Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Oleh :
Justin Darren Raj
0810314259
Preseptor :
Dr. Sylvia Rachman Sp. Rad
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Hepar
Hepar merupakan kelenjar yang terbesar dalam tubuh manusia.Hepar pada
manusia terletak pada bagian atas cavum abdominis, di bawah diafragma, di kedua
sisi kuadran atas, terbanyak dihipochondrium kanan, epigastrium, dan melebar ke
hipokondrium kiri.Beratnya 1200 1600 gram.Permukaan atas terletak bersentuhan
di bawah diafragma, permukaan bawah terletak bersentuhan di atas organ-organ
abdomen.Hepar difiksasi secara erat oleh tekanan intraabdominal dan permukaan
hepar sebagian ditutupi peritoneum yang merupakan Capsula Glissoni, kecuali di
daerah posterior-superior yang berdekatan dengan v.cava inferior dan mengadakan
kontak langsung dengan diafragma. Bagian yang tidak diliputi oleh peritoneum
disebut bare area.Terdapat refleksi peritoneum dari dinding abdomen anterior,
diafragma dan organ-organ abdomen ke hepar berupa ligamen.Hepar dikelilingi oleh
cavum toraks dan bahkan pada orang normal tidak dapat dipalpasi (bila teraba berarti
ada pembesaran hepar). Permukaan lobus kanan dpt mencapai sela iga IV/V tepat di
bawah aerola mammae.
Hepar terdiri atas lobus dextra, lobus sinistra, lobus caudatus, lobus
quadratus.Secara anatomis, pada sisi anterosuperior oleh lig.Falsiformis dibagi
menjadi lobus dekstra dan sinistra. Pada sisi posterior, lobus kaudatus terletak
diantara v .cava inferior dan fissura lig. Venosum . Lobus ini memiliki prosessus
kaudatus ( berupa ismus jaringan hepar ) yang menghubungkannya dengan lobus
dekstra. Lobus kuadratus terletak antara fossa vesika fellea dan fissura lig.Teres.
Batas bawah menyerong ke atas dari iga IX kanan ke iga VIII kiri
Vena hepatica dan vena cava inferior. Seluruh vena hepatica terletak
intra hepatika dan masuk kedalam vena cava inferior ketika melewati
sulkus di facies posterior hepar.
gastrohepatica
dan
ligamentum
hepatoduodenalis
2.
gliserol)
3.
Pembentukan cholesterol
4.
bila ada hubungan dengan katup jantung yang beraksi adalah faktor intrinsik.Fibrin
harus isomer biar kuat pembekuannya dan ditambah dengan faktor XIII, sedangakan
Vit K dibutuhkan untuk pembentukan protrombin dan beberapa faktor koagulasi.
5. Fungsi hepar sebagai metabolisme vitamin
Semua vitamin disimpan di dalam hepar khususnya vitamin A, D, E, K
6. Fungsi hepar sebagai detoksikasi
Hepar adalah pusat detoksikasi tubuh, Proses detoksikasi terjadi pada proses oksidasi,
reduksi, metilasi, esterifikasi dan konjugasi terhadap berbagai macam bahan seperti
zat racun, obat over dosis.
7. Fungsi hepar sebagai fagositosis dan imunitas
Sel kupfer merupakan saringan penting bakteri, pigmen dan berbagai bahan melalui
proses fagositosis. Selain itu sel kupfer juga ikut memproduksi - globulin sebagai
immune livers mechanism.
8.
Fungsi hemodinamik
Hepar menerima 25% dari cardiac output, aliran darah hepar yang normal 1500
cc/ menit atau 1000 1800 cc/ menit. Darah yang mengalir di dalam a.hepatica
25% dan di dalam v.porta 75% dari seluruh aliran darah ke hepar
9. Fungsi hepar sebagai kelenjar eksokrin
Hepar menghasilkan sekresi empedu sebanyak 1000 cc setiap hari.
pigmen empedu, sebagai hasil pemecahan Hb eritrosit dalam lien dan medulla
osseum (bilirubin yang tidak mengandung Fe akan masuk darah ke hepatosit)
protein
kolesterol
1. Tunica Mucosa
Bagian dinding ini mudah mengalami kerusakan post mortem, maka pembuatan
sediaan kandung empedu sangat sulit. Tunica mucosa melipat-lipat membentuk rugae
pada permukaan. Pada liatan yang besar akan terdapat lipatan-lipatan yang lebih
kecil. Lipatan-lipatan tersebut akan mendatar apabila kandung empedu berisi penuh.
