Você está na página 1de 115

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN

KECEMASAN DALAM MENGHADAPI PERSALINAN


DI POLIKLINIK KEBIDANAN DAN KANDUNGAN
RSUP FATMAWATI TAHUN 2009

YONNE ASTRIA
105104003493

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2009 M / 1431 H

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN


KECEMASAN DALAM MENGHADAPI PERSALINAN
DI POLIKLINIK KEBIDANAN DAN KANDUNGAN
RSUP FATMAWATI TAHUN 2009

Skripsi Diajukan sebagai Tugas Akhir Strata-1 (S-1)


untuk Memenuhi Persyaratan Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

YONNE ASTRIA
105104003493

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2009 M / 1431 H

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:


1. Skripsi yang saya buat merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk
memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta
2. Semua sumber referensi yang saya gunakan dalam penelitian ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi
yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

ABSTRAK
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Skripsi, Desember 2009
YONNE ASTRIA, NIM. 105104003493
Hubungan Karakteristik Ibu Hamil Trimester III dengan Kecemasan dalam
Menghadapi Persalinan di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUP Fatmawati
tahun 2009
xxiii + 87 halaman, 19 tabel, 3 bagan, 7 lampiran
Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis, perubahan
psikologis, dan adaptasi dari seorang wanita yang pernah mengalaminya. Sebagian
kaum wanita menganggap bahwa kehamilan adalah kodrati yang harus dilalui, tetapi
sebagian lagi menganggapnya sebagai peristiwa yang menentukan kehidupan
selanjutnya. Sejak saat hamil, ibu sudah mengalami kecemasan. Kecemasan
meningkat menjelang persalinan terutama pada trimester III. Tujuan penelitian adalah
untuk mengetahui hubungan antara karakteristik ibu hamil trimester III (umur,
graviditas, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan status kesehatan) dengan kecemasan
dalam menghadapi persalinan.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan
rancangan cross sectional. Jumlah sampel penelitian sebanyak 158 orang. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah accidental sampling. Pengumpulan data
dilakukan di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUP Fatmawati pada tanggal
27 Oktober17 November 2009. Teknik analisa yang dilakukan yaitu analisa ChiSquare dengan menggunakan = 5 %. Instrumen yang digunakan adalah Zung SelfRating Anxiety Scale (ZSAS) untuk mengukur tingkat kecemasan pada ibu hamil
trimester III dalam menghadapi persalinan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 158 responden, sebanyak 47.5% ibu
hamil tidak mengalami cemas dan 52.5% ibu hamil mengalami cemas. Dari lima
variabel yang diteliti, tiga variabel ternyata tidak dapat membuktikan adanya
hubungan, yaitu umur (p=0.873), pekerjaan (p=0.133), dan status kesehatan
(p=0.692), sedangkan variabel yang lain yaitu graviditas (p=0.005) dan tingkat
pendidikan (p=0.05) secara statistik dapat membuktikan adanya hubungan yang
signifikan dengan kecemasan dalam menghadapi persalinan. Maka peneliti
menyarankan agar Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUP Fatmawati
menyediakan jasa konsultasi yang berguna bagi ibu hamil untuk dapat terhindar dari
kecemasan dalam menghadapi persalinan.
Kata Kunci: Kehamilan, Trimester III, Kecemasan
Daftar Bacaan: 35 (19832009)

ABSTRACT
STUDY PROGRAM OF NURSING SCIENCE
FACULTY OF MEDICAL AND HEALTH SCIENCE
ISLAMIC STATE UNIVERSITY SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
UNDERGRADUATED THESIS, December 2009
YONNE ASTRIA, NIM. 105104003493
Relationship Characteristics III Trimester Pregnant women with anxiety in the face of
Labor in Obstetrics and Gynecology Clinic RSUP Fatmawati in 2009
xxiii + 87 pages, 19 tables, 3 charts, 7 attachment
Pregnancy is a dramatic episode of the biological conditions, physiological
changes, and adaptation of a woman who've been there. Some women think that
pregnancy is natural to go through, but some regard it as a decisive event to the next
life. Since when pregnant, the mother was experiencing anxiety. Anxiety increased
before labor, especially in the third trimester. The research objective is to determine
the relationship between the characteristics of third-trimester pregnant women (age,
gravidities, and level of education, employment, and health status) with anxiety in the
face of labor.
This research is a quantitative study using cross-sectional design. The number
of sample 158 people. Sampling technique used was Accidental sampling. The data
was collected in Obstetrics and Gynecology Clinic Fatmawati on October 27 to
November 17, 2009. Engineering analysis is conducted Chi-square analysis by using
= 5%. Instruments used are Zung Self-Rating Anxiety Scale (ZSAS) to measure the
level of anxiety in the third trimester pregnant women in the face of labor.
The results showed that of 158 respondents, 47.5% of pregnant women do not
experience anxiety and 52.5% of pregnant women experience anxiety. Of the five
variables studied, three variables were not able to prove the existence of a
relationship, namely age (p=0.873), employment (p=0.133), and health status
(p=0.692), whereas the other variables are graviditas (p=0.005) and education level
(p=0.05) can prove statistically significant relationship with anxiety in the face of
labor. So the researchers suggest that Obstetrics and Gynecology Clinic Fatmawati
provide useful consulting services for pregnant women to avoid the anxiety in the
face of labor.
Keywords: Pregnancy, Third Trimester, Anxiety
Bibliography : 35 (1983-2009)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul


HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN
KECEMASAN DALAM MENGHADAPI PERSALINAN
DI POLIKLINIK KEBIDANAN DAN KANDUNGAN
RSUP FATMAWATI TAHUN 2009

Telah disetujui dan diperiksa pembimbing Skripsi


Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Jakarta, 1 Desember 2009

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama

: YONNE ASTRIA

Tempat, Tanggal Lahir : Padang, 11 Juni 1987


Jenis Kelamin

: Perempuan

Agama

: Islam

Alamat

: Jalan Semanggi I nomor 32, RT 001 RW 03, Kelurahan


Cempaka Putih, Kecamatan Ciputat Timur, Kabupaten
Tangerang, Provinsi Banten

Alamat Asal

: Jorong

Surau

Labuah,

Kenagarian

Panampung,

Kecamatan IV Angkat, Kabupaten Agam, Sumatera Barat


Email

: ria_thayla@yahoo.co.id

Latar Belakang Pendidikan


1993-1999

: SD Negeri 47 Panampung Puun

1999-2002

: MTs Negeri Panampung

2002-2005

: SMA Negeri 1 IV Angkat

2005-2009

: Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah


Jakarta, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan,
Program Studi Ilmu Keperawatan

LEMBAR PERSEMBAHANKU

CINTA UNTUK MAMA_PAPA


Kebahagiaan akan terasa lebih lengkap apabila kita dikelilingi oleh orangorang yang kita cintai. Berbicara mengenai cinta, ada beberapa orang yang tentunya
tidak diragukan lagi ketulusan cintanya dan takkan melepaskan cinta mereka untuk
kita, yaitu KELUARGA terutama orang tua.
Keberhasilan dan perjuangan yang kita capai hari ini tak lepas dari cinta, kasih
sayang, dukungan serta bimbingan dari orang tua. Bahagiaku surga mereka dan
deritaku pilu mereka.
Aku berdiri mengenakan toga ini. Di sebuah jalan setapak yang gelap,
pandanganku tertuju pada dua orang di kejauhan sana dengan senyuman yang tak
asing dimataku. Dua orang yang sangat aku hargai, dua orang yang sangat aku
hormati, aku cintai dan aku sayangi, ya mereka papa dan mamaku.
Dengan disertai senyuman aku berjalan menghampiri mereka. Seiring dengan
langkah, terintas dibenakku atas apa yang mereka lakukan terhadapku selama ini.

Mama yang telah mengandungku selama sembilan bulan, mama yang sudah
memperjuangkan hidup dan matinya hingga aku dapat hadir didunia ini.
Mama juga yang telah merawatku dengan penuh kelembutan dan kasih sayang. Papa
yang telah mendidikku, papa yang rela bekerja banting tulang, ikhlas mengeluarkan
keringatnya agar aku dapat menikmati hidup, detik demi detik, hari demi hari, bahkan
tahun demi tahun.
Apakah yang dapat aku lakukan untuk membalas mereka? Sering aku tutup
telinga, tidak mau mendengar nasehat mereka. Sering aku berbohong kepada mereka
untuk kepuasanku. Sering aku melawan jika mereka marah karena kenakalanku.
Tapi apa mereka memendam perasaan dendam terhadapku? Tidak, tidak sama
sekali. Mereka dapat tulus memaafkan kekhilafanku, mereka tetap menyayangiku
dalam setiap hembusan nafas mereka, bahkan mereka tetap menyebutkan namaku
dalam setiap doa-doa mereka, hingga aku bisa menjadi seperti sekarang ini. YA
ALLAH betapa durhakanya aku, tak sadarkah aku betapa mereka adalah orang yang
berhaga bagiku.
Langkah-langkahku terhenti dihadapan mereka, dan kupandangi wajah papa
dan mamaku. Ku tatap mata mereka yang berbinar-binar dan mulai meneteskan air
mata bahagia, air mata haru, air mata bangga melihatku memakai toga ini. Ku cium
tangan mereka, ku peluk mereka sambil berkata "papa_mama yang kuberikan hari
ini tidak akan cukup membalas seperti mama dan papa berikan selama ini".
Terima kasih pa, terima kasih ma, aku sayang papa dan mama sampai akhir hayatku,
terima kasih.
LOVE U SO MUCH MOM and PA

KATA PENGANTAR

Alhamdulillaahirabbilaalamiin, puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat
menyusun dan menyelesaikan skripsi dengan judul Hubungan Karakteristik Ibu
Hamil Trimester III dengan Kecemasan dalam Menghadapi Persalinan di Poliklinik
Kebidanan dan Kandungan RSUP Fatmawati Tahun 2009. Salawat beserta salam
tidak lupa kita hadiahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Dalam proses penyelesaian skripsi ini penulis telah banyak mendapat bantuan
berupa bimbingan dan dukungan dari semua pihak. Untuk itu melalui tulisan ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Prof. Dr (hc). Dr. M.K Tadjudin, Sp. And dan Drs. H. Achmad Gholib, M.A
sebagai Dekan dan Pembantu Dekan Bidang Administrasi Umum Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Tien Gartinah, M.N selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
3. Irma Nurbaeti, S.Kp, M.Kep, Sp.Mat, selaku pembimbing utama dan Catur
Rosidati, S.KM, M.KM, selaku pembimbing kedua yang dengan kepiawaian dan
kebaikannya, sabar membimbing penulis sejak pemilihan ide proposal hingga
skripsi ini diselesaikan dengan baik

4. Bapak / Ibu dosen Program Studi Ilmu Keperawatan yang tidak bisa disebutkan
satu persatu, yang telah memberi ilmu pengetahuan yang sangat berguna bagi
penulis dan mahasiswa / i pada umumnya
5. Staf akademik Program Studi Ilmu Keperawatan, Bapak Azib, Ibu Syamsiah, dan
Bapak Rohman
6. Ibu Refida selaku pembimbing lapangan yang memberikan masukan dan arahan
saat penulis melakukan penelitian di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUP
Fatmawati
7. Pemimpin beserta staf RSUP Fatmawati yang telah mengizinkan penulis untuk
mengadakan penelitian di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan
8. Dosen penguji yang telah memberikan kritikan dan saran terhadap penyusunan
dan kesempurnaan dari skripsi ini
9. Teristimewa ucapan terima kasih kepada seluruh keluarga tercinta, orang tua
(ibunda LELMUS dan ayahanda Drs. ARIDJAL) yang telah memberikan kasih
sayang, doa, dan pengorbanan yang tak terkira demi kehidupan dan masa depan
penulis
10. Adik-adik (HAFIZH, HERU, dan YUDHA) yang telah memberi semangat dan
keceriaan pada penulis sehingga segala kepenatan dapat terobati dalam
menyelesaikan skripsi ini.
11. Kakanda Wawan Sapudela yang selalu memberikan kasih sayang, motivasi, dan
doanya, serta setia mendampingi penulis disaat susah maupun senang untuk
menyelesaikan skripsi

12. Keluarga Besar FKIK, khususnya seluruh rekan-rekan PSIK dan teman
seperjuangan angkatan 2005. Terima kasih atas semangat dan diskusi demi
kesempurnaan skripsi ini
13. Keluarga besar YOBANA GROUP (Daim Donk, Riki, Da Adnan) yang membuat
hari-hari penulis penuh ceria dan semangat. Untuk Daim Bahsora terimakasih atas
pengeditan skripsinya
14. Sahabat SMA ku: Iwat, Yolly, dan Afdhal yang selalu memberi semangat dan
mendoakan penulis agar cepat lulus
Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu
penulis berharap kritikan dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun demi
kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya terima kasih untuk semua bimbingan, arahan,
kritikan dan saran yang telah diberikan oleh semua pihak. Semoga Allah
melimpahkan rahmat dan kemudahan kepada kita semua. Amin Yaa Robbalalamiin.

Jakarta,

Desember 2009

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul
Lembar Pernyataan ............................................................................................

Abstrak .................................................................................................................

ii

Lembar Persetujuan ...........................................................................................

iv

Daftar Riwayat Hidup ........................................................................................

vii

Lembar Persembahan .........................................................................................

viii

Kata Pengantar ...................................................................................................

Daftar Isi ..............................................................................................................

xiii

Daftar Tabel......................................................................................................... xviii


Daftar Bagan .......................................................................................................

xx

Daftar Lampiran .................................................................................................

xxi

Daftar Singkatan .................................................................................................

xxii

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...........................................................................

B. Rumusan Masalah ......................................................................

C. Pertanyaan Penelitian .................................................................

D. Tujuan Penelitian .......................................................................

E. Manfaat Penelitian .....................................................................

10

F. Ruang Lingkup Penelitian ..........................................................

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Kecemasan ....................................................................

12

1. Pengertian Kecemasan .........................................................

12

2. Teori Kecemasan ..................................................................

13

3. Faktor Pencetus Kecemasan .................................................

14

4. Tingkat Kecemasan ..............................................................

15

5. Respon Terhadap Kecemasan ..............................................

18

6. Alat Ukur Kecemasan ..........................................................

20

B. Konsep Kehamilan .....................................................................

21

1. Pengertian Kehamilan ..........................................................

21

2. Batasan Kehamilan ...............................................................

21

3. Ibu Hamil pada Trimester III (27-40 minggu) .....................

22

4. Perubahan Fisiologis pada Ibu Hamil Trimester III .............

23

5. Perubahan Psikologis pada Ibu Hamil Trimester III ............

25

6. Tanda-tanda Bahaya pada Ibu Hamil Trimester III .............

26

7. Pandangan Islam Mengenai Kehamilan ................................

28

C. Konsep Persalinan ......................................................................

29

1. Pengertian Persalinan ...........................................................

29

2. Bentuk Persalinan .................................................................

30

3. Fisiologi Persalinan ..............................................................

30

4. Tanda dan Gejala Persalinan ................................................

31

D. Beberapa Karakteristik Ibu Hamil yang Terkait dengan

BAB III

Kecemasan dalam Menghadapi Persalinan ................................

32

E. Kecemasan Ibu Hamil dalam Menghadapi Persalinan ...............

36

F. Kerangka Teori ...........................................................................

37

KERANGKA

KONSEP,

HIPOTESA,

DAN

DEFINISI

OPERASIONAL

BAB IV

A. Kerangka Konsep .......................................................................

40

B. Hipotesa Penelitian .....................................................................

41

C. Definisi Operasional ...................................................................

42

METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian ........................................................................

45

B. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel .................

45

C. Lokasi dan Waktu Pengumpulan Data .......................................

48

D. Teknik Pengumpulan Data .........................................................

48

E. Instrumen Penelitian ...................................................................

49

F. Uji Coba Instrumen ....................................................................

51

G. Pengolahan Data..........................................................................

52

H. Analisa Data ................................................................................

53

I. Masalah Etika Penelitian ............................................................

54

BAB V

HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum RSUP Fatmawati ...........................................

55

1. Sejarah Singkat......................................................................

55

2. Struktur Organisasi RSUP Fatmawati ...................................

56

3. Visi dan Misi RSUP Fatmawati ............................................

56

4. Fasilitas Pelayanan ................................................................

57

5. Poliklinik Kebidanan dan Kandungan ..................................

57

B. Analisa Univariat ........................................................................

59

1. Kecemasan dalam Menghadapi Persalinan ...........................

59

2. Umur .....................................................................................

60

3. Graviditas ..............................................................................

61

4. Tingkat Pendidikan ...............................................................

62

5. Pekerjaan ..............................................................................

63

6. Status Kesehatan ...................................................................

65

C. Analisa Bivariat ...........................................................................

66

1. Hubungan Umur dengan Kecemasan ....................................

66

2. Hubungan Graviditas dengan Kecemasan ............................

67

3. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Kecemasan ..............

