuh dan cepat memberikan efek.

Kesimpulan
Analgetika atau obat penghilang nyeri adalah zat-zat yang mengurangi atau menghalau
rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran.
Obat analgesik adalah obat yang digunakan untuk menekan atau mengurangi rasa nyeri
terhadap rangsang nyeri mekanik,termik,listrik atau kimiawi di sistem syaraf pusat
dan perifer.
Dengan melakukan percobaan ini para praktikan bisa memahami bagaimana hewan
percobaan tersebut merespon rasa nyeri yang di ujikan terhadapnya.
Hewan percobaan melakukan geliatan dengan cara menarik atau memanjangkan
tubuhnya sambil menarik kedua kaki dan tangannya.
Dari hasil yang didapatkan,bisa disimpulkan bahwa hewan percobaan kontrol lebih sering
melakukan geliatan pada setiap 10 menitnya yaitu 30,30,dan 31.Sedangkan yang
perlakuan hanya 9,11,dan 14 kali geliatan.
Obat yang digunakan untuk hewan perlakuan adalah antalgin.

Daftar Pustaka
1. Diktat penuntun praktikum
2. http.praktikum farmakologi analgetik.com
3. www.scribd.com/doc/laporan-praktikum-farmakologi

Você também pode gostar