Epitel
Terdiri atas selapis sel silindris tanpa sel piala.Sel-selnya mempunyai inti oval dengan
butir-butir kromatin halus.Inti terdapat di bagian basal sel. Pada permukaan sel
terdapat banyak microvilli.
Lamina Propria
Sebagai jaringan pengikat di bawah pitel.Tidak diketemukan kelenjar kecuali pada
collum yang berbentuk tubulo alveolar dengan sel-sel yang berbentuk kuboid jernih,
dengan inti gelap terdesak ke basal. Kelenjar ini menghasilkan mucus
2. Tunica Muscularis
Terdiri atas anyaman serabut-serabut otot polos yang berjalan sirkuler, longitudinal
dan menyerong dengan disertai serabut-serabut elastis.
3. Tunica Perimuscularis
Merupakan jaringan pengikat agak padat yang membungkus seluruh kandung empedu
dan melanjutkan diri kedalam jaringn interlobular hepar.Di dalamnya banyak
mengandung serabut-serabut elastis dengan beberapa fibroblast, sel lemak, sel
limfoid, pembuluh darah, pembuluh limfe dan serabut-serabut saraf.
4. Tunica Serosa
Bagian kandung empedu yang tidak menempel pada permukaan hepar dibungkus
oleh peritoneum yang melanjutkan diri membungkus hepar.Peritoneum yang
menutupi kandung empedu merupakan tunica serosa.
dari
kandung empedu
melalui
ductus
cholodochus
ke
dalam
1.3 Pankreas
Pankreas merupakan organ tubuh istimewa yang berfungsi ganda sebagai
kelenjar eksokrin dan endokrin.Sebagai kelenjar eksokrin pankreas membantu dan
berperan penting dalam sistem pencernaan dengan mensekresikan enzim-enzim
pankreas seperti amilase, lipase dan tripsin.Sebagai kelenjar endokrin, pankreas
dikenal dengan produksi hormon-hormon insulin dan glukagon yang berperan dalam
metabolisme glukosa.Fungsi endokrin pankreas dilakukan oleh pulau-pulau
Langerhans yang tersebar di antara bagian eksokrin pankreas (Guyton, 1976;
Greenspan dan Forsham, 1983; Sundler dan Hakanson, 1988).
Dari hasil penelitian Sundler dan Hakanson (1988) dengan menggunakan
elektron mikroskop dilaporkan bahwa pulau Langerhans berisi kurang lebih lima
jenis sel endokrin. Empat dari lima tipe tersebut adalah sel-sel , sel-sel , sel-sel
somatostatin dan PP, yang dapat diketahui melalui respon dari hormon yang
dikandungnya. Tipe sel kelima, disebut sel DI belum dapat diidentifikasi. Pada
pankreas manusia normal sel insulin berkisar 62% dari jumlah total sel di pulau
Langerhans, glukagon 15%, PP 14%, somatostatin 9% dan DI kurang dari 1%
(Sundler dan Hakanson, 1988). Pada babi jumlah sel glukagon berkisar antara 5-30%
dari total sel di pulau Langerhans (Delmann, 1993).
Pankreas merupakan organ penting dalam mengukur kadar glukosa darah.
Hormon yang berperan dalam pengaturan kadar glukosa darah tersebut adalah insulin
yang disekresikan oleh sel beta dan glikogen yang disekresikan oleh sel alfa. Adanya
senyawa kimia yang masuk kedalam tubuh dengan dosis tinggi dapat menghancurkan
sel-sel pulau langerhans. Kerusakan-kerusakan sel beta pulau langerhans ini akan
menyebabkan produksi insulin menurun. Dengan turunnya insulin maka akan
mengakibatkan hiperglikemia (Ganong, 1995).
2. Hubungan
a.
b.