68

4. Hubungan Pekerjaan dengan Kecemasan .............................

69

5. Hubungan Status Kesehatan dengan Kecemasan ..................

70

BAB VI

PEMBAHASAN
A. Keterbatasan Penelitian ...............................................................

72

B. Analisa Univariat ........................................................................

73

1. Gambaran Kecemasan Ibu Hamil Trimester III

BAB VII

dalam Menghadapi Persalinan ..............................................

73

2. Gambaran Kecemasan Berdasarkan Umur ...........................

73

3. Gambaran Kecemasan Berdasarkan Graviditas ....................

74

4. Gambaran Kecemasan Berdasarkan Tingkat Pendidikan .....

75

5. Gambaran Kecemasan Berdasarkan Pekerjaan .....................

76

6. Gambaran Kecemasan Berdasarkan Status Kesehatan .........

77

C. Analisa Bivariat ...........................................................................

77

1. Hubungan Umur dengan Kecemasan ....................................

77

2. Hubungan Graviditas dengan Kecemasan ............................

78

3. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Kecemasan ..............

79

4. Hubungan Pekerjaan dengan Kecemasan .............................

80

5. Hubungan Status Kesehatan dengan Kecemasan ..................

81

KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan .................................................................................

82

B. Saran ............................................................................................

83

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................

85

DAFTAR TABEL
Nomor Tabel

Halaman

3.1

Definisi Operasional..................................................................................

5.1

Distribusi Ketenagaan di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUP


Fatmawati Tahun 2009 ..............................................................................

5.2

42

58

Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Responden dalam Menghadapi


Persalinan di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUP Fatmawati
tahun 2009 .................................................................................................

5.3

59

Distribusi Frekuensi Kecemasan Responden dalam Menghadapi


Persalinan di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUP Fatmawati tahun
2009 dikategorikan ....................................................................................

5.4

Distribusi Frekuensi Umur Responden di Poliklinik Kebidanan


dan Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009 ..........................................

5.5

62

Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Responden di Poliklinik


Kebidanan dan Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009 .......................

5.9

61

Distribusi Frekuensi Graviditas Responden di Poliklinik Kebidanan


dan Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009 dikategorikan ..................

5.8

61

Distribusi Frekuensi Graviditas Responden di Poliklinik Kebidanan


dan Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009 ..........................................

5.7

60

Distribusi Frekuensi Umur Responden di Poliklinik Kebidanan


dan Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009 dikategorikan ..................

5.6

60

62

Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Responden di Poliklinik


Kebidanan dan Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009 dikategorikan

63

5.10

Distribusi Frekuensi Pekerjaan Responden di Poliklinik Kebidanan


dan Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009 ..........................................

5.11

Distribusi Frekuensi Pekerjaan Responden di Poliklinik Kebidanan


dan Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009 dikategorikan ..................

5.12

68

Distribusi Kecemasan Berdasarkan Pekerjaan Responden di Poliklinik


Kebidanan dan Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009 .......................

5.18

68

Distribusi Kecemasan Berdasarkan Tingkat Pendidikan Responden


di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009 ..

5.17

66

Distribusi Kecemasan Berdasarkan Graviditas Responden di


Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009 .......

5.16

66

Distribusi Kecemasan Berdasarkan Umur Responden di Poliklinik


Kebidanan dan Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009 .......................

5.15

65

Distribusi Frekuensi Status Kesehatan Responden di Poliklinik


Kebidanan dan Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009 dikategorikan

5.14

64

Distribusi Frekuensi Status Kesehatan Responden di Poliklinik


Kebidanan dan Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009 .......................

5.13

64

70

Distribusi Kecemasan Berdasarkan Status Kesehatan Responden di


Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009 .......

70

DAFTAR BAGAN

Nomor Bagan

Halaman

2.1

Rentang Respon Kecemasan .....................................................................

17

2.2

Kerangka Teori..........................................................................................

39

3.1

Kerangka Konsep .....................................................................................

40

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Surat permohonan analisa situasi di Poliklinik Kebidanan dan


Kandungan RSUP Fatmawati

Lampiran 2

Surat permohonan uji validitas di Poliklinik Kebidanan RS Syarif


Hidayatullah

Lampiran 3

Surat permohonan izin penelitian di Poliklinik Kebidanan dan


Kandungan RSUP Fatmawati

Lampiran 4

Lembar Informed consent

Lampiran 5

Kuesioner Penelitian

Lampiran 6

Hasil analisa univariat dan bivariat

Lampiran 7

Progress Report Bimbingan Skripsi

DAFTAR SINGKATAN

ACTH

: Adreno Cortico Tropin Hormone

ASI

: Air Susu Ibu

BPS

: Balai Pengobatan Swasta

CI

: Confident Interval

CPD

: Cephalo Pelvic Dispropotion

Depkes RI

: Departemen Kesehatan Republik Indonesia

FSH

: Folicle Stimulating Hormone

GH

: Growth Hormone

GSI

: Gerakan Sayang Ibu

HARS

: Hamilton Anxiety Rating Scale

hCG

: Human Chorionic Gonadotropin

HIV

: Human Immunodeficiency Virus

HPA

: Hipotalamo Pituitary Adrenal

HPHT

: Haid Pertama Haid Terakhir

KIA

: Kesehatan Ibu dan Anak

IRT

: Ibu Rumah Tangga

LH

: Lutenizing Hormone

MDGs

: Millenium Development Goals

Menkes

: Menteri Kesehatan

PAP

: Pintu Atas Panggul

Perjan

: Perusahaan Jawatan

PPK-BLU

: Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum

PT

: Perguruan Tinggi

RSUP

: Rumah Sakit Umum Pusat

RI

: Republik Indonesia

SD

: Sekolah Dasar

SDM

: Sumber Daya Manusia

SLTP

: Sekolah Lanjut Tingkat Pertama

SMA

: Sekolah Menengah Atas

TBC

: Tuberculosis

OR

: Odds Ratio

TMAS

: Taylor Manifest Anxiety Scale

WHO

: World Health Organization

ZSAS

: Zung Self-Rating Anxiety Scale

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bangsa yang mempunyai derajat kesehatan yang tinggi merupakan bangsa
yang maju. Mewujudkan bangsa yang maju dan mandiri serta sejahtera lahir
maupun batin merupakan bagian dari pembangunan nasional. Hal ini diwujudkan
dalam paradigma sehat dan visi pembangunan kesehatan yaitu Indonesia Sehat
2010 (Depkes RI, 1999).
Salah

satu

upaya

pelayanan

kesehatan

yang

terpenting

adalah

meningkatkan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), yang salah satunya menyangkut
pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, misalnya dengan Program Gerakan
Sayang Ibu (GSI). GSI ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup
perempuan sebagai sumber daya manusia, khususnya pada saat kehamilan dengan
merencanakan kehamilan yang sehat dan direncanakan dengan baik (Depkes RI,
1999).
Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin merupakan
masalah besar di negara berkembang. Tahun 1996, WHO memperkirakan lebih
dari 585.000 ibu pertahunnya meninggal saat hamil atau bersalin. Tahun 1997,
WHO menyelenggarakan Safe Motherhood Technical Consultation di Colombo,
Srilangka. Konferensi internasional ini menekankan perlu dipercepat penurunan
Angka Kematian Ibu (AKI) pada tahun 2000 menjadi separuhnya.

Di Indonesia, AKI masih relatif tinggi dibandingkan dengan negara


tetangga, meskipun ada penurunan dari tahun-tahun sebelumnya, seperti Thailand,
Malaysia,

dan

Singapura.

Pada

tahun

2003,

Departemen

Kesehatan

memperkirakan AKI melahirkan sebanyak 307 per 100 ribu kelahiran hidup.
Sedangkan pada tahun 2007, laporan Balai Pengobatan Swasta (BPS)
menyebutkan AKI menjadi 248 per 100 ribu kelahiran. Pada tahun 2009,
diharapkan pemerintah mampu menurunkan AKI menjadi 226 per 100 ribu
kelahiran hidup (Dinkes Kaltim, 2008).
Persalinan lama merupakan salah satu penyebab tingginya AKI di
Indonesia. Beberapa faktor yang berkontribusi terjadinya persalinan lama antara
lain power atau kekuatan ibu saat melahirkan tidak efektif, bayi yang terlalu
besar, ketidaksesuaian ukuran panggul dengan kepala bayi dan psikologis ibu
yang tidak siap menghadapi persalinan (Gorrie, McKinney & Murray, 1998).
Bulan September - November 2003, Seksi Pelayanan Khusus Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Barat bekerja sama dengan RS Jiwa Bandung, RS Jiwa
Cimahi, dan Bagian Psikiatri FKUP/RSHS melakukan survei kesehatan jiwa pada
ibu hamil dan menyusui di 112 puskesmas, di 24 kabupaten provinsi Jawa Barat.
Hasil penelitian ini menunjukkan, 798 orang atau (27%) dari 2.928 responden ibu
hamil dan menyusui, menunjukkan tanda gangguan psikiatri berupa kecemasan
atau ansietas (Dinkes Jabar, 2003).

Kecemasan merupakan periode singkat perasaan gugup atau takut yang


dialami seseorang ketika dihadapkan pada pengalaman yang sulit dalam
kehidupan (Wangmuba, 2009). Kehamilan dapat merupakan sumber stressor
kecemasan, terutama pada seorang ibu yang labil jiwanya.
Sejak saat hamil, ibu sudah mengalami kegelisahan dan kecemasan.
Kegelisahan dan kecemasan selama kehamilan merupakan kejadian yang tidak
terelakkan, hampir selalu menyertai kehamilan, dan bagian dari suatu proses
penyesuaian yang wajar terhadap perubahan fisik dan psikologis yang terjadi
selama kehamilan. Perubahan ini terjadi akibat perubahan hormon yang akan
mempermudah janin untuk tumbuh dan berkembang sampai saat dilahirkan
(Kushartanti, dkk., 2004).
Kehamilan itu sendiri dikelompokkan menjadi tiga trimester, yaitu
trimester I (0-3 bulan), trimester II (4-6 bulan), dan trimester III (7-9 bulan). Pada
trimester I, biasanya seorang ibu mudah mengalami depresi, yang disebabkan
oleh meningkatnya frekuensi berkemih, morning sickness, kelelahan, dan
keletihan. Ketika usia kehamilan ibu memasuki trimester II, hal seperti ini akan
berhenti, dan akan kembali lagi saat ibu memasuki usia kehamilan di trimester III.
Adapun pada trimester III, kecemasan menjelang persalinan akan muncul.
Pertanyaan dan bayangan apakah dapat melahirkan normal, cara mengejan,
apakah akan terjadi sesuatu saat melahirkan, atau apakah bayi lahir selamat, akan
semakin sering muncul dalam benak ibu hamil. Rasa nyeri pada waktu persalinan
sudah sejak dahulu menjadi pokok pembicaraan para wanita (Hasuki, 2007).

Oleh karena itu, banyak calon ibu yang muda belia menghadapi kelahiran
anaknya dengan perasaan takut dan cemas (Maramis, 2005).
Dengan makin tuanya kehamilan, maka perhatian dan pikiran ibu hamil
mulai tertuju pada sesuatu yang dianggap klimaks, sehingga kegelisahan dan
ketakutan yang dialami ibu hamil akan semakin intensif saat menjelang persalinan
(Aprianawati, 2007). Hal senada juga diungkap Kartono (1992) bahwa pada usia
kandungan tujuh bulan ke atas, tingkat kecemasan ibu hamil semakin akut dan
intensif seiring dengan mendekatnya kelahiran bayi. Rasa takut menjelang
persalinan menduduki peringkat teratas yang paling sering dialami ibu selama
hamil (Lestaringsih, 2006).
Tidak semua ibu menyadari bahwa aspek fisik dan psikis adalah dua hal
yang terkait saling mempengaruhi. Jika kondisi fisiknya kurang baik, maka proses
berfikir, suasana hati, tindakan yang bersangkutan dalam kehidupan sehari-hari
akan terkena imbas negatifnya. Suasana hati yang tidak menentu dan emosi yang
meledak-ledak dapat mempengaruhi detak jantung, tekanan darah, produksi
adrenalin, aktifitas kelenjar keringat, reaksi asam lambung, seperti marah, gelisah
dan merasa malas (Al-Atiq, 2007).
Kekhawatiran dan kecemasan pada ibu hamil apabila tidak ditangani
dengan serius akan membawa dampak dan pengaruh terhadap fisik dan psikis,
baik pada ibu maupun janin. Ibu yang mengalami kecemasan atau stres, sinyalnya
berjalan

lewat

aksis

HPA

(Hipotalamo-Pituitary-Adrenal)

yang

dapat

menyebabkan lepasnya hormon stres antara lain Adreno Cortico Tropin Hormone

(ACTH), kortisol, katekolamin, -Endorphin, Growth Hormone (GH), prolaktin


dan Lutenizing Hormone (LH) / Folicle Stimulating Hormone (FSH).
Lepasnya hormon-hormon stres tersebut mengakibatkan terjadinya
vasokonstriksi sistemik, termasuk diantaranya konstriksi vasa utero plasenta yang
menyebabkan gangguan aliran darah di dalam rahim, sehingga penyampaian
oksigen ke dalam miometrium terganggu dan mengakibatkan lemahnya kontraksi
otot rahim. Kejadian tersebut menyebabkan makin lamanya proses persalinan
(partus lama) sehingga janin dapat mengalami kegawatan (fetal-distress).
Disamping itu dengan meningkatnya plasma kortisol, berakibat menurunkan
respon imun ibu dan janin.
Penelitian di Indonesia menunjukkan bahwa ibu hamil yang mengalami
kecemasan tingkat tinggi dapat meningkatkan resiko kelahiran bayi prematur
bahkan keguguran. Penelitian lain menunjukkan bahwa ibu hamil dengan
kecemasan yang tinggi ketika hamil akan meningkatkan resiko hipertensi pada
kehamilan (Suririnah, 2004). Resiko hipertensi dapat berupa terjadinya stroke,
kejang, bahkan kematian pada ibu dan janin. Jika hal itu dibiarkan terjadi, maka
angka mortalitas dan morbiditas pada ibu hamil akan semakin meningkat.
Perawat mempunyai andil yang cukup besar dalam mengatasi masalah
tersebut. Perawat harus dapat mengenali gejala kecemasan dan mengurangi
kecemasan ibu hamil dengan memberikan penjelasan mengenai kehamilan,
persalinan, kecemasan dan efek kecemasan pada ibu hamil dan janin. Dukungan
emosional sangat dibutuhkan oleh ibu hamil untuk mempersiapkan diri baik fisik

maupun mental dalam menghadapi kehamilan dan persalinan sebagai salah satu
proses yang alamiah.
Penelitian yang dilakukan oleh Astuti (2005) mengenai faktor-faktor
penyebab kecemasan ibu hamil, dari 50 responden diperoleh 46% mengalami
kecemasan ringan, 50% kecemasan sedang, dan 4% kecemasan berat. Sedangkan
penelitian Yuliana (2008), mengenai kecemasan pada ibu hamil trimester III,
dimana kecemasan yang dialami dibagi ke dalam kategori jenis kehamilan
(graviditas), usia, dan tingkat pendidikan, dari 51 responden yang diteliti
diperoleh 49% tidak mengalami kecemasan (normal), 47.1% kecemasan ringan,
3.9% kecemasan sedang, dan tidak ada yang mengalami kecemasan berat.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Poliklinik Kebidanan
dan Kandungan RSUP Fatmawati, didapatkan data bahwa pada bulan Maret 2009
jumlah pasien yang memeriksakan kehamilan sebanyak 396 orang. Berdasarkan
status kesehatan, pasien yang datang sangat beragam. Ada ibu yang status
kesehatannya baik dan ada ibu yang mengalami komplikasi dalam kehamilannya
sehingga dikategorikan sebagai ibu yang beresiko tinggi. Ibu yang tergolong
kelompok resiko tinggi ini memiliki penyakit seperti anemia, Diabetes Mellitus,
hipertensi, dan letak janin yang lintang atau sungsang. Jumlah ibu yang status
kesehatannya baik sebanyak 93.9% dan ibu yang beresiko tinggi sebanyak 6.1%.
Hasil wawancara dengan penanggung jawab Poliklinik Kebidanan dan
Kandungan RSUP Fatmawati, dapat disimpulkan bahwa masih banyak ibu hamil
yang merasa bingung, takut, cemas, dan khawatir terhadap kehamilan dan proses

persalinannya nanti. Hal ini terutama bagi ibu primigravida dan ibu yang
mengalami komplikasi pada kehamilan.
Hasil wawancara dengan salah satu pasien, G3P1A1, didapatkan bahwa
pasien sangat cemas dan khawatir menghadapi persalinannya yang semakin dekat
dikarenakan dia mengalami komplikasi seperti Diabetes Mellitus dan hipertensi.
Selain itu riwayat kehamilan sebelumnya, janin yang dikandung meninggal pada
usia kehamilan delapan bulan, sehingga memperberat kecemasannya.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk meneliti
Bagaimana hubungan karakteristik ibu hamil trimester III dengan kecemasan
dalam menghadapi persalinan di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUP
Fatmawati tahun 2009?.

B. Rumusan Masalah
Kehamilan dapat merupakan sumber stressor kecemasan, terutama pada
seorang ibu yang labil jiwanya. Kemampuan dalam menghadapi keadaan tersebut
tergantung pada usia, pendidikan, maturitas, kepribadian, pengalaman kehamilan
dan persalinan sebelumnya, serta keadaan sosial ekonomi (Benson, 1984).
Kekhawatiran dan kecemasan pada ibu hamil apabila tidak ditangani
dengan serius akan membawa dampak dan pengaruh terhadap fisik dan psikis,
baik pada ibu maupun janin. Jika hal ini dibiarkan terjadi, maka angka morbiditas
dan mortalitas pada ibu hamil akan semakin meningkat. Oleh sebab itu, perlu
dilakukannya penelitian mengenai hubungan karakteristik ibu hamil trimester III

dengan kecemasan dalam menghadapi persalinan di Poliklinik Kebidanan dan


Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009.

C. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka pertanyaan untuk penelitian
ini adalah:
1. Bagaimana gambaran kecemasan ibu hamil trimester III dalam menghadapi
persalinan di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUP Fatmawati tahun
2009?
2. Bagaimana gambaran karakteristik ibu hamil trimester III yang meliputi umur,
graviditas, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan status kesehatan dengan
kecemasan dalam menghadapi persalinan di Poliklinik Kebidanan dan
Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009?
3. Bagaimana hubungan antara umur ibu hamil trimester III dengan kecemasan
dalam menghadapi persalinan di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUP
Fatmawati tahun 2009?
4. Bagaimana hubungan antara graviditas ibu hamil trimester III dengan
kecemasan dalam menghadapi persalinan di Poliklinik Kebidanan dan
Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009?
5. Bagaimana hubungan antara tingkat pendidikan ibu hamil trimester III dengan
kecemasan dalam menghadapi persalinan di Poliklinik Kebidanan dan
Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009?

6. Bagaimana hubungan antara pekerjaan ibu hamil trimester III dengan


kecemasan dalam menghadapi persalinan di Poliklinik Kebidanan dan
Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009?
7. Bagaimana hubungan antara status kesehatan ibu hamil trimester III dengan
kecemasan dalam menghadapi persalinan di Poliklinik Kebidanan dan
Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009?

D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan karakteristik ibu hamil trimester III
dengan kecemasan dalam menghadapi persalinan di Poliklinik Kebidanan dan
Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi gambaran kecemasan ibu hamil trimester III dalam
menghadapi persalinan di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUP
Fatmawati tahun 2009
b. Mengidentifikasi gambaran karakteristik ibu hamil trimester III yang
meliputi umur, graviditas, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan status
kesehatan di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUP Fatmawati
tahun 2009
c. Mengetahui hubungan antara umur ibu hamil trimester III dengan
kecemasan dalam menghadapi persalinan di Poliklinik Kebidanan dan
Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009

d. Mengetahui hubungan antara graviditas ibu hamil trimester III dengan


kecemasan dalam menghadapi persalinan di Poliklinik Kebidanan dan
Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009
e. Mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan ibu hamil trimester III
dengan kecemasan dalam menghadapi persalinan di Poliklinik Kebidanan
dan Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009
f. Mengetahui hubungan antara pekerjaan ibu hamil trimester III dengan
kecemasan dalam menghadapi persalinan di Poliklinik Kebidanan dan
Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009
g. Mengetahui hubungan antara status kesehatan ibu hamil trimester III
dengan kecemasan dalam menghadapi persalinan di Poliklinik Kebidanan
dan Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009

E. Manfaat Penelitian
1. Bagi pelayanan keperawatan
Untuk mengetahui secara nyata kecemasan yang terjadi pada ibu hamil
trimester III dalam menghadapi persalinan, sehingga dapat tercapainya
pemberian asuhan keperawatan secara menyeluruh.
2. Bagi tenaga kesehatan
Dapat dijadikan sebagai data bagi perawat dan tenaga kesehatan lainnya di
Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUP Fatmawati yang menangani ibu
hamil untuk menyusun upaya-upaya yang sesuai dalam mengatasi dan

mengurangi kecemasan ibu hamil trimester III, terutama untuk health


promotion dan health prevention.
3. Bagi pendidikan
Dapat dijadikan sebagai masukan dalam mengembangkan ilmu khususnya
ilmu keperawatan maternitas dan keperawatan jiwa tentang kecemasan pada
ibu hamil trimester III dalam menghadapi persalinan.
4. Bagi penelitian selanjutnya
Dapat dijadikan sebagai data dasar bagi peneliti lain untuk kepentingan
pengembangan ilmu berkaitan dengan kecemasan ibu hamil trimester III
menghadapi persalinan.

F. Ruang Lingkup Penelitian


Penelitian ini menggambarkan kecemasan ibu hamil trimester III dalam
menghadapi persalinan, dan karakteristik ibu hamil trimester III yang meliputi
umur, graviditas, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan status kesehatan, serta
melihat sejauh mana karakteristik tersebut dapat berhubungan dengan kecemasan
dalam menghadapi persalinan.
Penelitian ini dilakukan di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUP
Fatmawati pada tanggal 27 Oktober-17 November 2009. Populasi penelitian ini
adalah ibu hamil trimester III (7-9 bulan). Desain penelitian menggunakan
pendekatan kuantitatif dengan rancangan penelitian secara cross sectional.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Kecemasan
1. Pengertian Kecemasan
Setiap orang pasti pernah mengalami kecemasan pada saat-saat tertentu
dan dengan tingkat yang berbeda-beda. Hal tersebut mungkin saja terjadi
karena individu merasa tidak memiliki kemampuan untuk menghadapi hal
yang mungkin menimpanya dikemudian hari. Teori behavior menjelaskan
bahwa kecemasan muncul melalui classical conditioning, artinya seseorang
mengembangkan reaksi kecemasan terhadap hal-hal yang pernah dialami
sebelumnya dan reaksi-reaksi yang telah dipelajari dari pengalamannya
(Bellack & Hersen, 1988; dalam Wangmuba, 2009).
Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya anxiety berasal dari Bahasa
Latin angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti
mencekik. Kecemasan merupakan perasaan individu dan pengalaman
subjektif yang tidak dapat diamati secara langsung dan perasaan tanpa objek
yang spesifik dipacu oleh ketidaktahuan dan didahului oleh pengalaman baru
(Stuart and Sundeen, 1998: 175). Pada kehamilan trimester III, psikologi dan
emosional wanita hamil dikuasai oleh perasaan dan pikiran mengenai
persalinan yang akan datang dan tanggung jawab sebagai ibu yang akan
mengurus anaknya (Aprianawati, 2007).

Dapat penulis simpulkan, bahwa kecemasan ibu hamil pada trimester III
dalam menghadapi persalinan adalah suatu kondisi psikologis atau perasaan
yang tidak menyenangkan yang mengancam individu pada masa kandungan
7-9 bulan dimana objek kecemasan itu tidak jelas, dikarenakan adanya
perubahan-perubahan fisiologis seperti perubahan bentuk tubuh ataupun rahim
yang semakin membesar dan perut menurun serta tekanan-tekanan yang
dirasakan dalam perut yang menyebabkan ketidakstabilan kondisi psikologis,
seperti merasa takut, khawatir, was-was dan tidak tahu apa yang akan terjadi
dan yang harus dia lakukan setelah anaknya lahir.
2. Teori Kecemasan
Menurut Stuart dan Sundeen (1998:177), ada beberapa teori penyebab
kecemasan antara lain:
a. Teori psikoanalitik
Kecemasan adalah konflik emosional yang terjadi antara dua elemen
kepribadian yaitu id dan super ego. Id mewakili dorongan insting dan
impuls primitive seseorang, sedangkan super ego mencerminkan hati
nurani seseorang dan dikembangkan oleh norma budaya.
b. Teori interpersonal
Bahwa kecemasan timbul akibat ketakutan atau ketidakmampuan untuk
berhubungan secara interpersonal serta sebagai akibat penolakan. Hal ini
dikaitkan dengan trauma perkembangan, perpisahan, kehilangan, dan lain
sebagainya.

c. Teori perilaku
Kecemasan merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu yang
mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.
d. Teori biologik
Dalam otak terdapat reseptor spesifik terhadap benzodiazepin, dimana
reseptor ini dapat mengatur timbulnya kecemasan.
e. Kajian keluarga
Menunjukkan bahwa kecemasan merupakan hal yang biasa ditemui dalam
suatu keluarga.
3. Faktor Pencetus Kecemasan
Menurut Stuart and Sundeen (1998:181), pencetus timbulnya
kecemasan dapat disebabkan oleh berbagai sumber yaitu sumber internal
maupun sumber eksternal, hal tersebut dibedakan menjadi:
a. Ancaman terhadap integritas fisik
Merupakan

ketidakmampuan

fisiologis

atau

penurunan

kapasitas

seseorang untuk melakukan aktifitas sehari-hari, meliputi sumber eksternal


bisa disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri, polusi, lingkungan,
ancaman keselamatan, injuri; sedangkan sumber internal merupakan
kegagalan mekanisme fisik seseorang seperti jantung, sistem imun,
termoregulator menurun, perubahan biologis normal seperti kehamilan.

b. Ancaman terhadap self esteem


Merupakan sesuatu yang terjadi yang dapat merusak identitas harapan diri
dan integritas fungsi sosial, meliputi sumber eksternal yaitu berbagai
kehilangan seperti kehilangan orang tua, teman dekat, perceraian,
perubahan status pekerjaan, pindah rumah, tekanan sosial; sedangkan
sumber internal yaitu kesulitan dalam hubungan interpersonal di dalam
rumah, di tempat kerja, dan di dalam masyarakat.
4. Tingkat Kecemasan
Menurut Stuart and Sundeen (1998:175), klasifikasi tingkat kecemasan
dibedakan menjadi empat, yaitu:
a. Tingkat kecemasan ringan, ditandai dengan:
1) Respon fisiologis seperti ketegangan otot ringan.
2) Respon kognitif seperti lapang pandang meluas, memotivasi untuk
belajar, kesadaran yang pasif pada lingkungan.
3) Respon tingkah laku dan emosi seperti suara melemah, otot-otot wajah
relaksasi, mampu melakukan kemampuan/keterampilan permainan
secara otomatis, ada perasaan aman dan nyaman.
b. Tingkat kecemasan sedang, ditandai dengan:
1) Respon fisiologis seperti peningkatan ketegangan dalam batas
toleransi, perhatian terfokus pada penglihatan dan pendengaran,
kewaspadaan meningkat.

2) Respon kognitif seperti lapang persepsi

menyempit, mampu

memecahkan masalah, fase yang baik untuk belajar, dapat fokus pada
hal-hal yang spesifik.
3) Respon tingkah laku dan emosi seperti perasaan tertantang dan perlu
untuk

mengatasi

situasi

pada

dirinya,

mampu

mempelajari

keterampilan baru.
c. Tingkat kecemasan berat, ditandai dengan:
1) Respon fisiologis seperti aktivitas sistem saraf simpatik (peningkatan
epinefrin, tekanan darah, pernapasan, nadi, vasokonstriksi, dan
peningkatan suhu tubuh), diaphoresis, mulut kering, ingin buang air
kecil, hilang nafsu makan karena penurunan aliran darah ke saluran
pencernaan dan peningkatan produk glukosa oleh hati, perubahan
sensori seperti penurunan kemampuan mendengar, nyeri, pupil
dilatasi, ketegangan otot dan kaku.
2) Respon kognitif seperti lapang persepsi sangat menyempit, sulit
memecahkan masalah, fokus pada satu hal.
3) Respon tingkah laku dan emosi seperti lapang personal meluas,
aktifitas fisik meningkat dengan penurunan mengontrol, contoh
meremas tangan, jalan bolak-balik. Perasaan mual dan kecemasan
mudah meningkat dengan stimulus baru seperti suara. Bicara cepat
atau mengalami blocking, menyangkal, dan depresi.

d. Tingkat panik, ditandai dengan:


1) Respon fisiologis seperti pucat, dapat terjadi hipotensi, berespon
terhadap nyeri, bising dan stimulus eksternal menurun. Koordinasi
motorik buruk. Penurunan aliran darah ke otot skeletal.
2) Respon kognitif seperti tidak terkontrol, gangguan berpikir secara
logis, tidak mampu memecahkan masalah.
3) Respon tingkah laku dan emosi seperti perasaan marah, takut dan
segan. Tingkah laku menjadi tidak biasa seperti menangis dan
menggigit. Suara menjadi lebih tinggi, lebih keras, bicara cepat dan
blocking.
Bagan 2.1 Rentang Respon Kecemasan

Respon Adaptif

Antisipasi

Respon Maladaptif

Ringan

Sedang

Berat

(Sumber: Stuart dan Sundeen, 1998)

Panik

5. Respon terhadap Kecemasan


Menurut Stuart dan Sundeen (1998:178) bahwa respon individu
terhadap kecemasan meliputi respon fisiologis, perilaku, kognitif, dan afektif.
a. Respon fisiologis individu terhadap kecemasan, yaitu:
1) Kardiovaskuler
Responnya berupa palpitasi, jantung berdebar, tekanan darah
meningkat atau menurun, rasa mau pingsan, dan denyut nadi menurun.
2) Pernafasan
Responnya berupa nafas cepat dan dangkal, nafas pendek, tekanan
pada dada, pembengkakan pada tenggorokan, sensasi tercekik, dan
terengah-engah.
3) Neuromuskuler
Responnya berupa refleks meningkat, reaksi kejutan, mata berkedipkedip, tremor, gelisah, wajah tegang, kelemahan umum, kaki goyang,
dan gerakan yang janggal.
4) Gastrointestinal
Responnya berupa kehilangan nafsu makan, menolak makan, rasa
tidak nyaman pada abdomen, mual, dan diare.
5) Traktus urinarius
Responnya berupa sering berkemih, tidak dapat menahan BAK.

6) Kulit
Responnya berupa wajah kemerahan, berkeringat setempat (telapak
tangan), gatal, rasa panas dan dingin pada kulit, wajah pucat, dan
berkeringat seluruh tubuh.
b. Respon perilaku
Respon perilaku berupa gelisah, ketegangan fisik, tremor, gugup, bicara
cepat, kurang koordinasi, cenderung mendapat cidera, menarik diri dari
hubungan interpersonal, menghalangi, dan menghindar dari masalah.
c. Kognitif
Responnya berupa konsentrasi terganggu dan pelupa, salah dalam
memberikan penilaian, hambatan berfikir, kreatifitas dan produktifitas
menurun, bingung, sangat waspada, kesadaran diri meningkat, kehilangan
objektifitas, takut kehilangan kontrol, takut pada gambaran visual, takut
cidera atau kematian.
d. Afektif
Responnya berupa mudah terganggu, tidak sabar, gelisah dan tegang,
ketakutan, dan gugup.

6. Alat Ukur Kecemasan


Kecemasan seseorang dapat diukur dengan menggunakan instrumen
Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS), Analog Anxiety Scale, Zung SelfRating Anxiety Scale (ZSAS), dan Trait Anxiety Inventory Form Z-I (STAI
Form Z-I) (Kaplan & Saddock, 1998).
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen Zung SelfRating Anxiety Scale (ZSAS), yang merupakan instrumen yang dirancang
untuk meneliti tingkat kecemasan secara kuantitatif, kemudian dilakukan
beberapa modifikasi sesuai dengan kebutuhan penelitian. Instrumen ZSAS
dikembangkan oleh William W.K Zung (1997).
Batasan keadaan kecemasan adalah suatu pengalaman manusia yang
universal berbentuk respon emosional yang tidak menyenangkan, ditandai
oleh perasaan takut dan khawatir terhadap ancaman bahaya yang tidak
teridentifikasi dan bersumber pada konflik-konflik di dalam diri sendiri,
disertai gejala-gejala fisik disebabkan rangsangan sistem syaraf simpatik.
Berdasarkan analisis statistik, ZSAS mampu membedakan dengan jelas
penderita kecemasan dengan diagnosa lain dan juga hubungan antara setiap
pertanyaan dengan total skor yang didapat adalah bermakna.