Ke posterior: Dari kanan ke kiri: ductus choledochus, vena portae hepatis dan
vena lienalis, vena cava inferior, aorta, pangkal arteria mesenterica superior,
musculus psoas major sinistra, glandula suprarenalis sinistra, ren sinister, dan
hilum lienale.
3. Vaskularisasi
a. Arteriae
A.pancreaticoduodenalis superior (cabang A.gastroduodenalis )
A.pancreaticoduodenalis inferior (cabang A.mesenterica cranialis)
4. Aliran Limfatik
Kelenjar
limfe
terletak
di
sepanjang
arteria
yang
mendarahi
5. Inervasi
Berasal dari serabut-serabut saraf simpatis (ganglion seliaca) dan parasimpatis
(vagus).
6. Ductus Pancreaticus
a. Ductus Pancreaticus Mayor (Wirsungi)
Mulai dari cauda dan berjalan di sepanjang kelenjar menuju ke caput,
menerima banyak cabang pada perjalanannya. Ductus ini bermuara ke pars
desendens duodenum di sekitar pertengahannya bergabung dengan ductus
choledochus membentuk papilla duodeni mayor Vateri. Kadang-kadang muara
ductus pancreaticus di duodenum terpisah dari ductus choledochus.
b. DuctusPancreaticus Minor (Santorini)
Mengalirkan getah pancreas dari bagian atas caput pancreas dan kemudian
bermuara ke duodenum sedikit di atas muara ductus pancreaticus pada papilla
duodeni minor.
c. Ductus Choleochus et Ductus Pancreaticus
1.3.2
Histologi Pankreas
Pankreas berperansebagai kelenjar eksokrin dan endokrin.Kedua fungsi
BAB 2
PENCITRAAN PADA HEPAR, KANDUMG EMPEDU DAN PANKREAS
2.1 Hepar
2.1.1 Ultrasound
Ultrasound (USG) sering merupakan pemeriksaan pertama yang diminta pada
pasien yang datang dengan nyeri kuadran kanan atas, tes fungsi hati yang abnormal,
atau dicurigai adanya keganasan. USG adalah alat skrining yang sangat baik . Ini
adalah kerana pemeriksaannya yang cepat, portabel, dan relatif murah dan tidak
melibatkan radiasi . Dengan penggunaan teknik warna Doppler, kelainan pembuluh
darah hati termasuk trombosis vena dan temuan hipertensi portal dapat diidentifikasi
.Hal ini sangat berguna dalam mengevaluasi patensi pembuluh pada pasien setelah
transplantasi hati.
Ultrasonografi memanfaatkan transmisi gelombang suara frekuensi tinggi
melalui tubuh.Sejenis transduser digunakan baik untuk memancarkan dan menerima
suara frekuensi yang sangat tinggi (3,5-12MHz ). Teknik ini menggunakan deteksi
radar -seperti objek melalui sinar, di managelombang suara frekuensi tinggimemantul
dari objek dan terdeteksi oleh transduser. Sinyal-sinyal ini diteruskan ke komputer ,
yang menampilkan gambar dua dimensidalam bidang apa pun yang ditentukan oleh
orientasi transduser. Istilah untukberbagai bayangan abu-abu yang terlihat dalam
gambar USG dikenal sebagaiechogenicity.
Aliran pembuluh darah dapat divisualisasikan oleh USG dengan pencitraan
Doppler , yang terdiri dari tigajenis : warna, spektral , atau Power Doppler Imaging .
Dalam pencitraan Doppler warna, sejenis pameran kode-warna menghasilkan peta
berwarna daripada pembuluh-pembuluh.Bayangan warna dan intensitas warna
mencerminkan arah aliran darah dan kecepatan, masing-masing.Pencitraan Doppler
spektral digambarkan seperti sesuatu bentuk sinewave di mana puncak
menggambarkan peningkatan kecepatan aliran dan jurang mewakili
penurunankecepatan aliran. Hal ini sering dikombinasikan dengan pencitraan warna
Doppler dan bersama-sama disebutpencitraan duplex .Bentuk alternatif pemetaan
pencitraan Doppler menggunakan warna adalah Power Doppler Imaging. Power
Doppler imaging lebih sensitif dibandingkan Doppler warna dalam mendeteksi
kecepatan aliran, tapi tidak bisa tidak menunjukkan arah aliran seperti warna Doppler
.