B. Konsep Kehamilan
1. Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah dikandungnya janin hasil pembuahan sel telur oleh
sel sperma (Kushartanti, 2004). Lamanya kehamilan normal adalah 280 hari
(40 minggu), dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu) dihitung dari hari
pertama haid terakhir (Winkjosastro, 1992). Istilah medis untuk wanita hamil
adalah gravida, sedangkan manusia di dalamnya disebut embrio (mingguminggu awal) dan kemudian janin (sampai kelahiran).
Kehamilan manusia dibagi menjadi tiga periode trimester untuk
memudahkan tahap dari perkembangan janin. Trimester I (minggu 1-13)
merupakan resiko tinggi terjadi keguguran (kematian alami embrio atau
janin), sedangkan pada masa trimester II (minggu 14-26) perkembangan janin
dapat dimonitor dan didiagnosa. Trimester III (minggu 27-40) menandakan
awal viabilitas, yang berarti janin dapat tetap hidup bila terjadi kelahiran awal
alami atau kelahiran dipaksakan.
2. Batasan Kehamilan
Menurut Wiknjosastro (1992:125) masa kehamilan dimulai dari
konsepsi sampai lahirnya janin di intrauteri, dengan perhitungan berikut:
a. Kehamilan 0-20 minggu disebut abortus
b. Kehamilan 21-28 minggu disebut kehamilan immatur
c. Kehamilan 29-36 minggu disebut kehamilan prematur
d. Kehamilan 37-42 minggu disebut kehamilan matur
e. Kehamilan >42 minggu disebut kehamilan postmatur

3. Ibu hamil pada Trimester III (27-40 minggu)


Pada trimester III, ibu hamil lebih berorientasi pada realitas untuk
menjadi orang tua yang menanti kelahiran anak, dimana ikatan antara orang
tua dan janin berkembang pada trimester ini. Perhatian ibu hamil biasanya
mengarah pada keselamatan diri dan anaknya. Bersamaan dengan harapan
akan hadirnya seorang bayi, timbul pula kecemasan akan adanya kelainan
fisik maupun mental pada bayi. Kecemasan akan nyeri dan kerusakan fisik
akibat melahirkan serta kemungkinan hilangnya kontrol saat persalinan perlu
mendapat perhatian pula.
Ketidaknyamanan fisik dan gerakan janin sering mengganggu istirahat
ibu. Dispnea, peningkatan urinasi, nyeri punggung, konstipasi, dan varises
dialami oleh kebanyakan ibu pada kehamilan tahap akhir. Peningkatan ukuran
abdomen mempengaruhi kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Posisi yang nyaman sulit didapat, biasanya ibu hamil menjadi semakin tidak
sabar menanti saat-saat semuanya berlalu (Bobak et.al, 2004:184 ).

4. Perubahan Fisiologis pada Ibu hamil Trimester III


Menurut Bobak (2004), beberapa perubahan fisiologis yang terjadi
pada kehamilan trimester III yaitu:
a. Vagina dan vulva
Vagina dan vulva akibat hormon estrogen juga mengalami perubahan.
Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih
merah dan kebiru-biruan (tanda Chadwicks). Pada bulan terakhir
kehamilan, cairan vagina mulai meningkat dan lebih kental.
b. Payudara
Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan
memberikan Air Susu Ibu (ASI) pada laktasi. Perkembangan payudara
tidak dapat dilepaskan dari pengaruh hormon saat kehamilan, yaitu
estrogen, progesteron, dan somatomammotropin. Pada kehamilan 12
minggu ke atas, dari puting susu dapat keluar cairan berwarna putih agak
jernih disebut kolostrum.
c. Sirkulasi darah
Setelah kehamilan di atas 30 minggu, terdapat kecenderungan peningkatan
tekanan darah. Sama halnya dengan pembuluh darah yang lain, vena
tungkai juga mengalami distensi, karena terjadi obstruksi aliran balik vena
akibat tingginya tekanan darah vena yang kembali dari uterus dan akibat
tekanan mekanik dari uterus pada vena cava. Keadaan ini menyebabkan
varises pada vena tungkai (dan kadang-kadang pada vena vulva) pada
wanita yang rentan.

d. Sistem respirasi
Pada kehamilan 33-36 minggu, banyak ibu hamil akan merasa susah
bernafas karena bayi yang berada di bawah diafragma menekan paru-paru
ibu. Tapi setelah kepala bayi turun ke rongga panggul, biasanya 2-3
minggu sebelum persalinan, ibu akan merasa lega dan lebih mudah
bernafas. Selain itu juga rasa terbakar di dada (hearthburn) biasanya akan
ikut hilang, karena tekanan bagian tubuh bayi di bawah tulang iga ibu
sudah berkurang.
e. Sistem pencernaan
Karena pengaruh estrogen, pengeluaran asam lambung meningkat yang
dapat menyebabkan pengeluaran air liur berlebihan (hipersalivasi), daerah
lambung terasa panas, morning sickness, dan mual muntah. Peningkatan
progesteron menyebabkan kehilangan tonus otot dan penurunan peristaltik
(konstipasi) yang menyebabkan absorpsi air di usus besar meningkat.
f. Sistem perkemihan
Pada akhir kehamilan, muncul keluhan urinary frequency, yaitu
peningkatan sensitivitas kandung kemih karena pembesaran uterus yang
menekan kandung kemih, menimbulkan rasa ingin berkemih walaupun
kandung kemih hanya berisi sedikit urin.

5. Perubahan Psikologis pada Ibu hamil Trimester III


Perubahan psikososial pada kehamilan terjadi sebagai respon terhadap
gangguan fisiologis yang terjadi dan terhadap peningkatan tanggung jawab
yang berhubungan dengan kehadiran individu baru yang belum mampu
mandiri. Trimester III merupakan klimaks kegembiraan emosi menanti
kelahiran bayi.
Sekitar bulan ke-8 mungkin terdapat periode tidak semangat dan
depresi, ketika bayi membesar dan ketidaknyamanan bertambah sehingga
menyebabkan calon ibu mudah lelah dan tergantung pada pasangan atau orang
lain di sekitarnya. Calon ibu menjadi lebih introspektif dan mulai banyak
memikirkan dan mencemaskan persalinan, kelahiran, dan bayinya. Hal ini
membuat ibu mulai protektif terhadap bayi yang sedang berkembang dan
mencoba menghindari hal-hal yang dapat melukai kesejahteraannya
(Hamilton, 1995:63).
Seorang ibu mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya
fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan. Disamping itu, ibu mulai
merasa sedih karena akan berpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian
khusus yang diterima selama hamil.
Sekitar dua minggu sebelum melahirkan, sebagian besar wanita mulai
mengalami perasaan senang. Kecuali bila berkembang masalah fisik,
kegembiraan ini terbawa sampai proses persalinan, suatu periode dengan stres
yang tinggi. Reaksi calon ibu terhadap persalinan ini secara umum tergantung
pada persiapan dan persepsinya terhadap kejadian ini (Hamilton, 1995:63).

Sedangkan menurut Benson (1984), kemampuan dalam menghadapi


persalinan tergantung pada usia, pendidikan, maturitas, kepribadian,
pengalaman kehamilan dan persalinan sebelumnya, dan keadaan sosial
ekonomi.
6. Tanda-tanda Bahaya pada Ibu Hamil Trimester III
Tanda bahaya kehamilan adalah tanda-tanda yang mengindikasikan
adanya bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan atau periode antenatal,
yang apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan
kematian ibu (Danang, 2008). Macam-macam tanda bahaya kehamilan
tersebut adalah:
a. Perdarahan pervaginam
Pada awal kehamilan, perdarahan yang tidak normal adalah yang merah,
perdarahan yang banyak, atau perdarahan dengan nyeri. Perdarahan ini
dapat berarti abortus, kehamilan mola atau kehamilan ektopik. Pada
kehamilan lanjut, perdarahan yang tidak normal adalah merah, banyak,
dan kadang-kadang tidak selalu disertai dengan rasa nyeri. Perdarahan
semacam ini berarti plasenta previa atau abrupsio plasenta.
b. Keluar air ketuban sebelum waktunya
Yang dinamakan ketuban pecah dini adalah apabila terjadi sebelum
persalinan berlangsung yang disebabkan karena berkurangnya kekuatan
membran, meningkatnya tekanan intrauteri, atau adanya infeksi yang
dapat berasal dari vagina dan serviks. Penilaiannya ditentukan dengan
adanya cairan ketuban di vagina.

c. Demam tinggi
Ibu menderita demam dengan suhu tubuh di atas 38C dalam kehamilan
merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala adanya
infeksi dalam kehamilan.
d. Nyeri abdomen yang hebat
Nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan masalah yang mengancam
keselamatan jiwa adalah yang hebat, menetap, dan tidak hilang setelah
istirahat. Hal ini bisa berarti appendiksitis, kehamilan ektopik, aborsi,
penyakit radang pelviks, persalinan preterm, gastritis, penyakit kantong
empedu, iritasi uterus, abrupsio plasenta, atau infeksi lainnya.
e. Sakit kepala yang hebat
Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah yang serius adalah sakit
kepala hebat, menetap dan tidak hilang dengan beristirahat. Kadangkadang dengan sakit kepala yang hebat tersebut, penglihatan ibu menjadi
kabur. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari preeklampsia.
f. Gerakan janin tidak ada atau kurang (minimal 3 kali dalam 1 jam)
Ibu mulai merasakan gerakan bayi selama bulan ke-5 atau ke-6. Beberapa
ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi tidur
gerakannya akan melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali
dalam 1 jam jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan
minum dengan baik.

g. Muntah terus dan tidak bisa makan pada kehamilan muda


Mual dan muntah adalah gejala yang sering ditemukan pada kehamilan
trimester I. Mual biasa terjadi pada pagi hari, gejala ini biasa terjadi
6 minggu setelah Haid Pertama Haid Terakhir (HPHT) dan berlangsung
selama 10 minggu. Perasaan mual ini karena meningkatnya kadar hormon
estrogen dan Human Chorionic Gonadotropin (hCG) dalam serum. Mual
dan muntah yang sampai mengganggu aktifitas sehari-hari dan keadaan
umum menjadi lebih buruk, dinamakan hiperemesis gravidarum.
h. Selaput kelopak mata pucat
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan keadaan hemoglobin
kurang dari 11gr % pada trimester I dan III, kurang dari 10,5 gr % pada
trimester II. Anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan
perdarahan akut bahkan tak jarang keduanya saling berinteraksi.
7. Pandangan Islam Mengenai Kehamilan
Amir (2003) memberikan penjelasan bahwasanya kehamilan dalam
pandangan Al-Quran merupakan tugas kemanusiaan yang sangat berat dan
ini diapresiasikan dalam Al-Quran Q.S Al-Ahqaf, 46:15






Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu
bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya
dengan susah payah (pula).

Penggambaran itu menunjukkan bahwa kehamilan merupakan tugas


yang sangat berat dan merupakan peringatan kepada manusia (laki-laki dan
perempuan) agar memuliakan dan menghormati ibu yang telah mengandung
dan melahirkannya ke dunia. Amir (2003) juga menjelaskan bahwa kehamilan
dan persalinan adalah peristiwa luar biasa dalam kehidupan manusia. Karena
itu, manusia, terutama remaja laki-laki dan perempuan perlu mengetahui dan
menyadari, kemudian secara sungguh-sungguh mempersiapkan diri untuk
menghadapinya.

C. Konsep Persalinan
1. Pengertian Persalinan
Menurut Bobak, dkk (2004:245) persalinan adalah proses pergerakan
keluar janin, plasenta, dan membran dari dalam rahim melalui jalan lahir.
Persalinan merupakan proses pengeluaran hasil konsepsi (janin atau ari) yang
telah cukup bulan atau hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau
melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri)
(Manuaba, 1998:157).
Persalinan normal menurut World Health Organization (WHO) adalah
pada usia kehamilan antara 37-42 minggu, presentasi belakang kepala,
persalinan yang dimulai secara spontan (dengan kekuatan ibu sendiri dan
melalui jalan lahir), beresiko rendah pada awal persalinan, setelah persalinan
ibu maupun bayi berada dalam kondisi baik.

2. Bentuk Persalinan
Bentuk persalinan menurut Manuaba (1998:157) sebagai berikut:
a. Persalinan spontan, bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan
kekuatan ibu sendiri
b. Persalinan buatan, bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar
c. Persalinan anjuran, bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan
ditimbulkan dari luar dengan jalan diberi rangsangan
3. Fisiologi Persalinan
Proses persalinan dapat terjadi karena adanya perubahan hormon
estrogen, progesteron, prostaglandin, uterus yang menjadi besar dan
meregang, tekanan pada ganglion servikal, dan penurunan fungsi plasenta.
Menurut Bobak, dkk (2004), persalinan dipengaruhi oleh lima faktor P, yaitu:
a. Passanger (penumpang)
Penumpang terdiri dari keadaan janin, plasenta, dan cairan aminon.
b. Passage way (bentuk dan ukuran jalan lahir)
Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yakni bagian tulang yang padat, dasar
panggul, vagina, dan introitus vagina (lubang luar vagina).
c. Power (kekuatan kontraksi uterus)
Apabila serviks berdilatasi, usaha volunter (mengedan) dimulai untuk
mendorong (kekuatan sekunder), yang memperbesar kekuatan involunter.
d. Position (posisi ibu)
Posisi ibu mempengaruhi adaptasi anatomi dan fisiologi persalinan.
Mengubah posisi membuat rasa letih menjadi hilang, memberi rasa

nyaman, dan memperbaiki sirkulasi. Posisi tegak yaitu berdiri, berjalan,


duduk, dan jongkok. Posisi tegak mengakibatkan curah jantung ibu yang
dalam kondisi normal meningkat selama persalinan seiring kontraksi
uterus, sehingga memperbaiki aliran darah ke uteroplasenta dan ginjal ibu.
Posisi tegak juga membantu mengurangi tekanan pada pembuluh darah
ibu dan mencegah kompresi atau penekanan pada pembuluh darah aorta
dan vena kava yang dapat menurunkan perfusi plasenta.
e. Psyche (respon psikologis ibu)
Pengalaman sebelumnya, kesiapan emosional (cemas, stress, dan takut)
terhadap persiapan persalinan, support system (dukungan sosial dan
lingkungan) berpengaruh terhadap proses persalinan.
4. Tanda dan Gejala Persalinan
Menurut Manuaba (1998) tanda dan gejala persalinan yaitu:
a. Tanda permulaan persalinan (preparatory stage of labour):
1) Lightening atau setting/dropping, yaitu kepala turun memasuki Pintu
Atas Panggul (PAP)
2) Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun
3) Perasaan sering buang air kecil (polikisuria) karena kandung kemih
tertekan oleh bagian terbawah janin
4) Perasaan sakit di perut dan di pinggang karena kontraksi ringan otot
rahim dan tertekannya fleksus frankenhauser yang terletak pada sekitar
serviks

5) Serviks menjadi lembek, mulai mendatar karena terdapat kontraksi


otot rahim
6) Terjadi pengeluaran lendir, dimana lendir penutup serviks dilepaskan
dan bisa bercampur darah (bloody show)
b. Tanda-tanda inpartu:
1) Kekuatan dan rasa sakit oleh adanya his datang lebih kuat, sering dan
teratur dengan jarak kontraksi yang semakin pendek
2) Keluar lendir bercampur darah yang lebih banyak karena robekanrobekan kecil pada serviks
3) Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya
4) Pada pemeriksaan dalam dijumpai perubahan serviks: perlunakannnya,
pendataran, dan terjadinya pembukaan serviks

D. Beberapa Karakteristik Ibu Hamil yang Terkait dengan Kecemasan dalam


Menghadapi Persalinan
Adapun karakteristik ibu hamil yang mempengaruhi kecemasan dalam
menghadapi persalinan antara lain:
a. Umur
WHO memberikan rekomendasi sebagaimana disampaikan oleh J.M.
Seno

Adjie,

ahli

kebidanan

dan

kandungan

dari

RSUPN

Cipto

Mangunkusumo, untuk umur yang dianggap paling aman menjalani kehamilan


dan persalinan adalah 20-35 tahun. Di rentang usia ini kondisi fisik wanita

dalam keadaan prima. Rahim sudah mampu memberi perlindungan, mental


pun siap untuk merawat dan menjaga kehamilannya secara hati-hati.
Kehamilan di umur kurang dari 20 tahun bisa menimbulkan masalah,
karena kondisi fisik belum 100 % siap. Beberapa resiko yang bisa terjadi pada
kehamilan di umur ini adalah kecenderungan naiknya tekanan darah dan
pertumbuhan janin terhambat. Di luar urusan kehamilan dan persalinan, resiko
kanker leher rahim pun meningkat akibat hubungan seks dan melahirkan.
Sedangkan setelah umur 35 tahun, sebagian wanita digolongkan pada
kehamilan beresiko tinggi terhadap kelainan bawaan dan adanya penyulit pada
waktu persalinan. Di kurun umur ini, angka kematian ibu melahirkan dan bayi
meningkat (Tobing, 2007).
b. Graviditas
Graviditas merupakan frekuensi kehamilan yang pernah ibu alami
(Bobak, 2004). Bagi primigravida, kehamilan yang dialaminya merupakan
pengalaman pertama kali, sehingga trimester III dirasakan semakin
mencemaskan karena semakin dekat dengan proses persalinan. Ibu akan
cenderung merasa cemas dengan kehamilannya, merasa gelisah, dan takut
menghadapi persalinan, mengingat ketidaktahuan menjadi faktor penunjang
terjadinya kecemasan. Sedangkan

ibu yang pernah hamil sebelumnya

(multigravida), mungkin kecemasan berhubungan dengan pengalaman masa


lalu yang pernah dialaminya (Kartono, 1992).
c. Tingkat pendidikan

Pendidikan merupakan kebutuhan dasar manusia yang sangat dibutuhkan


untuk pengembangan diri dan peningkatan kematangan intelektual seseorang.
Kematangan intelektual ini berpengaruh pada wawasan dan berpikir seseorang,
baik dalam tindakan yang dapat dilihat maupun dalam cara pengambilan
keputusan. Tingkat pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi persepsi seseorang untuk lebih mudah menerima ide teknologi
baru (Notoatmodjo, 2003).

Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka akan semakin berkualitas


pengetahuannya dan semakin matang intelektualnya. Mereka cenderung lebih
memperhatikan kesehatan dirinya dan keluarganya (Depkes, 1999). Hal senada
juga diungkapkan oleh Purwatmoko (2001), dimana semakin tinggi tingkat
pendidikan seseorang semakin besar peluang untuk mencari pengobatan ke
pelayanan kesehatan. Sebaliknya rendahnya pendidikan akan menyebabkan
seseorang mengalami stres, dimana stres dan kecemasan yang terjadi
disebabkan kurangnya informasi yang didapatkan orang tersebut.
d. Pekerjaan
Pekerjaan adalah kesibukan yang dilakukan seseorang terutama untuk
menunjang kehidupannya dan keluarganya sehingga menghasilkan suatu
penghasilan berupa uang (Narbuko, 2002). Pekerjaan dapat menghasilkan
penghasilan yang akan menambah keuangan keluarga, sehingga ibu hamil
benar-benar siap untuk menghadapi persalinannya nanti. Hal ini sesuai dengan
pendapat Purwatmoko (2001), bahwa dengan peningkatan penghasilan maka

pemeliharaan dan pelayanan kesehatan dapat terjamin. Seorang ibu dapat


mengetahui semua informasi kesehatan mengenai dirinya dan bayi yang ada
dalam kandungannya, sehingga dapat menjalani kehamilan yang aman dan
menyenangkan, serta mencegah timbulnya kecemasan.
Pekerjaan ibu hamil tidak hanya menunjukkan tingkat sosial ekonomi,
melainkan juga menunjukkan ada tidaknya interaksi ibu hamil dalam
masyarakat yang luas dan keaktifan pada organisasi tertentu, dengan asumsi
ibu yang bekerja akan memiliki pengetahuan yang lebih tinggi dan menerima
informasi lebih cepat daripada ibu yang tidak bekerja.
e. Status kesehatan
Status kesehatan dapat diketahui dengan memeriksakan kehamilan ke
pelayanan kesehatan. Tujuannya untuk memantau kemajuan kehamilan,
meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental ibu hamil,
serta mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama kehamilan.
Bagi seorang ibu yang mengalami gangguan kesehatan selama
kehamilan tentunya akan mengalami kecemasan. Pada mereka yang memiliki
janin dengan resiko tinggi untuk kelainan bawaan kecemasan makin
meningkat, sedangkan wanita dengan komplikasi kehamilan adalah dua kali
cenderung memiliki ketakutan terhadap kelemahan bayi mereka atau menjadi
depresi (Burger dkk.,1993; dalam Jayalangkara, 2005).

E. Kecemasan Ibu Hamil dalam Menghadapi Persalinan


Persalinan dapat menyebabkan distres emosi karena peristiwa ini
merupakan permulaan perubahan terbesar dalam kehidupan bagi seorang ibu dan
pasangannya. Tak sedikit ibu hamil yang mengalami kecemasan yang berlebihan
karena memikirkan hal-hal buruk yang tidak pasti.
Banyak ibu hamil takut mengalami nyeri selama proses bersalin atau
mutilasi (hilangnya bagian tubuh) karena mereka tidak mengerti anatomi dan
proses kelahiran (Bobak dkk, 2004). Adapun ketakutan lain adalah takut terjadi
apa-apa pada ibu dan janin, misalnya bayi atau ibunya meninggal meskipun sudah
diupayakan berbagai pertolongan, takut suami tak cinta lagi dengan keadaan
tubuhnya sekarang, terlebih jika ada masalah dalam kehamilan misalnya diabetes,
anemia, atau keluarganya ada yang menderita cacat bawaan.
Menurut Bobak, dkk (2004), ketegangan emosi akibat rasa cemas sampai
rasa takut dapat memperberat persepsi nyeri selama persalinan, khususnya pada
kala I. Rasa takut dan cemas ini akan menimbulkan ketegangan pada serabutserabut sirkuler bagian bawah uterus, sehingga akan menimbulkan rasa nyeri yang
semakin hebat.
Menurut Kartono (2007), kecemasan pada ibu hamil trimester III dapat
berdampak pada proses persalinan, dimana pengaruh psikologis ini bisa
menghambat proses persalinan, misalnya his tidak teratur, jalan lahir sangat kaku
dan sulit membuka, atau posisi bayi tak kunjung turun. Terhambatnya proses
persalinan disebabkan kecemasan dapat menstimulasi pengeluaran hormon

katekolamin yang akan menghambat kerja atau aktivitas uterus (May & Nelson,
1986).
Kekhawatiran dan kecemasan pada ibu hamil apabila tidak ditangani
dengan serius akan membawa dampak dan pengaruh terhadap fisik dan psikis,
baik pada ibu maupun janin. Oleh sebab itu, perawat sebagai tenaga kesehatan,
mempunyai andil yang sangat besar dalam menjalankan tugasnya sebagai
pendidik dan pemberi informasi kesehatan mengenai ibu hamil, bersalin, dan
nifas guna mengurangi kecemasan pada ibu dan mempersiapkan diri ibu baik fisik
maupun psikis dalam menghadapi kehamilan, dan persalinan nanti dengan baik.

F. Kerangka Teori
Salah satu momen paling menyenangkan dalam hidup bagi seorang ibu
adalah ketika mengetahui dirinya hamil. Untuk dapat menjalani kehamilan yang
aman dan menyenangkan, seorang ibu harus mengetahui semua informasi
kesehatan mengenai dirinya dan bayi yang ada dalam kandungannya. Salah satu
cara untuk dapat mengetahui semua informasi tersebut adalah memeriksakan
keadaan dirinya dan kandungannya dalam kunjungan antenatal.
Pada masa kehamilan, seorang ibu akan mengalami perubahan fisiologis
dan psikologis. Perubahan psikososial pada kehamilan terjadi sebagai respon
terhadap gangguan fisiologis yang terjadi dan terhadap peningkatan tanggung
jawab yang berhubungan dengan kehadiran individu baru yang belum mampu
mandiri.

Kehamilan dapat merupakan sumber stressor kecemasan. Tidak sedikit ibu


mengalami kecemasan dalam kehamilannya. Trimester III merupakan klimaks
kegembiraan emosi menanti kelahiran bayi, terutama ibu ibu hamil, yaitu seorang
ibu yang hamil untuk pertama kali (Bobak, 2004:104).
Kecemasan adalah suatu emosi dan merupakan pengalaman-pengalaman
yang subjektif, yang berkaitan dengan perasaan yang tidak pasti dan tidak berdaya
(Stuart dan Sundeen, 1998). Menurut Zung (1997), kecemasan dapat dibagi
menjadi empat kategori, yaitu: tidak ada kecemasan (normal), kecemasan ringan,
kecemasan sedang, dan kecemasan berat.
Bagan 2.2 Kerangka Teori
Ibu Hamil Trimester III

Perubahan Fisiologis(uterus,
vagina dan vulva, payudara,
sirkulasi darah, sistem
respirasi, sistem pencernaan
dan sistem perkemihan)

Perubahan Psikologis:
Kecemasan

Karakteristik Ibu Hamil


Trimester III:
-

Umur

Graviditas

Tingkat Pendidikan

Pekejaan

Status Kesehatan

Pengukuran Tingkat Kecemasan


menggunakan Zung Self Rating
Anxiety Scale (ZSAS)

Tidak ada
kecemasan (normal)

Kecemasan
Ringan

Kecemasan
Sedang

Kecemasan
Berat

(Sumber: Bobak, et al. (2004), Stuart dan Sundeen (1998), dan Zung (1997))

BAB III
KERANGKA KONSEP, HIPOTESA, DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep
Pada teori yang telah dikemukakan dalam tinjauan pustaka dan kerangka
teori, maka dapat disusun kerangka konsep dimana pada penelitian ini
karakteristik ibu hamil trimester III meliputi umur, graviditas, tingkat pendidikan,
pekerjaan, dan status kesehatan merupakan variabel independen, dan kecemasan
dalam menghadapi persalinan merupakan variabel dependen.
Bagan 3.1 Kerangka Konsep

Karakteristik Ibu Hamil


Trimester III
- Umur
- Graviditas
- Tingkat Pendidikan

Kecemasan dalam
menghadapi
persalinan

- Pekerjaan
- Status Kesehatan

(Sumber: Stuart dan Sundeen (1998) dan Zung (1997))

B. Hipotesa Penelitian
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan, dan kerangka
konsep penelitian, maka dapat dirumuskan hipotesa penelitian sebagai berikut:
1. Ada hubungan antara umur ibu hamil trimester III dengan kecemasan dalam
menghadapi persalinan di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUP
Fatmawati tahun 2009
2. Ada hubungan antara graviditas ibu hamil trimester III dengan kecemasan
dalam menghadapi persalinan di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUP
Fatmawati tahun 2009
3. Ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu hamil trimester III dengan
kecemasan dalam menghadapi persalinan di Poliklinik Kebidanan dan
Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009
4. Ada hubungan antara pekerjaan ibu hamil trimester III dengan kecemasan
dalam menghadapi persalinan di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUP
Fatmawati tahun 2009
5. Ada hubungan antara status kesehatan ibu hamil trimester III dengan
kecemasan dalam menghadapi persalinan di Poliklinik Kebidanan dan
Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009

C. Definisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi Operasional
Variabel

Definisi

Cara Ukur

Alat Ukur

Hasil Ukur

Operasional
Kecemasan

Respon

Skala
Pengukuran

Angket

emosional yang

Kuesioner 1. Tidak cemas: Ordinal


B 1-20

tidak menentu
terhadap suatu

(skor 20-40)
2. Cemas:
(skor 41-100)

objek yang
tidak jelas

Umur

Lama hidup

Angket

dihitung sejak

Kuesioner 1. Highrisk:
A1

dilahirkan

Ordinal

< 20 th dan
>35 th

sampai ulang

2. Lowrisk:

tahun terakhir

20-35 th

saat wawancara

Graviditas

Frekuensi
kehamilan yang
pernah ibu
alami

Angket

Kuesioner 1. Primigravida: Ordinal


A2

bila ibu hamil


untuk pertama
kalinya
2. Multigravida:
bila ibu
sudah hamil
dua kali /
lebih

Variabel

Definisi

Cara Ukur

Alat Ukur

Hasil Ukur

Operasional
Tingkat

Jenjang

Pendidikan

pendidikan

Skala
Pengukuran

Angket

Kuesioner 1. Dasar:
A4

formal terakhir

Ordinal

SD-SLTP
2. Menengah:

yang berhasil
ditamatkan oleh

SMA

ibu

sederajat
3. Tinggi:
Akademi-PT
(Depdiknas,
wajib belajar 9
tahun)

Pekerjaan

Kesibukan yang
dilakukan
terutama untuk
menunjang
kehidupannya
dan keluarganya
dalam bentuk
penghasilan
berupa uang

Angket

Kuesioner 1. Tidak
A5

Bekerja
2. Bekerja

Ordinal

Variabel

Definisi

Cara Ukur

Alat Ukur

Hasil Ukur

Operasional

Pengukuran

Status

Suatu kondisi

kesehatan

fisik dan psikis tasikan

Mendokumen Kuesioner 1. Normal:


A6

bila tidak ada

yang secara

kelainan /

langsung atau

penyakit

tidak langsung

yang

dapat

menyertai

mempengaruhi

kehamilan

kesehatan ibu
dan janin

Skala

2. Tidak
normal:
bila ada
kelainan /
penyakit
yang
menyertai
kehamilan

Ordinal

BAB IV
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Peneliti menggunakan
rancangan penelitian dengan metode cross sectional (potong lintang), karena pada
penelitian ini variabel independen dan dependen akan diamati pada waktu
(periode) yang sama. Rancangan penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan
hubungan karakteristik ibu hamil trimester III dengan kecemasan dalam
menghadapi persalinan.

B. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel


1. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu hamil trimester III yang
melakukan pemeriksaan kehamilan di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan
RSUP Fatmawati. Jumlah populasi dalam penelitian ini rata-rata perbulannya
sekitar 175 orang (berdasarkan data bulan Agustus dan September 2009).
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi terjangkau

yang dapat

dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui sampling (Nursalam,


2008:91). Sampel dari penelitian ini diambil dari populasi ibu hamil trimester
III yang melakukan pemeriksaan kehamilan di Poliklinik Kebidanan dan

Kandungan RSUP Fatmawati berdasarkan data pada tanggal 27 Oktober


17 November 2009. Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini adalah:
a. Ibu hamil dengan usia kandungan 7-9 bulan
b. Ibu dapat membaca, menulis, dan berkomunikasi secara verbal
Besar sampel dihitung dengan menggunakan rumus uji hipotesis beda
dua proporsi sebagai berikut:

Z
2P 1 P Z1- P1 1 P1 P2 1 P2
1- 2

n=
2
P1 P2

Keterangan:
n

Z 1

= jumlah sampel yang dibutuhkan


=1.96 (derajat kemaknaan 95% CI/Confidence Interval dengan
2

sebesar 5%)
Z1

= 0.84 (kekuatan uji sebesar 80%)

P1

= 0.333 (proporsi distribusi primigravida dengan kecemasan


ringan berdasarkan penelitian oleh Yuliana di Bandung tahun
2008)

P2

= 0.137 (proporsi distribusi multigravida dengan kecemasan


ringan berdasarkan penelitian oleh Yuliana di Bandung tahun
2008)

P1 P2
2

0.333 0.137
2

= 0.235

Maka:

Z
2P 1 P Z1- P1 1 P1 P2 1 P2
1- 2

n=
2
P1 P2

1.96
=

20.2351 0.235 0.84 0.3331 0.333 0.1371 0.137

1.96
=

(0.47)(0.765 ) 0.84 (0.222111) (0.118231)

1.96
=
=

0.333 0.1372

0.1962
0.35955 0.84 0.340342
0.038416

1.17526477 0.4900462372
0.038416

2.77326075
= 72.19025276
0.038416

Dibulatkan menjadi 72 orang, untuk 2 kelompok = 72 2 = 144 orang


Dengan cadangan 10% untuk menghindari drop out responden
10
144 = 14.4 orang dibulatkan menjadi 14 orang, sehingga total sampel
100

yang dibutuhkan adalah sebanyak 144 + 14 = 158 orang.

3. Teknik Pengambilan Sampel


Teknik pengambilan sampel merupakan suatu proses seleksi sampel
yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah
sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada (Hidayat, 2008:72).
Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel yang digunakan peneliti
adalah accidental sampling, yaitu cara pengambilan sampel yang dilakukan
dengan kebetulan bertemu, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu
dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel jika dipandang orang yang
kebetulan ditemui itu sesuai dengan kriteria sampel penelitian.

C. Lokasi dan Waktu Pengumpulan Data


Pengumpulan data ini dilakukan di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan
RSUP Fatmawati pada tanggal 27 Oktober 17 November 2009.

D. Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti sendiri, tanpa bantuan pihak
manapun. Sebelumnya peneliti memperkenalkan diri terlebih dahulu, kemudian
peneliti memberitahu maksud dan tujuan pengumpulan data, serta memberi
informed consent untuk meminta persetujuan klien dijadikan responden
penelitian.
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah memberikan
kuesioner dengan beberapa pilihan jawaban, yang harus dijawab oleh responden
dengan lengkap dan jujur sesuai dengan yang dialami oleh responden. Selama

pengisian kuesioner, responden didampingi oleh peneliti, sehingga bila ada butir
pernyataan yang tidak jelas dapat ditanyakan langsung pada peneliti.
Sebelum kuesioner dikumpulkan, peneliti memeriksa kembali jawaban
untuk setiap pernyataan agar tidak ada yang ketinggalan dan sesuai dengan
petunjuk pengisian. Pengumpulan data pada penelitian ini untuk tingkat
kecemasan menggunakan kuesioner Zung Self-Rating Anxiety Scale (ZSAS).

E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Zung Self-Rating
Anxiety Scale (ZSAS) dengan menggunakan kuesioner yang berisi daftar
pernyataan untuk mengukur tingkat kecemasan pada ibu hamil trimester III dalam
menghadapi persalinan.
Instrumen ini terdiri dari 20 butir pernyataan dengan karakteristik
kecemasan meliputi 5 sikap dan 15 gejala somatik, dan digolongkan ke dalam
empat tingkatan cemas yaitu tidak ada kecemasan, cemas ringan, cemas sedang,
dan cemas berat. Validitas instrumen ZSAS signikan berkorelasi dengan Taylor
Manifest Anxiety Scale (TMAS) yaitu 0,5 sedangkan untuk reliabilitas instrumen
ZSAS adalah 0,87 (Wicaksana, 1996).
Responden memilih satu dari lima pilihan jawaban yang ada pada
kuesioner dengan menggunakan Skala Likert, dimana digunakan skoring atau
nilai jawaban sebagai berikut:

Alternatif Jawaban

Skor Pernyataan Positif

Skor Pernyataan Negatif

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Jarang

Tidak Pernah

(Sumber: Nursalam, 2003)


Jawaban berupa data ordinal, diperiksa dan digolongkan dalam rentang
tingkat kecemasan berupa data interval dengan kategori tidak ada kecemasan
(normal), cemas ringan, cemas sedang, dan cemas berat. Kemudian untuk
menentukan kelas interval agar diperoleh tingkat kecemasan yang diinginkan
dengan menggunakan rumus dari Azwar (2002), yaitu:
P=

Re n tan g
BanyakKela s

Keterangan:
P

= Panjang kelas interval

Rentang

= Nilai skor terbesar dikurangi nilai skor terkecil

Banyak kelas

= Jumlah kategori kelas yang diinginkan, dalam hal ini ada


empat, yaitu tidak ada kecemasan (normal), cemas ringan,
cemas sedang, dan cemas berat

Sehingga dari rumus diatas diperoleh panjang kelas interval sebagai berikut:
Nilai 20 40

: tidak ada kecemasan (normal)

Nilai 41 60

: cemas ringan

Nilai 61 80

: cemas sedang

Nilai 81 100

: cemas berat

Setelah diperoleh empat kategori cemas, maka tingkat kecemasan


dikategorikan lagi menjadi dua. Dua kategori tersebut yaitu kategori tidak cemas
(normal) dan kategori cemas, yang bertujuan untuk memudahkan penulis dalam
melakukan analisa data pada uji statistik nanti.

F. Uji Coba Instrumen


Uji coba instrumen dilakukan dengan uji validitas dan uji reliabilitas tiap
pertanyaan. Uji coba ini dilakukan sebelum penelitian dengan menyebarkan
instrumen berupa kuesioner, yang diujicobakan kepada responden yang bukan
merupakan anggota sampel penelitian. Uji coba instrumen dilakukan di Poliklinik
Kandungan RS Syarif Hidayatullah dengan jumlah sampel 15 orang. Nilai
Cronbachs Alpha pada uji coba instrumen ini adalah 0.948.

G. Pengolahan Data
1. Editing
Pada tahap ini peneliti mengecek kembali data-data yang sudah ada, terutama
mengenai kelengkapan data yang dikumpulkan melalui kuesioner.
2. Coding
Suatu model untuk mengkonversikan data yang dikumpulkan selama
penelitian ke dalam simbol yang cocok untuk keperluan analisis, biasanya
disebut dengan coding. Misalnya dilihat dari karakteristik pekerjaan ibu diberi
coding yaitu 1 = tidak bekerja dan 2 = bekerja.
3. Entry data
Pada tahap ini peneliti memasukkan data yang telah dikelompokkan ke dalam
master tabel atau data base komputer, kemudian dibuat distribusi frekuensi
sederhana atau bisa juga dengan membuat tabel kontigensi.
4. Processing data
Setelah semua isian kuesioner terisi penuh dan benar, data sudah dikoding,
maka langkah selanjutnya adalah memproses data untuk dianalisis. Proses
pengolahan data dilakukan dengan cara memindahkan data dari kuesioner ke
paket program komputer pengolahan data statistik.
5. Cleaning data
Tahap ini merupakan proses memeriksa kembali data-data yang telah
dimasukkan untuk melihat ada atau tidak adanya kesalahan terutama
kesesuaian pengkodean yang dilakukan. Kesalahan mungkin terjadi pada saat
meng-entry data ke komputer. Apabila terjadi kesalahan, maka data tersebut

akan segera diperbaiki sehingga sesuai dengan hasil pengumpulan data yang
dilakukan.

H. Analisa Data
Menurut Arikunto (2002), analisa data merupakan pengolahan data
terhadap data yang sudah terkumpul dengan menggunakan rumus atau aturan
yang sesuai dengan pendekatan penelitian atau desain yang dipergunakan
sehingga memperoleh suatu kesimpulan.
1. Analisa Univariat
Analisa univariat dilakukan secara deskriptif yang berfungsi untuk
meringkas, mengklasifikasikan, dan menyajikan data. Data ditampilkan
dengan tabel frekuensi mengenai kecemasan ibu dalam menghadapi
persalinan sebagai variabel dependen dan karakteristik ibu hamil trimester III
(umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan status kesehatan) sebagai variabel
independen.
2. Analisa Bivariat
Analisa bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel
independen dengan dependen, yaitu karakteristik ibu hamil trimester III yang
meliputi umur, graviditas, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan status kesehatan
dengan kecemasan dalam menghadapi persalinan di Poliklinik Kebidanan dan
Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009. Teknik analisa yang digunakan
adalah analisa Chi-Square dan Logistic Regression dengan menggunakan
= 5 %. Jika p value 0,05 berarti hasil perhitungan statistik menunjukkan

ada hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen, dan jika
p value > 0,05 berarti hasil perhitungan statistik menunjukkan tidak ada
hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.

I. Masalah Etika Penelitian


Merupakan masalah yang sangat penting dalam penelitian, mengingat
penelitian keperawatan berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika
penelitian harus diperhatikan. Masalah etika yang harus diperhatikan antara lain:
(Hidayat, 2008:82)
a. Informed consent
Diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar
persetujuan untuk menjadi responden. Tujuannya adalah agar subjek mengerti
maksud dan tujuan penelitian.
b. Anonimity (tanpa nama)
Nama responden tidak dicantumkan pada lembar alat ukur dan hanya
menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang
akan disajikan.
c. Confidentiality (kerahasiaan)
Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh
peneliti, hanya kelompok data tersusun yang akan dilaporkan pada hasil
penelitian.

BAB V
HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum RSUP Fatmawati


1. Sejarah Singkat
a. Tahun 1953, atas gagasan Ibu Fatmawati maka didirikanlah rumah sakit
Tuberkulose Anak untuk perawatan dan tindakan rehabilitasinya
b. Tahun 1961 berubah fungsi menjadi rumah sakit umum dan 15 April 1961
ditetapkan sebagai hari jadi Rumah Sakit Fatmawati
c. Tahun 1984 sebagai rumah sakit umum kelas B pendidikan dan sebagai rumah
sakit rujukan wilayah Jakarta Selatan
d. Tahun 1992 ditetapkan sebagai rumah sakit Unit Swadana
e. Tahun 1997 menjadi PNBP
f.

Akhir tahun 2000 ditetapkan sebagai rumah sakit Perusahaan Jawatan (Perjan)

g. Akhir tahun 2005, rumah sakit Perjan menjadi UPT Departemen Kesehatan
dengan menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, maka
tatanan organisasi dan kebijakan disesuaikan
h. 11 Agustus 2005, RSUP Fatmawati ditetapkan sebagai UPT Depkes dengan
menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK-BLU)
berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1243/Menkes/SK/VIII/2005

2. Struktur Organisasi RSUP Fatmawati

a. Direktur Utama yaitu Dr. H.Chairul Radjab Nasution, Sp.PD, K-GEH, M.KEs
b. Direktur Medik dan Keperawatan yaitu Dr. Tini Sekarwati, MM
c. Direktur Umum, Sumber Daya Manusia, dan Pendidikan yaitu Dr. Andi
Wahyuningsih Attas, Sp.An
d. Direktur Keuangan yaitu Drs. Amak Rochmad Masruchin, MPH
3. Visi dan Misi RSUP Fatmawati
a. Visi
Menjadi rumah sakit terkemuka yang memberikan pelayanan melampaui
harapan pelanggan
b. Misi:
1) Memberikan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar pelayanan
dan dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat
2) Memfasilitasi dan meningkatkan pendidikan, pelatihan, dan penelitian
untuk pengembangan sumber daya manusia dan pelayanan
3) Menyelenggarakan administrasi penatakelolaan rumah sakit yang efisien,
efektif, dan akuntabel
4) Melaksanakan pengelolaan keuangan yang fleksibel berdasarkan prinsip
ekonomi, produktivitas, dan penerapan praktek bisnis yang sehat
5) Mengutamakan keselamatan pasien dan lingkungan yang sehat
6) Meningkatkan semangat persatuan dan kesejahteraan sumber daya
manusia rumah sakit
4. Fasilitas Pelayanan
a. Rawat Darurat

b. Rawat Jalan (Penyakit Dalam, Kebidanan dan Kandungan, Kesehatan Anak,


Bedah, Orthopaedi, Rehabilitasi Medik, Penyakit Jantung, Penyakit Syaraf,
Penyakit Kulit dan Kelamin, Penyakit Gigi dan Mulut, Jiwa, Telinga-Hidung dan
Tenggorokan, Penyakit Mata, Penyakit Paru, Anaesthesi, dan Klinik Gizi)
c. Rawat Inap (NICU-PICU, ICU, CEU, Unit Stroke, dan IRNA )
d. Pelayanan Terpadu (Poliklinik Wijaya Kusuma/VCT, Tumbuh Kembang, PTRM,
Klinik Remaja, Perinatal Resiko Tinggi, Geriatri, dan lain-lain)
e. Pelayanan Pemeliharaan Kesehatan (MCU, Klub-Klub)
f.

Pelayanan Rawat Jalan Eksekutif Griya Husada

5. Poliklinik Kebidanan dan Kandungan


a. Jenis Pelayanan
Poliklinik Kebidanan dan Kandungan merupakan salah satu fasilitas pelayanan di
RSUP Fatmawati yang berlokasi di lantai 2 gedung Klinik Rawat Jalan.
Keberadaannya menjadi penting karena melayani fetomaternal (pemeriksaan
ultrasonografi/USG), fertilitas dan endokrin reproduksi, onkologi-ginekologi,
obstetri sosial, dan klinik andrologi.

b. Sumber Daya
Tabel 5.1
Distribusi Ketenagaan di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUP
Fatmawati tahun 2009

Tenaga Medis

Jumlah

Dokter Spesialis Kandungan

15

Dokter Spesialis Andrologi

Dokter Umum

Bidan

5
22

Tenaga Non Medis


Administrasi

Pekarya

1
2

Total Jumlah Tenaga

B. Analisa Univariat

24

1. Kecemasan dalam Menghadapi Persalinan


Distribusi frekuensi kecemasan dalam menghadapi persalinan di Poliklinik
Kebidanan dan Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009 diperoleh hasil yang
disajikan dalam bentuk tabel 5.2 berikut ini:
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Responden dalam Menghadapi
Persalinan di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUP Fatmawati tahun
2009

Kecemasan

Jumlah

Persentase

Tidak Cemas

75

47.5

Cemas Ringan

57

36.1

Cemas Sedang

25

15.8

Cemas Berat

0.6

Total

158

100

Dari tabel diperoleh hasil bahwa tingkat cemas tertinggi adalah cemas berat
sebanyak 0.6%. Kemudian tingkat kecemasan ibu hamil dikelompokkan menjadi
dua, yaitu kelompok tidak cemas sebanyak 47.5%, dan kelompok cemas (cemas
ringan, sedang, dan berat) 52.5% sesuai tabel 5.3 berikut ini:

Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Kecemasan Responden dalam Menghadapi Persalinan di
Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009
dikategorikan

Kecemasan

Jumlah

Persentase

Tidak Cemas

75

47.5

Cemas

83

52.5

Total

158

100

2. Umur
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Umur Responden di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan
RSUP Fatmawati tahun 2009

Umur

Jumlah

Persentase

< 20 tahun

0.6

20-35 tahun

133

84.2

> 35 tahun

24

15.2

Total

158

100

Tabel 5.4 menunjukkan distribusi frekuensi umur ibu di Poliklinik Kebidanan


dan Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009. Diperoleh umur ibu termuda 19 tahun
dan tertua 48 tahun. Kemudian umur ibu dikategorikan menjadi dua kelompok,

yaitu high risk (<20 tahun dan >35 tahun) sebanyak 15.8% dan low risk (20-35
tahun) sebanyak 84.2% sesuai tabel 5.5 dibawah ini:
Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Umur Responden di Poliklinik Kebidanan dan
Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009 dikategorikan

Umur

Jumlah

Persentase

High Risk

25

15.8

Low Risk

133

84.2

Total

158

100

3. Graviditas
Distribusi frekuensi graviditas ibu hamil trimester III di Poliklinik Kebidanan
dan Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009 diperoleh hasil yang disajikan dalam
bentuk tabel 5.6 berikut ini:
Tabel 5.6
Distribusi Frekuensi Graviditas Responden di Poliklinik Kebidanan dan
Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009

Graviditas

Jumlah

Persentase

Primigravida

68

43

Multigravida

75

47.5

Grandemultigravida

15

9.5

Total

158

100

Dari tabel diperoleh hasil bahwa frekuensi kehamilan paling sedikit adalah 1
kali (primigravida) dan paling banyak 7 kali (grandemultigravida). Kemudian
frekuensi kehamilan ibu (graviditas) dikelompokkan menjadi dua, yaitu primigravida
(43%) dan multigravida (57%) berdasarkan tabel 5.7 berikut ini:
Tabel 5.7
Distribusi Frekuensi Graviditas Responden di Poliklinik Kebidanan dan
Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009 dikategorikan

Graviditas

Jumlah

Persentase

Primigravida

68

43

Multigravida

90

57

Total

158

100

4. Tingkat Pendidikan
Tabel 5.8
Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Responden di Poliklinik Kebidanan
dan Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009

Tingkat Pendidikan

Jumlah

Persentase

SD

2.5

SLTP

15

9.5

SMA

62

39.2

Akademi

39

24.7

Perguruan Tinggi

38

24.1

Total

158

100

Tabel 5.8 menunjukkan distribusi frekuensi tingkat pendidikan ibu di


Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009. Diperoleh hasil
bahwa ibu yang pendidikannya terendah adalah SD dan tertinggi adalah PT.
Kemudian pendidikan ibu dikelompokkan menjadi tiga, yaitu ibu yang
pendidikannya dasar (SD-SLTP) sebanyak 12%, pendidikan menegah (SMA
sederajat) sebanyak 39.2%, dan pendidikan tinggi (Akademi-PT) sebanyak 48.7%
sesuai tabel 5.9 dibawah ini:
Tabel 5.9
Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Responden di Poliklinik Kebidanan
dan Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009 dikategorikan

Tingkat Pendidikan

Jumlah

Persentase

Dasar

19

12

Menengah

62

39.2

Tinggi

77

48.7

Total

158

100

5. Pekerjaan
Distribusi frekuensi pekerjaan ibu hamil trimester III di Poliklinik Kebidanan
dan Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009 diperoleh hasil yang disajikan dalam
bentuk tabel 5.10 berikut ini:

Tabel 5.10
Distribusi Frekuensi Pekerjaan Responden di Poliklinik Kebidanan dan
Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009