2.1.2 CT-Scan
Computed tomography ( CT ) yang sangat berguna untuk mengevaluasi hati
untuk kelainan difus dan kelainan fokal . Beberapa protokol telah dikembangkan
untuk mengoptimalkan deteksi dan karakterisasi lesi hepar.Hal ini penting untuk
memahami pemikiran dasar di balik teknik ini untuk menyesuaikan pemeriksaan bagi
seorang individu. CT-scan non-kontrasenhanced digunakan pada pasien yang telah
mengalami penurunan fungsi ginjal, bagi mereka yang memiliki alergi terhadap agen
2.1.4 CT-Portography
CT portography kadang-kadang digunakan sebelum hepatectomy parsial
untuk mencari tambahan lesi hati metastatik .Sebuah kateter angiografi ditempatkan
di arteri mesenterika superior atau arteri splenic dan kemudian pasien dipindahkan ke
ruang CT untuk pencitraan sewaktu injeksi bahan kontras. Karena metastasis tidak
diperfusi oleh darah vena portal, akan muncul gambaran filling defectnegatif .Teknik
ini sedikit lebih sensitif untuk identifikasi metastasis hati tambahan daripada CT hati
rutin.
proses penempatan ruang. Lesi yang lebih kecil dari 2 cm mungkin terlewatkan . Sel
darah merah Technetium berlabel( RBC ) scanning dengan single photon emission
computed tomography( SPECT ) dapat membantu dalam evaluasi lesi lebih besar dari
2 cm. Pemeriksaan ini spesifik untuk mendeteksi hemangioma. Walaupun jarang
digunakan, galium scanning dapat menunjukkan peningkatan aktivitas di hati pada
hepatoma, beberapa metastasis, abses, dan limfoma .
Gambar 10. Foto polos Abdomen menunjukkan adanya batu pada kandung
empedu dan batu mengandungi gas(Mercedes Benz sign)
2.2.3 Ultrasonografi(USG)
Ultrasonografi adalah metode skrining yang lebih dipilih untuk empedu dan
penyakit kandung empedu karena biaya dan kenyamanan. Setelah 6 jam puasa,
pencitraan dapat dilakukan dengan pasien dalam posisi terlentang dan dekubitus.
Ikterus tidak mengganggu pemeriksaan.Kemampuan untuk mendeteksi dilatasi
empedu, penebalan dinding, dan batu dan mengevaluasi parenkim hati dan pankreas
sangat bermanfaat pada USG. USG dapat mendeteksi batu kecil daripada yang bisa
OCG .
2.2.4 Koleskintigrafi
Scan hepatobiliary atau koleskintigrafi adalah studi dinamis patofisiologi
sistem bilier. Injeksi IV senyawa asam iminodiacetic technetium label
memungkinkan pencitraan dari kantong empedu , dan radioaktivitas dapat ditelusuri
sampai ke duodenum . Kurangnya mengisi kantong empedu merupakan indikasi dari
obstruksi duktus sistikus dan merupakan tanda yang sangat nyata dari kolesistitis
akut.Tertundanya pengisisan dari kandung empedu (dalam waktu 4 jam) terlihat pada
2.2.6. CT-Scan
Computed tomography dapat mendeteksi batu empedu dan pelebaran saluran
empedu tetapi kurang sensitif dibandingkan ultrasonografi.CT berguna dalam
mengevaluasi parenkim hati danpankreas untuk neoplasma.Hal ini juga lebih sensitif
dibandingkan film polos abdomen dalam mendeteksi empedu dan gas vena portal.CT
berguna dalam diagnosis dan pementasan karsinoma kandung empedu.Penyakit
empedu dan kandung empedu dapat menjadi temuan insidental pada CT abdomen.
2.2.7 MRI
Penggunaan magnetic resonance imaging pada pemeriksaan kandung empedu
dan saluran empedu relatif baru.MRI mungkin lebih baik daripada CT atau USG
untuk mendeteksi dilatasi bilier.Radiasi pengion tidak digunakan dalampemeriksaan
ini, yang merupakan pertimbangan penting dalam menggunakan pemeriksaan ini.