Pekerjaan

Jumlah

Persentase

Ibu Rumah Tangga

93

58.9

Pegawai Negeri

29

18.4

Pegawai Swasta

27

17.1

Guru

3.2

Lain-lain

2.5

Total

158

100

Dari tabel diperoleh bahwa ibu hamil ternyata memiliki pekerjaan yang
beragam, yaitu pegawai negeri, pegawai swasta, guru, dan lain-lain (wiraswasta dan
pedagang). Kemudian pekerjaan ibu dikelompokkan menjadi dua, yaitu ibu hamil

yang tidak bekerja (IRT) sebanyak 58.9% dan ibu hamil yang bekerja sebanyak
41.1% sesuai dengan tabel 5.11 berikut ini:
Tabel 5.11
Distribusi Frekuensi Pekerjaan Responden di Poliklinik Kebidanan dan
Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009 dikategorikan

Pekerjaan

Jumlah

Persentase

Tidak Bekerja

93

58.9

Bekerja

65

41.1

Total

158

100

6. Status Kesehatan
Tabel 5.12
Distribusi Frekuensi Status Kesehatan Responden di Poliklinik Kebidanan dan
Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009

Status Kesehatan

Jumlah

Persentase

Normal

134

84.8

Letak Lintang

11

Letak Sungsang

3.2

Pre eklampsi

1.3

CPD

0.6

Plasenta Previa

1.3

Mioma

1.3

HIV

0.6

Total

158

100

Tabel 5.12 menunjukkan distribusi frekuensi status kesehatan ibu di


Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009 yang sangat
beragam. Kemudian status kesehatan ibu dikelompokkan menjadi dua, yaitu status
kesehatan normal sebanyak 84.8% dan status kesehatan tidak normal (letak
lintang/sungsang, pre eklampsi, CPD, plasenta previa, mioma, dan HIV) sebanyak
15.2% sesuai tabel 5.13 dibawah ini:

Tabel 5.13
Distribusi Frekuensi Status Kesehatan Responden di Poliklinik Kebidanan dan
Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009 dikategorikan

Status Kesehatan

Jumlah

Persentase

Normal

134

84.8

Tidak Normal

24

15.2

Total

158

100

C. Analisa Bivariat
Berdasarkan kerangka konsep, analisa bivariat telah menguji hubungan satu per
satu antara variabel bebas dengan variabel terikat. Variabel bebas adalah karakteristik
ibu hamil trimester III yang meliputi umur, graviditas, pendidikan, pekerjaan, dan status
kesehatan terhadap kecemasan dalam menghadapi persalinan. Uji bivariat ini
menggunakan uji Chi-Square dan Logistic Regression dengan menggunakan = 5 %.
Untuk melihat besarnya hubungan dilakukan analisis Odds Ratio (OR) dan besarnya nilai
p.
1. Hubungan Umur dengan Kecemasan
Tabel 5.14
Distribusi Kecemasan Berdasarkan Umur Responden di Poliklinik Kebidanan
dan Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009

Umur

Tidak Cemas

Cemas

OR

95 % CI

High Risk

11

44

14

56

0.847

Low Risk

64

48.1

69

51.9

Total

75

47.5

83

52.5

Nilai p

0.873

0.359-2.001

Dari tabel 5.14 distribusi kecemasan berdasarkan umur menunjukkan


bahwa proporsi ibu hamil yang mengalami kecemasan antara ibu yang tergolong
high risk (56%) dengan ibu yang tergolong low risk (51.9%) adalah seimbang. Hasil
uji Chi-Square diperoleh nilai p=0.873, dimana nilai p>0.05 yang berarti tidak ada
hubungan yang bermakna antara umur ibu dengan kecemasan dalam menghadapi
persalinan.
2. Hubungan Graviditas dengan Kecemasan

Tabel 5.15
Distribusi Kecemasan Berdasarkan Graviditas Responden di Poliklinik
Kebidanan dan Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009

Graviditas

Tidak Cemas

Cemas

OR

95 % CI

Primigravida

23

33.8

45

66.2

0.374

Multigravida

52

57.8

38

42.2

Total

75

47.5

83

52.5

Nilai p

0.005

0.194 - 0.718

Sesuai dengan tabel 5.15 di atas, distribusi kecemasan berdasarkan


graviditas menunjukkan bahwa proporsi ibu hamil yang mengalami kecemasan
antara primigravida (66.2%) lebih banyak dibandingkan dengan multigravida
(42.2%). Hasil perhitungan dengan menggunakan uji Chi-Square diperoleh nilai
p=0.005, dimana nilai p<0.05 yang berarti ada hubungan yang bermakna antara
graviditas dengan kecemasan dalam menghadapi persalinan.
Analisis keeratan hubungan dua variabel didapatkan Odds Ratio bahwa ibu
multigravida menurunkan resiko terjadinya kecemasan sebesar 0.374 kali
dibandingkan dengan primigravida.
3. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Kecemasan
Berdasarkan hasil penelitian, distribusi kecemasan berdasarkan tingkat
pendidikan menunjukkan bahwa proporsi ibu hamil yang mengalami kecemasan

antara ibu berpendidikan menengah (64.5%) lebih banyak dibandingkan dengan ibu
berpendidikan dasar (47.4%) dan ibu berpendidikan tinggi (44.2%). Hasil uji ChiSquare diperoleh nilai p=0.05, dimana nilai p=0.05 yang dapat diartikan bahwa ada
hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan kecemasan dalam
menghadapi persalinan.
Analisis keeratan hubungan dua variabel didapatkan Odds Ratio bahwa ibu
berpendidikan menengah meningkat resiko ketidakcemasannya sebesar 2.020 kali
dibandingkan dengan ibu berpendidikan dasar. Ibu berpendidikan tinggi
mempunyai peluang 0.879 kali untuk menurun kecemasannya dibandingkan dengan
ibu berpendidikan dasar sesuai dengan tabel 5.16 di bawah ini:

Tabel 5.16
Distribusi Kecemasan Berdasarkan Tingkat Pendidikan Responden di Poliklinik
Kebidanan dan Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009

Tingkat

Tidak cemas

Cemas

OR

pendidikan

Nilai p

95 % CI
N

Exp(B)

Lower-upper

Dasar

10

52.6

47.4

Menengah

22

35.5

40

64.5

2.020

0.714 - 5.716

Tinggi

43

55.8

34

44.2

0.879

0.321 2.404

Total

75

47.5

83

52.5

0.05

4. Hubungan Pekerjaan dengan Kecemasan


Berdasarkan hasil penelitian, distribusi kecemasan berdasarkan pekerjaan
menunjukkan bahwa proporsi ibu hamil yang mengalami kecemasan antara ibu
hamil yang bekerja (44.6%) dengan ibu hamil yang tidak bekerja (58.1%) hampir
seimbang. Hasil perhitungan dengan menggunakan uji Chi-Square diperoleh nilai
p=0.133, dimana nilai p>0.05 yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna
antara pekerjaan dengan kecemasan dalam menghadapi persalinan sesuai dengan
tabel 5.17 di bawah ini:
.

Tabel 5.17

Distribusi Tingkat Kecemasan Berdasarkan Pekerjaan Responden di Poliklinik


Kebidanan dan Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009

Pekerjaan

Tidak Bekerja

Tidak Cemas

Cemas

OR

95 % CI

39

41.9

54

58.1

0.582

Nilai p

0.133

0.307-1.103
Bekerja

36

55.4

29

44.6

Total

75

47.5

83

52.5

5. Hubungan Status Kesehatan dengan Kecemasan


Berdasarkan hasil penelitian, distribusi kecemasan berdasarkan status
kesehatan ibu menunjukkan bahwa proporsi ibu hamil yang mengalami kecemasan
antara ibu yang status kesehatannya tidak normal (58.3%) dengan ibu yang status
kesehatannya normal (51.5%) adalah seimbang. Hasil uji Chi-Square diperoleh nilai
p=0.692, dimana nilai p>0.05 yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna
antara status kesehatan dengan kecemasan dalam menghadapi persalinan sesuai
dengan tabel 5.18 di bawah ini:

Tabel 5.18
Distribusi Kecemasan Berdasarkan Status Kesehatan Responden di Poliklinik
Kebidanan dan Kandungan RSUP Fatmawati tahun 2009

Status Kesehatan

Normal

Tidak Cemas

Cemas

OR

95 % CI

65

48.5

69

51.5

1.319
0.547 3.178

Tidak Normal

10

41.7

14

58.3

Total

75

47.5

83

52.5

Nilai p

0.692

BAB VI
PEMBAHASAN

A. Keterbatasan Penelitian
Adapun keterbatasan dalam penelitian ini meliputi:
1. Penelitian ini menggunakan rancangan studi cross sectional, yang memiliki
kelemahan rawan terhadap bias, karena pada rancangan ini peneliti mengobservasi
variabel independen dan dependen secara bersamaan

(pada periode yang

sama).
2. Instrumen yang digunakan merupakan hasil modifikasi dari instrumen yang sudah
ada sebelumnya, dan pernyataan yang ada dalam instrumen merupakan pernyataan
tertutup, sehingga bisa jadi pernyataan dalam instrumen ini belum mewakili apa
yang dirasakan oleh responden. Namun peneliti sudah meminimalkan hal tersebut
dengan melakukan uji validitas dan reliabilitas instrumen.
3. Saat dilakukan penelitian, ibu hamil sedang memeriksakan kehamilannya dan
pengisian kuesioner dilakukan di sela-sela panggilan pemeriksaan, sehingga ada
kemungkinan para ibu hamil tidak memiliki konsentrasi yang cukup dalam pengisian
kuesioner.

B. Analisa Univariat
1. Gambaran Kecemasan Ibu Hamil Trimester III dalam Menghadapi Persalinan
Berdasarkan hasil penelitian pada 158 orang ibu hamil trimester III di
Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUP Fatmawati didapatkan data bahwa
sebanyak 47.5% ibu hamil tidak mengalami cemas dan 52.5% ibu hamil mengalami
cemas (cemas ringan 36.1%, sedang 15.8%, dan berat 0.6%). Data tersebut
menunjukkan bahwa sebagian dari ibu hamil mengalami kecemasan dalam
menghadapi persalinan.
Menurut Kushartanti, dkk. (2004), kegelisahan dan kecemasan selama
kehamilan merupakan kejadian yang tidak terelakkan, hampir selalu menyertai
kehamilan, dan bagian dari suatu proses penyesuaian yang wajar terhadap
perubahan fisik dan psikologis yang terjadi selama kehamilan. Dengan makin tuanya
kehamilan, maka perhatian dan pikiran ibu hamil mulai tertuju pada sesuatu yang
dianggap klimaks, sehingga kegelisahan dan ketakutan yang dialami ibu hamil akan
semakin intensif saat menjelang persalinan (Aprianawati, 2007).
2. Gambaran Kecemasan Berdasarkan Umur
Dari hasil penelitian, distribusi frekuensi umur ibu diperoleh data bahwa
umur ibu yang termasuk kelompok high risk (<20 tahun dan >35 tahun) sebanyak
15.8% dan low risk (20-35 tahun) sebanyak 84.2%. Hal ini berarti sebagian kecil ibu
hamil beresiko mengalami kecemasan dalam menghadapi persalinan. Tetapi disisi
lain menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil berada dalam umur yang baik

secara fisik maupun psikologis diharapkan telah siap dalam menghadapi persalinan
(umur 20-35 tahun).
Menurut Adjie dalam Tobing (2007), hamil pada umur kurang dari 20 tahun
merupakan umur yang dianggap terlalu muda untuk bersalin. Baik secara fisik
maupun psikologis, ibu hamil belum tentu siap menghadapinya sehingga gangguan
kesehatan selama kehamilan bisa dirasakan berat. Hal ini akan meningkatkan
kecemasan yang dialaminya.
Demikian juga yang terjadi pada ibu hamil dengan umur lebih dari

35

tahun, umur ini digolongkan pada kehamilan beresiko tinggi dimana keadaan fisik
sudah tidak prima lagi seperti pada umur 20-35 tahun. Di kurun umur ini, angka
kematian ibu melahirkan dan bayi meningkat, sehingga akan meningkatkan
kecemasan (Tobing, 2007).
3. Gambaran Kecemasan Berdasarkan Graviditas

Hasil penelitian menunjukkan distribusi frekuensi kehamilan ibu


diperoleh data bahwa ibu hamil pertama kalinya (primigravida) berjumlah
43% dan ibu hamil untuk kedua kalinya/lebih (multigravida) sebanyak 57%.
Hal ini berarti kedua kelompok ibu hamil akan mempunyai peluang yang sama
untuk mengalami kecemasan dalam menghadapi persalinan.
Bagi primigravida, kehamilan yang dialaminya merupakan pengalaman
pertama kali dan ketidaktahuan menjadi faktor penunjang terjadinya
kecemasan sehingga trimester III dirasakan semakin mencemaskan karena
semakin dekat dengan proses persalinan. Sedangkan bagi multigravida,

mungkin kecemasan berhubungan dengan pengalaman masa lalu yang pernah


dialaminya (Kartono, 1992).
4. Gambaran Kecemasan Berdasarkan Pendidikan
Dari hasil penelitian, distribusi frekuensi pendidikan ibu diperoleh data
bahwa pendidikan ibu dikelompokkan menjadi tiga, yaitu ibu yang berpendidikan
dasar (SD-SLTP) sebanyak 12%, pendidikan menengah (SMA sederajat) sebanyak
39.2%, dan pendidikan tinggi (Akademi-PT) sebanyak 48.7%. Data tersebut
menunjukkan bahwa minoritas ibu hamil berpendidikan dasar sehingga beresiko
mengalami kecemasan dalam menghadapi persalinan.

Pendidikan merupakan kebutuhan dasar manusia yang sangat dibutuhkan


untuk pengembangan diri dan peningkatan kematangan intelektual seseorang.
Kematangan intelektual ini berpengaruh pada wawasan dan berpikir seseorang,
baik dalam tindakan yang dapat dilihat maupun dalam cara pengambilan
keputusan. Tingkat pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi persepsi seseorang untuk lebih mudah menerima ide teknologi
baru (Notoatmodjo, 2003).
Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka akan semakin berkualitas
pengetahuannya dan semakin matang intelektualnya. Mereka cenderung lebih
memperhatikan kesehatan dirinya dan keluarganya (Depkes, 1999). Hal senada
juga diungkapkan oleh Purwatmoko (2001), dimana semakin tinggi tingkat
pendidikan seseorang semakin besar peluang untuk mencari pengobatan ke
pelayanan kesehatan. Sebaliknya rendahnya pendidikan akan menyebabkan

seseorang mengalami stres, dimana stres dan kecemasan yang terjadi


disebabkan kurangnya informasi yang didapatkan orang tersebut.
5. Gambaran Kecemasan Berdasarkan Pekerjaan
Hasil penelitian menunjukkan distribusi frekuensi pekerjaan ibu diperoleh
data bahwa pekerjaan ibu dikelompokkan menjadi dua, yaitu ibu hamil yang bekerja
sebanyak 41.1% dan ibu hamil yang tidak bekerja (IRT) sebanyak 58.9%. Pekerjaan
dapat menghasilkan penghasilan yang akan menambah keuangan keluarga,
sehingga ibu hamil benar-benar siap untuk menghadapi persalinannya nanti. Hal ini
sesuai dengan pendapat Purwatmoko (2001), bahwa dengan peningkatan
penghasilan maka pemeliharaan dan pelayanan kesehatan dapat terjamin. Seorang
ibu dapat mengetahui semua informasi kesehatan mengenai dirinya dan bayi yang
ada dalam kandungannya, sehingga dapat menjalani kehamilan yang aman dan
menyenangkan, serta mencegah timbulnya kecemasan.
Pekerjaan ibu hamil tidak hanya menunjukkan tingkat sosial ekonomi,
melainkan juga menunjukkan ada tidaknya interaksi ibu hamil dalam masyarakat
yang luas dan keaktifan pada organisasi tertentu, dengan asumsi ibu yang bekerja
akan memiliki pengetahuan yang lebih tinggi dan lebih cepat untuk menerima
informasi daripada ibu yang tidak bekerja.

6. Gambaran Kecemasan Berdasarkan Status Kesehatan


Dari hasil penelitian, distribusi frekuensi status kesehatan ibu diperoleh data
bahwa status kesehatan ibu dikelompokkan menjadi dua, yaitu status kesehatan
normal sebanyak 84.8% dan status kesehatan tidak normal (letak lintang/sungsang,
pre eklampsi, CPD, plasenta previa, mioma, dan HIV) sebanyak 15.2%. Bagi seorang
ibu yang mengalami gangguan kesehatan selama kehamilan, tentunya akan
mengalami kecemasan dalam menghadapi persalinan.
Bagi ibu hamil yang memiliki janin dengan resiko tinggi untuk kelainan
bawaan, kecemasan makin meningkat, sedangkan ibu hamil dengan komplikasi
kehamilan adalah dua kali cenderung memiliki ketakutan terhadap kelemahan bayi
mereka atau menjadi depresi (Burger dkk.,1993; dalam Jayalangkara, 2005).

C. Analisa Bivariat
1. Hubungan Umur dengan Kecemasan

Seorang ibu hamil diharapkan memiliki umur yang baik secara fisik
maupun psikologis telah siap dalam menghadapi persalinan sehingga tidak
mengalami kecemasan. Penelitian membuktikan bahwa persentase umur ibu
diketahui sebagian kecil ibu hamil tergolong high risk yaitu sebanyak 15.8%.
Proporsi ibu hamil yang mengalami kecemasan ternyata seimbang antara
ibu yang tergolong high risk (56%) dengan ibu yang tergolong low risk

(51.9%). Namun pada penelitian ini, tidak ada hubungan yang bermakna
antara umur ibu dengan kecemasan dalam menghadapi persalinan.
Hasil penelitian tersebut dapat menunjukkan bahwa umur tidak banyak
mempengaruhi kecemasan ibu hamil dalam menghadapi persalinan. Ternyata
hasil penelitian tidak semuanya sama dengan teori yang ada. Hal ini
kemungkinan disebabkan karena distribusi sampel yang kurang merata
dimana jumlah ibu yang tergolong high risk lebih sedikit daripada ibu yang
tergolong low risk yaitu 15.8%, atau karena kurangnya informasi bagi ibu
hamil mengenai usia resiko tinggi untuk kehamilan dan persalinan.
2. Hubungan Graviditas dengan Kecemasan
Hasil penelitian menunjukkan persentase graviditas diketahui kurang dari
setengah responden yang diteliti merupakan primigravida (43%). Proporsi ibu hamil
yang mengalami kecemasan ternyata lebih tinggi dialami oleh primigravida
sebanyak 66.2% dibandingkan multigravida yang mengalami kecemasan sebanyak
42.2%.
Pada penelitian ini, ada hubungan yang bermakna antara graviditas dengan
kecemasan dalam menghadapi persalinan. Dimana nilai Odds Ratio 0.374 yang
berarti bahwa ibu multigravida menurunkan resiko terjadinya kecemasan sebesar
0.374 kali dibandingkan dengan primigravida.

Graviditas terbukti dapat mempengaruhi kecemasan ibu hamil dalam


menghadapi persalinan. Oleh sebab itu proporsi kecemasan lebih banyak
terjadi pada primigravida karena kehamilan yang dialaminya merupakan

pengalaman pertama kali dan ketidaktahuan menjadi faktor penunjang


terjadinya kecemasan, sehingga trimester III dirasakan semakin mencemaskan
karena semakin dekat dengan proses persalinan. Sedangkan ibu yang pernah
hamil sebelumnya (multigravida), mungkin kecemasan berhubungan dengan
pengalaman masa lalu yang pernah dialaminya (Kartono, 1992).
3. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Kecemasan
Persentase tingkat pendidikan diketahui bahwa minoritas ibu hamil
berpendidikan dasar (SD-SLTP) sebanyak 12% sehingga beresiko mengalami
kecemasan dalam menghadapi persalinan. Dimana diketahui bahwa proporsi
pendidikan ibu dengan kecemasan menunjukkan ada sebanyak 64.5% ibu
berpendidikan menengah mengalami kecemasan lebih banyak dibandingkan ibu
berpendidikan dasar (47.4%) dan ibu berpendidikan tinggi (44.2%).
Pada penelitian ini, ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan
ibu dengan kecemasan dalam menghadapi persalinan. Analisis keeratan hubungan
dua variabel didapatkan Odds Ratio bahwa ibu berpendidikan menengah meningkat
resiko ketidakcemasannya sebesar

2.020 kali dibandingkan dengan ibu

berpendidikan dasar. Ibu berpendidikan tinggi mempunyai peluang 0.879 kali untuk
menurun kecemasannya dibandingkan dengan ibu berpendidikan dasar.
Dari hasil penelitian terlihat bahwa pada ibu hamil yang berpendidikan
dasar dan menengah cenderung lebih banyak mengalami kecemasan daripada ibu
berpendidikan tinggi. Ini disebabkan karena semakin tinggi tingkat pendidikan

seseorang maka mereka dapat berfikir secara rasional dan menahan emosi mereka
dengan baik sehingga kecemasan mereka dapat berkurang.
Ibu yang berpendidikan tinggi, cenderung lebih memperhatikan kesehatan
dirinya dan keluarganya (Depkes, 1999). Hal senada juga diungkapkan oleh
Purwatmoko (2001), dimana semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin
besar peluang untuk mencari pengobatan ke pelayanan kesehatan. Sebaliknya
rendahnya pendidikan akan menyebabkan seseorang mengalami stres, dimana stres
dan kecemasan yang terjadi disebabkan kurangnya informasi yang didapatkan orang
tersebut.
4. Hubungan Pekerjaan dengan Kecemasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase pekerjaan ibu diketahui
lebih dari setengah responden yang diteliti merupakan ibu yang tidak bekerja (IRT)
sebanyak 58.9%. Sedangkan proporsi ibu hamil yang mengalami kecemasan antara
ibu hamil yang bekerja (44.6%) dengan ibu hamil yang tidak bekerja (58.1%) hampir
seimbang. Pada penelitian ini, tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan
ibu dengan kecemasan dalam menghadapi persalinan.
Hasil penelitian tersebut dapat menunjukkan bahwa pekerjaan tidak banyak
mempengaruhi kecemasan dalam menghadapi persalinan. Hal ini kemungkinan
disebabkan karena ibu hamil yang bekerja maupun yang tidak bekerja sama-sama
mempunyai adaptasi yang baik terhadap perubahan yang terjadi selama kehamilan,
sehingga perubahan tersebut tidak terlalu mempengaruhi kondisi fisik maupun
psikologis ibu dalam menghadapi persalinan. Selain itu, kemungkinan didukung oleh

faktor sosial ekonomi keluarga yang cukup sehingga status kesehatan ibu terjamin.
Ibu hamil senantiasa memeriksakan kehamilannya secara rutin, merencanakan
persalinan di tenaga kesehatan, dan melakukan persiapan lainnya dengan baik.
5. Hubungan Status Kesehatan dengan Kecemasan
Persentase status kesehatan diketahui lebih dari setengah responden yang
diteliti merupakan ibu dengan status kesehatan normal (84.8%). Dimana diketahui
bahwa proporsi status kesehatan ibu dengan kecemasan antara ibu yang status
kesehatannya tidak normal (58.3%) dengan ibu yang status kesehatannya normal
(51.5%) adalah seimbang. Namun pada penelitian ini, tidak ada hubungan yang
bermakna antara status kesehatan ibu dengan kecemasan dalam menghadapi
persalinan.

Hasil penelitian tersebut dapat menunjukkan bahwa status kesehatan ibu


tidak banyak mempengaruhi kecemasan dalam menghadapi persalinan.
Padahal bagi seorang ibu yang mengalami gangguan kesehatan tentunya akan
lebih banyak mengalami kecemasan (Burger dkk dalam Jayalangkara (2005)).
Tapi ternyata hasil penelitian tidak semuanya sama dengan teori yang ada.
Hal ini disebabkan karena distribusi sampel yang kurang merata dimana jumlah ibu
dengan status kesehatan tidak normal lebih sedikit daripada ibu dengan status
kesehatan normal yaitu 15.2%. Selain itu, kemungkinan status kesehatan yang
dialami ibu hamil tidak terlalu mempengaruhi kecemasan karena mereka sudah
memeriksakan kehamilannya secara teratur dan sesuai dengan prosedur yang
dianjurkan oleh tenaga kesehatan.

BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Dalam penelitian ini, ibu hamil trimester III di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan
RSUP Fatmawati yang menjadi sampel pada umumnya mengalami kecemasan dalam
menghadapi persalinan (52.5%) dan sisanya tidak mengalami kecemasan (47.5%).
2. Gambaran variabel menurut karakteristik ibu hamil trimester III yaitu:
a. Menurut umur, ibu yang tergolong high risk (<20 th dan >35 th) sebanyak 15.8%
dan low risk (20-35 tahun) sebanyak 84.2%
b. Menurut graviditas yaitu primigravida (43%) dan multigravida (57%)
c. Menurut tingkat pendidikan, ibu dengan pendidikan dasar (SD-SLTP) sebanyak
12%, pendidikan menengah (SMA sederajat) sebanyak 39.2%, dan pendidikan
tinggi (Akademi-PT) sebanyak 48.7%
d. Menurut pekerjaan yaitu ibu hamil yang tidak bekerja (58.9%) dan ibu hamil
yang bekerja (41.1%)
e. Menurut status kesehatan yaitu status kesehatan normal (84.8%) dan status
kesehatan tidak normal (15.2%)

3. Hasil penelitian didapat bahwa dari lima variabel yang diteliti, tiga variabel ternyata
tidak dapat membuktikan adanya hubungan yaitu umur (p=0.873), pekerjaan
(p=0.133), dan status kesehatan (p=0.692) dengan kecemasan dalam menghadapi
persalinan. Sedangkan variabel yang lain, yaitu graviditas (p=0.005) dan tingkat
pendidikan (p=0.05) secara statistik dapat membuktikan adanya hubungan yang
signifikan dengan kecemasan dalam menghadapi persalinan.

B. Saran
1. Untuk Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUP Fatmawati
Agar menyediakan jasa konsultasi yamg berguna bagi ibu hamil untuk dapat
terhindar dari kecemasan dalam menghadapi persalinan
2. Untuk Tenaga Kesehatan
a. Meningkatkan peran serta perawat/bidan dalam memberikan promosi
kesehatan kepada ibu hamil pada saat antenatal care tentang proses kehamilan
dan persalinan.
b. Menganjurkan pada ibu hamil khususnya primigravida dan ibu berpendidikan
rendah untuk melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur, sehingga ibu
hamil tersebut lebih mengetahui informasi mengenai kehamilan dan
kesehatannya.
c. Perawat maupun tenaga kesehatan lainnya disarankan untuk meningkatkan
caring dan empati pada ibu hamil, terutama bagi primigravida dan ibu

berpendidikan rendah yang sangat membutuhkan informasi lebih mengenai


kehamilan dan persalinannya untuk mengatasi kecemasan.
3. Untuk Pendidikan Keperawatan
Lebih meningkatkan dan mengembangkan ilmu khususnya ilmu keperawatan
maternitas dan keperawatan jiwa tentang kecemasan pada ibu hamil trimester III
dalam menghadapi persalinan agar dapat memberikan asuhan keperawatan secara
optimal.
4. Untuk Peneliti Lain
Disarankan perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang kecemasan ibu hamil
trimester III dalam menghadapi persalinan dengan desain yang berbeda (misalnya
Kohort) dan variabel-variabel yang belum diteliti dalam penelitian ini (misalnya
dukungan keluarga, pengetahuan, kepercayaan, keyakinan, perubahan fisiologis,
dan psikologis) yang diduga berhubungan erat dengan kecemasan dalam
menghadapi persalinan.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Atiq, M. Hamil tanpa masalah. Diunduh dari:


http://baitijannati.wordpress.com/2007/05/28/hamil-tanpa-masalah/ (diakses 1 Juni
2009), 2007.
Amir, Achsin. Untukmu ibu tercinta. Bogor: Prenada, 2003.
Aprianawati, R.B. Hubungan antara dukungan keluarga dengan kecemasan ibu hamil
menghadapi kelahiran anak pertama pada masa triwulan ketiga. Diunduh dari:
http://74.125.153.132/search?q=cache:lUaWihA6M_sJ:rac.uii.ac.id/ (diakses 10 Juni
2009), 2007.
Arikunto, S. Prosedur penelitian, suatu pendekatan praktek. Jakarta: Rineka Cipta, 2002.
Astuti, Ratna. Faktor-faktor penyebab kecemasan primigravida di Puskesmas Tanjung Sari
Sumedang (Skripsi). Bandung: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjajaran,
2005.
Benson, R.C., Psychologic aspects of obstetric and gynecology in Current Obstetric and
Gynecology Diagnosis and Treatment, 6 th Ed. California: Lange Medical, 1984.
Bobak, L.M; D.L Lowdermilk; and M.D Jensen. Keperawatan maternitas Edisi 4. Alih bahasa
Wijayarini, M.A & Anugerah, P. I. Jakarta: EGC, 2004.
Danang. Tanda bahaya kehamilan. Diunduh dari: http://masdanang.co.cc/?p=22 (diakses 21
April 2009), 2008.
Depkes RI. Indonesia sehat 2010. Jakarta, 1999.
Dinkes Jabar. Akibat Beban Ganda Perempuan rentan Stres. Diunduh dari:
http://www.google//pikiranrakyatbandung.com (diakses 1 Agustus 2009), 2003.
Dinkes Kaltim. Diunduh dari: http://dinkeskaltim.com/ (diakses 1 Agustus 2009), 2008.
Farrer, Helen. Perawatan maternitas Edisi 2. Jakarta: EGC, 2001.

Gorrie, T.M., McKinney, E.S., & Murray, S. Foundations of maternal newborn/ /nursing/. 2 nd
Ed. United States of America: W.B. Saunders Company, 1998.
Hamilton, Persis Mary. Dasar-dasar keperawatan maternitas Edisi 6. Alih bahasa Asih, Ni
Luh Gede Yasmin. Jakarta: EGC, 1995.

Hasuki, I. Trauma kehamilan dan pengaruhnya pada janin. Diunduh dari:


http://www.tabloid-nakita.com/artikel.php3?edisi=05234&rubrik=kecil (diakses 15
Mei 2009), 2007.

Hidayat, A. Aziz Alimul. Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data. Jakarta:
Salemba Medika, 2008.

Jayalangkara, A. Gangguan jiwa pada kehamilan. Diunduh dari:


http://74.125.153.132/search?q=cache:OjjSBxtA3sYJ:med.unhas.ac.id/ (diakses 27
Mei 2009), 2005.

Kaplan, H.I and Saddock, B.J. Ilmu kedokteran jiwa darurat. Jakarta: Widya Medika, 1998.

Kartono, K. Psikologi Wanita: Mengenal wanita sebagai ibu dan nenek. Bandung: Mandar
Maju, 1992.

Kushartanti, W., Soekamti, E. R., & Sriwahyuniati, C. F. Senam hamil: menyamankan


kehamilan, mempermudah persalinan. Yogyakarta: Lintang Pustaka, 2004.

Lestaringsih, S. Peran pria dalam kehamilan. Diunduh dari: http://www.ayahbunda.com


(diakses 10 Juni 2009 ), 2006.

Manuaba, Ida Bagus Gede. Ilmu Kebidanan, Penyakit kandungan dan keluarga berencana
untuk pendidikan Bidan. Jakarta: EGC, 1998.

Maramis, Willy F. Catatan ilmu Kedokteran jiwa Cetakan 9. Surabaya: Airlangga University
Press, 2005.

Nursalam. Konsep dan penerapan metode penelitian ilmu keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika, 2008.

Notoatmodjo, S. Metode penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta, 2002.

_____, Pendidikan dan perilaku kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta, 2003.

Simkin, Penny. Panduan lengkap kehamilan, Melahirkan, dan Bayi Edisi Revisi. Jakarta:
Arcan, 2007.

Stuart, G.W and Sundeen, S.J; alih bahasa Ramona,dkk. Buku saku keperawatan Jiwa Edisi 3.
Jakarta: EGC, 1998.
Sulaiman, Sastra Winata. Obstetri fisiologi. Bandung: Universitas Padjajaran, 1983.

Suririnah. Stres dalam kehamilan berpengaruh buruk. Diunduh dari:


http://www.infoibu.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=27
(diakses 1 Juni 2009), 2004.

Tobing, Nia L., Hamil di usia 20, 30, atau 40 an. Diunduh dari:
http://ww3.yuwie.com/blog/?id=67503 (diakses 10 Juni 2009), 2007.

Wangmuba. Pengertian kecemasan. Diunduh dari:


http://wangmuba.com/2009/02/13/pengertian-kecemasan/ (diakses 21 April 2009),
2009.

Wiknjosastro, H. Ilmu kebidanan Edisi 3 Cetakan 2. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, 1992.

Yuliana, Stefania Wednesdya. Gambaran tingkat kecemasan ibu Hamil trimester III di UPT
Ibrahim Adjie Kota Bandung (Skripsi). Bandung: Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Padjajaran, 2008.

Zung, W.W.K. Rating Anxiety for anxiety disorder physychosomatic. USA: Mosby Company,
1997.

Você também pode gostar